BAB 8 Konsep Biaya Standar dan Analisa Variance

dokumen-dokumen yang mirip
ACTIVITY BASED COSTING

III. METODE PENELITIAN

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES)

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Klasifikasi Biaya

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya

Sistem Biaya Standar dan Analisa Varian Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

SUATU TINJAUAN BIAYA STANDAR DALAM MENETAPKAN PRODUKSI

Standar Costing PENDAHULUAN

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH)

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II BAHAN RUJUKAN

Biaya statis disiapkan hanya untuk satu level tipe aktivitas

Standard Costing. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

HARGA POKOK TAKSIRAN

1 STANDARD COSTING

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Daftar Isi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel...

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

MODUL 11 SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING)

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

Standard Costing. Harga Pokok Standar. 1

ANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN

Perhitungan Variance Biaya Produksi Proyek No PTC Pada PT Proserv Batam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata kunci : standard cost, kos produksi, analisis selisih (variance). UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

Perhitungan Variance Biaya Produksi Proyek No PTC Pada PT Proserv Batam

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

Tarif Biaya Overhead dan Analisis Variansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

Akuntansi Biaya. FACTORY OVERHEAD COSt Lanjutan. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.

PENERAPAN METODE PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENDUKUNG EFEKTIVITAS BIAYA PRODUKSI

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA

ABSTRACT. Key words : Standard Cost, Cost Production Control. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan

Factory Overhead is generally defined as indirect materials, indirect labor, and all other factory costs that cannot be conveniently identified with

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Manfaat Sistem Biaya Standar. Setiap badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi akan

Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Harga pokok produksi, metode job order costing, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Maher Deakin (1996:6) pengertian akuntansi biaya adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Company that engaged in the industry requires a system that can be useful as a rawmaterial-usage-restrictions,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

SKRIPSI PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA KONSTRUKSI DALAM MENINGKATKAN EFESIENSI KEGIATAN OPERASIONAL PADA PT. MANUNGGAL REZEKI PRATAMA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

3. Menggunakan Konsep Penganggaran Fleksibel Dalam Evaluasi Kinerja

AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA]

ABSTRACT. Keywords : Standard cost, production cost, efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

EVALUASI ATAS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV KUSUMA LOGAM BOYOLALI SKRIPSI OLEH: RATNA TRI KUMALA SARI

ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (DI UKM WINGKO BABAT IBU HJ.WIWIEK) Arena Ratna. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Soal Pilihan Ganda (bobot 30)

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB 8 Konsep Biaya Standar dan Analisa Variance Tujuan 1. Menjelaskan bagaimana perkembangan Biaya standar. 2. Menghitung dan menginterpretasikan varians untuk Direct material 3. Menghitung dan menginterpretasikan varians untuk direct labor 4. Menghitung dan menginterpretasikan varians MFO 5. Menghitung pengaruh terhadap keuangan perusahaan bila tingkat operasi lebih besar atau lebih rendah kapasitas terpasang. 6. Mendiskusikan bagaimana pendekatan management by exception diterapkan untuk menginvestigasi varians biaya standar 7. Menjelaskan mengapa favorable un-favorable varians dan bagaimana mengimprovisasinya. 1. Pendahuluan Pada pembahasan sebelumnya kita telah menggunakan biaya-biaya historis atau biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi. Dengan menganalisa biaya-biaya historis ini kita dapat menilaikan apakah produksi kita efisien. Lazimnya, anallisa it berupa: a) Perbandingan selama waktu yang berbeda-beda Pada analisa ini kita mengumpulkan angka-angka diwaktu-waktu yang lampau ini maka kita dapat menilaikan apakah biaya tersebut secara relatif cukup efisien. b) Perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan membandingkan biaya-biaya perusahaan yang bersangkutan denga biaya perusahaan lain yang sejenis maka dapat juga kita nilaikan effisien relatif perusahaan tersebut. Suatu kelemahan yang utama pada cara pengawasaan diatas, adalah bahasa dasar perbandingan atau patokannya sendiri (Biaya diwaktu yang lampau sedang maupun Biaya dari perusahaan lain sejenis), mungkin bukan suatu patokan yang baik. Mungkin di dalam patokannya sendiri juga terselip pemborosan (waste) dan ineffsiensi. Untuk mendapatkan suatu patokan biaya yang baik,kita harus mengetahui biayabiaya apa yang yang diperlukan dan berapa dari masing-masing biaya ini.oleh karena itu sebelum produksi dimulai,terlebih dahulu masing-masing komponen biaya (Bahan langsung,tenaga langung dan FOH) harus dianalisakan untuk mengetahui beberapa besarnya masing-masing biaya seharusnya.untuk ini diperlukan biaya standar yaitu biaya yang seharusnya dan yang ditetapkan secara ilmiah (scientifically predetermined costs). Biaya standar dapat dijadikan manajemen sebagai : (i) Alat pengawasan karena biaya standar merupakan target yang harus dituju dan sekaligus merupakan patokan yang dapat dipakai untuk mengukur dan menilai biaya sesungguhnya /biaya aktual. (ii) Dengan demikian, maka biaya standar dapat merupakan alat untuk meningkatkan motivasi staf karyawan.

129 (iii) Sebagai alat perencanaan karena penentuan biaya stndar harus didahului dengan analisa dan penelitian yang cermat khusus biaya pabrikasi dapat dianalisa secara detail. Cara yang sebaik-baiknya adalah untuk menggunakan Anggaran (budget) dan biaya standar secara bersama-sama,sehingga terdapat perencanaan dan pengawasan yang baik karena yang dijadikan sebagai dasar untuk rencana dalam hal ini anggaran dan untuk membuat penilaian adalah biaya yang ditentukan secara ilmiah.beda antara anggaran dan standar terletak pada ruang lingkup yang dituju,jika anggaran menyatakan biaya-biaya yang tidak boleh dilampaui sedangkan biaya standar menyatakan dengan positif berapa besar biaya itu seharusnya pada suatu operasi yang efisien 2. Cara-cara Menentukan Biaya Standar Penetapan biaya standar merupakan hasil kerja sama antara beberapa divisi teknik dan pengembangan ( R & D ),engineering, keua ngan dan akuntansi, pembelian. Biaya standar meliputi standar biaya bahan langsung,standar biaya tenaga kerjalangsung dan standar biaya FOH 1) Standar Biaya Bahan langsung Standar biaya bahan langsung terdiri dari standar mengenai kuantitas dan standar harga. Untuk menentukan STANDAR KUANTITAS oleh bagian engineering terlebih dahulu dianalisakan jenis dan kualitas bahan yang disepakati. Selanjutnya dari data diatas ditentukan ukuran, bentuk dan kualitas yang paling ekonomis. Dalam perhitungan ini harus dikalkulasikan juga waste,spoilage, shinkage, penguapan yang tidak dapat dihindarkan,sehingga secara wajar memang harus dimasukan sebagai unsur biaya dalam biaya standar. Dalam menentukan STANDAR HARGA dengan mengambil harga rata-rata masingmasing jenis bahan selama periode tertentu. Harga sering-sering merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable ). Oleh karena itu jika harga sesungguhnya lebih tinggi dari harga standar sehingga terdapat penyimpangan harga (price variance ), maka harus diselidiki apakah disebabkan kesalahan divisi pembelian atau memang disebabkan oleh faktor eksternal terjadi kenaikan harga. 2) Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar biaya tenaga kerja langsung juga terdiri dari standar kuantitas dan standar upah. Untuk menentukan KUANTITAS TENAGA KERJA yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk tertentu diperlukan keahlian khusus.pada tahap awal harus dianalisa proses untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan jumlah tenaga minimal dan waktu yang singkat dan secepat mungkin setelah diperhitungkan waktu untuk istirahat dan kebutuhan pribadi.terakhir tentukan hasil yang dapat dicapai oleh seorang pekerja dengan keahlian dan effort yang normal.untuk STANDAR UPAH juga tidak semuanya dapat dikendalikan oleh manajemen.namun secara teoritis untuk menetapkan standar upah dapat berpedoman pada upah masing pekerjaan periode sebelumnya setelah disesuaikan dengan indek biaya hidup atau tingkat UMR masing-masing daerah dalam periode tertentu.

130 3) Standar Biaya Overhead (Standar FOH) Dalam perusahaan dagang,jasa maupun pabrik biaya overhead terdiri dari biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel. PERTAMA dengan overhead tetap maka pembebanan biaya overhead pada suatu produk atau jasa tergantung pada volume produksi /jasa yang dihasilkan.jika dalam suatu priode tertentu volume produksi/jasa besar maka biaya overhead tetap perunit akan rendah.sebaliknya bila dalam periode tersebut vulume produksi/jasa rendah maka biaya overhead perunti tetapkan tinggi,sehingga akan mengakibatkan biaya perunit perperiode akan berubah tergantung dari besar kecilnya volume. KEDUA Biaya overhead tetap juga akan mempengaruhi Biaya unit produk/jasa bulanan karena jumlah hari dalam satu bulan tidak sama (29 s/d 31 hari). KETIGA ada jenis biaya overhead tidak selalu ada setiap bulan (reparasi besar/turn up) sehingga akan mempengaruhi biaya produksi/jasa bulanan).oleh karena itu maka semua biaya overhead yang menurut taksiran akan terjadi selama selama satu tahun harus dikumpulkan lebih dahulu dan dibagi dengan volume produksi/jasa yang normal. FORMULA STANDAR DAN ANALISIS VARIAN (Adaptasi : James Jiambalvo Managerial Accounting ) COMPREHENSIVE FORMULA STANDARD COST VARIANCE I. Harga Bahan Varians = ( AP SP) AQ p AP = Harga aktual per unit bahan SP = Harga standar per unit bahan AQ = Jumlah aktual barang yang dibeli II. Kuantitas Bahan Varians = (AQ u -SQ) SP AQ = Kuantitas aktual bahan yang digunakan SQ = Kuantitas standar bahan untuk tingkat aktual produksi SP = Harga standar per unit bahan III. Rate Tenaga Kerja Varians = (AH - SH) SR AH = Rate Tenaga Kerja Aktual per jam SH = Rate Tenaga Kerja Standar per jam AH = Jam Kerja Aktual Efisiensi Tenaga Kerja varians = (AH - SH) SR AH = Jam Kerja Aktual SH = Jam Kerja Standar untuk tingkat aktual produksi SR = Rate Tenaga Kerja Standar per jam IV. Overhead Variance Controllable Overhead Variance = Aktual overhead Tingkat anggaran Flexible overhead aktual untuk tingkat diproduksi Overhead Volume Variance = Tingkat anggaran - Overhead diterapkan overhead Flexible Untuk tingkat aktual produksi untuk produksi dengan menggunakan Rate Overhead standar

131 3. PENYIMPANGAN BAHAN (MATERIALVARIANCE) Perbedaan antara standar bahan (Standard material cost) dan biaya aktual (Actual material cost) dapat dibagi ke dalam dua varian bahan (material varians) A. Perbedaan harga bahan (Price material varians) B. Perbedan kuantitas bahan ( material quantity varians) Formula yang digunakan untuk menghitung varian disajikan dalam ilustrasi dibawah ini Biaya Kuantitas Aktual Biaya Bahan Aktual di Harga Standar Bahan Standar (AQp x AP) (AQp x SP ) (SQ x SP) 200,000 ton x Rp 9.90 200,000 ton x Rp10 180,000 ton xrp10 Rp1.980.000 Rp 2,000,000 Rp1.800.000 (AP-SP) AQp (Rp20.000) - baik Harga Varian bahan AQu x SP 181,000 x Rp10 Rp1,810,000 (AQu SQ) SP Rp10,000-tidak baik Kuantitas Varian bahan AQp = Kuantitas Aktual pembelian bahan AP = Harga aktual yang dibayar untuk bahan AQu = Kuantitas Aktual yang digunakan produksi SP = Harga standar bahan SQ = Kuantitas standar bahan untuk level aktual produksi Catatan: Dalam memasukkan harga bahan varian, gunakan Kuantitas aktual pembelian bahan (AQp) dan dalam memasukkan kuantitas varian bahan, gunakan Kuantitas aktual bahan yang digunakan (AQ). SELISIH HARGA BAHAN (Material Price Varians) A. Material Price Variance Material Price Variance adalah s selish antara harga aktual per unit bahan (AP) dengan harga standar per unit bahan (SP), kali dengan kualitas aktual bahan yang dibeli (AQᵖ).Sehingga dapat disaikan dengan Formula: Material Price Variance = (AP- SP) AQᵖ Cara menghitung penyimpangan material pabrikasi IGM dimana perusahaan membeli 200.000 ton bahan dan dibayar dengan harga aktual Rp 9.90 per ton

132 dari harga standar Rp10. Dalam kasus ini, terdapat material Price variance yang menguntungkan sebesar Rp 20.000. Berasal selisih harga bahan (Rp 10-Rp 9.90) dikalikan denagn kuantitas pembeliansebesar 200.000 ton (200.000 ton x Rp 0,10) Material Price Variance = (AP-SP) x Qᵖ = ($9.90-$10.00) 200.000 = ($20.000) Favorable Baik Kesimpulan : Bila Harga Aktual (AP) atau Kuantitas Aktual ( AQu ) lebih besar dari standar maka disebut varian yang tidak menguntungkan atau unfavorable Bila Harga Aktual (AP) atau Kuantita s Aktual ( AQu ) lebih kecil dari standar maka disebut varian yang menguntungkan atau favorable. B. Material Quantity Variance Material Quantity Variance adalah selisih antara kuantitas aktual bahan yang digunakan (AQ ᵘ) dengan standar kuantitas bahan untuk aktual produksi (SQ) dikalikan dengan harga standar bahan (SP). Sehingga dapat disaikan dengan Formula: Material Quantity Variance = (AQᵘ-SQ) x SP Seandainya perusahaan pabrikasi IGM memproduksi 450 unit dari 50-galon drum. Standar kuantitas bahan adalah 400 ton per drum, standar kuantitas bahan yang diperbolehkan untuk 450 unit produksi adalah 180.000 ton (berasal 450 drum x 400 ton, per drum). Dengan harga standar bahan adalah Rp 10 per ton. Jika, bahan aktual yang dipergunakan adalah 181.000 ton maka kuantitas varians bahan adalah Rp10.000 Ini berarti terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan karena kuantitas aktual lebih besar dari kuantitas standar Material Quantity Variance Direct Labor Varians = (AQᵘ-SQ) SP = (181.000-180.000) x Rp 10 = 1.000 ton x Rp 10 = Rp 10.000 Tidak Menguntungkan (unfavorable) Dua jenis penyimpangan tenaga kerja langsung (direct variance), A. Penyimpaangsn tarif upah tenaga kerja langsung (labor rate variance) B. Penyimpaangan efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency variance) SR = tingkat upah standar per jam Formula menghitung semua penyimpangan tersebut disajikan pada ilustrasi 11-2 dan penjelasan dibawah ini.

133 Biaya tenaga kerja Kuantitas aktual pada standar biaya tenaga Aktual standar kerja (AH X AR) (AH X SR) (SH X SR) 1.700 jam x Rp 15,50 1.700 jam x Rp15 1.800 Jam x Rp 15 Rp 26,350 Rp 25,500 Rp 27,000 Rp 850 tidak (Rp 1,500) Menguntungkan menguntungkan (AR - SR) AH (AH - SH) SR PenyimpanganTarif tenaga kerja Penyimpangan efisiensi tenaga kerja AH = jam bekerja AR = tingkat upah per jam SH = jam standar untuk tingkat sebenarnya produksi A. Labor Rate Variance Labor Rate Variance adalah selish antara tarif aktual tenaga kerja (AR) dengan tarif standar (SR) jam aktual, dikalikan dengan jumlah tenaga kerja (AH). Sehingga dapat disaikan dengan Formula: Labor Rate Variance = (AR- SR) AH Bagaimana cara menghitung selisih untuk perusahaan pabrikasi IGM dimana perusahaan denan tarif standar Rp 15 perjam tenaga kerja. Mengacu pada tarif aktual Rp 15,50 perjam tenaga kerja dan 1.700 jumlah jam kerja yang digunakan maka mnghasilkan Rp 850 penyimpangan tarif yang tidak menguntungkan (unfavorable) dengan perhitungan dibawah ini: Labor Rate Variance = (AR-SR) x AH = (Rp 15,50 Rp 15 ) x 1700 = (Rp 0,50 x 1700) = = Rp 850 unfavorable Penyimpangan tidak menguntungkan B. Labor Efficiency Variance Labor Efficiency Variance adalah selisih antara Jumlah jam aktual tenaga kerja (AH) dengan t standar jam (SH) tenaga kerja, dikalikan dengan standar rate tenaga kerja (SR). Sehingga dapat disaikan dengan Formula: Labor Efficiency Variance = (AH - SH) x SR Bagaimana cara menghitung selisih untuk perusahaan pabrikasi IGM dimana perusahaan menggunakan 1700 jam kerja untuk memproduksi 450 unit. Ini berarti membutuhakn 4 jam perunits tarif. Mengacu pada tarif standar Rp 15,00 perjam tenaga kerja dengan standar jumlah jam kerja untuk 450 unit menjadi 1.800 jumlah jam kerja yang digunakan (450 unit x 4 jam perunit maka mnghasilkan Rp 1.500 penyimpangan menguntungkan (favorable) dengan Labor Efficiency Variance = (AH - SH) x SR = (1.700-1.800 jam kerja) x Rp 15 = (100 jam x Rp 15) = Rp 1,500 Favorable Penyimpangan menguntugkan

134 C. OVERHEAD VARIANCES Total variance untuk manufacturing overhead dibedakan antara overhead applied terhadap persedian dengan biaya overhead standar dan aktual. Total overhead variance dapat dipisahkan menjadi: A. Controllable Overhead Variance B. Overhead Volume Variance Formula menghitung Manufacturing Overhead Variance disajikan pada ilustrasi 11-3 dan penjelasan dibawah ini. Biaya Overhead aktual Flexible Budget Overhead Overhead Applied dgn Tarif standar Rp. 23.000 Rp. 15.000 + (Rp. 20 x 450) Rp. 50 x 450 Rp. 24.000 Rp. 22.500 (Rp 1.000) (Rp 1,500) menguntungkan Tidak menguntungkan Controllable Overhead Variance Overhead Volume Variance A. Controllable Overhead Variance Controllable Overhead Variance = Actual Overhead (Flexible budget level Of Overhead For actual level of production) Estimasi workshop IGM Fixed Overhead Rp 15.000. Variabel overhead per-unit Rp 20. Dalam kasus ini Anggaran fleksibel untuk level produksi aktual (450 unit) adalah Rp 24.000 (Rp 15.000 + (Rp 20 x 450). Selama perode ini Biaya Overhead aktual Rp 23.000. Dengan demikian terdapat penyimpangan controllabel overhead yang menguntungkan (favorable) Controllable Overhead Variance = Actual Overhead (Flexible budget level Of Overhead For actual level of production) = Rp 23.000 ( Rp 15.000 + (Rp 20 x 450 unit) = (Rp 1,000) (favorable) B. Overhead Volume Variance Formula Flexible budgeted level (-) Overhead Volume Variance = = Of overhead for actual Level of production = Rp 15.000 + (Rp 20 x 450) - (Rp 24.000 ) Overhead applied to production using standard overhead rate (Rp 50* x 450 ) Overhead Volume Variance = Standar overhead rate --------------------------- (Rp 22.500) = Rp 1.500 Rp 1.500 unfavorable * Dasar perhitungan Rp 50 adalah :

135 Kapasitas Produksi : 500 unit Standar overhead rate Kapasitas produksi applied 450 unit --------------------------- ---------------------------- (i) Fixed manufacturing over head Rp 15.000 (ii) Variable overhead Rp 20/ perunit (iii) Ekspektasi produksi 500 unit maka: Rp 15.000 + (Rp 20 x 500 unit) Standar overhead rate = Rp 25.000 /500 unit = Rp 50 Terdiri dari: Variable cost per unit Rp 20 Fixed cost Rp 15.000/500 = Rp 30 Dasar Perhitungan : (i) Produsi Applied 450 unit (ii) Fixed cost applied Rp 13.500 (iii) Fixed Cost Flexible budget Rp 15.000 ====================== Standard cost applied 450 unit ====================== Variable cost = Rp 9.000 (Rp 20x 450 unit) Fixed Cost = Rp13.500 (Rp 30x 450) = Rp22.500 =================== Flexible budget for 450 unit =================== Variable cost = Rp 9.000 (Rp 20 x 450 unit) Fixed Cost = Rp15.000 = Rp24.000 ====================== (Difference ====================== 0 Rp 1.500 Rp 1.500 Standar overhead rate = Variable cost perunit Fixed cost per-unit = Rp 20,00 = Rp 33,33 (Rp 15.000/450 unit) = Rp 53,33 ILUSTRASI. VIII-1 PT.Indpo Global Mandiri memproduksi Storage kontainer dengan tipe 1000 kubik foot metal storage,harga jual per-unit Rp 25 juta. Dalam menghitung harga pokok PT IGM menggunakan biaya standar.komposisi biaya standar ditetapkan pada awal tahun dan realisasi tahun 2009 adalah:

136 Biaya Standar per-unit: Material (6 Metal sheets x Rp 2.000.000) = Rp 12.000.000 Direct Labor (10 jam x Rp 200.000) = Rp 2.000.000 FOH (Rp. 5000.000 per-unit) = Rp 5.000.000 Total = Rp 19.000.000 Biaya Overhead Pabrik: PT.IGM pada awal tahun 2009 merencanakan produksi dan penjualan 6.000 unit dengan perhitungan biaya FOH per-unit sebagai berikut : FOH Variabel Rp 1.200.000.000 FOH Tetap Rp 6.000.000.000 RP 7.200.000.000 Rencana Produksi 6.000 unit FOH Per-unit Rp.7.200.000.000 / 6000 unit = Rp 1.200.000 Berdasarkan rencana produksi dan penjualan,biaya standar dan informasi lain,maka disusunlah anggaran laba operasi tahun 2009 ( 6000 unit) sbb.: Nilai Jutaan Rupiah Penjualan Rp.150.000 HPP 95.000 Laba Kotor Rp 55.000 Biaya penjualan, umum dan Adm 39.000 Laba operasi Rp 16.000 Selama 2009 PT IGM menerima pesanan khusus yang tidak diperkirakan sebanyak 1.000 unit. sehingga meningkat produksi menjadi 7.000 unit. Dari 7.000 unit sebanyak 6.000 unit dijual dengan harga per-unit Rp 25.000.000 dan 1000 unit dijual dengan harga Rp 20.000.000. per-unit Biaya produksi untuk memproduksi 7.000 units adalah : Nilai Jutaan Rupiah Material dibeli dan digunakan (36.200 metal sheetsxrp 2.100.000) Rp 76.020 Direct Labor (62.000 jamx Rp 210.00) 13.020 FOH Variabel 5.940 FOH Tetap 24.800 Total Biaya Produksi aktual Rp 119.780 Diminta: 1. Hitunglah: a. Material variance (Price dan Quantity variance) b. Labor Variance (Labor rate dan efesiensi variance) c. Controllable overhead variance d. Overhead volume variance 2. Hitunglah pengaruh dari spesial order 1.000 unit

137 Jawab VIII-1 a. Production costs Variance @ Material Price Variance Rumus: (Actual Price - Standard Price) x Actual Quantity (Rp. 2.000.000 - Rp 2.000.000) x 36.200 = 0 @ Material Quantity Variance Rumus: (Actual Quantity- Standard Quantity) x Standard Price (36.200 36.000) x Rp 2.000.000 = Rp 400.000.000 (R) @ Labor Rate variance Rumus: (Standard Rate - Actual Rate) x Actual Hours (Rp 200.000 - Rp 210.000) x 62.000 = Rp 620.000.000 (R) @ Labor Efisiensi variance Rumus: (Actual Hours- Standard Hours) x Standar rate (62.000-60.000) x Rp.200.000 = Rp 400.000.000 (R) @ Controllable Overhead variance Rumus: Actual Overhead Flexibble budget utk Produksi aktual = Rp 30.740.000.000 - (Rp 20.000.000.000+ 6000 unitx Rp 1.000.000) = Rp 30.740.000.000 - Rp 26.000.000.000 =Rp 4.740.000.000 (R) @ Overhead Volume Variance Rumus: Flexibel Budget utk produksi aktual Overhead applied (Rp 20.000.000.000 + 6.000 unit x Rp 1.000.000) - (6.000 unit x Rp 5.000.000) (Rp 26.000.000.000 Rp 30.000.000.000) = Rp 4.000.000.000 ( L) b. Pengaruh spesial order 1000 units Harga jual per- unit Rp 28.000.000 Biaya Varibel standar Material Rp 12.000.000 Labor Rp 2.000.000 Foh Variabel Rp 1.000.000 Rp. 15.000.000 Marjin Kontribusi-per-unit Rp. 13.000.000 Jumlah unit 1.000 unit Incremental Profit (1000 unit x Rp 13.000.000) = Rp 13.000.000.000 Dengan demikian spesial order 1000 unit menciptakan Incremental Profit Rp 13 Milyar

138 LATIHAN Mandiri VIII.1.Teori 1. Biaya standar yaitu biaya yang seharusnya dan yang ditetapkan secara ilmiah (scientificallyn predetermined costs).... B/S 2. Biaya standar kurang dapat dipergunakan manajemen sebagai alat perencanaa karena penentuan biaya standar harus didahului dengan analisa dan penelitian yang cermat khusus biaya pabrikasi kurang dapat dianalisa secara detail... B/S 3. Material Price Variance sering disebut juga spending variance adalah Selisih antara harga yang sesungguhnya dengan harga standar dikalikan kuantitas sesungguhnya (Actual Quantity).... B/S 4. Penyimpangan efesiensi bahan disebut juga penyimpangan kuantitas bahan Yang sesungguhnya dengan kuantitas standar dikalikan standar harga... B/S 5 Rumus untuk mencari Controllable Overhead variance adalah ( Flexible budget utk produksi actual Overhead applied)... B/S 6. Jelaskan kegunaan biaya standar bagi pimpinan perusahaan : a. b. c. d. Problem 8-1 Anak perusahaan Indo Global Mandiri memproduksikan lemari besi yang tahan api. Perusahaan tersebut menggunakan sistem biaya standar dan setiap akhir bulan biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya standar. Penyimpangan antara biaya sesungguhnya dan biaya standar dianalisakan dengan maksud untuk membantu Pengendalian manajemen. Komponen biaya Standar untuk memproduksi satu buah lemari besi adalah sebagai berikut 1. Bahan Langsung (Biaya Standar) 6 lembar plat besi ukuran 14 @ Rp.700.000 2 lembar plat besi ukuran 16 @ Rp.600.000 2. Tenaga Langsung 30 jam tukang potong dan las besi @ 90.000/jam 3. Biaya Overhead (atas dasar jumlah jam langsung) Variable Overhead : 30 jam @ Rp.70.000 Fixed Overhead : 30 jam @ Rp.30.000 Dalam bulan Juni 2010 ternyata telah diselesaikan 600 buah lemari besi. Selanjutnya, pembukuan perusahaan tersebut menunjukkan data sebagai berikut; Pembelian Material - 4000 lembar plat baja ukuran 14 @ Rp.650.000-1500 lembar plat baja ukuran 16 @ Rp. 640.000 Pemakaian Material Selama bulan juni u ntuk produksi telah dikeluarkan dari gudang material : - 3610 lembar plat baja ukuran 14-1180 lembar plat baja ukuran 16

139 Pemakain Jam Kerja Dalam bulan tersebut telah dipakai 19.000 jam tenaga langsung denga upah Rp. 86.000 /jam Beban Biaya Everhead Biaya overhead dalam bulan tersebut adalah Fixed Overhead sebesar Rp. 550.000.000 (Kapasitas normal pabrik tersebut adalah 2280 jam langsung) dan Variable Overhead sebesar Rp 1.375.000.000 Diminta : a. Hitunglah besarnya biaya Standar satu buah lemari besi b. Hitunglah Variance/Penyimpangan a. Material Price variance b. Penyimpangan Efesiensi bahan c. Penyimpangan tingkat upah d. Penyimpangan Efesiensi tenaga kerja c. FOH yang dapat dikendalikan (Controllable Variance) Jawab : a. MATERIALs PRICE VARIANCE Plat biaya ukuran 14 Biaya standard: 4.000 x Rp.700.000 = Rp. 2.800.000.000 Dibeli: 4.000 x Rp. 650.000 = Rp. 2.600.000.000 Penyimpangan yang menguntungkan = RP 200.000.000 Plat baja ukuran 16 Biaya Standard: 1.500 x Rp 600.000 = Rp. 900.000.000 Dibeli: 1.500 x Rp. 640.000 = Rp. 960.000.000 Penyimpangan yang tak menguntungkan = (Rp 60.000.000) Penyimpangan harga bahan bisa di sebabkan karena dua hal yaitu : 1) Pembelian yang efisien atau tidak efisien 2) Selama bulan tersebut ada kenaikan atau penurunan harga. Faktor kedua merupakan faktor eksternal yang jelas dan berada di luar kekuasaan b. Penyimpangan Efisiensi Bahan. Plat baja ukuran 14 Standar kwantitas: 600 x 6 lembar = 3600 lembar. Pemakaian sesungguhya = 3610 lembar. Penyimpangan yang tak menguntungkan: (3600 3610) Rp.700.000 = 10 x Rp.700.000 = ( Rp 7.000.000) (R) Penyimpangan yang tak menguntungkan sebesar Rp.7 juta Disebabkan karena cara bekerja yang tidak efisien harus dan di selidiki sebabsebabnya. Setelah diketahui sebab-sebabnya, maka dilakukan tindakan perbaikan (corrective action). Plat baja ukuran 16 Standar kwantitas 600 x 2 lembar = 1.200 lembar

140 Pemakaian sesungguhnya = 1.180 lembar Penyimpangan yang menguntungkan; (1200 1180) lembar x Rp.600.000 = 20 x Rp.600.000 = Rp.12.000.000 (L) Penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp. 12 juta disebabkan karena pekerjaan telah dilaksanakan dengan efisien. Hal ini juga harus diselidiki sebab-sebabnya dan sedapat mungkin digunakan sebagai contoh untuk pekerjapekerja yang lain. c. Penyimpangan Tingkat Upah Jumlah jam sesungguhnya x standar tingkat upah: 19.000 x Rp. 90.000 = Rp. 1.710.000.000 Jumlah jam sesungguhnya x tingkat upah sesungguhnya: 19.000 x Rp. 86.000 = Rp. 1.634.000.000 Penyimpangan tingkat upah yang menguntungkan: Rp.76.000.000 Penyimpangan ini disebabkan karena tingkat upah sesungguhnya adalah lebih rendah dari tingkat upah yang diperkirakan. Penyimpangan yang menguntungkan ini mungkin adalah jasa Bagian Kepegawaian karena mereka telah pandai dalam melakukan perundingan dengan Serikat Buruh. Tetapi mungkin pula disebabkan semata-mata karena faktor-faktor Nasib Baik. Dengan kata lain penyimpangan tingkat upah adalah sesuatu yang tidak seluruhya controllable. d. Penyimpangan Efisiensi Tenaga Jumlah jam standard x tingkat upah standard: 18.000 x Rp. 90.000 = Rp. 1.620.000.000 Jumlah jam sesungguhnya x tingkat upah standard: 19.000 x Rp. 90.000 = Rp. 1.710.000.000 Penyimpangan yang tak menguntungkan: (Rp 90.000.000) Penyimpangan ini disebabkan karena pemakaian jumlah jam sesungguhnya adalah lebih besar dari jumlah jam yang seharusnya menurut standard. Hal ini disebabkan karena cara bekerja yang tidak efisien dan harus diselidiki sebab-sebabnya untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan. Kini akan dihitung penyimpangan biaya overhead berdasarkan 2 Variance Methode. Menurut cara ini, maka kita akan menghitung Controllable Variance, dipecah menjadi budget variance dan effisiency variance. Volume Variance e. Penyimpangan yang dapat di kendalikan (Controllable Variance) Biaya Overhead menurut jumlah jam standar: Biaya variable: 18000 x Rp.70.000 Rp 1.260.000.000 Biaya Fixed Rp 550.000.000 Rp 1.810.000.000 Biaya Overhead sesungguhnya : Biaya variable: Rp 1.375.000.000 Biaya Fixed Rp 550.000.000 Rp 1.925.000.000 Penyimpangan yang tak menguntungkan : Rp.1.810.000.000 Rp 1.925.000.000 = Rp 115.000.000

141 Karena biaya-biaya ini dapat di kendalikan (controllable), maka ada orang - orang tertentu yang bisa dimintai pertanggungan jawab. f. Spending Variance Biaya Overhead menurut jumlah jam sesungguhnya : Biaya variance 19.000 x Rp. 70.000 = Rp 1.330.000.000 Biaya Fixed Rp 550.000.000 Rp 1.880.000.000 Biaya Overhead sesungguhnya : Biaya variable: Rp 1.375.000.000 Biaya Fixed Rp 550.000.000 Rp 1.925.000.000 Spending variance yang menguntungkan : Rp.1.880.000.000 - Rp. 1.925.000.000 = Rp 45.000.000. Penyimpangan yang menguntungkan ini disebabkan karena baiaya overhead yang sesungguhnya adalah lebih rendah dari biaya overhead menurut standard rate dikalikan dengan jumlah jam yang sesungguhnya. Jadi, kalau kita melihat bahwa jumlah jam yang dipergunakan adalah 19.000 jam, maka biaya overhead sebesar Rp.39.750,- adalah rendah. Namun kita tau bahwa jumlah 9.000 jam sebetulnya terlalu besar sehingga keuntungan diatas kurang riil. Hal ini akan terlihat pada perhitungan di bawah ini. g. Effisiency Variance Biaya Overhead menurut jumlah jam standar: Biaya variable : 18000 x Rp.70.000 = Rp. 1.260.000.000 Biaya Fixed Rp 550.000.000 Rp 1.810.000.000 Biaya Overhead menurut jumlah jam sesungguhnya : Biaya variance 19.000 x Rp. 70.000 = Rp. 1.330.000.000 Biaya Fixed Rp 550.000.000 Rp 1.880.000.000 Effisiency Variance yang tak menguntungkan : Rp. 1.810.000.000 - Rp 1.880.000.000 = Rp 70.000.000 Penyimpangan yang tak menguntungkan ini disebabkan karena jumlah jam sesungguhnya terlalu besar jika dibandingkan dengan jumlah jam yang seharusnya. Dengan kata lain, disini terdapat ineffisiency sebesar 100 jam. h. Volume Variance Biaya Overhead menurut jumlah jam standar: Biaya variable : 18000 x Rp.70.000 = Rp 1.260.000.000 Biaya Fixed Rp 550.000.000 Rp 1.810.000.000 Biaya overhead yang dibebankan menurut biaya standar : 600 x (Rp 19.000-18.000 jam) x (4000) RP 2.400.000.000 Volume variance yang menguntungkan Rp 590.000.000

142 2. Variasi Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead Wansgard Manufacturing memiliki biaya lembar biaya standar sebagi berikut untuk salah satu produknya. Bahan baku langsung (2 kaki @$5) $10 Tenaga kerja langsung (0.5 jam @$10) 5 Overhead tetap (0.5 jam @ $2) 1 Overhead variabel (0.5 jam @54) 2 Biaya unit standar $18 *tarif berdasarkan pada aktivitas yang diperlukan, yaitu 2500 jam. Produksi 6.000 unit Bahan baku langsung (11.750 kaki dibeli dan digunakan) $ 61.100 Tenaga kerja langsung (2.900 jam) 29.580 Overhead tetap 6.000 Ovehead variabel 10.500 Diminta: Hitunglah variansi berikut ini; a. Variansi harga dan penggunaan bahan baku. b. Variansi tarif dan efisiensi tenaga kerja. c. Variansi pengeluaran dan efisiensi overhead variabel. d. Variansi pengeluaran dan volume overhead tetap. Jawaban 1. Variansi bahan baku : Kuantitas Input Aktual pada Harga Aktual a 11.750 X $5,20 = $ 61.100 Kuantitas Input Aktual pada Harga Standar 11.750 x $ 5,00 $ 58.750 Kuantitas Input Standar b pada Harga Standar 12.000 x $5,00 = $60.000 $2.350 U Variansi Harga $1.250 F Variansi Penggunaan a $ 61.100 / 11.750 = $ 5.20 = Harga aktual b 2 x 6.000 = 12.000 = Kuantitas Standar atau dengan menggunakan rumus berikut. MPV = (AP SP) AQ = ($5,20 - $5,00) 11.750 = $ 2.350 U MUV = (AQ SQ) SP = (11.750 12.000) $5,00 = $1.250 F

143 2. Variansi Tenaga Kerja : Jam Aktual pada Tarif Aktual a 2.900 x $10,20 = $29.580 Jam Aktual pada Tarif Standar Jam Standar b pada Tarif Standar 3.000 x $10,00 = $30.000 $580 U Variansi Tarif $1.000 F Variansi Efisiensi a $29.580 / 2.900 = $10.20 = Harga aktual b 0,50 x 6.000 = 3.000 = Jam Standar atau dengan menggunakan rumus berikut: LRP = (AR SR) AH = ($10,20 - $10,00) 2.900 = $580 U LEV = (AH SH) SR = (2.900 3.000) $10,00 = $1.000 F 3. Variansi Overhead Vaiabel Overhead Variabel Aktual (AVOR X AH) $10.500 Tarif Overhead Variabel yang Dilanggarkan (SVOR x AH) $4,00 x 2.900 Ovrhead Variabel yang Dibebankan (SVOR x SH) $4,00 x 3.00 $1.100 F Variansi Pengeluaran $400 F Variansi Efriansi

144 4. Variansi Overhead Tetap Overhead Tetap Aktual $6.000 Overhead Tetap yang Dianggrakan $2.00 x 2.500 Overhead Tetap yang Dibebankan $2,00 x 3.000 $1.000 U Variansi Pengeluaran $1.000 F Variansi Volume