BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi awal dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode

ANALISIS PERSIAPAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN DALAM MENGHADAPI TES HASIL BELAJAR PELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SD Negeri 49 Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1983 yang pertama

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. motivasi belajar siswa dengan metode billboard ranking pada pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Dirgantara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMA PIRI 1 YOGYAKARTA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMPN 1 Kemranjen. Kemranjen. Luas sekolah m 2 dan terbagi menjadi dua bagian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dikemukakan. Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel berisi temuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada kelas XII jurusan TFL (Teknik Fabrikasi Logam) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa mulai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui proses pemberian scaffolding untuk mengatasi kesulitan belajar siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Adapun subyek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LEMBAR KISI-KISI OBSERVASI TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA KELAS IV

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Saptosari,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Hasil Wawancara Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi awal dalam menentukan fokus penelitian dan menentukan sampel penelitian. Selain itu, wawancara digunakan untuk menemukan kesesuaian data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi setelah fokus penelitian ditentukan hingga berakhirnya proses pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur dan tidak terstruktur. Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur untuk memperoleh data mengenai persiapan siswa dalam menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika khususnya kepada para narasumber. Wawancara tidak terstruktur digunakan untuk menemukan data yang lebih mendalam dari narasumber atau menggali data baru dari narasumber lain di luar narasumber yang telah ditentukan sebelumnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang dapat mendukung data persiapan siswa dalam menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika. Proses wawancara yang dilakukan peneliti dijelaskan secara lengkap dalam catatan lapangan penelitian ( Lampiran 1, halaman 122) dan diperoleh data berupa hasil rekaman yang dituliskan dalam bentuk 64

transkrip wawancara pada Lampiran 8-18 (halaman 144-185). Waktu pelaksanaan wawancara dijelaskan dalam Tabel 2. Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Wawancara dengan Narasumber No. Hari Tanggal Narasumber 1. Senin 11-01-2016 Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas XI IPS 2. Kamis 14-01-2016 S1, S7, S9, S11, S18, dan R5 3. Sabtu 16-01-2016 S1, S7, S9, S11, dan S18 4. Senin 25-01-2016 S7, S8, S9, S11, S18, dan R5 5. Senin 22-02-2016 S7, S8, S9, S18, R5, dan R13 6. Selasa 01-03-2016 R11 dan R12 7. Kamis 03-03-2016 S7, S11, dan S18 8. Selasa 15-03-2016 R5, S7, S8, S9, dan S18 9. Minggu 20-03-2016 S8 dan S18 10. Rabu 23-03-2016 S7, S8, S9, S11, dan S18 11. Senin 28-03-2016 R5, S11, dan S18. 12. Rabu 30-03-2016 R5, S1, S7, S8, S9, S11, S18, R16, dan R18. 13. Kamis 07-04-2016 S1, S7, S9, S11, S18, dan R13 Langkah awal dalam wawancara ini adalah peneliti mengunjungi guru pelajaran matematika dan melakukan wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh informasi awal sebagai dasar untuk menentukan fokus penelitian. Dari wawancara tersebut, peneliti memperoleh hasil pekerjaan siswa dalam UTS dan UAS pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 serta menemukan data bahwa tidak ada siswa yang tuntas menurut KKM, yaitu 75. Sehingga, peneliti mulai menentukan fokus penelitian mengenai persiapan belajar siswa dalam menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika. Kemudian peneliti melakukan wawancara semi terstruktur untuk studi pendahuluan dengan subyek penelitian, yaitu R5, S1, S7, S9, S11, dan S18. Setelah dilakukan wawancara, peneliti memilih mempertahankan fokus penelitian, melakukan studi lanjutan, melakukan 65

pengumpulan data lebih lanjut, hingga berakhirnya proses pengambilan data. Dalam menentukan sampel penelitian, proses dijelaskan pada bagian subyek penelitian ( halaman 49-51) dan catatan lapangan penelitian (Lampiran 1, halaman 122, pada nomor 3, 6, 8, 11, dan 12) yang menjelaskan proses dari narasumber berjumlah 6 siswa, yaitu R5, S1, S7, S9, S11, dan S18 (purposive sampling), menjadi 12 siswa dengan 6 orang sebagai narasumber baru, yaitu S8, R11, R12, R13, R16 dan R18 (snowball sampling). 2. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar di Kelas Observasi proses belajar mengajar pelajaran matematika dilaksanakan di kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2, yaitu dijelaskan dalam Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Waktu Pelaksanaan Observasi Proses Belajar Mengajar Pelajaran Matematika di Kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 XI IPS 1 XI IPS 2 No. Hari, Hari, Waktu Tanggal Tanggal Waktu 1. Sabtu, 8.30-10.00 WIB Rabu, 8.30-10.00 WIB 5-3-2016 24-2-2016 2. Sabtu, 8.30-10.00 WIB Sabtu, 7.00-8.30 WIB 19-3-2016 5-3-2016 3. - - Sabtu, 19-3-2016 7.00-8.30 WIB Observasi ini bertujuan untuk mengamati jalannya proses belajar mengajar dan melihat perilaku siswa di kelas saat belajar matematika, khususnya narasumber yang telah dipilih oleh peneliti sebagai sampel penelitian, yaitu siswa dengan kode R5, R11, R12, dan R13 di Kelas XI IPS 1 dan S1, S7, S8, S9, S11, dan S18 di kelas XI IPS 2. Perlu dijelaskan 66

bahwa dalam observasi ini R16 dan R18 (Kelas XI IPS 1) belum menjadi narasumber. Berikut ini uraian hasil observasi proses belajar mengajar pelajaran matematika di kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 yang dimulai dengan penjelasan observasi di kelas XI IPS 2 terlebih dahulu karena mengikuti jadwal pelajaran matematika yang lebih awal di kelas XI IPS 2 baru di kelas XI IPS 1 setiap hari Rabu dan Sabtu. a. Observasi di Kelas XI IPS 2 Di Kelas XI IPS 2, ada 6 siswa yang menjadi narasumber dalam penelitian, yaitu siswa dengan kode S1, S7, S8, S9, S11, dan S18. 1) Observasi Pertama Saat observasi pertama, kelas XI IPS 1 mengikuti ulangan harian dengan materi limit. Ulangan harian bersifat open book. Saat itu, ulangan harian ditunggui oleh guru piket karena guru mata pelajaran matematika sedang berkegiatan di luar sekolah. Walau telah dimudahkan dengan open book, beberapa siswa masih bertanya kepada teman lain dengan menghampiri tempat duduknya tanpa takut ditegur oleh guru piket yang sedang menjaga meskipun pada kenyataannya guru tersebut juga tidak menegur siswa karena sedang mengerjakan pekerjaan lain di meja guru. Posisi tempat duduk siswa saat proses belajar mengajar biasanya (Gambar 9) dibandingkan dengan saat mengikuti ulangan harian saat itu 67

