PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

Oleh : Hissyam I

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai

BAB I. Perencanaan Atap

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG SMA EMPAT LANTAI DENGAN SISTEM PERENCANAAN DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Transkripsi:

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : MUHAMMAD EKO SUSANTO NIM : I 8508060 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 0 i

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : MUHAMMAD EKO SUSANTO NIM : I 8508060 Diperiksa dan disetujui Oleh : Dosen Pembimbing Fajar Sri Handayani, ST, MT NIP. 97509 99903 00 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 0 ii

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : MUHAMMAD EKO SUSANTO NIM : I 8508060 Diperiksa dan disetujui Oleh : Dosen Pembimbing Fajar Sri Handayani, ST, MT NIP. 97509 99903 00 Dipertahankan didepan tim penguji:. FAJAR SRI HANDAYANI, ST, MT :... NIP. 97509 99903 00. Ir. BUDI LAKSITO :... NIP. 950908 98003 00 3. Ir. DELAN SOEHARTO, MT :... NIP. 9480 9870 00 Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Disahkan, Ketua Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNS Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP. 959083 9860 00 ACHMAD BASUKI, ST, MT NIP. 97090 9970 00 Mengetahui, a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS KUSNO ADI SAMBOWO, ST, Ph.D NIP. 96906 commit to 99503 user 00 iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... HALAMAN PENGESAHAN.... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... LEMBAR KOMUNIKASI DAN PEMANTAUAN... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... Hal i ii iv vi ix x xvii xx xxii BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang.... Maksud dan Tujuan.....3 Kriteria Perencanaan....4 Peraturan Peraturan Yang Berlaku... 3 BAB DASAR TEORI. Dasar Perencanaan... 4.. Jenis Pembebanan 4.. Sistem Bekerjanya Beban 7..3 Provisi Keamanan... 7. Perencanaan Atap... 9.3 Perencanaan Tangga....4 Perencanaan Plat Lantai....5 Perencanaan Balok Anak... 3.6 Perencanaan Portal (Balok, Kolom)... 4.7 Perencanaan Pondasi... 5 x

BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3. Rencana Atap... 7 3. Dasar Perencanaan... 8 3.3 Perencanaan Gording... 9 3.3. Perencanaan Pembebanan... 9 3.3. Perhitungan Pembebanan... 9 3.3.3 Kontrol Terhadap Tegangan... 3.3.4 Kontrol Terhadap Lendutan... 3 3.4 Perencanaan Setengah Kuda-kuda... 4 3.4. Perhitungan Panjang Batang... 4 3.4. Perhitungan Luasan... 5 3.4.3 Perhitungan Pembebanan... 7 3.4.4 Perencanaan Profil... 35 3.4.5 Perhitungan Alat Sambung... 37 3.5 Perencanaan Jurai... 40 3.5. Perhitungan Panjang Batang...... 40 3.5. Perhitungan Luasan Jurai... 4 3.5.3 Perhitungan Pembebanan Jurai... 43 3.5.4 Perencanaan Profil Jurai... 5 3.5.5 Perhitungtan Alat Sambung... 53 3.6 Perencanaan Kuda-kuda Trapesium... 56 3.6. Perhitungan Panjang Batang... 56 3.6. Perhitungan Luasan Kuda-kuda Trapesium... 57 3.6.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium... 59 3.6.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium... 66 3.6.5 Perhitungan Alat Sambung... 68 3.7 Perencanaan Kuda-kuda Utama A... 7 3.7. Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama A... 7 3.7. Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama A... 7 3.7.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A... 74 3.7.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A... 8 3.7.5 Perhitungan Alat Sambung commit... to user 84 xi

3.8 Perencanaan Kuda-kuda Utama B... 87 3.8. Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama B... 87 3.8. Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama B... 88 3.8.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B... 90 3.8.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B... 97 3.8.5 Perhitungan Alat Sambung... 99 BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4. Uraian Umum... 0 4. Data Perencanaan Tangga... 0 4.3 Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan... 04 4.3. Perhitungan Tebal Plat Equivalent... 04 4.3. Perhitungan Beban.. 06 4.4 Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes. 06 4.4. Perhitungan Tulangan Tumpuan... 06 4.4. Perhitungan Tulangan Lapangan... 08 4.5 Perencanaan Balok Bordes. 09 4.5. Pembebanan Balok Bordes.... 0 4.5. Perhitungan Tulangan Lentur. 0 4.5. Perhitungan Tulangan Geser. 4.6 Perhitungan Pondasi Tangga. 3 4.6. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi... 4 BAB 5 PLAT LANTAI & PLAT ATAP 5. Perencanaan Plat Lantai... 7 5. Perhitungan Pembebanan Plat Lantai... 8 5.3 Perhitungan Momen... 8 5.4 Penulangan Lapangan Arah x...... 3 5.5 Penulangan Lapangan Arah y...... 4 5.6 Penulangan Tumpuan Arah x...... 5 5.7 Penulangan Tumpuan Arah y...... 6 5.8 Rekapitulasi Tulangan. 7 xii

5.9 Perencanaan Plat Atap 8 5.0 Perhitungan Pembebanan Plat Atap... 9 5. Perhitungan Momen... 9 5. Penulangan Plat Atap...... 3 5.3 Penulangan Lapangan Arah x...... 3 5.4 Penulangan Lapangan Arah y...... 33 5.5 Penulangan Tumpuan Arah x...... 34 5.6 Penulangan Tumpuan Arah y...... 35 5.7 Rekapitulasi Tulangan Plat Atap... 36 5.8 Perencanaan Plat Atap Water tank 36 5.9 Perhitungan Pembebanan Plat Atap Water tank 36 5.0 Perhitungan Momen... 37 5. Penulangan Plat Atap Water tank.... 37 5. Penulangan Lapangan Arah x...... 39 5.3 Penulangan Lapangan Arah y... 40 5.4 Rekapitulasi Tulangan Atap Watertank... 40 BAB 6 PERENCANAAN BALOK ANAK 6. Perencanaan Balok Anak... 4 6.. Perhitungan Lebar Equivalen.. 4 6.. Lebar Equivalen Balok Anak. 4 6. Perencanaan Balok Anak As (B-B )... 43 6.. Perhitungan Pembebanan... 43 6.. Perhitungan Tulangan... 44 6.3 Perencanaan Balok Anak As 3 (B-E)... 47 6.3. Perhitungan Pembebanan... 47 6.3. Perhitungan Tulangan... 48 6.4 Perencanaan Balok Anak As B (-)... 5 6.4. Perhitungan Pembebanan... 5 6.4. Perhitungan Tulangan... 53 xiii

BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7. Perencanaan Portal 58 7.. Dasar Perencanaan..... 59 7.. Perencanaan Pembebanan.. 60 7..3 Perhitungan Luas Equivalen Plat... 6 7. Perhitungan Pembebanan Balok Portal... 6 7.. Perhitungan Pembebanan Balok Portal Melintang... 6 7.. Perhitungan Pembebanan Balok Portal Memanjang... 68 7.3 Penulangan Ring Balk.... 6 7.3. Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk... 77 7.3. Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk... 8 7.4 Penulangan Balok Portal Melintang.. 84 7.3.3 Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal... 84 7.3.4 Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal... 88 7.4 Penulangan Balok Portal Memanjang... 90 7.3.5 Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal... 90 7.3.6 Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal... 95 7.6 Penulangan Kolom.. 97 7.4. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom. 99 7.4. Perhitungan Tulangan Geser Kolom. 00 7.5 Penulangan Sloof.... 0 7.5. Perhitungan Tulangan Lentur Sloof... 0 7.5. Perhitungan Tulangan Geser Sloof... 05 BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8. Data Perencanaan... 08 8. Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi 09 8.. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi... 09 8.. Perhitungan Tulangan Lentur... 0 8..3 Perhitungan Tulangan Geser..... xiv

BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9. Rencana Anggaran Biaya... 3 9. Cara Perhitungan... 3 9.3 Perhitungan Volume Pekerjaan... 4 9.4 Spesifikasi Proyek... 9 9.5 Perhitungan RAB...... 9.5 Rekapitulasi... 4 BAB 0 REKAPITULASI 0. Perencanaan Atap... 5 0.. Setengah Kuda - Kuda..... 6 0.. Jurai... 7 0..3 Kuda Kuda Trapesium..... 8 0..4 Kuda Kuda Utama (A)..... 9 0..5 Kuda Kuda B... 30 0. Perencanaan Tangga... 3 0.. Data Perencanaan... 3 0.. Penulangan Tangga..... 3 0..3 Pondasi Tangga..... 3 0.3 Perencanaan Plat... 3 0.4 Perencanaan Balok Anak... 3 0.5 Perencanaan Portal... 33 0.6 Perencanaan Pondasi... 34 0.7 Perencanaan Anggaran Biaya... 34 BAB KESIMPULAN. Perencanaan Atap... 36. Perencanaan Tangga... 36.3 Perencanaan Plat Lantai... 37.4 Perencanaan Balok Anak... 37 xv

.5 Perencanaan Portal... 38.6 Perencanaan Pondasi... 39 PENUTUP.. xxiii DAFTAR PUSTAKA...... LAMPIRAN...... xxiv xxv xvi

DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 3. Rencana Atap... 7 Gambar 3. Rencana Kuda Kuda... 8 Gambar 3.3 Diagram Gaya Beban Mati... 0 Gambar 3.4 Diagram Gaya Beban Hidup... 0 Gambar 3.5 Diagram Gaya Beban Angin... Gambar 3.6 Rangka Batang Setengah Kuda Kuda... 4 Gambar 3.7 Luasan Atap Setengah Kuda Kuda... 5 Gambar 3.8 Luasan Plafon Setengah Kuda Kuda... 6 Gambar 3.9 Pembebanan Setengah Kuda Kuda Akibat Beban Mati... 8 Gambar 3.0 Pembebanan Setengah Kuda Kuda Akibat Beban Angin. 33 Gambar 3. Rangka Batang Jurai... 40 Gambar 3. Luasan Atap Jurai... 4 Gambar 3.3 Luasan Plafon Jurai... 4 Gambar 3.4 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati... 44 Gambar 3.5 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin... 49 Gambar 3.6 Rangka Batang Kuda Kuda Trapesium... 56 Gambar 3.7 Luasan Atap Kuda Kuda Trapesium... 57 Gambar 3.8 Luasan Plafon Kuda Kuda Trapesium... 58 Gambar 3.9 Pembebanan Kuda - Kuda Trapesium Akibat Beban Mati.. 59 Gambar 3.0 Pembebanan Kuda - Kuda Trapesium Akibat Beban Angin 63 Gambar 3. Rangka Batang Kuda Kuda Utama A... 7 Gambar 3. Luasan Atap Kuda Kuda Utama A... 7 Gambar 3.3 Luasan Plafon Kuda Kuda Utama A... 73 Gambar 3.4 Pembebanan Kuda Kuda Utama Akibat Beban Mati... 75 Gambar 3.5 Pembebanan Kuda Kuda Utama Akibat Beban Angin... 79 Gambar 3.6 Rangka Batang Kuda Kuda Utama B... 87 Gambar 3.7 Luasan Atap Kuda Kuda B... 88 xvii

Gambar 3.8 Luasan Plafon Kuda Kuda B... 89 Gambar 3.9 Pembebanan Kuda Kuda B Akibat Beban Mati... 90 Gambar 3.30 Pembebanan Kuda Kuda B Akibat Beban Angin... 94 Gambar 4. Perencanaan Tangga... 0 Gambar 4. Detail Tangga... 03 Gambar 4.3 Tebal Equivalen... 04 Gambar 4.4 Rencana Tumpuan Tangga... 06 Gambar 4.5 Rencana Balok Bordes... 09 Gambar 4.6 Pondasi Tangga... 3 Gambar 5. Denah Plat Lantai... 7 Gambar 5. Plat Tipe A... 8 Gambar 5.3 Plat Tipe B... 9 Gambar 5.4 Plat Tipe C... 9 Gambar 5.5 Plat Tipe D... 0 Gambar 5.6 Plat Tipe E... 0 Gambar 5.7 Plat Tipe F... Gambar 5.8 Perencanaan Tinggi Efektif... Gambar 5.9 Denah Plat Atap... 8 Gambar 5.0 Plat Tipe A... 9 Gambar 5. Plat Tipe B... 30 Gambar 5. Plat Tipe C... 30 Gambar 5.3 Perencanaan Tinggi Efektif... 3 Gambar 5.4 Denah Plat Atap Water tank... 36 Gambar 5.5 Tipe Plat Atap Water tank... 37 Gambar 5.6 Perencanaan Tinggi Efektif... 38 Gambar 6. Denah Rencana Balok Anak... 4 Gambar 6. Lebar Equivalen Trapesium (Tipe )... 4 Gambar 6.3 Lebar Equivalen Segitiga (Tipe )... 4 Gambar 6.4 Lebar Equivalen Balok Anak As (B B )... 43 Gambar 6.5 Lebar Equivalen Balok Anak As 3 (B E)... 47 Gambar 6.6 Lebar Equivalen Balok Anak As B ( )... 5 Gambar 7. Gambar Denah Portal commit... to user 58 xviii

