BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adversity Quotient dan Problem Focused Coping berdasarkan jenis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan Disiplin lalu lintas. Peneliti mendeskripsikan skor Kontrol diri dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV PEMBAHASAN. mengenai gambaran sampel berdasarkan usia, intensitas membeli dan jenis. a. Pengelompokan Subyek Berdasarkan Usia

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV HUBUNGAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI SALAFIYAH BEJI TULIS BATANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Kelamin N Presentase (%) Laki-laki % Perempuan 90 45% Jumlah %

BAB IV KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR BATANG

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

HALAMAN PERNYATAAN...

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ampel Surabaya semester 1, 3, 5, dan 7. Berikut ini adalah gambaran umum

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

Bab IV Analisis dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PENYAJIAN DATA. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel

BAB 4 HASIL PENELITIAN. yang terdapat pada kuesioner yang disebar. Peneliti menyebarkan kuesioner kebeberapa

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGARUH PENDIDIKAN GURU TERHADAP KREATIFITAS INOVASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN MADRASAH DI MIN KEDUNGWUNI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dari sejumlah kuesioner yang telah disebarkan sebanyak 63, diambil dan diolah,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penjasorkes dengan pengetahuan UKS dilaksanakan pada 19 Februari 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menentukan bertemu tidaknya hasil penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Deskripsi data merupakan penyajian gambaran data masing-masing variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. dilakukan adalah persiapan penelitian sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas social media twitter

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai berikut Kelas VII sebanyak 14 siswa, kelas VIII sebanyak 23 siswa

jumlah pegawai perpustakaan

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripsi subjek. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor Adversity Quotient dan Problem Focused Coping. Peneliti mendeskripsikan skor Adversity Quotient dan Problem Focused Coping berdasarkan jenis kelamin. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT Cipta Esavira Sejahtra yang memiliki karyawan sekitar 200 kayawan dari 200 karyawan diambil sampel seebagai penelitian berjumlah 100 orang yang terdiri dari 61 orang perempuan dan 39 orang laki-laki. Penelitian ini juga mengklasifikasikan responden dari segi usia antara 20 tahun sampai 40 tahun. Dan mengklasifikasikan responden berdasarkan masa kerja 3 bulan sampai 10 tahun. Berikut adalah ringkasannya: 1. Gambar dibawah ini merupakan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dari jumlah total 100 orang responden. 44

45 Grafik 1 Grafik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 61% 39% Laki-laki Perempuan Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa dari 100 orang sampel penelitian terdapat orang berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 39% dan 61% berjenis kelamin perempuan. 2. Gambar dibawah ini merupakan karakteristik responden berdasarkan usia dari jumlah total 100 orang responden. Berdasarkan karateristik usia pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan rentang usia dari 20 hingga 40 tahun dan diperoleh detil usia dari peneltian ini sebagai berikut :

46 Tabel 2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 11% 24% 26% 39% 20-25 thn 26-30 thn 31-35 thn 36-40 thn Berdasarkan grafik diatas dari 100 sampel penelitian terdapat 24 orang berusia 20-25 tahun dengan presentase 24 %, 39 orang berusia 26-30 tahun dengan presentase 39 %, 26 orang berusia 31-35 tahun dengan presentase 26 %, Kemudian, 11 orang berusia 36-40 tahun dengan presentase 11 %. 3. Gambar dibawah ini merupakan karakteristik responden berdasarkan masa kerja dari jumlah total 100 orang responden. Berdasarkan Masa Kerja pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan rentang masa kerja 3 bulan sampai 10 tahun dan diperoleh detil masa kerja dari peneltian ini sebagai berikut :

47 Grafik 3 Gambaran Responden Berdasarkan Masa Kerja Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 5% 29% 18% 48% 3 Bln 1 Th 1 Th 3 Th 3 Th 5 Th 5 Th 10 Th Berdasarkan grafik diatas dari 100 sampel penelitian terdapat 48 orang memiliki masa kerja 3 Bln 1 tahun dengan presentase 48 %, 29 orang memiliki masa kerja 1-3 tahun dengan presentase 29 %, 18 orang memiliki masa kerja 3-5 tahun dengan presentase 18 %, Kemudian, 5 orang memiliki masa kerja 5-10 tahun dengan presentase 5%. B. Deskripsi dan Reliabitas Data a. Deskripsi Kategorisasi Skor 1. Kategorisasi Skor skala Adversity Quotient Peneliti menentukan kategorisasi skor Adversity Quotient. Untuk memudahkan menghitung nilai maksimum, minimum, ratarata, standar deviasi, dan jumlah total (sum), menggunakan

