BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran kewirausahaan yang ada di kelas X-B. penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Gambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Pleret. terletak di dusun Kedaton, desa Pleret, kecamatan Pleret, kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran matematika. Proses pembelajaran matematika di kelas IIIA SD Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah serta kurang memaksimalkan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran. Peserta didik terlihat tidak serius mengikuti pelajaran matematika. Peserta didik sering ramai sendiri, berbicara dengan teman, dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran yang sedang berlangsung, bahkan ada peserta didik yang mengantuk saat proses pembelajaran. Melihat kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di kelas IIIA SD Negeri Tlahap dengan menerapkan diskusi kelompok atau belajar dalam kelompok agar terjadi interaksi antara peserta didik dengan peserta didik yang lain untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IIIA SD Negeri Tlahap pada mata pelajaran matematika. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan dalam penelitian ini, diharapkan berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar akademik peserta didik, meningkatkan aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran serta meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dan toleransi terhadap adanya keragaman. 36

37 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari beberapa tahap, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hasil dari peneltian ini adalah aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil penelitian yang lain meliputi keterampilan sosial, toleransi terhadap adanya keragaman, dan hasil akademik peserta didik. Hasil dari keterampilan sosial dan toleransi terhadap adanya keragaman didapatkan dari observasi/pengamatan yang dinilai dengan menggunakan lembar aktivitas peserta didik. Hasil akademik peserta didik diperoleh dari nilai kuis setelah diskusi kelompok dan nilai tes akhir di setiap siklus. Selain itu, terdapat hasil pengamatan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran, pengamatan aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran serta tanggapan guru dan peserta didik mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan pelaksanaan tindakan setiap siklusnya dilakukan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama dua jam pelajaran atau selama 70 menit. Setelah mengadakan penelitian di kelas IIIA SD Negeri Tlahap dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan sifat dan unsur bangun datar sederhana diperoleh data sebagai berikut :

38 1. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mulai dari pembelajaran siklus I. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran matematika berlangsung tidak kondusif yang dilihat berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga peserta didik kurang aktif selama proses pembelajaran. Tindakan pemecahan masalah yang dianggap tepat adalah mengadakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dalam kelompok belajar. Hal ini diwujudkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran matematika di kelas IIIA SD Negeri Tlahap. Tahap penyusunan rancangan tindakan yang akan diberikan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik. 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 3. Menyusun kelompok heterogen berdasarkan pembelajaran STAD. Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru dengan mempertimbangkan segi akademis dan jenis kelamin. 4. Membuat identitas kelompok atau bendera kelompok/tim. 5. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi yang meliputi :

39 - Lembar kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang dilihat dari jumlah peserta didik yang membawa buku paket, buku catatan, buku tugas, dan perlengkapan alat tulis saat pembelajaran matematika. - Lembar pengamatan aktivitas peserta didik yang menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh mana keaktifan dan interaksi peserta didik selama proses pembelajaran. - Lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 6. Menyiapkan kisi-kisi wawancara terhadap peserta didik dan guru. 7. Menyiapkan lembar angket tanggapan peserta didik. 8. Menyiapkan lembar kerja kelompok, soal kuis, dan soal tes akhir di setiap siklus. b. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah dilaksanakannya skenario pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Pertemuan pertama pada siklus I yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Maret 2012, hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada kegiatan awal yaitu guru melakukan presensi peserta didik, mengecek kesiapan peserta didik, memberikan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memperkenalkan model pembelajaran kooperatif tipe

40 STAD secara singkat kepada peserta didik terlebih dahulu karena pembelajaran model ini baru pertama kali diterapkan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap. Guru menyampaikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan STAD ada kerja kelompok dan kuis individu setelah berdiskusi dengan kelompok masing-masing. Guru juga menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tahap mengajar atau presentasi kelas dimanfaatkan oleh guru untuk menjelaskan materi secara singkat agar peserta didik tidak bingung selama diskusi kelompok. Pada tahap ini guru juga banyak memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memunculkan gagasan dan keaktifan peserta didik. Sebelum kegiatan diskusi kelompok semua peserta didik diminta untuk berdiri di belakang barisan bangku dan tidak ada yang boleh duduk di bangku masing-masing. Kemudian guru menaruh kartu identitas kelompok di meja-meja. Salah satu peserta didik yang menjadi ketua kelompok maju ke depan untuk diberi tahu anggota kelompoknya. Setelah itu ketua kelompok bertugas mengumpulkan anggotanya untuk duduk di meja diskusi masing-masing kelompok. Kelompok yang terbentuk di kelas IIIA ini ada delapan kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat peserta didik. Nama-nama kelompok yang terbentuk adalah kelompok Sapi, kelompok Kerbau, kelompok Domba, kelompok Kambing, kelompok Angsa, kelompok Kelinci, kelompok Bebek, dan kelompok Ayam. Tahap belajar dalam kelompok digunakan oleh peserta didik untuk berdiskusi menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Guru membimbing diskusi dari masingmasing kelompok secara bergantian. Guru menekankan bahwa diskusi kelompok

41 yang dilaksanakan bukan hanya untuk menyelesaikan soal-soal yang ada, tapi agar peserta didik yang tidak paham menjadi lebih paham melalui cara tutor sebaya. Setelah selesai mengerjakan soal-soal dari guru secara berkelompok salah satu peserta didik mewakili temannya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, kemudian guru membahas jawabannya. Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok, guru mengkondisikan semua peserta didik agar posisi duduknya seperti pembelajaran biasanya untuk mengerjakan kuis individu dari guru. Peserta didik yang telah selesai mengerjakan kuis boleh mengumpulkan terlebih dahulu dan menunggu teman lain yang belum selesai. Pada pertemua kedua yaitu hari Sabtu tanggal 24 Maret 2012, guru sudah membawa nilai hasil kuis individu yang telah dilaksanakan pada pertemua pertama. Sebelum memasuki tahap penghitungan skor, guru membuka pelajaran dengan melakukan presensi, mengecek kesiapan peserta didik, memberi apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru juga memberi motivasi kepada semua peserta didik agar lebih rajin dan serius saat diskusi kelompok. Nilai kuis diumumkan oleh guru dengan cara memanggil nama peserta didik kemudian memberitahu nilai kuis yang didapatkannya. Guru juga memberitahu bahwa nilai kuis dari masing-masing peserta didik akan dikumpulkan dan dihitung menjadi nilai kelompok mereka masing-masing. Setelah itu baru dilaksanakan penghitungan skor pada masing-masing kelompok. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi mendapat peringkat satu dan penghargaan kelompok super. Pada siklus I yang memperoleh skor sempurna hasil dari nilai setiap anggota kelompoknya adalah kelompok Kambing yang diketuai oleh Fajar Yahya. Setelah

42 penghitungan skor kelompok dan pemberian penghargaan selesai dilaksanakan, guru mengkondisikan semua peserta didik agar kembali tenang di tempat duduk mereka masing-masing. Guru juga memotivasi peserta didik sebelum melaksanakan tes akhir. Kemudian guru membagikan soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik secara individu. Selama peserta didik mengerjakan tes akhir, guru mengawasi semua peserta didik. Setelah semua peserta didik selesai mengerjakan tes dan mengumpulkannya di meja guru, guru menanyakan kesulitan-kesulitan yang ditemui peserta didik dalam mengerjakan tes tersebut. Sebelum mengakhiri pembelajaran matematika, guru menyampaikan bahwa pada hari Senin atau pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan diskusi kelompok lagi. c. Observasi/Pengamatan Observasi/pengamatan pada penelitian tindakan kelas ini, yang pelaksanaannya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik a. Observasi tentang kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran Hasil penelitian pada siklus I pertemuan pertama tentang kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran menunjukkan bahwa sebesar 61,71% peserta didik telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 38,29% peserta didik belum siap menerima materi pelajaran dikarenakan ada yang tidak membawa

43 buku paket matematika, buku catatan matematika, buku tugas matematika, dan perlengkapan alat tulis yang seharusnya dibawa oleh setiap peserta didik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika. Pertemuan kedua menunjukkan bahwa sebesar 77,3% peserta didik telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan yang belum siap menerima materi pelajaran yaitu sebesar 22,7%. Peserta didik yang belum siap menerima materi pelajaran diantaranya adalah sembilan orang peserta didik yang tidak membawa buku paket, tiga orang peserta didik tidak membawa buku catatan matematika, tujuh orang peserta didik tidak membawa buku tugas matematika, dan sepuluh orang peserta didik tidak membawa perlengkapan alat tulis. Presentase kesiapan peserta didik menerima pelajaran sedikit meningkat dibandingkan pada pertemuan pertama, namun hal ini masih perlu ditingkatkan lagi sampai semua peserta didik benar-benar siap menerima pelajaran. Kemudian guru memberi penjelasan kepada semua peserta didik mengenai pentingnya buku paket yang mendukung kelancaran proses pembelajaran dan buku catatan maupun buku tugas matematika serta alat tulis yang nantinya akan sangat diperlukan selama pembelajaran matematika berlangsung. b. Observasi tentang aktivitas belajar peserta didik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Data dari hasil observasi aktivitas peserta didik digunakan untuk mengetahui kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar peserta didik pada siklus I sebesar 52,8%. Pada siklus I

44 keterampilan sosial peserta didik menunjukkan nilai dua yang berarti kategori kurang, sedangkan toleransi peserta didik terhadap adanya keragaman juga menunjukkan nilai dua yang berarti kurang. c. Hasil belajar peserta didik Hasil belajar peserta didik sebelum pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD yang mencapai ketuntasan sebesar 46,88% dengan nilai KKM 63. Kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75%. Peserta didik yang tuntas sebelum tindakan sebanyak 15 peserta didik dari 32 peserta didik. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I peserta didik yang tuntas menjadi 24 peserta didik. Peserta didik yang belum tuntas disebabkan kurang memahami materi yang disampaikan guru dan kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. Pertemuan pertama pada siklus I guru melakukan presensi peserta didik, memberi pertanyaan-pertanyaan apersepsi, dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan inti. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik. Namun guru belum sepenuhnya memperhatikan peserta didik yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru.

45 Pada tahap belajar dalam kelompok/tim, guru berkeliling membimbing peserta didik serta mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk mengerjakan tugas bersama-sama dan berdiskusi. Namun suasana di kelas belum tenang, masih ada peserta didik yang berbicara dengan temannya, bahkan ada salah satu peserta didik yang berlarian ke depan kelas. Sebelum dilaksanakan kuis individu, guru sudah mengkondisikan peserta didik untuk duduk di bangku masing-masing secara baik. Saat pelaksanaan kuis individu guru memantau semua peserta didik selama kuis berlangsung. Namun masih ada beberapa peserta didik yang meminta jawaban pada peserta didik lain dalam mengerjakan kuis tersebut. Pada pertemuan kedua guru melakukan presensi peserta didik, memberi apersepsi dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan inti. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada hari tersebut. Pada pertemuan kedua siklus I digunakan oleh guru untuk memberi skor pada masingmasing kelompok dan memberi penghargaan pada semua kelompok atas kerja sama dalam kelompok yang telah dilakukan. Sebelum menghitung skor kelompok, terlebih dahulu guru mengumumkan nilai kuis dari masing-masing peserta didik. Setelah itu guru menghitung skor untuk masing-masing kelompok dan memberikan penghargaan pada setiap kelompok. Kemudian guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik dan mengulas secara singkat hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Guru juga memberi penjelasan mengenai tes akhir yang akan dilakukan pada hari tersebut. Sebelum membagi soal, guru menjelaskan cara mengerjakan soal tes tersebut. Saat tes akhir berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes tersebut. Setelah tes selesai, guru

46 melakukan tanya jawab mengenai kesulitan yang dihadapi peserta didik selama mengerjakan soal tes. Hasil observasi terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kegiatan guru selama proses pembelajaran pada siklus I sudah cukup baik, yaitu sebesar 73,8%. Namun kinerja guru masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang optimal terutama dalam memotivasi peserta didik agar lebih serius dalam menerima pelajaran. 3. Wawancara dengan Peserta didik Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan peserta didik setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I, sebagian besar peserta didik menjawab senang. Presentase hasil wawancara dengan peserta didik pada siklus I menunjukkan angka sebesar 73,12%. Ada 25 peserta didik yang menyatakan bahwa belajar secara berkelompok membuat mereka lebih memahami materi dan bisa bebas berpendapat selama kegiatan diskusi. Namun ada tujuh peserta didik yang menjawab tidak senang karena dalam kegiatan diskusi kelompok mereka diganggu oleh teman satu kelompoknya. d. Refleksi Siklus I pada penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil akademik peserta didik. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa aktivitas peserta didik menunjukkan nilai sebesar 52,8%. Namun

47 peningkatan aktivitas tersebut masih rendah dan belum menunjukkan indikator keberhasilan sehingga perlu adanya perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya supaya hasil yang diperoleh lebih baik lagi. Kinerja guru pada siklus I sudah cukup baik. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I yang menunjukkan nilai sebesar 73,8%. Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan sebaik mungkin dan telah berusaha melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Namun perhatian guru pada peserta didik yang ramai masih sangat kurang. Berdasarkan data hasil perolehan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan sosial pada siklus I menunjukkan nilai kurang. Hasil tersebut masih di bawah kriteria indikator keberhasilan proses. Oleh karena itu keterampilan peserta didik dalam berdiskusi dan bekerja sama dalam tim masih perlu ditingkatkan. Selain itu keterampilan sosial yang juga perlu ditingkatkan antara lain adalah keaktifan selama pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru. 2. Toleransi terhadap adanya keragaman pada siklus I menunjukkan nilai kurang. Hasil tersebut masih di bawah kriteria indikator keberhasilan proses. Sehingga pada siklus II toleransi peserta didik untuk menerima peserta didik lain sebagai teman kerja kelompok dan menghargai pendapat peserta didik lain masih perlu ditingkatkan.

48 3. Hasil akademik peserta didik yang mencapai ketuntasan pada siklus I sebesar 75%. Hasil tersebut sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan lagi. 2. Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan Perencanaan pada siklus II ini dilakukan beberapa persiapan seperti pada siklus I. Siklus II pada penelitian ini juga direncanakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I seperti yang telah dijabarkan dalam refleksi siklus I. Rencana persiapan perbaikannya adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan sosial Perbaikan keterampilan sosial peserta didik dalam berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok diupayakan dengan memberikan pengarahan pada peserta didik bahwa dalam kegiatan diskusi mereka harus bekerja sama agar dapat mengerjakan soal dengan baik dan supaya semua anggota kelompok dapat memahami materi yang didiskusikan. Jadi dengan adanya pembentukan kelompok heterogen diharapkan peserta didik dapat saling membantu memahami materi. Upaya lain yang dilakukan adalah memotivasi peserta didik agar memberanikan diri untuk bertanya pada guru maupun teman saat diskusi bila ada materi yang belum dipahami. 2. Toleransi terhadap adanya keragaman Upaya perbaikan pada toleransi peserta didik untuk menerima peserta didik lain sebagai teman kelompok adalah dengan memberi pengarahan pada

49 peserta didik bahwa teman dalam kelompok sangat penting dalam diskusi kelompok, karena dengan adanya teman dalam kelompok dapat memudahkan dalam menyelesaikan tugas. Peserta didik juga diberi pengarahan agar dapat menghargai pendapat peserta didik lain selama belajar dalam kelompok. 3. Hasil belajar peserta didik Upaya perbaikan hasil belajar pada peserta didik yang belum memperoleh nilai tuntas adalah dengan memberikan pengarahan supaya semua peserta didik ikut aktif selama diskusi kelompok dan memperhatikan penjelasanpenjelasan dari guru agar peserta didik dapat menguasai materi yang diajarkan sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama pada siklus II ini, guru melakukan kegiatan awal sama dengan yang dilakukan pada siklus I, yaitu melakukan presensi peserta didik, memberi apersepsi, dan memberi motivasi kepada peserta didik. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran serta menanyakan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang akan dilaksanakan. Guru juga sesekali menegur peserta didik yang ramai untuk mendengarkan penjelasan dari guru agar dalam diskusi kelompok dapat lebih memahami serta dapat mengerjakan kuis atau tes dengan baik. Pada pertemuan pertama ini peserta didik terlihat lebih semangat dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru. Saat guru menjelaskan

50 cara menggambar bangun datar persegi dengan memperhatikan sifat-sifatnya, peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru dengan tenang. Bahkan saat guru selesai menggambar bangun datar persegi di papan tulis ada peserta didik yang bertanya pada guru tentang sifat-sifat bangun datar lain yang belum dipahami. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut, tapi meminta peserta didik yang sudah paham angkat tangan dan menjelaskan kepada peserta didik yang bertanya tersebut. Peserta didik yang angkat tangan lebih dari sepuluh orang, jadi guru membimbing mereka untuk menjawab pertanyaan tersebut secara bersamaan. Setelah itu guru menjawab pertanyaan tersebut dan menjelaskannya secara singkat. Kemudian guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk bersama kelompoknya masing-masing, serta memanggil 8 peserta didik yang menjadi ketua kelompok untuk maju ke depan kelas mengambil bendera tim dan mengambil lembar kerja kelompok. Kelompok pada kegiatan pembelajaran ini masih sama dengan kelompok pada saat siklus I. Pada siklus II ini peserta didik lebih tertib dalam kegiatan kelompok karena sudah memahami cara berkelompok model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peserta didik juga dapat berdiskusi dengan baik serta tidak ada lagi peserta didik yang mengganggu temannya setelah mendapat pengarahan dari guru. Semua peserta didik terlihat serius dalam berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing. Guru juga berkeliling untuk mengarahkan dan membimbing setiap kelompok. Beberapa kelompok yang belum paham juga tidak takut untuk bertanya pada guru. Setelah peserta didik selesai mengerjakan tugas secara berkelompok, guru menanyakan hal-hal yang masih kurang dipahami untuk dibahas bersama. Kemudian guru mengkondisikan peserta

51 didik untuk duduk di bangkunya sendiri seperti semula. Satu persatu peserta didik diberi soal kuis oleh guru untuk dikerjakan secara individu. Guru mengawasi semua peserta didik selama pelaksanaan kuis berlangsung. Pertemuan kedua pada siklus ini, yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Maret 2012 juga sudah berjalan dengan cukup baik. Pertemuan ini diawali dengan kegiatan presensi peserta didik, dan kegiatan-kegiatan pada awal pembelajaran seperti yang selalu dilakukan oleh guru pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Sebelum masuk pada kegiatan inti, guru menanyakan pada peserta didik mengenai kegiatan kelompok yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Sebagian besar peserta didik serempak menjawab senang dapat bekerja sama dengan teman dalam kelompoknya masing-masing. Kegiatan inti pada pertemuan kedua ini diisi oleh guru dengan menginformasikan nilai kuis masing-masing peserta didik. Setelah semua nama peserta didik dan nilai yang diperoleh peserta didik tersebut selesai dibacakan oleh guru, guru menghitung skor perolehan untuk masing-masing kelompok dan mengumumkannya pada semua peserta didik. Pada siklus II ini semua kelompok berhasil mendapatkan predikat Tim Super dan berhak menerima kartu penghargaan dari guru. Kemudian ketua dari masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk menerima kartu penghargaan dari guru. Setelah itu, guru mengkondisikan kelas agar tenang kembali untuk melaksanakan tes. Dalam tes tersebut semua peserta didik mengerjakan dengan baik, namun masih ada beberapa peserta didik yang bertanya pada temannya. Guru menegur peserta didik tersebut dan memberi pengertian bahwa tes harus dikerjakan sendiri, tidak seperti

52 pada saat melakukan diskusi kelompok. Setelah diberi peringatan oleh guru, semua peserta didik dapat mengerjakan tes dengan baik. Diakhir pembelajaran, saat semua peserta didik telah selesai mengerjakan soal tes, guru menanyakan kesulitan-kesulitan yang ditemui peserta didik dalam mengerjakan tes akhir. c. Observasi/pengamatan Siklus II pada penelitian tindakan ini juga dilakukan observasi/pengamatan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti sama seperti pada siklus I. Observasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik a. Observasi tentang kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran Hasil penelitian kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran pada siklus II pertemuan pertama menunjukkan presentase sebesar 98,43% peserta didik telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan yang belum siap yaitu ada dua orang peserta didik yang tidak membawa buku tugas matematika dan dua orang yang lain tidak membawa kelengakapan alat tulis. Pertemuan kedua menunjukkan presentase sebesar 100% peserta didik telah siap menerima materi pelajaran. Semua peserta didik telah membawa kelengkapan yang diperlukan dalam pembelajaran, yaitu buku paket matematika, buku catatan matematika, buku tugas matematika dan kelengkapan alat tulis. Ini berarti semua

53 peserta didik telah melakukan persiapan untuk mengikuti pelajaran matematika yang akan dilaksanakan. b. Observasi tentang aktivitas belajar peserta didik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus II digunakan untuk mengetahui kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar peserta didik pada siklus II sebesar 94,4%. Pada siklus II ini keterampilan sosial menunjukkan nilai lima yang berarti kategori sangat baik, sedangkan toleransi terhadap adanya keragaman menunjukkan nilai empat yang berarti kategori baik. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas belajar peserta didik bila dibandingkan dengan hasil observasi aktivitas belajar peserta didik pada siklus I. c. Hasil belajar peserta didik Hasil belajar peserta didik sebelum pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD yang mencapai ketuntasan sebesar 46,88% dengan nilai KKM 63. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75%. Peserta didik yang mencapai ketuntasan sebelum tindakan sebanyak 15 peserta didik dari 32 peserta didik. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I peserta didik yang mencapai ketuntasan menjadi 24 peserta didik. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 96,87% peserta didik yang telah mencapai ketuntasan. Hanya satu peserta didik yang belum tuntas, hal itu dikarenakan peserta didik

54 tersebut sangat malas dalam mengerjakan tes akhir yang diberikan oleh guru dan hanya asal-asalan saat mengerjakannya. 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus II digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. Pertemuan pertama pada siklus II guru melakukan presensi peserta didik, memberi apersepsi, dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan inti. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mengecek kesiapan peserta didik menerima pelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik. Pada pertemuan pertama siklus II ini guru sudah lebih bersemangat dalam mengajar dan sesekali menegur peserta didik yang masih ramai. Pada tahap belajar dalam kelompok/tim, guru berkeliling membimbing peserta didik serta mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk mengerjakan tugas bersama-sama dan berdiskusi dengan teman kelompok masing-masing. Kegiatan diskusi pada siklus II juga sudah berjalan lancar dan cukup baik. Tidak ada lagi peserta didik yang mengganggu peserta didik lain selama kerja kelompok. Pada pertemuan kedua guru melakukan presensi peserta didik, memberi apersepsi dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan inti. Setelah itu guru mengumumkan nilai kuis yang diperoleh masing-masing peserta didik. Kemudian guru menginformasikan skor perolehan dari masing-masing kelompok serta

55 memberikan kartu penghargaan pada masing-masing kelompok. Guru juga memberikan penghargaan berupa kata-kata yang memotivasi semua kelompok karena pada siklus II ini semua kelompok berhasil mendapat predikat Tim Super. Setelah itu guru memberi penjelasan mengenai tes akhir yang akan dilakukan pada hari tersebut. Sebelum membagi soal, guru menjelaskan cara mengerjakan soal tes tersebut. Saat tes berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes tersebut dan menegur peserta didik yang masih menyontek peserta didik lain. Setelah tes selesai, guru melakukan tanya jawab mengenai kesulitan yang dihadapi peserta didik selama mengerjakan soal tes. Hasil observasi terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus II ini juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 93,84%. Presentase tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD sudah sangat baik. 3. Wawancara dengan Peserta didik Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan peserta didik setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II, sebagian besar peserta didik menjawab senang. Presentase hasil wawancara dengan peserta didik pada siklus II mengalami peningkatan dengan menunjukkan angka sebesar 98,12%. Semua peserta didik kelas IIIA (32 peserta didik) menyatakan bahwa belajar secara berkelompok membuat mereka lebih memahami materi dan bisa bebas berpendapat selama kegiatan diskusi.

56 4. Angket tanggapan peserta didik mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD Hasil angket tanggapan peserta didik yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD, 31 peserta didik dari 32 peserta didik menyatakan suka dengan pembelajaran yang telah dilakukan. Mereka berkomentar bahwa belajar dengan cara berkelompok lebih menyenangkan karena dapat bekerja sama dalam mengerjakan soal-soal dari guru dan peserta didik yang belum memahami materi bisa bertanya dengan leluasa pada peserta didik lain yang lebih mengerti. 5. Wawancara dengan Guru Kelas IIIA Berdasarkan hasil wawancara, guru kelas IIIA sebelumnya sudah pernah mendengar model pembelajaran kooperatif STAD, namun belum pernah mencoba menerapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas IIIA. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, guru menyatakan sangat senang karena melihat semua peserta didik menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar juga lebih hidup dengan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik yang lain. Selain itu peserta didik juga menjadi lebih aktif selama pembelajaran. Guru juga sangat puas karena nilai peserta didik hampir 100% telah mencapai ketuntasan.

57 d. Refleksi Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar peserta didik sudah menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu sebesar 94,4%. Sementara aktivitas guru juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu menjadi sebesar 93,84%. Baik aktivitas peserta didik maupun guru sudah mencapai kriteria indikator keberhasilan proses. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik sudah menunjukkan tercapainya tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu sebagai berikut : 1. Keterampilan sosial peserta didik dalam proses pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dengan menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik. Hasil ini berarti keterampilan sosial peserta didik sudah mencapai kriteria indikator keberhasilan proses. 2. Toleransi peserta didik terhadap adanya keragaman dalam proses pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dengan menunjukkan nilai empat atau kategori baik. Hasil ini berarti toleransi peserta didik sudah mencapai kriteria inikator keberhasilan proses. 3. Hasil ketuntasan belajar peserta didik pada siklus II sebesar 96,87%. Hasil tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas atau sama dengan 75%. 4.2. Pembahasan Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan hasil observasi dari penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan dilakukan refleksi secara keseluruhan pada tiap-tiap siklusnya. Proses

58 pembelajaran akan berlangsung optimal apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik yang lain. Pembelajaran dengan menggunakan satu macam metode saja akan membuat peserta didik menjadi jenuh untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu guru perlu melakukan alternatif-alternatif baru dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar peserta didik tidak jenuh lagi. Proses pembelajaran dikatakan optimal bila terdapat keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran yang berarti bukan merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran dengan melibatkan peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Proses pembelajaran yang baik akan sangat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Pembelajaran dengan teori konstruktivisme dari pandangan Piaget dan Vigotsky menekankan interaksi antara peserta didik dengan peserta didik yang lain melalui pembentukan kelompok dalam belajar. Pembelajaran yang bernaung dibawah konstruktivisme adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif itu sendiri sangat identik dengan adanya kelompok belajar. Kelompok dalam belajar ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bebas berpendapat dan dapat meningkatkan keaktifan dalam berpikir maupun psikomotor peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik harus aktif sehingga peserta didik yang menjadi pusat kegiatan belajar mengajar di kelas. Keaktifan peserta didik ini menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran.

59 Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini mengambil pokok bahasan yang memuat materi sifat dan unsur bangun datar sederhana. Pada pokok bahasan tersebut, terdapat dua materi yang harus disampaikan, yaitu memahami sifat-sifat bangun datar sederhana dan menggambar bangun datar sederhana berdasarkan sifat dan unsurnya. Hasil observasi awal yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar belum optimal karena tidak terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan peserta didik yang lain secara maksimal. Bahkan hasil belajar peserta didik juga masih sangat rendah dilihat dari ketuntasan nilainya. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran matematika di kelas IIIA SD Negeri Tlahap. Selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan sifat dan unsur bangun datar sederhana dari siklus pertama ke siklus berikutnya menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan hasil belajar peserta didik meningkat. Perubahan dalam proses pembelajaran ini dilihat dari hasil peningkatan keterampilan sosial dan toleransi terhadap adanya keragaman. Hasil observasi pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran dari satu siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Hasil aktivitas peserta didik pada siklus I menunjukkan presentase sebesar 52,8%. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 94,4%.

60 Keterampilan sosial yang tadinya hanya mencapai nilai dua atau kategori kurang, meningkat menjadi nilai lima atau kategori sangat baik pada siklus II. Toleransi terhadap adanya keragaman juga meningkat, yaitu dari nilai dua atau kategori kurang menjadi nilai empat atau kategori baik pada siklus II. Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil ketuntasan nilai peserta didik sebelum diterapkannya model pembelajaran tipe STAD dengan hasil ketuntasan nilai setelah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tipe STAD. Hasil belajar peserta didik sebelum pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD yang mencapai ketuntasan hanya sebesar 46,88% dengan nilai KKM 63. Nilai rata-rata matematika kelas IIIA sebelum tindakan adalah 57,3. Kemudian pada siklus I peserta didik yang mencapai ketuntasan mengalami peningkatan menjadi 75%, dengan nilai rata-rata 71,9. Peserta didik yang tuntas sebelum tindakan sebanyak 15 peserta didik dari 32 peserta didik. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I peserta didik yang tuntas menjadi 24 peserta didik. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 96,87% peserta didik yang tuntas. Nilai ratarata matematika pada siklus II adalah 80,8. Pada siklus II hanya ada satu orang peserta didik yang tidak mencapai nilai tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran matematika di kelas IIIA terjadi peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari melalui kegiatan yang telah dilaksanakan oleh peserta didik. Ketuntasan hasil belajar peserta didik sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau sama dengan 75%. Hal ini berarti dengan diterapkannya model

61 pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan keterampilan sosial peserta didik, toleransi terhadap adanya keragaman, dan hasil belajar peserta didik. Selama pelaksanaan penelitian, guru juga mengalami peningkatan dalam mengajar dan menyampaikan materi dibanding dari sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru berusaha memberi motivasi kepada peserta didik dan mencoba mengkondisikan kelas dengan baik, sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. Selama proses pembelajaran tersebut, guru semaksimal mungkin membimbing peserta didik mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Sedangkan dalam lembar kerja peserta didik, guru memberikan arahan dan bimbingan, serta memantau jalannya kegitan belajar mengajar. Hasil observasi guru pada siklus I sebesar 73,8% dan pada siklus II sebesar 93,84%. Dari data tersebut menunjukkan adanya kenaikan kinerja guru dari siklus I dan siklus II. Guru berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam proses pembelajaran, dari cara memberi motivasi kepada peserta didik selama pembelajaran, mengarahkan toleransi dalam berkelompok dan keterampilan sosial dalam pembelajaran. Hasil observasi terhadap kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari satu siklus ke siklus-siklus berikutnya, menunjukkan bahwa kinerja guru sudah semakin baik. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IIIA SD Negeri Tlahap pada pokok bahasan sifat dan unsur bangun datar sederhana merupakan suatu proses pembelajaran yang telah

62 mengarah pada pembelajaran yang lebih mengaktifkan peserta didik mencakup tiga ranah melalui kegiatan secara berkelompok. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas peserta didik serta pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih baik dan berlangsung secara optimal. Penggunaan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan sosial peserta didik, toleransi terhadap adanya keragaman, dan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat dan unsur bangun datar sederhana di kelas IIIA SD Negeri Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung.