HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH APLIKASI KALSIUM DAN BIOPORI TERHADAP CEMARAN GETAH KUNING DAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) TIARA SEPTIROSYA A

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ca(OH) 2-3(3) CaCl 2-1(3) CaCl 2-3(2) JALAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal AgroPet Vol. 11 Nomor 1 Desember 2014 ISSN: PENGENDALIAN GETAH KUNING MANGGIS MELALUI PENGATURAN DOSIS SUMBER KALSIUM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI PUPUK KALSIUM DAN BORON UNTUK MENGURANGI CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DHIKA PRITA HAPSARI

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI KALSIUM UNTUK MENGENDALIKAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) DI BOGOR DAN PURWOREJO SITI NURJANNAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Data rata-rata volume aliran permukaan pada berbagai perlakuan mulsa vertikal

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS DENGAN PUPUK KALSIUM DI KABUPATEN BOGOR DAN PURWOREJO FAHROYATI NORA HANDAYANI

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,

HASIL DAN PEMBAHASAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

Waktu dan Dosis Aplikasi Kalsium dan Boron untuk Pengendalian Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) di Tiga Sentra Produksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Fisik Buah Kualitas fisik buah merupakan salah satu kriteria kelayakan ekspor buah manggis. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kualitas fisik buah meliputi diameter transversal dan longitudinal (Tabel 1) serta terhadap bobot buah beserta bagian-bagiannya (Tabel 2). Hasil pengukuran pada Tabel 1 menunjukkan bahwa diameter buah tidak dipengaruhi oleh aplikasi kalsium maupun biopori. Diameter transversal buah manggis yang diamati berkisar antara 5.37-5.66 cm, sedangkan diameter longitunal 4.48-4.78 cm. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (2009) buah manggis ini termasuk ke dalam kode ukuran 3 (diameter 5.3-5.8 cm). Tabel 1. Diameter buah manggis Perlakuan Transversal Diameter Longitudinal cm... Kontrol (0 kg Ca) 5.55 4.48 5. 33 kg 5.53 4.55 10.67 kg 5.47 4.53 3.55 kg 5.50 4.69 7.11 kg 5.53 4.78 Uji F tn tn Tanpa biopori 5.37 4.52 Dengan biopori 5.66 4.70 Uji F tn tn Interaksi tn tn Keterangan: (tn) tidak berpengaruh nyata Perlakuan kalsium dan biopori juga tidak mempengaruhi bobot buah. Pada penelitian ini perbedaan dosis kalsium dan aplikasi teknologi biopori tidak berpengaruh terhadap pembentukan dinding sel baru saat perkembangan buah. Bobot buah yang diamati pada penelitian ini berkisar antara 69.97-82.72 g.

17 Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (2009) buah manggis ini termasuk ke dalam kode ukuran 3 (bobot 76-100 g) dan kode ukuran 4 (bobot 51-75 g). Menurut Primilestari (2001) pertambahan bobot dan diameter buah manggis disebabkan adanya pertambahan luas dan volume sel. Pertambahan luas dan volume sel-sel tersebut tidak dipengaruhi oleh kalsium, karena kalsium merupakan unsur yang berperan pada dinding sel dalam bentuk Ca-pektat dan berfungsi mempertahankan integritas dinding sel, sehingga kalsium tidak berpengaruh terhadap bobot maupun diameter buah. Tabel 2. Bobot buah manggis Perlakuan Bobot Utuh Aril Biji Kulit.... g. Kontrol (0 kg Ca) 80.72 27.82 0.99 51.2 5. 33 kg 71.37 26.83 0.98 48.48 10.67 kg 76.92 25.53 1.10 50.62 3.55 kg 75.42 25.54 1.02 52.02 7.11 kg 82.72 31.48 1.23 48.48 Uji F tn tn tn tn Tanpa biopori 69.97 25.70 1.00 45.56b Dengan biopori 84.89 29.18 1.13 54.69a Uji F tn tn tn * Interaksi tn tn tn tn Keterangan: (tn) tidak berpengaruh nyata; (*) berpengaruh nyata pada taraf 5% Berdasarkan analisis korelasi menunjukan hubungan yang erat antara diameter buah dengan bobot buah manggis (r = 0.77**). Semakin besar diameter buah maka semakin besar pula bobot buah manggis yang diamati. Menurut Badan Standarisasi Nasional (2009) salah satu parameter penilaian kualitas buah manggis ialah kemudahan buah untuk dibuka. Tingkat kemudahan buah untuk dibuka dapat dilihat berdasarkan hasil pengukuran terhadap ketebalan kulit, kekerasan kulit, serta resistensi buah. Pada Tabel 3 terlihat bahwa aplikasi kalsium dalam berbagai dosis tidak berpengaruh nyata terhadap ketebalan kulit, kekerasan, serta resistensi buah.