48 hitungan komputer dengan program SPSS versi 16.00. Didapatkan hasil skor maksimum, minimum, rata-rata, standar deviasi, dan jumlah total (sum). Berikut tabelnya : Tabel 6 Nilai maksimum, Minimum, Rata-rata, Jumlah total (sum), dan Standar deviasi Adversity Quotient Deskrptif Statistik Std. N Rentang terendah tertinggi Mean Deviasi Varian Adversity 100 Quotient 76,00 34,00 110,00 65,9400 13,62842 185,734 Valid N (listwise) 100 Sumber: data olah statistika Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai minimum untuk skala Adversity Quotient sebesar 34,00, nilai maksimum sebesar 110,00, Rentang sebesar 76,00 jumlah Adversity Quotient sebesar 6594,00 rata-rata (mean) Adversity Quotient sebesar 65,9400, dan standar deviasinya sebesar 13,62842. Peneliti menggolongkan sampel ke dalam tiga kategori tingkatan Adversity Quotient yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Cara untuk mendapat skor Adversity Quotient yang dominan adalah pertama, mencari nilai rerata (mean/(m)) dan simpangan baku (standard deviation/(sd)). Nilai rata dan simpangan baku tersebut kemudian dimasukkan ke dalam formula berikut (Azwar, 2003)

49 dan menghasilkan sebaran kategori skor seperti terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7 Kategorisasi Adversity Quotient Kategori Rentang Frekuensi Tinggi > M + 1SD >80 13 13% Sedang M - 1SD < X < M + sedang 1SD 52-80 72 72% Peresentase (%) Rendah < M 1SD <52 15 15% Jumlah 100 100% Cat: dilakukan pembulatan pada skor yang diperoleh Berdasarkan hasil penghitungan kategori skor Adversity Quotient, seperti ditunjukkan dalam tabel di atas, diketahui bahwa 13% responden memiliki Adversity Quotient tinggi, 72% memiliki tingkat Adversity Quotient yang sedang, dan 15% responden memiliki tingkat Adversity Quotient yang rendah. Berdasakan data diatas dapat disimpulkan bahwa Adversity Quotient PT Cipta Esavira Sejahtera tergolong sedang. 2. Kategorisasi Skor Skala Problem Focused Coping Peneliti menentukan kategorisasi Problem Focused Coping untuk memudahkan menghitung nilai maksimum, minimum, ratarata. Standar deviasi, dan jumlah total (sum), menggunakan hitungan computer dengan program SPSS versi 16.00 didapatkan

50 hasil skor maksimum, minimum, rata-rata, standar deviasi dan jumlah total (sum). Berikut tabelnya : Tabel 8 Nilai maksimum, Minimum, Rata-rata, Jumlah total (sum), dan Standar deviasi Problem Focused Coping Problem Focused Coping Valid N (listwise) Descriptive Statistics Ratarata N Rentang Terendah tertinggi Std. Deviasi Varian 100 64,00 36,00 100,00 60,7700 12,03266 144,785 100 Sumber: data olah statistika Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai minimum untuk skala Problem Focused Coping sebesar 36, nilai maksimum sebesar 100, Rentang 64,00 jumlah Problem Focused Coping (sum) 6077,00 sebesar, rata-rata (mean) Problem Focused Coping sebesar 60,7700 dan standar deviasinya sebesar 12,03266. Peneliti menggolongkan sampel ke dalam tiga kategori tingkatan Problem Focused Coping yaitu tinggi, sedang dan rendah. Cara untuk mendapat skor Problem Focused Coping yang dominan adalah pertama, mencari nilai rata-rata (mean/(m)) dan simpangan baku (standard deviation/(sd). Nilai rata-rata dan simpangan baku tersebut kemudian dimasukkan ke dalam formula

51 berikut (Azwar, 2003) dan menghasilkan sebaran kategori skor seperti terlihat pada tabel di bawah ini Tabel 9 Kategorisasi Problem Focused Coping Kategori Rentang Frekuensi Peresentase (%) Tinggi > M + 1SD >73 12 12% Sedang Sedang M - 1SD < X < M + 1SD 49-73 81 81% Rendah < M 1SD <49 7 7% Jumlah 100 100% Cat: dilakukan pembulatan pada skor yang diperoleh Berdasarkan hasil penghitungan kategori skor Problem Focused Coping, seperti ditunjukkan dalam tabel di atas, diketahui bahwa 12% responden memiliki Problem Focused Coping tinggi, 81% memiliki tingkat Problem Focused Coping yang sedang, dan 7% responden memiliki tingkat Problem Focused Coping yang rendah. Berdasakan data diatas dapat disimpulkan bahwa Problem Focused Coping PT Cipta Esavira Sejahtera tergolong sedang. b. Relibilitas data 1. Relibilitas adversity quotient Uji reliabilitas instrumen menggunakan metode Cronbach s Alpha. Jika nilai Cronbach s Alpha di atas 0,8 dapat dinyatakan bahwa instrumen sangat reliabel. Dari hasil uji realibilitas yang sudah dilakukan

