2. Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC. HPLC(HighPerfomance Liquid Cromatografi)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)

Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph)

LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

HIGH PERFORMANCE LIQUIDCHROMATOGRAPHY

8. PRAKTIUM HPLC; ANALISA TABLET VITAMIN C

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

LAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography)

BAB III METODE PERCOBAAN

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962).

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT

PENETAPAN KADAR KOFEIN DALAM MINUMAN BERNERGI YANG BEREDAR DI PASARAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

Bab III Bahan dan Metode

Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Kata Kunci : kromatografi gas, nilai oktan, p-xilena, pertamax, pertamax plus.

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography)

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

Kata kunci: fasa gerak, asam benzoat, kafein, kopi kemasan, KCKT. Key word: mobile phase, benzoic acid, caffeine, instant coffee package, HPLC

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Spektrofotometri uv & vis

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB II METODE PENELITIAN

Gambar 1. Alat kromatografi gas

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM KROMATOGRAFI GAS MENGGUNAKAN SENSOR SEMIKONDUKTOR DAN NEURAL NETWORK UNTUK KLASIFIKASI MINYAK MENTAH

EFISIENSI KOLOM. Bentuk-bentuk kromatogram

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

C ADALAH KADAR NITROGENGLISERIN DALAM mg/ml LARUTAN BAKU. Rs DAN Ru BERTURUT-TURUT ADALAH RESPONS PUNCAK LARUTAN UJI DAN LARUTAN BAKU.

No Nama RT Area k Asym N (USP)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

SISTEM INJEKTOR DAN FASE MOBIL/DIAM. Tuti Suprianti / P Kasmawaty Iswar / P

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA

3 Metodologi Penelitian

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM 8 HPLC: ANALISA TABLET VITAMIN C Oleh : Maria Lestari dan Henny E. S. Ompusunggu Hari/Tanggal/Jam Praktikum : Rabu/ 19 Desember 2012/ 12.00 s/d selesai Tujuan : 1. Mengetahui prinsip kerja HPLC 2. Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC Alat dan bahan yang digunakan : Bahan Standart Vitamin C Tablet Vitacimin Tablet Xon-Ce Aquabidestilata Alat HPLC(HighPerfomance Liquid Cromatografi) Labu ukur 10ml Labu ukur 100ml Tissue Filter Tabung efendorf Spuit 5ml Beaker glass Prosedur kerja: a. Persiapan panjang gelombang maksimum Vitamin C - Menyiapkan 0,05mg/ml Vitammin C standard dan menentukan panjang gelombang absorbansi maksimum untuk Vitamin C menggunakan spektrofotometer UV/Vis dengan λ =254nm - Fase gerak = aquabidest (55%), methanol (45%), - Fase diam = laju alir : 1ml/menit 1

b. Persiapan larutan standart Vitamin C - Standart A (Disiapkan 0,05mg/ml(50ppm) Vitamin C diencerkan dengan air) - Standart B (Disiapkan 0,10mg/ml(100ppm) Vitamin C diencerkan dengan air) - Standart C (Disiapkan 0,15mg/ml(150ppm) Vitamin C diencerkan dengan air) - Standart D (Disiapkan 0,20mg/ml(200ppm) Vitamin C diencerkan dengan air) c. Persiapan sampel - Menyediakan beberapa tablet Vitacimin dan Xon-Ce, gerus halus masing-masing tablet tersebut. - Melarutkan 300mg gerusan vitacimin dalam air dan diencerkan dengan aquabidest sampai menjadi 100ml alikuot. (Alikuot A) - Ambil 10ml alikuot A diencerkan kembali sampai 100ml dengan aquabidest (alikuot B) - Ulangi sampel untuk Vitamin C lainnya. d. Preparasi pemeriksaan dengan HPLC - Masukkan 10 ml alikuot B (menjadi sampel) ke dalam labu ukur 10ml kemudian masukkan ke dalam waterbath selama 5 menit. - Keluarkan sampel dari waterbath kemudian masukkan sampel ke dalam tabung efendorf dengan menggunakan filter sampai tabung tersebut penuh. - Setelah masing-masing sampel dimasukkan ke dalam tabung efendorf selanjutnya dilakukan pemeriksaan HPLC. 2

Hasil dan Pembahasan : 3

4

Pembahasan: 1. Melalui praktikum kita dapat mengetahui prinsip HPLC: Prinsip kerja HPLC adalah sebagai berikut : dengan bantuan pompa fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen campuran. Karena perbedaan kekuatan interaksi antara solute-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang kurang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih dulu. Sebaliknya, solut-solut yang kuat berinteraksi dengan fasa diam maka solute-solut tersebut akan keluar. Kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram kromatografi gas. Seperti pada kromatografi gas, jumlah peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran. Komputer dapat digunakan untuk mengontrol kerja sistem HPLC dan mengumpulkan serta mengolah data hasil pengukuran HPLC. 2. Pada gambar 1, puncak kurva pada semua sampel berada pada menit ke 1,6, hal ini menyatakan bahwa pada semua sampel mengandung vitamin C. 3. Dalam praktikum ini tidak dapat ditampilkan (pada gambar 2) hasil pengukuran untuk kadar (konsentrasi) dari sampel Vitacimin maupun Xon-Ce, kemungkinan hal ini disebabkan oleh kesalahan praktikan / praktikan kurang teliti pada saat melakukan pengenceran (pembuatan alikuot). 4. Perlu diketahui bahwa perubahan konsentrasi akibat kesalahan pengenceran tersebut sangat mempengaruhi dalam pembentukan persamaan linier yang nantinya diperlukan untuk mengukur konsentrasi atau kadar dari vitamin C yang kita periksa. Saran : 1. Praktikan harus teliti dalam melakukan pengenceran, karena penambahan setets air saja akan mempengaruhi hasil. 2. Ada baiknya praktikan diberi kesempatan untuk mengoperasikan HPLC, sehingga praktikan dapat mengerti dan menguasai prinsip kerja HPLC. 3. Adanya keterbatasan alat seperti: labu ukur, mempengaruhi ketelitian praktikan dalam pembuatan likuot. Bahan dan alat praktikum sebaiknya disediakan sesuai dengan kebutuhan praktikan sehingga proses pembuatan sampel (likuot) lebih efektif dan tepat. 5