BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut jenis desain penelitian yang dilakukan: Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Desain Penelitian Penelitian Jenis dan Metode Unit Analisis Time Horizon Penelitian T-1 Asosiatif Survei Individual Cross Section pelanggan T-2 Asosiatif Survei Individual Cross Section pelanggan T-3 Asosiatif Survei Individual Cross Section pelanggan Sumber: Penulis Keterangan: T-1: Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap kepuasan konsumen PT. High Apparel Indonesia. 28
29 T-2: Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen PT. High Apparel Indonesia. T-3: Untuk menganalisis pengaruh persepsi dan kualitas produk yang paling dominan dalam tingkat kepuasan konsumen PT. High Apparel Indonesia. Berikut penjelasan dari tabel desain penelitian: Berdasarkan penelitian ini, penulis menganalisis pengaruh variabel X 1 dan X 2 terhadap Y, penelitian ini merupakan jenis penelitian Asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey, yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelakari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut. Dan Time Horizon yang digunakan adalah Cross Section yaitu informasi yang dikumpulkan hanya pada saat tertentu. Suatu saat tertentu bukan berarti satu hari saja, melainkan dapat dilakukan dalam beberapa hari bahkan beberapa minggu oleh karena situasi (sugiyono, 2005:11). Relevansi dengan penelitian penulis adalah penulis mengumpulkan informasi tidak pada waktu berdekatan. 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Operasinal variabel terdiri dari dua macam yaitu, variabel independen yang merupakan bentuk variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain, serta variabel dependen yang merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Operasional menggunakan skala tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Berikut operasional variabel dari penelitian:
30 Variabel Konsep Variabel Tabel 3.2 Operasional Variabel Operasional Variabel Indikator Utama Ukuran Skala Pengukuran Persepsi Keterbukaan Menawarkan produk Ordinal Skala Likert (X 1 ) (exposure) sejenis yang lebih baik dibanding kompetitor kepada konsumen Menawarkan produk yang sesuai dengan segman pasar Perhatian Menampilkan iklan/informasi produk secara terus-menerus Menarik perhatian melalui penyajian produk Interpretasi Kejelasan informasi produk disampaikan yang kepada konsumen Memori Merek produk atau nama produk sebaiknya tidak
31 rumit Kelebihan dalam produk yg konsumen memudahkan mengingat akan kegunaan produk. Kualitas Performance Memiliki Ordinal Skala Likert Produk (kinerja) keahlian/kinerja (X 2 ) Peralatan yang canggih Tepat waktu Feature (fitur) Pelayanan yang puas Letak lokasi Teknisi terlatih dan handal Durability (daya tahan) Kualitas mesin harus diperhatikan Memberikan garansi pada produk yang rusak Peralatan mekanik perlu diperhatikan Conformance (kesesuaian) Harga yang sesuai Memberikan pelayanan yang sesuai Design (desain) Kemasan produk yang
32 menarik Kemasan produk yang melindungi produk Adanya kesesuaian antara kemasan dengan produk Kepuasan Kualitas produk Bahan baku yang Ordinal Skala Likert Pelanggan berkualitas (Y) Bahan baku yang tidak membahayakan konsumen Desain produk yang detail Harga Kesesuaian harga terhadap produk yang ditawarkan Keterjangkauan harga Service Quality System, teknologi, dan SDA yang mendukung Sikap dan perilaku pegawai Faktor emosional Kesesuaian harga dan kualitas produk
33 Memberikan pelayanan yang baik Kemudahan Pendistribusian yang mudah Metode pembayaran yang ditawarkan Berikut penjelasan dari ukuran dan skala pengukuran dalam Operasional variabel: Ukuran variabel yang digunakan adalah skala ordinal, yaitu membedakan antara satu kategori dengan kategori lainnya dan juga membedakan urutan. Dalam skala ordinal, operasi matematika tidak dapat digunakan, tetapi dapat menggunakan operasi logika (Sugiyono, 2008:85) Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner yaitu bentuk pertanyaan yang merupakan kombinasi pilihan ganda yang berpedoman pada skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan dan E.A Kuncoro, 2007:20). Bentuk penilaian jawaban kuesioner menggunakan pembobotan dengan lima buah skala. Bobot dan kategori pengukuran atas tanggapan responden diuraikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.3 Skala dan Skor Kategori Pengukuran Data Skala Skor Sangat setuju 5 Setuju 4
34 Netral 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Analisis kuantitatif mencoba mengolah data menjadi informasi dalam bentuk angka. Penggunaan angka memudahkan penginterpretasian hasil secara objektif. Tabel 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tujuan Data Sumber Data Jenis Data T-1 Kuesioner Konsumen Primer Kuantitatif T-2 Kuesioner Konsumen Primer Kuantitatif T-3 Kuesioner Konsumen Primer Kuantitatif Sumber: Penulis 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah, dengan menggunakan: o Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada pemilik PT. High Apparel Indonesia, sebagai informasi dan data tambahan dalam penelitian ini, yaitu pertanyaan mengenai profil perusahaan (company profile).