52 menunjukan skala Adversity Quotient menunjukan 0,904 kriteria ini menunjukan bahwa diatas 0,8 maka instrumen sangat reliabel. Tabel 10 Uji relibilitas adversity quotient Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items O,904 32 Sumber: data olah statistika 2. Relibilitas Problem Focused Coping Uji reliabilitas instrumen menggunakan metode Cronbach s Alpha. Jika nilai Cronbach s Alpha di atas 0,8 dapat dinyatakan bahwa instrumen sangat reliabel. Skala Problem Focused Coping menunjukan 0,895 kriteria ini juga menunjukan nilai diatas 0,8 maka instrumen Problem Focused Coping ini reliabel. Tabel 11 Uji relibilitas Problem Focused Coping Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0,882 29 Sumber: data olah statistika C. Hasil Penelitian a. Uji normalitas Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah sebaran dari variabel-variabel penelitian sudah mengikuti distribusi kurva

53 Tabel 12 Uji Normalitas Data normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program Statistical Package Social Science (SPSS) versi 16,00 for Windows. Adapun uji normalitas data yang digunakan ini adalah menggunakan rumus Chi-Kuadrat atau Chi-Square. Kaidah yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah jika signifikansi > 0,05 maka sebaran data tersebut adalah normal, dan sebaliknya jika 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal. (Muhid 2010) Berdasarkan uji normalitas data menggunakan Chi-Square pada Variabel Adversity Quotient, diperoleh harga Chi-Square = 54,560, dengan derajat kebebasan df = 45, dan nilai signifikansi sebesar 1,55 > 0,05 berarti sebaran data adalah normal. Sedangkan variabel Problem Focused Coping diperoleh harga Chi-Square = 62,800, dengan derajat kebebasan df = 36, dan nilai signifikansi sebesar 0,06 > 0,05 berarti sebaran data adalah normal Tes Statistik Adversity Quotient Problem Fucused Coping Chi-Square 54,560 62,800 df 45 36 Asymp. Sig. 0,155 0,06 Sumber: data olah statistika b. Uji linieritas Uji linearitas digunakan untuk melihat hubungan variabel bebas dan variabel terikat secara linear. Regresi linear dapat digunakan

54 apabila asumsi linearitas terpenuhi. Asumsi linearitas adalah asumsi yang akan memastikan apakah data yang didapat sesuai atau tidak sesuai dengan garis linear. Kaidah yang digunakan untuk menguji linieritas hubungan adalah jika signifikansi < 0,05 maka hubungannya adalah linier, sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka hubungannya adalah tidak linier. (Muhid 2010) Berdasarkan uji linieritas hubungan dengan menggunakan teknik analisis regresi tersebut diperoleh harga R Square = 0,497 dengan F = 96,915, signifikansi = 0.000 < 0,05, artinya hubungannya adalah linier. Berikut ini adalah hasil uji linearitas : Tabel 13 Uji Linearitas Change Statistic R Squere Change F Change Sig. Change 0,497 96,915 0,000 Sumber: data olah statistika Tabel 14 Model Summary Untuk mengetahui hubungan antara Adversity Quotient dengan Problem Focused Coping dilihat pada tabel berikut : Model R R Square Model Summary Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 0,705 0,497 0,492 8,57544 2,042 Sumber: data olah statistika

55 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa R square sebesar 0.497, nilai R Square adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar hubungan antara Adversity Quotient dengan Problem Focused Coping pada PT Cipta Esavira Sejahtera. Maka hubungan antara Adversity Quotient terhadap Problem Focused Coping pada PT Cipta Esavira Sejahtera sebesar 49,7% yang merupakan hasil kali 0,497 dengan 100%. Sedangkan 51,3% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini c. Uji Hipotesis Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi pearson product moment. Dalam perhitungannya peneliti menggunakan program SPSS versi 16.00. Berikut ini adalah hasil perhitungannya : Tabel 15 Hasil Uji Korelasi Adversity Quotient dan Problem Focused Coping Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Correlations Problem Focused Coping Adversity Quotient Problem Focused Coping 1,000 0,705 Adversity Quotient 0,705 1,000 Problem Focused Coping..000 Adversity Quotient 0,000. Problem Focused Coping 100 100 Adversity Quotient 100 100 Sumber: data olah statistika

