39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian (Gambar 3.1), dapat diketahui secara garis besar langkah langkah yang dilakukan, yaitu : 3.1 Observasi Tahap awal dari penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi umum pada lantai produksi PT. SOHO Industri Pharmasi. Observasi dilakukan secara langsung pada beberapa bagian dan disertai wawancara dengan beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan produksi yang berlangsung. 3.2 Identifikasi Masalah Dari hasil observasi tersebut dilakukan pengidentifikasian masalah yang terjadi pada lantai produksi, agar dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang dapat mengakibatkan cacat pada produk. Dimana pokok permasalahan yang ada dapat dijadikan fokus dari penelitian yang dilakukan. 3.3 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh gambaran dengan lebih jelas terhadap permasalahan yang ada, serta metode yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah melalui buku referensi yang berkaitan.
40 Start A Definisi Tujuan Observasi Pembuatan SIPOC Diagram Define Identifikasi Masalah Pembuatan OPC Penetuan CTQ Studi Pustaka Pembuatan Peta Kendali Measure Pembatasan Masalah Perhitungan DPMO & Level Sigma Pembuatan Diagram Sebab Akibat Analyze Pengumpulan Data Penggunaan Metode AHP Pengolahan Data (Metode DMAIC) A Tindakan Korektif Awal (Metode FMEA) Penggunaan Metode Fuzzy Improve Kesimpulan & Saran B Usulan Perbaikan Simulasi & Dokumentasi Control End B Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
41 3.4 Pembatasan Masalah Untuk lebih memfokuskan penelitian, dilakukan pembatasan masalah. Fokus penelitian dilakukan pada lantai produksi PT. SOHO Industri Pharmasi pada produk SOFAR bagian pengemasan (Striping), dan digunakan metode DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control) sebagai metode pemecahan masalah. 3.5 Pengumpulan Data Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi secara langsung dan berdasarkan data historis yang dimiliki perusahaan. Data yang digunakan adalah data jumlah cacat pada proses striping per batch produksi. Selain itu dilakukan juga wawancara dengan manajer produksi, supervisor pengemasan dan operator untuk memperoleh data pendukung dan kebutuhan analisa. 3.6 Pengolahan Data Metode yang digunakan dalam pengolahan data yang dilakukan terdiri dari 5 tahap yang dikenal dengan metode DMAIC yang merupakan bagian dari metode Six Sigma. Six Sigma merupakan pengukuran kualitas untuk mencapai kesempurnaan serta merupakan metodologi untuk mengeliminasi cacat di semua proses. Metode ini merupakan sebuah terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas berupa suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatik menuju tingkat kegagalan 0 (zero defect).
42 Dalam tiap fase DMAIC terdapat beberapa alat-alat statistik yang dapat di gunakan untuk mengolah atau menganalisa data. Fase-fase dalam metode DMAIC adalah : Define Pada tahap ini dilakukan pendefinisian masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan melalui project statement dan pendefinisian proses yang akan diperbaiki dari produk yang diteliti. Pendefinisian proses dilakukan dengan membuat diagram SIPOC (Supplier Input Process Output Customers) dan membuat peta proses yang menggambarkan proses produk tersebut. Measure Pada tahap ini dilakukan pengenalan terhadap karakteristik kualitas kunci kualitas (CTQ) dan pengukuran dengan membuat peta kendali untuk mengetahui apakah proses tersebut terkendali secara statistik atau tidak. Selanjutnya dilakukan perhitungan DPMO (Defect per Million Opportunities) dan Level Sigma. Analyze Fase Analyze dilakukan untuk mengetahui prioritas cacat yang memiliki kontribusi dominan terhadap menurunnya kualitas produk dan identifikasi faktor penyebab terjadi masalah ditinjau dari segi man, machine, environment, method dan material (pembuatan Cause and Effect Diagram) untuk mengetahui penyebab yang paling dominan.
43 Improve Merupakan fase yang dilakukan untuk meningkatkan kulitas dan proses yang telah ada dengan menemukan ide-ide yang mungkin akan membantu kita mengatasi akar masalah dan mencapai tujuan, menentukan ide mana yang menjadi solusi-solusi potensial, dan memilih solusi yang paling tepat. Pertama digunakan metode AHP untuk mengetahui yang paling memegang peranan dalam menentukan modus kegagalan potensial dalam metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) sebagai suatu indikator terhadap pembuatan solusisolusi potensial untuk diaplikasikan dalam bentuk tindakan-tindakan korektif paling awal yang akan dilakukan. Untuk menentukan salah satu solusi yang dibutuhkan digunakan metode Fuzzy. Selanjutnya diberikan usulan perbaikan yang dapat dilakukan. Control Fase ini merupakan akhir dari fase DMAIC, tetapi merupakan awal dari peningkatan (perbaikan) terus-menerus dan integrasi sistem Six Sigma. Dalam fase ini, usaha-usaha perbaikan yang ada disimulasikan melalui perhitungan terlebih dahulu. Kemudian didokumentasikan dan disosialisasikan untuk menunjang tindakan pengimplementasian dari usaha perbaikan secara terusmenerus (closed loop monitoring). 3.7 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan diberikan kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian yang dilakukan. Diberikan juga beberapa saran
44 yang dapat berguna untuk meningkatan kualitas dari produk SOFAR yang dihasilkan dengan meminimasi semaksimal mungkin produk cacat yang dihasilkan.