6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

dokumen-dokumen yang mirip
5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

Katalog BPS:

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 4 GAMBARAN UMUM, PERKEMBANGAN HASIL PERIKANAN DAN PENERIMAAN RETRIBUSI PELELANGAN IKAN DI LOKASI PENELITIAN

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

PENDAHULUAN. perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara Asean lainnya. Sumber daya

ANALISA HARGA IKAN DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL WILAYAH BALI BULAN MARET Oleh : I Wayan Sudana SPi *

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah berupa tanaman buah-buahan,

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

ANALISIS EKONOMI PERIKANAN YANG TIDAK DILAPORKAN DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA I. PENDAHULUAN

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

KARAKTERISTIK PENDISTRIBUSIAN IKAN SEGAR DAN OLAHAN DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS TANGERANG

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

I. PENDAHULUAN. Saat ini perikanan tangkap di Indonesia telah mengalami gejala padat tangkap

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

BAB 3 METODE PENELITIAN

DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA INDAH KHARINA BANGUN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Udang merupakan salah satu komoditas primadona di sub sektor perikanan yang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA

Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Utara 2013 Hotel Santika, Selasa 2 April 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN ANTARA PPS NIZAM ZACHMAN DENGAN PPI MUARA ANGKE CHITRA NOVIA ANANDHITA

I. PENDAHULUAN. nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena pupuk kimia lebih mudah diperoleh dan aplikasinya bagi tanaman

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Pengertian distribusi

BAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk yang menguntungkan kan adalah jamur konsumsi. konsumsi atau sering dikenal dengan istilah mushroom merupakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JANUARI 2012

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. komoditas ini diminati sebagai lobster hias. Beberapa tahun belakangan,

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan

ICASEPS WORKING PAPER No. 72

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BERITA RESMI STATISTIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

Transkripsi:

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Hasil tangkapan di PPS Belawan idistribusikan dengan dua cara. Cara pertama adalah hasil tangkapan dari jalur laut didaratkan di PPS Belawan didistribusikan secara lokal, regional dan ekspor sesuai dengan permintaan pasar. Cara kedua yaitu PPS Belawan menerima hasil tangkapan dari daerah melalui jalur darat dan didistribusikan secara lokal, regional, dan impor. Berdasarkan kedua jenis distribusi ini didapat beberapa karakteristik penting yang dapat disajikan dalam bentuk peta tematik. Karakteristikkarakteristik tersebut antara lain: daerah pasar hasil tangkapan, kuantitatif hasil tangkapan, kualitas hasil tangkapan, dan harga hasil tangkapan. 6.1 Daerah Pasar Hasil Tangkapan PPS Belawan Sumatera Utara mendistribusikan hasil tangkapan yang didaratkan melalui laut oleh armada penangkapan ke daerah di Sumatera Utara maupun luar Sumatera Utara dengan menggunakan sarana transportasi darat berupa mobil pick up atau truk container dan alat transporasi laut berupa kapal pengangkut. Pelabuhan ini juga menerima distribusi hasil tangkapan dari daerah di luar Sumatera Utara. Hasil tangkapan yang didaratkan oleh armada penangkapan yang berbasis di PPS Belawan Sumatera Utara terlebih dahulu akan dijual di tangkahan dimana sudah ada kesepakatan antara juragan pemilik tangkahan dengan nelayan pemilik hasil tangkapan. setelah dijual ke tangkahan, maka pedagang-pedagang grosir pasar akan membeli hasil tangkapan di tangkahan. Lalu hasil tangkapan akan didistribusikan ke pasar. hasil tangkapan yang dikirim dari luar daerah Sumatera Utara ke PPS Belawan Sumatera Utara langsung dijual ke KUD yang merupakan pasar yang berada di PPS Belawan Sumatera Utara. Pasar yang menjadi daerah tujuan pendistibusian hasil tangkapan dari PPS Belawan Sumatera Utara terbagi menjadi pasar lokal, regional dan internasional.

48 6.1.1 Pasar lokal Hasil tangkapan untuk pasar lokal biasanya didistribusikan ke daerahdaerah yang termasuk Provinsi Sumatera Utara seperti Tebing Tinggi, Kisaran, Pematang Siantar, Pangkalan Brandan, Pangkalan Susu, Sibolga, dan Kabanjahe. Pendistribusian hasil tangkapan ke pasar lokal dimana lokasi distribusinya adalah pasar-pasar tradisional di Medan. Pasar tradisional menerima pasokan hasil tangkapan dari PPS Belawan untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen terhadap ikan. Hasil tangkapan yang dipasarkan berupa produk ikan segar. Produk ikan segar yang dominan dijual di pasar lokal adalah ikan tongkol, kembung, selayang, selar, cumi-cumi dan udang. Keenam komoditi perikanan ini dijual hampir di setiap pedagang yang ada di pasar tradisional Medan. Seiring dengan meningkatnya konsumsi ikan di Medan menyebabkan peningkatan permintaan produk perikanan laut. Masyarakat berusaha memenuhi kebutuhan protein hewani salah satunya dari ikan dengan membelinya di pasar tradisional yang terdekat dengan hunian mereka. Lokasi pasar tradisional dan jumlah pedagang pengecer penjual ikan yang ada di pasar tradisional Medan merupakan indikator pasar terhadap peningkatan dan penurunan permintaan masyarakat terhadap ikan. Penurunan jumlah permintaan ikan akan mengurangi pendapatan yang diperoleh oleh nelayan, perusahaan bahkan penjual ikan. Lokasi pasar tradisional di Medan dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah ini.

49 Gambar 9 Jumlah pedagang dan lokasi pasar tradisional di Medan tahun 2008. Pasar tradisional yang terdapat di Kota Medan berjumlah 8 pasar. Masing masing pasar tersebut memiliki jumlah pedagang pengecer sebagai berikut: Pusat Pasar berjumlah 35 orang, pasar Petisah berjumlah 20 orang, pasar Helvetia berjumlah 10 orang, pasar Simpang Limun berjumlah 8 orang, pasar Ramai berjumlah 14 orang, pasar Simpang Melati berjumlah 17 orang, pasar Sei Sikambing berjumlah 15 orang dan pasar Pagi berjumlah 8 orang. 6.1.2 Pasar regional Hasil tangkapan untuk pasar regional biasa beberapa langsung didistribusikan ke daerah tujuan pemasaran dan beberapa disimpan di cold storage. Hasil tangkapan biasanya didistribusikan ke daerah-daerah di luar Provinsi Sumatera Utara seperti Aceh, Padang, Riau, Jambi, Palembang, Lampung, Bengkulu, dan Jakarta. Hasil tangkapan yang biasa didistribusi ke pasar regional adalah selar, tongkol, selayang, kembung.

50 6.1.3 Pasar internasional Hasil tangkapan kualitas ekspor biasa beberapa langsung didistribusikan ke daerah tujuan pemasaran dalam bentuk ikan segar campur dan beberapa disimpan di cold storage yang dipasarkan dalam bentuk ikan beku. Hasil tangkapan biasanya didistribusikan ke negara-negara tetangga di dunia seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Korea, Jepang, Saudi Arabia, Mesir, Eropa, dan Amerika Serikat. 6.2 Kuantitatif Hasil Tangkapan Pemetaan kuantitatif merupakan pemetaan volume hasil tangkapan di PPS Belawan Sumatera Utara terdiri dari volume hasil tangkapan berdasarkan pasar lokal, pasar regional dan pasar internasional. Pendistribusian hasil tangkapan ditampilkan dalam bentuk pemetaan berdasarkan daerah asal hasil tangkapan, daerah tujuan hasil tangkapan dan volume hasil tangkapan. 6.2.1 Pasar lokal Hasil tangkapan yang terdapat di PPS Belawan didatangkan dari daerah lo juga dan didistribusikan di daerah lokal baik melalui jalur laut dan jalur laut. Penyalur yang ada di PPS Belawan membeli dari penjual dari daerah tersebut dan membawa hasil tangkapan tersebut ke Pusat Pemasaran Ikan di PPS untuk dijual lagi ke pengumpul untuk memenuhi permintaan ikan yang tidak dapat dipenuhi oleh PPS Belawan Sumatera Utara. Salah satu komoditi yang tidak dapat dipenuhi adalah ikan darat sehingga PPS Belawan Sumatera Utara perlu mendatangkan ikan darat dari daerah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Ikan-ikan yang didatangkan berasal dari daerah Sumatera Utara pada umumnya berbentuk produk ikan segar. Ikan-ikan darat yang sering dikomsumsi masyarakat seperti: selayang, manyung, tongkol, pari, cumi-cumi, kembung, dan lain-lain.

Gambar 10 Daerah lokal asal hasil tangkapan didistribusikan ke PPS Belawan 51

52 Tabel 10 Volume ikan asal hasil tangkapan daerah lokal pada tahun 2008 Nama Daerah Volume Pemasukan (ton)/tahun Kab. Deli Serdang 1..437 Kab. Simalungun 2.032 Kab. Asahan 1.884 Kab. Toba Samosir 1.879 Kab. Labuhan Batu 1.545 Kab. Tapanuli Tengah 2.128 Sumber: UPT PPS Belawan, 2009 (data diolah kembali) Tabel 10 menunjukkan volume ikan yang didatangkan dari luar PPS Belawan Sumatera Utara menurut daerah lokal pada tahun 2008. Ikan-ikan ini yang sangat dibutuhkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Daerah lokal dengan volume pemasukan ikan lokal yang terbesar di PPS Belawan Sumatera Utara pada tahun 2008 adalah Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 2.128 ton. Dimana beberapa hasil tangkapan yang dipasok ke PPS Belawan adalah pari dan tongkol pada tahun 2008. Peta penyebaran asal hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 10. Dalam pemetaan volume ikan asal hasil tangkapan dilakukan pemetaan berdasarkan daerah asal hasil tangkapan dan volume hasil tangkapan yang didistribusikan dari daerah lokal ke PPS Belawan. Pembagian volume hasil tangkapan dibagi menjadi 3 dimana warna kuning menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan 1-1.500 ton. Warna oranye menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan 1.501-2000 ton. Warna merah menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan 2001-2.500 ton. Hasil tangkapan yang paling banyak didistribusikan ke PPS Belawan berasal dari Kabupaten Tapanuli Tengah yang ditunjukkan pada peta warna merah.

Gambar 11 Daerah lokal tujuan hasil tangkapan didistribusikan ke luar PPS Belawan 53

54 Hasil tangkapan yang terdapat di PPS Belawan Sumatera Utara didistribusikan ke daerah-daerah di Sumatera Utara yaitu : Kabupaten Langkat, Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Asahan, dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Daerah-daerah lokal dimana hasil tangkapan juga didistribusikan yaitu Aceh, Padang, Riau Jambi, Palembang, Jakarta. Negara yang mengekspor hasil tangkapan dari PPS Belawan Sumatera Utara adalah Malaysia, AS, Korea, Italia, Jepang, Thailand, Mesir, Saudi Arabia, Singapura, Eropa.Ikan-ikan yang didistribusikan dapat berupa ikan segar maupun ikan beku. Tabel 11 Volume ikan tujuan hasil tangkapan daerah lokal pada tahun 2008 Nama Daerah Volume Pengiriman (ton)/tahun Kab. Langkat 4.788 Kab.Karo 2.789 Kab. Simalungun 2.322 Kab. Asahan 3.810 Kab. Tapanuli Tengah 2.098 Sumber: UPT PPS Belawan, 2009 (data diolah kembali) Tabel 11 menunjukkan volume ikan yang didistribusi ke luar PPS Belawan Sumatera Utara menurut daerah lokal pada tahun 2008. Ikan-ikan yang didistribusi dari daerah-daerah ini sangat dibutuhkan di pasar-pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Daerah lokal dengan volume ikan lokal yang terbesar di PPS Belawan Sumatera Utara pada tahun 2008 adalah Kabupaten Langkat sebesar 2.789 ton. Dimana daerah ini merupakan daerah pegunungan yang tidak menghasilkan hasil tangkapan untuk dikonsumsi. Peta penyebaran tujuan hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 11. Dalam pemetaan volume ikan tujuan hasil tangkapan dilakukan pembagian volume hasil tangkapan dibagi menjadi 3 dimana warna kuning menunjukkan hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 1-2000 ton. Warna oranye menunjukkan menunjukkan hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 2001-4000 ton. Warna merah menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 4001-6000 ton. hasil tangkapan yang paling banyak didistribusikan dari PPS Belawan ke Kabupaten Langkat yang ditunjukkan pada warna merah sebanyak 2.789 ton. dan

55 6.2.2 Pasar regional Hasil tangkapan untuk pasar regional biasanya didistribusikan ke daerahdaerah yang termasuk Indonesia dan di luar Sumatera Utara. Hasil tangkapan ini biasanya didistribusikan ke Aceh, Padang, Riau, Jambi, Bengkulu, Palembang, Lampung, dan Jakarta. Pendistribusian hasil tangkapan ke pasar regional merupakan pendistribusikan ke daerah-daerah yang menerima hasil tangkapan dari luar PPS Belawan dan didistribusikan ke luar PPS Belawan. Hasil tangkapan yang biasa dipasarkan ke pasar regional seperti tongkol, kembung, selayang, kerapu, kakap, udang, cumi-cumi, tenggiri dan lain-lain. Seiring dengan meningkatnya konsumsi ikan yang ada di Indonesia menyebabkan peningkatan produk perikanan laut Indonesia. Masyarakat Indonesia berusaha memenuhi kebutuhan protein hewani salah satunya produk perikanan yang dapat dikonsumsi setiap kalangan. Daerah-daerah asal hasil tangkapan dan tujuan hasil tangkapan ditampilkan dalam bentuk pemetaan.

Gambar 12 Daerah regional asal hasil tangkapan didistribusi ke PPS Belawan 56

57 Tabel 12 Volume ikan asal hasil tangkapan daerah regional pada tahun 2008 Nama Daerah Volume Pemasukan (ton)/tahun Aceh 2.196 Sumatera Barat 2.448 Bengkulu 2.628 Lampung 1.876 Jakarta 2.347 Sumber: UPT PPS Belawan, 2009 (data diolah kembali) Tabel 12 menunjukkan volume ikan yang didatangkan dari luar PPS Belawan Sumatera Utara menurut daerah pada tahun 2008. Ikan-ikan ini yang sangat dibutuhkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Daerah lokal dengan volume pemasukan ikan regional yang terbesar di PPS Belawan Sumatera Utara pada tahun 2008 adalah Bengkulu sebesar 2.628 ton. Dimana beberapa hasil tangkapan yang dipasok ke PPS Belawan adalah pari, manyung, dan kembung pada tahun 2008. Peta penyebaran asal hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 12. Dalam pemetaan volume ikan asal hasil tangkapan dilakukan pemetaan berdasarkan daerah asal hasil tangkapan dan volume hasil tangkapan yang didistribusikan dari daerah lokal ke PPS Belawan. Pembagian volume hasil tangkapan dibagi menjadi 3 dimana warna kuning menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan 1-1.000 ton. Warna oranye menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan 1.001-2000 ton. Warna merah menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan 2001-3.000 ton. Dimana hasil tangkapan yang paling banyak didistribusikan ke PPS Belawan berasal dari Bengkulu yang ditunjukkan pada peta warna merah.

Gambar 13 Daerah regional tujuan hasil tangkapan didistribusi ke luar Sumatera Utara 58

59 Tabel 13 Volume ikan tujuan hasil tangkapan daerah regional pada tahun 2008 Nama Daerah Volume Pengiriman (ton)/tahun Aceh 1.834 Sumatera Barat 1.924 Riau 1.659 Jambi 1.989 Bengkulu 1.560 Sumatera Selatan 2.086 Lampung 1.874 Jakarta 2.432 Sumber: UPT PPS Belawan, 2009 (data diolah kembali) Tabel 13 menunjukkan volume ikan yang didistribusi ke luar PPS Belawan Sumatera Utara menurut daerah regional pada tahun 2008. Ikan-ikan yang didistribusi dari daerah-daerah ini sangat dibutuhkan di pasar-pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Daerah regional dengan volume ikan didistribusi yang terbesar di PPS Belawan Sumatera Utara pada tahun 2008 adalah Jakarta sebesar 2.432 ton. Dimana daerah ini merupakan daerah yang mempunyai PPS terbesar di Indonesia yaitu PPS Nizam Zachman Jakarta. Peta penyebaran asal hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 13. Dalam pemetaan volume ikan tujuan hasil tangkapan dilakukan pemetaan berdasarkan daerah tujuan hasil tangkapan dan volume hasil tangkapan yang didistribusikan dari PPS Belawan ke daerah lokal. Pembagian volume hail tangkapan dibagi menjadi 3 dimana warna kuning menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 1-1000 ton. Warna oranye menunjukkan menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 1001-2000 ton. Warna merah menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 2001-3000 ton. Dimana hasil tangkapan yang paling banyak didistribusikan dari PPS Belawan ke Jakarta yang ditunjukkan pada warna merah sebanyak 2.432 ton.

60 6.2.3 Pasar internasional Hasil tangkapan beberapa didistribusikan ke negara-negara lain. Hasil tangkapan ini biasanya didistribusikan ke Malaysia, Thailand, Singapura, Eropa, USA, Saudi Arabia, Mesir, Korea, dan Jepang. Volume ekspor hasil tangkapan terbagi dua berdasarkan bentuk yang diekspor yaitu volume ekspor produk ikan beku dan ikan segar campur. Tabel 14 Volume produksi ikan ekspor di PPS Belawan 2004-2008 (satuan: ton) Tahun Jenis Ikan 2004 2005 2006 2007 2008 Segar Campur 4.791 7.364 3.529 7.053 2.605 Beku 5.060 5.081 4.300 4.329 16.811 Total 9.851 12.445 7.829 11.382 19416 Sumber: UPT PPS Belawan, 2009 (data diolah kembali) Volume ikan yang diproduksi oleh PPS Belawan pada tahun 2008 mengalami perubahan yang positif dari tahun-tahun sebelumnya dimana jumlah ikan yang diproduksi dari PPS Belawan selalu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Volume ikan yang terbesar adalah volume ikan yang telah dibekukan dengan jumlah 16.811 ton pada tahun 2008 dimana pada tahun ini volume ikan beku yang diekspor sangat meningkat. Hasil tangkapan yang diekspor ke negara lain seperti udang, cumi-cumi, kerapu, kakap, tongkol, dan lain-lain.

Gambar 14 Negara asal hasil tangkapan didistribusi ke PPS Belawan. 61

62 Tabel 14 Volume ikan asal hasil tangkapan negara internasional pada tahun 2008 Nama Daerah Volume Pemasukan (ton)/tahun Malaysia 1.335 Cina 988 Sumber: UPT PPS Belawan, 2009 (data diolah kembali) Tabel 14 menunjukkan volume ikan yang didatangkan dari luar PPS Belawan Sumatera Utara menurut daerah internasional pada tahun 2008. Ikanikan ini yang sangat dibutuhkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Daerah internasional dengan volume pemasukan ikan yang terbesar di PPS Belawan pada tahun 2008 adalah Malaysia sebesar 1.335 ton. Dimana beberapa hasil tangkapan yang dipasok ke PPS Belawan adalah pari, manyung, dan kembung pada tahun 2008. Negara lain yang mengimpor hasil tangkapan ke PPS Belawan adalah Cina. Dimana Cina banyak menghasilkan ikan sardine yang juga dikonsumsi oleh masyarakat Sumatera Utara. Negara cina mengimpor hasil tangkapan ke PPS Belawan sebanyak 988 ton pada tahun 2008. Peta penyebaran asal hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 14 Dalam pemetaan volume ikan asal hasil tangkapan dilakukan pemetaan berdasarkan daerah asal hasil tangkapan dan volume hasil tangkapan yang didistribusikan ke PPS Belawan. Pembagian volume hasil tangkapan dibagi menjadi 2 dimana warna oranye menunjukkan hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 1-1.000 ton Warna hijau menunjukkan hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 1.001-2.000 ton. Hasil tangkapan yang paling banyak didistribusikan dari negara Malaysia ke PPS Belawan yang ditunjukkan pada warna hijau.

Gambar 15 Negara tujuan hasil tangkapan didistribusi ke negara lain 63

64 Tabel 15 Volume ikan tujuan hasil tangkapan negara internasional pada tahun 2008 Nama Daerah Volume Pengiriman (ton)/tahun Malaysia 2.343 Eropa 2.765 USA 2.340 Korea 1.985 Italia 1.452 Jepang 2.704 Thailand 1.647 Mesir 1.265 Saudi Arabia 1..226 Singapura 1.689 Sumber: UPT PPS Belawan, 2009 (data diolah kembali) Tabel 15 menunjukkan volume ikan yang didistribusi ke luar PPS Belawan Sumatera Utara menurut negara internasional pada tahun 2008. Ikan-ikan yang didistribusi dari negara-negara ini sangat dibutuhkan di pasar-pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Negara internasional dengan volume ikan didistribusi yang terbesar dari PPS Belawan Sumatera Utara pada tahun 2008 adalah Eropa sebesar 2.765 ton. Peta penyebaran asal hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 15. Dalam pemetaan volume ikan tujuan hasil tangkapan dilakukan pemetaan berdasarkan daerah tujuan hasil tangkapan dan volume hasil tangkapan yang didistribusikan ke negara lain. Pembagian volume hasil tangkapan dibagi menjadi 4 dimana warna hijau muda menunjukkan hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 0 ton. Warna hijau tua menunjukkan hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 1-1.500 ton. Warna hijau menunjukkan hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 1.501-2.500 ton. Warna oranye menunjukkan hasil tangkapan yang didistribusikan sebanyak 2.501-3.000 ton. Hasil tangkapan yang paling banyak didistribusikan dari PPS Belawan ke negara Eropa yang ditunjukkan pada warna oranye.

65 6.2.4 Proporsi Hasil Tangkapan Hasil tangkapan yang ada di PPS Belawan merupakan hasil tangkapan berasal dari laut dan didatangkan dari daerah-daerah lain melalui darat. Hasil tangkapan tersebut dipasarkan ke daerah-daerah dan negara-negara tujuan. Beberapa hasil tangkapan juga berasal dari daerah-daerah dan negara-negara lain. Hasil tangkapan berdasarkan daerah asal dan daerah tujuan dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini. Tabel 16 Proporsi hasil tangkapan di PPS Belawan Hasil Jumlah (ton) % lokal % regional % internasional Tangkapan Asal 24.723 44,1 46,5 9,4 Tujuan 50.581 31,3 30,4 38,4 Sumber: PPS Belawan 2009 (data diolah kembali) Hasil tangkapan yang ada di PPS Belawan berasal dari darat dan dari laut. Hasil tangkapan dari laut berasal dari penangkapan oleh kapal-kapal tangkahan yang ada di PPS Belawan. Dimana langsung didaratkan di tangkahan. Setiap tahunnya tangkahan PPS Belawan mengalami masa paceklik. Pada masa inilah diperlukan hasil tangkapan yang dipasok dari luar PPS Belawan baik dari pasar lokal, pasar regional maupun pasar internasional atau impor. Hal ini dilakukan agar PPS Belawan masih menjadi potensi perikanan terbesar yang ada di Indonesia. Pada tahun 2008, hasil tangkapan yang didaratkan di tangkahan PPS Belawan yang berasal dari luar PPS Belawan sebanyak 24.723 ton. Dapat dilihat pada tabel 18 persentasi hasil tangkapan yang berasal dari lokal, regional dan internasional. Hasil tangkapan yang berasal dari luar PPS Belawan paling banyak dipasok dari pasar regional yaitu 46, 5 % dengan jumlah 11.495 ton. Hasil tangkapan yang dipasok dari pasar lokal yaitu 44,1 % dengan jumlah 10.905 ton dan pasar internasional dengan persentasi 9,4 % dengan jumlah 2.323 ton. Hasil tangkapan yang dipasok adalah hasil tangkapan yang sulit diperoleh nelayan tangkahan PPS Belawan. Hasil tangkapan yang dipasok dari luar PPS Belawan seperti bawal, senangin, tongkol, lidah, dan udang.

66 65 Internasional 9% Regional 47% Lokal 44% Gambar 16 Proporsi hasil tangkapan berdasarkan daerah asal. Hasil tangkapan yang ada di PPS Belawan juga dipasarkan ke daerah-daerah atau negara-negara tujuan lain. Banyaknya hasil tangkapan yang ada di PPS Belawan menjadi daya tarik pedagang, distributor dan eksportir memasok hasil tangkapan dari PPS Belawan. Hasil tangkapan ini memiliki pasar tujuan hasil tangkapan berdasarkan lokal, regional, dan internasional (ekspor). Pada tahun 2008, hasil tangkapan yang paling banyak didistribusikan ke pasar internasional, hal ini dikarenakan PPS Belawan merupakan potensi perikanan yang terbesar di Sumatera Utara sehingga negara lain memasok hasil tangkapan dari PPS Belawan. Hasil tangkapan yang didistribusikan ke pasar internasional sebanyak 38, 4 % dengan jumlah 19. 416 ton. Hasil tangkapan yang didistribusikan ke pasar lokal memiliki persentasi 31,3 % dengan jumlah 15.807 ton dan pasar regional memiliki persentasi 30,4 % dengan jumlah 15.358 ton. Hasil tangkapan yang didistribusikan dari PPS Belawan seperti: cumi-cumi, tenggiri, layur, kerapu, selayang, kembung, dan kakap.

67 65 Internasional 39% Lokal 31% Regional 30% Gambar 17 Proporsi hasil tangkapan berdasarkan daerah tujuan.

6.3 Kualitas Hasil Tangkapan Hasil tangkapan yang diekspor ke beberapa negara di dunia harus memenuhi standar kualitas sesuai permintaan negara tersebut dan memenuhi standar mutu organisasi atau ketentuan yang lainnya. PPS Belawan Sumatera Utara tidak mengeluarkan standarisasi mutu tertentu bagi hasil tangkapan yang akan diekspor. Namun produk yang akan diekspor sudah diuji kualitasnya oleh si pemilik/prusahaan terkait. Karakteristik standarisasi mutu hasil tangkapan memiliki perbedaan di tiap negara. Perbedaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga karakteristik standarisasi mutu yaitu ketat, kurang ketat dan tidak ketat. Standarisasi mutu hasil tangkapan yang berasal dari PPS Belawan Sumatera Utara tergolong ketat karena biasanya negara pembeli hasil tangkapan meminta dilakukan pengujian mutu tertentu yaitu uji logam berat dan pemberian laporan harian berupa catatan penanganan hasil tangkapan sejak ditangkap hingga hasil tangkapan tersebut diekspor ke negara pembeli. Contohnya adalah negara maju seperti negara Uni Eropa sangat memperhatikan kualitas hasil tangkapan yang akan dikomsumsi sehingga mereka menetapkan pengujian mutu yang ketat. Standarisasi mutu untuk hasil tangkapan dari PPS Belawan Sumatera Utara tergolong kurang ketat karena negara pembeli hanya meminta persyaratan uji mutu berupa bebas logam berat tanpa dibuat laporan harian. Negara-negara di Cina, Korea, Jepang tergolong ke dalam kelompok standarisasi mutu kelompok kedua. Kelompok yang ketiga yaitu tidak ada standarisasi mutu karena negara pembeli tidak memberikan persyaratan uji mutu sebelum ikan dijual namun mereka hanya memperhatikan tingkat kesegaran dan kondisi kelayakan hasil tangkapan untuk dikomsumsi. Biasanya negara-negara yang termasuk ke dalam kelompok ini merupakan negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara contoh negara pembeli hasil tangkapan di PPS Belawan Sumatera Utara yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Malaysia. Uji mutu dilakukan untuk produk-produk hasil tangkapan dalam keadaan segar maupun produk-produk olahan. Masing-masing negara mempunyai standar uji 68 65

mutu yang harus dilaksanakan. Negara-negara Uni Eropa memiliki beberapa prosedur uji mutu yang harus dilakukan terhadap hasil tangkapan dan produk olahannya sebelum diekspor ke negara-negara Uni Eropa. Produk-produk tersebut harus dibuat jurnal mutu dimulai dari penanganan di atas kapal hingga siap makan dan selama rantai pendistribusian harus dibuat laporan harian. Negara-negara Asia dan Amerika yang mengimpor hasil tangkapan dari Indonesia lebih tolerir ketika membeli hasil tangkapan Indonesia khususnya dari Sumatera Utara. Peta penyebaran negara tujuan hasil tangkapan didistribusikan berdasarkan karakteristik standarisasi mutu hasil tangkapan dari PPS Belawan dapat dilihat pada Gambar 18. 69 65

Gambar 18 Peta karakteristik standarisasi mutu hasil tangkapan dari PPS Belawan. 70

Nilai Produksi (Rp) 6.4 Harga Hasil Tangkapan Harga produk hasil tangkapan yang diekspor atau dijual lokal bervariasi dan bergantung negara pembeli atau pasar yang meminta. Harga dasar dalam penjualan hasil tangkapan ke pasar lokal merupakan harga ikan hasil pelelangan kemudian harga akan disesuaikan dengan biaya lainnya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer. Harga ikan di gudang atau tangkahan PPS Belawan Sumatera Utara untuk ikan kerapu sebesar Rp. 48.000/kg, ikan kakap Rp. 38.000/kg, ikan cucut sebesar Rp. 8.500/kg, ikan tongkol sebesar Rp. 10.000/kg, cumi-cumi sebesar Rp. 16.000/kg. 71 65 90000000 80000000 70000000 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000 10000000 0 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun Ikan Selar Ikan Layang Cumi-Cumi Ikan Kembung Ikan Biji Nangka Gambar 19 Perkembangan harga komoditi utama hasil tangkapan Tahun 2004-2008. Ketentuan harga di beberapa negara sangat dipengaruhi oleh kualitas produk perikanan. Semakin baik kualitasnya maka semakin tinggi harganya. Hingga saat ini pasar Jepang merupakan pasar yang paling tinggi dalam memberikan harga per jenis produk perikanan dibandingkan negara lain yang mengimpor hasil tangkapan dari PPS Belawan Sumatera Utara. Harga ini juga sebanding dengan penanganan dan pengujian mutu yang harus dilakukan untuk menjaga agar produk perikanan tersebut dalam keadaan yang baik dan layak komsumsi. Produk-produk ikan beku memiliki nilai ekspor yang tinggi dan permintaan yang tinggi pula disebabkan kualitas produk tersebut bisa dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Biasanya hasil tangkapan tersebut terlebih dahulu disimpan

di ruangan yang berinsulasi dengan suhu yang rendah. Fasilitas tangkahan di PPS Belawan Sumatera Utara yang mendukung pembuatan produk beku ini adalah cold storage yang dapat membekukan hasil tangkapan yang akan diekspor dengan cepat. Umumnya hasil tangkapan yang dibekukan adalah ikan tuna, udang, tongkol dan cumi. Pengangkutan produk ini dari PPS Belawan dilakukan dengan menggunakan kendaraan berpendingin atau menggunakan box yang diberi es. Perlakuan khusus saat ikan dibawa ke daerah tujuan ini juga mempengaruhi tinggi rendahnya harga penawaran yang ditetapkan oleh penjual. Ekspor produk ikan segar di PPS Belawan tidak terlalu beragam. Hasil tangkapan yang biasa diekspor adalah udang, tongkol, cumi-cumi dan sotong. Harga masing-masing produk perikanan tersebut juga bervariasi dan lebih rendah dibandingkan produk ikan beku. Penanganan yang dilakukan juga relatif murah walaupun masih harus lulus uji mutu. Pemetaan harga ikan beku dan ikan segar di PPS Belawan Sumatera Utara dapat dilihat di Gambar 20. Mutu hasil tangkapan dapat bertahan sesuai perlakuan atau penanganan. Hal ini yang dapat mempengaruhi tingkat harga suatu hasil tangkapan. Upaya mempertahankan mutu biasanya menggunakan peralatan dan bahan yang lebih banyak. Salah satu contohnya seperti untuk mempertahankan mutu dibutuhkan es. Hasil tangkapan agar lebih segar makanya dibutuhkan es yang banyak. Dalam hal penanganan, hasil tangkapan yang baik membutuhkan penanganan yang baik. Agar penanganan hasil tangkapan baik maka diperlukan tenaga kerja yang terampil sehingga hasil tangkapan yang akan dijual memiliki mutu dan fisik yang bagus. Sehingga tidak ada hasil tangkapan yang cacat. Penanganan yang diperhatikan dan peralatan yang digunakan untuk mempertahankan mutu ini membutuhkan biaya yang lebih besar. Hal ini yang menyebabkan harga juga menjadi lebih tinggi. Hasil tangkapan yang memiliki penanganan merupakan hasil tangkapan yang memiliki karakteristik mutu yang ketat. Negara yang memiliki karakteristik mutu yang ketat ini biasanya berlaku pada negara Eropa. Sehingga harga hasil tangkapan segar maupun hasil tangkapan dalam bentuk beku merupakan harga tertinggi yang dijual ke negara ekspor adalah negara Eropa. 72 65

Dapat dilihat pada Gambar 18 dan Gambar 20 terdapat hubungan yang positif. Dimana harga ikan untuk Negara Eropa merupakan harga yang tertinggi. Dengan harga ikan segar 12 80 US$/kg dan harga ikan beku sebesar 9 80 US$/kg. Hal ini disebabkan Negara Eropa memiliki karakteristik standarisasi mutu yang ketat dimana terdapatnya perhatian penanganan yang tinggi. Berbeda pula untuk Negara Jepang, USA, Korea, Mesir, dan Saudi Arabia yang memiliki standarisasi kurang ketat sehingga harga ikan pada negara tersebut lebih murah dibanding negara Eropa. Negara-negara bagian Asia Tenggara memiliki harga yang paling rendah dimana harga ikan terendah pada Negara Singapura yaitu 8 40 untuk ikan segar dan 7 80 untuk ikan beku. Negara-negara bagian Asia Tenggara memiliki harga paling rendah disebabkan negara ini tidak memiliki standarisasi dalam mutu hasil tangkapan dan penanganan tidak terlalu diperhatikan. 73 65

Gambar 20 Volume ikan segar dan ikan beku didistribusikan dari PPS Belawan berdasarkan harga. 74