PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA Marhakim *) ABSTRAK Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan, baik pada organisasi bisnis (profit oriented) maupun organisasi nirlaba (non-profit oriented) adalah dengan membandingkan realisasi dengan anggaran (budget) atau antara aktual dengan anggaran. Dengan melakukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.pada akuntansi manajemen (management accounting) penyimpangan yang dimaksud dikenal dengan istilah selisih (variance).analisis terhadap selisih anggaran dengan realisasi atau antara rencana dan aktual disebut dengan analisis selisih (variance analysis).dengan melakukan analisisselisih, pihak yang berkepentingan terhadap organisasi dapat menilai kinerja (performance) para manajer unit dan melakukan penafsiran/interpretasi (interpreting) terhadap hasil analisis. Kata Kunci: Management Accounting, Budget, Variance, Variance Analysis, Favorable, Unfavorable, Performance, Interpreting, Revenue Center, Cost Center, PENDAHULUAN Salah satu tugas dan tanggung jawab Manajer suatu organisasi adalah membuat rencana anggaran untuk satu periode (biasanya 1 tahun) ke depan. Rencana anggaran tersebut semestinya disusun secara logis, realistis dan masuk akal dengan melibatkan seluruh program kerja unit-unit organisasi, sehingga anggaran tersebut bisa digunakan sebagai pedoman kerja bagi suatu organisasi. Penyusunan anggaran yang tidak realistis dan tidak melibatkan program kerja seluruh unit-unit organisasi yang ada, besar kemungkinan anggaran tersebut hanya sekedar pemenuhan kewajiban saja, namun tidak digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan atau program kerja untuk mewujukan tujuan organisasi. Anggaran harus dievaluasi, mulai dari proses penyusunan anggaran, penggunaan anggaran, dan evaluasi pada akhir tahun anggaran. Evaluasi anggaran pada proses penyusunan dilakukan dengan menetapkan kebijakan tentang system, prosedur, dan jadwal penyusunan anggaran. Evaluasi penggunaan anggaran dilakukan sepanjang periode untuk menghindari atau mencegah terjadinya penyimpangan anggaran yang signifikan dengan melakukan analisis selisih. Anggaran bukanlah Kitab Suci, anggaran boleh dirubah/ direvisi sesuai prosedur dan penggunaan anggaran wajar bila terjadi selisih dengan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Pada kesempatan ini penulis akan membahas bagaimana melakukan penilaian atau evaluasi terhadap anggaran dengan analisis selisih yang dilakukan bisa dilakukan pada akhir bulan, triwulan, kuartas, semester atau akhir tahun anggaran. PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH Pada artikel ini penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara menghitung selisih/penyimpangan(variance) pada analisis selisih? 2. Bagaimana cara melakukan analisis terhadap selisih serta interpretasi terhadap hasilnya? Untuk lebih fokus dan terarah, maka pembahasan artikel ini dibatasi pada analisis selisih pada pusat pendapatan (revenue center) dan pusat biaya (cost center). Sedangkan untuk pusat laba (profit center) dan pusat investasi (investment center) akan lebih tepat dengan teknis analisis yang lain, seperti analisis Break Event Point (BEP) untuk menganalisis pusat laba dan analisis Return On Investment (ROI) untuk menganalisis pusat investasi. LANDASAN TEORI Pengertian Anggaran Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan (2005) menyatakan, bahwa anggaran merupakan alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek dalam organisasi yang merupakan potongan satu tahun dari rencana strategis, yang penyusunannya melibatkan manajer di semua tingkatan organisasi.

2 Menurut Hongren (2000) didalam buku anggaran yang ditulis oleh Catur Sasongko & Safrida Rumondang Parulian (2013), Budget is the quantitative expression of a proposed plan of action by management for a future time periode and is anaid to the coordination and implementation of plan. Dari difenisi diatas dinyatakan, bahwa anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu periode mendatang yang tertuang secara kuantitatif, dengan tujuan sebagai pedoman kerja bagi manajemen dalam melakukan koordinasi dan penerapannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Bambang Hermanto & Mulyo Agung (2012) mendefenisikan anggaran adalah suatu rencana yang dibuat secara sistematis mencakup seluruh kegiatan usahanya untuk jangka waktu tertentu diwaktu/masa yang akan datang dan dinyatakan dalam satuan uang. Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun (Fauziah Fauzan, 2009) Jenis-jenis Anggaran Pada bukunya yang berjudul Anggaran, Catur Sasongko & Safrida Rumondang Parulian (2013), perusahaan pada umumnya menyusun anggaran induk (master budget) yang terdiri dari dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran Operasional terdiri dari: anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya bahan baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran biaya produksi, anggaran biaya operasi dan anggaran laba-rugi. Anggaran keuangan terdiri dari anggaran kas dan anggaran neraca. Menurut Fauziah Fauzan (2009), anggaran terdiri atas tiga bagian: (1) anggaran operasi, yaitu anggaran yang menunjukkan rencana operasi atau kegiatan tahun yang akan datang; (2) anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perkiraan sumber dan penggunaan kas dalam tahun anggaran; (3) anggaran pengeluaran modal adalah anggaran yang menunjukkan rencana investasi dalam tahun anggaran. Dalam buku Management Control System karangan Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan (2005) disebutkan, bahwa fokus utama dalam penyusunan anggaran adalah menyusun anggaran operasi, penyusunan anggaran yang lengkap juga meliputi anggaran modal, anggaran neraca dan anggaran laporan arus kas. Defenisi Selisih dan Analisis Selisih Menurut Fauziah Fauzan (2009), penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya standar (yang dianggarkan) disebut dengan selisih (variance), selisih tersebut dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2009) menyatakan, bahwa setiap tingkat manajer harus selalu membandingkan antara laporan prestasi kerjanya dengan anggaran yang sudah disepakati. Dengan melakukan perbandingan antara anggaran dengan realisasi akan memberikan informasi selisih atau penyimpangan yang merupakan masalah bagi manajemen untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan dan menghapus penyebab tersebut. Pada analisis penyimpangan akan diperoleh informasi penyimpangan yang menguntungkan (favorable) dan penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable). Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan (2005) menyatakan, bahwa hampir semua perusahaan membuat analisis bulanan atas perbedaan antara pendapatan dan beban aktual dengan yang dianggarkan untuk setiap unit bisnis dan organisasi secara keseluruhan (beberapa perusahaan melakukannya per kuartal).analisis varian yang seksama mengidentifikasikan penyebab dari varian dan unit organisasi yang bertanggungjawab untuk itu sampai ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Dalam sistem pengendalian manajemen, standar formal yang digunakan dalam evaluasi laporan atas aktivitas aktual terdiri atas tiga jenis: (1) standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya; (2) standar historis; (3) standar eksternal.

3 PUSAT TANGGUNG JAWAB Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan (2005) menyebutkan Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan. (pusat tanggung jawab terkecil adalah seksiseksi). Pada pusat pendapatan output/pendapatan diukur dalam unit moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkannya dengan input/beban (jika output dikaitkan dengan input, maka unit tersebut dinamakan dengan pusat laba). Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara moneter, namun outputnya tidak. Pada buku yang sama Fauziah Fauzan (2009) dijelaskan, Pusat biaya (expense/cost center) adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan masukannya atau berdasarkan besarnya biaya yang dikonsumsi. Pusat Pendapatan (revenue center) adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan keluaran yang dihasilkan. PEMBAHASAN Sesuai dengan landasan teori yang telah diuraikan diatas, selanjutnya akan dibahas bagaimana cara menghitung selisih, apakah selisih tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan, apa yang menyebabkan terjadinya selisih dan bagaimana interpretasi terhadap selisih pada masing-masing pusat pertanggungjawaban. 1. MENGHITUNG SELISIH/PENYIMPANGAN Untuk melakukan perhitungan terhadap selisih/penyimpangan antara aktual/realisasi dengan anggaran, disarankan untuk menggunakan kertas kerja. Penggunaan kertas kerja dengan tujuan untuk memudahkan kita menghitung, menyajikan dan menganalisis penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Bentuk kolom kertas kerja yang digunakan tidak baku dan tidak ada aturan yang standar, setidaknya terdiri dari kolom: (1).Nomor, (2).Nama Pos Pendapatan / Biaya,(3).Jumlah Realisasi/Aktual, (4).Jumlah Anggaran, dan (5).Selisih/Variance, dan (6).Keterangan. Data yang digunakan untuk melakukan analisis selisih adalah; (1) data realisasi/aktual pendapatan dan biaya, dan (2) anggaran pendapatan dan biaya yang telah disahkan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung selisih adalah sebagai berikut: a. Siapkan kertas kerja Untuk menghitung selisih, kita terlebih dahulu menyiapkan kertas kerja pada M.S. Excel dengan kolom-kolom seperti yang disebutkan diatas. Dengan menggunakan M.S. Excel kita bisa melakukan perhitungan dengan lebih praktis, baik untuk penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, serta logika-logika lain yang diperlukan. b. Isi kolom-kolom kertas kerja Pengisian kolom pada kertas kerja dengan penjelasan berikut ini: 1) Isi kolom nomor Kolom nomor diisi dengan nomor urut ataupun nomor pos anggaran sesuai dengan sistem penomoran dalam penyusunan anggaran. 2). Isi kolom pos pendapatan dan biaya Masukkan nama-nama pos anggaran sesuai dengan nomor urut atau nomor pos anggaran, sebaiknya dimulai dari pos-pos pendapatan dan dilanjutkan dengan pos-pos biaya. 3). Isi kolom jumlah aktual/realisasi Jumlah aktual dari pendapatan dan biaya dimasukkan pada kolom aktual berdasarkan akumulasi biaya aktual yang terjadi dalam satu periode tertentu, biasanya untuk periode satu bulan, triwulan, satu kuartal, semester atau satu tahun. 4). Isi kolom jumlah anggaran Kolom jumlah anggaran diisi dengan jumlah anggaran masing-masing pos pendapatan dan pos biaya yang bersumber dari master anggaran/ anggaran induk yang sudah disahkan sebelumnya. 5). Hitung dan isi kolom selisih/penyimpangan

