Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari
|
|
- Yuliani Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari PENETAPAN KADAR KALUM SORBAT DALAM KEJU KEMASAN DENGAN METODE KROMATOGRAF CAR KNERJA TNGG (KCKT) Rizki manda 1, Nofita 2, Ade Maria Ulfa 2 ABSTRACT Cheese is a processed food product derived from milk fermentation. n its manufacture added food preservative additives to inhibit the growth of microorganisms in cheese. Potassium sorbate is a preservative that is safe to use in the levels prescribed by Decree No.033 of 2012 on food additives is 1 for the preparation of cheese. The study was conducted by using high performance liquid chromatography (HPLC) method. Calculation of potassium sorbate in cheese samples are; sample A repetition : , Sample A repetition and average from sampel A is 1.943, sample B repetition 0.58, sample B repetition 0.56 and average sample B is 0.57, samples C repetition , sample C repetition and average sample C is 2.798, samples D repetition , sample D repetition and average sample D is From these results can be concluded that one sample met the requirement and three samples did not meet the requirement of potassium sorbate by Decree No.033 of Keywords: Cheese, preservative potassium sorbate, HPLC ABSTRAK Keju merupakan produk makanan olahan yang berasal dari hasil fermentasi susu. Dalam pembuatannya ditambahkan bahan tambahan pangan yaitu bahan pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam keju. Kalium sorbat merupakan pengawet yang aman digunakan dalam kadar yang ditentukan oleh Permenkes nomor 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan yaitu 1 untuk sediaan keju. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Perhitungan kadar kalium sorbat dalam sampel keju yaitu sampel A pengulangan 1,9125 Sampel A pengulangan 1,915 dan diperoleh kadar rata rata sampel A yaitu 1,943, kadar. Sampel B pengulangan 0,58 Sampel B pengulangan 0,56 dan diperoleh kadar rata rata sampel B yaitu 0,57, kadar sampel C pengulangan 2,8075 Sampel C pengulangan 2,7892 dan diperoleh kadar rata rata sampel C yaitu 2,798, kadar sampel D pengulangan 3,4247 sampel D pengulangan 3,4687 dan diperoleh kadar rata rata sampel D yaitu 3,446. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa satu sampel memenuhi persyaratan dan tiga sampel tidak memenuhi persyaratan kadar kalium sorbat berdasarkan Permenkes Nomor 033 Tahun Kata Kunci: Keju, pengawet kalium sorbat, KCKT PENDAHULUAN Makanan sangat diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Berbagai jenis makanan banyak dijual dipasaran mulai dari makanan ringan sampai makanan berat, salah satunya adalah keju. Keju merupakan salah satu jenis makanan yang umum di kalangan masyarakat. Keju biasanya dikonsumsi sebagai pelengkap dan penambah cita rasa makanan, misalnya sebagai isi, taburan atau olesan. 1. Farmasi, Universitas Malahayati 2. Akafarma Putra ndonesia Lampung
2 6 Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari 2018 Keju merupakan produk makanan olahan yang berasal dari hasil fermentasi susu maka dalam pembuatannya ditambahkan bahan tambahan pangan yaitu bahan pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam keju. Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian dan perusakan lainnya terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat patogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan, misalnya pembusukan. Salah satu bahan pengawet yang digunakan dalam keju adalah kalium sorbat. Kalium sorbat merupakan pengawet yang aman digunakan dalam kadar yang ditentukan oleh Permenkes Nomor 033 Tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan yaitu 1 untuk sediaan keju. Pemakaian bahan pengawet jika dosisnya tidak diatur dan diawasi dapat menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik yang bersifat langsung misalnya keracunan maupun yang bersifat tidak langsung atau komulatif misalnya bahan pengawet yang bersifat karsinogenik. Pemakaian pengawet kalium sorbat dalam jumlahmelebihi ambang batas kadar maka dapat menyebabkan timbulnya alergi dan diare. Berdasarkan penelitan Merry (2012) pengujian pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat pada saus dan kecap didapatkan kadar natrium benzoat yang terkandung berkisar antara m sedangkan kadar kalium sorbat yang terkandung berkisar antara m. Dari hasil penelitian terdapat produk yang melebihi batas yang maksimum penggunaan bahan pengawet dalam makanan yang ditentukan berdasarkan Permenkes No. 722/Menkes/Per/X/1988 yaitu 600 m untuk kecap dan 1000 m untuk saus. Berdasarkan data data diatas, penelitian ingin mengetahui apakah kadar pengawet kalium sorbat dalam keju memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Permenkes Nomor 033 Tahun 2012 yaitu 1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Metode kromatografi cair kinerja tinggi digunakan karena kekuatan pemisahannya tinggi, selektifitasnya sangat baik dan banyaknya solut yang dapat dipisahkan dengan metode ini (Rohman,2007). Selain dari hal tersebut metode kromatografi cair kinerja tinggi merupakan metode kuantitatif instrumen yang dapat mengalisis data dalam ukuran lebih kecil yaitu µg/µl. METODE PENELTAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah labu ukur 50 ml dan 100 ml, kertas saring, penyaring membrane 0,45 µm, pipet ukur 5 ml, alat KCKT tipe LC.10ADVP (Shimadzu), timbangan analitik, spatula, balp. Bahan yang digunakan adalah sampel keju, baku pembanding kalium sorbat, metanol, akuadest, dikalium hidrogen fosfat (KH 2 PO 4 ), kalium dihidrogen fosfat (K 2 HPO 4 ). Cara Kerja (BPOM, 1997) Populasi penelitian ini adalah keju kemasan bermerk yang dijual di Supermarket X Bandar Lampung. Sampel keju diambil dari keju kemasan bermerk sebanyak 4 sampel yang dijual di Supermarket X Bandar Lampung dengan kriteria terdapat kalium sorbat yang tertera di komposisi. Pembuatan larutan uji Sejumlah ± 2 gram sampel yang telah diiris ditimbang seksama, masukan ke dalam labu ukur 50 ml., Tambahkan ± 15 ml aquadest dan disonikasi hingga terdispersi merata., Tambahkan 30 ml metanol, dan diencerkan dengan aquadest sampai tanda kemudian saring dengan kertas saring, Filtrat diambil 5 ml kedalam labu ukur 50 ml kemudian encerkan dengan aquadest sampai batas tanda,
3 Luas Puncak (Area) Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari Filtrat disaring menggunakan penyaring membran 0,45 µm dan diudarakan. Pembuatan Larutan Baku Sejumlah 50 mg garam kalium sorbat ditimbang seksama, dimasukan ke dalam labu ukur 50 ml, Larutkan dalam methanol 60% sebanyak 30 ml dan encerkan dengan aquadest sampai batas tanda, Dibuat satu seri larutan baku yang dipipet berturut turut 0,5 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml dan 4 ml kedalam labu ukur 100 ml yang berbeda dan diencerkan dengan air sampai batas tanda sehingga didapatkan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm. Analisis Kalium Sorbat Larutan uji dan larutan baku disuntikkan secara terpisah dan dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kondisi sebagai berikut: Kolom oktadesilsilana pada partikel silika 10 µm atau 5 µm:4,6 mmx15 cm. Detektor: cahaya ultraviolet pada 225 nm. Fase Gerak: kalium dihidrogen fosfat: dikalium hidrogen fosfat : metanol (46:46 :8) disaring dengan penyaring membran 0, 45 µm dan diudarakan. Laju aliran: 1 ml permenit. Volume penyuntikan: 20 µl. Analisis Data Persamaan Regresi Kadar kalium sorbat dalam cuplikan dihitung menggunakan kurva kalibrasi dengan persamaan garis lurus y = ax + b keterangan : x = Konsentrasi y = Absorbansi a = Slope b = ntersep Perhitungan kadar kalium sorbet Perhitungan kadar kalium sorbat menggunakan rumus : Kadar= HASL DAN PEMBAHASAN Hasil Kurva hasil kalibrasi larutan standar kalium sorbat disajikan pada Gambar KURVA KALBRAS Konsentrasi (ppm) Series1 Linear (Series1) Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Kalium Sorbat Persamaan regresi : y = 79841,78x Slope (a) : 79841,78 ntersept (b) : ,74 R : 0, Keju olahan (processed cheese) adalah salah satu jenis keju yang dibuat dengan mencampur dan menghancurkan keju alami disertai dengan pemanasan, sehingga menghasilkan suatu produk yang seragam dan lentur. Salah satu bahan tambahan pembuatan keju adalah
4 8 Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari 2018 pengawet. Pengawet yang digunakan dalam keju salah satunya adalah kalium sorbat. Kadar pengawet kalium sorbat dalam keju menurut Permenkes No. 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan yaitu 1. Kadar tersebut telah ditetapkan oleh Permenkes dengan tujuan pemakaian pengawet kalium sorbat dalam keju tidak melebihi kadar yang telah ditentukan karena jika melebihi kadar yang ditentukan maka terjadi efek yang tidak diinginkan bagi kesehatan. Berdasarkan peraturan tersebut maka dilakukan penelitian kalium sorbat dalam keju, apakah kadar pengawet kalium sorbat yang digunakan tidak melebihi atau melebihi kadar yang telah ditentukan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua sampel yang dijual di supermarket X Bandar lampung dengan kriteria terdapat kalium sorbat yang tertera dikomposisi. Analisis kalium sorbat dalam keju kemasan bermerk yang dijual di Supermarket Bandar lampung adalah dengan menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Metode KCKT merupakan teknik analisis yang telah banyak digunakan dan dikembangkan saat ini karena keunggulan yang telah dimiliki dalam metode pemisahan berbagai senyawa. Metode KCKT memiliki beberapa kelebihan yaitu mampu memisahkan molekul molekul dari suatu campuran, mudah melaksanakannya, kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi, dapat dihindari terjadinya dekomposisi/kerusakan bahan yang dianalisis, resolusi yang baik, dapat digunakan bermacam macam detektor dan kolom dapat digunakan kembali (Subani,2008). Tabel 1. Data Kadar Kalium Sorbat Dalam Keju Kemasan Kadar Kadar rata Standar No Sampel Pengulangan Ket () rata () 1,912 1 A 1,943 TM 1,915 0,58 2 B 0,57 Permenke M 0,56 s No. 033 Tahun 2, C 2,798 1 TM 2,789 3,424 4 D 3,446 TM 3,468 Keterangan : TM = tidak memenuhi M = memenuhi Kolom yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kolom C18 yaitu kolom oktadesilsilana pada partikel silika 10 µm atau 5 µm dengan ukuran 4,6 mm x 15 cm. Kolom C18 merupakan fase diam yang bersifat non polar yang dapat memisahkan senyawa yang bersifat polar seperti kalium sorbat.detektor yang digunakan pada penelitian ini adalah detektor spektrofotometri uv vis pada panjang gelombang 225 nm. Panjang gelombang 225 nm digunakan karena
5 Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari pada panjang gelombang 225 nm merupakan panjang gelombang yang dapat memberikan absorbansi atau serapan maksimum kalium sorbet. Fase gerak biasanya terdiri dari campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya resolusi. Daya resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam dan sifat komponen komponen sampel. Ada beberapa faktor pemilihan dasar fase gerak diantaranya fase gerak tidak berinteraksi dengan fase diam, fase gerak memiliki kemurnian yang tinggi dan toksisitasnya rendah. Fase gerak yang digunakan adalah gerak kalium dihidrogen fosfat: dikalium hidrogen fosfat:metanol (46:46:8). Fase gerak tersebut bersifat polar yang dapat digunakan untuk senyawa polar seperti kalium sorbat. Berdasarkan pengukuran terhadap luas area dari larutan standar kalium sorbat pada panjang gelombang 225 nm dengan rentang konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 40 ppm dengan lima kali pengulangan untuk setiap standar. Setelah larutan baku diinjeksikan kedalam alat KCKT hingga didapatkan waktu retensi dan luas area, kemudian diperoleh persamaan y = 79841,78x ,74.Luas puncak dan konsentrasi series baku berbanding lurus artinya semakin besar luas puncak maka semakin besar nilai konsentrasi series baku. Nilai koefisien korelasi yang berkisar antara 0 dan 1 (0 r 1) yaitu jika nilai r = 0menunjukan bahwa variabel bebas menjelaskan variabel tak bebasnya 1 atau 100%, jika r = 0,999 berarti variabel bebas tidak menjelaskan variabel tak bebasnya dengan demikian kurva tersebut liniear atau valid. Pada perhitungan kadar kalium sorbat dalam sampel keju diperoleh kadar masing masing yaitusampel A pengulangan 1,9125 Sampel A pengulangan 1,915 dan diperoleh kadar rata rata sampel A yaitu 1,943, kadar Sampel B pengulangan 0,58 Sampel B pengulangan 0,56 dan diperoleh kadar rata rata sampel B yaitu 0,57, kadar sampel C pengulangan 2,8075 Sampel C pengulangan 2,7892 dan diperoleh kadar rata rata sampel C yaitu 2,798, kadar sampel D pengulangan 3,4247 sampel D pengulangan 3,4687 dan diperoleh kadar rata rata sampel D yaitu 3,446. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keju kemasan bermerk yang dijual di Supermarket X Bandar Lampung, terdapat tiga sampel dari empat sampel keju yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Permenkes No. 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan yaitu 1 dan satu sampel memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Permenkes No. 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan yaitu 1. Dengan demikian sampel keju yang memiliki kandungan pengawet yang telah ditetapkan oleh Permenkes aman dikonsumsi dan sampel keju yang memiliki kandungan melebihi kadar yang telah ditetapkan oleh Permenkes tidak aman dikonsumsi karena akan menimbulkan gangguan kesehatan yaitu dapat memicu timbulnya alergi, diare dan hilangnya nutrisi pada makanan yang mengandung pengawet melebihi kadar yang ditetapkan terutama jika keju tersebut dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus. KESMPULAN 1. Sampel keju kemasan bermerk mengandung pengawet kalium sorbat dan tertera dikomposisi. 2. Tiga sampel dari empat sampel keju, kadar pengawet kalium sorbat yang terkandung melebihi kadar yang ditentukan oleh Permenkes No. 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan yaitu 1. Tiga sampel yang tidak memenuhi syarat adalah sampel A dengan kadar rata rata 1,943, sampel C dengan kadar rata rata 2,798 dan sampel D dengan kadar rata rata 3,446 dan satu sampel yang memenuhi persyaratan adalah sampel B dengan kadar rata rata 0,57.
6 10 Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari 2018 DAFTAR PUSTAKA Badan Pengawas Obat dan Makanan R Bahan Tambahan Pangan. Bandar Lampung Departemen Kesehatan R Keputusan Menteri Kesehatan Republik ndonesia No. 722/MENKES/PER/X/88 tentang Bahan Tambahan Pangan, Depkes R, Jakarta. Departemen Kesehatan R Keputusan Menteri Kesahatan Republik ndonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, Depkes R, Jakarta. Merry Optimasi ph serta Laju Alir Fasa Gerak pada Penentuan Kadar Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat dalam Makanan dengan Teknik HPLC. ndonesia University Press. Depok Rohman A & Gandjar G Metode Kromatografi untuk Analisis Makanan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph
Lebih terperinciBAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml
23 BAB 3 BAHAN dan METODE 3.1 ALAT Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT 2. Detektor PDA 3. Neraca analitik 4. PH meter 5. Erlenmeyer 250 ml 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml 7. Spatula
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciSIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY
9 SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Penetapan secara Simultan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Kromatografi Cair Kinerja
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR BENSORSAK DALAM OKKY JELLY DRINK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) KARYA ILMIAH NOVA LESTARI HARAHAP
PENETAPAN KADAR BENSORSAK DALAM OKKY JELLY DRINK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) KARYA ILMIAH NOVA LESTARI HARAHAP 132401125 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)
LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) Nama : Rebecca Rumesty Lamtiar (127008016) Yulia Fitri Ghazali (127008007) Paska Rahmawati Situmorang (127008011)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciRINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC
Hasnah Lidiawati. 062112706. 2015. Optimasi Fase Gerak pada penetapan kadar campuran dextromethorphane HBr dan diphenhydramine HCl dalam sirup dengan metode HPLC. Dibimbing Oleh Drs. Husain Nashrianto,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C
LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C HARI/ TANGGAL PRAKTKUM : KAMIS/ 20 DESEMBER 2012 JAM : 08.00 11.00 WIB Nama Praktikan : KAROLINA BR SURBAKTI (NIM: 20127008018) LUCIA AKTALINA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 30 Juni 2016 Nama Mahasiswa : 1. Irma Yanti 2. Rahmiwita 3. Yuliandriani Wannur Azah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan cairan tubuh manusia yaitu plasma secara in vitro. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*
PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL DALAM TETES MATA PADA SEDIAAN GENERIK DAN MERK DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengumpulan Sampel Pengumpulan sampel ini dilakukan berdasarkan ketidaklengkapannya informasi atau keterangan yang seharusnya dicantumkan pada etiket wadah dan atau pembungkus.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciKata kunci: fasa gerak, asam benzoat, kafein, kopi kemasan, KCKT. Key word: mobile phase, benzoic acid, caffeine, instant coffee package, HPLC
PENGARUH KOMPOSISI FASA GERAK PADA PENETAPAN KADAR ASAM BENZOAT DAN KAFEIN DALAM KOPI KEMASAN MENGGUNAKAN METODE KCKT (KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI) Auliya Puspitaningtyas, Surjani Wonorahardjo, Neena
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sistem kromatografi yang digunakan merupakan kromatografi fasa balik, yaitu polaritas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam, dengan kolom C-18 (n-oktadesil silan)
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan lima sampel yang dilakukan dengan cara memilih madu impor berasal Jerman, Austria, China, Australia, dan Swiss yang dijual
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Pangan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM RI,
Lebih terperinciUJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN YANG MENGANDUNG ERDOSTEIN 1 Fetri Lestari, 2 Hilda Aprilia 1,2 Program Studi Farmasi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN
ANALISIS SIKLAMAT PADA AGAR-AGAR YANG BEREDAR DI PASAR WAGE PURWOKERTO DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Rizki Widyaningsih*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan
Lebih terperinciLAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography)
LAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography) NAMA :1. BINAYANTI NAINGGOLAN (NIM :157008008) 2. HENNY GUSVINA B(NIM :157008010) 3. DINNO RILANDO(NIM :157008004)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung, yang terletak di Lantai 3 Gedung Kimia bagian Utara. 3.1 Peralatan
Lebih terperinciKata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT DEKSAMETASON DALAM JAMU PEGAL LINU MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Aqnes Budiarti 1 *, Muhamad Barik Ulfa Faza 1 1 Jurusan S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT
PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT THE EFFECT OF ph ON DETERMINATION OF SODIUMBENZOAT IN SYRUP TROUGH ETHER ISOLATION BY USING
Lebih terperinciLampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Kromatogram penyuntikan larutan Naa Siklamat ph dapar fosfat yang optimum pada analisis untuk mencari Dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Bahan baku dan sianokobalamin diperiksa menurut Farmakope Indonesia IV. Hasil pemeriksaan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 4.1. Pemeriksaan Pemerian Tabel 4.1 Pemeriksaan
Lebih terperinciValidasi metode merupakan proses yang dilakukan
TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan
Lebih terperinci2. Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC. HPLC(HighPerfomance Liquid Cromatografi)
LAPORAN PRAKTIKUM 8 HPLC: ANALISA TABLET VITAMIN C Oleh : Maria Lestari dan Henny E. S. Ompusunggu Hari/Tanggal/Jam Praktikum : Rabu/ 19 Desember 2012/ 12.00 s/d selesai Tujuan : 1. Mengetahui prinsip
Lebih terperinciBAB III METODE PERCOBAAN
BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Instrument PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Jalan Raya Tanjung Morawa Km. 9 pada bulan Februari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirup 2.1.1 Defenisi Sirup Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambah gliserol, sorbitol atau polialkohol
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penetapan kadar ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saus Cabai Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai (Capsicum sp) yang matang dan baik, dengan atau tanpa penambahan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C
LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C Nama : Ayu Elvana dan Herviani Sari Tanggal : 19 Desember 2012 Jam : 12.00-15.00 WIB Tujuan : 1. Praktikan dapat menentukan kadar vitamin C menggunakan
Lebih terperinciPenentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani
Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani 26111486 Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang
Lebih terperinciAFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET
AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET AFLATOKSIN Senyawa metabolik sekunder yang bersifat toksik dan karsinogenik Dihasilkan: Aspergilus flavus & Aspergilus parasiticus Keduanya tumbuh pada biji-bijian, kacang-kacangan,
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Sampel 4.1.1. Pengumpulan Sampel Sampel yang digunakan berupa minuman serbuk dalam kemasan sachet yang beredar di pasar Bandung. Sampel yang digunakan diambil dari sebuah toko
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR KOFEIN DALAM MINUMAN BERNERGI YANG BEREDAR DI PASARAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
PENETAPAN KADAR KOFEIN DALAM MINUMAN BERNERGI YANG BEREDAR DI PASARAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Afdhil Arel 1), B.A. Martinus 1), Romi Nofiandri 1) 1) Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pemeriksaan Bahan Baku GMP GMP diperiksa pemerian, titik lebur dan identifikasinya sesuai dengan yang tertera pada monografi bahan di Farmakope Amerika Edisi 30. Hasil pemeriksaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pencarian kondisi analisis optimum levofloksasin a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT Pada penelitian ini digunakan
Lebih terperinciPENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan
PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan Kelompok 3 Ade Juwita (109096000012) Chitta Putri Noviani (109096000007) Galuh Ilmia Cahyaningtyas (109096000011) Hafiz Akhyar (109096000034) Rahmawati
Lebih terperinciANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO ABSTRAK
ANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO Wiranti Sri Rahayu 1, Nunuk Aries Nurulita 1, Dyah Ayu Septianingrum 1 Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl Alat KCKT Syringe 50 µl Lampiran 2. Gambar Perangkat Penelitian Lainnya Ultrasonic cleaner Pompa vakum dan seperangkat penyaring fase gerak Lampiran 2. (Lanjutan)
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK
VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK Ika Yuni Astuti *, Wiranti Sri Rahayu, Dian Pratiwi Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:
8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah lab. Kimia DIII Analis Kesehatan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. B. BAHAN Levofloksasin
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C
29 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal penelitian dilakukan pemeriksaan terhadap bahan baku vitamin C meliputi pemerian, kelarutan, identifikasi dan penetapan kadar. Uji kelarutan dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Lebih terperinciBAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari
Lebih terperinciC ADALAH KADAR NITROGENGLISERIN DALAM mg/ml LARUTAN BAKU. Rs DAN Ru BERTURUT-TURUT ADALAH RESPONS PUNCAK LARUTAN UJI DAN LARUTAN BAKU.
asetosal Fase Gerak: Larutkan 2 g Natrium 1-heptanasulfonat P dalam campuran 850ml air dan 150ml asetonitrit P, tambah asam asetat glasial P hingga ph 3,4 Larutan pengencer buat campuran asetonitril P
Lebih terperinciPENENTUAN NATRIUM SAKARIN, ASAM BENZOAT, DAN KAFEIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASA BALIK
PENENTUAN NATRIUM SAKARIN, ASAM BENZOAT, DAN KAFEIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASA BALIK Determination of Sodium Saccharine, Benzoic Acid and Caffeine Using Reverse Phase High Performance
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Penetapan kadar metoflutrin dengan menggunakan kromatografi gas, terlebih dahulu ditentukan kondisi optimum sistem kromatografi gas untuk analisis metoflutrin. Kondisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA
Lebih terperinciPEMISAHAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN MENGGUNAKAN METANOL-BUFFER FOSFAT DAN METANOL-BUFFER ASETAT
DOI : http://doi.org/10.22216/jk.v2i2.2537 EISSN : 25020943 Jurnal Katalisator Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Jurnal Katalisator Kopertis Wilayah X Website: http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/katalisator
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN AKRILAMIDA DALAM UBI GORENG YANG DIJUAL DI KOTA MANADO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
ANALISIS KANDUNGAN AKRILAMIDA DALAM UBI GORENG YANG DIJUAL DI KOTA MANADO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) Clara A. Sengke, Gayatri Citraningtyas, Frenly Wehantouw Program Studi Farmasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl 2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembali pada awal tahun 1920-an. Pada tahun 1995-an, metode kromatografi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis senyawa obat baik dalam bahan ruahan (bulk), dalam sediaan farmasi, maupun dalam cairan biologis dengan metode kromatografi dapat dilihat kembali pada awal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Analis Kesehatan,
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan melakukan observasi pada jajanan yang dicurigai mengandung Rhodamin B dan dilanjutkan dengan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembentukan Senyawa Indotimol Biru Reaksi pembentukan senyawa indotimol biru ini, pertama kali dijelaskan oleh Berthelot pada 1859, sudah sangat lazim digunakan untuk penentuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel Zat warna sebagai bahan tambahan dalam kosmetika dekoratif berada dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Paye dkk (2006) menyebutkan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Apabila kita lihat pengertian aslinya, sebenarnya apotek berasal dari bahasa Yunani apotheca, yang secara harfiah berarti penyimpanan. Dalam bahasa Belanda, apotek disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit utama di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi, yaitu 25,8% untuk usia 18 tahun (Riset Kesehatan Dasar, 2013), meskipun
Lebih terperinciLaporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph)
Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph) Hari / Tanggal Praktikum : Rabu / 19 Desember 2012 Nama Praktikan : Rica Vera Br. Tarigan dan Jekson Martiar
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Kecap kedelai ICS 67.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4 Klasifikasi... 1 5 Syarat
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di kawasan Puspitek Serpong, Tangerang. Waktu pelaksanaannya
Lebih terperinciANALISIS SENYAWA BENZOAT PADA KECAP MANIS PRODUKSI LOKAL KOTA MANADO
ANALISIS SENYAWA BENZOAT PADA KECAP MANIS PRODUKSI LOKAL KOTA MANADO Muh. Zaid Taib 1), Frenly Wehantouw 1) dan Fatimawali 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Soy sauce is one
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biofarmasi dan di Laboratorium
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C
LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C Nama : Juwita (127008003) Rika Nailuvar Sinaga (127008004) Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 19 Desember 2012 Waktu Praktikum : 12.00 15.00 WIB Tujuan
Lebih terperinciAnalisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008
4 3 5 1 2 6 Gambar 3. Alat kromatografi cair kinerja tinggi Keterangan : 1. Pompa LC-10AD (Shimadzu) 2. Injektor Rheodyne 3. Kolom Kromasil TM LC-18 25 cm x 4,6 mm 4. Detektor SPD-10 (Shimadzu) 5. Komputer
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciJurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari
Jurnal Farmasi Malahayati Volume No. Januari 20 3 PENETAPAN KADAR NIPAGIN (Methylparaben) PADA SABUN MANDI CAIR SECARA SPEKTOFOTOMETRI UV-VIS Hendita Emy Susanti, Ade Maria Ulfa 2, Robby Candra Purnama
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan kadar Aspartam ini dilakukan menggunakan alat KCKT, dengan sistem kromatografi fasa terbalik, yaitu polarisitas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam dengan kolom
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciHIGH PERFORMANCE LIQUIDCHROMATOGRAPHY
HIGH PERFORMANCE LIQUIDCHROMATOGRAPHY (HPLC) ; ANALISA TABLET VITAMIN C Oleh: Jenny Novina Sitepu Liza Mutia Waktu Praktikum: Kamis, 20 Desember 2012 Jam 08.00 17.00 WIB I. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis DHA Kondisi analisis optimum kromatografi gas terpilih adalah dengan pemrograman suhu dengan suhu awal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan pengujiannya di laksanakan di Labaoratorium Kimia
Lebih terperinciAnalisis Fisiko Kimia
Analisis Fisiko Kimia KROMATOGRAFI Oleh : Dr. Harmita DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase,
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
Lebih terperinci