(Gambar 10) sekaligus posisi tempat duduk S1, S7, S8, S9, S11, dan S18 adalah sebagai berikut: Gambar 9. Posisi Tempat Duduk Siswa Kelas XI IPS 2 saat Proses Belajar Mengajar Biasa Gambar 10. Posisi Tempat Duduk Siswa Kelas XI IPS 2 saat Ulangan Harian pada Observasi Pertama Keterangan Gambar 9 dan Gambar 10: 2) Observasi Kedua : Meja Siswa : Arah Hadapan Siswa Materi yang diajarkan oleh guru saat observasi kedua adalah bentuk limit untuk konsep turunan sebagaimana terlampir 68

dalam Lampiran 2 (halaman 133). Setelah guru memberi penjelasan di papan tulis, siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal halaman 172 no. 3.a s.d. 3.e, yaitu menentukan limit fungsi jika diketahui f(x) pada soal. Saat latihan soal, para siswa cenderung berdiskusi dengan siswa-siswa lain dan guru berkeliling untuk memantau. Jika ada pertanyaan dari siswa, guru menjelaskan saat itu juga. Saat mengerjakan latihan soal, S18 dan S11 membentuk kelompok diskusi bersama beberapa teman yang lain. S8 dan S9 mengerjakan latihan soal dengan meminta bantuan langsung kepada peneliti dan mengatakan saat itu juga bahwa tidak paham dengan penjelasan guru. S1 mengerjakan sendiri, terkadang bertanya kepada S18, dan juga memperhatikan peneliti saat menjelaskan materi kepada S8 dan S9. Sedangkan S7 tidak melakukan apa-apa. S7 cenderung banyak melamun atau melihat saja teman-teman yang sedang mengerjakan latihan soal. Setelah semua pekerjaan siswa hampir selesai, guru meminta kepada beberapa siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis. Kali ini, S9 maju untuk mengerjakan jawaban soal no. 4 di papan tulis dengan penuh percaya diri. Setelah semua nomor telah dituliskan siswa di papan tulis, guru mengoreksi jawaban siswa yang secara lengkap terangkum dalam Lampiran 3 (halaman 136). Pada akhir pelajaran, guru memberikan PR 69

halaman 172 untuk no 5 dan 6, yaitu penerapan bentuk limit untuk konsep turunan yang berbentuk soal cerita. 3) Observasi Ketiga Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru membagikan tugas pada pertemuan sebelumnya yang telah dikoreksi oleh guru. Kemudian guru menjelaskan mengenai teorema turunan fungsi. Secara lengkap penjelasan guru dijelaskan dalam Lampiran 4 (halaman 138). Saat guru menjelaskan, banyak siswa yang tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru dan diperkirakan para siswa belum paham dari apa yang dijelaskan oleh guru. Tetapi hanya ada satu siswa, yaitu S18, yang kadang-kadang turut terlibat dalam tanya jawab. Sehingga, guru sering mengulang penjelasannya. Setelah penjelasan selesai, guru memberikan latihan soal halaman 189 no. 1.a. s.d. 1.g, yaitu menentukan turunan fungsi-fungsi pada soal dengan menuliskan jawabannya dalam bentuk paling sederhana. Seperti pada observasi kedua, beberapa siswa cenderung untuk membentuk kelompok diskusi sendiri tanpa diminta oleh guru. Guru juga memantau jalannya diskusi dan menjawab langsung pertanyaan dari para siswa jika ada siswa yang bertanya. S18 dan S11 mengerjakan latihan soal secara berkelompok seperti yang dilakukan saat observasi kedua. Pada observasi ketiga ini, peneliti sengaja untuk tidak terlalu terlibat dalam proses belajar 70

mengajar karena untuk membandingkan perilaku siswa, khususnya S8 dan S9, jika ada peneliti maupun tidak di dalam kelas. Saat itu, peneliti mengambil duduk jauh dari S8 dan S9. Ternyata, mereka berdua tidak meminta bantuan seperti yang dilakukan pada observasi kedua dan juga tidak mengerjakan latihan soal. S8 cenderung diam saja, bermain HP, atau bercanda dengan S9 sedangkan S9 sering bernyanyi di kelas atau melawak sehingga membuat teman-temannya tertawa. Untuk observasi kali ini, S7 dan S1 tidak melakukan apa-apa. Bahkan, S7 lebih sibuk dengan HP-nya. Setelah itu, guru meminta kepada perwakilan siswa-siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Namun, hanya 3 siswa yang berani menuliskan hasil pekerjaan latihan soalnya di papan tulis, yaitu no. 1.a s.d. 1.c. Siswa yang mengerjakan no. 1.c. diminta oleh guru untuk menjelaskan kepada teman lain yang dimungkinkan supaya siswa yang lain akan lebih mudah paham jika dijelaskan oleh teman sendiri. Setelah siswa tersebut menjelaskan, ternyata beberapa siswa mengganguk-angguk dengan kemungkinan bahwa mereka mulai mengerti cara menentukan turunan suatu fungsi dengan menggunakan teorema turunan fungsi pangkat. Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengerjakan latihan soal lagi. Beberapa siswa juga ada yang 71

bertanya kepada guru atau peneliti jika menemukan kesulitan. Salah satunya adalah S18 yang bertanya kepada peneliti untuk menentukan turunan fungsi pada soal 1.e. Nampak beberapa siswa telah menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga guru meminta 2 siswa untuk menuliskan jawaban no. 1.d. dan 1.e. Nomor 1.d. telah dituliskan jawabannya oleh salah satu siswa. Akan tetapi belum ada siswa yang menemukan jawaban no. 1.e. kecuali S18, sehingga banyak siswa yang kemudian bertanya kepada S18. Secara lengkap pekerjaan siswa untuk soal halaman 189 no. 1.a. s.d. 1.d terlampir dalam Lampiran 5 (halaman 140). Namun sayangnya, jam pelajaran matematika telah berakhir sehingga belum ada siswa yang menuliskan jawaban no. 1.e. Guru pun menyempatkan untuk memberi PR (Pekerjaan Rumah) kepada siswa untuk mengerjakan soal halaman 189 no. 3, yaitu menentukan turunan fungsi-fungsi yang menerapkan aturan turunan fungsi perkalian. b. Observasi di Kelas XI IPS 1 Di Kelas XI IPS 1, ada 4 siswa yang menjadi narasumber dalam penelitian, yaitu siswa dengan kode R5, R11, R12, dan R13. Posisi tempat duduk R5, R11, R12, R13, dan seluruh siswa kelas XI IPS 1 digambarkan pada Gambar 11 sebagai berikut: 72