4 Selisih/penyimpangan dihitung dengan cara mengurangkan atau membandingkan jumlah aktual dengan jumlah anggaran. Hasil pengurangan antara aktual dan anggaran tersebut ada yang surplus dan minus.selisih surplus atau minus mempunyai makna yang berbeda, tergantung apakah termasuk pos pendapatan atau pos biaya. Pada pos pendapatan selisih surplus menunjukkan tercapainya target pendapatan atau merupakan selisih yang menguntungkan. Selisih minus pada pos pendapatan menunjukkan tidak tercapainya target pendapatan atau merupakan selisih yang tidak menguntungkan. Pada pos biaya, selisih surplus menunjukkan biaya melebihi anggaran atau terjadi inefisiensi atau merupakan selisih yang tidak menguntungkan.selisih minus pada pos biaya menunjukkan terjadinya efisiensi atau merupakan selisih yang menguntungkan. 6). Isi kolom keterangan Pada kolom keterangan ditulis Menguntungkan (M) atau Tidak Menguntungkan (TM) c. Contoh Perhitungan dan Analisis Selisih Sebagai ilustrasi penulis mebyajikan contoh pendapatan dan biaya pada lembaga pendidikan tinggi pada umumnya. ANALISIS SELISIH PENDAPATAN AKTUALDENGAN ANGGARAN BULAN DESEMBER 2015 (dalam juta rupiah) No. Pos Pendapatan Aktual Anggaran Varians M/TM 1. SPP BPP (200) TM 3. SKS (500) TM 4. Pendapatan Lain-lain M Jumlah (600) TM Keterangan Jenis Pendapatan SPP = Sumbangan Pendidikan dan Pembangunan BPP = Biaya Penyelenggaraan Pendidikan SKS = Satuan Kedit Semester TM = Tidak Menguntungkan M = Menguntungkan ANALISIS SELISIH BIAYA AKTUAL DENGAN ANGGARAN BULAN DESEMBER 2015 (dalam juta rupiah) No. Pos Biaya Aktual Anggaran Varians M/TM 1. Biaya Akademik TM 2. Biaya Personil TM 3. Biaya Umum (600) M 4. Biaya Lain-lain (200) M Jumlah (600) M 2. ANALISIS SELISIH SERTA INTERPRETASI TERHADAP HASILNYA Dengan memperhatikan contoh perhitungan pada poin nomor 1 diatas, berikut ini akan dilakukan analisis terhadap contoh selisih. Pembahasan akan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu analisis pos-pos pendapatan dan analisis pos pos biaya. Analisis pos pendapatan merupakan penilaian terhadap manajer pusat pendapatan, sedangkan analisis pos biaya merupakan penilaian terhadap manajer pusat biaya. a. Analisis Pos-pos Pendapatan. 1). Analisis Pendapatan SPP Pendapatan Aktual SPP adalah Rp ,- anggaran pendapatan SPP juga sama Rp ,- sehingga tidak terjadi selisih. Dengan tercapainya target pendapatan SPP merupakan prestasi manajer pusat

5 pendapatan yang perlu mendapat apresiasi, sebab telah berhasil memperoleh pendapatan sebesar 100%. Kondisi seperti ini menerminkan pada periode tersebut kinerja manajer pusat pendapatan yang sangat baik. 2). Analisis Pendapatan BPP Pendapatan aktual BPP adalah Rp ,- anggaran pendapatan BPP adalah Rp ,-. Pada pos ini terjadi selisih minus Rp ,- atau selisih tidak menguntungkan, karena pendapatan BPP tidak mencapai target yang ditetapkan. Jika terjadi selisih yang tidak menguntungkan, maka langkah selanjutnya adalah mencari penyebab mengapa Pendapatan BPP hanya tercapai 90%. Penyebabnya ada dua kemungkinan apakah kesalahan manajer dalam membuat anggaran atau kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan seperti tunggakan, gagal bayar atau alasan lain. Apabila ternyata disebabkan oleh kesalahan dalam menyusun anggaran, maka pada periode berikutnya segera diperbaiki. Dan apabila disebabkan oleh kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan, perlu dicarikan solusi untuk mengantisapasi jangan sampai terjadi berulangulang. Capaian 90% tersebut bisa dikategorikan, bahwa kinerja pusat pendapatan dinilai sedang, namun bisa berbeda tergantung standar yang ditetapkan. 3). Analisis Pendapatan SKS Pendapatan aktual SKS adalah Rp ,- anggaran pendapatan SKS Rp ,-. Pada pos pendapatan SKS terjadi selisih minus atau tidak menguntungkan Rp ,-. Sama halnya dengan pendapatan BPP, Pendapatan SKS juga harus diteliti mengapa capaiannya hanya 80%. Penyebab yang utama adalah kesalahan dalam penyusunan anggaran karena kesalahan dalam memperhitungkan rencana penerimaan SKS, bisa dari segi jumlah mahasiswa maupun tarif sks. Penyebab lain adalah kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan akibat tunggakan, gagal bayar, atau alasan lainnya. Capaian 80% menunjukkan kinerja pusat pendapatan yang tidak baik, karena jauh dibawah standar. 4). Analisis Pendapatan Lain-lain Pendapatan lain-lain aktual sebesar Rp ,- anggaran pendapatan lain-lain Rp ,-. Pada pos ini terjadi selisih surplus atau menguntungkan sebesar Rp Hal ini merupakan prestasi yang sangat baik dari manajer pusat pendapatan, karena bisa memperoleh pendapatan lain-lain melampaui jumlah yang dianggarkan. Kondisi ini perlu dipertahankan atau ditingkatkan oleh manajer pusat pendapatan. 5). Analisis Total Pendapatan Pendapatan Total aktual adalah Rp ,- anggaran pendapatan total Rp ,-. Pada pos total pendapatan terjadi selisih minus atau selisih tidak menguntungkan Rp ,-. Penyebab yang utama adalah kesalahan dalam penyusunan anggaran pendapatan terutama dalam memperhitungkan rencana penerimaan yang kurang realistis. Penyebab lain adalah kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan akibat tunggakan, gagal bayar, atau alasan lainnya yang mengakibatkan tidak diperolehnya pendapatan tersebut. Secara umum kinerja manajer pusat pendapatan dalam memperoleh pendapatannya adalah 94%. Untuk menilai kinerja pusat pendapatan tinggal membandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika target yang ditetapkan 97%, berarti kinerjanya masih dibawah target dan perlu ditingkatkan. Jika target hanya 90%, berarti kinerja pusat pendapatan telah melampaui target, dan supaya dipertahankan. b. Analisis Pos-pos Biaya. 1). Analisis Biaya Akademik Biaya akademik aktual berjumlah Rp ,- dan anggaran biaya akademik Rp ,- berarti terjadi selisih surplus atau selisih tidak menguntungkan Rp ,-. Untuk selisih yang tidak menguntungkan pada pos biaya harus diteliti di unit kerja mana terjadinya selisih dan apa penyebabnya, sehingga bisa dicarikan solusi dan tidak terjadi lagi pada periode berikutnya. Terjadinya selisih bisa disebabkan oleh kesalahan perhitungan dalam membuat anggaran, karena kenaikan harga beli pada tahun anggaran,

6 atau kesalahan dalam melaksanakan kegiatan. Semuanya akan terjawab dengan meneliti transaksi yang terkait dengan biaya akademik dan kinerja manajer bisa diketahui setelah diketahui penyebab terjadinya selisih. 2). Analisis Biaya Personil Biaya personil aktual berjumlah Rp ,- dan anggaran biaya personil Rp ,- berarti terjadi selisih surplus atau selisih tidak menguntungkan Rp ,-. Untuk selisih yang tidak menguntungkan pada pos biaya harus diteliti di unit kerja mana terjadinya selisih dan apa penyebabnya, sehingga bisa dicarikan solusi dan tidak terjadi lagi pada periode berikutnya. Terjadinya selisih bisa disebabkan oleh kesalahan perhitungan dalam membuat anggaran gaji, karena kenaikan biaya personil pada tahun anggaran, atau kesalahan dalam melaksanakan kegiatan. Kinerja pusat biaya personil akan terjawab dengan meneliti transaksi yang terkait dengan biaya personil.` 3). Analisis Biaya Umum Biaya Umum aktual berjumlah Rp ,- dan anggaran biaya umum Rp ,- berarti terjadi selisih minus atau selisih yang menguntungkan Rp ,-. Untuk selisih yang menguntungkan pada pos biaya sebaiknya juga diteliti mengapa biaya tersebut tersisa, terutama biaya-biaya yang selisihnya besar dikaitkan dengan pencapaian tujuannya. Jika tujuan tercapai disertai dengan penghematan ini merupakan kinerja manajer pusat biaya umum perlu diapresiasi. 4) Analisis Biaya Lain-lain Biaya Lain-lain aktual berjumlah Rp ,- dan anggaran biaya lainlain Rp ,- berarti terjadi selisih minus atau selisih yang menguntungkan Rp ,-. Untuk selisih yang menguntungkan pada pos biaya sebaiknya juga diteliti mengapa biaya tersebut tersisa, terutama biaya-biaya yang selisihnya besar dikaitkan dengan pencapaian tujuannya. Jika tujuan tercapai disertai dengan penghematan ini merupakan kinerja manajer pusat biaya yang baik sekali 5). Analisis Total Biaya Total biaya aktual Rp ,-, total anggaran biaya Rp ,- disini terjadi selisih minus atau selisih yang menguntungkan Rp Kondisi seperti ini menunjukkan, bahwa manajer pusat biaya telah melakukan penghematan biaya atau efisiensi sebesar Rp ,- dengan syarat tujuan tercapai. Jika tujuan tercapai, maka dikatakan Pusat Biaya mempunyai kinerja yang baik. Tetapi belum bisa dikatakan berkinerja baik, apabila ada program kerja yang tidak terlaksana, atau tidak bisa menyerap anggaran. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas, penulis menyimpulkan: 1. Perhitungan selisih dilakukan dengan membandingkan pendapatan dan biaya aktual dengan anggaranya. Perhitungan dengan menggunakan M.S. Excel sangat membantu sekali dalam melakukan perhitungan secara lebih cepat dan lebih praktis. Baik pada pos pedapaan maupun pos biaya keduanya sama-sama berpeluang terjadinya selisih menguntungkan maupun selisih tidak menguntungkan (merugikan). 2. Pada Pusat Pendapatan secara umum terjadi selisih minus atau selisih tidak menguntugkan sebesar Rp ,-. atau sebesar 6% dari jumlah anggaran atau berhasil memperoleh pendapatan sebesar Rp atau sebesar 94% dari jumlah anggaran. Kinerja manajer pusat biaya diukur berdasarkan standar kinerja yang ditetapkan sebelumnya. Hasil analisis akan lebih bermanfaat apabila analisis dilakukan untuk masing-masing pos pendapatan. 3. Pada pusat biaya secara umum terjadi selisih minus atau selisih yang menguntungan sebesar Rp , atau sebesar 6% dari jumlah anggran.

7 Dalam hal ini menunjukkan, bahwa pada periode tersebut manajer pusat biaya telah melakukan penghematan/efisiensi sebesar Rp ,-. Hasil analisis selisih biaya juga akan lebih bermanfaat, apabila analisis biaya dilakukan menurut kelompok biaya atau per jenis biaya. DAFTAR PUSTAKA Bambang Hermanto & Mulyo Agung Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Lentera Ilmu Cendikia, Jakarta Catur Sasongko & Safrida Rumondang Parulian Anggaran. Salemba Empat, Jakarta Darsono Prawironegoro & Ari Purwanti Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Mitra Wacana Media, Jakarta Fauziah Fauzan Cost Accounting 2. Penerbit Dinamika Ilmu, Jakarta Robert N Anthony & Vijay Govindarajan Management Control System. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta Robert N Anthony & Vijay Govindarajan Management Control System. Buku 2. Salemba Empat, Jakarta *) Marhakim, S.Pd., M.M. Dosen Tetap STMIK Bani Saleh - Bekasi marhakim71@yahoo.com

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.

BAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2.1.1 Definisi Anggaran Pengertian Anggaran menurut Rudianto (2009 : hal 3) adalah sebagai berikut : Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA (Anggaran) Disusun Oleh : Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas Dosen : 3ID08 : Sudaryanto, MSC, DR.IR. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN JULITA (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) Surel: julitaumsu@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Perencanaan merupakan satu diantara fungsi-fungsi manajemen, begitu juga dengan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 4.1. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran. 4.2. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran induk. 4.3. Mahasiwa

Lebih terperinci

Perencanaan dan pengendalian Deskripsi Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan

Perencanaan dan pengendalian Deskripsi Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan Perencanaan dan pengendalian Deskripsi Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Sekretariat, penulis ditempatkan di bagian Keuangan dan Program, dalam

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Sekretariat, penulis ditempatkan di bagian Keuangan dan Program, dalam 58 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung di bagian

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Pengendalian manajemen adalah suatu proses dimana manajemen menjamin bahwa organisasi melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Anggaran 2.2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang makin ketat, mengharuskan perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan eksistensinya sesuai

Lebih terperinci

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN Tujuan pembelajaran : 1. Membedakan antara anggaran statis dengan anggaran fleksibel 2. Menghitung dan menggunakan rumus anggaran di dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk

BAB I PENDAHULUAN. penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era krisis moneter banyak sekali perusahaan mengalami penurunan penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk akibat naiknya

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam kegiatan usahanya selalu bertujuan untuk mencari laba. Laba diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Pengertian anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu rencana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

ANALISIS VARIAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PT. NETAMA GAPURA MAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO PUNDI MAS

ANALISIS VARIAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PT. NETAMA GAPURA MAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO PUNDI MAS ANALISIS VARIAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PT. NETAMA GAPURA MAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO PUNDI MAS Cindy Mardoni Efrianto Sari Septiani JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK PALCOMTECH PALEMBANG Abstrak Setiap

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang bisa dijadikan sebagai ukuran keberhasilan atau kemajuan suatu perusahaan. Maka dari itu perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 2, Oktober 2009 : 97 103 PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada Oleh * Supardji dan Yulian Suherlin *Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat yang penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan pemeriksaan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan anggaran sebagai alat pengendalian biaya pada PT Pelindo Husada Citra maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori Pada perusahaan yang sederhana pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan dan dapat mengawasi kegiatan perusahaan seorang diri. Dengan semakin besar dan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci

KUESIONER. Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan

KUESIONER. Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan KUESIONER Petunjuk pengisian: Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan untuk setiap pertanyaan berdasarkan data yang anda miliki. Nama tidak perlu anda jawab jika anda

Lebih terperinci

Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: "Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and

Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and 14 1. Pengertian Anggaran Menurut Mulyadi (2001 : 488) Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang

Lebih terperinci

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal 1 PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN A. Pusat Tanggung Jawab Pusat tanggung jawab merupakan struktur sistem pengendalian dan pemberian tanggung jawab pada sub-unit organisasi yang mencerminkan strategi organisasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Dengan semakin ketatnya persaingan di bidang perindustrian maka penting bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, karena hanya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN 2.1. Anggaran 2.1.1.Definisi Anggaran Pemahaman mengenai konsep anggaran dimulai dari memahami pengertian anggaran. Berikut ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini menyebabkan perusahaan membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar Oleh: Agus Purnomo Dosen Universitas 45 Makassar Abstrak Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN ASPEK ANGGARAN ASPEK DAN MANFAAT ANGGARAN 1. Penentuan tujuan yang akan dicapai 2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif yang mungkin dipilih

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu yang panjang dengan melakukan usaha-usaha yang sesuai dengan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. waktu yang panjang dengan melakukan usaha-usaha yang sesuai dengan keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha untuk mempertahankan keberadaannya dan terus berkembang untuk jangka waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam memajukan negara tersebut, sebab dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi, dapat

Lebih terperinci

BAB 3 : PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

BAB 3 : PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN BAB 3 : PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Disajikan oleh : SUNARYO, SE. C.MM EMAIL : baduttumin@yahoo.com BLOG S:www.naryo1981.wordpress.com PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN PENGERTIAN PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN ADALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beropersasi secara efektif dan efisien agar hasil produksinya mempunyai daya saing

BAB I PENDAHULUAN. beropersasi secara efektif dan efisien agar hasil produksinya mempunyai daya saing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapainya, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai setiap perusahaan sebenarnya sama yaitu ingin mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perusahaan-perusahaan dituntut tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga berusaha memberikan nilai tambah (value added)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. meminjam. Pengertian kredit yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. meminjam. Pengertian kredit yaitu : 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Pinjaman atau kredit terjadi berdasarkan persetujuan pinjam meminjam. Pengertian kredit yaitu :

Lebih terperinci

PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA Definisi Pusat Tanggung Jawab Pusat tanggung jawab merupakan organisasi atau sub-unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan biaya meskipun sudah diperkirakan dengan baik sebelum dianggarkan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan biaya meskipun sudah diperkirakan dengan baik sebelum dianggarkan. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini fenomena yang terjadi dalam perusahaan sangatlah beragam, baik yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun dari luar perusahaan. Sebagai

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penganggaran Perusahaan Dosen : Agus Arijanto,SE,MM Program Studi Manajemen S-1 Pengertian dan Konsep Anggaran Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang

Lebih terperinci

ANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP

ANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP AKUNTANSI MANAJEMEN Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis ANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA PEMBANGUNAN PROYEK KONTRUKSI PADA PT TASTIA PERMATA SEJAHTERA DI SAMARINDA

ANALISIS SELISIH BIAYA PEMBANGUNAN PROYEK KONTRUKSI PADA PT TASTIA PERMATA SEJAHTERA DI SAMARINDA ANALISIS SELISIH BIAYA PEMBANGUNAN PROYEK KONTRUKSI PADA PT TASTIA PERMATA SEJAHTERA DI SAMARINDA Donny Rozano Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Indonesia ABSTRACT The problems of this

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BENGKULU

UNIVERSITAS BENGKULU Makalah Penganggaran Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang Di Susun Oleh : Chyntia Aprilia Fevti Farina Firman Setiawan Ginanjar L. Fajar Sulaiman Dosen Pembimbing : Ibu Halimatusyadiah, SE.M.Si.Ak. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan mempunyai banyak kebutuhan pokok yang vital. Salah satu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus memperhatikan dengan baik setiap hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, dimana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. DUNIA SAFTINDO SURABAYA

ANALISIS PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. DUNIA SAFTINDO SURABAYA ANALISIS PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. DUNIA SAFTINDO SURABAYA Loys Forandika Ranti, Siti Rosyafah, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001;310) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional, pengertian kata evaluasi adalah: Evaluasi: penilaian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan aktivitas perusahaan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan, yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan canggihnya teknologi. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri di negara kita dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya industri- industri yang didirikan baik oleh swasta,

Lebih terperinci

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada Pusat Biaya sebagai Alat Penilaian Kinerja Manajer di PT Perkebunan Nusantara IX Oleh : Imam Safi i (12080694001) S1 AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tentang Peranan Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha fashion saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya produk-produk fashion yang inovatif dan berkualitas serta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia sudah menunjukkan kecenderungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia sudah menunjukkan kecenderungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian dunia sudah menunjukkan kecenderungan yang bersifat global dan telah terjadi perubahan-perubahan yang mendasar. Perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI 1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-masing pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Abstract ZURAIDAH Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN MENGANALISA LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Akuntasi 10 32006 DRS.SUHARMADI, AK.MM.M.Si,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Peranan Konsep tentang peranan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (2002:243) adalah : Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan

Lebih terperinci