Gambar 7. Portal Tiga Dimensi... 59 Gambar 7.3 Lebar Equivalen Balok Portal As ( A F )... 6 Gambar 7.4 Lebar Equivalen Balok Portal As C ( )... 6 Gambar 7.5 Pembebanan balok Portal As ( A F)... 6 Gambar 7.6 Pembebanan Balok Portal As ( A F )... 64 Gambar 7.7 Pembebanan Balok Portal As 3 ( A B )... 65 Gambar 7.8 Pembebanan Balok Portal As 4 ( A F )... 66 Gambar 7.9 Pembebanan Balok Portal As 0 ( A E )... 67 Gambar 7.0 Pembebanan Balok Portal As A( 0 )... 68 Gambar 7. Pembebanan Balok Portal As B( 0 )... 69 Gambar 7. Pembebanan Balok Portal As C( )... 70 Gambar 7.3 Pembebanan Balok Portal As D( )... 7 Gambar 7.4 Pembebanan Balok Portal As E( 0 )... 74 Gambar 7.5 Pembebanan Balok Portal As F( 9 )... 76 Gambar 7.6 Bidang momen Ring Balok Lapangan... 77 Gambar 7.7 Bidang momen Ring Balok Tumpuan... 78 Gambar 7.8 Bidang geser Ring Balok Lapangan... 78 Gambar 7.9 Bidang Geser Ring Balok Tumpuan... 79 Gambar 7.0 Bidang momen Balok Melintang Tumpuan dan Lapangan. 84 Gambar 7. Bidang Geser Balok Melintang Tumpuan dan Lapangan... 84 Gambar 7. Bidang momen Balok Memanjang Tumpuan dan Lapangan 90 Gambar 7.3 Bidang Geser Balok Memanjang Lapangan... 9 Gambar 7.4 Bidang Geser Balok Memanjang Tumpuan... 9 Gambar 7.5 Bidang Aksial Kolom... 97 Gambar 7.6 Bidang Momen Kolom... 98 Gambar 7.7 Bidang Geser Kolom... 98 Gambar 7.8 Bidang Momen Sloof... 0 Gambar 7.9 Bidang Geser Sloof... 0 Gambar 8. Perencanaan Pondasi... 08 xix

DAFTAR TABEL Hal Tabel. Koefisien Reduksi Beban Hidup... 6 Tabel. Faktor Pembebanan U... 8 Tabel.3 Faktor Reduksi Kekuatan... 8 Tabel 3. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording... Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Pada Setengah Kuda Kuda... 4 Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda Kuda... 3 Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda Kuda... 34 Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda Kuda... 34 Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda Kuda... 39 Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Jurai... 40 Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Jurai... 48 Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Jurai... 50 Tabel 3.0 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai... 50 Tabel 3. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai... 55 Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda Kuda Trapesium... 56 Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Kuda Kuda Trapesium... 63 Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Kuda Kuda Trapesium... 64 Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda Kuda Trapesium... 65 Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda Kuda Trapesium... 70 Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda Kuda Utama A... 7 Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Kuda Kuda Utama A... 79 Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Kuda Kuda Utama A... 80 Tabel 3.0 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda Kuda Utama A... 8 Tabel 3. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda Kuda Utama A... 86 Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda Kuda B... 87 Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Kuda Kuda B... 94 Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin commit Kuda to user Kuda B... 95 xx

Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda Kuda B... 96 Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda Kuda B... 0 Tabel 5. Perhitungan Plat Lantai... Tabel 5. Penulangan Plat Lantai... 7 Tabel 5.3 Perhitungan Plat Atap... 3 Tabel 6. Perhitungan Lebar Equivalen... 4 Tabel 7. Perhitungan Lebar Equivalen... 6 Tabel 0. Setengah Kuda - Kuda... 6 Tabel 0. Jurai... 7 Tabel 0.3 Kuda Kuda Trapesium... 8 Tabel 0.4 Kuda Kuda Utama A... 9 Tabel 0.5 Kuda Kuda Utama B... 30 xxi

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A = Luas penampang batang baja (cm ) B = Luas penampang (m ) AS = Luas tulangan tekan (mm ) AS = Luas tulangan tarik (mm ) B = Lebar penampang balok (mm) C = Baja Profil Canal D = Diameter tulangan (mm) Def = Tinggi efektif (mm) E = Modulus elastisitas(m) e = Eksentrisitas (m) F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) g = Percepatan grafitasi (m/dt) h = Tinggi total komponen struktur (cm) H = Tebal lapisan tanah (m) I = Momen Inersia (mm ) L = Panjang batang kuda-kuda (m) M = Harga momen (kgm) Mu = Momen berfaktor (kgm) N = Gaya tekan normal (kg) Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja (kg) q = Beban merata (kg/m) q = Tekanan pada pondasi ( kg/m) S = Spasi dari tulangan (mm) Vu = Gaya geser berfaktor (kg) W = Beban Angin (kg) Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm) = Diameter tulangan baja (mm) xxii

= Faktor reduksi untuk beton = Ratio tulangan tarik (As/bd) xxi = Tegangan yang terjadi (kg/cm 3 ) = Faktor penampang xxiii

Tugas Akhir BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Menghadapi masa depan yang semakin modern, kehadiran seorang Ahli Madya Teknik Sipil siap pakai yang menguasai di bidangnya sangat diperlukan. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan, bertujuan untuk menghasilkan Ahli Madya Teknik Sipil yang berkualitas, bertanggung jawab, dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan dan ikut serta mensukseskan pembangunan nasional. Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita akan semakin siap menghadapi tantangannya. Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan struktur gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja.. Maksud Dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Dalam hal ini khususnya teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, BAB Pendahuluan

Tugas Akhir bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Program D3 Jurusan Teknik Sipil memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan : a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. c. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung..3 Kriteria Perencanaan a. Spesifikasi Bangunan ) Fungsi Bangunan : Asrama Mahasiswa ) Luas Bangunan : 936 m 3) Jumlah Lantai : lantai 4) Tinggi Tiap Lantai : 4,00 m 5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja 6) Penutup Atap : Genteng tanah liat 7) Pondasi : Foot Plat b. Spesifikasi Bahan ) Mutu Baja Profil : BJ 37 ) Mutu Beton (f c) : 30 MPa 3) Mutu Baja Tulangan : Polos (fys) : 40 MPa Ulir (fy) : 360 MPa BAB Pendahuluan

Tugas Akhir 3.4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku a. SNI 03-79-00 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung. b. SNI 03-847-00 Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung. c. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 983). d. SNI 03-77-989 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung. BAB Pendahuluan

Tugas Akhir BAB DASAR TEORI.. Dasar Perencanaan... Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, beban angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 983. Beban-beban tersebut adalah :. Beban Mati (q d ) Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung antara lain adalah : a. Bahan Bangunan: ) Beton Bertulang... 400 kg/m 3 ) Pasir (jenuh air)...800 kg/m 3 3) Beton biasa...00 kg/m 3 4) Baja...7850 kg/m 3 5) Pasangan bata merah...700 kg/m 3 b. Komponen Gedung: ) Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari : - semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4mm....... kg/m - kaca dengan tebal 3-4 mm........................... 0 kg/m ) Penutup atap genteng dengan commit reng to dan user usuk............. 50 kg/m Bab Dasar Teori 4

Tugas Akhir 5 3) Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal....................................... 4 kg/m 4) Adukan semen per cm tebal.......................... kg/m. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG 983). Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari: a. Beban atap........................................... 00 kg/m b. Beban tangga dan bordes................................ 300 kg/m c. Beban lantai.......................................... 50 kg/m Peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada Tabel. : Bab Dasar Teori

Tugas Akhir 6 Tabel.. Koefisien Reduksi Beban Hidup Penggunaan Gedung PENDIDIKAN: Sekolahan, Ruang kuliah PERTEMUAN UMUM : Masjid, Gereja, Bioskop, Restoran PENYIMPANAN : Perpustakaan, Ruang Arsip TANGGA : Pendidikan, Kantor Sumber : PPIUG 983 Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,90 0,90 0,80 0,75 3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara(ppiug 983). Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 5 kg/m, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m. Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup: a. Dinding Vertikal ) Di pihak angin................................... + 0,9 ) Di belakang angin................................ - 0,4 b. Atap segitiga dengan sudut kemiringan ) Di pihak angin : < 65........................... 0,0-0,4 65 < < 90...................... + 0,9 ) Di belakang angin, untuk semua................... - 0,4 Bab Dasar Teori

Tugas Akhir 7... Sistem Kerja Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi...3. Provisi Keamanan Dalam pedoman beton SNI 03-847-00, struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi ( ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan, faktor - faktor pembebanan dan reduksi diperlihatkan pada Tabel. dan Tabel.3 seperti berikut : Bab Dasar Teori

Tugas Akhir 8 Tabel.. Faktor Pembebanan U No. Kombinasi Beban Faktor U.. 3. 4. D D, L D, L, W D, W,4 D, D +,6 L, D +,6 L ± 0,8 W 0,9 D +,3 W 5. D, Lr, E,05 ( D + Lr E ) 6. D, E, D ±,0 E Sumber : SNI 03-79-00 Keterangan : D = Beban mati L = Beban hidup Lr = Beban hidup tereduksi E = Beban gempa W = Beban angin Tabel.3. Faktor Reduksi Kekuatan No GAYA. Lentur tanpa beban aksial. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 3. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur Komponen dengan tulangan spiral Komponen lain 4. Geser dan torsi 5. Tumpuan Beton Sumber : SNI 03-847-00 0,80 0,80 0,70 0,65 0,75 0,65 Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Bab Dasar Teori

Tugas Akhir 9 Beberapa persyaratan utama pada Pedoman Beton SNI 03-847-00 adalah sebagai berikut: a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 5 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 5 mm. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a. Untuk pelat dan dinding = 0 mm b. Untuk balok dan kolom = 40 mm c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm.. Perencanaan Atap a. Pembebanan Pada perencanaan atap, beban yang bekerja adalah : Beban mati Beban hidup Beban air b. Asumsi Perletakan Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi. Tumpuan sebelah kanan adalah Rol.. c. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-79-00. e. Perhitungan profil kuda-kuda ) Batang tarik Ag perlu = P mak Fy An perlu = 0,85.Ag An = Ag-dt L = Panjang sambungan dalam arah gaya tarik Bab Dasar Teori

Tugas Akhir 0 x Y Yp U x L Ae = U.An Cek kekuatan nominal : Kondisi leleh Pn 0,9. Ag. Fy Kondisi fraktur Pn 0,75. Ag. Fu Pn P. ( aman ) ) Batang tekan Periksa kelangsingan penampang : b tw c 300 Fy K. l r Fy E Apabila = λc 0,5 ω = 0,5 < λs <, ω,43,6-0,67 λc λs, ω,5. s Pn. Ag. Fcr Ag f y Pu P n. ( aman ) 3) Sambungan Tebal plat sambung ( )= 0,65 d Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6 ijin Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. Tumpuan =,5 ijin Bab Dasar Teori

Tugas Akhir Kekuatan baut P geser =. ¼.. d. geser P desak Jumlah mur-baut n Jarak antar baut =. d. tumpuan P P maks geser Jika,5 d S 3 d S =,5 d Jika,5 d S 7 d S = 5 d.3. Perencanaan Tangga Untuk perhitungan penulangan tangga dipakai kombinasi pembebanan akibat beban mati dan beban hidup yang disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 983) dan SNI 03-847-00 dan analisa struktur mengunakan perhitungan SAP 000. Sedangkan untuk tumpuan diasumsikan sebagai berikut :. Tumpuan bawah adalah Jepit.. Tumpuan tengah adalah Jepit. 3. Tumpuan atas adalah Jepit. Perhitungan untuk penulangan tangga M n M u dimana, m = 0,80 fy 0,85. fc Mn Rn = b.d = m.m.rn fy 0,85. fc b =.. fy max = 0,75. b 600 600 fy Bab Dasar Teori

Tugas Akhir min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As =. b.d.4. Perencanaan Plat Lantai. Pembebanan : a. Beban mati b. Beban hidup : 50 kg/m. Asumsi Perletakan : jepit penuh 3. Analisa struktur menggunakan tabel 3.3. PPIUG 983. 4. Analisa tampang menggunakan SNI 03-847-00. Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut :. Jarak minimum tulangan sengkang 5 mm.. Jarak maksimum tulangan sengkang 40 atau h. Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M n M u dimana, m = 0,80 fy 0,85. fc Rn = Mn b. d = m.m.rn fy b = 0,85. fc. fy. 600 600 fy Bab Dasar Teori

Tugas Akhir 3 max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As =. b.d.5. Perencanaan Balok Anak. Pembebanan. Asumsi Perletakan : jepit jepit 3. Analisa struktur pada perencanaan atap ini menggunakan program SAP 000. 4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-847-00. Perhitungan tulangan lentur : M n M u dimana, m = 0,80 fy 0,85. fc Mn Rn = b.d = m.m.rn fy b = 0,85. fc. fy. 600 600 fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min =,4 f ' y Perhitungan tulangan geser : 0,60 Bab Dasar Teori

Tugas Akhir 4 V c = f ' c. b. d 6 Vc = 0,6. Vc.6. Perencanaan Portal. Pembebanan. Asumsi Perletakan a. Jepit pada kaki portal. b. Bebas pada titik yang lain 3. Analisa struktur pada perencanaan atap ini menggunakan program SAP 000. 4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-847-00. Perhitungan tulangan lentur : M n M u dimana, m = 0,80 fy 0,85. fc Rn = Mn b. d = m.m.rn fy b = 0,85. fc. fy. 600 600 fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = Perhitungan tulangan geser : 0,60,4 f ' y f ' c V c =. b. d 6 Bab Dasar Teori