Gambar 11. Posisi Tempat Duduk Siswa Kelas XI IPS 1 Keterangan Gambar 11: : Meja Siswa : Arah Hadapan Siswa 1) Observasi Pertama Materi yang diajarkan oleh guru saat observasi pertama sama dengan materi yang disampaikan di kelas XI IPS 2 pada Observasi kedua yang terlampir dalam Lampiran 2 (halaman 133), yaitu bentuk limit untuk konsep turunan. Guru juga memberikan latihan soal yang sama pada halaman 172 no. 3.a s.d. 3.e, yaitu menentukan limit fungsi jika diketahui f(x) pada soal. Selama mengerjakan latihan soal, tidak banyak siswa yang berdiskusi untuk berusaha menyelesaikan latihan soal. Beberapa siswa ada yang bermain HP, berdandan, tidur, bahkan diam saja tanpa mengerjakan sesuatu hal yang berkaitan dengan pelajaran matematika. R5 mengerjakan latihan soal dengan R11. R12 mengerjakan latihan soal sendiri. Guru meminta para siswa untuk menuliskan pekerjaannya di papan tulis. R11 dan 2 siswa yang lain 73

mengerjakan no. 3.a. s.d. 3.c. dan guru mengoreksi jawaban tersebut. Kemudian, guru juga menunjuk siswa lain untuk menuliskan pekerjaannya di papan tulis, yaitu R13 mengerjakan 3.d. dan 1 siswa lain mengerjakan 3.e. Baru setelah diminta maju oleh guru, R13 dan 1 siswa lain tersebut meminta bantuan kepada peneliti untuk menyelesaikan soal yang diberikan kepadanya. Padahal sebelumnya mereka diam saja atau bercanda dengan teman sebangku. R13 sudah mampu menyelesaikan soal 3.d. dengan bantuan peneliti dan kemudian menuliskannya di papan tulis. Kemudian peneliti juga membantu siswa yang diberi soal 3.e. Namun karena siswa tersebut lama memahami dan jam pelajaran telah selesai, ia tidak jadi mengerjakan soal no. 3.e di papan tulis. Secara lengkap pekerjaan siswa di papan tulis terangkum dalam Lampiran 6 (halaman 141). Pada akhir pelajaran, guru juga memberikan PR yang sama dengan yang diberikan di kelas XI IPS 2, yaitu halaman 172 untuk no 5 dan 6, yaitu penerapan bentuk limit untuk konsep turunan yang berbentuk soal cerita. 2) Observasi Kedua Guru mengawali proses belajar mengajar dengan meminta kepada siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan mengenai teorema turunan. Penjelasan guru pun kurang lebih sama dengan penjelasan yang diberikan di Kelas XI IPS 2 yang termuat dalam 74

Lampiran 4 (halaman 138). Akan tetapi di awal penjelasan, guru lebih banyak memberikan contoh terlebih dahulu sebelum memulai penjelasan mengenai teorema turunan fungsi. Ditemukan pula perilaku siswa yang sama dengan Kelas XI IPS 2, banyak siswa yang tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru dan tidak mau terlibat dalam proses belajar mengajar saat itu. Di kelas XI IPS 1, ada 2 siswa yang terkadang mengikuti tanya jawab yang dilakukan oleh guru, yaitu R11 dan R12. Setelah penjelasan selesai, guru memberikan latihan soal halaman 189 no. 1.a. s.d. 1.g, yaitu menentukan turunan fungsi-fungsi pada soal dengan menuliskan jawabannya dalam bentuk paling sederhana. Siswa juga menunjukkan perilaku yang sama saat observasi pertama antara siswa yang mau mengerjakan latihan soal, bermain HP, berdandan, tidur, dan diam saja. Terutama siswa putra, hanya R12 yang terlihat memperhatikan penjelasan guru daripada siswa putra yang lain. Perilaku siswa dalam mengerjakan latihan soal juga sama dengan observasi kedua. R5 mengerjakan latihan bersama dengan R11. Kali ini R5 mengerjakan latihan soal dengan mendengarkan musik melalui headset. R12 mengerjakan latihan soal sendiri. Kali ini R13 tidak hadir di kelas karena ada kegiatan OSIS. Setelah ada siswa yang telah selesai mengerjakan latihan soal, guru meminta kepada siswa untuk menuliskan pekerjaannya di papan tulis. Namun, hanya 4 soal yang telah diselesaikan oleh siswa. Belum 75

ada siswa yang mengerjakan soal no. 1.e-1g. Secara lengkap pekerjaan siswa terangkum dalam Lampiran 7 (halaman 143). Di akhir pelajaran, guru memberi PR kepada siswa untuk mengerjakan soal halaman 189 no. 3, yaitu menentukan turunan fungsi-fungsi yang menerapkan aturan turunan fungsi perkalian. Selain observasi proses belajar mengajar pelajaran matematika di kelas, peneliti juga melaksanakan observasi proses belajar mengajar pelajaran geografi. Hal ini perlu dilaksanakan berdasarkan pengakuan S8, S7, dan R5 bahwa mereka lebih menyukai pelajaran geografi daripada pelajaran matematika yang disampaikan saat Wawancara 4 (Lampiran 11, halaman 153). Sehingga, observasi ini bertujuan untuk membandingkan perilaku siswa saat mengikuti pelajaran matematika dan pelajaran geografi. Pelaksanaan observasi proses belajar mengajar pelajaran geografi dijelaskan dalam Tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Observasi Proses Belajar Mengajar Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 No. 1. Hari, Tanggal Sabtu, 19-3-2016 2. - - XI IPS 1 XI IPS 2 Waktu 12.15-13.45 WIB Hari, Tanggal Selasa, 1-3-2016 Rabu, 16-3-2016 Waktu 12.15-13.45 WIB 7.00-8.30 WIB Berikut ini dijelaskan hasil observasi proses belajar mengajar pelajaran geografi yang didahului dengan penjelasan di Kelas XI IPS 2 76

baru penjelasan di Kelas XI IPS 1 karena mengikuti jadwal di Kelas XI IPS 2 yang lebih dahulu dibandingkan dengan Kelas XI IPS 1. a. Obsevasi di Kelas XI IPS 2 1) Observasi Pertama Guru mengawali pelajaran geografi dengan membuka proses belajar mengajar. Guru tidak memberikan penjelasan tetapi memberikan latihan soal kepada siswa. Guru memperbolehkan siswa untuk membuka buku atau membuka sumber lain, misalnya browsing menggunakan HP masing-masing siswa. Akan tetapi, guru tidak memperbolehkan siswa untuk bertanya teman lain atau bekerja sama dalam mengerjakan latihan soal. Siswa juga diperbolehkan bertanya kepada guru apabila ada pertanyaan yang membingungkan. Saat mengerjakan latihan soal, para siswa mengerjakan dengan serius. Semua berusaha untuk mengerjakan sendiri dengan membuka buku, termasuk S1, S7, S8, S9, S11, dan S18. Namun setelah 1 jam pelajaran pertama, banyak siswa yang mulai mengobrol dengan siswa lain atau membuka HP tetapi bukan yang berkaitan dengan menjawab soal. Walaupun sudah dimudahkan dengan membuka buku, beberapa siswa tetap ada yang bertanya kepada siswa lain, salah satunya S1 bertanya kepada S7, atau berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk memperoleh jawaban. Namun kali ini, S7 nampak lebih serius mengerjakan latihan 77

soalnya sendiri. S18 dan S11 mengerjakan dengan serius. S8 dan S9 mengerjakan tetapi sesekali bercanda. Setelah selesai mengerjakan latihan soal, guru tidak mencocokkan jawaban siswa langsung tetapi mengumpulkan jawaban siswa untuk dibahas pada pertemuan selanjutnya yang bersamaan dengan berakhirnya jam pelajaran geografi. 2) Observasi Kedua Pada observasi kedua ini, guru juga tidak memberikan penjelasan mengenai suatu materi tetapi guru mengajak siswa untuk mencocokkan dan membahas hasil ulangan harian yang diadakan pada pertemuan sebelumnya untuk satu jam pertama. Untuk satu jam selanjutnya, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal sebagai pengayaan atau remidi. Guru juga memperbolehkan siswa untuk membuka buku tetapi tidak untuk bertanya atau berdiskusi dengan siswa lain. Guru meminta kepada siswa untuk berusahan mengerjakan sendiri. Siswa pun mengerjakan dengan serius, termasuk S1, S7, S8, S9, S11, dan S18, walaupun ada beberapa siswa yang telihat sibuk dengan HPnya atau bertanya kepada teman lain. Sesaat sebelum jam pelajaran geografi berakhir, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya dan berpesan kepada siswa untuk memintakan tanda tangan orang tua pada hasil pekerjaan ulangan hariannya. Jam pelajaran pun selesai dan guru mengakhiri pelajaran. 78

