PELAKSANAAN PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN PENELITIAN"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan 7 banjar petakan dan bedengan. Luas dari setiap plot yaitu 2 m x 2 m. Dalam persiapan lahan juga dilakukan pembuatan parit sedalam ±25 cm agar drainase tetap terjaga. Persiapan Bibit Pemilihan bibit atau bahan tanaman diambil dari beberapa lokasi yang telah di survey terlebih dahulu. Bibit didapatkan dari sekitar lahan pertanaman agar memudahkan dalam pengangkutan dan penanaman. Pengambilan bibit dilakukan sekitar seminggu sebelum penanaman. Bibit yang diambil harus berasal dari tanaman yang kokoh, tumbuh tegak berumur diatas 7 bulan. Ukuran diameter bibit yang digunakan yaitu ±2,5 cm atau dibuat seseragam mungkin. Panjang ukuran stek yang digunakan yaitu 25 cm. Bahan tanam ditanam dengan posisi tegak dan bahan tanam yang digunakan dipotong dengan sistem gergaji rata. Penanaman Sebelum dilakukan penanaman dilakukan seleksi terlebih dahulu stek yang akan ditanam. Stek ditanam dengan cara menancapkan stek ke tanah sedalam 5 cm. Posisi stek jangan sampai terbalik. Tanda yang dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang di stek. Arah mata tunas menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai daun. Jarak tanam yang digunakan yaitu 100 cm x 100 cm.

2 Pemupukan Pupuk dasar diberikan pada awal penanaman dan pupuk susulan diaplikasikan 1 bulan setelah tanam, dengan ditugalkan pada jarak cm dari pangkal batang (0,972 gr Urea/tanaman, 0,972 gr SP36/tanaman, dan 0,50 gr KCL/tanaman). Pemeliharaan Tanaman Penyiraman Penyiraman dilakukan sesuai kondisi cuaca di lapangan. Penyiraman dilakukan pagi atau sore hari. Pada penelitian ini tidak diperlukan pengairan. Penyiangan Salah satu kegiatan menghindari persaingan antara gulma dan tanaman, maka dilakukan penyiangan. Kelemahan ubi kayu adalah pada fase pertumbuhan awal tidak mampu berkompetisi dengan gulma. Periode kritis atau periode tanaman harus bebas gangguan gulma saat berumur antara 5 10 minggu setelah tanam. Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan kondisi bebas gulma. Oleh karena itu, pengendalian gulma dilakukan pada 2 tahap, yaitu pada umur 4 5 minggu setelah tanam dan 8 minggu setelah tanam. Penyiangan gulma dilakukan secara manual atau menggunakan cangkul dengan membersihkan gulma yang ada di dalam maupun diluar plot penelitian. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan. Pembumbunan

3 Pembumbunan dilakukan 1 bulan setelah tanam. Pembumbunan dilakukan untuk mendapatkan tekstur tanah yang gembur yang dibutuhkan untuk perkembangan ubi kayu. Panen Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 6 bulan dengan mencabut tanaman sampel kemudian diukur peubah amatannya. Peubah Amatan Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi. Pengukuran tanaman dilakukan dengan menggunakan penggaris / meteran. Pengamatan dilakukan tanaman berumur 2 MST selama dua minggu sekali. Diameter batang (cm) Pengukuran diameter batang dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST. Pengukuran dilakukan menggunakan jangka sorong. Warna daun pucuk Pengamatan warna daun pucuk dilakukan dengan cara visual sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. Warna daun Pengamatan warna daun dilakukan dengan cara visual sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. Jumlah lobus daun Jumlah Lobus daun dihitung secara langsung manual. Diamati daun pada tanaman kemudian dihitung jumlah lobus daun.

