Manusia itu seperti pensil Pensil setiap hari diraut sehingga yang tersisa tinggal catatan yang dituliskannya. Manusia setiap hari diraut oleh rautan

dokumen-dokumen yang mirip
Teori Bilangan (Number Theory)

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

Materi Pembinaan Olimpiade SMA I MAGELANG TEORI BILANGAN

Penyelesaian Persamaan Linear Dalam Bentuk Kongruen

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan yang mendukung proses penelitian. Dalam penyelesaian bilangan

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

LANDASAN TEORI. bilangan coprima, bilangan kuadrat sempurna (perfect square), kuadrat bebas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

ALGORITMA DAN BILANGAN BULAT

TEORI BILANGAN. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0.

Disajikan pada Pelatihan TOT untuk guru-guru SMA di Kabupaten Bantul

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Teori Bilangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teori Bilangan DAY 03 KEAMANAN DATA ANGGA PURWOKO

Algoritma dan Bilangan Bulat Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

MAKALAH KRIPTOGRAFI CHINESE REMAINDER

Matematika Diskrit. Reza Pulungan. March 31, Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

MODUL PERSIAPAN OLIMPIADE. Oleh: MUSTHOFA

Lembar Kerja Mahasiswa 1: Teori Bilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Aplikasi Teori Bilangan Dalam Algoritma Enkripsi-Dekripsi Gambar Digital

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

BAB III PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

Teori Bilangan. Bahan Kuliah IF2151 Matematika Diskrit. Rinaldi M/IF2151 Mat. Diskrit 1

Matematika Diskret (Bilangan) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Teori Bilangan

Teori Bilangan. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Rinaldi M/IF2120 Matematika Diskrit 1

Aplikasi Chinese Remainder Theorem dalam Secret Sharing

Pengantar Teori Bilangan

Teori Bilangan. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Rinaldi M/IF2120 Matematika Diskrit 1

Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi

Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman)

TEORI BILANGAN Setelah mempelajari modul ini diharapakan kamu bisa :

Integer (Bilangan Bulat)

II. LANDASAN TEORI. Secara umum, apabila α bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada

BAB II NOTASI ALGORITMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4. TEOREMA FERMAT DAN WILSON

BAB II KETERBAGIAN. 1. Mahasiswa bisa memahami pengertian keterbagian. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi bilangan prima

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

Penerapan Algoritma dan Bilangan Bulat Dalam Kebijakan Migrasi di Pemerintahan Indonesia

Konstruksi Dasar Algoritma

Pembagi Persekutuan Terbesar dan Teorema Bezout

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

1 TEORI KETERBAGIAN. Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

Setelah mengikuti materi Bab ini mahasiswa diharapkan mampu: 2. Mendefinisikan factor persekutuan, kelipatan persekutuan, FPB, dan KPK.

Kongruen Lanjar dan Berbagai Aplikasi dari Kongruen Lanjar

BAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti

ANALISIS ALGORITMA. Disusun Oleh: Analisis Masalah dan Running Time. Adam Mukharil Bachtiar Teknik Informatika UNIKOM

Algoritma Euclidean dan Struktur Data Pohon dalam Bahasa Pemrograman LISP

n suku Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

Kompleksitas Algoritma Euclidean dan Stein(FPB Biner)

Perulangan Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Pertemuan 3. Algoritma dan Struktur Data. PT. Elektronika FT UNY

Bab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi

Decission : if & if else

Aplikasi Teori Bilangan Bulat dalam Pembangkitan Bilangan Acak Semu

PENGUJIAN BILANGAN CARMICHAEL. (Skripsi) Oleh SELMA CHYNTIA SULAIMAN

BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

DIKTAT KULIAH (2 sks) MX 127 Teori Bilangan

Perangkat Lunak Pembelajaran Protokol Secret Sharing Dengan Algoritma Asmuth Bloom

Jurnal Evolusi Volume 5 No evolusi.bsi.ac.id

Tentukan semua bilangan bulat x sedemikian sehingga x 1 (mod 10). Jawab. x 1 (mod 10) jika dan hanya jika x 1 = 10 k untuk setiap k bilangan bulat.

BAB II DASAR TEORI. membahas tentang penerapan skema tanda tangan Schnorr pada pembuatan tanda

Analisis dan Implementasi Serangan Kunci secara Konkuren pada Algoritma RSA

Kegunaan Chinese Remainder Theorem dalam Mempercepat dan Meningkatkan Efisiensi Peforma Sistem Kriptografi RSA

Studi dan Implementasi Algoritma Inverse Generator Cipher

AlgoritmaBrute Force. Desain dan Analisis Algoritma (CS3024)

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan.

Algoritma Brute Force (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir

Penerapan Matriks dalam Kriptografi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Algoritma Brute Force

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BIDANG MATEMATIKA SMA

Algoritma Pendukung Kriptografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Musik dan matematika berkaitan satu sama lain secara kompleks. Matematika

Teori Algoritma. Algoritma Perulangan

ANALISIS PERBANDINGAN TEOREMA LUCAS-LEHMER DAN TEOREMA POCKLINGTON DALAM UJI PRIMALITAS

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Induksi Matematika. Fitriyanti Mayasari

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

KATA PENGANTAR. Rantauprapat,11 April Penyusun

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI UJI PRIMALITAS BERDASARKAN TEOREMA POCKLINGTON

SOAL PASCAL A. 1. Lengkapi Source Code Dibawah ini : {* Program Menghitung dengan Operator Matematika*}

Transkripsi:

Manusia itu seperti pensil Pensil setiap hari diraut sehingga yang tersisa tinggal catatan yang dituliskannya. Manusia setiap hari diraut oleh rautan umur hingga habis, dan yang tersisa tinggal catatan amal dan ilmunya

Integer_lanjutan

Pembagi Bersama terbesar (PBB) = FPB = gcd (greatest common divisor) : Dua buah bilangan bulat bisa memiliki faktor pembagi yang sama, dan yang terpenting adalah faktor pembagi bersama terbesar Definisi : Misal a dan b adalah dua bilangan bulat tidak nol, PBB dari a dan b adalah bilangan bulat d sedemikian hingga d a dan d b.

PBB Sifat PBB : (a) Jika c adalah PBB dari a dan b, maka c (a+b) (b) Jika c adalah PBB dari a dan b, maka c (a-b) (c) Jika c a, maka c ab

PBB Teorema : Misalkan m dan n adalah dua bilangan bulat dengan syarat n>0 sedemikian hingga : maka : m = n.q + r, 0 r<n PBB(m,n) = PBB(n,r)

PBB Contoh : 80 = 12.6 + 8 PBB (80,12) = 4 12 = 8.1 + 4 PBB(12,8) = 4 8 = 4.1 + 4 PBB (8,4) = 4 4 = 4.1 + 0 PBB (4,4) = 4 4 = 0.c + 4 PBB (4,0) = 4 Diperoleh : PBB(80,12) = PBB(12,8) = PBB( 8,4) = PBB(4,0) = 4

Algoritma Euclidian Sebelumnya mencari PBB : mendaftar semua pembagi masing-masing bilangan bulat, lalu memilih yang terbesar. Metode lain yang lebih efektif (mangkus) : algoritma euclidian :

Algoritma Euclidian Misal m dan n adalah bil bulat tak negatif dengan m n. Misalkan r 0 = m dan r 1 = n, lakukan secara berturutturut pembagian seperti pada teorema PBB untuk memperoleh : r0 = r1.q1 + r2 r1 = r2.q2 + r3 dst rn-2 = rn-1.qn-1 + rn rn-1 = rn.qn + 0 sehingga : PBB(m,n)=PBB(r0,r1)=PBB(r1,r2)= = PBB(rn- 2,rn-1)=PBB(rn-1,rn)=PBB(rn,0)=rn

Algoritma Euclidian Jadi, PBB dari m dan n (m n) adalah sisa terakhir yang tidak nol dari runtutan pembagian tersebut. ALGORITMA : 1. Jika n = 0 maka m adalah PBB(m,n); stop. tetapi jika n 0, lanjutkan ke langkah 2 2. Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya 3. Ganti nilai m dengan nilai n dan nilai n dengan nilai r, lalu ulangi kembali langkah 1

Algoritma Euclidian Contoh : tentukan PBB dari 90 dan 16 dengan menggunakan algoritma euclidian

ALGORITMA EUCLIDIAN Pseudo code procedure euclidian (input m, n : integer, output PBB : integer) {mencari PBB (m,n) dengan syarat m dan n bilangan tak negatif dan m n} Deklarasi r : integer Algoritma : while n 0 do r m mod n m n n r endwhile {n=0, maka PBB (m,n) = m} PBB m

Kombinasi Lanjar Misal a dan b adalah dua buah bilangan bulat positif, maka terdapat bilangan bulat m dan n sedemikian hingga PBB(m,n) = am + bn Jadi PBB dua bilangan bulat m dan n dapat dinyatakan sebagai kombinasi lanjar (linear combination) dengan a dan b sebagai koefisien-koefisiennya. Misal : PBB(80,12) = 4 dan 4 = -1.80+7.12,, disini a = -1, b = 7 Metode : sama dengan algoritma euclidian (dalam menghitung PBB), melakukan pembagian secara mundur

Kombinasi Lanjar Contoh : Nyatakan PBB(312,70) = 2 sebagai kombinasi lanjar dari 312 dan 70 Jawab : Terapkan algoritma euclidian untuk memperoleh PBB(312,70) = 2 312 = 70.4 + 32 (i) 70 = 32.2 + 6 (ii) 32 = 6.5 + 2 (iii) 6 = 2.3 + 0 (iv) PBB = 2

Kombinasi Lanjar Susun (iii) menjadi 2 = 32 5.6 (v) Susun (ii) menjadi 6 = 70 2.32 (vi) Sulih (substitusi) (vi) ke dalam (v) 2 = 32 5.(70-2.32)= 1.32 5.70 + 10.32 = 11.32 5.70 (vii) Susun (i) menjadi 32 = 312 4.70 (viii) Sulih (viii) ke dalam (vii) 2 = 11.32 5.70 = 11(312 4.70) 5.70 = 11.312 44.70 5.70 = 11.32 49.70 Jadi PBB(312,70) = 2 = 11.32 49.70 {a = 11, b = -49}

Aritmetika Modulo Peran penting pada komputasi integer, khususnya kriptografi Operator : mod m mod n = r sedemikian hingga m = nq + r Jika m mod n = 0, maka m merupakan kelipatan dari n

KOngruen a b (mod n) {a kongruen dengan b dalam modulo n} a dan b dikatakan konruen dalam modulo n jika a dan b memiliki sisa yang sama jika dibagi n a b (mod n) jika n habis membagi a b atau bisa dituliskan dalam hubungan a = b + kn { a dan b bil bulat, n > 0, k bil bulat}

Relatif Prima PBB(m,n) = 1 m dan n relatif prima Jika m dan n relatif prima, maka menurut teorema kombinasi lanjar kita dapat menemukan bilangan bulat a, b sedemikian hingga am + bn = 1 Contoh : 2.20 + (-13).3 = 1

Inversi Modulo Jika m dan n relatif prima, dan n > 1, maka didapatkan inversi dari m modulo n adalah bilangan bulat mꜚ sedemikian hingga : m.mꜚ 1 (mod n) Pembuktian : PBB(m,n) = 1 {relatif prima} am + bn = 1 hal ini mengimplikasikan : am + bn 1 (mod n) karena bn 0 (mod n), maka am 1 (mod n) kekongruenan ini berarti bahwa a adalah inversi dari m modulo n So : untuk mencari invers : dibuat kombinasi lanjar, koefisien dari kombinasi lanjar tsb merupakan inversnya

Inversi modulo Latihan : Tentukan inversi modulo dari 4(mod 9), 17(mod 7), dan 18(mod 10)

Inversi modulo Metode lain menghitung invers mod : Persamaan berikut a.aꜚ 1 (mod m) Bisa ditulis dalam hubungan a.aꜚ = 1 + km

Kekongruenan Lanjar Adalah kongruen yang berbentuk ax b (mod m)