b. Observasi di Kelas XI IPS 1 Pada observasi di kelas XI IPS 1, guru memberikan latihan soal kepada para siswa. Sama dengan di kelas XI IPS 2, guru juga mengizinkan kepada para siswa untuk membuka buku atau browsing dengan HP masing-masing siswa. Akan tetapi, guru meminta kepada siswa untuk mengerjakan sendiri-sendiri. Saat mengerjakan latihan soal, R5 meminta izin kepada guru untuk mengerjakan sambil mendengarkan musik melalui headset. Guru menanyakan kepada R5 apakah tidak menganggu dan R5 pun menjawab bahwa ia akan tetap bisa konsentrasi. Guru pun mengizinkannya. R11 dan R12 mengerjakan dengan serius. R13 tidak hadir karena ada keperluan OSIS. Karena jam pelajaran hampir selesai, guru meminta kepada siswa untuk mengumpulkan pekerjaan yang akan dikoreksi dan dibahas bersama pada pertemuan selanjutnya. 3. Data Hasil Dokumentasi Data hasil dokumentasi terdiri dari data tes hasil belajar siswa, catatan harian siswa, hasil rekaman wawancara yang dijelaskan dalam transkrip wawancara (Lampiran 8-18, halaman 144-185), dan foto proses belajar mengajar di kelas saat peneliti melakukan observasi. Data tes hasil belajar siswa akan dijelaskan dalam bentuk diagram pada bagian ini dan juga dalam bentuk tabel pada Lampiran 21-25 (halaman 204-208). Catatan harian siswa untuk pelajaran matematika disajikan dalam Lampiran 27 79

(halaman 210). Foto proses belajar mengajar di kelas saat peneliti melakukan observasi disajikan dalam Lampiran 28 (halaman 216). Data tes hasil belajar siswa terdiri dari nilai-nilai murni siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 dalam tes hasil belajar pelajaran matematika. Tes hasil belajar tersebut meliputi Ulangan Tengah Semester Ganjil, Ulangan Akhir Semester Ganjil, ulangan harian dan remidial materi limit, serta Ulangan Tengah Semester Genap untuk Tahun Ajaran 2015/2016. Berikut ini nilainilai murni siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 yang disajikan dalam bentuk diagram (Gambar 12-19): Gambar 12. Diagram Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 1 80

Gambar 13. Diagram Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 2 Nilai 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Nilai KKM=75 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 Kode Siswa Gambar 14. Diagram Hasil Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 1 Keterangan Gambar 14: Data nilai siswa dengan kode R1-R11 tidak ada karena tidak ditemukan arsip jawaban siswa dan guru tidak memiliki rekapan nilai murni untuk siswa tersebut. 81

Gambar 15. Diagram Hasil Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 2 Gambar 16. Diagram Hasil Ulangan Harian dan Remidial Materi Limit Kelas XI IPS 1 82

Gambar 17. Diagram Hasil Ulangan Harian dan Remidial Materi Limit Kelas XI IPS 2 Gambar 18. Diagram Nilai Ulangan Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 1 83

Gambar 19. Diagram Hasil Ulangan Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 2 Dari Gambar 12-19, hanya ada 5 siswa Kelas XI IPS 1 dan 3 siswa Kelas XI IPS 2 yang mempeoleh nilai tuntas menurut KKM tetapi hanya diperoleh siswa dalam remidial setelah mengikuti ulangan harian materi limit. Selain itu, siswa tidak ada yang tuntas menurut KKM, yaitu 75, dalam tes hasil belajar yang diselenggarakan oleh guru meliputi Ulangan Tengah Semester Ganjil, Ulangan Akhir Semester Ganjil, ulangan harian materi limit, dan Ulangan Tengah Semester Genap untuk Tahun Ajaran 2015/2016. B. Pembahasan Peneliti telah melakukan reduksi data dengan merangkum, memilih halhal pokok, membuang data yang tidak diperlukan, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan polanya mengenai persiapan siswa dalam 84

menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika. Hasil reduksi data yang dilakukan peneliti disajikan sebagai berikut. a. Persiapan mental siswa Persiapan mental siswa merupakan motivasi belajar siswa yang menyangkut kebutuhan, minat, dan tujuan siswa untuk belajar matematika. Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti telah mengumpulkan data dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Melalui reduksi data, peneliti dapat menyajikan persiapan mental siswa menjadi (1) minat siswa terhadap pelajaran matematika; (2) tujuan dan k ebutuhan siswa belajar matematika; sekaligus menjadi indikator persiapan mental siswa yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Minat siswa terhadap pelajaran matematika Peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu untuk mengetahui minat siswa terhadap pelajaran matematika. Pada studi awal, peneliti menanyakan kepada narasumber untuk memilih antara belajar matematika atau belajar akutansi terlebih dahulu apabila menghadapi ujian matematika dan akutansi. S1, S9, dan S18 memilih untuk belajar matematika terlebih dahulu karena menurut mereka matematika bisa dipahami dan tidak rumit seperti akutansi. Akan tetapi, S7, S11, dan R5 memilih akutansi terlebih dahulu karena menurut mereka akutansi lebih mudah dipahami. Namun, seluruh narasumber baik S1, S7, S9, S11, S18 maupun R5 mengaku menyukai pelajaran matematika. Namun, pernyataan tersebut harus diteliti lebih 85

lanjut apakah siswa-siswa benar-benar menyukai matematika, artinya berminat terhadap matematika atau tidak sehingga peneliti melakukan pengambilan data lanjutan (triangulasi teknik) dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Minat atau rasa senang seseorang akan suatu hal dapat dinilai dari perhatian yang diberikan terhadap hal tersebut. Artinya, jika siswa-siswa benar-benar berminat terhadap matematika, maka seharusnya siswa-siswa menunjukkan sikap belajar yang baik terutama saat proses belajar mengajar pelajaran matematika di kelas. Maka, peneliti melakukan observasi di kelas dalam proses belajar mengajar pelajaran matematika untuk melihat aktivitas narasumber. Setelah mengumpulkan data, mereduksi data, dan menemukan pola, peneliti menemukan indikator perhatian siswa terhadap pelajaran matematika, yaitu apakah (1) siswa memperhatikan penjelasan guru, (2) siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, (3) siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, (4) siswa mengerjakan latihan soal pada materi yang sedang dibahas, (5) siswa berusaha menyelesaikan latihan soal yang menurutnya sulit dengan bertanya kepada teman lain atau guru, (6) siswa menuliskan hasil latihan soal yang dikerjakan di papan tulis, atau (7) siswa mengulang -ulang pelajaran matematika. 86