4 Panjang lobus/lebar lobus daun Diukur dua daun dari bagian tengah tanaman. Diukur dari perpotongan semua lobus sampai pada bagian tengah lobus. Panjang petiole Panjang lobus dan panjang petiole diukur menggunakan penggaris secara manual. Diamati pada bagian tengah sepertiga tanaman. Warna petiole Pengamatan warna petiole dilakukan secara visual sesuai dengan karakteristik yang ditentukan. Panjang ubikayu (cm) Dilakukan perhitungan panjang akar tanaman ubi kayu yang telah dipanen. Panjang akar dapat diukur dengan menggunakan penggaris. Jumlah ubikayu per pohon Perhitungan jumlah akar ubi kayu dilakukan setelah pemanenan. Dilakukan pemisahan perlakuan pada saat pemanenan. Dihitung jumlah akar yang didapat. Diameter ubikayu (mm) Dilakukan pengamatan diameter akar. Pengamatan dilakukan menggunakan jangka sorong. Warna batang atas Pengamatan batang dilakukan dengan cara visual sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.

5 Warna batang bawah Pengamatan batang dilakukan dengan cara visual sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. Warna kulit luar ubikayu Warna kulit luar ditentukan dengan melihat warna kulit dalam dicocokkan dengan deskripsi tanaman ubi kayu. Warna kulit dalam ubikayu Warna kulit kedua diamati secara visual setelah kulit buah dikupas kemudian diamati warna kulit kedua umbi lalu dikupas lagi untuk melihat kulit dalam sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. Bobot ubikayu (kg) Setelah dilakukan pengukuran panjang dan jumlah akar dilakukan perhitungan bobot akar ubi kayu setiap genotipe per tanaman sampel.

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1. Hasil identifikasi karakter ubikayu Adira 1 Umur 6 bulan Parameter Ciri-ciri 1. Umur mulai berbunga Tidak ada bunga 2. Panjang/lebar lobus daun 13.4 cm/3.6 cm 3. Panjang petiole 15 cm 4. Jumlah lobus daun 5 5. Warna petiole Hijau 6. Warna pucuk daun Ungu 7. Warna daun Hijau gelap 8. Tinggi tanaman Umur 6 bulan: cm 10. Warna batang atas Hijau 11. Warna batang bawah Gading 12. Warna kulit luar ubikayu Coklat tua 13. Warna kulit dalam ubikayu Rose 14. Diameter ubikayu 6 bulan : 36,31 mm 15. Panjang ubikayu 6 bulan : 25,69 cm 16. Jumlah ubikayu 6 bulan : Hasil ubikayu (kg/tanaman) 6 bulan : 0,35 kg

7 Adapun sampel ubikayu varietas Adira 1 di lampirkan pada Gambar 1 berikut a. Ubikayu Adira 1 b. Daun pucuk c. Daun dan tangkai daun d. Batang bawah tengah dan atas Keterangan: 1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu 3. Warna ubikayu e. ubikayu dan kulit ubikayu Gambar 1. Sampel ubikayu varietas Adira 1

8 Tabel 2. Hasil identifikasi karakter ubikayu Valencia Umur 6 bulan Parameter Ciri-ciri 1. Umur mulai berbunga 2. Panjang/lebar lobus daun 3. Panjang petiole 4. Jumlah lobus daun 5. Warna petiole 6. Warna pucuk daun 7. Warna daun 8. Tinggi tanaman 10. Warna batang atas 11. Warna batang bawah 12. Warna kulit luar ubikayu 13. Warna kulit dalam ubikayu 14. Diameter ubikayu 15. Panjang ubikayu 16. Jumlah ubikayu 17. Hasil ubikayu (kg/tanaman) Tidak ada bunga 15 cm/ 4.6 cm 21.7 cm 7 Merah Hijau muda. Hijau gelap Umur 6 bulan: cm Hijau kemerahan Abu-abu Coklat tua Rose 6 bulan : 37,08 mm 6 bulan : 28,64 cm 6 bulan : bulan : 0,40 kg

9 Adapun sampel ubikayu genotipe Valencia di lampirkan pada Gambar 2 berikut a. Ubikayu Valencia b. Daun pucuk c. Daun dan tangkai daun d. Batang bawah tengah dan atas keterangan: 1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu 3. Warna ubikayu e. ubikayu dan kulit ubikayu Gambar 2. Sampel ubikayu varietas Valencia