18 Tanaman manggis yang diberi perlakuan biopori memiliki resistensi kulit buah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman manggis yang tidak diaplikasikan biopori. Tabel 3. Tebal kulit, kekerasan, dan resistensi buah manggis Perlakuan Tebal Kulit (cm) Kekerasan (kg/det) Resistensi (kgf/cm 2 ) Kontrol 0.65 1.99 2.48 5. 33 kg 0.67 2.09 2.44 10.67 kg 1.17 2.14 2.41 3.55 kg 0.69 2.39 2.71 7.11 kg 0.61 2.16 2.57 Uji F tn tn tn Tanpa biopori 0.65 2.01 2.35b Dengan biopori 0.87 2.29 2.69a Uji F tn tn ** Interaksi tn tn tn Keterangan: (tn) tidak berpengaruh nyata ; (**) berpengaruh nyata pada taraf 5% Resistensi menunjukkan kemampuan buah dibuka setelah diberi sejumlah tekanan. Semakin besar nilai resistensi maka semakin tinggi kekerasan buah tersebut sehingga lebih sulit dibuka secara normal. Menurut Ismadi (2012) tingginya tingkat resistensi pada kulit buah manggis disebabkan oleh peningkatan kandungan lignin. Menurut Primilestari (2011) kadar kalsium yang terlalu tinggi diduga menyebabkan ikatan antara rantai pektin menguat dan kulit buah menjadi keras. Bila kulit buah keras maka akan menyebabkan buah sulit dibuka. Pengaplikasian kalsium yang dikhawatirkan dapat meningkatakan kekerasan kulit buah sehingga buah sulit dibuka, tidak terbukti pada penelitian ini. PTT dan TAT Buah Salah satu kriteria manggis yang disukai konsumen ialah manggis yang memiliki rasa yang manis dan tidak asam. Tingkat kemanisan dan keasaman suatu buah dapat dilihat dari nilai padatan terlarut total (PTT) dan total asam tertitrasi

19 (TAT) dari buah tersebut. Hasil pengukuran terhadap PTT dan TAT disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. PTT dan TAT buah manggis Perlakuan PTT ( 0 brix) TAT (%) Kontrol (0 kg Ca) 17.26 1.14 5. 33 kg C1 18.17 1.42 10.67 kg C3 18.16 1.34 3.55 kg C2 17.98 1.21 7.11 kg C4 18.97 1.17 Uji F tn tn Tanpa biopori 18.26 1.19 Dengan biopori 17.95 1.32 Uji F tn tn Interaksi tn tn Keterangan: (tn) tidak berpengaruh nyata Berdasarkan hasil penelitian, aplikasi kalsium dan teknologi biopori tidak berpengaruh terhadap tingkat kemanisan dan keasaman buah. Tanaman manggis yang diaplikasikan kedua perlakuan tersebut tidak menunjukan adanya peningkatan atau penurunan rasa manis. Nilai padatan terlarut total (PTT) mengindikasikan tingkat kemanisan buah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kalsium dalam bentuk dolomit maupun kalsit dengan berbagai dosis baik dengan aplikasi biopori maupun tidak, tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kemanisan buah manggis. Kandungan asam yang terdapat pada buah manggis tidak dipengaruhi oleh kandungan kalsium dari buah tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya (Wulandari, 2008; Dorly, 2011; Oktaviani, 2009; Primilestari, 2009) yang menyatakan bahwa pemupukan kalsium tidak mengurangi rasa manis (PTT) dan tidak meningkatkan rasa asam (TAT) manggis. Buah manggis yang diamati pada penelitian ini memiliki PTT 17.26-18.97 0 brix. Menurut Dorly (2009) buah manggis yang dipanen pada umur ± 16 minggu setelah anthesis memiliki PTT berkisar antara 18-20 brix. Nilai total asam tertitrasi (TAT) yang diperoleh juga tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata

20 antar perlakuan. Nilai TAT yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 1.43-1.78 %. Cemaran Getah Kuning Getah kuning merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas buah manggis. Cemaran getah kuning menyebabkan buah menjadi tidak layak ekspor. Getah kuning pada kulit dan daging buah dinyatakan dalam skor dan persentase buah tercemar serta persentase juring tercemar. Cemaran getah kuning yang tinggi ditandai dengan peningkatan skor dan peningkatan persentase buah tercemar getah kuning. Perlakuan kalsium dalam bentuk dolomit dan kalsit berpengaruh nyata terhadap penurunan persentase buah bergetah kuning pada kulit dan aril buah (Tabel 5). Aplikasi 5.33 kg dolomit/ pohon/ tahun dapat mengurangi kejadian getah kuning pada aril buah hingga 0% serta dapat menjadikan persentase juring bergetah hingga 0%. Aplikasi 7.11 kg kalsit/ pohon/ tahun menghasilkan persentase buah yang kulitnya tercemar getah kuning terkecil dibandingkan perlakuan lainnya, yakni 26.67% (Tabel 5). Tabel 5. Persentase buah yang bergetah kuning pada kulit, aril, dan persentase juring bergetah kuning Perlakuan % Buah bergetah kuning Kulit Aril % Juring bergetah kuning 1 Kontrol (0 kg Ca) 60.00a 33.33a 10.50 5. 33 kg 72.23a 00.00b 0.00 10.67 kg 72.23a 33.33a 8.33 3.55 kg 66.67a 11.11b 1.85 7.11 kg 26.67b 33.33a 5.78 Uji F ** ** tn Tanpa biopori 63.89 19.44 4.02 Dengan biopori 57.78 23.08 4.84 Uji F tn tn tn Interaksi ** ** tn Keterangan: ( 1 ) data yang diolah adalah transformasi menggunakan x+0.5, data yang disajikan adalah sebelum transformasi; Angka-angka yang diikuti oleh huruf berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

21 Pengaruh aplikasi teknologi biopori belum terlihat secara nyata pada musim panen tahun ini. Hal ini dikarenakan biopori yang diharapkan dapat terbentuk melalui aplikasi teknologi biopori belum terbentuk dalam jangka waktu tiga bulan. Berdasarkan penelitian Wuest (2001) peningkatan jumlah biopori hingga 100% secara alami terjadi setelah satu tahun. Tidak berpengaruhnya aplikasi teknologi biopori juga diduga disebabkan oleh kurangnya jumlah lubang biopori yang diaplikasikan pada setiap tanaman. Terdapat interaksi antara aplikasi kalsium dan teknologi biopori pada kulit dan aril buah. Kombinasi perlakuan 7.11 kg kalsit/ pohon/ tahun dengan aplikasi teknologi biopori efektif menurunkan kejadian getah kuning pada kulit hingga 11.11%. Kombinasi perlakuan ini menghasilkan rataan skor getah kuning terendah dibandingkan perlakuan lainnya, yakni 1 (Tabel 7). Skor 1 menunjukkan bahwa buah tersebut bersih tanpa adanya cemaran getah kuning pada kulit buah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dorly (2009) yang menunjukkan bahwa aplikasi dolomit dapat mengendalikan cemaran getah kuning pada kulit buah manggis. Getah kuning pada aril buah mencapai 0% apabila diaplikasikan 5.33 kg dolomit/ pohon/ tahun baik dengan teknologi biopori maupun tanpa teknologi biopori. Aplikasi 3.55 kg kalsit/ pohon/ tahun juga dapat menurunkan kejadian getah kuning hingga 0% jika diaplikasikan dengan teknologi biopori (Tabel 8). Kombinasi perlakuan tersebut menghasilkan rataan skor getah kuning terendah dibandingkan perlakuan lainnya, yakni skor 1. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Primilestari (2011) yang menyatakan bahwa dolomit efektif mencegah cemaran getah kuning pada aril buah manggis. Menurut Dorly (2008) getah kuning yang mengotori aril merupakan getah yang keluar akibat kerusakan dinding sel epitel penyusun sekretori getah kuning pada endokarp buah. Kerusakan ini terjadi akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan antara aril dan biji dengan kulit buah selama proses perkembangan buah. Berdasarkan hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kejadian getah kuning pada kulit dengan kejadian getah kuning pada aril buah (r = - 0.108). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Indriyani et

