BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan penelitian yang telah dilakukan pada lights-on dan proyek pada PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, maka simpulan yang dapat penulis buat adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil investasi SI/TI yang telah dilakukan PDAM Tirta Benteng, maka dapat dilihat berdasarkan hasil analisis portfolio lights-on, yaitu: A. Berdasarkan hasil analisis hubungan penyelarasan (alignment) dan kualitas (quality), maka diperoleh: a. Untuk kategori Tidak kritis, stabil (noncritical, stabilize) memiliki total biaya sebesar Rp 4.588.994.700, dengan persentase yang terdiri dari: 1. Modul Posting Transaksi Billing (penyelarasan = 3.27, kualitas = 3.16) 2. Modul Input/Update Persediaan (penyelarasan = 3.33, kualitas = 3.33) 3. Modul Bukti Persediaan (penyelarasan = 3.13, kualitas = 3.50) 4. Modul Laporan Persediaan (penyelarasan = 3.13, kualitas = 3.66) 5. Modul Kamus (penyelarasan = 3.13, kualitas = 3.16) 6. Modul Customer Care (penyelarasan = 3.00, kualitas = 3.25) 7. Modul Meter Reading dan Billing Persediaan (penyelarasan = 2.50, kualitas = 3.25) 8. Modul Collection (penyelarasan = 3.00, kualitas = 3.50) 9. Modul Debt Management (penyelarasan = 3.00, kualitas = 3.00) 10. Modul Utility (penyelarasan = 3.00, kualitas = 3.25) 11. Platform (Hardware dan Software) (penyelarasan = 3.86, kualitas = 3.71, biaya sebesar Rp 935.474.700) 193
194 12. IT Support (penyelarasan = 3.68, kualitas = 3.30, biaya = Rp 270.000.000) b. Untuk kategori Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan (improve only as needed) memiliki total biaya sebesar Rp 154.010.900, yang terdiri dari: 1. Network (penyelarasan = 4.00, kualitas = 3.50, biaya = Rp 154.010.900) c. Untuk kategori Diabaikan(Abdandon) tidak ada d. Untuk kategori Krisis(Crisis) tidak ada e. Untuk kategori Memuaskan, Terkendali (Excellent, Monitor) tidak ada B. Berdasarkan hasil analisis hubungan ketergantungan (dependency) dan kualitas (quality), maka diperoleh : a. Untuk kategori Tidak kritis, stabil (noncritical, stabilize) memiliki total biaya sebesar Rp 3.653.520.000, dengan persentase yang terdiri dari: 1. Modul Posting Transaksi Billing (ketergantungan = 3.33, kualitas = 3.16) 2. Modul Input/Update Persediaan (ketergantungan = 3.33, kualitas = 3.33) 3. Modul Bukti Persediaan (ketergantungan = 3.00, kualitas = 3.50) 4. Modul Laporan Persediaan (ketergantungan = 3.33, kualitas = 3.66) 5. Modul Kamus (ketergantungan = 3.33, kualitas = 3.16) 6. Modul Customer Care (ketergantungan = 3.00, kualitas = 3.25) 7. Modul Meter Reading dan Billing Persediaan (ketergantungan = 3.50, kualitas = 3.25) 8. Modul Collection (ketergantungan = 3.50, kualitas = 3.50) 9. Modul Debt Management (ketergantungan = 3.50, kualitas = 3.00) 10. Modul Utility (ketergantungan = 3.50, kualitas = 3.25) 11. IT Support (ketergantungan = 3.60, kualitas = 3.30, biaya = Rp 270.000.000)
195 b. Untuk kategori Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan (improve only as needed) memiliki total biaya sebesar Rp 1.089.485.600, yang terdiri dari: 1. Platform (Hardware dan Software) (ketergantungan = 4.28, kualitas = 3.71, biaya = Rp 935.474.700) 2. Network (ketergantungan = 4.00, kualitas = 3.50, biaya = Rp 154.010.900) c. Untuk kategori Diabaikan(Abdandon) tidak ada d. Untuk kategori Krisis(Crisis) tidak ada e. Untuk kategori Memuaskan, Terkendali (Excellent, Monitor) tidak ada C. Berdasarkan hasil analisis hubungan kualitas (quality), nilai penyelarasan (alignment), dan ketergantungan (dependency), maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai kualitas (quality) dari suatu lights-on maka kinerjanya semakin baik, semakin tinggi nilai penyelarasan strategi (alignment) dari suatu lights-on maka lights-on tersebut semakin sesuai dengan strategi bisnis perusahaan dan semakin tinggi nilai ketergantungan (dependency) dari suatu lights-on maka lights-on tersebut semakin dibutuhkan oleh perusahaan. Dan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan untuk lights-on pada PDAM Tirta Benteng sesuai hubungan kualitas (quality), nilai penyelarasan (alignment), dan ketergantungan (dependency), sebagai berikut : a. Untuk lights-on yang memiliki nilai kualitas (quality) terbesar sampai terkecil, yaitu Platform (Hardware dan Software) (3.71), Network (3.50), IT Support (3.30), Modul Posting Transaksi Billing (3.16), Modul Input/Update Persediaan (3.33), Modul Bukti Persediaan (3.50), Modul Laporan Persediaan (3.66), Modul Kamus (3.16), Modul Meter Reading dan Billing (3.25), Modul Collection (3.50), Modul Debt Management (3.00), Modul Utility (3.25), dan Modul Customer Care (3.25). b. Untuk lights-on yang memiliki nilai penyelarasan (alignment) terbesar sampai terkecil, yaitu Network (4.00), Platform (Hardware dan Software) (3.86), IT Support (3.68), Modul Input/Update Persediaan (3.33), Modul Posting Transaksi Billing (3.27), Modul Bukti Persediaan (3.13), Modul
196 Laporan Persediaan (3.13), Modul Kamus (3.13), Modul Customer Care (3.00), Modul Collection (3.00), Modul Debt Management (3.00), Modul Utility (3.00), dan Modul Meter Reading dan Billing (2.50). c. Untuk lights-on yang memiliki nilai ketergantungan (dependency), terbesar sampai terkecil, yaitu Platform (Hardware dan Software) (4.28), Network (4.00), IT Support (3.60), Modul Posting Transaksi Billing (3.33), Modul Input/Update Persediaan (3.33), Modul Bukti Persediaan (3.00), Modul Laporan Persediaan (3.33), Modul Kamus (3.33), Modul Meter Reading dan Billing (3.50), Modul Collection (3.50), Modul Debt Management (3.50), Modul Utility (3.50), dan Modul Customer Care (3.00). 2. Untuk perencanaan kebutuhan investasi SI/TI di masa depan pada PDAM Tirta Benteng dapat dilihat berdasarkan arahan strategi yang ada yaitu berdasarkan demand/supply planning dan innovation. Dan berdasarkan hasil analisis tersebut, maka diperoleh 5 proyek yang dapat dilakukan dan dikembangkan oleh PDAM Tirta Benteng yaitu proyek aplikasi GIS (Geographic Information System), Data Warehouse, Water-ATM, menerapkan Pembayaran Rekening Online, dan Aplikasi KPI (Key Performance Indicators). 3. Berdasarkan hasil analisis prioritization dengan menggunakan metode New Information Economics (NIE) pada masing-masing proyek, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. GIS (Geographic Information System) memiliki bobot resiko sebesar 53 dan dampak sebesar 500 dengan biaya Rp 117.175.000 b. Pembayaran Rekening Online memiliki bobot resiko sebesar 59 dan dampak sebesar 500 c. Data Warehouse memiliki bobot resiko sebesar 53 dan dampak sebesar 400 dengan biaya Rp 51.068.700 d. Water-ATM memiliki bobot resiko sebesar 51 dan dampak sebesar 400 dengan biaya Rp 32.790.000 e. Aplikasi KPI (Key Performance Indicators) memiliki bobot resiko sebesar 45 dan dampak sebesar 400 dengan biaya Rp 80.500.000
197 4. Berdasarkan hasil analisis alignment dengan menggunakan metode New Information Economics (NIE) pada masing-masing lights-on, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: A. Aplikasi SIKOMPAK a. Modul Posting Transaksi Billing, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20.4% ternyata sebenarnya telah mencapai 21.05% b. Modul Input/Update Persediaan, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20.8% ternyata sebenarnya telah mencapai 21.41% c. Modul Bukti Persediaan, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 19.6% ternyata sebenarnya telah mencapai 19.18% d. Modul Laporan Persediaan, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 19.6% ternyata sebenarnya telah mencapai 19.18% e. Modul Kamus, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 19.6% ternyata sebenarnya telah mencapai 19.18% nilai penyelarasannya. B. Aplikasi Xibar a. Modul Customer Care, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20.7% ternyata sebenarnya telah mencapai 21.3% b. Modul Meter Reading dan Billing, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 17.2% ternyata sebenarnya baru mencapai 14.8%
198 c. Modul Collection, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20.7% ternyata sebenarnya telah mencapai 21.3% d. Modul Debt Management, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20.7% ternyata sebenarnya telah mencapai 21.3% e. Modul Utility, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20.7% ternyata sebenarnya telah mencapai 21.3% nilai penyelarasannya. C. Infrastruktur a. Platform (Hardware dan Software), yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 49.1% ternyata sebenarnya baru mencapai 48.69% b. Network, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 50.9% ternyata sebenarnya telah mencapai 51.31% D. Service a. IT Support, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 100%, sudah pasti mencapai 100% 5.2 Saran Berdasarkan simpulan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan sebagai tindak lanjut kedepanya menggunakan analisis New Information Economics (NIE) pada PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang yaitu sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk pihak manajemen PDAM Tirta Benteng untuk lebih menitikberatkan pada pencapaian arahan strategi yang memiliki bobot yang tinggi, yaitu mempercepat pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk peningkatan kuantitas, kualitas, dan jumlah masyarakat yang terlayani melalui instalasi pengolahan air (IPA) dan jaringan
199 perpipaan. Serta pihak manajemen PDAM Tirta Benteng menyediakan lights-on yang dapat mendukung pencapaian dari arahan strategi tersebut. 2. Berdasarkan hasil dari analisis demand/supply planning dan innovation, maka disarankan agar pihak PDAM Tirta Benteng melaksanakan penerapan proyek yang memberikan dampak besar bagi perusahaan. 3. Untuk lights-on yang termasuk kategori tidak kritis, stabil (noncritical, stabilize), disarankan kepada pihak manajemen PDAM Tirta Benteng agar biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan peningkatan lights-on dapat seminim mungkin. 4. Untuk lights-on yang termasuk kategori ditingkatkan hanya jika dibutuhkan (improve only as needed), disarankan kepada pihak manajemen PDAM Tirta Benteng agar biaya yang dikeluarkan hanya jika dalam keadaan darurat atau sumber daya habis. 5. Untuk pihak manajemen PDAM Tirta Benteng disarankan agar melakukan pelatihan dibidang IT bagi para karyawan minimal 1tahun sekali sebagai wujud untuk peningkatan performa dan kualitas para karyawan. 6. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat mengenai investasi SI/TI yang ada di perusahaan perlu dilakukan beberapa kali lagi.
200