BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng bagus bag manusa, karena ddalam susu tersebut terkandung lengkap zat-zat gz yang sangat esensal dan dbutuhkan oleh tubuh manusa. Kandungan lemak susu kambng sangat tngg, dapat mencapa 4,15% (Devendra dan Burns, 1994) dan terdr dar trglserda, phospholpd dan kolesterol (Schmdt, 1971). Susu kambng mengandung proten sektar 3,5%, yang terdr dar 3,1% kasen dan 0,4% laktabumn (Sarwono, 2002). Untuk menjaga kualtas susu tersebut agar tetap bak hngga sampa pada konsumen, maka susu harus dkemas menggunakan kemasan yang bak. Sstem pendstrbusan susu kambng tdak serumt susu sap. Susu kambng d peternakan rakyat dkemas dan ddstrbuskan sendr oleh peternak. Peternak basanya belum mengetahu cara penggunaan kemasan dan pendstrbusan yang bak untuk menjaga kualtas susu. Penggunaan kemasan yang bak akan melndung dan menjaga kualtas produk selama pendstrbusan sampa kepada konsumen.
Susu memlk sumber proten hewan palng bak untuk kesehatan, dsampng tu susu juga mempunya kelemahan karena merupakan meda yang bak untuk pertumbuhan mkroba, sehngga mudah rusak bahkan dapat menjad sumber penularan penyakt pada manusa. Susu juga memlk ph yang netral sehngga mkroba susu sangat cepat berkembang pada ph tersebut. SNI (1998) menyebutkan bahwa standar ph susu segar yang dtetapkan adalah 6 sampa 7. Oleh karena tu, penurunan kualtas susu segar dapat terjad dengan cepat selama penanganan d peternakan hngga dstrbus ke konsumen apabla tdak dtangan dengan bak. Jumlah mkroorgansme yang ada pada susu segar yang baru saja dperah dar ternak sehat sangat rendah. Namun jumlah n dapat menngkat setelah susu dsmpan pada suhu ruang selama beberapa waktu. Abrar (2013) menyatakan bahwa mkroorgansme lebh tahan terhadap suhu rendah karena pertumbuhan dan pembelahan sel mungkn terhambat, sehngga selsel bakter dapat tahan hdup untuk jangka waktu yang lama. Hal n dkarenakan fungs sel berhent dan bla meda suhu sektarnya dnakkan metabolsme akan berlangsung kembal. Kualtas susu merupakan faktor yang sangat pentng dalam upaya penyedaan susu sehat untuk konsumen dan dapat menentukan kualtas produks dalam pengolahannya. Salah satu kualtas susu yang harus djaga adalah asam lemak susu. Asam lemak tdak jenuh pada susu sangat rentan terhadap panas dan cahaya matahar. Apabla asam lemak tersebut terkena
panas dan cahaya matahar, maka asam lemak tersebut mudah mengalam oksdas (Murphy et al., 2007). Banyak faktor yang dapat mempengaruh kualtas susu segar selama pendstrbusan, salah satunya adalah cahaya matahar, suhu dan kemasan. Berbaga macam bentuk kemasan dapat dgunakan oleh produsen untuk mengkemas produk susu dan menjualnya kepada konsumen. Jens kemasan yang dgunakan antara lan plastk, botol plastk dan bahkan botol kaca. Zygoura et. al. (2004) menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruh kualtas susu dantaranya adalah bahan kemasan dan konds penympanan susu. Cahaya matahar dapat mempengaruh kualtas susu selama masa pendstrbusan. Semakn lama susu terkena paparan snar matahar langsung, maka kualtas susu akan semakn rendah. Hal n terjad karena susu yang terkena snar matahar langsung akan mudah mengalam reaks oksdas sehngga asam lemak tdak jenuh pada susu berubah menjad asam lemak bebas (Rahardjo, 2004). Suhu selama pendstrbusan juga dapat mempengaruh nla ph. Susu yang ddstrbuskan menggunakan suhu dngn akan berbeda ph-nya dengan susu yang ddstrbuskan pada suhu ruang. Abrar (2013) menyatakan bahwa perubahan ph tersebut terjad karena adanya aktvtas mkroba. Mkroba pada suhu rendah aktvtasnya lebh sedkt dbandng pada suhu ruang.
Plastk merupakan salah satu bahan yang banyak dgunakan oleh produsen untuk mengemas produk olahannya. Plastk merupakan bahan yang bagus untuk dgunakan mengemas produk. Selan murah, plastk juga memlk kemampuan untuk menghambat snar ultravolet. Syaref et al. (1989) menyatakan bahwa plastk merupakan bahan kemasan yang dapat menghambat snar UV. Kaca merupakan bahan lan yang dgunakan untuk mengemas susu. Akan tetap, karena kaca mudah pecah dan mahal harganya, maka kaca sudah jarang dgunakan untuk djadkan kemasan. Kaca kurang begtu bak dalam menjaga produk, apalag dengan produk yang rentan terhadap cahaya matahar. Kaca mampu melndung produk dar snar matahar apabla kaca tersebut berwarna amber atau gelap. Grlng (2000) menyebutkan wadah gelas berwarna amber mampu melndung produk dar snar ultravolet (UV), sedangkan gelas berwarna hjau mampu member perlndungan parsal terhadap snar UV. Berdasarkan uraan datas, penelt tertark untuk melakukan peneltan guna mengetahu pengaruh suhu, bahan dan warna kemasan yang dgunakan selama pendstrbusan terhadap kualtas susu kambng Peranakan Ettawa.
Tujuan Peneltan Peneltan n bertujuan untuk mengetahu pengaruh perbedaan penggunaan suhu, bahan dan warna kemasan selama dstrbus susu terhadap kadar asam lemak bebas, ph dan proten terlarut susu kambng Peranakan Ettawa. Manfaat Peneltan Peneltan n dharapkan mampu memberkan pengetahuan tentang suhu, bahan dan warna kemasan susu yang bak dalam menjaga kualtas susu selama pendstrbusan.