Tugas Akhir 5 Vc = 0,6. Vc Vc Vu 3 Vc ( perlu tulangan geser ) Vu < Vc < 3 Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) ( Av. fyd. ) Vs ada = s ( pakai Vs perlu ).7. Perencanaan Pondasi. Pembebanan Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup.. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-77-989. Perhitungan kapasitas dukung pondasi (Terzaghi): q ada = A P q u q ijin q ada =,3 c N c + q N q + 0,4 γ B Nγ = q u / SF q ijin......... (aman) Eksentrisitas e M N Agar pondasi tidak mengguling, N BL 6M BL = e L 6 Sedangkan pada perhitungan tulangan lentur Mu = ½. qu. t Bab Dasar Teori

m = 0,85 Tugas Akhir 6 f y M n Rn = b d f' c = m.m.rn fy b = 0,85. fc. fy. 600 600 fy max = 0,75. min =,4 f y b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan Luas Perhitungan tulangan geser : Vu = V c = 0,60 6 A efektif x Vc=0,6 x Vc f ' cxbxd Φ.Vc Vu 3 Φ Vc (perlu tulangan geser) Vu < Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc Vs ada = ( Av. fyd. ) s (pilih tulangan terpasang) (pakai Vs perlu) Bab Dasar Teori

Tugas Akhir BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.. Rencana Atap J SK J KT KT KU KU KU KU KU KU N KU KU KU KU KU KU KT KT J SK J Gambar 3.. Denah Rencana Atap Keterangan : KU = Kuda-kuda utama G = Gording KT = Kuda-kuda trapesium N = Nok SK = Setengah kuda-kuda utama JR = Jurai Bab 3 Perencanaan Atap 7

Tugas Akhir 8 3.. Dasar Perencanaan Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar b. Jarak antar kuda-kuda : 3 m c. Kemiringan atap ( ) : 30 o d. Bahan gording : baja profil lip channels ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( ) f. Bahan penutup atap : genteng g. Alat sambung : baut-mur h. Jarak antar gording :,73 m i. Bentuk atap : limasan j. Mutu baja profil : BJ-37 ijin = 600 kg/cm leleh = 400 kg/cm (SNI 03 79-00) 3 3 4 9 0 7 8 9 0 4 5 6 7 8 5 9 6 3 4 5 6 7 8 Gambar 3.. Rencana kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 9 3.3. Perencanaan Gording 3.3.. Perencanaan Pembebanan Pembebanan berdasarkan PPIUG 983, sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 50 kg/m b. Beban angin = 5 kg/m c. Berat hidup (pekerja) = 00 kg d. Berat penggantung dan plafon = 8 kg/m 3.3.. Perhitungan Pembebanan Kemiringan atap ( ) = 30 Jarak antar gording (s) =,73 m Jarak antar kuda-kuda utama (L) = 3,00 m Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels / kanal kait ( ) 50 75 0 4,5 pada perencanaan kuda- kuda dengan data sebagai berikut : a. Berat gording =,0 kg/m b. Ix = 489 cm 4 c. Iy = 99, cm 4 d. h = 50 mm f. ts = 4,5 mm g. tb = 4,5 mm h. Zx = 65, cm 3 i. Zy =9,8cm 3 e. b = 75 mm Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 0 ) Beban Mati y x q x q q y Gambar 3.3. Diagram Gaya Beban Mati Berat gording =,0 kg/m Berat penutup atap = (,73 50 ) = 86,5 kg/m q = 97,5 kg/m + q x = q sin = 97,5 sin 30 = 48,75 kg/m q y = q cos = 97,5 cos 30 = 84,44 kg/m M x = / 8. q y. L = / 8 84,44 (3,0) = 94,995 kgm M y = / 8. q x. L = / 8 48,75 (3,0) = 54,844 kgm ) Beban Hidup y x P x P P y Gambar 3.4. Diagram Gaya Beban Hidup P diambil sebesar 00 kg. P x = P sin = 00 sin 30 = 50 kg P y = P cos = 00 cos 30 = 86,60 kg M x = / 4. P y. L = / 4 86,60 3 = 64,95 kgm M y = / 4. P x. L = / 4 50 3 = 37,5 kgm Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 3) Beban Angin TEKAN HISAP Gambar 3.5. Diagram Gaya Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (PPIUG 983) Koefisien kemiringan atap ( ) = 30 ) Koefisien angin tekan = (0,0 0,4) = 0, ) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : ) Angin tekan (W ) = koef. Angin tekan beban angin ½ (s +s ) = 0, 5 ½ (,73+,73) = 8,65 kg/m ) Angin hisap (W ) = koef. Angin hisap beban angin ½ (s +s ) = 0,4 5 ½ (,73 +,73) = -7,3 kg/m Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : ) M x (tekan) = / 8. W. L = / 8 8,65 (3,0) = 9,73 kgm ) M x (hisap) = / 8. W. L = / 8-7,3 (3,0) = -9,465 kgm Tabel 3.. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording Beban Beban Beban Angin Kombinasi Momen Mati Hidup Tekan Hisap Minimum Maksimum 94,995 64,95 9,73-9,465 0,9 5,699 M x M y 54,844 37,5 - - 5,83 5,83 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 3.3.3. Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap Tegangan Maksimum M x = 5,699 kgm = 569,9 kgcm M y = 5,83 kgm = 58,3 kgcm σ = M X Zy M Y Zx = 569,9 9,8 58,3 65, = 56, kg/cm < ijin = 600 kg/cm Kontrol terhadap Tegangan Minimum M x = 0,9 kgm = 0,9 kgcm M y = 5,83 kgm = 58,3 kgcm σ = M X Zy M Y Zx = 0,9 9,8 58,3 65, = 078,658 kg/cm < ijin = 600 kg/cm Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 3 Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 50 75 0 4,5 q x = 0,487 kg/cm E =, 0 6 kg/cm q y = 0,844 kg/cm I x = 489 cm 4 P x = 50 kg I y = 99, cm 4 P y = 86,60 kg Zijin 40 L Zijin 40 300,5 cm 4 5.qx.L Z x = 384.E.I y 3 Px.L 48.E.I y 4 5 0,487 (300) = 6 384,.0 99, = 0,38 cm 48 3 50 (300) 6.,.0 99, Z y = 5.q y.l 4 384.E.I x 3 P.L y 48.E.I x 4 5 0,844 (300 ) = 6 384,.0 489 = 0,34 cm 3 86,60 (300 ) 6 48,.0 489 Z = Z x Z y Z = Z ijin ( 0,38) (0,34) 0,4048 cm 0,4048 cm,5 cm aman!!! Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 50 75 0 4,5 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording. Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 4 3.4. Perencanaan Setengah Kuda-Kuda 8 7 6 5 3 4 9 0 3 4 5 Gambar 3.6. Panjang Batang Setengah Kuda- kuda 3.4.. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.. Panjang Batang pada Setengah Kuda-kuda Nomor Batang Panjang Batang (m),500,500 3,500 4,500 5,73 6,73 7,73 8,73 9 0,866 0,73,73,73 3,9 4,598 5 3,000 6 commit 3,464 to user Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 5 3.4.. Perhitungan luasan setengah kuda-kuda f e p g d o h c' n' i' c n i b m j a l k a Gambar 3.7. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Panjang ab = jk = lm =,0 m Panjang bc = ij = mn = no = op =,73 m Panjang ak = bj = ci = 3,000 m Panjang dh Panjang eg Panjang pf =,50 m = 0,750 m = 0,866 m Panjang cc = n o =,46 m Luas abjk = ab ak =,0 3,00 = 6,063 m Luas bcij = bc bj =,73 3,000 = 5,96 m Luas cc i i = ci cc = 3,00,46 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 6 = 3,438 m Luas c dhi = ½ n o (c i + dh) = ½,46 ( 3,00 +,50 ) = 3,008 m Luas degh = ½ op ( eg + dh ) = ½,73 (0,750 +,50) =,598 m Luas efg = ½ pf eg = ½ 0,866 0,750 = 0,35 m f e p g d o h c' n' i' c n i b m j a l k a Gambar 3.8. Luasan Plafon Setengah Kuda-Kuda Panjang ab = jk = lm =,750 m Panjang bc = ij = mn = no = op =,500 m Panjang ak = bj = ci = c i = 3,000 m Panjang dh Panjang eg =,50 m = 0,750 m Panjang pf = cc = 0,750 m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 7 Luas abjk = ab ak =,750 x 3,00 = 5,5 m Luas bcij = bc bj =,500 3,000 = 4,500 m Luas cc i i = ci cc = 3,00 0,75 =,5 m Luas c dhi = ½ n o (c i + dh) = ½ 0,75 (3,00 +,5) =,969 m Luas degh = ½ op ( eg + dh ) = ½,500 (0,750 +,50) =,5 m Luas efg = ½ pf eg = ½ 0,750 0,750 =0,8 m 3.4.3. Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Data pembebanan : Berat gording = kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 8 8 7 6 3 4 5 5 9 0 3 4 Gambar 3.9. Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan abjk berat atap = 6,063 50 = 303,5 kg c) Beban Plafon = luasan abjk berat plafon = 5,5 8 = 94,50 kg d) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 5 ) = ½ (,500+,73 ) =,66 kg e) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,66 = 0,4848 kg f) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,66 = 0,66 kg ) Beban P a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan bcij berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 9 c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (5 + 9 + 0 + 6) = ½ (,73 + 0,866 +,73 +,73 ) = 3,03 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,03 = 0,9093 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,03 = 0,303 kg 3) Beban P3 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,000 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan cc i i berat atap = 3,438 50 = 7,9 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (6 + ) = ½ (,73 +,73) =,73 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,73 = 0,50 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,73 = 0,73 kg 4) Beban P4 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan c dhi berat atap = 3,008 50 = 50,4 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (7 + 3 + ) = ½ (,73 +,9 +,73) =,8775 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,8775 = 0,863 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,8775 = 0,88 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 30 5) Beban P5 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00,500 = 6,50 kg b) Beban Atap = luasan degh berat atap =,598 50 = 9,9 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (7 + 3 + 4 + 8) = ½ (,73 +,598 + 3,00 +,73) = 4,53 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 4,53 =,359 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 4,53 = 0,453 kg 6) Beban P6 a) Beban Atap = luasan efg berat atap = 0,35 50 = 6,5 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (8 + 5) = ½ (,73 + 3,464) =,598 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,598 = 0,7794 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,598 = 0,598 kg 7) Beban P7 a) Beban Plafon = luasan bcij berat plafon = 4,500 8 = 8,00 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 9 + ) = ½ (,50 + 0,866 +,50) =,933 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,933 = 0,5799 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 commit %,933 to user = 0,933 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 3 8) Beban P8 a) Beban Plafon = luasan cc i i berat plafon =,5 8 = 40,5 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 0 + ) = ½ (,50 +,73 +,73) =,48 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,48 = 0,7446 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,48 = 0,48 kg 9) Beban P9 a) Beban Plafon = luasan c dhi berat plafon =,969 8 = 35,44 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 3) = ½ (,73 +,500) =,66 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,66 = 0,4848 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,66 = 0,66 kg 0) Beban P0 a) Beban Plafon = luasan degh berat plafon =,5 8 = 40,50 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (4 + + 3 + 3) = ½ (,50 +,9 +,598 +,50) = 3,9445 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,9445 =,83 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,9445 = 0,395 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 3 ) Beban P a) Beban Plafon = luasan efg berat plafon = 0,8 8 = 5,058 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (5 + 4 + 4) = ½ (3,464 + 3,00 +,50) = 3,98 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,98 =,95 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,98 = 0,398 kg Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Beban Input Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Kudakuda 000 SAP Beban Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P 303,5 33,00,66 0,66 0,4848 94,50 43,9 433 P 59,8 33,00 3,03 0,303 0,9093-97,043 98 P3 7,9 33,00,73 0,73 0,50-07,35 08 P4 50,4 33,00,8775 0,88 0,863-87,49 88 P5 9,9 6,50 4,53 0,453,359-5,743 53 P6 6,5 -,598 0,598 0,7794-9,887 0 P7 - -,933 0,933 0,5799 8,00 83,706 84 P8 - -,48 0,48 0,7446 40,5 43,975 44 P9 - -,66 0,66 0,4848 35,44 37,704 38 P0 - - 3,9445 0,395,83 40,50 46,0 47 P - - 3,98 0,398,95 5,058 0,633 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P = P = P3 = P4 = P5 = P6 = 00 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 33 c. Beban Angin Perhitungan beban angin : 8 7 6 3 4 5 5 9 0 3 4 Gambar 3.0. Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 30) 0,40 = 0, a. W = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 6,063 0, 5 = 30,35 kg b. W = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg c. W3 = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 3,438 0, 5 = 7,9 kg d. W4 = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 3,008 0, 5 = 5,04 kg e. W5 = luasan atap koef. angin tekan beban angin =,598 0, 5 =,99 kg f. W6 = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 0,35 0, 5 =,65 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 34 Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 30,35 6,54 7 5,58 6 W 5,98,499 3,99 3 W3 7,9 4,887 5 8,595 9 W4 5,04 3,05 4 7,5 8 W5,99,49 6,495 7 W6,65,407 0,83 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang setengah kuda-kuda sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda Batang Kombinasi Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) 9.0-9.43-3 - 69. 4 69. - 5-0.09 6 488.6-7 - 94.5 8 94.5-9 5.94-0 - 704.49.53 - -.53 3 0.48-4 - 69.9 5-3.08 6-3.07 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 35 3.4.4. Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 488,6 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 488,6 0,9.400 0,6 cm Kondisi fraktur P maks. = P maks. = An.f u.ae.f u.an.u Pmaks..f. U u 488,6 0,9.3700.0,75 0,95 cm L 73, imin 0,7cm 40 40 Dicoba, menggunakan baja profil 55.55.6 Dari tabel didapat Ag = 6,3 cm i =,66 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,6/ = 0,3 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,95/) +.,47.0,6 = 0,980 cm Digunakan 55.55.6 maka, luas profil 6,3 > 0,980 ( aman ) inersia,66 > 0,7 ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 36 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 704,49 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 55.55.6 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =.6,3 =,6 cm r b t =,66 cm = 6,6 mm = 55 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 55 00 = t 6 40 kl r f y f y λc E = 9,67,90 (73) 6,6 40 3,4 x x0 5 =,5 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6-0,67 c,43,6-0,67.,5 =,7 P n = Ag.f cr = Ag f y =,6 400 = 7609,30 kg,7 Pu P n 704,49 0,85 x7609,30 0,047 <... ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 37 3.4.5. Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 490,F u b = 85 Mpa = 850 kg/cm ) Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diamater lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 704,49 6766,56 0,04 ~ buah baut Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 38 b),5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 490,F u b = 85 Mpa = 850 kg/cm ) Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diamater lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 cm Menggunakan tebal plat 8 mm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 488,6 6766,56 0,07 ~ buah baut Digunakan : buah baut Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 39 Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a) 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm b),5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) 55. 55. 6,7 55. 55. 6,7 3 55. 55. 6,7 4 55. 55. 6,7 5 55. 55. 6,7 6 55. 55. 6,7 7 55. 55. 6,7 8 55. 55. 6,7 9 55. 55. 6,7 0 55. 55. 6,7 55. 55. 6,7 55. 55. 6,7 3 55. 55. 6,7 4 55. 55. 6,7 5 55. 55. 6,7 6 55. 55. 6,7 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 40 3.5. Perencanaan Jurai 8 7 5 6 3 9 0 4 3 4 5 Gambar 3.. Rangka Batang Jurai 3.5.. Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Jurai Nomor Batang Panjang Batang,, 3, 4, 5,9 6,9 7,9 8,9 9 0,866 0,9,73,73 3,739 4,598 5 3,354 6 commit 3,464 to user Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 4 3.5.. Perhitungan Luasan Jurai a a Gambar 3.. Luasan Atap Jurai Panjang a b =,6 m Panjang b c = e f =,9 m Panjang c d = d e = f r =,46 m Panjang eh =,000 m Panjang fi =,5 m Panjang gj = 0,375 m Panjang dk =,500 m Panjang ol =,5 m Panjang qn = 0,375 m Luas abfihe Luas bcgjif Luas cdjg = (½ a b (fi+eh)) = (½.,6 (,5 +,00)) = 6,956 m = (½ b c (fi+gj)) = (½.,9 (,5+0,375)) = 3,437 m = (½ gj c d) = (½ 0,375,46) = 0,43 m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 4 Luas dklots = (½ d e (dk + ol)) = (½.,46 (,500+,5)) = 3,0 m Luas lnqvto = (½ e f (ol+qn)) = (½,9 (,5+0,375)) = 3,437 m Luas nvqr = (½ qn f r) = (½ 0,375,46) = 0,43 m a a Gambar 3.3. Luasan plafon Jurai Panjang a b =,06 m Panjang b c = e f =, m Panjang c d = d e = f r =,06 m Panjang eh Panjang fi Panjang gj Panjang dk Panjang ol Panjang qn =,00 m =,5 m = 0,375 m =,500 m =,5 m = 0,375 m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 43 Luas abfihe = (½ a b (fi+eh)) = (½.,06 (,5 +,00)) = 6,44 m Luas bcgjif = (½ b c (fi+gj)) = (½., (,5+0,375)) = 3,8 m Luas cdjg = (½ gj c d) = (½ 0,375,06) = 0,398 m Luas dklots = (½ d e (dk + ol)) = (½.,06 (,500+,5)) =,785 m Luas lnqvto = (½ e f (ol+qn)) = (½, (,5+0,375)) = 3,8 m Luas nvqr = (½ qn f r) = (½ 0,375,06) = 0,398 m 3.5.3. Perhitungan Pembebanan Jurai Data pembebanan : Berat gording = kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 44 8 7 6 3 4 5 5 9 0 3 4 Gambar 3.4. Pembebanan Jurai akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan abfihe berat atap = 6,956 50 = 347,8 kg c) Beban Plafon = luasan abfihe berat plafon = 6,44 8 = 5,9 kg d) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 5) = ½ (, +,9) =,06 kg e) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,06 = 0,668 kg f) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,06 = 0,06 kg ) Beban P a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00,500 = 6,50 kg b) Beban Atap = luasan bcgjif berat atap = 3,437 commit 50 to = user 7,85 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 45 c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (5 + 9 + 0 + 6) = ½ (,9 + 0,866 +,9 +,9) = 3,87 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,87 =,6 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,87 = 0,387 kg 3) Beban P3 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan cdjg berat atap = 0,43 50 =,5 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (6 + ) = ½ (,9 +,73) =,0 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,0 = 0,6036 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,0 = 0,0 kg 4) Beban P4 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan dklots berat atap = 3,0 50 = 50,5 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (7 + 3 + ) = ½ (,9 +,739 +,73) = 3,38 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,38 =,04 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0% 3,38 = 0,338 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 46 5) Beban P5 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00,5 = 6,5 kg b) Beban Atap = luasan lnqvto berat atap = 3,437 50 = 7,85 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (7 + 3 + 4 + 8) = ½ (,9 +,598 + 3,354 +,9) = 5,67 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 5,67 =,58 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 5,67 = 0,567 kg 6) Beban P6 a) Beban Atap = luasan nvqr berat atap = 0,43 50 =,50 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (8 + 5) = ½ (,9+ 3,464) =,8775 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,8775 = 0,863 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,8775 = 0,87 kg 7) Beban P7 a) Beban Plafon = luasan bcgjif berat atap = 3,8 8 = 57,76 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 9 + ) = ½ (, + 0,866 +, ) =,554 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,554 = 0,766 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 commit %,554 to user = 0,55 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 47 8) Beban P8 a) Beban Plafon = luasan cdjg berat plafon = 0,398 8 = 7,64 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 0 + ) = ½ (,+,9 +,73) = 3,07 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,07 = 0,9 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,07 = 0,307 kg 9) Beban P9 a) BebanPlafon = luasan dklots berat plafon =,785 8 = 50,3 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 3) = ½ (,73 +,) =,97 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,97 = 0,578 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0%,97 = 0,93 kg 0) Beban P0 a) Beban Plafon = luasan lnqvto berat plafon = 3,8 8 = 57,76 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (4 + + 3 + 3) = ½ (,+,739 +,598 +,) = 4,789 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 4,789 =,437 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 commit % 4,789 to user = 0,478 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 48 ) Beban P a) Beban Plafon = luasan nvqr berat plafon = 0,398 8 = 7,64 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (5 + 4 + 4) = ½ (3,464 + 3,354 +,) = 4,47 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 4,47 =,34 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 4,47 = 0,447 kg Tabel 3.8. Rekapitulasi Pembebanan Jurai Input Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah SAP Beban Atap gording Kuda-kuda Bracing Penyambung Plafon Beban 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P 347,8 33,00,06 0,06 0,668 5,9 499,808 500 P 7,85 6,50 3,87 0,387,6-93,768 94 P3,50 33,00,0 0,0 0,6036-57,37 58 P4 50,5 33,00 3,38 0,338,04-88,33 89 P5 7,85 6,50 5,67 0,567,58-95,74 96 P6,50 -,8775 0,87 0,863-5,58 6 P7 - -,554 0,55 0,766 57,76 60,85 6 P8 - - 3,07 0,307 0,9 7,64,465 P9 - -,97 0,93 0,578 50,3 5,88 53 P0 - - 4,789 0,478,437 57,76 63,98 64 P - - 4,47 0,447,34 7,64 3,4 4 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3, P 4,P 5, P 6 = 00 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 49 c. Beban Angin Perhitungan beban angin : 8 7 6 3 4 5 5 9 0 3 4 Gambar 3.5. Pembebanan Jurai akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 ) 0,40 = 0,04 a) W = luasan koef. angin tekan beban angin = 6,956 0,04 5 = 6,956 kg b) W = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,437 0,04 5 = 3,437 kg c) W3 = luasan koef. angin tekan beban angin = 0,43 0,04 5 = 0,43 kg d) W4 = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,0 0,04 5 = 3,0 kg e) W5 = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,437 0,04 5 = 3,437 kg f) W6 = luasan koef. angin tekan beban angin = 0,430 0,04 5 = 0,430 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 50 Tabel 3.9. Perhitungan Beban Angin pada Jurai Wx Untuk Beban Beban W.Cos Input Angin (kg) (kg) SAP000 Wy W.Sin (kg) Untuk Input SAP000 W 6,956 6,449 7,606 3 W 3,437 3,87 4,87 W3 0,43 0,398 0,6 W4 3,0,79 3,8 W5 3,437 3,87 4,87 W6 0,430 0,398 0,6 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut : Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang pada Jurai Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 90-89.8-3 - 05.6 4 05.6-5 - 08.45 6 58.43-7 - 8 45. - 9 9.98-0 - 73.6.53 - -.53 3 8.7-4 - 5.4 5-46.5 6-3.07 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 5 3.5.4. Perencanaan Profil Jurai a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 58,43 kg L =,9 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 58,43 0,9.400 0,45 cm Kondisi fraktur P maks. = P maks. = An.f u.ae.f u.an.u Pmaks..f. U u 58,43 0,9.3700.0,75 0, cm L 9, imin 0,955cm 40 40 Dicoba, menggunakan baja profil 55.55.6 Dari tabel didapat Ag = 6,3 cm i =,66 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,45/ = 0,5 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,/) +.,47.0,6 = 0,988 cm Digunakan 55.55.6 maka, luas profil 6,3 > 0,988 ( aman ) commit inersia to user,66 > 0,955 ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 5 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 73,6 kg L =,9 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 55.55.6 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =.6,3 =,6 cm r b t =,66 cm = 6,6 mm = 55 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 55 00 = t 6 40 kl r f y f y λc E = 9,67,90 (9) 6,6 40 5 3,4 x x0 =,5 Karena c >, maka : =,5 c =,5.,5 =,888 f P n = Ag.f cr = Ag y = 6 40 = 04875,346 N = 0487,535 kg,888 P max P n 73,6 0,85 x0487,535 0,08 <... ( aman ) Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi 55.55.6 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Jurai batang tekan. Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 53 3.5.5. Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 490,F u b = 85 Mpa = 850 kg/cm ) Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm ) =,7 mm ( ½ inches) Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. geser 73,6 6766,56 Digunakan : buah baut 0,08 ~ buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a) 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 54 b),5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 490,F u b = 85 Mpa = 850 kg/cm ) Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d Bab 3 Perencanaan Atap = 0,65,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An Tahanan tarik penyambung P n =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 58,43 6766,56 Digunakan : buah baut 0,078 ~ buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a) 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm

Tugas Akhir 55 b),5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) 55. 55. 6,7 55. 55. 6,7 3 55. 55. 6,7 4 55. 55. 6,7 5 55. 55. 6,7 6 55. 55. 6,7 7 55. 55. 6,7 8 55. 55. 6,7 9 55. 55. 6,7 0 55. 55. 6,7 55. 55. 6,7 55. 55. 6,7 3 55. 55. 6,7 4 55. 55. 6,7 5 55. 55. 6,7 6 55. 55. 6,7 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 56 3.6. Perencanaan Kuda-kuda Trapesium 3 4 9 7 0 9 8 0 3 4 5 6 7 8 5 9 6 3 4 5 6 7 8 Gambar 3.6. Rangka Batang Kuda-kuda Trapesium 3.6.. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Trapesium Nomor Batang Panjang Batang (m) Nomor Batang Panjang Batang (m),500 6,73,500 7 0,866 3,500 8,73 4,500 9,73 5,500 0,9 6,500,73 7,500,9 8,500 3,73 9,73 4,9 0,73 5,73,500 6,9,500 7,73 3,500 8,73 4,500 9 0,866 5,73 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 57 3.6.. Perhitungan luasan kuda-kuda trapesium D C B A E F G D C E F B A H G H Gambar 3.7. Luasan Atap Kuda-kuda Trapesium Panjang ah Panjang bg Panjang cf Panjang de Panjang ab Panjang bc Panjang cd = 3,75 m =,766 m =,9 m =,5 m =,75 m =,5 m = 0,75 m Luas abgh = ah bg ab = 3,75,766,75 = 5,7 m Luas bcfg = bg cf bc =,766,9,5 = 3,56 m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 58 Luas cdef = cf de cd =,9,5 0,75 =,83 m D C B A E F G D C E B A H F G H Gambar 3.8. Luasan Plafon Kuda-kuda Trapesium Panjang ah Panjang bg Panjang cf Panjang de Panjang ab Panjang bc Panjang cd = 3,88 m =,766 m =,9 m =,5 m = 0,75 m =,5 m = 0,75 m Luas abgh = ah bg ab = 3,88,766 0,75 =,33 m Luas bcfg = bg cf bc Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 59 = Luas cdef =,766 = 3,56 m cf de,9 cd,5,9,5 = =,83 m 0,75 3.6.3. Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Data pembebanan : Berat gording = kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon = 8 kg/m P3 P4 P5 P6 P7 P 3 4 P8 P 9 7 0 9 8 0 3 4 5 6 7 8 5 9 6 P9 3 4 5 6 7 8 P0 P P P3 P4 P5 P6 Gambar 3.9. Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P = P9 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,88 = 35,068 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,7 50 = 85 kg c) Beban plafon = Luasan berat plafon =,33 8 = 40,94 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 60 d) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 9) = ½ (,500 +,73) =,66 kg e) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,66 = 0,4848 kg f) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,66 = 0,66 kg ) Beban P = P8 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,344 = 5,784 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 3,56 50 = 75,8 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (9 + 7 + 8 + 0) = ½ (,73 + 0,866 +,73 +,73) = 3,03 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,03 = 0,909 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,03= 0,303 kg 3) Beban P3 = P7 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,5 = 6,5 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap =,83 50 = 64,5 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (0 + 9 + 0 + ) = ½ (,73 +,73 +,9 +,500) = 3,68 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,68 =,088 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 6 e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,68 = 0,363 kg f) Beban reaksi = reaksi jurai = 4,77 kg 4) Beban P4 = P6 a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + + + ) = ½ (,500 +,73 +,9 +,500) = 3,5 kg b) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,5 =,054 kg c) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,5 = 0,35 kg 5) Beban P5 a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 3 + 3) = ½ (,5 +,73 +,5) =,366 kg b) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,366= 0,7 kg c) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,366= 0,37 kg d) Beban reaksi = reaksi ½ kuda-kuda = 505,54 kg 6) Beban P0 = P6 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 3,56 8 = 63,88 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg (8 + 9 + 7) = ½ (,5 + 0,866 +,5) =,933 commit kg to user Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 6 c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,933 = 0,58 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,933 = 0,93 kg 7) Beban P = P5 a) Beban plafon = Luasan berat plafon =,83 8 = 3,094 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg (7 + 8 + 7 +6) = ½ (,5 +,73 +,73 +,5) = 3,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,3 = 0,97 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,3 = 0,33 kg e) Beban reaksi = reaksi jurai = 098 kg 8) Beban P = P4 a) Beban kuda-kuda = ½ Btg (6 + 6 + 5 + 5) = ½ (,5 +,9 +,73 +,5) = 3,5 kg b) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,5 =,054 kg c) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,5 = 0,35 kg 9) Beban P3 a) Beban kuda-kuda = ½ Btg (4 + + 3 + 4 + 5) = ½ (,5 +,9 +,73 +,9 +,5) = 4,657 commit kg to user Bab 3 Perencanaan Atap