56 Dari tabel diatas bahwa koefisien korelasi atau r hitung (1,000) pada taraf signifikansi 0,000. Maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Adversity Quotient dengan Problem Focused Coping ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ha yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Adversity Quotient dengan Problem Focused Coping diterima. Dengan kata lain penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Adversity Quotient dengan Problem Focused Coping. D. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara Adversity Quotient dengan Problem Focused Coping pada PT Cipta Esavira Sejahtera. Adapun hasil yang diperoleh adalah bahwa terdapat hubungan antara Adversity Quotient dengan Problem Focused Coping. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki individu maka akan semakin mampu mengatasi masalah yang dihadapi, dimana hal ini dalam penggunaan problem focused coping. Penelitian ini mengacu dari beberapa teori. Menurut Stoltz (1997), Setiap individu pasti memiliki caranya sendiri-sendiri agar terlepas dari tekanan tersebut. Cara yang dapat digunakan agar terlepas dari stres yaitu

57 dengan menggunakan teknik coping stress. Teknik ini dibagi menjadi dua yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Menurut Carver (1999), Dengan teknik problem focused coping diharapkan dapat mencari informasi secara langsung terkait dengan masalah yang dihadapi. Dan secara aktif langsung menyelesaikan masalah, berpikir dan mencari tahu solusi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Melalui problem focused coping ini seseorang akan dapat bertahan menghadapi tekanan karena orang tersebut terus memakai dengan baik teknik problem focused coping, maka dia akan mampu menangani stresnya. Setiap orang memiliki kemampuan untuk mencapai kesuksesan dan kemampuan untuk mengatasi setiap persoalan dalam hidupnya. Sikap optimis dalam menghadapi masa depan salah satunya dipengaruhi oleh adanya daya juang diri yang disebut Adversity Quotient (AQ). Setiap kesulitan yang dihadapi merupakan suatu tantangan setiap tantangan merupakan peluang dan setiap peluang dan setiap peluang harus disambut. Perubahan merupakan bagian dari suatu perjalanan yang harus diterima dengan baik (Stoltz, 2005). Ketika seseorang memakai kecerdasannya untuk merubah hambatan menjadi peluang saat mengalami masalah atau stres maka salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan Problem Focused Coping. Cara ini dilakukan dengan menghadapi langsung sumber tekanan (stressor) sehingga individu akan sukses menjalani hidupnya.

58 Satterfield dan Seligman (1981, dalam Stoltz, 1997), Individu yang menggunakan strategi problem-focused coping cenderung lebih independen untuk membuat keputusan sekalipun penuh resiko dibadingkan dengan individu yang menggunakan strategi emotion-focused coping, sehingga dapat dikatakan bahwa individu dengan emotion-focused coping adalah safety player, seperti halnya quiter atau camper dalam konsep AQ. menemukan bahwa mereka yang merespon kesulitan secara lebih konstruktif lebih berani mengambil resiko. Stoltz (1997) mengatakan bahwa climbers (individu dengan AQ tinggi) adalah mereka yang optimis dan pantang menyerah dalam mencapai tujuan hidup walau rintangan menghalangi. Individu-individu yang optimis lebih sering mengatasi stres dengan problem focused coping dan terorientasi pada tindakan serta menekankan penilaian positif terhadap peristiwa-peristiwa yang menimbulkan stres. Namun setiap individu pasti memiliki caranya sendiri-sendiri agar terlepas dari masalah. Cara yang dapat digunakan agar terlepas dari stres yaitu dengan menggunakan teknik coping stress problem focused coping dan emotion focused coping. Stoltz (1997), Terbukti dari penelitian sebelumnya, pada penelitian yang dilakukan Billing dan Moos (1981), bahwa orang dengan tingkat pendidikan yang baik lebih percaya pada perilaku mengatasi stres yang berpusat pada masalah yaitu problem focused coping dan sebaliknya orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah lebih memiliki perilaku mengatasi stres yang berpusat pada emosi

59 yaitu emotional focused coping. Menurut hasil penelitian yang dilakukan siti rahmah (2008) menjelaskan bahwa wanita karier yang sudah menikah yang memiliki adversity quotient yang tinggi dia juga memiliki problem focused coping yang tinggi pula, begitu pula sebaliknya jika wanita karier sudah menikah memiliki adversity quotient rendah maka dia memiliki problem focused coping yang rendah juga. Dalam penelitian ini hubungan antara adversity quotient dengan problem focused coping tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (1,000), pada taraf signifikansi 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara Adversity Quotient dengan Problem Focused Coping.sebanyak 49,7%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Adversity Quotient dengan coping stres artinya semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki individu maka akan semakin mampu mengatasi masalah yang dihadapi, dimana hal ini dalam penggunaan problem focused coping. Oleh karena itu diperlukan coping stres yang cocok bagi setiap individu agar individu tersebut mencapai kesuksesan dengan cepat menyelesaikan masalahnaya. Setiap orang memiliki kemampuan untuk mencapai kesuksesan dan kemampuan untuk mengatasi setiap persoalan dalam hidupnya. Sikap optimis dalam menghadapi masa depan salah satunya dipengaruhi oleh adanya daya juang diri yang disebut Adversity Quotient (AQ). Setip kesulitan yang dihadapi merupakan suatu tantangan setiap tantangan merupakan peluang dan setiap peluang dan setiap peluang harus

60 disambut. Perubahan merupakan bagian dari suatu perjalanan yang harus diterima dengan baik. Selain hasil uji kolerasi, penelitian ini juga menghasilkan beberapa data demografis dari 100 responden, diantaranya sebagai berikut: 1. Berdasarkan jenis kelamin dari 100 orang sampel penelitian terdapat orang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 39 karyawan dan 61 karyawan berjenis kelamin perempuan. 2. Berdasarkan usia dari 100 sampel penelitian terdapat 24 karyawan berusia 20-25 tahun, 39 orang berusia 26-30 tahun, 26 orang berusia 31-35 tahun dan 11 orang berusia 36-40 tahun. 3. Berdasarkan masa kerja dari 100 sampel penelitian terdapat 48 orang memiliki masa kerja 3 Bln 1 tahun, 29 orang memiliki masa kerja 1-3 tahun, 18 orang memiliki masa kerja 3-5 tahun, Kemudian, 5 orang memiliki masa kerja 5-10. Dari hasil analisis problem focused coping ditinjau dari jenis kelamin. Laki-laki lebih tinggi dalam memilih menggunakan problem focused coping dengan jumlah 13 responden dibanding dengan perempuan. Dengan demikian laki-laki lebih memilih menggunakan problem focused coping dari pada perempuan. Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel dibawah ini:

61 Tabel 16 Analisis problem focused coping ditinjau dari jenis kelamin Jenis_kelamin * PFC Crosstabulation Count PFC tinggi cukup rendah Total Jenis_kelamin laiki-laki 13 11 15 39 Perempuan 0 61 0 61 Total 13 72 15 100 Problem focused coping ditinjau dari usia responden adalah sebagai berikut : Tabel 17 Analisis Problem focused coping ditinjau dari usia Usia * PFC Crosstabulation Count PFC tinggi cukup rendah Total Usia 20-25 tahun 13 0 11 24 26-30 tahun 0 35 4 39 31-35 tahun 0 26 0 26 36-40 tahun 0 11 0 11 Total 13 72 15 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang paling tinggi menggunakan strategi Problem focused coping pada usia 20-25 tahun yaitu dengan 13 responden. Dan pada usia 31-40 tahun kategori terendah dalam menggunakan Problem focused coping yaitu sebanyak 0 responden. Dengan demikian responden yang berusia 20-25 tahun lebih cenderung menggunakan Problem focused coping dalam mengatasi stres.

62 Dan dari analisis Problem focused coping ditinjau dari masa kerja dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 18 Analisis Problem focused coping ditinjau dari Masa kerja Masa_kerja * PFC Crosstabulation Count PFC tinggi cukup rendah Total Masa_kerja 3 bulan- 1 tahun 13 20 15 48 1 tahun - 3 tahun 0 29 0 29 3 tahun- 5 tahun 0 18 0 18 5 tahun-10 tahun 0 5 0 5 Total 13 72 15 100 Dari tabal diatas dapat dilihat analisis Problem focused coping dilihat dari masa kerja responden yang memiliki masa kerja 3 bulan sampai 1 tahun lebih banyak menggunakan Problem focused coping dibuktikan dengan 13 reponden yang melakukan Problem focused coping. Dan responden yang memiliki masa kerja 1 tahun 5 tahun lebih jarang menggunakan Problem focused coping dalam menghadapi stres kerja.