BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PADA PT. BAHANA NUSANTARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis

BAB III PEMBAHASAN. A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net), metode pembebanan

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya,

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. bidang perdagangan umum (supplier). Barang yang diperdagangkan adalah arang

BAB IV PEMBAHASAN. Perhitungan Laba Kena Pajak Berdasarkan Penerapan Akuntansi

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENERAPAN PPh BADAN PADA PT. MEKAR KARYA PRATAMA TAHUN E-Journal. Disusun oleh : Yeni Syamsiardi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK SEBAGAI METODE UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN. (Studi Kasus pada Perum Pegadaian Pusat)

Nama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM

SIMULASI TAX PLANNING UNTUK MEMINIMALKAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT K DI SURABAYA

Transkripsi:

37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning Pada PT. XYZ Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upayaupaya yang dilakukan pihak manajemen untuk menyesuaikan dengan peraturan pajak yang berlaku. Implementasi perencanaan pajak (Tax Planning) yang dilakukan pada dasarnya adalah dengan mempertimbangkan aspek perpajakan dan memilih alternatif yang menimbulkan beban pajak yang paling kecil (bila perusahaan dalam kondisi laba). Berikut adalah laporan laba rugi PT. XYZ tahun 2009 sebelum dan setelah menerapkan tax planning : Tabel 4.1 PT. XYZ Laporan Tax Planning Perusahaan Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009 Keterangan Pendapatan Pendapatan Usaha Lap. Keuangan Sebelum Tax Planning 1.838.236.261 Tax Planning Lap. Keuangan Setelah Tax Planning 1.838.236.261 Harga Pokok Penjualan Persediaan awal Pembelian Barang Siap Dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan 10.875.200 610.180.902 621.056.102 3.071.200 617.984.902 10.875.200 610.180.902 621.056.102 3.071.200 617.984.902 Laba Kotor Usaha Beban Usaha Biaya Gaji & THR Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Kesejahteraan Karyawan 1.220.251.359 475.856.320 26.236.250 13.933.426 78.942.870 a) 4.862.290 b) 1.220.251.359 554.799.190 31.098.540 13.933.426 37

38 Biaya Perjalanan Dinas Biaya Listrik,Telp,Air, internet Biaya Keamanan Biaya Asuransi Biaya Pemeliharaan Biaya Penyusutan Biaya Sumbangan & Perjamuan Gaji Tenaga Ahli Biaya Iklan Biaya Adm bank 11.915.684 107.315.416 29.104.550 24.451.500 33.579.797 119.807.500 8.547.908 51.485.500 4.616.300 21.362.559 e) 1.750.000 f) 107.500 m) 11.915.684 128.677.975 30.854.550 24.451.500 33.579.797 119.807.500 8.547.908 51.485.500 4.616.300 107.500 Jumlah Biaya Usaha 906.850.151 1.013.875.370 Laba Usaha Penghasilan (Beban) Lainlain Pendapatan Bunga Pajak Bunga Pendapatan (Beban) lainlain 313.401.208 206.375.989 Laba Bersih Sebelum Pajak Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena pajak 313.401.208 313.401.208 206.375.989 206.375.989 PPh Badan Terutang 76.520.362 44.412.797 Kurang Bayar PPh 29 75.213.212 43.105.647 Angsuran PPh 25 Tahun 2010 6.376.697 Sumber : Laporan Keuangan PT. XYZ tahun 2009 3.701.066 Adapun penjelasan dari laporan keuangan PT. XYZ setelah penerapan tax planning diatas adalah sebagai berikut : a. Pendapatan, terdapat dua jenis penghasilan yang diperoleh PT. XYZ yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan yang berasal dari luar kegiatan usaha perusahaan. Pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Atas pendapatan ini perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp.1.838.236.261