a) S1 Dari observasi yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil bahwa S1 cukup memberikan perhatian saat proses belajar mengajar di kelas. S1 memperhatikan penjelasan guru dan mencatat. Peneliti telah mengecek catatan S1 dan menemukan catatan cukup rapi dan lengkap. S1 juga mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. Ketika menemui kesulitan, S1 bertanya kepada S18. Akan tetapi apabila S1 belum paham juga, maka S1 berhenti untuk mengerjakan dan melakukan aktivitas lain seperti membuka HP, melihat teman lain mengerjakan, atau diam saja. S1 mengaku bahwa jarang belajar matematika di luar jam pelajaran di sekolah. Bahkan, S1 menjelaskan bahwa ia tidak belajar matematika sebelum ujian pelajaran matematika pada UTS Genap TA 2015/2016. b) S7 Dalam proses belajar mengajar, S7 tidak memberikan perhatiannya. S7 cenderung diam saja. Untuk meyakinkan penilaian, peneliti mengecek hal tersebut melalui wawancara dan S7 juga mengaku diam saja di kelas. Diam di sini berkaitan dengan diam tidak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pelajaran matematika. S7 juga terlihat tidak mendengarkan penjelasan guru dan juga tidak mencatat. Setelah mengecek, peneliti pun tidak menemukan hasil catatan S7 karena ia memang 87

tidak memiliki buku catatan matematika. S7 lebih terlihat sibuk dengan HP-nya. Untuk meyakinkan kebiasaan S7 di kelas, peneliti bertanya kepada guru pelajaran matematika mengenai S7. Guru menilai S7 memang sering tidak memperhatikan, tidak mengerjakan latihan soal di kelas, dan diam saja tetapi diamnya dalam arti gelisah. Dari beberapa wawancara terutama saat peneliti memberikan soal untuk diselesaikan, S7 tidak pernah tertarik untuk menyelesaikannya. Bahkan S7 tidak pernah bersedia untuk mencoba terlebih dahulu. Hal ini ditunjukkan dalam Lampiran 9 (halaman 145). Peneliti menilai bahwa S7 sangat tidak menyukai matematika yang ditunjukkan dengan sikap yang tidak pernah mau belajar matematika. Sama dengan S1, S7 juga tidak belajar matematika sebelum ujian pelajaran matematika pada UTS Genap TA 2015/2016. c) S8 S8 juga diam di kelas. S8 duduk sebangku dengan S9. Saat di kelas, S8 terlihat sering bercanda dengan S9. Guru juga menilai bahwa S8 sering bercanda dengan S9. Sesekali memperhatikan penjelasan guru, terkadang mencatat, sesekali mengerjakan latihan soal, dan lebih banyak diam di kelas. Peneliti melakukan pengecekan terhadap catatan S8 dan menemukan bahwa buku catatan yang ia gunakan adalah milik S7. S8 mengatakan bahwa buku S7 masih bersih karena tidak digunakan sehingga digunakan 88

oleh S8 untuk mencatat. S8 memiliki catatan tetapi catatan yang ia buat tidak lengkap. Saat ditanya langsung kepada S8, ia mengaku bahwa di kelas memang diam, hanya mengerjakan jika paham, dan mau mengerjakan latihan soal hanya saat meminta bantuan peneliti atau bertanya kepada S18 (dijelaskan dalam Lampiran 15, halaman 171). Ketika peneliti sengaja tidak membantu S8, S8 ternyata tidak melakukan apa-apa dan diam saja. Sehingga, peneliti mengategorikan S8 temasuk yang tidak bersedia mengerjakan dan tidak berusaha menyelesaikan latihan soal. S8 juga menjelaskan cara belajarnya. S8 belajar matematika sedikit-sedikit. Saat menghadapi UTS Genap TA 2015/2016 pelajaran matematika, S8 juga tidak berusaha lebih untuk belajar matematika. S8 hanya membuka-buka buku tetapi saat ujian apa yang telah dipelajari lupa. S8 pun tidak latihan soal dalam belajarnya. d) S9 S9 hampir sama dengan S7 dan S8. S9 lebih banyak diam (tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pelajaran matematika) di kelas. Saat peneliti mengeceknya dengan wawancara, S9 mengaku bahwa ia hanya diam saja, memegang buku, bolpoin, dan melamun melihat penjelasan guru. Namun dengan meminta bantuan peneliti, S9 mengaku bahwa ia mau mengerjakan latihan soal dan berani maju di depan kelas (dijelaskan dalam Lampiran 16, halaman 176). Meskpiun 89

demikian, hal tersebut hanya dilakukan S9 sekali dari keseluruhan proses belajar mengajar yang ia ikuti. Sehingga, peneliti tetap mengategorikan S9 tidak bersedia mengerjakan, tidak berusaha menyelesaikan, dan tidak menuliskan latihan soal di papan tulis. Guru menilai bahwa S9 memiliki karakter aktif dan sering membuat lelucon bagi teman-temannya. Untuk catatan S9, peneliti tidak menemukan catatan yang rapi dan lengkap melainkan catatan yang tidak rapi dan terbagi-bagi dalam buku catatan pelajaran lain bahkan catatan milik teman yang lain. Hal ini juga diakui oleh S9 bahwa ia memang demikian. Sehingga, peneliti mengategorikan S9 tidak memiliki catatan. S7 juga menambahkan bahwa S9 malas dan tidak membawa buku karena bukunya dibawa S7 (dijelaskan dalam Lampiran 15, halaman 172). S9 kurang dalam mengulang-ulang pelajaran matematika. Cara belajar S9 untuk matematika adalah membuka-buka buku dan membacanya. Hal tersebut juga ia lakukan sebelum UTS Genap TA 2015/2016 untuk pelajaran matematika. S9 mengaku dengan cara belajar yang demikian, ia bingung dan lupa caranya sehingga tidak berhasil mengerjalan soal yang diberikan dalam ujian matematika. e) S11 S11 cukup memberikan perhatian dalam proses belajar mengajar di kelas. S11 memperhatikan guru di kelas dan mencatat. S11 memiliki catatan yang cukup rapi dan lengkap. S11 90

mengerjakan latihan soal. S11 melakukan diskusi dengan teman lain apabila menemui kesulitan, khususnya bertanya kepada S18, atau bertanya langsung kepada guru. S11 cukup aktif menuliskan hasil latihan soalnya di papan tulis. S11 tidak pernah mengulangulang pelajaran matematika, baik sebelum maupun sesuah pelajaran matematika di sekolah. S11 akan belajar saat menghadapi ujian. Cara belajar yang digunakan saat menghadapi ujian adalah dengan latihan soal. f) S18 S18 adalah siswa yang baik dalam memberikan perhatian dalam proses belajar matematikanya. S18 aktif terlibat dalam proses belajar mengajar seperti memperhatikan penjelasan guru, menjawab pertanyaan dari guru, mencatat, mengerjakan latihan soal sendiri bahkan mengajari teman yang lain, semangat untuk menuliskan hasil latihan soalnya di papan tulis, dan tidak malu bertanya kepada guru saat menemui kesulitan. Saat ada peneliti pun, S18 sering meminta bantuan apabila menemui kesulitan. Namun, S18 mengaku tidak pernah belajar matematika. S18 hanya belajar matematika di sekolah. Bahkan saat menghadapi ujian pelajaran matematika, S18 juga tidak belajar matematika. g) R5 R5 adalah siswa yang cukup baik untuk memberikan perhatian dan terlibat dalam proses belajarnya. Saat guru memberikan 91