35 o Kuesioner Penulis melakukan teknik pengumpulan data yang berupa seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis dengan pilihan jawaban yang sudah tersedia bagi responden untuk mendapatkan data primer yang berhubungan dengan persepsi konsumen, kualitas produk, dan kepuasan pelanggan dimana penulis langsung menemui dan menyerahkan lembar kuesioner ini kepada responden yang memenuhi syarat. o Studi literatur atau studi pustaka Studi literatur atau studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi, literatur, jurnal maupun artikel di majalah atau internet yang berhubungan dengan topik penelitian dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan teoritis dan pendapat para ahli yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga dapat digunakan untuk membantu penulis dalam menganalisis data dan mendeskripsikan masalah yang diteliti. 3.5 Teknik Pengambilan Sampel Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004:73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalna karena keterlambatan dana, tenaga, dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling atau sampel acak yang merupakan jenis sampel yang dipilih secara acak. Semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa dipilih menjadi
36 anggota sampel. Dimana penelti hanya mengedarkan kuesioner kepada responden yang merupakan konsumen PT. High Apparel Indonesia. Lebih lanjut, teknik pengambilan sampel ini adalah simple random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. (Riduwan dan kuncoro, 2007:41). Dengan memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam menentukan minimal sampel, rumus yang digunakan menurut Kriyantono (2009:162) adalah: n = N 1 + N (e)² Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = presisi, ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95% 3.6 Teknik Pengolahan Sampel Diketahui jumlah total konsumen adalah 48 konsumen. Sampel yang akan diambil penulis ditentukan dari jumlah populasi. Jumlah populasi konsumen adalah 48 perusahaan yang terdiri dari: - Vendor : 21 rekanan - Konsumen : 27 rekanan
37 Sampel ditentukan dengan rumus menurut Kuncoro E.A. dan Riduwan. n = 48 1 + 48 (0.05)² n = 42.85 dibulatkan menjadi 43 Sampel yang akan diteliti berjumlah 43 konsumen. Jumlah sampel yang akan diteliti berjumlah 43 orang, sehingga persentase sampel adalah sebagai berikut: - Vendor (21/48) x 100% = 43.75% - Konsumen (27/48) x 100% = 56.25% Jadi, jumlah sampel yang akan diteliti adalah: - Vendor 43.75% x 43 orang = 19 orang - Konsumen 56.25% x 43 orang = 24 orang 3.7 Metode Analisis Data Kegiatan yang penting dari keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Analisis diawali dengan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner. Hasil kuesioner akan dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi. Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan software SPPS (Statistical Product and Service Solution) 17.0
38 3.7.1 Uji Validitas Riduwan dan Kuncoro (2007:216), menjelaskan uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi, validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity), dan validitas konstruk. Pada penelitian ini akan dibahas hal yang menyangkut validitas untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu dipergunakan validitas konstruk. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, sebagai berikut: = nσx y (Σx )( Σy ) nσx Σx nσy Σy Keterangan: r = Koefisien Korelasi X = Skor item X Y = Skor item Y n = Jumlah individu dalam sampel Langkah-langkah dalam menguji validitas: 1. Menentukan nilai r table:
39 Dari tabel r, untuk df=n-2. dimana n = jumlah kuesioner yang akan diuji, dengan tingkat signifikan 5% 2. Mencari nilai r hasil: Nilai r hasil untuk tiap item (variabel) dapat dilihat pada kolom CORRECTED ITEM TOTAL CORRELATION 3. Dasar pengambilan keputusan adalah: Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 Jika koefisien korelasi product moment > r tabel Nilai Sig. α. Apabila dalam pengujian terdapat pertanyaan yang tidak valid, maka pertanyaan yang tidak valid tersebut dikeluarkan dan kemudian dilakukan pengujian kembali untuk pertanyaan yang valid saja. 3.7.2 Uji Reliabilitas Keandalan (reliabilitas) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam variabel dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistenti dimana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Sekaran, 2006:40). Pada program SPSS akan dibahas untuk uji yang sering digunakan dalam penelitian
40 yakni metode Alpha (Cronbach s). metode Alpha sangat cocok pada skor berskala (misal 1-4, 1-5). Langkah yang dilakukan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis Ho = Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya H1 = skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya. 2. Menentukan nilai r tabel Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan Cronbach s Alpha, dimana kuesioner dianggap reliabel jika Cronbach s Alpha > 0.6 (Santoso, 2005:251) 3. Mencari r hasil Disini r hasil adalah angka ALPHA (terletak di akhir output) dari tampilan software SPSS. 4. Mengambil Kesimpulan Dasar pengambilan kesimpulan: Jika r ALPHA positif, dan r ALPHA > r tabel, maka butir tersebut Reliabel. Jika r ALPHA tidak positif, dan r ALPHA < r tabel, maka butir tersebut tidak Reliabel. Menurut Triton (2006:248), tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach s diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai 1, apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka urutan kemantapan Alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
41 Tabel 3.5 Tingkat Reliabillitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0.00 0.20 Kurang Reliabel >0.20 0.40 Agak Reliabel >0.40 0.60 Cukup Reliabel >0.60 0.80 Reliabel >0.80 1.00 Sangat Reliabel Sumber: Triton (2006:248) 3.7.3 Analisis Korelasi Analisis korelasi menurut Suliyanto (2005:52), adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat merupakan hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan hubungan sebab akibat. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada satu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun arah yang berlawanan. Hubungan antarvariabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis hubungan berikut: 1. Korelasi Positif Terjadi korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti
42 dengan peningkatan variabel yang lain. Apabila variabel yang satu turun, maka akan diikuti dengan penurunan variabel yang lain. 2. Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain. Apabila variabel yang satu turun, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 3. Korelasi Nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. Akan tetapi, kadang diikuti dengan penurunan variabel yang lain. Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan huruf r. Besarnya koefisien korelasi akan berkisar antara -1 (negatif satu) sampai dengan +1 (positif satu): -1 r +1 Keterangan: + menunjukkan korelasi positif - menunjukkan korelasi negatif 0 menunjukkan tidak adanya korelasi Apabila koefisien korelasi mendekati +1 atau -1, berarti hubungan antar variabel tersebut semakin kuat. Sebaliknya, apabila koefisien korelasi mendekati
43 angka 0, berarti hubungan antar variabel tersebut semakin lemah, Dengan kata lain, besarnya nilai korelasi bersifat absolut, sedangkan tanda + atau - hanya menunjukkan arah hubungannya saja. Besaran nilai r dapat diinterpretasi seperti tabel 3.5 berikut ini: (Triton, 2006:92) Tabel 3.6 Interpretasi Nilai R Hasil Analisis Korelasi Interval Nilai r*) Interpretasi 0,001 0,200 Korelasi sangat lemah 0,201 0,400 Korelasi lemah 0,401 0,600 Korelasi cukup kuat 0,601 0,800 Korelasi kuat 0,801 1,000 Korelasi sangat kuat Sumber: Triton (2006:92) Untuk menganalisis keterkaitan antar variabel, perlu diukur besarnya nilai koefisien korelasi. Untuk mengukur besarnya nilai koefisien korelasi, kita harus menggunakan alat analisis korelasi yang tepat. Beberapa contoh korelasi, yaitu korelasi spearman rank, korelasi biserial, poin biserial, atau korelasi kendall s tau. Untuk data yang berjenis interval dan rasio digunakan alat analisis korelasi product moment (r). = nσx y (Σx )( Σy ) nσx Σx nσy Σy
44 Keterangan: = koefisien korelasi n = jumlah pengamatan Σx = jumlah dari pengamatan nilai X Σy = jumlah dari pengamatan nilai Y 3.7.4 Analisis Regresi Suliyanto (2005:62) berpendapat bahwa analisis regresi merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan. Dengan demikian, analisis regresi sering disebut sebagai analisis prediksi. Karena merupakan prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai riilnya, semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang kita bentuk. Persamaan regresi adalah suatu persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel. Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel dependen disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu variabel yang nilainya belum diketahui. Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu
45 diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoretis atau perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat. Variabel yang nilainya akan mempengaruhi oleh nilai variabel lain disebut dengan variabel bebas, sedangkan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain disebut variabel tergantung (terikat). Persamaan Regresi Sederhana Y = a + Bx Keterangan: Y = variabel terikat X = variabel bebas a = nilai konstanta Koefisien a diperoleh dengan a = Y - bx, dimana Y = ΣY dan X = ΣX b = koefisien regresi Sehingga koefisien regresi adalah: b = ΣXY ΣX.ΣY ΣX (X) 2 Persamaan Regresi Berganda + + Untuk mencari nilai,,. +. + +. + +
46 3.8 Rancangan Uji Hipotesis Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini dibuat berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar 5% = 0,05 Dasar pengambilan keputusan dapat ditentukan dengan: Bila Sig 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak Bila Sig 0,05 maka H1 ditolak, H1 diterima Keterangan: X1 = Persepsi Konsumen X2 = Kualitas Produk Y = Kepuasan Konsumen Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan (T-1) Perumusan masalah: Adakah pengaruh persepsi terhadap kepuasan konsumen pada PT. High Apparel Indonesia? Hipotesis: H 0 : Tidak ada pengaruh persepsi terhadap kepuasan konsumen pada PT. High Apparel Indonesia H 1 : Ada pengaruh persepsi terhadap kepuasan konsumen pada PT. High Apparel Indonesia
47 2. Tujuan (T-2) Perumusan masalah: Adakah pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada PT. High Apparel Indonesia? Hipotesis: H 0 : Tidak ada pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada PT. High Apparel Indonesia H 1 : Ada pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada PT. High Apparel Indonesia 3. Tujuan (T-3) Perumusan masalah: Adakah pengaruh antara persepsi dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada PT. High Apparel Indonesia? Hipotesis: H 0 : Tidak ada pengaruh antara persepsi dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada PT. High Apparel Indonesia H 1 : Ada pengaruh antara persepsi dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada PT. High Apparel Indonesia