10 Tabel 3. Hasil identifikasi karakter ubikayu Malang Umur 6 bulan Parameter Ciri-ciri 1. Umur mulai berbunga 2. Panjang/lebar lobus daun 3. Panjang petiole 4. Jumlah lobus daun 5. Warna petiole 6. Warna pucuk daun 7. Warna daun 8. Tinggi tanaman 10. Warna batang atas 11. Warna batang bawah 12. Warna kulit luar ubikayu 13. Warna kulit dalam ubikayu 14. Diameter ubikayu 15. Panjang ubikayu 16. Jumlah ubikayu 17. Hasil ubikayu (kg/tanaman) Tidak ada bunga 15.4 cm/7.3 cm 30.6 cm 7 Hijau kemerahan Hijau muda Hijau gelap Umur 6 bulan: cm Hijau tua Gading Coklat tua Gading 6 bulan : 29,53 mm 6 bulan : 30,21 cm 6 bulan : bulan : 0,31 kg

11 Adapun sampel ubikayu genotipe Malang di lampirkan pada Gambar 3 berikut a. Ubikayu Malang b. Daun pucuk c. daun dan tangkai daun d. batang bawah. tengah dan atas keterangan: 1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu 3. Warna ubikayu e. ubikayu dan kulit ubikayu Gambar 3. Sampel ubikayu varietas Malang

12 Tabel 4. Hasil identifikasi karakter ubikayu Malaysia Umur 6 bulan Parameter Ciri-ciri 1. Umur mulai berbunga 2. Panjang/lebar lobus daun 3. Panjang petiole 4. Jumlah lobus daun 5. Warna petiole 6. Warna pucuk daun 7. Warna daun 8. Tinggi tanaman 10. Warna batang atas 11. Warna batang bawah 12. Warna kulit luar ubikayu 13. Warna kulit dalam ubikayu 14. Diameter ubikayu 15. Panjang ubikayu 16. Jumlah ubikayu 17. Hasil ubikayu (kg/tanaman) Tidak ada bunga 18.6 cm/ 5.1 cm 23.9 cm 7 Hijau kemerahan Ungu Hijau gelap Umur 6 bulan: cm Hijau tua Abu-abu Coklat tua Gading 6 bulan : 33,95 mm 6 bulan : 29,28 cm 6 bulan : bulan : 0,33 kg

13 berikut : Adapun sampel ubikayu genotipe Malaysia di lampirkan pada Gambar 4 a. Ubikayu Malaysia b. Daun pucuk c. daun dan tangkai daun d. batang bawah. tengah dan atas keterangan: 1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu 3. Warna ubikayu e. ubikayu dan kulit ubikayu Gambar 4. Sampel ubikayu varietas Malaysia

14 Tabel 5. Hasil identifikasi karakter ubikayu Gajah Umur 6 bulan Parameter Ciri-ciri 1. Umur mulai berbunga 2. Panjang/lebar lobus daun 3. Panjang petiole 4. Jumlah lobus daun 5. Warna petiole 6. Warna pucuk daun 7. Warna daun 8. Tinggi tanaman 10. Warna batang atas 11. Warna batang bawah 12. Warna kulit luar ubikayu 13. Warna kulit dalam ubikayu 14. Diameter ubikayu 15. Panjang ubikayu 16. Jumlah ubikayu 17. Hasil ubikayu (kg/tanaman) Tidak ada bunga 19.6 cm/ 4.4 cm 23.2 cm 5 Merah Hijau muda Hijau terang Umur 6 bulan: cm Hijau kemerahan Gading Coklat muda Rose 6 bulan : 26,79 mm 6 bulan : 28,70 cm 6 bulan : bulan : 0,30

15 berikut : Adapun sampel ubikayu genotipe Gajah di lampirkan pada Gambar 5 a. Ubikayu Gajah b. Daun pucuk c. daun dan tangkai daun d. batang bawah. tengah dan atas keterangan: 1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu 3. Warna ubikayu e. ubikayu dan kulit ubikayu Gambar 5. Sampel ubikayu varietas Gajah

16 Tabel 6. Hasil identifikasi karakter ubikayu Putih Umur 6 bulan Parameter Ciri-ciri 1. Umur mulai berbunga 2. Panjang/lebar lobus daun 3. Panjang petiole 4. Jumlah lobus daun 5. Warna petiole 6. Warna pucuk daun 7. Warna daun 8. Tinggi tanaman 10. Warna batang atas 11. Warna batang bawah 12. Warna kulit luar ubikayu 13. Warna kulit dalam ubikayu 14. Diameter ubikayu 15. Panjang ubikayu 16. Jumlah ubikayu 17. Hasil ubikayu (kg/tanaman) Tidak ada bunga 21.9 cm/ 5.2 cm 31.4 cm 7 Hijau kekuningan Hijau muda Hijau gelap Umur 6 bulan: cm Hijau Abu-abu Coklat muda Rose muda 6 bulan : 32,70 mm 6 bulan : 28,70 cm 6 bulan : bulan : 0,31 kg

17 berikut: Adapun sampel ubikayu genotipe Putih di lampirkan pada Gambar 6 a. Ubikayu Putih b. Daun pucuk c. daun dan tangkai daun d. batang bawah. tengah dan atas keterangan: 1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu 3. Warna ubikayu e. ubikayu dan kulit ubikayu Gambar 6. Sampel ubikayu varietas Putih

18 Tabel 7. Hasil identifikasi karakter ubikayu Pulut Umur 6 bulan Parameter Ciri-ciri 1. Umur mulai berbunga 2. Panjang/lebar lobus daun 3. Panjang petiole 4. Jumlah lobus daun 5. Warna petiole 6. Warna pucuk daun 7. Warna daun 8. Tinggi tanaman 10. Warna batang atas 11. Warna batang bawah 12. Warna kulit luar ubikayu 13. Warna kulit dalam ubikayu 14. Diameter ubikayu 15. Panjang ubikayu 16. Jumlah ubikayu 17. Hasil ubikayu (kg/tanaman) Tidak ada bunga 22.6 cm/ 2.3 cm 27 cm 7 Hijau kekuningan Hijau tua Hijau gelap Umur 6 bulan: cm Hijau tua Abu-abu Coklat tua Gading 6 bulan : 36,65 mm 6 bulan : 27,52 cm 6 bulan : bulan : 0,36 kg

19 berikut: Adapun sampel ubikayu genotipe Pulut di lampirkan pada Gambar 7 a. Ubikayu Pulut b. Daun pucuk c. daun dan tangkai daun d. batang bawah. tengah dan atas keterangan: 1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu 3. Warna ubikayu e. ubikayu dan kulit ubikayu Gambar 7. Sampel ubikayu varietas Pulut

20 Tinggi Tanaman Ubikayu Berdasarkan data pengamatan tinggi tanaman umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST, 12 MST, 16 MST dan 24 MST serta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 4, 5, 6, 7, 9, 10, dan 12 yang menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST, 12 MST, 16 MST dan 24 MST. Rataan tinggi tanaman ubikayu pada beberapa genotipe dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST, 12 MST, 16 MST dan 24 MST Umur (MST) Genotipe cm... Adira1 5,61b 13,03c 25,10c 45,54c 101,21b 144,43a 221,29b Valencia 8,93a 17,66ab 31,87abc 55,46bc 109,20b 162,73b 231,13b Malang 9,07a 20,98a 36,20a 65,32ab 119,28ab 172,09ab 245,01ab Malaysia 7,53ab 16,01bc 29,57abc 54,07bc 103,33b 158,71b 236,57b Gajah 5,79b 13,47c 26,32bc 44,05c 98,15b 142,74b 217,93b Putih 7,08ab 16,56bc 30,66abc 60,19ab 107,81b 149,23b 209,51b Pulut 6,43b 14,95bc 32,04ab 68,81a 140,26a 199,67b 277,48a Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Pada tinggi tanaman 24 MST, dimana genotipe Pulut mempunyai rataan tinggi tanaman tertinggi (277,48 cm) yang berbeda nyata dengan varietas Adira 1 (221,29 cm), genotipe Valencia (231,13 cm), genotipe Malaysia (236,57 cm), genotipe Gajah (217,93 cm), dan genotipe Putih (209,51 cm), tetapi tidak berbeda nyata pada genotipe Malang (245,01 cm).