22 al. (2002) dan Mansyah et al. (2007) bahwa kedua kerusakan ini tidak berkorelasi dan memiliki penyebab yang berbeda. Tabel 6. Cemaran getah kuning pada kulit buah manggis Perlakuan Skor Getah Kuning % getah kuning Teknologi biopori Dosis (pohon/tahun) Rataan Peringkat di kulit Kontrol (0 kg Ca) 2.50 57.33a 83.34ab 5. 33 kg 1.67 42.50bcd 66.67abcd Tanpa biopori 10.67 kg 1.78 46.83bc 77.78abc 3.55 kg 1.33 29.50cd 33.33de 7.11 kg 1.50 36.00bcd 50.00bcd Kontrol (0 kg Ca) 1.44 33.83bcd 44.44cd 5. 33 kg 1.78 46.83bc 77.78abc Dengan biopori 10.67 kg 1.67 42.50bcd 66.67abcd 3.55 kg 2.00 53.78ab 88.89a 7.11 kg 1.11 20.83d 11.11e Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda, berbeda nyata berdasarkan uji Dunn (skor getah kuning pada kulit) dan uji DMRT (persentase getah kuning pada kulit) pada taraf 5% Tabel 7. Cemaran getah kuning pada aril buah manggis Perlakuan Skor Getah Kuning % getah Teknologi biopori Dosis (pohon/tahun) kuning di Rataan Peringkat aril Kontrol (0 kg Ca) 1.33 37.50ab 16.67c 5. 33 kg 1.00 30.00b 0.00c Tanpa biopori 10.67 kg 1.00 30.00b 0.00c 3.55 kg 1.22 38.22ab 22.22bc 7.11 kg 1.67 54.67a 66.67a Kontrol (0 kg Ca) 1.44 46.44ab 44.44ab 5. 33 kg 1.00 30.00b 0.00c Dengan biopori 10.67 kg 1.67 54.67a 66.67a 3.55 kg 1.00 30.00b 0.00c 7.11 kg 1.11 34.11b 11.11c Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda, berbeda nyata berdasarkan uji Dunn (skor getah kuning pada kulit) dan uji DMRT (persentase getah kuning pada kulit) pada taraf 5%

23 Kalsium saling berikatan dengan pektin pada dinding sel yang menjadikan dinding sel tidak mudah pecah. Pecahnya saluran getah kuning pada manggis berkaitan dengan rendahnya konsentrasi kalsium pada dinding sel penyusun selsel epithelium. Menurut Dorly (2009) saluran getah kuning dikelilingi oleh sel-sel epithelium. Sel epithelium merupakn sel hidup yang dipadati oleh organel plastid, mitokondria, dan badan golgi. Pada saluran sekretori getah kuning kalsium berperan dalam mempertahankan integritas dinding sel epithelium. Kalsium merupakan unsur immobile di dalam tumbuhan yang paling banyak diserap melalui aliran masa. Aliran masa merupakan pergerakan hara di dalam tanah ke permukaan akar tanaman yang terangkut melalui aliran air sebagai aliran transpirasi (Munawar, 2011). Kalsium dalam bentuk Ca 2+ diangkut ke xylem melalui dinding sel (lintasan apoplas). Pada lintasan apoplas ini air dan hara yang diangkut melewati pita kaspari yang bersifat impermeable. Oleh karena itu hanya sedikit kalsium yang dapat ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman manggis. Transpirasi adalah proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Salah satu keuntungan bila terjadi transpirasi ialah mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem (Lakitan, 2008). Pada siang hari, stomata membuka dan terjadi transpirasi. Transpirasi menyebabkan kehilangan air, sehingga terjadilah pergerakan air tanah untuk menggantikan kehilangan air tersebut. Tingginya laju transpirasi menyebabkan lebih banyak kalsium yang dapat ditranslokasikan bersama dengan air pada proses transpirasi. Kebanyakan air ditranspirasikan melalui daun, sehingga banyak kalsium yang ditemukan di daun setelah terjadinya proses transpirasi. Buah juga melakukan transpirasi meski tidak sebanyak daun, oleh karena itulah hanya sedikit kalsium yang terakumulasi di buah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Primilestari (2011) dan Oktaviani (2011) yang menyatakan bahwa kalsium terdistribusi paling banyak ke daun sebagai salah satu organ tanaman dengan laju transpirasi tinggi dibandingkan dengan buah yang memiliki laju transpirasi yang rendah. Pembuatan lubang resapan biopori dapat memperbaiki aerasi di dalam tanah. Lubang resapan biopori yang dibuat menyediakan bahan makanan bagi

24 organisme yang terdapat di dalam tanah dalam bentuk serasah daun yang telah kering. Organisme ini secara tidak langsung membuat pori-pori yang akan terisi oleh udara dan menjadi tempat berlalunya air dan hara. Bila lubang ini tersedia dalam jumlah banyak, maka kemampuan tanah untuk meresapkan air akan meningkat (Sibarani dan Bambang, 2009). Pori-pori yang ada juga berfungsi menyimpan oksigen. Oksigen tersebut digunakan untuk berespirasi sehingga menghasilkan energi. Energi digunakan oleh akar untuk melakukan tekanan akar dan mengaktifkan serapan akar. Kalsium merupakan salah satu unsur yang dipasok dengan menggunakan tekanan akar (Munawar, 2011).