Beban Tugas Akhir 63 b) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 4,657 =,397 kg c) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 4,657 = 0,466 kg d) Beban reaksi = reaksi ½ kuda-kuda = 9,5 kg Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Reaksi kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) P=P9 85 35,068,66 0,66 0,4848-40,94 36,54 363 P=P8 75,8 5,784 3,03 0,303 0,909 - - 05,87 06 P3=P7 64,5 6,5 3,68 0,363,088 4,77-508,499 509 P4=P6 - - 3,5 0,35,054 - - 4,97 5 P5 - -,366 0,37 0,7 505,54-508,853 509 P0=P6 - -,933 0,93 0,58-63,88 65,994 66 Input SAP (kg) P=P5 - - 3,3 0,33 0,97 098 3,094 5,6 6 P=P4 - - 3,5 0,35,054 - - 4,97 5 P3 - - 4,657 0,466,397 9,5-98,0 99 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P7, P8, P9 = 00 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W3 W4 W 9 W 7 0 9 8 3 4 3 4 6 0 5 7 8 5 9 W5 6 W6 3 4 5 6 7 8 Gambar 3.0. Pembebanan Kuda-kuda Trapesium akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 64 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m ) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 30) 0,40 = 0, a) W = luasan koef. angin tekan beban angin = 5,7 0, 5 = 8,5 kg b) W = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,56 0, 5 = 7,58 kg c) W3 = luasan koef. angin tekan beban angin =,83 0, 5 = 6,45 kg ) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W4 = luasan koef. angin tekan beban angin =,83-0,4 5 = -,83 kg b) W5 = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,56-0,4 5 = -35,6 kg c) W6 = luasan koef. angin tekan beban angin = 5,7-0,4 5 = -57,00 kg Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium Beban W Beban (kg) x (Untuk Input W y (Untuk Input Angin W.Cos (kg) SAP 000) W.Sin (kg) SAP 000) W 8,5 4,68 5 4,45 5 W 7,58 5,5 6 8,79 9 W 3 6,45 5,556 6 3,08 4 W 4 -,83 -, - -6,45-7 W 5-35,6-30,45-3 -7,58-8 W 6-57,00-49,363-50 -8,5-9 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda trapesium sebagai berikut : Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 65 Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Trapesium Batang Kombinasi Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) 7567.06-7576.87-3 704.95-4 849.59-5 849.59-6 704.95-7 7576.87-8 7567.06-9 - 875.46 0-839.7-8484.3-9635 3-9635 4-8484.3 5-839.7 6-875.46 7.7-8 - 545.77 9 887.99-0 97.5 - - 40.8 763.03-3 - 765.9 4 763.03-5 - 40.8 6 97.5-7 887.99-8 - 559.3 9.7 - Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 66 3.6.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 849,59 kg =,5 m Fy = 400 kg/cm Fu = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 849,59 0,9.400 3,93 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An Pmaks..f. U u 849,59 0,9.3700.0,85 3,00 cm i min L 40 50 40 Digunakan 70.70.7 maka, luas profil 9,40 >,59 ( aman ) inersia, > 0,65 ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap 0,65cm Dicoba, menggunakan baja profil 70.70.7 Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =, cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 3,93/ =,9655 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (3,00/) +.,47.0,7 =,59 cm

Tugas Akhir 67 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 875,46 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 70.70.7 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 8,8 cm r =, cm =, mm b = 70 mm t = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = 70 00 t 7 40 f y = 0,90 f y λc kl r E (73), 40 3,4 x x0 5 = 0,90 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6-0,67 c,43,6-0,67.0,90 =,435 P n = Ag.f cr = Ag Pu P n 875,46 0,85 x344,508 f y = 880 40 = 3445,087 N = 344,508 kg,435 0,37 <... ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 68 3.6.5 Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F u b = 85 N/mm ) Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm ) =,7 mm ( ½ inches) Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. 875,46 6766,56 Digunakan : 3 buah baut,30 ~ 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 69 Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 b. Batang Tarik Bab 3 Perencanaan Atap = 3,75 mm = 30 mm Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F u b = 85 N/mm ) Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. 849,59 6766,56,5 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a. 5d S 5t atau 00 mm ~ 3 buah baut

Tugas Akhir 70 b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Nomor Dimensi Nomor Dimensi Baut (mm) Baut (mm) Batang Profil Batang Profil 70. 70. 7 3,7 6 70. 70. 7 3,7 70. 70. 7 3,7 3 70. 70. 7 3,7 4 70. 70. 7 3,7 5 70. 70. 7 3,7 6 70. 70. 7 3,7 7 70. 70. 7 3,7 8 70. 70. 7 3,7 9 70. 70. 7 3,7 0 70. 70. 7 3,7 70. 70. 7 3,7 70. 70. 7 3,7 3 70. 70. 7 3,7 4 70. 70. 7 3,7 7 70. 70. 7 3,7 8 70. 70. 7 3,7 9 70. 70. 7 3,7 0 70. 70. 7 3,7 70. 70. 7 3,7 70. 70. 7 3,7 3 70. 70. 7 3,7 4 70. 70. 7 3,7 5 70. 70. 7 3,7 6 70. 70. 7 3,7 7 70. 70. 7 3,7 8 70. 70. 7 3,7 9 70. 70. 7 3,7 5 70. 70. 7 3,7 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 7 3.7 Perencanaan Kuda-Kuda Utama A 3 3 4 9 0 9 8 0 7 4 5 6 7 3 4 5 6 7 8 5 8 9 6 Gambar 3.. Rangka Batang Kuda-kuda Utama A 3.7.. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama A No batang Panjang batang No batang Panjang batang,500 9,73,500 0,9 3,500,598 4,500 3,000 5,500 3 3,464 6,500 4 3,000 7,500 5,598 8,500 6,9 9,73 7,73 0,73 8,73,73 9 0,866,73 3,73 4,73 5,73 6,73 7 0,866 8,73 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 7 3.7.. Perhitungan Luasan Kuda-Kuda Utama A F E D C B A G H F G E H D C B A I J K L I J K L Gambar 3.. Luasan Atap Kuda-kuda Utama A Panjang al = Panjang bk = Panjang cj = 3,00 m Panjang di =,65 m Panjang eh =,875 m Panjang fg =,500 m Panjang ab =,0 m, Panjang bc = cd = de =,73 m Panjang ef = ½.,73 = 0,866 m Luas abkl = al ab = 3,00,0 = 6,063 m Luas bcjk = bk bc = 3,00,73 = 5,96 m cj di Luas cdij = (cj ½ cd ) +.cd 3,00,65 = (3,00 ½.,73) +., 73 = 5,034 m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 73 Luas dehi = di eh de =,65,875,73 = 3,897 m Luas efgh = eh fg ef =,875,500 0,866 =,46 m F E D C B A G H F G E D C B A I J K L H I J K L Gambar 3.3. Luasan Plafon Kuda-kuda Utama A Panjang al Panjang di Panjang eh Panjang fg = Panjang bk = Panjang cj = 3,00 m =,65 m =,875 m =,500 m Panjang ab =,750 m, Panjang bc = cd = de =,500 m Panjang ef = ½.,500 = 0,750 m Bab 3 Perencanaan Atap