39 Dari Pendapatan inilah perusahaan menggunakan untuk membiayai semua kegiatan dan pengeluaran operasional perusahaan. 2. Harga Pokok Penjualan, Undangundang pajak penghasilan dalam penilaian memperkenankan metode first in first out (FIFO method) dan metode biaya ratarata (Average Cost Method). Sedangkan kebijakan akuntansi pada PT. XYZ dalam penilaian persediaan adalah dengan menggunakan metode FIFO. 3. Beban Usaha Beban ini merupakan biayabiaya yang digunakan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi, kegiataan operasional dan biaya umum lainnya yang menurut ketentuan perpajakan dapat dikurangkan dari penghasilan (deductible expense) yang memenuhi syarat sebagai biaya yang diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan bruto. Uraian lengkap atas perencanaan pajak (tax planning) pada beban usaha dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Biaya Gaji, didalam akun beban gaji terdapat akunakun yang terkait dengan kesejahteraan karyawan seperti biaya gaji, bonus, biaya transport dan biaya asuransi karyawan. Dibawah ini penjelasan tax planning atas akun biaya gaji menurut perusahaan : Biaya Gaji (Laporankeuanganfiskalperusahaan) Tax planning biaya gaji (Dalam bentuk tunjangan) Biaya Gaji setelah tax planning

40 b. Biaya Rumah Tangga Kantor, adalah biayabiaya yang dikeluarkan perusahaan berkenaan dengan pengeluaran rumah tangga kantor diantaranya biaya pakaian, biaya makan, alat tulis dan cetakan. Dalam hal ini tax planning yang dilakukan perusahaan adalah : Biaya rumah tangga kantor (Laporan keuangan fiskal perusahaan) Rp 26.236.250 Tax planning biaya pakaian seragam (Dengan pemberian logo perusahaan) Rp 4.862.290 Biaya rumah tangga kantor setelah tax planning Rp 31.098.540 c. Biaya Kesejahteraan Karyawan, sebesar Rp 13.933.426, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan antara lain untuk biaya pengobatan dan kesehatan karyawan. d. Biaya Perjalanan Dinas, sebesar Rp 11.915.684, adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kepentingan direktur ataupun wakil direktur dalam menjalankan bisnis perusahaan diluar kota. e. Biaya Listrik, Telepon dan Internet, didalam akun biaya listrik, telepon dan internet terdapat akun biaya handphone General manajer yang dimasukkan kedalam biaya telepon kantor. Sesuai dengan KEP 220/PJ/2002 bahwa atas biaya ini dapat diakui sebesar 50% sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan. Berikut perhitungan tax planning yang dilakukan perusahaan : Biaya listrik, telepon dan internet (Fiskal) Rp 107.315.416 Tax planning biaya telepon (50% x 42.725.117) Rp 21.362.559 Total Biaya Listrik, Telepon dan Internet Rp 128.677.975

41 f. Biaya Keamanan, biaya yang digunakan untuk menjaga keamanan sekitar lingkungan PT. XYZ Dalam hal ini tax planning yang dilakukan oleh perusahaan adalah : Biaya keamanan (laporan keuangan fiskal perusahaan) Tax planning dengan memberikan tunjangan (uang) Total biaya keamanan setelah tax planning Sesuai dengan UU No.17 Tahun 2000 Pasal 6 ayat (1) huruf a bahwa penghasilan bruto dapat dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, sehingga akun ini tidak perlu dikoreksi oleh perusahaan. g. Biaya Asuransi, sebesar Rp 24.451.500, merupakan beban asuransi yang dibayarkan perusahaan atas bangunan. h. Biaya Pemeliharaan, didalam akun biaya pemeliharaan dan reparasi terdiri dari : Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan Rp 14.850.000 Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rp 11.350.500 Pemeliharaan Mesin Rp 7.379.297 Total biaya pemeliharaan dan reparasi Rp 33.579.797 i. Beban penyusutan aktiva tetap, pada PT. XYZ ini menggunakan metrode garis lurus (Straight line method) dengan perkiraan masa manfaat untuk umur aktiva tetap berdasarkan kebijakan akuntansi perusahaan, sebagai berikut :

42 1) Inventaris kantor dengan masa manfaat selama 4 tahun, persentase penyusutan per tahun sebesar 25% yaitu Rp 12.400.000. 2) Bangunan dengan masa manfaat 20 tahun, persentase penyusutan per tahun sebesaar 50% yaitu Rp 100.000.000. j. Biaya Sumbangan dan Perjamuan, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk bantuan keluarga tidak mampu sebesar Rp 2.000.000, dan juga biaya jamuan tamu sebesar Rp 44.732.059, yang tidak dibuatkan daftar nominatif sehingga atas biaya tersebut tidak dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan dan dilakukan koreksi fiskal. Namun, setelah perusahaan menerapkan tax planning atas beban jamuan tamu yang tergolong dalam biaya entertainment (mengacu pada SE27/PJ.22/1986) yang menyebutkan bahwa yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto adalah yang digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan dan dibuatkan daftar sesuai ketentuan. Oleh karena itu, setelah diteliti lebih lanjut mengenai akun jamuan tamu ini dengan melengkapi daftar nominatif tersebut, maka diperoleh jumlah Rp 8.547.908, yang dapat dijadikan biaya dan menambah jumlah akun jamuan tamu sebagai pengurang penghasilan bruto. k. Biaya Tenaga Ahli, sebesar Rp 51.485.500, merupakan biaya yang dibayarkan kepada pihak eksternal perusahaan, dalam hal ini biaya tenaga ahli dapat menjadi pengurang penghasilan bruto karena berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

43 l. Biaya Iklan, sebesar Rp 4.616.300, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, dan menggunakan produk atau jasa perusahaan. m. Biaya Administrasi, biaya sebesar Rp 107.500 dikeluarkan berkenaan dengan kegiatan perusahaan untuk menunjang tertibnya administrasi. Karena kesalahan bagian keuangan, perusahaan melakukan koreksi fiskal atas akun biaya administrasi namun setelah diteliti biaya ini dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. Keterangan Laporan Keuangan Fiskal Tax Planning Perusahaan Selisih Biaya Administrasi Rp 0, Rp 107.500 Rp 107.500 B. Analisis Penerapan Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. XYZ Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dari seluruh perencanaan strategis perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perncanaan. Berikut adalah laporan laba rugi PT. XYZ tahun 2009 hasil analisis penulis setelah menerapan perencanaan pajak (tax planning) :

44 Tabel 4.2 PT. XYZ Laporan Tax Planning Hasil Analisis Penulis Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009 KETERANGAN Pendapatan Pendapatan Usaha LAP. KEUANGAN SETELAH TAX PLANNING PERUSAHAAN 1.838.236.261 EFISIENSI MENURUT PENULIS LAP. KEUANGAN SETELAH TAX PLANNING PENULIS 1.838.236.261 Harga Pokok Penjualan Persediaan awal Pembelian Barang Siap Dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan 10.875.200 610.180.902 621.056.102 3.071.200 617.984.902 10.875.200 610.180.902 621.056.102 3.071.200 617.984.902 Laba Kotor Usaha Beban Usaha Biaya Gaji & THR Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Kesejahteraan Karyawan Biaya Perjalanan Dinas Biaya Listrik,Telp,Air, internet Biaya Keamanan Biaya Asuransi Biaya Pemeliharaan Biaya Penyusutan Biaya Sumbangan & Perjamuan Gaji Tenaga Ahli Biaya Iklan Biaya Adm bank 1.220.251.359 554.799.190 31.098.540 13.933.426 11.915.684 128.677.975 30.854.550 24.451.500 33.579.797 119.807.500 8.547.908 51.485.500 4.616.300 107.500 28.118.500 11.780.879 947.872 36.184.149 4.211.956 1.220.251.359 554.799.190 31.098.540 42.051.926 11.915.684 140.458.854 30.854.550 24.451.500 34.527.669 119.807.500 44.732.057 55.697.456 4.616.300 107.500 Jumlah Biaya Usaha 1.013.875.370 1.095.118.726 Laba Usaha Penghasilan (Beban) Lainlain Pendapatan Bunga Pajak Bunga Pendapatan (Beban) lainlain 206.375.989 125.132.634 Laba Bersih Sebelum Pajak Kompensasi Kerugian 206.375.989 125.132.634

45 Penghasilan Kena pajak PPh Badan Terutang 206.375.989 44.412.797 125.132.634 20.039.790 Angsuran PPh 25 Tahun 2010 3.701.066 1.669.983 Sumber : Laporan Keuangan PT. XYZ tahun 2009 Berikut adalah hasil analisa penulis terhadap penerapan perencanaan pajak pada PT. XYZ : 1. Pendapatan dan HPP, dalam hal ini pencatatan pembukuan yang dilakukan perusahaan menggunakan modified cash basis dimana pendapatan diakui pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran uang. Sedangkan kebijakan akuntansi pada PT. XYZ dalam penilaian persediaan adalah dengan menggunakan metode FIFO. Berdasarkan analisa penulis bahwa penerapan perencanaan pajak (tax planning) atas akun Pendapatan dan Harga Pokok Penjualan telah efisien dan sesui dengan peraturan perpajakan. 2. Biaya Gaji, penerapan perencanaan pajak (tax planning) terhadap akun biaya gaji yang dilakukan oleh perusahaan yaitu: Biaya Gaji (Laporan keuangan fiskal perusahaan) Rp 475.856.320 Tax planning biaya gaji (Dalam bentuk tunjangan) Rp 78.942.870 Biaya Gaji setelah tax planning Rp 554.799.190 Menurut hemat penulis, strategi perusahaan dengan mengganti biaya transport dan asuransi karyawan menjadi salah satu tunjangan yang dapat dijadikan penambah akun biaya gaji telah efisien.

46 3. Biaya Rumah Tangga Kantor, dalam hal ini penerapan perncanaan pajak (tax planning) yang dilakukan perusahaan adalah : Biaya rumah tangga kantor (Laporan keuangan fiskal perusahaan) Rp 26.236.250 Tax planning biaya pakaian seragam (Dengan pemberian logo perusahaan) Rp 4.862.290 Biaya rumah tangga kantor setelah tax planning Rp 31.098.540 Menurut penulis strategi yang dilakukan perusahaan dengan memberikan logo perusahaan disetiap seragam karyawan telah sesuai sehingga perusahaan dapat mengefisiensikan pembayaran pajaknya. 4. Biaya Kesejahteraan Karyawan, berdasarkan penelitian penulis selama tahun 2009 terdapat biaya berobat ke Rumah Sakit OMNI yang ditanggung oleh karyawan sebesar Rp 28.118.500,. Dalam hal ini perusahaan dapat mengefisiensikan pembayaran pajak dengan melakukan strategi menanggung biaya pengobatan tersebut (reemburs), dan menjadikanya tunjangan kesehatan karyawan. Sehingga atas strategi ini perusahaan dapat terhindar dari lapisan pajak maksimum (shift to lower bracket). Tabel 4.3 Perhitungan Perencanaan Pajak atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Keterangan Tax Planning Selisih Perusahaan Penulis Beban Kesejahteraan Karyawan Rp 13.933.426, Rp 42.051.926, Rp 28.118.500,00 Sumber : Diolah dari data yang diambil dari PT. XYZ tahun 2009 5. Biaya Listrik, Telepon dan Internet, dalam hal ini perencanaan pajak (tax planning) yang dilakukan perusahaan atas biaya telepon general manager

47 sebesar Rp 21.362.559 (beban pajak yang diakui sebesar 50% x pulsa general manager = 50% x 42.725.117) telah efisien. Namun berdasarkan penelitian penulis terdapat pemakain pulsa oleh Assisten manager dan kepala departement sebesar Rp 23.561.758 yang dimasukkan kedalam biaya telepon kantor. Dalam hal ini, perusahaan seharusnya dapat menambah penghematan pajaknya kembali apabila perusahaan melakukan hal yang sama atas biaya pemakaian pulsa Assisten manager dan kepala departemen yaitu : Biaya listrik, telepon dan internet (setelah tax planning perusahaan) Rp 128.677.975 Tax planning biaya telepon (50% x Rp 23.561.758) Rp 11.780.879 Total biaya setelah tax planning oleh penulis Rp 140.458.854 Dengan demikian, penghematan pajak yang seharusnya dapat dilakukan perusahaan atas biaya ini adalah sebesar Rp 11.780.879, jumlah penghamatan pajak tersebut akan menambah total biaya listrik, telepon dan internet menjadi Rp 140.458.854, (jumlah biaya biaya listrik, telepon dan internet setelah tax planning menurut perusahaan + besarnya jumlah penghematan pajak menurut penulis). 6. Biaya Keamanan, penerapan perencanaan pajak (tax planning) terhadap biaya keamanan yang dilakukan perusahaan yaitu : Biaya keamanan (laporan keuangan fiskal perusahaan) Rp 29.104.550 Tax planning dengan memberikan tunjangan (uang) Rp 1.750.000 Total biaya keamanan setelah tax planning Rp 30.854.550 Berdasarkan analisa penulis perencanaan pajak (tax planning) yang dilakukan perusahaan dengan strategi tax saving, yaitu mengubah biaya sembako

48 menjadi tunjangan dalam bentuk uang, telah efisien sehingga dapat menghemat pembayaran pajak. 7. Biaya Pemeliharaan dan Reparasi, dalam hal ini terdapat potensi penghematan pajak yang dapat dilakuakan perusahaan, dimana berdasarkan penelitian penulis ke buku besar perusahaan, ditemukan biaya instalasi program mesin sebesar Rp. 947.872 yang belum dimasukan kedalam pos biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, karena bukti pembayaran atas nama Meneger Produksi, padahal mesin tersebut adalah mesin perusahaan oleh karena itu biaya harus dikoreksi dan di tambahkan. Sehingga Biaya pemeliharaan setelah tax planning oleh penulis Rp 34.527.669. 8. Biaya Sumbangan dan Perjamuan, dalam akun jamuan tamu penulis menemukan jumlah sebesar Rp 36.184.149, atas biaya entertainment yang didukung dengan bukti nominatif dan berhubungan dengan kegiatan untuk mendapat, menagih dan memelihara penghasilan. Maka penulis berpendapat atas biaya tersebut dapat dijadikan sebagi pengurang dari penghasilan bruto (mengacu pada SE27/PJ.22/1986). Sehingga akan menambah total biaya sumbangan dan jamuan tamu menjadi sebesar Rp 44.732.057, Biaya sumbangan dan jamuan (setelah tax planning perusahaan) Rp 8.547.908 Tax planning biaya sumbangan dan jamuan (Didukung bukti nominatif) Rp 36.184.149 Total biaya setelah tax planning oleh penulis Rp 44.732.057 9. Biaya Tenaga Ahli, atas akun biaya tenaga ahli terdapat transaksi atas jasa konsultan yang tidak dipotong PPh Pasal 23 sebesar 7.5% dari penghasilan

49 bruto oleh perusahaan. Dalam hal ini, apabila perusahaan menanggung pajak maka perusahaan akan dapat melakukan penghematan pajak (mengacu pada KEP545/PJ/2000 Pasal 5 ayat (1) huruf a), bahwa tunjangan pajak dapat dibiayakan dan dapat dijadikan sebagai pengurang dari penghasilan bruto maka perusahaan melakukan grossup untuk menghitung besarnya pajak yang ditanggung perusahaan. Berikut adalah penghitungan rumus tunjangan pajak dengan metode grossup : Biaya jasa konsultan, merupakan lapisan Penghasilan Kena Pajak sebelum grossup dari Rp 46.250.000, sampai dengan Rp 88.750.000, PKP setelah grossup = (PKP sebelum grossup Rp 46.250.000) / 85% + Rp 50.000.000, = ( Rp 51.485.500 Rp 46.250.000,) / 85% + Rp 50.000.000, = Rp 56.159.412, Transaksi Jenis Tarif Pajak DPP grossup Pajak Jasa Konsultan PPh 21 7,5% 56.159.412 4.211.956, Besarnya tunjangan pajak yang ditanggung perusahaan setelah grossup adalah sebesar Rp 4.211.956, sehingga jumlah total biaya tenaga ahli setelah penerapan tax planning oleh penulis adalah : Biaya tenaga ahli (setelah tax planning perusahaan) Rp 51.485.500 Tax planning biaya tenaga ahli (metode grossup) Rp 4.211.956 Total biaya tenaga ahli setelah tax planning Rp 55.697.456

50 Berdasarkan penerapan strategi tax planning diatas menunjukkkan bahwa penerapan tax planning yang dilakukan oleh perusahaan belum sepenuhnya efisien. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan antara PPh badan terutang menurut perusahaan setelah tax planning dan PPh badan terutang menurut penulis sebesar Rp 20.039.790, (hasil dari PPh badan terutang setelah tax planning menurut perusahaan PPh badan terutang menurut analisis penulis = Rp 44.412.797, Rp 20.039.790,). Perbedaan besarnya penghasilan kena pajak dan PPh badan terutang sebelum dan setelah tax planning pada PT. XYZ dengan hasil analisa penulis dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 4.4 Perbandingan Besarnya PKP dan PPh Badan Terutang Keterangan Sebelum Tax Planning Setelah Tax Planning Menurut Menurut Penulis Perusahaan Penghaasilan Kena Pajak PPh Badan Terutang 10% x Rp 50.000.000 15% x Rp 50.000.000 30% x Sisanya 313.401.208, 5.000.000, 7.500.000, 64.020.362, 206.375.989, 5.000.000, 7.500.000, 31.912.797, 125.132.634, 5.000.000, 7.500.000, 7.539.790, Jumlah PPh Badan Terutang 76.520.362, 44.412.797, 20.039.790, Laba Bersih Setelah pajak 236.880.846, 161.963.192, 105.092.844, PPh Pasal 25 Tahun 2009 6.376.697, 3.701.066, 1.669.983, Sumber : Data yang telah diolah oleh penulis Dengan demikian jumlah penghematan pajak masingmasing dapat dihitung sebagai berikut :

51 a. Jumlah penghematan pajak oleh perusahaan dengan penerapan tax planning : PPh Badan Terutang sebelum tax planning = Rp 76.520.362 PPh Badan Terutang setelah tax planning = Rp 44.412.797 Penghematan Pajak Rp 32.107.565 b. Jumlah penghematan pajak yang seharusnya dapat dilakukan oleh perusahaan dengan adanya analisa tax planning yang dilakukan penulis : PPh Badan Terutang menurut perusahaan = Rp 44.412.797 PPh Badan Terutang menurut penulis = Rp 20.039.790 Penghematan Pajak Rp 24.373.007 Dari hasil analisis penulis tersebut diatas, total beban yang ditanggung oleh perusahaan bertambah menjadi sebesar Rp 1.095.118.726,. Beban tersebut mengakibatkan penurunan jumlah laba bersih sebelum pajak yang diterima perusahaan. Dengan penurunan jumlah Penghasilan Kena Pajak perusahaan, mengakibatkan penurunan jumlah PPh badan terutang perusahaan menjadi Rp 20.039.790,. Dengan demikian, besarnya penghematan pajak yang seharusnya masih dapat dilakukan perusahaan adalah sebesar Rp 24.373.007.