Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Willcocks [24] mendefinisikan outsourcing teknologi informasi sebagai keputusan yang diambil organisasi untuk mengontrakan, menjual sebagian, atau seluruh aset teknologi informasi, manusia dan aktifitas kepada pihak ketiga, yang sebagai gantinya, menyediakan dan mengelola aset dan layanan dengan biaya atau rencana keuangan dalam kurun waktu yang telah disetujui. Outsourcing seringkali menjadi alternatif kebijakan sistem informasi yang bergantung pada sumber daya eksternal. Ada banyak pertimbangan mengapa organisasi memilih melakukan outsourcing. Pertimbangan keuangan dan strategi bisnis seringkali menjadi dua penentu utama keputusan outsourcing. Meskipun begitu bisa terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan tersebut. Willcocks [24] membagi pendekatan outsourcing dibagi menjadi empat: a. Outsourcing Total Outsourcing total melibatkan kerja sama dengan satu suplier/vendor, dengan teknologi informasi sebagai layanan utama/pendukungnya. Tujuannya biasanya untuk mengurangi biaya, atau menghilangkan masalah dalam fungsi teknologi informasi, namun organisasi yang mengajukan outsourcing tetap melakukan kendali strategis. b. Outsourcing Multiple Supplier Outsourcing Multiple Supplier tidak terlalu mementingkan kerjasama. Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan inovasi dan membuat kompetisi dengan antar suplier/vendor, meski kadangkala suplier / vendor akan membentuk sekutu untuk menciptakan penawaran yang lebih baik. Kontrak biasanya berjangka pendek, dan klien mengkoordinasi sebuah portofolio layanan dari berbagai suplier, dengan tujuan memelihara kontrol strategis. 1
2 c. Outsourcing Joint Venture / Strategic Alliance Outsourcing Joint Venture/Strategic Alliance lebih berfokus pada pengembangan pengetahuan baru untuk klien, dan memiliki lebih besar risiko maupun keuntungan. Kadangkala organisasi akan membantu suplier terkait dimana mereka melakukan outsourcing, sehingga memiliki kendali lebih besar dibanding dua jenis outsourcing yang lain. d. Insourcing Insourcing, atau mengadakan layanan teknologi informasi secara internal terjadi saat organisasi menganggap teknologi informasi sebagai inti bisnis mereka, atau organisasi tidak mempercayai supplier/ vendor manapun. Seperti dijelaskan sebelumnya, alasan outsourcing ada bermacam macam. Beberapa framework konseptual yang digunakan dalam menjelaskan praktek dan derajat kesuksesan outsourcing meliputi : a. Core Competencies b. Resource-Based Theory c. Resource-Dependencies d. Transaction Cost Economic (TCE) e. Agency Cost f. Partnerships g. Game Theory Masing masing framework di atas memiliki pertimbangan tersendiri dalam pengambilan keputusan outsourcing. Meski begitu perlu diperhatikan kegunaan dan sasaran dari tiap framework, agar hasil yang didapat sesuai dengan harapan yang diinginkan.
3 Menurut Rachman [18], outsourcing di Indonesia memiliki manfaat tersendiri, antara lain: a. Bagi pemerintah: 1. Mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional. 2. Pembinaan dan pengembangan kegiatan koperasi dan UKM. 3. Mengurangi beban pemerintah kota dalam penyediaan fasilitas umum (transportasi, listrik, air dan pelaksanaan ketertiban umum) b. Bagi masyarakat: 1. Aktivitas industri di daerah akan mendorong kegiatan ekonomi penunjang dilingkungan masyarakat. 2. Mengembangkan infrastruktur sosial masyarakat, budaya kerja, disiplin dan peningkatan kemampuan ekonomi. 3. Mengurangi pengangguran dan mencegah terjadinya urbanisasi. 4. Meningkatkan kemampuan dan budaya berusaha dilingkungan masyarakat. c. Bagi industri: 1. Mengurangi beban keterbatasan lahan untuk pengembangan perusahaan di kawasan industri. 2. Meningkatkan fleksibilitas dalam pengembangan produk baru dan penyesuaian dengan perkembangan teknologi, sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi untuk mengembangkan produk teknologi baru. 3. Produk yang sudah stabil dan penggunaan teknologi lama bisa dikembangkan di perusahaan mitra (outsourcing) 4. Meningkatkan daya saing perusahaan dengan efisiensi penggunaan fasilitas dan teknologi yang berkembang pesat. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu dilakukan studi literatur untuk membantu pertimbangan pengambilan keputusan outsourcing teknologi informasi.
4 I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan framework outsourcing teknologi informasi yang dianjurkan Urquhart[24], maka permasalahan yang dikemukakan adalah bagaimana membuat sebuah usulan model untuk membantu pertimbangan keputusan outsourcing teknologi informasi. I.3 Tujuan Tujuan dari penelitian dan penulisan tesis ini adalah : a. Membandingkan beberapa framework dan teori yang dapat digunakan dalam pertimbangan pengambilan keputusan outsourcing teknologi informasi. b. Mengusulkan sebuah model yang secara umum baik dan bisa diterapkan untuk membantu pertimbangan keputusan outsourcing teknologi informasi. I.4 Batasan Masalah Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan kemampuan, ditetapkan sejumlah batasan sebagai berikut: a. Framework yang diteliti terdiri dari Core Competencies, Resource-Based, Resource-Dependencies, Transaction Cost Economic, Agency Cost, Partnerships, dan Game Theory. b. Pembandingan yang dilakukan adalah faktor yang terdapat pada tiap framework yang diteliti dan teori lainnya, yang dapat membantu perancangan model pertimbangan keputusan outsourcing teknologi informasi. I.5 Kegunaan Hasil Kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Mengenali sifat, fokus dan pertimbangan dari masing - masing framework outsourcing teknologi informasi yang dipelajari.
5 b. Menghasilkan usulan model untuk membantu pertimbangan pengambilan keputusan outsourcing teknologi informasi. I.6 Metodologi Metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Pencarian literatur b. Mempelajari konsep mengenai teknologi informasi khususnya dibidang sumber daya dan outsourcing. c. Menganalisa dan membandingkan framework outsourcing teknologi informasi yang telah ada berdasarkan pertimbangan ruang lingkup, sifat, dan sasarannya. d. Menarik kesimpulan dari hasil analisa, dan mendapatkan prinsip-prinsip mendasar dalam pertimbangan outsourcing teknologi informasi e. Merancang sebuah model pengambilan keputusan dengan fokus pada faktor dan pelaksana dalam pertimbangan tiap tahapan outsourcing teknologi informasi. f. Melakukan survey untuk menguji model yang telah diusulkan sebelumnya. g. Menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk pengembangan model outsourcing teknologi informasi lebih lanjut. I.7 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami tesis ini secara keseluruhan, ditentukan sistematika penulisan sebagai berikut: 1. Bab I (Pendahuluan), berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, kegunaan hasil, metodologi yang digunakan, dan sistematika penulisan.
6 2. Bab II (Tinjauan Pustaka), menjelaskan tentang landasan teori berdasarkan literatur yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tesis, yaitu : Core Competencies, Resource Based Theory, Resource-Dependencies, Transaction Cost Economic, Agency Cost Theory, Partnerships, Game Theory, Analytic Hierarchy Process, manfaat, risiko, sumber daya dan ketatakelolaan teknologi informasi, dan metode penelitian. 3. Bab III (Pemodelan Outsourcing Teknologi Informasi), menganalisa masing masing framework berdasarkan ruang lingkup, sifat, dan sasarannya. sehingga kemudian dapat dilakukan pertimbangan dan perancangan model outsourcing teknologi informasi berdasarkan hasil analisanya. 4. Bab IV (Validasi Model Outsourcing Teknologi Informasi), melakukan analisa data kuisioner dengan sebuah metode penelitian untuk menguji model outsourcing teknologi informasi, sehingga dapat diusulkan perbaikan untuk pengembangan lebih lanjut. 5. Bab V (Kesimpulan dan Saran), memuat rincian kesimpulan pembuatan tesis serta saran untuk kajian lanjutan dari tesis ini.