21 Diameter Batang Berdasarkan data pengamatan diameter batang umur 2 MST s/d 24 MST serta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 13 s/d 21 yang menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata pada umur 2 MST s/d 24 MST. Rataan diameter batang ubikayu pada beberapa genotipe dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rataan Diameter Batang pada umur 2 MST s/d 24 MST Genotip Umur Adira (MST) Valencia Malang Malaysia Gajah Putih Pulut 1...mm ,55cd 3,83bc 5,08a 3,47cd 3,46cd 4,12b 3,04d 4 4,39c 6,14b 7,64a 5,45bc 5,65bc 6,09b 4,62c 6 6,95d 8,83bc 10,52a 7,89bcd 8,59bc 9,00b 7,30cd 8 10,00 d 12,49abc 14,49 a 11,05 cd 13,29 ab 12,96abc 11,80bcd 10 12,59d 15,19bc 18,94a 14,1cd 17,32ab 16,81ab 15,99bc 12 14,93d 18,09bc 21,55a 16,69cd 19,67ab 18,37bc 18,50bc 16 19,19c 21,12bc 25,60a 18,95c 24,15a 21,18bc 23,13ab 20 21,08c 22,61bc 28,91a 21,56bc 24,79bc 22,06bc 25,21b 24 22,36c 23,88bc 31,26a 23,72bc 26,16bc 23,41c 27,39b Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada diameter batang tanaman 24 MST, dimana genotipe Malang mempunyai rataan diameter batang tertinggi (31,26 mm) dan berbeda nyata dengan genotipe Pulut (27,39 mm), genotipe Adira1 (22,36 mm) dan genotipe Putih (23,41 mm), tetapi tidak berbeda nyata dengan, genotipe Valencia (23,88 mm), genotipe Malaysia (23,72 mm), dan genotipe Gajah (26,16 mm).

22 Panjang Ubikayu (cm) Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui genotipe tanaman ubikayu pada umur 24 MST tidak berbeda nyata antar tanaman genotipe pada panjang ubikayu. Rataan panjang ubikayu dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Rataan panjang ubikayu Perlakuan Rataan...cm... Adira1 25,69 Valencia 28,64 Malang 30,21 Malaysia 29,28 Gajah 28,70 Putih 28,70 Pulut 27,52 Rataan 28,39 Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa rataan panjang ubikayu pada umur 24 MST didapat rataan tertinggi pada genotipe Malang 30,21 cm dan yang terendah pada varietas Adira 1 yaitu 25,69 cm. Jumlah ubikayu per pohon Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui genotipe tanaman ubikayu pada umur 24 MST tidak berbeda nyata antar genotipe pada jumlah ubikayu per pohon. Rataan jumlah ubikayu per pohon dapat dilihat pada Tabel 12.

23 Tabel 12. Rataan umlah ubikayu per pohon Perlakuan Rataan Adira 1 11,25 Valencia 10,25 Malang 14,69 Malaysia 10,69 Gajah 9,06 Putih 12,00 Pulut 11,00 Rataan 11,28 Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa rataan jumlah ubikayu per pohon pada umur 24 MST didapat rataan tertinggi pada genotipe Malang yaitu 14,69 dan yang terendah pada genotipe Gajah yaitu 9,06. Diameter Ubikayu (mm) Berdasarkan data pengamatan diameter ubikayu serta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 27 yang menunjukkan bahwa genotipe tanaman ubikayu pada umur 24 MST berbeda nyata terhadap diameter ubikayu. Rataan diameter ubikayu pada beberapa genotipe dapat dilihat pada tabel 27. Tabel 13. Rataan Diameter Ubikayu Perlakuan Rataan...mm... Adira1 36,31a Valencia 37,08a Malang 29,53bc Malaysia 33,95ab Gajah 26,79c Putih 32,70abc Pulut 36,65a Rataan 33,29 Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

24 Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa genotipe Valencia (29,53 mm), varietas Adira 1 (36,31 mm), dan genotipe Pulut (36,65 mm) tidak berbeda nyata dengan genotipe Malaysia (33,95 mm), dan genotipe Putih (32,70 mm), tetapi berbeda nyata dengan genotipe Malang (29,53 mm) dan genotipe Gajah (26,79 mm). Bobot Ubikayu (kg) Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui genotipe tanaman ubikayu pada umur 24 MST tidak berbeda nyata antar genotipe pada bobot ubikayu. Rataan bobot ubikayu dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rataan bobot ubikayu Perlakuan Rataan...kg... Adira 1 0,35 Valencia 0,40 Malang 0,31 Malaysia 0,33 Gajah 0,30 Putih 0,31 Pulut 0,36 Rataan 0,34 Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa rataan bobot ubikayu pada umur 24 MST didapat rataan tertinggi terdapat pada genotipe Malang yaitu 14,69 kg dan yang terendah pada genotipe Gajah yaitu 9,06 kg. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rataan tinggi tanaman ubikayu tertinggi diperoleh pada genotipe Pulut yaitu 277,48 cm dan terendah pada genotipe Putih yaitu 209,51cm. Hal ini terjadi dikarenakan genotipe Putih merupakan salah satu genotipe yang kurang beradaptasi dilingkungan tempat

25 dilakukannya penelitian, yang dapat mempengaruhi respon pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Darliah et al., (2001) yang menyatakan varietas atau klon introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu lingkungan untuk mendapatkan genotipe unggul pada lingkungan tersebut. Pada umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap genotip. Respon genotip terhadap lingkungan ini biasanya terlihat dalam penampilan fenotipik dari tanaman yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rataan diameter batang tanaman ubikayu tertinggi diperoleh pada genotipe Malang yaitu 31,26 mm dan terendah pada genotipe Adira 1 yaitu 22,36 mm. Hal ini diduga karena adanya perbedaan genetik yang menyebabkan genotipe Malang memiliki pertumbuhan dan perkembangan diameter batang paling baik dibandingkan dengan genotipe lainnya. Peubah amatan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan ukuran daun (panjang dan lebar daun) termasuk ke dalam karakter kuantitatif. Karakter kuantitatif adalah karakter yang dikendalikan oleh banyak gen. Sifat kuantitaif yang dikendalikan oleh banyak gen, dapat diartikan sebagai hasil akhir dari suatu proses pertumbuhan yang berkaitan dengan sifat morfologi dan fisiologi tanaman. Variabilitas suatu polulasi tanaman dapat disebabkan oleh faktor genetik, faktor lingkungan serta interaksi antara keduanya, Menurut Allard (1960) menyatakan bahwa keragaman fenotipe dari suatu tanaman dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan serta adanya interaksi antara keduanya. Rataan panjang ubikayu tertinggi diperoleh pada genotipe Malang yaitu 30,21 cm sedangkan rataan panjang ubikayu terendah terdapat pada varietas Adira 1 yaitu 25,69 cm. Hal ini dikarenakan perbedaan genotipe dan perbedaan

26 lingkungan, yang mengakibatkan terjadinya interaksi antar gen - gen serta lingkungan mampu mengatur urutan perkembangan sel-sel tanaman, sehingga menyebabkan perbedaan volume akar yang dihasilkan untuk membentuk ubikayu berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amin et al., (2008) yang menyatakan bahwa sel-sel yang membentuk organ vegetatif seperti akar, dipengaruhi oleh pengaturan gen-gen yang berinteraksi dalam pertumbuhan organisme. Interaksi dari gen-gen yang mengatur pembentukan hasil fotosintesis di daun dan penyimpan hasil assimilasi di bagian akar, serta pertumbuhan akar yang baik dengan keadaan lingkungan yang mendukung seperti keadaan tanah yang baik mampu meningkatkan volume akar untuk pembentukan ubi. Rataan jumlah ubikayu per pohon tertinggi diperoleh pada genotipe Malang yaitu 14,69 sedangkan rataan jumlah ubikayu per pohon terendah terdapat pada genotipe Gajah yaitu 9,06. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah cabang pada tiap-tiap tanaman yang menyebabkan tingginya aktivitas fotosintesis pada daun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wargiono (1979) yang menyebutkan bahwa jumlah ubi dipengaruhi oleh kondisi atau jumlah daun yang berkorelasi dengan aktivitas fotosintesis yang tinggi. Sedangkan menurut pernyataan Mulualem (2012) menyebutkan bahwa jumlah ubi tidak berkorelasi dengan berat ubi, berat ubi lebih berkorelasi positif dengan tinggi tanaman. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rataan diameter ubikayu tertinggi diperoleh pada genotipe Valencia yaitu 37,08 mm sedangkan rataan diameter ubikayu terendah terdapat pada genotipe Gajah yaitu 26,79 mm. Hal ini dikarenakan perbedaan genotipe dan perbedaan lingkungan, yang mengakibatkan terjadinya interaksi antar gen - gen serta lingkungan mampu mengatur urutan

27 perkembangan sel-sel tanaman, sehingga menyebabkan perbedaan volume akar yang dihasilkan untuk membentuk ubikayu berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amin et al., (2008) yang menyatakan bahwa sel-sel yang membentuk organ vegetatif seperti akar, dipengaruhi oleh pengaturan gen-gen yang berinteraksi dalam pertumbuhan organisme. Interaksi dari gen-gen yang mengatur pembentukan hasil fotosintesis di daun dan penyimpan hasil assimilasi di bagian akar, serta pertumbuhan akar yang baik dengan keadaan lingkungan yang mendukung seperti keadaan tanah yang baik mampu meningkatkan volume akar untuk pembentukan ubi. Rataan bobot ubikayu tertinggi diperoleh pada genotipe Valencia yaitu 0,40 kg sedangkan rataan bobot ubikayu terendah terdapat pada genotipe Gajah yaitu 0,30 kg. Hal ini dikarenakan umur panen yang masih terlalu muda dimana pada umur 4 sampai 6 bulan tanaman masih berada pada fase pertumbuhan vegetatif, meskipun panen sudah bisa dilakukan pada ummur 6 bulan untuk varietas genjah namun hasil yang didapat belum begitu memuaskan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Alves (2002) yang menyatakkan bahwa pada umur 4 sampai 6 bulan tanaman ubikayu berada pada fase pertumbuhan vegetatif, sedangkan pada umur 6 bulan keatas, tanaman lebih mengarah pada pengisian umbi. Dimana umur panen ubikayu adalah 6 sampai 8 bulan setelah penanaman untuk varietas genjah dan 9 sampai 12 bulan untuk varietas yang berumur panen panjang Susilawati et al.,( 2008). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan ubi berdasarkan data produksi untuk parameter panjang ubikayu dan jumlah ubikayu per pohon didapat rataan yang tertinggi adalah genotipe Malang dan untuk

28 parameter diameter batang ubikayu dan bobot ubikayu didapat rataan tertinggi adalah genotipe Valencia. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa genotipe yang kurang beradaptasi dilingkungan tempat dilakukannya penelitian, yang dapat mempengaruhi respon pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Darliah et al., (2001) yang menyatakan varietas atau klon introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu lingkungan untuk mendapatkan genotipe unggul pada lingkungan tersebut. Pada umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap genotip. Respon genotip terhadap lingkungan ini biasanya terlihat dalam penampilan fenotipik dari tanaman yang bersangkutan.

G3K2 G1K1 G2K3 G2K2. 20cm. Ulangan 2 20cm G3K3 G3K1 G3K2. Ulangan 3 20cm. 20cm G1K1 G1K3 G1K2

G3K2 G1K1 G2K3 G2K2. 20cm. Ulangan 2 20cm G3K3 G3K1 G3K2. Ulangan 3 20cm. 20cm G1K1 G1K3 G1K2 Lampiran 1 : Bagan Plot Penelitian 1 G3K2 20cm G2K3 G1K1 G3K1 G2K2 G1K3 G3K3 20cm G2K1 G1K2 2 20cm G2K2 20cm G3K3 G1K2 G2K1 20cm G3K1 G1K3 G2S3 G3K2 G1K1 3 20cm G3K3 20cm G1K1 G2K3 G3K1 20cm G1K3 G2K1

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, dimulai November 2010 sampai September 2011. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi Lampung, desa Sekincau, Lampung Barat mulai dari bulan April 2012 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dilahan Pertanian, Fakultas Pertanian, Medan, dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut, yang di mulai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA GENOTIPE UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) SKRIPSI OLEH : RIA ARTA JUNISTIA AET PEMULIAAN TANAMAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA GENOTIPE UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) SKRIPSI OLEH : RIA ARTA JUNISTIA AET PEMULIAAN TANAMAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA GENOTIPE UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) SKRIPSI OLEH : RIA ARTA JUNISTIA 120301005 AET PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Lahan Percobaan Universitas Muhammadiyah Malang, Desa Pendem, Kota Batu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari -

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk (BBI) Palawija Dinas Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang Medan,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Tabel Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST W0J0 87,90 86,60 86,20 260,70 86,90 W0J1 83,10 82,20 81,00 246,30 82,10 W0J2 81,20 81,50 81,90 244,60 81,53 W1J0 78,20 78,20 78,60 235,00 78,33 W1J1 77,20

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lahan petani di Dusun Pabuaran, Kelurahan Cilendek Timur, Kecamatan Cimanggu, Kotamadya Bogor. Adapun penimbangan bobot tongkol dan biji dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan Bentuk tanaman Tinggi tanaman Umur tanaman : hibrida : tegak : 110-140 cm : mulai berbunga 65 hari mulai panen 90 hari Bentuk kanopi : bulat Warna batang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data 17 BAHAN DAN METODE Studi pewarisan ini terdiri dari dua penelitian yang menggunakan galur persilangan berbeda yaitu (1) studi pewarisan persilangan antara cabai besar dengan cabai rawit, (2) studi pewarisan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun penelitian Fakultas Pertanian, Universitas Lampung di belakang Masjid Alwasi i (komplek perumahan dosen), dari bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

Sifat-sifat lain : rendeman biji dari polong 60-70%

Sifat-sifat lain : rendeman biji dari polong 60-70% Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Gajah Nama Variates : gajah Tahun : 1950 Tetua : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21 Spanish 18-38 Potensi hasil : 1,8 t.ha -1 Nomor iduk : 61 Mulai berbunga

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai dengan Juli 2009 di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga, Bogor yang terletak pada ketinggian 250 m dpl dengan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun Desa Pujon (1200 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Unit Usaha Marihat, Provinsi Sumatera Utara selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2010

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanaan di kebun percobaan IPB, Leuwikopo, Dramaga dengan jenis tanah latosol Dramaga. Percobaan dilaksanakan pada tanggal 26 September 2010 sampai dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu Tanaman, dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1 LAMPIRAN 39 Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1 Adira-1 Dilepas tahun : 1978 Nomor seleksi klon : W-78 Asal : Persilangan Mangi/Ambon, Bogor 1957 Hasil rata-rata : 22 t/ha umbi basah Umur : 7 10 bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Asal : Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I Nomor Galur : - Warna hipokotil

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Pelaksanaan penelitian lapang meliputi persiapan pupuk, penanaman sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan Laboratorium Ekologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Perlakuan Persentase Hidup (%) 0% 100 25% 100 50% 100 75% 100 Total

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang. berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang 25 cm.

PELAKSANAAN PENELITIAN. Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang. berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang 25 cm. PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Lahan yang akan digunakan dibersihkan dari gulma dengan cara manual. Setelah dibersihkan, lahan diukur dengan ukuran panjang x lebar : 12 m x 4 m. Persiapan Bibit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak

BAB III METODE PENELITIAN. Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola Faktorial 3 x 2 dimana 3 perlakuan jenis tanaman (Faktor A) dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 sampai dengan Desember 2009. Bahan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Asal : Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I Nomor Galur : - Warna hipokotil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 3.2 Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2016-Februari

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Green House (GH) dan Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Desa Simpang Barn Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 - November 2016. Tempat penelitian adalah Lahan Percoban Fakulas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas KM 15

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Jl. Seroja Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Analisis bahan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan. Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik Jarak antar larikan : 25 cm Populasi : Luas Lahan / Jarak tanam : 10.000 / 0,25 m : 40.000 tanaman Kebutuhan Pupuk K1 Urea 100 kg /Ha : Dosis / Populasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada areal pertanaman jeruk pamelo di lahan petani Desa Bantarmara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Jl. Seroja Kulim Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan bulan September 2013. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April 2014.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung. Penelitian dilaksanakan dari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci