6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
|
|
- Hamdani Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 44 6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 6.1 Harga Hasil Tangkapan Harga pembelian hasil tangkapan Hasil tangkapan yang dijual pada proses pelelangan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon memiliki perbedaan harga di setiap PPI. Perbedaan harga pembelian terjadi karena jumlah dan jenis ikan yang didaratkan berbeda di setiap tempat pelelangan. Selain perbedaan jumlah dan jenis hasil tangkapan permintaan para bakul untuk memenuhi permintaan pelanggan mereka, dapat mempengaruhi harga ikan yang akan dilelang. Harga pembelian ikan di tiga PPI dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 14 Daftar harga pembelian menurut jenis ikan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon Jenis Ikan PPI Tegal Agung PPI Karangsong PPI Eretan Kulon (Rp)/(kg) (Rp)/(kg) (Rp)/(kg) Kembung Manyung Pepetek Tembang Tongkol Sumber: Hasil wawancara, 2010 Berdasarkan Tabel 14 di atas, pemilihan lima komuditas ikan tersebut berdasarkan jenis ikan yang dominan yang dihasilkan PPI tersebut. Kelima jenis hasil tangkapan itu memiliki harga penjualan berbeda di masing-masing PPI. Harga ikan kembung lebih murah di PPI Karangsong sedangkan harga ikan manyung paling tinggi di PPI tersebut dibandingkan dengan harga ikan manyung di PPI lainnya. Berdasarkan wawancara, ikan tongkol adalah komoditas yang paling sering di perjual-belikan oleh para bakul Kabupaten Indramayu Harga penjualan hasil tangkapan Harga jual merupakan indikator keuntungan yang diperoleh para bakul dalam mendistribusikan hasil tangkapa kepada pelanggan mereka. Daereh tujuan dari penjual hasil tangkapan seperti DKI Jakarta, Bandung dan Cirebon. Ketiga wilayah pemasaran tersebut memiliki perbedaan harga jual. Hal itu terjadi karena
2 45 perbedaan banyaknya permintaan baik menurut jenis atau jumlah hasil tangkapan. Harga jual ikan di tiga wilayah dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 15 Daftar harga penjualan menurut jenis ikan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon Jenis Ikan DKI Jakarta (Rp) Bandung (Rp) Cirebon (Rp) Kembung Manyung Pepetek Tembang Tongkol Sumber: Hasil wawancara, 2010 Berdasarkan Tabel 15 di atas, harga jual hasil tangkapan menurut jenis ikan terdapat perbedaan pada masing-masing wilayah. Di wilayah Kabupaten Bandung dan DKI Jakarta harga penjualan ikan tongkol hampir sama. Wilayah pemasaran yang memiliki harga jual tertinggi didominasi oleh kota Bandung. Hal itu terjadi karena kota Bandung tidak dekat dengan laut sehingga stok hasil perikanan laut didatangkan dari luar daerahnya. 6.2 Efisiensi Pendistribusian Pendistribusian hasil tangkapan dari PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon melibatkan berbagai pihak seperti: nelayan, bakul atau juragan, pabrik pengolahan dan konsumen sebagai akhir dari distribusi. Pihak tersebut dapat dikatakan sebagai produsen, distributor dan costumer. Nelayan merupakan pelaku utama dalam proses pendistribusian dengan kata lain disebut sebagai produsen, sedangkan distributor sebagai pelaku kedua sepenuhnya dimiliki oleh para bakul dan costumer merupakan ujung dari semua rangkaian pendisribusian. Menurut Lubis (2000), salah satu cara untuk mengembangkan pelabuhan perikanan melalui peningkatan usaha perikanan di pelabuhan yaitu dengan distribusi hasil perikanan, termasuk segala sarana dan prasarananya menunjang timbulnya industri perikanan. Di Indramayu aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dapat dikatakan baik, karena sarana dan prasarana yang menunjang serta jalan-jalan yang dilalui alat transportasi mendukung aktivitas tersebut. Jenis pendistribusian hasil tangkapan di Indramayu menurut Moeljanto (1992), termasuk kedalam distribusi lewat jalan darat. Dapat dipastikan di hampir seluruh PPI yang ada dikawasan Kabupaten Indramayu sarana transportasi
3 46 distribusinya berupa truck terbuka atau truck box dan mobil Pick up (L300) yang dilengkapai unit pendingin mekanis. Pada pendistribusian ikan harus didinginkan mendekati suhu 0 C hal ini bertujuan agar ikan dapat bertahan lebih lama. Syarat untuk mempertahankan ini adalah ikan harus dikelilingi oleh hancuran es yang cukup halus dan kerendahan ruang tetap terjaga. Pada dasarnya efisiensi distribusi terjadi apabila terdapat peningkatan nilai jual dari hasil tangkapan perikanan yang didistribusikan dan dapat menutupi biaya operasional usaha pendistribusian dengan kata lain nilai jual melebihi biaya distribusi. Para pelaku distribusi seperti bakul dapat memahami nilai keuntungan distribusinya. Artinya, apabila harga pembelian hasil tangkapan dengan harga hasil penjualan sama, maka mereka tidak akan melakukan proses pendistribusian. Setiap komuditas ikan yang memiliki nilai jual lebih besar dari nilai beli maka para bakul atau juragan akan melekukan proses distribusi, dan mereka juga tidak lupa memperhatikan biaya distribusinya. Para bakul mengemukakan bahwa apabila harga jual hasil tangkapan sama dengan atau kurang dari harga pembelianya dapat dikatakan tidak efisien, dan dapat dikatakan efisien bila harga jualnya lebih besar dari pada harga pembelian hasil tangkapan Kendaraan pendistribusian hasil tangkapan Kendaraan transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan hasil tangkapan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan kulon terdiri dari dua kendaraan yaitu. 1) Truk (Truck) Truk merupakan alat transportasi untuk mengangkut hasil tangkapan menuju daerah pemasaran. Kapasitas muatan transportasi tersebut sebesar 30 fiber atau setara dengan 3,75 ton komoditas ikan tongkol. Berdasarkan survei di lapangan rata-rata penyewaan mobil truk dengan supirnya untuk 1 kali pengiriman hasil tangkapan sebesar Rp ,00 untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Mobil ini sering dijumpai di PPI Karangsong dan Eretan Kulon. 2) Pick up (L300) Mobil Pick up yang sebagian masyarakat Kabupaten Indramayu menyebutnya mobil caklik, merupakan armada transportasi yang sering digunakan untuk mengangkut ikan menuju pelanggan dari para bakul. Kapasitas kendaraan
4 47 tersebut sebesar 30 blong ikan atau setara dengan 2,10 ton komoditas ikan tongkol. Menurut survei, biaya penyewaan mobil ini dengan supirnya rata-rata sebesar Rp ,00 untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya Nilai ekonomis hasil tangkapan Nilai ekonomis hasil tangkapan pada dasarnya terjadi bila ada perubahan harga suatu komuditas ikan dari harga pertama ikan itu dijual menuju pembeli dalam satu wilayah atau diluar wilayahnya. Menurut Fujianti (2003) dalam Krisdiyanto (2007) mengemukakan bahwa suatu produksi akan bermanfaat dan ekonomis bila tersedia cukup modal transportasi, dimana ada kaitan antara transportasi dengan produksi dalam arti pelemparan produk tersebut ke pasar (market). Berikut ini adalah daftar nilai ekonomis pada masing-masing PPI : 1) PPI Tegal Agung Tabel 16 Nilai ekonomis hasil tangkapan berdasarkan daerah tujuan menggunakan kendaraan Truk Kembung Manyung Pepetek Tembang Tongkol Berdasarkan Tabel 16, nilai ekonomis hasil tangkapan yang didistribusikan menggunakan kendaraan Truk dari PPI Tegal Agung dengan tiga daerah pendistribusian memiliki nilai ekonomis yang variatif. Ikan kembung memiliki nilai ekonomis terbesar dengan tujuan Jakarta yaitu Rp1.480 per kilogram. Nilai ekonomis terendah jika didistribusikan ke wilayah Cirebon yaitu hanya sebesar Rp180 per kilogram untuk komoditas ikan tembang dan tongkol. Tabel 17 Nilai ekonomis hasil tangkapan berdasarkan daerah tujuan menggunakan kendaraan Pick up (L300) Kembung Manyung Pepetek Tembang Tongkol
5 48 Tabel 17 menunjukkan bahwa pendistribusian hasil tangkapan menggunakan kendaraan Pick up (L300) memiliki nilai ekonomis lebih kecil dibandingkan pada Tabel 16. Nilai ekonomis terbesar yaitu Rp1.429 dengan komoditas yang sama yaitu ikan kembung. Ikan tembang dan tongkol memiliki nilai ekonomis terendah sebesar Rp48 per kilogram. 2) PPI Karangsong Tabel 18 Nilai ekonomis hasil tangkapan berdasarkan daerah tujuan menggunakan kendaraan Truk Kembung Manyung Pepetek Tembang Tongkol Berdasarkan Tabel 18, nilai ekonomis hasil tangkapan yang didistribusikan menggunakan kendaraan Truk dari PPI Karangsong dengan tiga daerah pendistribusian Jakarta, Bandung dan Cirebon memiliki nilai ekonomis yang berbeda. Ikan kembung memiliki nilai ekonomis terbesar dengan tujuan DKI Jakarta sebesar Rp1.980 per kilogram dan Cirebon sebesar Rp1.180 per kilogram. Nilai ekonomis terendah jika didistribusikan ke wilayah Cirebon yaitu hanya sebesar Rp180 per kilogram untuk komoditas ikan manyung dan pepetek. Tabel 19 Nilai ekonomis hasil tangkapan berdasarkan daerah tujuan menggunakan kendaraan Pick up (L300) Kembung Manyung Pepetek Tembang Tongkol Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa pendistribusian hasil tangkapan menggunakan kendaraan Pick up (L300) dari PPI Karangsong memiliki nilai ekonomis lebih kecil dibandingkan pada Tabel 18. Nilai ekonomis terbesar yaitu Rp1.929 per kilogram dengan komoditas ikan kembung dengan daerah tujuan Jakarta dan Rp1.048 per kilogram untuk wilayah Cirebon dengan komoditas yang sama yaitu ikan kembung. Ikan kembung dan tembang dengan daerah distribusi
6 49 Bandung nilai ekonomisnya sebesar Rp1.429 per kilogram sedangkan ikan manyung dan pepetek memiliki nilai ekonomis terendah sebesar Rp48 per kilogram untuk daerah tujuan Cirebon. 3) PPI Eretan Kulon Tabel 20 Nilai ekonomis hasil tangkapan berdasarkan daerah tujuan menggunakan kendaraan Truk Kembung Manyung Pepetek Tembang Tongkol Berdasarkan Tabel 20, nilai ekonomis hasil tangkapan yang didistribusikan menggunakan kendaraan Truk dari PPI Eretan Kulon dengan tiga daerah pendistribusian Jakarta, Bandung dan Cirebon memiliki nilai ekonomis yang berbeda. Ikan manyung dan tongkol memiliki nilai ekonomis paling besar dengan tujuan Jakarta dan Bandung yaitu sebesar Rp1.980 per kilogram. Nilai ekonomis terendah jika didistribusikan ke wilayah Cirebon yaitu hanya sebesar Rp680 per kilogram untuk komoditas ikan kembung. Tabel 21 Nilai ekonomis hasil tangkapan berdasarkan daerah tujuan menggunakan kendaraan Pick up (L300) Kembung Manyung Pepetek Tembang Tongkol Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa pendistribusian hasil tangkapan menggunakan kendaraan Pick up (L300) dari PPI Eretan Kulon memiliki nilai ekonomis lebih kecil dibandingkan pada Tabel 20. Nilai ekonomis paling besar yaitu Rp1.929 per kilogram dengan komoditas ikan manyung dan tongkol dengan daerah tujuan Jakarta dan Bandung. Ikan kembung untuk daerah distribusi Cirebon nilai ekonomisnya sebesar Rp548 per kilogram sehingga komoditas tersebut menjadi yang paling kecil nilai ekonomisnya.
7 50 Berdasarkan nilai ekonomis dari PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon, walaupun terdapat suatu komoditas dengan harga pembelian sama dan harga penjualan hasil tangkapan sama pada daerah tujuan tertentu namun jika alat transportasinya berbeda maka terdapat perbedaan nilai ekonomis. Pada alat transportasi distribusi menggunakan truck memiliki nilai ekonomis lebih besar dibandingkan dengan menggunakan Pick up (L300). Sehingga dapat dikatakan alat transportasi berupa truck menghasilkan nilai ekonomis hasil tangkapan lebih baik dibandingkan menggunakan Pick up (L300). Perbedaan itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) Kapasitas muatan Pada alat transportasi truck yang memiliki kapasitas 30 fiber (1 fiber setara dengan 125 kg ikan yang diberi es curah) atau sama saja dengan 3,75 ton ikan tongkol dalam 1 kali pengiriman sedangkan pada alat tarnsportasi Pick up (L300) memiliki kapasitas 30 blong (1 blong setara dengan 70 kg ikan yang diberi es curah) atau setara dengan 2,10 ton ikan dalam 1 kali pengiriman. Berdasarkan perbedan tersebut, kapasitas truck memiliki jumlah muatan yang lebih besar dibandingkan Pick up (L300) sehingga jumlah hasil tangkapan lebih banyak yang dijual dan pada akhirnya keuntungan jauh lebih besar menggunakan truck. Oleh karena itulah nilai ekonomis ikan lebih besar menggunakan alat transportasi dengan truck dari pada nilai ekonomis ikan yang menggunakan alat transportasi Pick up (L300). 2) Biaya sewa kendaraan Pada kendaraan truck biaya sewanya sebesar Rp ,00 (Lampiran 4) sedangkan biaya sewa pada kendaraan pick up (L300) sebesar Rp ,00 (Lampiran 5). Dari perbedaan nilai tersebut maka dapat mempengaruhi nilai biaya pendistribusian ikan per kilogramnya karena biaya sewa merupakan salah satu komponen dari biaya total distribusi. Oleh karena itu nilai ekonomis ikan tongkol yang menggunakan alat transportasi truck berbeda dengan Pick up (L300). 3) Harga pembelian hasil tangkapan
8 51 Hasil pelelangan ikan di PPI Karangsong, Tegal Agung dan Eretan Kulon menghasilkan perbedaan harga pembelian. Pada dasarnya para bakul berharap harga jual di TPI serendah mungkin, agar keuntungan mereka lebih besar. Perbedaan harga pembelian hasil tangkapan tersebut yang dapat mempengaruhi nilai ekonomis suatu komoditas ikan. Semakin besar selisih harga pembelian dengan penjualan maka semakin besar nilai ekonomisnya. 4) Harga jual Harga jual komuditas ikan berbeda di wilayah tertentu, contohnya harga jual di Jakarta tidak sama dengan harga jual hasil tangkapan di Cirebon. Maka bila terjadi perubahan pada harga jual sedangkan harga pembelian sama akan mempengaruhi nilai ekonomisnya. Semakin besar perubahan harga penjualan maka semakin besar nilai ekonomis suatu komuditas ikan tersebut atau sebaliknya Nilai efisiensi pendistribusian hasil tangkapan Pendisistribusian hasil tangkapan dapat dikatakan efisien apabila nilai jual hasil tangkapan dapat menutupi biaya disribusi dan memiliki peningkatan pada harga jualnya. Seperti yang dikemukakan pada metodelogi penelitian, jika nilai efisiensi distribusi 100% berarti dapat dikatakan tidak efisien namun jika nilai efisiensi distribusi < 100% berarti efisien, jadi semakin kecil nilai persentasenya maka semakin efisien. Efisien atau tidaknya suatu komoditas hasil tangkapan tergantung dari nilai jual hasil tangkapan itu sendiri. Nilai efisiensi pendistribusian hasil tangkapan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon dengan wilayah tujuan DKI Jakarta, menggunakan kendaraan berupa truk ataupun pick up. Pada dasarnya pemilihan jenis kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan hasil tangkapan adalah disesuaikan berdasarkan jumlah hasil tangkapan yang ada dan jumlah ikan yang akan didistribusikan. Persentase hasil tangkapan di PPI Tegal Agung tidak sama dengan PPI Karangsong maupun Eretan Kulon, hal itu terjadi karena PPI Karangsong luas wilayahnya lebih besar dibandingkan dengan PPI Eretan Kulon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
9 52 Tabel 22 Persentase pendistribusian komoditas hasil tangkapan PPI Tegal Agung dengan kendaraan truk Kembung 8% Manyung 10% Pepetek 30% Tembang 18% Tongkol 34% Jumlah 100% Proporsi pendistribusian hasil tangkapan PPI Karangsong didominasi oleh komoditas ikan tongkol yaitu sebanyak 34% sedangkan untuk komoditas terendah adalah ikan kembung hanya sebesar 8% Tabel 23 Persentase pendistribusian komoditas hasil tangkapan PPI Tegal Agung dengan kendaraan Pick up Kembung 8% Manyung 10% Pepetek 30% Tembang 18% Tongkol 34% Jumlah 100% 2, Persentase pendistribusian menggunakan alat angkut Pick up sama dengan alat angkut truk yang membedakan hanyalah jumlah komuditas dalam tripnya yaitu sebanyak 2,1 ton/trip. Tabel 24 Persentase pendistribusian komoditas hasil tangkapan PPI Karangsong dengan kendaraan truk Kembung 5% 187, Manyung 5% 187, Pepetek 40% , Tembang 10% Tongkol 40% Jumlah 100% Persentase distribusi hasil tangkapan di PPI Karangsong didominasi komoditas ikan pepetek dan tongkol yaitu sebanuak 40% tiap komoditas.
10 53 Tabel 25 Persentase pendistribusian komoditas hasil tangkapan PPI Karangsong dengan kendaraan Pick up Kembung 5% Manyung 5% Pepetek 40% Tembang 10% Tongkol 40% Jumlah 100% Pada Tabel 25 di atas menunjukkan bahwa persentase komuditas hasil tangkapan yang didistribusikan dari PPI Karangsong sama dengan proporsi komoditas yang menggunakan kendaraan truk, namun jumlah muatannya berbeda. Tabel 26 Persentase pendistribusian komoditas hasil tangkapan PPI Eretan Kulon dengan kendaraan truk Kembung 6% Manyung 5% 187, Pepetek 48% Tembang 11% 412, Tongkol 30% Jumlah 100% Pada tabel di atas menunjukkan bahwa persentase ikan pepetek paling dominan didistribusikan dari PPI Eretan Kulon yaitu sebesar 40% dengan total 1,8 ton. Tabel 27 Persentase pendistribusian komoditas hasil tangkapan PPI Eretan Kulon dengan kendaraan Pick up Kembung 6% Manyung 5% Pepetek 48% Tembang 11% Tongkol 30% Jumlah 100% Pada tabel di atas menunjukkan bahwa kendaraan pick up sama halnya dengan persentase kendaraan truk namun terdapat perbedaan pada jumlah
11 54 muatannya. Jenis ikan pepetek masih tetap mendominasi dibandingkan komoditas ikan lainnya. Dari uraian tabel-tabel di atas maka dapat ditentukan nilai efisiensi hasil tangkapan, nilai-nilai tersebut pada dasarnya diperoleh dari harga total pendistribusian hasil tangkapan dibagi dengan harga total penjualan hasil tangkapan. Jika nilai tersebut 100% maka dapat dikatakan tidak efisien, tetapi sebaliknya jika nilai efisiensinya 100% dapat dikatakan efisien, nilai efisiensi pada tiga PPI tersebut dapat dilihat pada Tabel 28, contoh perhitungannya dapat dilihat pada (Lampiran 5 & 6) Tabel 28 Nilai efisiensi pendistribusian hasil tangkapan berdasarkan daerah tujuan distribusi. PPI Kendaraan Jakarta (%) Bandung (%) Cirebon (%) Tegal Agung Truck 93,11 92,32 97,79 Pick up 89,53 92,80 98,30 Karangsong Truck 92,33 91,88 97,10 Pick up 92,83 92,38 97,63 Eretan Kulon Truck 82,85 82,38 87,47 Pick up 83,40 82,92 88,04 Pada Tabel 28 di atas menunjukkan bahwa jenis kendaraan yang digunakan untuk pendistribusian hasil tangkapan dari PPI Tegal Agung, Karangsong, dan Eretan Kulon adalah truk dan pick up. Pada PPI Tegal Agung jika pendistribusian dilakukan dengan menggunakan truk maka wilayah tujuan Bandung memiliki nilai efisiensi terbaik dibandingkan dengan 2 wilayah lainnya. Sedangkan jika menggunakan kendaraan pick up wilayah Jakarta lebih efisien jika dibandingkan dengan Bandung dan Cirebon. Pada PPI Karangsong jika pendistribusian hasil tangkapan menggunakan truk maka nilai efisiensi terbesar adalah wilayah Bandug dengan nilai efisiensi sebesar 91,88%. Sedangkan jika menggunakan pick up nilai efisiensi terbaik adalah dengan tujuan yang sama yaitu kota Bandung. PPI Eretan Kulon nilai efisiensi terbaik adalah wilayah tujuan Bandung baik menggunakan truk maupun pick up. Pada Tabel di atas menunjukkan bahwa pendistribusian hasil tangkapan dari PPI Karangsong, Eretan Kulon dan Tegal Agung pada umumnya dapat dikatakan efisien, persentase tingkat efisiensi pendistribusian tersebut antara 82,38% - 98,30%.
6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG
66 6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG Hubungan patron-klien antara nelayan dengan tengkulak terjadi karena pemasaran hasil tangkapan di TPI dilakukan tanpa lelang. Sistim pemasaran
Lebih terperinci5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan terutama diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran nelayan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Pengertian distribusi
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi 2.1.1 Pengertian distribusi Salim (2000) mengemukakan bahwa dalam distribusi terdapat dua kategori, yaitu: 1. Pemindahan bahan dan hasil produksi dengan menggunakan
Lebih terperinci7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan tempat untuk melelang hasil tangkapan, dimana terjadi pertemuan
Lebih terperinciDISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA Trisnani Dwi Hapsari 1 Ringkasan Ikan
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para
Lebih terperinci6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Hasil tangkapan di PPS Belawan idistribusikan dengan dua cara. Cara pertama adalah hasil tangkapan dari jalur laut didaratkan di PPS Belawan didistribusikan
Lebih terperinciDAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa
LAPORAN AKHIR TA. 2013 KAJIAN EFISIENSI MODA TRANSPORTASI TERNAK DAN DAGING SAPI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno Bambang Winarso Amar K. Zakaria Tjetjep Nurasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id
BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di Bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat manusia dan segenap makhluk hidup. Allah Berfirman dalam Al-Qur an Surat An-Nahl, ayat 14 yang
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinci6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS
99 6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS 6.1 PPI Pangandaran 6.1.1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan Sebagaimana telah dikemukakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juni 2013 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. PPN Pekalongan berada dipantai utara
Lebih terperinci6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
67 6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 6.1 Efisiensi Teknis Pendaratan Hasil Tangkapan Proses penting yang perlu diperhatikan setelah ikan ditangkap adalah proses
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN KABUPATEN INDRAMAYU (Studi Kasus: PPI Tegal Agung, PPI Karangsong dan PPI Eretan Kulon) AKBAR TANJUNG
ANALISIS DISTRIBUSI IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN KABUPATEN INDRAMAYU (Studi Kasus: PPI Tegal Agung, PPI Karangsong dan PPI Eretan Kulon) AKBAR TANJUNG PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Pelabuhan Pekalongan semula merupakan pelabuhan umum. Semenjak bulan Desember 1974 pengelolaan dan asetnya diserahkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya kelautan dan perikanan menyebabkan munculnya suatu aktivitas atau usaha di bidang perikanan sesuai dengan kondisi lokasi dan fisiknya. Banyak penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 81.000 km panjang garis pantai, memiliki potensi beragam sumberdaya pesisir dan laut yang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDISTRIBUSIAN IKAN SEGAR DAN OLAHAN DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS TANGERANG
KARAKTERISTIK PENDISTRIBUSIAN IKAN SEGAR DAN OLAHAN DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS TANGERANG Oleh : FIRMAN SANTOSO C54104054 DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciVII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,
Lebih terperinciTRANSPORTASI. Gambar 6.1. Jumlah Angkutan Penumpang Umum yang Terdaftar Dalam Trayek/Operasi Di Kabupaten Boven Digoel, Tahun
TRANSPORTASI Transportasi Darat Angkutan Jalan Angkutan Jalan di Kabupaten Boven Digoel sebagian besar masih berkonsentrasi di Ibu kota kabupaten Tanah Merah. Banyaknya angkutan kendaraan bermotor penumpang
Lebih terperinci5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON
28 5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON Perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon memiliki prasarana perikanan seperti pangkalan pendaratan ikan (PPI). Pangkalan pendaratan ikan yang
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian
25 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Maret 2010 yang bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke, Jakarta Utara. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN
62 5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN Ikan yang telah mati akan mengalami perubahan fisik, kimiawi, enzimatis dan mikrobiologi yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya
Lebih terperinciSTUDI PEMASARAN IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN
STUDI PEMASARAN IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN Dian Ayunita NND dan Fatich Ubaidillah FPIK-Undip (ayunita_dian@yahoo.com, (ubaidillahfatich@gmail.com)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pasar Ciroyom Bermartabat terletak di pusat Kota Bandung dengan alamat Jalan Ciroyom-Rajawali. Pasar Ciroyom
Lebih terperinci6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
76 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik
Lebih terperinciPETA LOKASI PENELITIAN 105
14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu dan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI AREA
32 BAB III DESKRIPSI AREA 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan keindahan serta menjaga kelestarian wilayah pesisir, sejak tahun 1999 Pemerintah
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan Aktivitas pendaratan hasil tangkapan terdiri atas pembongkaran
Lebih terperinci6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU
6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciBerkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN
Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm 102 108 ISSN 0126-4265 Vol. 41. No.1 PERANAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DALAM PEMASARAN IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KEC.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang proses distribusi yang efektif dan efisien menjadi salah satu faktor yang posisinya mulai sejajar dengan indikator-indikator yang lain dalam
Lebih terperinciPENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI
PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI Oleh : CHRISTIAN HARI TRIONO 0632010063 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinci5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU
5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
15 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pantai Jawa, dengan garis pantai sepanjang 114 km. Kabupaten Indramayu terletak pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian peranan apartemen ikan pada penangkapan ikan dengan pancing ulur ini dilakukan di perairan Kota Cirebon dengan berpusat di Pangkalan Pendaratan
Lebih terperinciBoks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya
Boks Pola Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya Pendahuluan Berdasarkan kajian dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA), diperoleh temuan bahwa kelompok komoditas yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif (Umar, 2004). Desain ini bertujuan untuk menguraikan karakteristik
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data
3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Samudera Sumatera Utara dan tangkahan-tangkahan di sekitar Pelabuhan Perikanan Samudera Sumatera Utara
Lebih terperinciEFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU
1 EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU Oleh Safrizal 1), Syaifuddin 2), Jonny Zain 2) 1) Student of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh pelaku industri karena merupakan salah satu bahan pangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian mempunyai fungsi penting dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan pangan pokok. Salah satu bahan tersebut adalah gula pasir.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
47 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Rantai Pasok Ikan Laut Tangkapan di Wilayah Utara Jawa Barat Berdasarkan hasil pengamatan di enam tempat pelelangan ikan (TPI) yang terdapat di Kabupaten Subang, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah kegiatan manusia yang sangat penting dalam menunjang dan mewujudkan interaksi sosial serta ekonomi dari suatu wilayah kajian. Salah satu
Lebih terperinci2) Kegiatan Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (DAK dan Pendampingan)
Kamis, 07 Juni 202 5:00 - ) Kegiatan Sosialisasi, Pembinaan dan Pendataan SHAT - Pelaksanaan Kegiatan : Swakelola - Lokasi : Desa Limbangan, Juntinyuat, Juntikedokan dan Dadap Kecamatan Juntinyuat - Waktu
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016 Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU
V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai
Lebih terperinci7 MEKANISME PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI ES
46 7 MEKANISME PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI ES Pembahasan mengenai Mekanisme penyediaan dan pendistribusi es adalah untuk mengetahui bagaimana suatu pabrik es sebagai fasilitas penyediaan es berjalan sesuai
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
119 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengelolaan Pelelangan Ikan Aktivitas pelelangan ikan di TPI PPN Palabuhanratu pada Tahun 1993-2003 dikelola oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi. Pelelangan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o
Lebih terperinciEFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)
EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2) ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 212
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum mengenai Hasil Tangkapan yang di Daratkan di PPI Karangsong Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Karangsong adalah ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Lama waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2010 di PPI Muara Angke, Jakarta.
19 3 METODOLOGI 3.1 Lama waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2010 di PPI Muara Angke, Jakarta. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciICASEPS WORKING PAPER No. 72
ICASEPS WORKING PAPER No. 72 PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PASAR TRADISIONAL DKI JAKARTA Tjetjep Nurasa Pebruari 2005 Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Indonesian Center for Agricultural
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2017 PROVINSI LAMPUNG
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS PROVINSI LAMPUNG Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak 54.637
Lebih terperinci6. TINGKATAN MUTU HASIL TANGKAPAN DOMINAN DIPASARKAN DAN POTENSI KERUGIAN PENGGUNA PPP LAMPULO
91 6. TINGKATAN MUTU HASIL TANGKAPAN DOMINAN DIPASARKAN DAN POTENSI KERUGIAN PENGGUNA PPP LAMPULO 6.1 Tingkatan Mutu Hasil Tangkapan yang Dominan Dipasarkan di PPP Lampulo Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin
PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Tempat Pendaratan Ikan (TPI)
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian lapang dilakukan pada bulan Mei 2009. Penelitian bertempat di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia atau bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia atau bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam tata surya yang digunakan sebagai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional setelah nelayan memperoleh hasil ikan tangkapan, mereka lalu mencoba menjual sendiri kepada konsumen setempat melalui cara barter atau dengan nilai
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
2 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan dengan luas wilayah perairan mencapai 4 (empat) kali dari seluruh luas wilayah daratan Provinsi Kepulauan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Saluran Pemasaran, dan Fungsi Pemasaran Saluran pemasaran jagung menurut Soekartawi (2002) merupakan aliran barang dari produsen kepada konsumen. Saluran pemasaran jagung
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR
BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari
Lebih terperinciPERAMALAN KETERSEDIAAN IKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP BLANAKAN, KABUPATEN SUBANG BENI PRAMAYOGA
vi PERAMALAN KETERSEDIAAN IKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP BLANAKAN, KABUPATEN SUBANG BENI PRAMAYOGA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Indoberka Investama merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontruksi, pabrikasi, dan distributor rangka atap. Bentuk badan usaha dari PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengangkutan diperlukan karena sumber kebutuhan manusia tidak berada di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui tahapan produksi yang
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PENYELENGGARAAN PELELANGAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMASARAN HASIL PERIKANAN DI PASAR IKAN TERINTEGRASI PADA PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kemajuan yang sangat besar pada perkembangan industri. Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinci6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN
40 6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN Tujuan akhir dari usaha penangkapan payang di Desa Bandengan adalah meningkatkan kesejahteraaan nelayan bersama keluarga. Karena itu sasaran dari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km. Total
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha bertumbuh sangat pesat, hal ini ditunjukan dengan banyaknya perusahaan baru yang bermunculan di kawasaan industri diberbagai kota
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciInventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ)
Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ) 1 Nurintang dan 2 Yudi ahdiansyah 1 Mahasiswa Manajemen
Lebih terperinci6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP
40 6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP Fasilitas pabrik es merupakan bentuk pelayanan yang disediakan oleh Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Keberadaan fasilitas ini beserta pelayanan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi
20 4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur Jawa Barat dan merupakan batas sekaligus
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Desa Blanakan Desa Blanakan merupakan daerah yang secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/06/18/Th. VI, 2 Juni 2017
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI APRIL PROVINSI LAMPUNG No. 12/06/18/Th. VI, 2 Juni Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak
Lebih terperinciBAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN
BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN 2.1 Profil Daerah Penelitian Sub bab ini akan membahas beberapa subjek yang berkaitan dengan karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER PROVINSI LAMPUNG No. 12/02/18/Th. V, 1 Februari 2017 Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal Ismail, Indradi 1, Dian Wijayanto 2, Taufik Yulianto 3 dan Suroto 4 Staf Pengajar
Lebih terperinciTugas Akhir. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir PENENTUAN RUTE DALAM PENDISTRIBUSIAN MINYAK KAYU PUTIH UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (Studi Kasus di Pabrik Minyak Kayu Putih Krai) Diajukan
Lebih terperincimelakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
25 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di PPI Muara Angke Jakarta karena PPI Muara angke berperan penting dalam pemasaran hasil tangkapan di Jakarta (Gambar 1).
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian
17 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan Maret April 2010. Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Kecamatan Kuta Alam,
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. V, 1 Maret 2017
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI PROVINSI LAMPUNG No. 12/03/18/Th. V, 1 Maret Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. distribusi sangat tergantung kepada pemilihan moda transportasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sistem distribusi barang dan jasa menuntut tingkat efisiensi yang tinggi dan tawaran harga yang kompetitif bagi konsumen yang akan membeli produk maupun bagi korporat
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Fungsi pelabuhan perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Menurut UU No 45 tahun 2009, Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
Lebih terperinci