Uji McNemar dan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon data berpasangan Ade Heryana, SST, MKM

dokumen-dokumen yang mirip
signed-ranks digunakan untuk menggantikan uji t single-sample bila data yang

Wilcoxon Signed-Rank Test Single-Sample (Ade Heryana, SST, MKM) April 16, 2017

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK

Statistik Non-Parametrik. Saptawati Bardosono

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik

UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL. Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik)

UJI CHI SQUARE DAN FISHER EXACT

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang

STATISTIKA UJI NON-PARAMETRIK

BAB 9 PENGGUNAAN STATISTIK NON-PARAMETRIK DALAM PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

Resume Regresi Linear dan Korelasi

STATISTIK NON PARAMETRIK (1)

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

Statistik Non Parameter

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

STATISTIK NON PARAMTERIK

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Tes Statistik Non Parametrik adalah test yang modelnya tidak menetapkan syaratsyaratnya

BAB 2 LANDASAN TEORI

Uji Z atau t Uji Z Chi- square

UJI CHI SQUARE ( 2 ) PRINSIP : 1. merupakan analisis data kategorial. data kualitatif (nominal) data kategorial. data semikuantitatif (ordinal)

Siklus Pengambilan Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

Utriweni Mukhaiyar MA2281 Statistika Nonparametrik Kamis, 5 Februari 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI RISET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

KULIAH 2 : UJI NON PARAMETRIK 1 SAMPEL. Tim Pengajar STATSOS Lanjutan

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro pada

STATISTIKA SOSIAL. Uji Chi Square MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09

Nurul Wandasari Singgih,M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul

Statistik & Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

Statistika Psikologi 1

BAB III METODE PENELITIAN

Asosiasi dan Uji Perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB XII PENGUJIAN DISTRIBUSI CHI-SQUARED. Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian distribusi dengan menggunakan chi-squared.

GUIDELINE PENGUJIAN MENGGUNAKAN SPSS

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK. Widha Kusumaningdyah, ST., MT

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

15/04/2013. Deskriptif. Statistik. Parametris. Inferensial. Non Parametris. Gambar : Macam-macam statistik (Sugiyono, 2003)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk

ANALISIS DATA KUANTITATIF

Mata Kuliah: Statistik Inferensial

BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK

UJI HIPOTESA PERBEDAAN. t-test

PERANCANGAN PERCOBAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik-komparatif dengan pendekatan

2 Departemen Statistika FMIPA IPB

BAB III METODE PENELITIAN

Materi KBK sem 7 Prinsip data Prinsip statistik dalam penelitian Statistik deskriptif Statistik inferensial

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN (DALAM PENELITIAN KUANTITATIF)

STATISTIK PERTEMUAN XIV

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Statistik Non Parametrik

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

Statistika Nonparametrik dengan SPSS, Minitab, dan R

BAB III METODE PENELITIAN

UJI NONPARAMETRIK (CHI SQUARE / X2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

PERBANDINGAN BERGANDA SESUDAH UJI KRUSKAL-WALLIS

Statistik Non Parametrik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

MAKALAH UJI COCHRAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika Non Parametrik. Dosen Pengampu: Dr. Nur Karomah Dwiyanti M.

Parametrik. Memerlukan asumsi sebaran (Normal) Non parametrik. Tidak memerlukan asumsi sebaran (Normal)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DAN METODA ANALISA DATA

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Pengujian Hipotesis Komperatif 2 sampel Independen ( UJI Mann-Whitney )

CHI SQUARE. Pengantar

Prosedur Uji Chi-Square

ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI. Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D

Penggolongan Uji Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

III METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi ( ) Bertu Rianto Takaendengan ( ) Mega Puspita Sari ( )

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) Penelitian eksperimen diartikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

Non Parametrik Modul ke: 11Ilmu. Rank Spearman. Fakultas. Dra. Yuni Astuti, MS. Komunikasi. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran

MODUL 4 Latihan KB Peluang minimal muncul gambar dalam dua kali lemparan! 2. Peluang (putih) dalam kasus sepuluh bola di dalam suatu wadah

Uji Statistik Hipotesis

Transkripsi:

UJI MCNEMAR DAN UJI WILCOXON (Uji Hipotesa Non-Parametrik Dua Sampel Berpasangan) Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesmas FIKES Univ. Esa Unggul Email: heryana@esaunggul.ac.id atau ade.heryana24@gmail.com PENDAHULUAN Sampel berpasangan adalah kelompok atau obyek penelitian yang sama dengan intervensi yang berbeda. Misalnya ada 20 bidan yang ingin diketahui sikapnya terhadap kerja tim, mula-mula diukur sikapnya dengan tidak diberikan kegiatan outbond. Lalu diberikan kegiatan outbond dan diukur sikapnya. Sikap bidan tersebut sebelum dan sesudah mengikuti outbond dapat diukur dengan uji statistik dua sampel berpasangan. Jika data berdistribusi normal dengan skala ukur interval atau rasio, maka menggunakan uji t sampel berpasangan. Namun jika data berdistribusi tidak normal dengan skala ukur nominal atau ordinal, maka menggunakan uji statistik non-parametrik dua sampel berpasangan. Pada artikel ini hanya akan dijelaskan dua jenis uji non-parametrik dua sampel berpasangan yaitu yaitu Uji McNemar, dan Uji Wilcoxon. Uji statistik non-parameter dua sampel berpasangan digunakan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut:. Menganalisis perbedaan dari dua sampel yang saling berpasangan; 2. Menguji apakah kedua sampel yang berpasangan tersebut berasal dari satu populasi dengan karakteristik yang sama; 3. Menguji apakah dua perlakuan atau intervensi yang diberikan kepada sampel memberikan hasil yang sama atau tidak; dan 4. Menguji apakah perlakuan atau intervensi yang satu lebih baik dibanding yang lain. Hal perlu mendapat perhatian dalam melakukan perbandingan dua sampel adalah perbedaan yang signifikan antara dua perlakukan belum tentu disebabkan oleh adanya perbedaan perlakukan tersebut, namun oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dikendalikan. Sehingga variabel yang dapat mempengaruhi variabel penelitian sebaiknya dikendalikan terlebih dahulu. Misalnya pada contoh di atas, perubahan sikap pada 20 bidan yang mengikuti outbond belum tentu disebabkan oleh kegiatan outbond tersebut, namun bisa disebabkan

oleh kondisi setelah kegiatan outbond seperti pergantian pimpinan, perubahan kebijakan, dan sebagainya. DISTRIBUSI CHI-SQUARE Uji statistik non-parametrik dua sampel berpasangan menggunakan distribusi frekuensi chi-square sebagai dasar perhitungannya. Distribusi Chi-square (dibaca khai square atau khai kuadrat dengan simbol 2 ) adalah distribusi probabilitas teoritis yang asimetrik dan kontinyu. Nilai sebuah 2 selalu positif antara 0 sampai dengan (tak hingga) atau 0 2, tidak seperti distribusi normal atau distribusi t yang dapat bernilai negatif. Nilai statistik 2 dihitung dengan rumus sebagai berikut: χ 2 = (f 0 f e ) 2 f e dimana, f 0 = banyaknya frekuensi yang diobservasi dan f e = banyaknya frekuensi yang diharapkan. Gambar menampilkan tiga jenis distribusi Chi-square dengan derajat kebebasan,5, dan 0. Tampak bahwa ) semakin kecil derajat kebebasan, kemencengan kurva distribusi semakin positif artinya proporsi nilai rendah pada distribusi lebih besar; dan 2) semakin besar derajat kebebasan, kurva distribusi semakin simetris. Gambar. Distribusi Chi-square dengan Derajat Kebebasan (df) yang Berbeda-beda (, 5, dan 0) (sumber: Sheskin, 2004, hal. 85) Mahasiswa sering salah membuat notasi chi-square dengan tanda X 2 2

UJI MCNEMAR Uji McNemar digunakan untuk menguji hipotesa: Apakah dua sampel berpasangan berasal dari atau mewakili dua populasi yang berbeda? Uji ini pertama kali dikembangkan tahun 947 oleh McNemar. Sebenarnya uji ini adalah kasus khusus dari uji Cochran Q (yang digunakan untuk menguji lebih dari dua sampel berpasangan). Uji McNemar didesain untuk data berpasangan yang bersifat nomimal atau dikotomi (yaitu dua kejadian yang saling mutually excluxive, seperti permukaan koin, jenis kelamin, dsb). Asumsi yang digunakan pada uji ini adalah setiap n subyek (atau n pasangan dari subyek yang sesuai) menghasilkan dua nilai sebagai variabel yang berpasangan. Dengan demikian, penggunaan Uji McNemar antara lain adalah:. Menilai atau mengevaluasi sifat kategorik data yang dihasilkan dari eksperimen. Eksperimen tersebut dilakukan dengan memanipulasi variabel independen atau disebut dengan true experiment. Sehingga eksperimen ini menghasilkan dua nilai dari masingmasing subyek dari dua kondisi eksperimen yang independen). Hasil uji yang siginifikan dapat disimpulan sebagai terdapat kecenderungan yang tinggi bahwa nilai eksperimen mewakili dua populasi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa uji yang dipakai mendapatkan hasil yang valid; dan 2. Menilai atau mengevaluasi desain penelitian pretest dan post test pada satu kelompok. Pada penggunaan ini, nilai pada masing-masing pre dan post test diukur sehingga menghasilkan variabel yang dikotomi. Rumusan hipotesanya adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test? Model ringkas pada uji McNemar berbentuk tabel 2x2 disajikan pada tabel berikut 2. Tabel. Model Uji McNemar (sumber: Sheskin, 2004, hal. 652) Kondisi (Pre- Test) Kondisi 2 (Post-Test) Respon kategori Respon kategori 2 Penjumlahan Baris Respon kategori a b a+b = n Respon kategori 2 b d c+d = n 2 Penjumlahan Kolom a+c b+d n = n + n 2 Sel a, b, c dan d menunjukkan jumlah observasi/subyek pada setiap kemungkinan kategori yang digunakan untuk menampilkan dua jenis respon subyek. Nilai pada kotak a 2 Tabel ini sering disebut dengan Tabel Kontinjensi atau Contingency Table 3

menunjukkan jumlah responden yang pada kondisi pre-test merespon kategori dan pada kondisi post-test merenspon kategori. Nilai pada kotak b menunjukkan jumlah responden yang pada kondisi pre-test merespon kategori dan pada kondisi post-test merenspon kategori 2. Nilai pada kotak c menunjukkan jumlah responden yang pada kondisi pre-test merespon kategori 2 dan pada kondisi post-test merenspon kategori. Akhirnya nilai pada kotak d menunjukkan jumlah responden yang pada kondisi pre-test merespon kategori 2 dan pada kondisi post-test merenspon kategori 2. Asumsi-asumsi yang terpenuhi dalam Uji McNemar adalah:. Sampel yang berasal dari n subyek harus dipilih secara acak dari populasi yang mewakili; 2. Setiap n observasi yang terdapat pada tabel 2x2 independen atau tidak berhubungan dengan observasi yang lain; 3. Nilai subyek dalam tabel 2x2 bersifat dikotomi dan bersifat mutually exclusive; dan 4. Beberapa literatur menyatakan Uji McNemar tidak tepat dijalankan pada ukuran sampel yang sangat kecil. Bila terpaksa menggunakan sampel dengan jumlah kecil, maka untuk akurasi hasil sebaiknya perlu dihitung probabilitas binomial yang nyata. Beberapa literatur juga menyarankan menggunakan correction of continuity bila terpaksa menggunakan sampel ukuran kecil untuk menjamin nilai chi-square hitung menghasilkan estimasi yang akurat dari dari distribusi binomial. Contoh soal (mengevaluasi perbedaan antara dua data yang berpasangan) Seorang psikolog ingin membandingkan sebuah obat untuk menangani enuresis (buang air kecil di tempat tidur) dengan Placebo 3. Sebanyak 00 anak-anak yang masih ngompol diberikan obat Endurin dan Placebo dengan menggunakan desain studi double blind (baik anak-anak maupun peneliti tidak tahu mana obat Endurin atau Placebo) selama 6 bulan. Selama studi, setiap anak mendapat 6 obat dan 6 placebo yang diberikan tiap minggu. Untuk memastikan bahwa tidak ada efek yang didapat dari satu pengobatan ke pengobatan lainnya, selama seminggu pada setiap pengobatan, anak-anak tidak diberikan obat maupun placebo. Urutan pengobatan selama 2 kali pengobatan bagi setiap anak dipilih secara acak. Variabel dependen pada studi ini adalah pendapat orangtua tentang perkembangan anak setelah 3 Terapi dengan obat yang tidak mengandung zat yang bersifat terapetik. Biasanya hanya untuk keperluan uji klinis obat 4

diberikan obat atau placebo. Hasil studi disajikan pada tabel di bawah. Pertanyaan: Berdasarkan hasil penelitian, apakah studi ini menunjukkan bahwa obat Endurin efektif untuk mengurangi enuresis? Respon terhadap Placebo Respon terhadap obat Endurin Jumlah Baik Tidak baik baris Baik 0 3 23 Tidak baik 4 36 77 Jumlah Kolom 5 49 00 Tabel di atas menunjukkan bahwa: a. 0 anak merespon baik terhadap Obat dan Placebo b. 3 anak merespon tidak baik terhadap Obat dan baik terhadap placebo c. 4 anak merespon baik terhadap obat dan tidak baik terhadap placebo, dan d. 36 anak merespon tidak baik terhadap Obat dan Placebo. e. Dari 00 responden, 5 anak merespon baik terhadap obat, sementara 49 anak merespon tidak baik f. Dari 00 respon, 23 anak merespon baik terhadap placebo dan 77 anak merespon tidak baik terhadap placebo. Rumusan Hipotesa Dalam uji McNemar, sesuai dengan contoh soal di atas, sel yang menjadi perhatian adalah sel b dan c yaitu sel yang memilik perbedaan respon terhadap dua kondisi, yaitu sel dengan jumlah observasi 3 dan 4. Sehingga bila Obat lebih efektif dibanding Placebo maka proporsi pada sel c (jumlah observasi 4) lebih besar dibanding sel b (jumlah observasi 3). Kondisi eksperimen (dalam hal ini pemberian Obat dan Placebo) tidak berbeda secara signifikan jika proporsi sel b dan c (terhadap penjumlah b dan c) sama dengan 0,5 atau jika π b = b (b + c) dan π c = c (b + c) maka kondisi eksperimen tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika π b = π c = 0,50. Berdasarkan data di atas, nilai π b dan π c diestimasikan dengan nilai p b dan p c sehingga p b = b (b + c) = 3 (3 + 4) = 0,24 dan p c = c (b + c) = 4 (3 + 4) = 0,76 Dengan demikian rumusan hipotesa berdasarkan informasi di atas adalah sebagai berikut: 5

. Hipotesis Nol = H 0 : π b = π c (proporsi observasi pada sel b sama dengan proporsi observasi pada sel c atau tidak ada perbedaan antara obat dengan placebo) 2. Hipotesis Alternatif = H : π b π c (proporsi observasi pada sel b tidak sama dengan proporsi observasi pada sel c atau terdapat perbedaan antara obat dengan placebo). Hipotesa ini bersifat dua arah (two-tailed hypothesis), karena nilai π c bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding π b atau Hipotesis Alternatif = H : π b < π c atau H : π b > π c (proporsi observasi pada sel b lebih kecil atau lebih besar dari proporsi observasi pada sel c atau terdapat perbedaan antara obat dengan placebo). Hipotesa ini bersifat satu arah (one-tailed hypothesis). Menghitung Statistik Uji McNemar Rumus menghitung nilai uji statistik McNemar (yang dibuat berdasarkan distribusi Chi-square) adalah sebagai berikut: χ 2 = (f 0 f e ) 2 f e Karena hanya sel b dan c yang diperhatikan, maka rumus di atas menjadi χ 2 = 2 b + c [b 2 ] + b + c 2 χ 2 = (b c)2 b + c [c b + c 2 ] 2 b + c 2 dimana, b dan c adalah jumlah observasi pada sel b dan c pada tabel 2x2 dengan derajat kebebasan (df) 4 =. Karena distribusi chi-square yang bersifat kontinyu dan simetris digunakan untuk mendekati distribusi diskrit, maka rumus di atas pada tahun 934 oleh Yates dikoreksi dengan cara mengurangi selisih b dan c atau b-c dengan angka, sehingga rumusnya menjadi: χ 2 = ( b c )2 b + c dimana b c adalah nilai absolut dari selisih antara b dan c. Sehingga sesuai data di atas nilai χ 2 uji McNemar adalah: 4 Nilai derajat kebebasan (degree of freedom atau df ) dihitung dengan rumus df = (r ) (c ) dimana r = jumlah baris dan c = jumlah kolom. Untuk tabel 2x2 maka df = (2-) x (2-) = 6

Interpretasi Hasil χ 2 = ( 3 4 )2 3 + 4 = 3,5 Hasil perhitungan χ 2 = 3,5 dibandingkan dengan Tabel Distribusi Chi-Square dengan derajat kebebasan = pada taraf = 0,05 yaitu 3,84 (tabel terlampir). Nilai hitungan χ 2 = 3,5 lebih besar dari nilai tabel χ 2 = 3,84, sehingga H 0 ditolak sehingga terdapat perbedaan signifikan antara Obat dengan Placebo, atau dapat dikatakan bahwa obat Endurin efektif dalam mengurangi enuresis. Contoh soal 2 (mengevaluasi pre-test dan post-test) Seorang peneliti ingin mengetahui efektifitas sebuah metode penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan murid terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak-anak SD. Sebanyak 00 murid SD dipilih secara random untuk dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan tentang PHBS. Setelah tes pengetahuan dijalankan, 00 anak-anak SD tersebut diberikan sebuah metode penyuluhan tentang PHBS. Setelah diberikan penyuluhan, tingkat pengetahuan PHBS anak SD tersebut diukur kembali. Hasil pengukuran disajikan pada tabel di bawah. Berdasarkan data tersebut, apakah dapat disimpulkan bahwa metode penyuluhan yang diberikan efektif meningkatkan pengetahuan anak SD tentang PHBS. Pre-test Pengetahuan baik Post-test Pengetahuan tidak baik Jumlah baris Pengetahuan baik 0 3 23 Pengetahuan tidak baik 4 36 77 Jumlah Kolom 5 49 00 Karena jumlah frekuensi pada tabel 2x2 di atas mirip dengan contoh kasus pertama, maka prinsip pengerjaannya mirip, yang membedakan hanya pada rumusan hipotesisnya, yaitu:. Hipotesis Nol = H 0 : π b = π c (proporsi observasi pada sel b sama dengan proporsi observasi pada sel c atau tidak ada perbedaan antara pengetahuan PHBS sebelum intervensi dengan sesudah intervensi) 2. Hipotesis Alternatif = H : π b π c (proporsi observasi pada sel b tidak sama dengan proporsi observasi pada sel c atau terdapat perbedaan antara pengetahuan 7

PHBS sebelum intervensi dengan sesudah intervensi). Hipotesa ini bersifat dua arah (two-tailed hypothesis), karena nilai π c bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding π b atau Hipotesis Alternatif = H : π b < π c atau H : π b > π c (proporsi observasi pada sel b lebih kecil atau lebih besar dari proporsi observasi pada sel c atau terdapat perbedaan antara pengetahuan PHBS sebelum intervensi dengan sesudah intervensi). Hipotesa ini bersifat satu arah (one-tailed hypothesis). Contoh soal 3 (perbedaan sebelum dan sesudah pelayanan) Peneliti ingin mengetahui apakah pelayanan di RS dapat mengubah tingkat kemauan pasien dalam merekomendasikan pelayanan di RS tersebut kepada temannya. Untuk keperluan itu dipilih 3 pasien, dengan hasil sebagai berikut: No. Responden Sebelum dilayani Sesudah dilayani Mau Mau 2 Tidak mau Mau 3 Tidak mau Mau 4 Mau Mau 5 Mau Mau 6 Mau Mau 7 Mau Mau 8 Mau Mau 9 Tidak mau Mau 0 Mau Tidak mau Mau Mau 2 Tidak mau Mau 3 Mau Tidak mau Dari contoh soal di atas, variabel penelitian yang dipakai adalah sikap sebelum pelayanan dan sikap sesudah pelayanan, sehingga rumusan hipotesisnya adalah: H 0 : π b = π c (tidak terdapat perbedaan sikap pasien sebelum dan sesudah pelayanan) H a : π b π c (terdapat perbedaan sikap pasien sebelum dan sesudah pelayanan) Hasil penelitian diringkas dalam tabel 2x2 berikut: 8

Sebelum dilayani Mau merekomendasikan Tidak mau merekomendasikan Mau merekomendasikan Sesudah dilayani Tidak mau merekomendasikan 7 2 9 Jumlah baris 4 0 4 Jumlah Kolom 2 3 ( 2 4 ) Nilai χ 2 2hitung = = 0,667 2+4 Nilai χ 2tabel dengan df = dan =0,05 adalah 3,84 Karena nilai χ 2hitung lebih kecil dari χ 2tabel maka H 0 tidak dapat ditolak atau terdapat perbedaan sikap pasien sebelum dan sesudah dilayani. UJI WILCOXON DUA SAMPEL BERPASANGAN Pertama kali dikenalkan oleh ahli statistik bernama Frank Wilcoxon. Seperti juga uji McNemar, uji Wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis non-parametrik pada dua sampel berpasangan. Yang membedakan adalah uji Wilcoxon dipakai jika data berskala ordinal, sementara uji McNemar dipakai jika data berskala nominal. Uji Wilcoxon dua sampel berpasangan merupakan pengembangan dari uji Wilcoxon bertanda satu kelompok 5. Untuk dapat menerapkan uji wilcoxon dua sampel berpasangan, maka dibutuhkan rangakaian data yang berskala interval/rasio pada setiap subyek. Kemudian hitung selisih masing-masing data pada setiap subyek dengan mengurangi data pada kondisi 2 dengan kondisi. Uji hipotesis pada uji ini adalah apakah sampel/kondisi percobaan berasal dari populasi yang mewakili? sehingga nilai median dari skor yang berbeda adalah nol. Bila terdapat perbedaan yang signifikan, maka hal ini mengindikasikan bahwa terdapat kecenderungan sampel/kondisi percobaan berasal dari populasi yang berbeda. Asumsi-asumsi yang digunakan pada uji ini antara lain:. Sampel pada n subyek dipilih secara acak dari populasi yang mewakili 2. Nilai asal yang dihasilkan dari setiap subyek dalam format skala interval/rasio; 5 Lihat artikel penulis berjudul Wilcoxon Signed-ranks Test Single-sample pada alamat url berikut: http://adeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/207/04/6/wilcoxon-signed-rank-test-single-sample/ 9

3. Perbedaan nilai dalam populasi yang diwakili oleh dua sampel terdistribusi secara simetris di sekitar median populasi. Tahap-tahap dalam menghitung nilai uji statistik Wilcoxon adalah: a. Buatlah tabel yang menggambarkan nilai-nilai data pada kondisi dan kondisi 2 untuk masing-masing subyek; b. Hitunglah selisih nilai antara kondisi 2 dan kondisi ; c. Tandailah positif pada subyek dengan selisih > 0, atau negatif pada subyek dengan selisih < 0, atau sama pada subyek dengan nilai kondisi 2 = kondisi ; d. Tentukan nilai absolut selisih pada masing-masing subyek dan tentukan urutan/rankingnya dengan ketentuan jika terdapat n angka absolut dengan nilai yang sama, maka diberikan ranking yang sama dan penentuan ranking data tersebut adalah dengan menghitung ranking rata-rata atau membagi penjumlahan seluruh ranking dengan jumlah data yang sama. e. Tentukan nilai peringkat pada subyek dengan nilai selisih terkecil (T) dan jumlah pengamatan (N). Jumlah pengamatan (N) yang dipakai adalah setelah dikurangi data dengan peringkat 0. Nilai statistik uji Wilcoxon ditentukan oleh nilai Z, dengan rumus sebagai berikut: T [ 4N(N + ) ] Z = 24(N)(N + )(2N + ) dimana: T = peringkat dengan selisih nilai terkecil N = jumlah pengamatan Contoh soal 4 Sebuah RS ingin mengetahui efektifitas pelatihan pada staff promosi kesehatan dalam rangka mensukseskan program PKRS. Data skor tingkat pengetahuan dikumpulkan dari 5 staff promosi secara acak untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengetahuan sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan. Adapun datanya adalah sebagai berikut: Nama Staff Skor Sebelum Pelatihan Skor Sesudah Pelatihan Akbar 40 50 0

Nama Staff Skor Sebelum Pelatihan Skor Sesudah Pelatihan Budiman 0 20 Charlie 00 00 Dionesius 20 0 Efrida 30 50 Farida 20 40 George 200 20 Hadi 0 20 Ismanto 40 60 Junaedi 00 00 Kumalasari 80 200 Linda 240 250 Mahmud 70 200 Novaria 200 20 Osman 220 220 Berdasarkan data tersebut di atas dengan tingkat = 0,05 apakah pelatihan terhadap staff promosi tersebut berjalan dengan efektif? Dari permasalahan di atas, variabel yang akan diteliti ada dua yaitu ) pengetahuan staff promosi sebelum mengikuti pelatihan; dan 2) pengetahuan staff promosi sesudah melakukan pelatihan. Sehingga rumusan hipotesisnya adalah: H 0 : = 2 (tidak terdapat perbedaan pengetahuan staff promosi sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan) H a : 2 (terdapat perbedaan pengetahuan staff promosi sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan) Untuk menghitung Tahap pertama dalam menjawab permasalahan di atas adalah dengan membuat tabel kontinjensi 2x2 berikut: No Nama Sebelum Sesudah Selisih Tanda selisih Ranking Akbar 40 50 0 Positif 0 4 2 Budiman 0 20 0 Positif 0 4 3 Charlie 00 00 0 Sama 0 0 4 Dionesius 20 0-0 Negatif 0 4 5 Efrida 30 50 20 Positif 20 9,5 6 Farida 20 40 20 Positif 20 9,5 7 George 200 20 0 Positif 0 4 8 Hadi 0 20 0 Positif 0 4 9 Ismanto 40 60 20 Positif 20 9,5 0 Junaedi 00 00 0 Sama 0 0 Kumalasari 80 200 20 Positif 20 9,5 2 Linda 240 250 0 Positif 0 4 3 Mahmud 70 200 30 Positif 30 2

No Nama Sebelum Sesudah Selisih Tanda selisih Ranking `4 Novaria 200 20 0 Positif 0 9,5 5 Osman 220 220 0 Sama 0 0 Dari tabel tersebut, maka: Selisih nilai terkecil adalah -0 (pada subyek ke-4), sehingga nilai T atau peringkat dengan selisih terkecil adalah 4. Terdapat 3 subyek dengan selisih 0, sehingga jumlah pengamatan (N) = 5 3 = 2. Sehingga perhitungan nilai Z hitung adalah: T [ 4N(N + ) ] 4 [ (4 2)(2 + ) ] Z hitung = = = 2,746 24(N)(N + )(2N + ) 24(2)(2 + )(2.2 + ) Nilai Z tabel dengan = 0,05 adalah,96 sehingga Z hitung < Z tabel. Kesimpulannya H 0 ditolak atau terdapat perbedaan tingkat pengetahuan staff promosi sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan. REFERENSI Ramlah S, Veni Hadju, dan Saifuddin Sirajuddin (204). Edukasi Menyusui Dini terhadap Pengetahuan Sikap Ibu Hamil di RSIA Pertiwi Makassar, Makassar: Universitas Hasannudin Sheskin, David J. (2004). Handbook of Parametric and Nonparametric Statistical Procedures, edisi 3. DC: Chapman & Hall/CRC Suliyanto (204). Statistika Non Parametrik: Dalam Aplikasi Penelitian, Yogyakarta: CV Andi LATIHAN SOAL. Sebuah penelitian dilakukan pada RSIA di kota Makassar dengan jenis penelitian quasiexperiment dan desain one group pre-test post-test. Studi ditujukan untuk mengetahui perubahan pengetahuan ibu hamil tentang IMD (Inisiasi Menyusui Dini) sebelum dan sesudah edukasi. Populasi penelitian adalah ibu hamil dengan usia kandungan 7-9 bulan (trimester tiga) yang datang ke RSIA untuk pemeriksaan kehamilan. Sejumlah 60 responden dipilih secara acak. 2

Pengetahuan kurang Post Test Pengetahuan cukup Jumlah baris Pengetahuan kurang 2 44 56 Pre Test Pengetahuan cukup 2 2 4 Jumlah Kolom 3 46 60 Berdasarkan data di atas, dengan = 0,05 apakah metode edukasi yang diterapkan secara signifikan dapat mengubah pengetahuan ibu hamil? 6 2. Studi ingin mengetahui efektifitas pengobatan iodium radioaktif pada penderita hipertiroid dengan mengukur kadar hormon TSH pada pasien sebelum menjalankan terapi dan sesudah menjalani terapi. Adapun data TSH yang diperoleh dari 5 pasien secara acak adalah sebagai berikut: No Nama Sebelum Sesudah Paul 0,06 0,02 2 Ros 2,4 6,7 3 Samsiar 0,02 0,58 4 Tulus 0,04 0,33 5 Usman 0,00 0,89 6 Vania 32,9 34 7 Wenny,4 5, 8 Yuniar,5,74 9 Zettira 4,5 7,9 0 Awaludin 7,6,79 Burhan 7,4 5,6 2 Coki 8,3 25 3 Defi 7,9 4,3 `4 Efrianti 6,4 4,2 5 Fauzi 6,5 2,8 Berdasarkan data di atas menggunakan = 0,05 maka ujilah hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kadar TSH sebelum dan sesudah pengobatan iodium radioaktif. 6 Soal dikutip dari penelitian Ramlah, Hadju, & Sirajuddin (204). 3

LAMPIRAN: Tabel Distribusi Chi-Square untuk nilai = 0,005 hingga 0,995 dan derajat kebebasan (df) sampai dengan 00. (Sumber: diunduh dari website Department of Statistics Eberly College of Science, Penn State University http://stat.psu.edu/) 4