penjelasan di depan kelas, R5 memperhatikannya dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. Saat waktunya mengerjakan latihan soal, R5 mengerjakan latihan soal dan bertanya saat mengalami kesulitan kepada teman, khususnya R11. Namun, R5 jarang mau menuliskan hasil latihan soalnya di papan tulis. R5 juga jarang belajar matematika. Saat menghadapi UTS Genap TA 2015/2016 untuk pelajaran matematika, R5 mengaku tidak belajar matematika. h) R11 R11 adalah siswa yang baik dalam memberikan perhatian di dalam proses belajar mengajar. R11 mendengarkan penjelasan guru dan memiliki catatan yang rapi dan lengkap. R11 adalah siswa yang cepat paham dengan penjelasan guru karena saat diminta untuk menuliskan hasil latihan soal di papan tulis, R11 adalah siswa yang berani dan langsung menuliskan hasil latihannya di papan tulis. Hal ini menunjukkan bahwa R11 juga memiliki rasa percaya diri yang baik terhadap kemampuannya. Namun setelah wawancara lebih dalam dengan R11, peneliti menilai bahwa R11 belajar hanya saat ada ulangan atau ujian yang sifatnya diberitahu dulu. Sebab, peneliti menemukan bahwa sebelum ulangan harian materi limit, R11 tidak belajar dengan alasan tidak diberitahu oleh guru. 92

i) R12 R12 adalah siswa yang baik dalam memberikan perhatian terhadap proses belajar mengajar di kelas. R12 memperhatikan penjelasan guru, mencatat, dan sering menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh guru sedangkan siswa yang lain hanya diam. R12 mengerjakan latihan soal dan sering tampil untuk menuliskan hasil latihan soalnya di papan tulis. Menurut R13, R12 adalah siswa yang cepat paham saat belajar matematika. Namun saat ditanya apakah menyukai matematika atau tidak, R12 menjawabnya dengan ragu antara suka atau tidak (dijelaskan dalam Lampiran 12, halaman 165). Setelah peneliti juga mewawancarai R12, ternyata R12 hanya kadang-kadang belajar matematika. Ketika ditanya kapan belajar saat menghadapi ulangan matematika, R12 menjawab H-1 sebelum jadwalnya tiba. j) R13 R13 adalah siswa yang tidak memperhatikan proses belajarnya dalam pelajaran matematika. R13 tidak memperhatikan, mencatat, dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. Saat ada peneliti, R13 mau mengerjakan dan bertanya soal yang menurutnya sulit untuk dituliskan di papan tulis. Namun, hal itu ia lakukan setelah guru memintanya untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. R13 sering tidak hadir dalam proses belajar mengajar di kelas karena kesibukan kegiatan meliputi OSIS, Pramuka, dan 93

kegiatan lain. R13 adalah ketua OSIS SMA Negeri 1 Cangkringan. Setelah mengenal R13 dari wawancara dan observasi, peneliti menilai bahwa R13 sama sekali tidak tertarik terhadap matematika. R13 juga sama sekali tidak pernah belajar matematika. Peneliti menilai walaupun pada awalnya narasumber mengatakan bahwa mereka menyukai matematika, tetapi sikap yang ditunjukkan narasumber selama peneliti mengambil data adalah sikap yang tidak mencerminkan seseorang berminat terhadap matematika dan sudah dijelaskan pada deskripsi sebelumnya di bagian masingmasing narasumber. Penilaian tersebut dicek kembali oleh peneliti dengan observasi lanjutan sebagai berikut. Saat mengumpulkan data, peneliti menemukan bahwa S7, S8, dan R5 menyukai pelajaran geografi. Maka, peneliti memilih melakukan observasi di kelas geografi untuk membandingkan antara perilaku siswa saat mengikuti pelajaran matematika dan geografi. Dari observasi proses belajar mengajar geografi, peneliti menilai bahwa S1, S7, S8, S9, S11, S18, R5, R11, R12, dan R13 bahkan seluruh siswa aktif mengikuti dan terlibat dalam proses belajar mengajar. Saat guru meminta siswa untuk latihan soal, seluruh siswa mengerjakan dengan serius. Guru meminta kepada siswa untuk mengerjakan sendirisendiri. Siswa mengerjakan sendiri-sendiri pada awalnya. Setelah kurang lebih setengah jam, siswa mulai bertanya kepada teman lain. Akan tetapi, proses latihan soal tetap berlangsung kondusif. 94

Setelah melakukan triangulasi teknik dengan wawancara dan observasi disertai dengan data-data dokumentasi, peneliti menilai bahwa narasumber menunjukkan sikap yang berbeda antara mengikuti pelajaran matematika dan geografi. Jika kebanyakan narasumber tidak terlibat dalam proses belajar mengajar matematika di kelas dan lebih sibuk dengan kegiatan di luar proses tersebut, maka narasumber sangat antusias dan bersedia mengerjakan serangkaian kegiatan dalam proses belajar mengajar pada pelajaran geografi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika. 2) Tujuan dan Kebutuhan Siswa Belajar Matematika Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber untuk mengetahui apakah siswa mengetahui tujuan dan kebutuhan belajar matematika. Peneliti memfokuskan pada pertanyaan apakah para siswa mengetahui tujuan belajar matematika terlebih dahulu. Dari hasil wawancara, narasumber menjelaskan bahwa dengan belajar matematika, mereka dapat menghitung, bisa matematika seperti apa yang diajarkan oleh guru, dan bisa mengerjakan ulangan, UTS (Ulangan Tengah Semester), atau UKK (Ulangan Kenaikan Kelas). Selain itu, peneliti juga menanyakan kepada narasumber apakah teman kelasnya mengetahui tujuan belajar matematika. Narasumber berpendapat bahwa teman-teman yang lain pun tidak mengetahui tujuan belajar matematika. Maka, peneliti dapat menilai bahwa narasumber sebenarnya tidak mengetahui tujuan belajar 95

matematika. Melalui observasi proses belajar mengajar di kelas, peneliti juga menemukan bahwa guru tidak menjelaskan tujuan belajar di setiap materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari. Peneliti menilai bahwa dengan siswa belum mengetahui tujuan belajar matematika, maka siswa juga belum mengetahui kebutuhan belajar matematika. Siswa mengikuti proses belajar mengajar pelajaran matematika sebaga rutinitas, yang penting mengetahui seperti apa yang dijelaskan oleh guru, bisa menghintung, dan bisa mengerjakan ulangan harian, UTS (Ulangan Tengah Semester), atau UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) tanpa mengetahui makna belajar matematika yang sebenarnya. b. Persiapan Intelektual Siswa Persiapan intelektual siswa meliputi latar belakang pengalaman dan keberhasilan struktur pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya dalam proses belajar matematika. Hal tersebut sudah menjadi bagian dari fasefase dalam proses belajar siswa menurut Gagne sebagai indikator untuk mengetahui persiapan intelektual siswa yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Apakah siswa mempersiapkan diri sebelum belajar matematika Untuk melihat apakah siswa sudah mempersiapkan diri sebelum belajar matematika, peneliti telah melaksanakan wawancara dan observasi dengan S1, S7, S8, S9, S11, S18, R5, R11, R12, dan R13. Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, seluruh narasumber 96

tidak ada yang mempersiapkan diri dengan belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran matematika. Seluruh narasumber juga tidak ada yang memperhatikan bahwa di setiap jadwal pelajaran matematika, kira-kira mereka akan belajar apa saja. Bahkan S7 terlihat santai padahal tidak memiliki buku catatan matematika dan S9 sering tidak membawa buku baik paket maupun catatan. 2) Apakah siswa mengetahui tujuan belajar matematika Apakah siswa mengetahui tujuan belajar matematika telah dijelaskan pada pembahasan tujuan dan kebutuhan siswa belajar matematika dalam persiapan mental siswa (halaman 95-96). Dari penjelasan tersebut, siswa tidak mengetahuii tujuan belajar matematika. 3) Apakah siswa ingat dari ingatan jangka panjang yang terkait dengan materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari Untuk mengetahui apakah siswa mengingat kembali dari ingatan jangka panjang, peneliti melakukan wawancara yang berkaitan dengan materi kuartil, peluang, dan limit yang akan dijelaskan sebagai berikut. a) Wawancara Mengenai Materi Kuartil Wawancara mengenai materi kuartil ini merupakan wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan studi awal dan menentukan sampel penelitian. Akan tetapi, hasil wawancara ini juga dapat digunakan untuk mengecek ingatan jangka panjang yang sudah diketahui/dipahami/dikuasi. Peneliti 97

melakukan wawancara dengan S1, S7, S9, S11, dan S18. Secara lengkap, hasil wawancara disajikan dalam transkrip wawancara 2 pada Lampiran 9 (halaman 145). Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa tidak ada narasumber yang ingat mengenai materi kuartil. Ada 2 soal yang diberikan peneliti kepada narasumber, yaitu (1) menentukan nilai kuartil untuk data tunggal dan (2) menentukan nilai kuartil untuk data berkelompok. Hanya R18 yang dapat mengerjakan soal nomor 1 untuk menentukan nilai kuartil data tunggal. Walaupun dapat mengerjakan nomor 1, R18 belum mampu untuk menjelaskan maksud dari nilai kuartil. S18 juga menambahkan bahwa soal pernah diberikan pada materi statistika. S18 menebak-nebak yang dimaksud kuartil, yaitu simpangan rataan atau simpangan baku. Hal ini menunjukkan bahwa S18 benar-benar lupa apa yang dimaksud dengan nilai kuartil. Narasumber lain tidak ada yang mengerjakan soal yang diberikan dan bahkan tidak mencoba untuk menjawab dengan alasan lupa/tidak ingat. S1 dan S11 menambahkan bahwa mereka hanya mengingat cara menentukan mean dan modus untuk data tunggal. 98

b) Wawancara Mengenai Materi Peluang Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber S7, S8, S9, S11, S18, dan R5. Fokus pertanyaan hanya mengenai definisi dan konsep pemahan mengenai peluang. Peneliti mengaitkan pertanyaan peluang dengan menghubungkan kejadian yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah narasumber. Transrip wawancara secara lengkap dijelaskan dalam Lampiran 10 (halaman 148). Dari hasil wawancara tersebut, S7 dan S8 sama sekali tidak mengetahui yang dimaksud dengan peluang. S7 hanya diam saja dan S8 mau mencoba tetapi ia mencoba dengan konsep pencacahan sehingga tidak sesuai dengan pertanyaan dari peneliti. S9 mampu memberikan jawaban yang benar akan tetapi ia tidak yakin dengan jawabannya karena lupa. S11 juga tidak mampu menjawab pertanyaan peneliti dan justru mengerjakan dengan faktorial. Hanya S18 yang mampu menjawab pertanyaan peneliti yang mengindikasikan bahwa S18 masih ingat dengan konsep peluang. c) Wawancara Mengenai Materi Limit Fungsi Wawancara mengenai materi limit peneliti lakukan saat menjelang Ulangan Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 yang salah satu materinya mengenai limit fungsi. Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber S7, S8, S9, 99

S11, dan S18 dengan S8 dan S18 pada 20 Maret 2016 serta S7, S8, dan S9 pada 23 Maret 2016. Peneliti memberikan 10 soal yang dimodifikasi dari soal ulangan harian materi limit fungsi yang diberikan guru pada 24 Februari 2016 (Kelas XI IPS 2) dan 27 Februari 2016 (XI IPS 1). Setelah narasumber mengerjakan soal yang diberikan, peneliti memberikan pertanyaan bagaiman narasumber memperoleh jawaban dari soal tersebut. Transkrip wawancara disajikan dalam Lampiran 15 dan 16 (halaman 169 dan 173). Dari 10 soal yang diberikan, hanya S18 yang mau mencoba sampai dengan nomor 10 sedangkan S7, S8, S9, dan S11 hanya mau mencoba sampai dengan nomor 5. Mereka mengaku bahwa soal yang diberikan cukup sulit dan sudah lupa dengan materi tersebut. Padahal, wawancara dilakukan kurang lebih satu bulan dari siswa melaksanakan ulangan harian materi limit dan tidak ada satu minggu lagi siswa akan menjalani Ulangan Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2015 pelajaran matematika. Guru juga telah memberikan remidi dan membahasnya. i) S18 S18 mengerjakan 10 soal tetapi hanya mampu menjawab soal no 1, 2, 3, 4, 6, dan 7. Nomor selain itu, S18 tidak menjawabnya. Dari 6 soal yang diberikan, S18 hanya benar 100

untuk soal nomor 1-4. Namun, S18 mengabaikan tanda sama dengan yang dijelaskan pada Gambar 20. Gambar 20. Jawaban S18 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 1-4 Peneliti mengecek jawaban S18 untuk soal nomor 1-10 dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dijelaskan dalam Lampiran 15 (halaman 169). Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, peneliti menilai bahwa S18 hanya mengetahui cara menentukan nilai limit suatu fungsi, yaitu dengan mensubstitusi, memfaktorkan, dan mengalikan sekawannya. Akan tetapi, S18 belum terampil untuk menentukan penyelesaian dari masing-masing soal apakah lebih tepat menggunakan substitusi, pemfaktoran, atau perkalian sekawan sehingga S18 membuat kesalahan pada no 6 yang dijelaskan dalam Gambar 21. Gambar 21. Jawaban S18 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 6 Dari jawaban S18 untuk soal nomor 6 (Gambar 21), peneliti menilai bahwa S18 tidak memahami bagaimana 101

menyederhanakan suatu fungsi sehingga cara menentukan nilai limit suatu fungsi yang telah diketahuinya dapat digunakan. S18 juga membuat kesalahan dengan menyebut bentuk adalah tidak terdefinisi, yang sebenarnya adalah bentuk tidak tentu. Gambar 22. Jawaban S18 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 7 Hasil jawaban S18 untuk soal nomor 7 (Gambar 22 ) mengindikasikan bahwa S18 mengetahui cara menentukan nilai limit fungsi dengan perkalian sekawan. Akan tetapi, S18 membuat kesalahan mengalikan dengan sehingga ia membuat kesahalan dalam menjawab soal nomor 7. Untuk soal yang lain yaitu soal nomor 5, 8, 9, dan 10, S18 mengaku lupa caranya. Sehingga, S18 tidak menjawab soal denga nomor tersebut dan mengaku menyerah yang dijelaskan dalam Gambar 23 berikut ini. Gambar 23. Jawaban S18 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 5, 8, 9, dan 10 102

ii) S8 S8 hanya mau mengerjakan soal nomor 1-5. Namun, S18 hanya benar untuk soal nomor 2. Untuk Nomor 1, S8 sudah menggunakan cara yang tepat tetapi kurang teliti dalam menghitung. Penteliti menilai bahwa S8 tidak memahami cara menentukan nilai limit suatu fungsi dengan baik karena S8 hanya menggunakan cara substitusi dari nomor 1-5. Saat ditanya peneliti, S8 menjawab bahwa ia lupa. Jawaban S8 untuk soal nomor 1-5 dijelaskan dalam Gambar 24. Gambar 24. Jawaban S8 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 1-5 iii) S7 S7 tidak mengerjakan dan tidak bersedia mencoba untuk mengerjakan soal nomor 1-5. Ketika peneliti menanyakan, S7 sama sekali tidak paham dengan cara menentukan nilai limit suatu fungsi. Sehingga, S7 tidak menjawab seluruh soal. 103

iv) S9 S9 sama dengan S8 bahwa ia hanya mengetahui cara mementukan nilai limit suatu fungsi dengan substitusi. Terbukti S9 menjawab seluruh soal nomor 1-5 dengan substitusi. Saat ditanya peneliti, S9 menjawab bahwa ia bingung. Jawaban S9 untuk soal nomor 1-5 dijelaskan dalam Gambar 25 berikut ini. Gambar 25. Jawaban S9 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 1-5 v) S11 S11 mengerjakan nomor 1-5. S11 hanya menerapkan cara substitusi untuk menentukan nilai limit fungsi pada soal nomor 1-5. Sehingga, S11 hanya benar untuk soal nomor 1 walaupun mengabaikan tanda sama dengan. S11 melakukan kesalahan pada nomor 2, yaitu membagi penyebut dan 104

pembilang dengan 2 padahal merupakan suku-suku dari penjumlahan dan pengurangan sehingga tidak dapat dibagi. Hal ini mengindikasikan bahwa S11 tidak paham mengenai konsep dasar dalam matematika, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Jawaban S11 secara lengkap dijelaskan dalam Gambar 26 berikut ini. Gambar 26. Jawaban S11 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 1-5 Dari penjelasan hasil wawancara yang berkaitan dengan materi kuartil, peluang, dan limit yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti menilai bahwa faktor utama yang membuat siswa tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan adalah karena lupa. Siswa juga tidak baik dalam mengingat konsep-konsep dasar matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, 105

dan memfaktorkan suatu fungsi. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa tidak mempunyai, memahami, atau menguasai ingatan jangka panjang mengenai pokok bahasan yang sedang dipelajari, diantaranya menentukan nilai kuartil, peluang, dan nilai limit fungsi yang telah dijelaskan sebelumnya. 4) Apakah siswa mengamati unsur-unsur perangsang yang sesuai dengan materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari Untuk mengetahui apakah siswa mengamati unsur-unsur perangsang yang sesuai dengan materi matematika yang sedang dipelajari, peneliti telah melakukan observasi dalam proses belajar mengajar matematika yang telah dijelaskan dalam bagian observasi proses belajar mengajar matematika skripsi ini halaman 66-76 dan lampiran yang berkatian dengan observasi tersebut, yaitu Lampiran 2-7 (halaman 133-143). Dari observasi tersebut, peneliti menilai bahwa siswa tidak mengamati unsur-unsur yang sesuai. Sebab dalam mengawali penjelasan, guru sering memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari tetapi siswa hanya diam yang dimungkinkan siswa tidak mengetahui jawabannya. Walaupun guru telah menambahkan petunjuk agar siswa mau menjawab, siswa tetap diam. Jika siswa diam, dimungkingkan siswa mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari padahal hal ini sangat membantu siswa sendiri untuk memahami pokok bahasan yang akan 106

dijelaskan guru selanjutnya. Jika siswa mengamati pertanyaanpertanyaan yang relevan tersebut, maka seharusnya siswa aktif menjawab atau meminta guru untuk menjelaskan terlebih dahulu apa yang belum dipahami jika siswa benar-benar belum paham tanpa melewatkannya begitu saja. Akan tetapi, siswa tidak melakukan hal tersebut. Bahkan, beberapa siswa menunjukkan sikap diam saja jika tidak paham dengan penjelasan guru seperti yang diakui oleh S1, S7, S8, dan S9. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa tidak mengamati unsur-unsur perangsang yang sesuai bagi pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari. 5) Apakah siswa mampu mengolah dan menghubungkan informasi di STM ( Short Term Memory) menjadi bermakna pada pola perseptual LTM (Long-Term Memory) Dari studi yang telah dilakukan peneliti melalui teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi, peneliti menilai bahwa siswa akan sukar untuk mengolah dan menghubungkan informasi di STM (Short Term Memory) menjadi bermakna pada pola perseptual LTM (Long-Term Memory). Sebab, siswa saja kurang baik dalam proses memperhatikan setiap hal yang akan dipelajari saat belajar matematika, siswa tidak mengetahui tujuan belajar matematika, siswa tidak ingat jangka panjang apa yang sudah diketahui/dipahami/dikuasai tentang materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari. Jika siswa mampu mengolah dan menghubungkan informasi di STM (Short Term Memory) menjadi 107

bermakna pada pola perseptual LTM ( Long-Term Memory), maka seharusnya siswa tidak kesulitan dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang peneliti berikan dalam wawancara yang berkaitan dengan materi matematika yang sedang dipelajari dan siswa tidak akan gagal dalam setiap tes hasil belajar pelajaran matematika yang akan dijelaskan selanjutnya. 6) Apakah siswa membuktikan melalui suatu prestasi kepada guru dan diri sendiri bahwa materi pelajaran matematika telah dikuasai serta memberi indikasi bahwa tujuan belajar matematika pada dasarnya telah dicapai Prestasi siswa telah dijelaskan pada bagian penyajian data tes hasil belajar siswa terdiri yang dari nilai-nilai murni siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 dalam tes hasil belajar pelajaran matematika yang disajikan dalam bentuk diagram ( halaman 79-84) dan juga dalam bentuk tabel pada Lampiran 21-25 (halaman 204-208). Tes hasil belajar tersebut meliputi Ulangan Tengah Semester Ganjil, Ulangan Akhir Semester Ganjil, ulangan harian dan remidial materi limit, serta Ulangan Tengah Semester Genap untuk Tahun Ajaran 2015/2016. Dari data tersebut, hanya ada 5 siswa Kelas XI IPS 1 dan 3 siswa Kelas XI IPS 2 yang mempeoleh nilai tuntas menurut KKM tetapi hanya diperoleh siswa dalam remidial setelah mengikuti ulangan harian materi limit. Selain itu, siswa tidak ada yang tuntas menurut KKM, yaitu 75, dalam tes hasil belajar yang telah diselenggarakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum menguasai pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari di kelas XI dan menjadi 108