PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
RINGKASAN RINRIN KODARIYAH. Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Budaya Berbasis Industri Kerajinan Gerabah di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat. (Dibimbing ole h SITI NURISJAH) Studi ini bertujuan untuk membuat suatu perencanaan lanskap kawasan wisata budaya berbasis industri kerajinan. Diharapkan perencanaan ini dapat meningkatkan kenyamanan, dan kepuasan wisatawan yang selanjutnya dapat berdampak terhadap meningkatnya apresiasi masyarakat dan pelestarian lingkungan pendukungnya yang bersuasana lokal serta kesejahteraan masyarakat. Studi dilakukan di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat. Desa Banyumulek berbatasan dengan Desa Rumak disebelah timur, Sungai Babak disebelah barat dan utara, dan Desa Gapuk disebelah selatan. Luas desa ini adalah 2.43 km 2 atau 11.23 % dari total luas kecamatan. Tapak berjarak 5 km dari ibukota kecamatan, Kediri, dan 12 km dari ibukota kabupaten, Mataram. Studi dibatasi sampai perencanaan lanskap untuk wisata budaya dengan komoditas utama gerabah. Proses perencanaan meliputi persiapan studi, konsep, pengumpulan data, analisis, sintesis, dan perencanaan lanskap kawasan wisata budaya. Data yang diambil berbentuk data primer dan sekunder yang dianalisis secara deskriptif dan spasial. Konsep perencanaan ini adalah menciptakan suatu kawasan wisata budaya berbasis industri kerajinan dengan komoditas utama gerabah. Konsep ini dikembangkan menjadi konsep lanskap ruang, sirkulasi, dan aktivitas. Ruang dikembangkan mengikuti kondisi tapak yang ada, de ngan kreasi fasilitas penunjang untuk kegiatan wisata budaya, tanpa menghilangkan suasana alami yang ada pada tapak sehingga diharapkan kegiatan wisata dan kehidupan masyarakat berjalan bersama. Ruang ini diklasifikasi menjadi dua, yaitu ruang wisata budaya dan non wisata budaya. Ruang wisata budaya terdiri dari tiga subruang, yaitu ; intensif, semi intensif, dan ekstensif. Ruang non-wisata budaya dibagi menjadi empat sub -ruang yaitu; penerimaan, pelayanan, transisi dan kehidupan masyarakat. Jaringan sirkulasi yang dikembangkan pada tapak diklasifikasi menjadi dua, yaitu sirkulasi untuk kegiatan wisata (primer dan sekender) dan masyarakat. Sirkulasi primer merupakan penghubung antar ruang, berupa jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan tradisional cidomo. Sedangkan sirkulasi sekunder merupakan penghubung antar sub ruang, berupa jalan setapak yang berfungsi sebagai jalur tracking. Sirkulasi untuk kegiatan masyarakat diklasifikasi menjadi dua, yaitu sirkulasi primer dan sekunder. Sirkulasi primer berfungsi sebagai sirkulasi produksi, berbentuk memanjang (linear) berupa jalan raya. Sedangkan sirkulasi sekunder merupakan penghubung ruang kehidupan masyarakat berupa jalan setapak. Aktivitas wisata yang akan dikembangkan adalah aktivitas yang sesuai dengan sumber daya yang ada pada tapak, yaitu: wisata budaya, wisata belanja dan wisata alam. Perencanaan lanskap kawasan wisata budaya terdiri dari rencana tata ruang, tata sirkulasi, pengembangan wisata budaya, jenis dan tata letak fasilitas, serta daya dukung wisata. Rencana tata ruang yang akan dibuat terdiri dari dua ruang utama yaitu ruang wisata budaya dan non-wisata budaya Alokasi pembagian
ruang untuk wisata budaya adalah 67 % dan untuk ruang non wisata budaya 33 %. Berdasarkan konsep yang dibuat, jalur sirkulasi yang direncanakan mencakup jalur sikulasi masyarakat dan wisatawan. Jalur sirkulasi kendaraan hanya sampai pada ruang penerimaan, dari ruang penerimaan sampai kawasan inti wisata budaya jenis kendaraan yang disediakan hanya cidomo. Hal ini bertujuan unt uk menjaga kealamian suasana pedesaan dan mendukung kegiatan wisata budaya yang dilakukan. Wisata budaya merupakan bentuk wisata yang akan dikembangkan dengan menjadikan gerabah sebagai objek dan atraksi utamanya. Kegiatan wisata budaya yang akan dikembangkan bersifat aktif dan pasif. Wisata budaya aktif yaitu dimana wisatawan dapat berperan aktif mengikuti proses pembuatan gerabah dari awal sampai akhir, sehingga wisatawan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Wisata budaya pasif, yaitu wisatawan bersifat wisata visual, selain itu wisata yang dilakukan yaitu wisata belanja. Kunjungan wisata direncanakan pada kawasan berbentuk paket wisata, tergantung lamanya waktu yang dapat diikuti wisatawan dengan rangkain kegiatan yang berbeda. Daya dukung kawasan bertujuan untuk menjaga kelestarian kawasan dan memberikan kenyamanan terhadap wisatawan. Diperoleh daya dukung kawasan sebesar 1928 orang/kunjungan, dengan ruang penerimaan, pelayanan dan intensif merupakan ruang yang dapat digunakan secara maksimal.
PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : Rinrin Kodariyah A34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
LEMBAR PENGESAHAN Judul Nama NRP : PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Kediri, Lombok Barat : Rinrin Kodariyah : A34201017 Menyetujui, Pembimbing Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 130 516 290 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, MAgr NIP. 130 422 698 Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP Rinrin Kodariyah dilahirkan di Subang pada tanggal 22 Desember 1982 dari ayah Lili Mochammad Romli dan ibu Anih Suryati. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara. Tahun 1998 penulis menyelesaikan sekolah menengah pertama di SMPN I Kalijati. Pada tahun 2001 lulus dari SMUN I Subang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis mengambil Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi anggota Perhimpunan Peminat Publikasi dan Jurnalistik (P3J) BEM Fakultas Pertanian pada periode tahun 2003. Selain itu penulis pernah menjadi asisten untuk mata kuliah Perencanaan Lanskap pada tahun ajaran 2005/2006, ikut sebagai drafter dan surveyor pekerjaan pertamanan kantor Dinas Pendidikan Nasional, drafter dan pelaksana taman SMUN 3 Depok dan taman kampus IPB Diploma, Cilebende.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmatnya sehingga studi ini berhasil diselesaikan. Tema studi ini adlah wisata budaya dengan judul Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Budaya Berbasis Industri Kerajinan Gerabah di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat. Studi ini dibuat sebagai syarat kelulusan dari Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Sit i Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan, Bapak Sarbini, selaku Kepala Kelurahan Desa Banyumulek dan staf, atas bantuannya selama pengambilan data, orang tua serta keluarga yang telah memberikan doa dan dukungannya, teman-teman lanskap 38, serta semua pihak terkait yang telah membantu hinga selesainya studi ini. Akhirnya penulis berharap semoga hasil studi ini dapat bermanfaat. Bogor, November 2005 Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan dan Manfaat... 2 Kegunaan... 2 Kerangka Pikir Studi... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4 Lanskap Budaya... 4 Kawasan Wisata Budaya... 5 Desa dan Industri Kerajinan... 7 Perencanaan Lanskap Wisata Buda ya... 8 Sejarah Industri Kerajinan Gerabah Desa Banyumulek... 10 KEADAAN UMUM LOKASI... 12 METODOLOGI... 14 Lokasi dan Waktu... 14 Batasan Studi... 14 Alur dan Metode Studi... 14 Persiapan Studi... 14 Pembuatan Konsep... 14 Pengumpulan Data... 14 Analisis... 18 Sintesis... 18 Perencanaan... 18 Bentuk Hasil Studi... 18 KONSEP PERENCANAAN... 20 Konsep... 20 Pengembangan Konsep... 20 Konsep Ruang... 20 Konsep Sirkulasi... 21 Konsep Aktivitas... 23 DATA DAN ANALISIS... 24 Lokasi... 24 Aksesibilitas dan Sistem Transportasi... 26 Tata Guna Lahan, Pola Permukiman dan Arsitektur Rumah... 31 Tata Guna Lahan... 31 Pola Permukiman dan Arsitektur Rumah... 31 Pola Permukiman... 31 x xi xii
Arsitektur Rumah... 35 Kependudukan... 36 Kelas Gender... 36 Kelas Usia... 37 Jenis Pekerjaan... 38 Tingkat Pendidikan... 39 Kegiatan Industri Gerabah... 39 Bahan Baku dan Peralatan... 40 Proses Pembuatan... 41 Pemasaran Produk... 41 Cara Pemasaran... 41 Alat Transportasi... 43 Tenaga Kerja... 44 Kegiatan Kepariwisataan... 45 Objek dan Atraksi... 45 Pelayanan... 46 Informasi dan Promosi... 47 Ruang Wisata Budaya... 48 Jalur Wisata Budaya... 48 Wisatawan... 48 Pendukung Wisata Budaya... 48 Lingkungan Biofisik... 48 Tanah... 48 Topografi... 50 Iklim... 50 Aspek Sosial Masyarakat Lokal... 52 Feature dan View... 52 SINTESIS... 55 PERENCANAAN LANSKAP... 60 Rencana Lanskap Pendukung Kegiatan Wisata Budaya... 60 Rencana Tata Ruang... 60 Ruang Wisata Budaya... 60 Ruang Non Wisata Budaya... 61 Rencana Tata Sirkulasi... 62 Pengembangan Wisata Budaya... 64 Rencana Jenis dan Tata Letak Fasilitas... 64 Rencana Daya Dukung Wisata... 68 KESIMPULAN DAN SARAN... 71 Kesimpulan... 71 Saran... 72 DAFTAR PUSTAKA... 73 LAMPIRAN... 75
DAFTAR TABEL No. Teks Halaman 1. Wilayah dan Arahan Pembangunan... 13 2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan... 18 3. Analisis Daya Dukung dan Standar Penilaian... 19 4. Nama Dusun yang terdapat di Desa Banyumulek... 25 5. Jenis dan Tarif Kendaraan Umum menuju Desa Banyumulek... 28 6. Jenis dan Luas Peruntukan Lahan di Desa Banyumulek... 32 13. Jenis dan Waktu Kegiatan Berhubungan dengan Adat Istiadat dan Keagamaan... 46 14. Jenis Kegiatan Penduduk Lokal dan Wisatawan serta Fasilitas yang Tersedia pada Tapak... 47 15. Jenis dan Sifat Tanah... 49 16. Feature dan View pada Tapak... 53 17. Aspek Data, Permasalahan dan Pemecahan Masalah pada Tapak... 56 18. Jenis Ruang, Fungsi, Aktivitas dan Fasilitas yang Direncanakan... 62 19. Alokasi Penggunaan Lahan dan Daya Dukung... 67