Luas abkl Luas bcjk Tugas Akhir 74 = al ab = 3,00,750 = 5,5 m = bk bc = 3,00,50 = 4,5 m cj di Luas cdij = (cj ½ cd ) +.cd Luas dehi = 3,00,65 = (3,00 ½,50) +., 50 = 4,36 m di eh de = Luas efgh =,65,875 = 3,375 m eh fg ef,50,875,5 = =,65 m 0,75 3.7.3. Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A Data pembebanan : Berat gording =,00 kg/m Jarak antar kuda-kuda utama = 3,00 m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon = 8 kg/m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 75 P 9 P3 P 0 9 8 0 7 P5 P4 P6 3 3 4 5 6 P7 4 P8 5 7 8 9 3 4 5 6 7 8 P0 P P P3 P4 P5 P6 Gambar 3.4. Pembebanan Kuda- kuda Utama akibat Beban Mati P9 6 a. Beban Mati ) Beban P = P9 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 6,063 50 = 303,5 kg c) Beban plafon = Luasan berat plafon = 5,5 8 = 94,5 kg d) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 9) = ½ (,500 +,73) =,66 kg e) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,66 = 0,485 kg f) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,66 = 0,6 kg ) Beban P = P8 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 76 c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (9+7+8+0) = ½ (,73+ 0,866 +,73 +,73) = 3,03 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,03 = 0,909 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,03 = 0,303 kg 3) Beban P3 = P7 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,034 50 = 5,7 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (0+9+0+) = ½ (,73 +,73+,9 +,73) = 3,744 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,744 =,3 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,744 = 0,374 kg 4) Beban P4 = P6 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,5 = 4,75 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 3,897 50 = 94,85 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (+++) = ½ (,73 +,598 +3,00 +,73) = 4,53 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 commit 4,53 to user =,359 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 77 e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 4,53 = 0,453 kg 5) Beban P5 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,5 = 6,5 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap =,46 50 = 73,05 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 3 + 3) = ½ (,73 + 3,464 +,73) = 3,464 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,464 =,039 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,464 = 0,346 kg f) Beban reaksi = ( reaksi jurai) + reaksi ½ kuda-kuda = ( 77,6) + 57,70 = 8, kg 6) Beban P0 = P6 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,50 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg (8 + 9 + 7) = ½ (,500 + 0,866 +,500) =,933 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,933 = 0,579 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,933 = 0,93 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 78 7) Beban P = P5 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,36 8 = 78,48 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg (7+8+7+6) = ½ (,500 +,73 +,73 +,500) = 3,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,3 = 0,97 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,3 = 0,33 kg 8) Beban P = P4 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 3,375 8 = 60,75 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg (6+6+5+5) = ½ (,500 +,9 +,598 +,500) = 3,95 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,95 =,85 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,95 = 0,395 kg 9) Beban P3 a) Beban plafon = ( Luasan) berat plafon =,65 8 = 45,54 kg b) Beban kuda-kuda =½ Btg (4++3+4+5) = ½ (,50 + 3,00 + 3,464 + 3,00 +,50) = 6,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 6,3 =,869 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 6,3 = 0,63 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Beban Tugas Akhir 79 e) Beban reaksi = ( reaksi jurai) + reaksi ½ kuda-kuda = ( 38,37) + 30,99 = 085,73 kg Tabel 3.8. Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama A Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Plafon kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Reaksi (kg) Jumlah Beban (kg) P=P9 303,5 33,00,66 0,6 0,485 94,5-43,93 433 P=P8 59,8 33,00 3,03 0,303 0,909 - - 97,043 98 P3=P7 5,7 33,00 3,744 0,374,3 - - 89,94 90 P4=P6 94,85 4,75 4,53 0,453,359 - - 5,943 6 P5 73,05 6,5 3,464 0,346,039-8, 906,69 907 P0=P6 - -,933 0,93 0,579 8,00-83,705 84 P=P5 - - 3,3 0,33 0,97 78,48-83,005 84 P=P4 - - 3,95 0,395,85 60,75-66,8 67 Input SAP (kg) P3 - - 6,3 0,63,869 45,54 085,73 39,99 40 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 = 00 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W 9 W W3 0 W4 9 8 0 7 W5 3 3 4 3 4 5 6 7 8 W6 W7 4 5 6 7 W8 5 8 9 W9 6 W0 Gambar 3.5. Pembebanan commit Kuda-kuda to user Utama akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 80 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m ) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 30) 0,40 = 0, a. W = luasan abkl koef. angin tekan beban angin = 6,063 0, 5 = 30,35 kg b. W = luasan bcjk koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg c. W3 = luasan cdij koef. angin tekan beban angin = 5,034 0, 5 = 5,7 kg d. W4 = luasan dehi koef. angin tekan beban angin = 3,897 0, 5 = 9,485 kg e. W5 = luasan efgh koef. angin tekan beban angin =,46 0, 5 = 7,305 kg ) Koefisien angin hisap = - 0,40 a. W6 = luasan efgh koef. angin tekan beban angin =,46-0,4 5 = -4,6 kg b. W7 = luasan dehi koef. angin tekan beban angin = 3,897-0,4 5 = -38,97 kg c. W8 = luasan cdij koef. angin tekan beban angin = 5,034-0,4 5 = -50,34 kg d. W9 = luasan bcjk koef. angin tekan beban angin = 5,96-0,4 5 = -5,96 kg e. W0 = luasan abkl koef. angin tekan beban angin = 6,063-0,4 5 = -60,63 kg Tabel 3.0. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama A Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 30,35 6,54 7 5,56 6 W 5,98,499 3,99 3 W 3 5,7,798,585 3 W 4 9,485 6,875 7 9,743 0 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 8 W 5 7,305 6,36 7 3,653 4 W 6-4,6 -,653-3 -7,305-8 W 7-38,97-33,749-34 -9,485-0 W 8-50,34-43,596-44 -5,7-6 W 9-5,96-44,998-45 -5,98-6 W 0-60,63-5,507-53 -30,35-3 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama A Kombinasi Kombinasi Batang Batang Tarik (+) kg Tekan(-) kg Tarik (+) kg Tekan(-) kg 6043.46-9 54.47-605.8-0 - 990.6 3 5488.75-90.6-4 4880.87 - - 3.74 5 498.9-3 357-6 5589.7-4 - 54.7 7 606.04-5 9.87-8 698.8-6 - 07.63 9-6964.6 7 534.4-0 - 698.4 8-75.09-5578.7 9 44.49 - - 494.77 3-494.77 4-5567.77 5-688.64 6-6954 7 44.49-8 - 696. Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 8 3.7.4. Perencanaan Profil Kuda- Kuda Utama A a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. = 606,04 kg L =,50 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 606,04 0,9.400,87 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An Pmaks..f. U u 606,04 0,9.3700.0,85,0 cm i min L 40 50 40 0,65cm Dicoba, menggunakan baja profil 70.70.7 Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =, cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag =,87/ =,435 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (,0/) +.,47.0,7 =,9 cm Digunakan 70.70.7 maka, luas profil 9,40 >,9 ( aman ) commit inersia to user, > 0,65 ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 83 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 6964,6 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 70.70.7 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 8,8 cm r b t =, cm =, mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 70 00 = t 7 40 kl r f y f y λc E = 0,90 (73), 40 5 3,4 x x0 = 0,90 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6-0,67 c,43,6-0,67.0,90 =,435 P n = Ag.f cr = Ag Pu P n 6964,6 0,85 344,508 f y = 880 40 = 3445,087 N = 344,508 kg,435 0,6 <... ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 84 3.7.5. Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P geser = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 6964,6 6766,56,030 ~ 3 buah baut Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 85 b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 b. Batang Tarik = 3,75 mm = 30 mm Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) ) =,7 mm ( ½ inches) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P geser = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 606,04 380,35 Digunakan : 3 buah baut,68 Perhitungan jarak antar baut : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 ~ 3 buah baut = 63,5 mm = 60 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 86 b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) 70 70 7 3,7 9 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 0 70 70 7 3,7 3 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 4 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 5 70 70 7 3,7 3 70 70 7 3,7 6 70 70 7 3,7 4 70 70 7 3,7 7 70 70 7 3,7 5 70 70 7 3,7 8 70 70 7 3,7 6 70 70 7 3,7 9 70 70 7 3,7 7 70 70 7 3,7 0 70 70 7 3,7 8 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 9 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 3 70 70 7 3,7 4 70 70 7 3,7 5 70 70 7 3,7 6 70 70 7 3,7 7 70 70 7 3,7 8 70 70 7 3,7 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 87 3.8 Perencanaan Kuda-kuda Utama B 3 3 4 9 0 9 8 0 7 4 5 6 7 3 4 5 6 7 8 5 8 9 6 Gambar 3.6. Rangka Batang Kuda-kuda Utama B 3.8. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : No batang Panjang batang No batang Panjang batang,500 9,73,500 0,9 3,500,598 4,500 3,000 5,500 3 3,464 6,500 4 3,000 7,500 5,598 8,500 6,9 9,73 7,73 0,73 8,73,73 9 0,866,73 3,73 4,73 5,73 6,73 7 0,866 8,73 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 88 3.8. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama B F E D C B A F E D C B A G H I J K L G H I J K L Gambar 3.7. Luasan Atap Kuda-kuda Utama B Panjang ab =,0 m Panjang bc = cd = de =,73 m Panjang ef = 0,866 m Panjang al = bk = cj = di = eh = fg = 3,0 m Luas abkl = ab al =,0 3,0 = 6,063 m Luas bcjk = cdij = dehi = bc bk =,73 3,0 = 5,96 m Luas efgh = ef fg = 0,866 3,00 =,598 m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 89 F E D C B A F E D C B A G H I J K L G H I J K L Gambar 3.8. Luasan Plafon Kuda-kuda Utama B Panjang ab =,75 m Panjang bc = cd = de =,500 m Panjang ef = 0,75 m Panjang al = bk = cj = di = eh = fg = 3,0 m Luas abkl = ab al =,75 3,00 = 5,5 m Luas bcjk = cdij = dehi = efgh = bc bk =,500 3,00 = 4,50 m Luas efgh = ef fg = 0,75 3,00 =,5 m Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 90 3.8.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Data pembebanan : Berat gording =,00 kg/m Jarak antar kuda-kuda utama = 3,00 m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafond = 8 kg/m P5 P 9 P3 P 0 9 8 0 7 P4 P6 3 3 4 5 6 P7 4 P8 5 7 8 9 3 4 5 6 7 8 P0 P P P3 P4 P5 P6 Gambar 3.9. Pembebanan Kuda- kuda Utama akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P = P9 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 6,063 50 = 303,5 kg c) Beban plafon = Luasan berat plafon = 5,5 8 = 94,5 kg d) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 9) = ½ (,500 +,73) =,66 kg e) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,66 = 0,485 kg f) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,66 = 0,6 kg Bab 3 Perencanaan Atap P9 6

Tugas Akhir 9 ) Beban P = P8 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (9+7+8+0) = ½ (,73+ 0,866 +,73 +,73) = 3,03 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,03 = 0,909 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,03 = 0,303 kg 3) Beban P3 = P7 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (0+9+0+) = ½ (,73 +,73+,9 +,73) = 3,744 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,744 =,3 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,744 = 0,374 kg 4) Beban P4 = P6 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 9 c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (+++) = ½ (,73 +,598 +3,00 +,73) = 4,53 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 4,53 =,359 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 4,53 = 0,453 kg 5) Beban P5 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap =,598 50 = 9,9 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 3 + 3) = ½ (,73 + 3,464 +,73) = 3,464 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,464 =,039 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,464 = 0,346 kg 6) Beban P0 = P6 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,50 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg (8 + 9 + 7) = ½ (,500 + 0,866 +,500) =,933 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,933 = 0,579 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 commit,933 to user = 0,93 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 93 7) Beban P = P5 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,50 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg (7+8+7+6) = ½ (,500 +,73 +,73 +,500) = 3,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,3 = 0,97 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,3 = 0,33 kg 8) Beban P = P4 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,50 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg (6+6+5+5) = ½ (,500 +,9 +,598 +,500) = 3,95 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,95 =,85 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,95 = 0,395 kg 9) Beban P3 a) Beban plafon = ( Luasan) berat plafon =,5 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda =½ Btg (4++3+4+5) = ½ (,50 + 3,00 + 3,464 + 3,00 +,50) = 6,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 6,3 =,869 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 commit 6,3 to user = 0,63 kg Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 94 Tabel 3.8. Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama B Beban Beban Beban Beban Beban Plat Kuda - Beban Atap gording Bracing Penyambung kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP (kg) P=P9 303,5 33,00,66 0,6 0,485 94,5 43,93 433 P=P8 59,8 33,00 3,03 0,303 0,909-97,043 98 P3=P7 59,8 33,00 3,744 0,374,3-98,04 99 P4=P6 59,8 33,00 4,53 0,453,359-99,43 300 P5 9,9 33,00 3,464 0,346,039-67,749 68 P0=P6 - -,933 0,93 0,579 8,00 83,705 84 P=P5 - - 3,3 0,33 0,97 8,00 85,55 86 P=P4 - - 3,95 0,395,85 8,00 86,53 87 P3 - - 6,3 0,63,869 8,00 89,74 90 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 = 00 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W 9 W W3 0 W4 9 8 0 7 W5 3 3 4 3 4 5 6 7 8 W6 W7 4 5 6 7 W8 5 8 9 W9 6 W0 Gambar 3.30. Pembebanan Kuda-kuda Utama B akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 95 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m ) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 30) 0,40 = 0, a. W = luasan abkl koef. angin tekan beban angin = 6,063 0, 5 = 30,35 kg b. W = luasan bcjk koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg c. W3 = luasan cdij koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg d. W4 = luasan dehi koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg e. W5 = luasan efgh koef. angin tekan beban angin =,598 0, 5 =,99 kg ) Koefisien angin hisap = - 0,40 a. W6 = luasan efgh koef. angin tekan beban angin =,598-0,4 5 = -5,98 kg b. W7 = luasan dehi koef. angin tekan beban angin = 5,96-0,4 5 = -5,96 kg c. W8 = luasan cdij koef. angin tekan beban angin = 5,96-0,4 5 = -5,96 kg d. W9 = luasan bcjk koef. angin tekan beban angin = 5,96-0,4 5 = -5,96 kg e. W0 = luasan abkl koef. angin tekan beban angin = 6,063-0,4 5 = -60,63 kg Tabel 3.0. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama B Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 30,35 6,54 7 5,58 6 W 5,98,499 3,99 3 W 3 5,98,499 3,99 3 W 4 5,98,499 3,99 3 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 96 W 5,99,5 6,495 7 W 6-5,98 -,499-3 -,99-3 W 7-5,96-44,999-45 -5,98-6 W 8-5,96-44,999-45 -5,98-6 W 9-5,96-44,999-45 -5,98-6 W 0-60,63-5,507-53 -30,35-3 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama B Kombinasi Kombinasi Batang Batang Tarik (+) kg Tekan(-) kg Tarik (+) kg Tekan(-) kg 448. - 9 530.0-4433.44-0 - 003.64 3 386.44-934.79-4 347.06 - - 337.59 5 330.5-3 498.87-6 3970.73-4 - 37.56 7 4594.98-5 955.0-8 4590.30-6 - 030.65 9-5098.0 7 539.94-0 - 440.74 8-74.7-3690.44 9 5.3 - - 94.59 3-909.4 4-3657.79 5-4388.0 6-5064.5 7 5.3-8 - 706.03 Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 97 3.8.4 Perencanaan Profil Kuda- Kuda Utama B a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. = 4594,98 kg L =,500 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 4594,98 0,9.400,3 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u U = 0,85 (di dapat dari buku LRFD hal. 37) An i min Pmaks..f. U L 40 Bab 3 Perencanaan Atap u 50 40 4594,98 0,75.3700.0,85 0,65cm,948 Dicoba, menggunakan baja profil 70.70.7 Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =, cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag =,3 / =,065 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm cm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (,948/) +.,47.0,7 =,003 cm

Tugas Akhir 98 Digunakan 70.70.7 maka, luas profil 9,40 >,003 ( aman ) inersia, > 0,65 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 5098,0 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 70.70.7 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 8,8 cm r b t =, cm =, mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 70 00 = t 7 40 kl r f y f y λc E = 0,90 (73), 40 5 3,4 x x0 = 0,90 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6-0,67 c,43,6-0,67.0,90 =,435 P n = Ag.f cr = Ag f y = 880 40 = 3445,087 N = 344,508 kg,435 Pu P n 5098,0 0,85 344,508 0,9 <... ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 99 3.8.5 Perhitungan Alat Sambung untuk Batang Utama a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Bab 3 Perencanaan Atap ) =,7 mm ( ½ inches) Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0,6. 600 = 960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. Kekuatan baut : ijin =,5. 600 = 400 kg/cm a. P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (5,9). 960 = 380,35 kg b. P desak =. d. tumpuan = 0,9. 5,9. 400 = 386 kg P yang menentukan adalah P geser = 380,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 5098,0 380,35 Digunakan : 3 buah baut,338 ~ 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm

b. Batang Tarik Tugas Akhir 00 Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm ) =,7 mm ( ½ inches) Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0,6. 600 =960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =,5. 600 Kekuatan baut : = 400 kg/cm a. P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (5,9). 960 = 380,35 kg b. P desak =. d. tumpuan = 0,9. 5,9. 400 = 386 kg P yang menentukan adalah P geser = 380,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 4594,98 380,35 Digunakan : 3 buah baut,06 ~ 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap

Tugas Akhir 0 b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) 70 70 7 3,7 9 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 0 70 70 7 3,7 3 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 4 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 5 70 70 7 3,7 3 70 70 7 3,7 6 70 70 7 3,7 4 70 70 7 3,7 7 70 70 7 3,7 5 70 70 7 3,7 8 70 70 7 3,7 6 70 70 7 3,7 9 70 70 7 3,7 7 70 70 7 3,7 0 70 70 7 3,7 8 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 9 70 70 7 3,7 70 70 7 3,7 3 70 70 7 3,7 4 70 70 7 3,7 5 70 70 7 3,7 6 70 70 7 3,7 7 70 70 7 3,7 8 70 70 7 3,7 Bab 3 Perencanaan Atap

Bordes perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting untuk penunjang antara struktur bangunan dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan haruslah mudah diketahui dan terletak strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 4.. Data Perencanaan Tangga.00.40 3.00.40 4.00 Gambar 4. Perencanaan tangga Bab 4 Perencanaan Tangga 0

,00,00 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 03 0,8 0,3 30,96 4 Gambar 4. Detail tangga Data data tangga : Tinggi Tangga = 400 cm Tebal plat tangga = 5 cm Tebal bordes tangga = 5 cm Lebar datar = 400 cm Lebar tangga rencana = 40 cm Dimensi bordes = 300 x 00 cm Lebar antrade = 30 cm Jumlah antrede = 300 / 30 = 0 buah Jumlah optrade = 0 + = buah Tinggi optrede = 00 / = 8 cm = Arc.tg ( 80/300) = 30,96 < 35 (OK) Bab 4 Perencanaan Tangga

Ht=5 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 04 4.3. Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan 4.3.. Perhitungan Tebal Plat Equivalen 30 C t' D B A 8 teq Gambar 4.3 Tebal Equivalen BD BC = AB AC BD = = AB BC AC 8 8 30 = 5,43 cm t eq = /3 x BD 30 = /3 x 5,43 = 0,9 cm Jadi total equivalent plat tangga : Y = t eq + ht = 0,9 + 5 = 5,9 cm = 0,5 m Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 05 4.3.. Perhitungan Beban a. Pembebanan tangga ( SNI 03-847-00 ). Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik ( cm) = 0,0 x x 400 = 4 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 x x 00 = 4 kg/m Berat plat tangga = 0,5 x x 400 = 600 kg/m qd = 666 kg/m +. Akibat beban hidup (ql) ql= x 300 kg/m = 300 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu =,. qd +.6. ql =,. 666 +,6. 300 = 79, kg/m b. Pembebanan pada bordes ( SNI 03-847-00 ). Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik ( cm) = 0,0 x x 400 = 4 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 x x 00 = 4 kg/m Berat plat bordes = 0,5 x x 400 = 360 kg/m + qd = 46 kg/m. Akibat beban hidup (ql) ql = x 300 kg/m = 300 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu =,. qd +.6. ql =,. 46 +,6. 300 = 99, kg/m Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 06 Perhitungan analisa struktur tangga menggunakan Program SAP 000 tumpuan di asumsikan jepit, jepit, jepit seperti pada gambar berikut : 3 Gambar 4.4 Rencana Tumpuan Tangga 4.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes 4.4.. Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan mm h = 50 mm d = p + / tul = 0 + 6 = 6 mm d = h d = 50 6 = 4 mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u = 969,04 kgm =,969.0 7 Nmm Mn 7 Mu,969.0 7 = 3,7.0 0,8 commit Nmm to user Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 07 fy 40 m = 9, 4 0,85. fc 0,85.30 b = 0,85.fc. fy. 600 600 fy 0,85.30 =.0,85. 40 = 0,065 max = 0,75. b = 0,75. 0,065 = 0,0488 min = 0,005 600 600 40 Mn Rn = b.d 3,7.0 7 400. 4,73 N/mm ada = m.m.rn fy =. 9,4 = 0,0074.9,4.,73 40 ada < max > min di pakai ada = 0,0074 As = ada. b. d = 0,0074 x 400 x 4 = 84,64 mm Dipakai tulangan mm = ¼. x = 3,04 mm 84,64 Jumlah tulangan = 3,04,364 buah 000 Jarak tulangan m = = 83,33 80 mm As yang timbul = n. ¼.π. d =. ¼.π. d Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 08 = 356,48 mm > As (84,64)... aman!!! Dipakai tulangan mm 80 mm 4.4.. Perhitungan Tulangan Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 3: M u = 44,3 kgm =,44.0 7 Nmm 7 Mu,44.0 Mn =,8.0 7 Nmm 0,8 fy 40 m = 9, 4 0,85. fc 0,85.30 b = 0,85.fc. fy. 600 600 fy = 0,85.30.0,85. 40 600 600 40 = 0,065 max = 0,75. b = 0,75. 0,065 = 0,0488 min = 0,005 Mn Rn = b.d,8.0 7 400. 4 0,84 N/mm ada = m.m.rn fy =. 9,4 = 0,0036.9,4.0,84 40 ada > min < max di pakai ada = 0,0036 Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 09 As = ada. b. d = 0,0036 x 400 x 4 = 64,96 mm Dipakai tulangan mm = ¼. x = 3,04 mm Jumlah tulangan = Jarak tulangan m = 64,96 3,04 000 6 As yang timbul = 6. ¼ x x d Dipakai tulangan = 5,59 6 tulangan = 66,67 60 mm = 678,4 mm > As (64,96)...aman!!! mm 60 mm 4.5. Perencanaan Balok Bordes 60 40 00 Gambar 4.5 Rencana Balok Bordes Data perencanaan: h = 300 mm tul = mm b = 00 mm sk = 0 mm d = h p ½ Ø t - Ø s d = 300 40 6 0 = 44 Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 0 4.5.. Pembebanan Balok Bordes Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,0 x 0,30 x 400 = 44 kg/m Berat dinding = 0,5 x x 700 = 50 kg/m Berat plat bordes = 0,5 x 400 x = 360 kg/m qd =04 kg/m Akibat beban hidup (ql) ql = 300 kg/m Beban ultimate (qu) qu =,. qd +,6. ql =,. 04 +,6.300 = 696,8 kg/m Beban reaksi bordes qu = = Re aksibordes lebar bordes 49,48 = 49,48 kg/m qu Total = 696,48 + 49,48 = 387,96 kg/m 4.5.. Perhitungan tulangan lentur M u =. qu.l =. 387,96.3 = 608,33 kgm =,608.0 7 Nmm Mn = Mu = 7,608.0 0,8 3,6. 0 7 Nmm fy 40 m = 9, 4 0,85. fc 0,85.30 Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir b = 0,85.fc. fy. 600 600 fy = 0,85.30 600.0,85. 40 600 40 = 0,065 max = 0,75. b = 0,0488,4,4 min = 0, 0058 fy 40 Mn Rn = b.d 3,6.0 7 00. 44,74 N/mm ada = m.m.rn fy =. 9,4.9,4.,74 40 = 0,0 ada > min < max di pakai ada = 0,0 As = ada. b. d = 0,0 x 00 x 44 = 585,6 mm Dipakai tulangan mm = ¼. x = 3,04 mm 585,6 Jumlah tulangan = 3,04 As yang timbul = 6. ¼.π. d Dipakai tulangan 6 mm = 5,8 6 buah = 678,4 mm > As (585,6)... aman!! Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 4.5.3. Perhitungan Tulangan Geser Vu = ½. (qu. L ) = ½. 387,96.3 = 478,94 kg = 4789,4 N Vc = / 6. b.d. f' c. Vc = /6. 00. 44. 30 = 44548,0 N = 0,6. Vc = 678,86 N 3 Vc = 3. Vc = 8086,583 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu Ø Vc : 678,86 N < 4789,4 N < 8086,583 N = 4789,4 678,86 = 090,539 N Vs 090,539 = 0,6 0, 6 Digunakan sengkang 0 Av =. ¼ (0) Av.fy.d s = Vs perlu s max = d/ = =. ¼. 3,4. 00 = 57 mm 57.40.44 3550,898 = 3550,898 N 6,556 mm ~ 00 mm 44 = mm ~ 0 mm Av.fy.d 57 40 44 Vs ada = 7666 N S 0 Vs ada > Vs perlu 7666 > 3550,898... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 0 0 mm Bab 4 Perencanaan Tangga

5 50 5 85 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 3 4.6. Perhitungan Pondasi Tangga 5 85 0 0 Gambar 4.6 Pondasi Tangga Dari perhitungan SAP 000 pada Frame nomor diperoleh gaya geser terbesar : - Pu = 003,4 kg - Mu = 969,04 kgm Direncanakan pondasi telapak dengan : - B =,5 m - L =,75 m - D =,5 m - Tebal = 50 mm - Ukuran alas = 750 50 mm - tanah =,7 t/m 3 = 700 kg/m 3 - tanah =,5 kg/cm = 5000 kg/m - Ø tulangan = mm - d = 50 - (40 + 6 + 0) = 94 mm Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 4 4.6.. Perencanaan kapasitas Dukung pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi =,5 x,75 x 0,5 x 400 = 3,5 kg Berat tanah kiri = 0, x 0,85 x,75 x 700 = 505,75 kg Berat tanah kanan = 0,85 x 0,85 x,75 x 700 = 49,44 kg Berat kolom = 0, x,75 x 0,85 x 400 = 74 kg Pu e = M V 969,04 473, tanah yang terjadi = = 0, kg < /6.B... ok Vtot A Mtot.b.L 6 V tot. = 003,4kg = 473, kg 473, 969,04 σ tanah yang terjadi = = 379,5089 kg/m,5.,75 / 6.,5.,75 = 379,5089 kg/m < 7500 kg/m σ tanah yang terjadi < ijin tanah...ok! b. Perhitungan Tulangan Lentur Mu = ½.. t = ½. 379,5089. (0,85) = 40,848 kg/m = 4,.0 7 Nmm Mn = Mu = 7 4,.0 = 5,375.0 7 Nmm 0,8 fy 40 m = 9, 4 0,85. fc 0,85.30 b = 0,85.f'c fy 600 600 fy 0,85.30 =.0,85. 40 600 600 40 Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 5 = 0,065 Mn Rn = b.d 5,375.0 50. 94 7 =,09 max = 0,75. b = 0,0488,4,4 min = 0, 0058 fy 40 perlu = m m. Rn fy =. 9,4.9,4.,09 40 = 0,0047 perlu < max perlu < As perlu min = min. b. d = 0,0058. 50. 94 = 406,5 mm digunakan tul = ¼.. d Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan = = ¼. 3,4. () = 3,04 mm As perlu = 6. ¼.. d Sehingga dipakai tulangan 406,5 =,44 ~ 6 buah 3,04 750 = 09,375 00 mm 6 = 808,64 > As..ok! - 00 mm Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir 6 c. Perhitungan Tulangan Geser Vu = A efektif = 379,5089 (0,35,75) = 67,954 N Vc = / 6. f' c. b. d Vc = / 6. 30. 50. 94 = 37, N = 0,6. Vc = 38,7 N Vc= 0,5. Vc = 0,5. 38,7 = 664,36 N Syarat tulangan geser : Vu < 0,5 Ø Vc tidak perlu tulangan geser. Dipakai tulangan geser minimum : 67,954 N < 664,36 N 8 00 mm Bab 4 Perencanaan Tangga

Tugas Akhir BAB 5 PLAT LANTAI 5.. Perencanaan Plat Lantai Gambar 5.. Denah Plat Lantai Lantai Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap 7

Tugas Akhir 8 5.. Perhitungan Pembebanan Plat Lantai a. Beban Hidup (ql) Berdasarkan PPIUG 983yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk Asrama mahasiswa tiap m = 50 kg/m b. Beban Mati (qd) tiap m Berat plat sendiri = 0, 400 = 88 kg/m Berat keramik ( cm) = 0,0 700 = 7 kg/m Berat Spesi ( cm) = 0,0 00 = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m Berat Pasir ( cm) = 0,0 800 = 36 kg/m qd = 408 kg/m c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m plat maka : qu =, qd +,6 ql =,. 408 +,6. 50 = 889,6 kg/m 5.3. Perhitungan Momen a. Tipe A 3.000 A Ly Lx 4,0 3,0,33 Gambar 5.. Plat Tipe A Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (3).45 Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (3).6 = 360,88 kgm = 08,66 kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 9 Mtx = -0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (3).98 = -784,67 kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (3).77 = -66,493 kgm b. Tipe B 4.000 3.000 B Ly Lx 4,0 3,0,33 Gambar 5.3. Plat Tipe B Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (3) 40 Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (3).7 = 30,56 kgm = 6,73 kgm Mtx = -0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (3).89 = -7,570 kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (3).74 = -59,474 kgm c. Tipe C 3.000 C Ly Lx 4,0 3,0,33 Mtx = -0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (3).73 = -584,467 kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (3).57 = -456,365 kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap Gambar 5.4. Plat Tipe C Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (3).34 Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (3).8 = 7,8 kgm = 44,5 kgm

Tugas Akhir 0 d. Tipe D.755 D 3.000 Ly Lx 3,0,755,709 Gambar 5.5. Plat Tipe D Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (,755).40 = 09,599 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (,755). = 3,880 kgm Mtx = -0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (,755).83 = -7,49 kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (,755).57 = -56,79 kgm e. Tipe E.45 E.500 Ly Lx,45,5,497 Gambar 5.6. Plat Tipe E Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (,5).43 = 86,069 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (,5).6 = 5,04 kgm Mtx = -0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (,5).94 Mty =- 0,00.qu. Lx. x = -0.00. commit 889,6. (,5) to user.76 = -88,50 kgm = -5, kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir f. Tipe F F.500 Ly Lx,45,5,497 Gambar 5.7. Plat Tipe F Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (,5).36 = 7,058 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0.00. 889,6. (,5).7 = 34,07 kgm Mtx = -0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (,5).76 = -5, kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = -0.00. 889,6. (,5).57 = -4,09 kgm Tabel 5.. Perhitungan Plat Lantai TIPE Ly/Lx Mlx Mly Mtx Mty PLAT (m) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) A 4/3 =,33 360,88 08,66-784,67-66,493 B 4/3 =,33 30,56 6,73-7,570-59,474 C D 4/3 =,33 3/,755=,709 7,8 44,5-584,467-456,365 09,599 3,880-7,49-56,79 E,45/,5=,497 86,069 5,04-88,50-5, F,45/,5=,497 7,058 34,07-5, -4,09 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 360,88 kgm Mly = 6,73 kgm Mtx = -784,67 Mty = -66,493 kgm kgm Data : Tebal plat (h) Tebal penutup (d ) = cm = 0 mm = 0 mm Diameter tulangan ( ) = 0 mm b = 000 fy f c Tinggi Efektif ( d ) = 40 Mpa = 30 Mpa = h - d = 0 0 = 00 mm h dy dx d' Gambar 5.8. Perencanaan Tinggi Efektif dx = h p - ½ Ø = 0 0 5 = 95 mm dy = h p Ø - ½ Ø = 0 0-0 - ½. 0 = 85 mm untuk plat digunakan b = 0,85. fc. fy. 600 600 fy = 0,85.30 40 = 0,065.0,85. 600 600 40 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 3 max = 0,75. b = 0,75. 0,065 =0,049 min = 0,005 (untuk plat) 5.4. Penulangan lapangan arah x Mu = 360,88 kgm = 3,603.0 6 Nmm Mn = Mu 3,603.0 = 0,8 6 4,504.0 6 Nmm Mn Rn = b.d m = fy 0,85.f' 4,504.0 000. 95 c 6 40 0,85.30 0,499 N/mm 9,4 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0,00.9,4.0,499 40 < max < min, di pakai min = 0,005 As = min. b. d = 0,005. 000. 95 = 37,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 37,5 Jumlah tulangan = 3, 09 78,5 ~ 4 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 50 mm 4 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 4 Jarak maksimum = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 4. ¼.. (0) = 34 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 40 mm 5.5. Penulangan lapangan arah y Mu = 6,73 kgm =,6.0 6 Nmm Mn = Mu,6 0 = 0,8 6,703.0 6 Nmm Mn Rn = b.d m = fy 0,85.f',703.0 000. 85 c 6 40 0,85.30 0,374 N/mm 9,4 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0,0057.9,4.0,374 40 < max < min, di pakai min = 0,005 As = min. b. d = 0,005. 000. 85 =,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm,5 Jumlah tulangan =, 707 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 50mm 4 Jarak maksimum As yang timbul = 4. ¼.. (0) = 34 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 40 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap ~ 4 buah. = h = 0 = 40 mm

Tugas Akhir 5 5.6. Penulangan tumpuan arah x Mu = 784,67 kgm = 7,846.0 6 Nmm Mn = Mu = 6 7,846.0 0,8 9,808.0 6 Nmm Mn Rn = b.d 9,808.0 000. 95 6,087 N/mm m = fy 0,85.f' c 40 0,85.30 9,4 perlu =. m m. Rn fy =. 9,4 = 0,00463.9,4.,087 40 < max > min, di pakai perlu = 0,00463 As = perlu. b. d = 0,00463. 000. 95 = 439,85 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 439,85 Jumlah tulangan = 5, 603 78,5 ~ 6 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 6 66, 67 mm = 0 mm Jarak maksimum = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 6. ¼.. (0) = 47 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 0 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 6 5.7. Penulangan tumpuan arah y Mu = 66,493 kgm = 6,65.0 6 Nmm Mn = Mu 6.65.0 = 0,8 6 7,706.0 6 Nmm Mn Rn = b.d 7,706.0 000. 85 6,067 N/mm m = fy 0,85.f' c 40 0,85.30 9,4 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0,00454.9,4.,067 40 < max > min, di pakai perlu = 0,00454 As = ada. b. d = 0,00454. 000. 85 = 385,9 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm Jumlah tulangan = 385,9 78,5 4,95 ~ 6 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 66, 66 =0 mm 6 Jarak maksimum = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 6. ¼.. (0) = 47 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 0 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 7 5.8. Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x Tulangan lapangan arah y Tulangan tumpuan arah x Tulangan tumpuan arah y 0 40 mm 0 40 mm 0 0 mm 0 0 mm Tabel 5.. Penulangan Plat Lantai TIPE Momen Tulangan Lapangan Tulangan Tumpuan Mlx Mly Mtx Mty Arah x Arah y Arah x Arah y PLAT (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (mm) (mm) (mm) (mm) A 360,88 08,66-784,67-66,493 0 40 0 40 0 0 0 0 B 30,56 6,73-7,570-59,474 0 40 0 40 0 0 0 0 C 7,8 44,5-584,467-456,365 0 40 0 40 0 0 0 0 D 09,599 3,880-7,49-56,79 0 40 0 40 0 0 0 0 E 86,069 5,04-88,50-5, 0 40 0 40 0 0 0 0 F 7,058 34,07-5, -4,09 0 40 0 40 0 0 0 0 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 8 5.. Perencanaan Plat Atap. Gambar 5.9. Denah Plat Atap Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 9 5... Perhitungan Pembebanan Plat Atap a. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 983 yaitu : Beban hidup atap gedung tiap m = 00 kg/m b. Beban Mati ( qd ) tiap m Berat plat sendiri = 0,x 400 x Berat plafond + instalasi listrik = 88 kg/m = 5 kg/m = 33 kg/m c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m plat maka : qu =, qd +,6 ql =,.33 +,6. 00 = 535,6 kg/m 5... Perhitungan Momen a. Tipe plat A Tipe plat A seperti terlihat pada Gambar 5.0. A Gambar 5.0. Plat tipe A Ly Lx 4,0 3,0,33 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0,00.535,6. (3).45 Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0,00. 535,6. (3).6 = 6,98 kgm = 5,330 kgm Mtx = - 0,00.qu.Lx.x = - 0,00.535,6 commit to. (3) user.98 = -47,399 kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 30 Mty = - 0,00.qu.Lx.x = - 0,00. 535,6. (3).77 = -37,7 kgm b. Tipe plat B Tipe plat B seperti terlihat pada Gambar 5.. 4.000 3.000 B Gambar 5.. Plat tipe B Ly Lx 4,0 3,0,33 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0,00.535,6. (3).36 = 73,534 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0,00. 535,6. (3).7 = 8,947 kgm Mtx = - 0,00.qu.Lx.x = - 0,00.535,6. (3).77 = -37,7 kgm Mty = - 0,00.qu.Lx.x = - 0,00. 535,6. (3).58 = -79,583 kgm c. Tipe plat C Tipe plat C seperti terlihat pada Gambar 5.. 3.000 C Gambar 5.. Plat tipe C Ly Lx 4,0 3,0,33 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0,00.535,6. (3).5 = 45,840 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0,00. 535,6. (3).5 = 0,5 kgm Mtx = - 0,00.qu.Lx.x = - 0,00.535,6 commit to. (3) user.08 = -50,603 kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 3 5..3. Penulangan Plat Atap Perhitungan plat atap seperti tersaji dalam Tabel 5.3. Tabel 5.3. Perhitungan Plat Atap Tipe Plat Ly/Lx (m) Mlx Mly Mtx Mty (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) A 4/3=,33 6,98 5,330-47,399-37,7 B 4/3=,33 73,534 8,947-37,7-79,583 C 4/3=,33 45,840 0,5-50,603 - Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 45,840 kgm Mly = 5,330 kgm Mtx = -50,603 kgm Mty = -37,7 kgm Data : Tebal plat ( h ) = 0 cm = 00 mm Tebal penutup ( d ) = 0 mm Diameter tulangan ( ) = 0 mm b = 000 mm fy = 40 Mpa f c = 30 Mpa Tinggi Efektif ( d ) = h - d = 00 0 = 80 mm Rencana tinggi efektif dapat dilihat pada Gambar 5.3. h dy dx d' Gambar 5.3. Perencanaan Tinggi Efektif dx = h d - ½ Ø = 00 0 5 = 75 mm dy = h d Ø - ½ Ø = 00 0-0 - ½. 0 = 65 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 3 untuk plat digunakan b = 0,85. fc. fy. 600 600 fy max = 0,85.30 40 = 0,089.0,85. = 0,75. b = 0,067 600 600 40 min = 0,005 ( untuk plat ) 5..4. Penulangan lapangan arah x Mu = 45,840 kgm =,458.0 6 Nmm Mn = Mu,458.0 = 0,8 6 3,073.0 6 Nmm Mn Rn = b.d 3,073.0 000. 75 6 0,563 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85.30 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0,0037.9,4.0,563 40 < max < min, di pakai min = 0,005 As = min. b. d = 0,005. 000. 75 = 87,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 87,5 Jumlah tulangan =, 389commit ~ 4 buah. to user 78,5 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 33 Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm Jarak maksimum = x h = x 00 = 00 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 87,5 (As) (Aman) Dipakai tulangan 0 00 mm 5..5. Penulangan lapangan arah y Mu = 5,330 kgm =,53.0 6 Nmm Mn = Mu,53.0 = 0,8 6,566.0 6 Nmm Mn Rn = b.d,566.0 000. 65 6 0,37 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85.30 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0,0056.9,4.0,37 40 < max As < min, di pakai min = 0,005 = min. b. d = 0,005. 000. 65 = 6,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 6,5 Jumlah tulangan =, 070 78,5 ~ 4 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm Jarak maksimum = x h = x 00 = 00 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 6,5 (As) (Aman) Dipakai tulangan 0 00 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 34 5..6. Penulangan tumpuan arah x Mu = 50,603 kgm = 5,06.0 6 Nmm Mn = Mu = 6 5,06.0 0,8 6,508.0 6 Nmm Mn Rn = b.d 6,508.0 000. 75 fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85.30 6 0,96 N/mm perlu =. m m.rn fy =. 9,4.9,4.0,96 40 = 0,0039 < max As > min, di pakai perlu = 0,0039 = perlu. b. d = 0,0039. 000. 75 = 9,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 9,5 Jumlah tulangan = 3, 76 ~ 4 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm. Jarak maksimum = x h = x 00 = 00 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 9,5 (As) (Aman) Dipakai tulangan 0 00 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 35 5..7. Penulangan tumpuan arah y Mu = 37,7 kgm = 3,7.0 6 Nmm Mn = Mu = 6 3,7.0 0,8 4,64.0 6 Nmm Mn Rn = b.d 4,64.0 6 000. 65,098 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85.30 perlu =. m m.rn fy =. 9,4.9,4.,098 40 = 0,00467 < max As > min, di pakai perlu = 0,00467 = perlu. b. d = 0,00467. 000. 65 = 303,55 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 303,55 Jumlah tulangan = 3, 867 ~ 4 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm. Jarak maksimum = x h = x 00 = 00 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 303,55 (As) (Aman) Dipakai tulangan 0 00 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 36 5..8. Rekapitulasi Tulangan Plat Atap Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x Tulangan lapangan arah y Tulangan tumpuan arah x Tulangan tumpuan arah y 0 00 mm 0 00 mm 0 00 mm 0 00 mm 5.3. Perencanaan Plat Atap water tank 4.000 3.000 Gambar 5.4. Denah Plat Atap water tank 5.3.. Perhitungan Pembebanan Plat Atap Water tank. Beban Mati ( qd ) Tiap m Berat plat sendiri = 0, 400 = 88 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m qd = 33 kg/m +. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG 983 yaitu : Beban hidup atap itu sendiri = 00 kg/m Beban hidup water tank = 750 kg/m =850 kg/m + Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 37 3. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m plat maka : qu =,. qd +,6. ql =, 33 +,6 850 =735,6 kg/m 5.3.. Perhitungan Momen. Tipe Plat 4.000 3.000 Gambar 5.5. Tipe Plat atap watertank Ly Lx 4,0 3,0,33 Mlx = 0,00. qu. Lx. x = 0,00 735,6 (3) 73 = 40,89 kgm Mly = 0,00. qu. Lx. x = 0,00 735,6 (3) 44 = 687,06 kgm Hasil perhitungan momen yaitu: Mlx = 40,89 kgm Mly = 687,06 kgm 5.3.3. Penulangan Plat Atap water tank Data plat water tank : Tebal plat ( h ) = cm = 0 mm Tebal penutup ( d ) = 0 mm tulangan = 0 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 38 b fy = 000 mm = 40 MPa f c = 30 MPa Tingi efektif (d) = h - d = 0 0 = 00 mm dx = h p - ½Ø = 0 0 5 = 95 mm dy = h d Ø ½ Ø = 0 0 0 (½ 0) = 85 mm h dy dx d' Gambar 5.6. Perencanaan Tinggi Efektif b = 0,85. fc. fy. 600 600 fy = 0,85 30 40 0,85 600 600 40 = 0,065 max = 0,75. b = 0,75 0,065 = 0,0488 min = 0,005 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 39. Penulangan Lapangan Arah X Mu = 40,89 kgm =,40.0 6 Nmm Mn = Mu,40.0 = 0,8 6 4,53.0 6 Nmm Mn Rn = b.dx 4,53.0 000 95 6,579 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85 30 perlu =. m m.rn fy = 9,4 9,4,579 40 = 0,00679 perlu < perlu > As max min, di pakai perlu = min. b. d = 0,00679. 000. 95 = 645,05 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 645,05 Jumlah tulangan = 8, 7 ~ 0 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 00 0 Jarak maksimum mm = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 0. ¼.. (0) = 785 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 00 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap

Tugas Akhir 40. Penulangan Lapangan Arah Y Mu = 687,06 kgm = 6,87.0 6 Nmm Mn = Mu 6,87.0 = 0,8 6 8,589.0 6 Nmm Mn Rn = b.dx 8,589.0 6 000 85,89 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85 30 perlu =. m m.rn fy = 9,4 9,4,89 40 = 0,005 perlu < max perlu < As min, di pakai min = min. b. dx = 0,005 000 85 = 433,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 433,5 Jumlah tulangan = 5, 5 ~ 6 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 66, 67 mm =60 mm 6 Jarak maksimum = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 6. ¼.. (0) = 47 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 60 mm 5.3.4. Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan di atas diperoleh : Tulangan lapangan arah x 0 00 mm Tulangan lapangan arah y 0 commit 60 to mm user Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap