P : Saya Camilla kak dari Komunikasi USU, mau mewawancarai kakak untuk skripsi kak.

dokumen-dokumen yang mirip
GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu)

Keindahan Seni Pendatang Baru

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI

Universitas Sumatera Utara

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran

Pedoman Wawancara Siswi Sebagai Informan Tambahan Nama : Kelas : Pertanyaan 1. Menurut Adik penting tidak rasa percaya diri saat berpidato? Alasannya?

INFORMED CONSENT LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas. Sumatera Utara

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

LAMPIRAN BIODATA DIRI

PERTANYAAN WAWANCARA KELUARGA HARMONIS DAN TIDAK. 1) Bagaimana pendapat anda mengenai komunikasi antara orang tua dan anak

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

Kata siapa mukjizat sudah berhenti?? Kata siapa Paskah cuman sekedar ritual agamawi semata?

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

Wawancara Partisipan 1

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN

1. Kegiatan selama liburan

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau)

Lampiran 4. Verbatim Subjek 2. Waktu Wawancara : Rabu, 26 Maret 2014 PENELITI (P) SUBJEK2 (A)

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

CATATAN OBSERVASI. 27 Maret Maret 2017

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1

Hasil Wawancara Penelitian

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengumpulan Data Penelitian

TRANSKIP DATA OBJEK PENELITIAN KEDUA

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, DITRA.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TRANSKRIP WAWANCARA 1 PARTISIPAN 1. : Apa yang Abang ketahui tentang oukup ini? : Maksudnya ini apa? Khasiatnya atau apa?

Menurut sekolah, saya sudah lulus. Menurut Tuhan, belon. :p Justru di saat-saat China, Tuhan mendidik saya dengan berbagai macam hal.

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA. 1. Pemahaman pernikahan

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

ANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ

anak membaca? nak-anak

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lulus dari mata kuliah tersebut. selalu menilai negatif, tidak mengikuti ujian, belum mengambil mata kuliah

If you don t have someone to share with, simple, just do write.

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

HASIL WAWANCARA. Pertanyaan Jawaban Koding Keterangan

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

: Dina Simbolon. Lama Bekerja : 10 Tahun (Sejak 2006) Waktu wawancara : 29 April 2016, WIB. P : Kenapa Ibu memutuskan untuk pindah kemedan?

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. 2. Bagaimana proses Pengadaan Grey Literature di perpustakaan Universitas

PMS: Petuah Menulis Sukses

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BIODATA INFORMAN. : Muhammad Ali Akbar Syihab. Tempat/Tanggal Lahir: Tanjung Beringin, 23 Desember : 4 (Empat) Dari: 6 (Enam) Bersaudara

Transkrip wawancara dengan produser program radio SLAGI ADA NAMA PROGRAM : SLAGI ADA ( SLAMAT PAGI ANDA SEMUA ) : Ari Dagienkz dan Miund

BAB IV HASIL PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS SISTEM RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS PERUMNAS BT.VI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

It s a long story Part I

INVESTOR MINDSET FOR LIVING!..

Disusun oleh Lusi Nurfaridah

23 April 2013 Introduction

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Si Fero yang Tinggi Hati

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

G. Paradigma Penelitian

SKALA MOTIVASI BELAJAR SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA. Sebelum Uji Coba

BAB IV HASIL PENELITIAN

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

PERTANYAAN WAWANCARA. Jenis kelamin: Pendidikan terakhir: Pendapatan/bulan : <3juta >3juta

This is the beginning of everything

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan yang sama. Jenis kelamin dari anak kembar ini bisa sama, tapi bisa

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

Pedoman Wawancara Untuk Ibu Hamil

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku

Not Just A Friendship, We Are Big Family

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung)

DATA PERCAKAPAN. pada saat anak sedang mengerjakan tugas di dalam kelas)

Transkripsi:

85 WAWANCARA 1 Tanggal : 8 Mei 2014 Jam : 08.00 WIB Tempat : Sekolah Khusus Autisme YAKARI Pewawancara : Camilla Emanuella Sembiring (P) Informan : Guru pendamping AZ (MR) P : Pagi kak Pagi dek P : Saya Camilla kak dari Komunikasi USU, mau mewawancarai kakak untuk skripsi kak. Boleh, boleh dek. P : Saya ga ganggu ini kan kak? Ngga lah, sekalian aja biar kamu juga bisa liat kan proses mengajarnya. Mengenai apa skripsi mu? P : Mengenai komunikasi antarpribadi pada anak penderita Autisme kak. Jadi dari sisi komunikasi lah ya bukan kedokterannya? P : Iya kak mau melihat bagaimana komunikasi antarpribadi pada anak penderita autisme ini gitu kak. Oh gitu. Kakak bantu jawab semampunya ya. P : Iya kak. Jadi gini kak, anak autisme kan berbeda dari anak-anak biasanya kan kak, jadi bagaimana sebenarnya komunikasi efektif pada anak penderita autisme ini kak? Oh jelas jelas, pasti jelas berbeda lah dengan anak yang normal ya. Seperti ini kalau orang itu (anak penderita Autisme) bisa menjawab apa yang kita tanya aja itu sebenarnya sudah sangat efektif. Misalnya kita tanya apa kabar mereka jawab baik, kita panggil juga di jawab ya, di tanya di jawab, itu sebenarnya sudah sangat sangat bagus kalau untuk anak seperti ini, karena kan anak-anak seperti ini kan jauh dari normal. Karena kalau orang itu sudah bisa menjawab apa, menjawab satu arah aja lah dulu gitu kan, bukan timbal

86 balik ya, cuma kita aja terus yang menanyai dan mereka sudah mau merespon dengan baik, itu sudah sangat bagus. Tapi, kalau misalnya gitu aja pun ga masalah, orang itu bisa bertanya sama kita,timbal balik ya itu udah bagus kali. Tapi kan kalau bicara normal, kalau orang-orang normal kan biasanya, berbicara dua arah gitu kan,komunikasi dua arah, timbal balik, kalau untuk guru-guru seperti kami untuk anak-anak autistik ini, orang itu bisa menjawab apa yang kita tanya dengan bagus pun itu sudah efektif, begitu. P : Kalau ZA sudah berapa lama disini kak? Hampir 3 tahun lah kalau dia dek P : Bagaimana ZA waktu pertama kali datang kemari kak? Wah dia pas pertama kali datang ga mau berhenti nangis selama 2 jam. Ibu nya dia harus nunggu terus di kelas. Kakak ngomong dia ga mau mendengar, jangankan mendengar ya, ngeliat kakak pun ga mau dia dek. Karena dia kan autistik murni ya dek, jadi benar-benar sama sekali ga bisa berkomunikasi dan bersosialisasi ya dek. Seperti ini lah, anak-anak seperti itu kan kalo misalnya mengenal suasana baru dia panik, anak normal pun kan terkadang seperti itu, terkadang masih grogi atau takut-takut kan masih ada seperti itu, apalagi anakanak seperti ini, masih nangis atau gimana-gimana gitu. P : Terus gimana memulai proses komunikasi sama ZA kak? Itulah untuk memulai masuk ke situ ya kita harus mempelajari karakter orang itu lah semua, makanya kita ada observasi selama seminggu dulu, di situ kita nanti mengobservasi si ZA gimana perilakunya, karakternya bagimana, gitu. Apakah kita harus seperti ini sama dia, apakah kita seperti itu, karena kan karakter setiap anak itu berbeda-beda, ada yang bisa di bawa ke serius, ada yang bisa di bawa ke bermain gitu. Jadi, kita harus pelajari mereka dulu, perilakunya gimana, personalnya gimana gitu, seperti itu. Jadi kalau anak itu bisa di ajak serius ya serius, kalau misalnya harus dibarengin dengan bermain ya bermain. Dengan ZA pun gitu dek, setelah di lihat hasil observasi nya ternyata dia tipe anak yang kita harus tegas sama dia, jadi kakak pelan-pelan panggil nama dia, baru dia diam aja kan, di situ kakak kasi tau lah kalau orang panggil nama kamu, kamu harus jawab apa, gitu. Jadi ya kakak dekati dia pelan-pelan, kakak coba masuk ke dunia dia, kakak coba mengerti dia gimana.

87 P : Kalau karakternya ZA gimana kak? ZA itu anak yang terlalu manja dek, jadi semua kemauan dia harus diikuti gitu, kalau ngga dia nangis, menjerit, jambak rambut sendiri bahkan mau mengantukkan kepalanya ke dinding. Selama kk di sini, ZA termasuk anak yang susah lah dek buat di dekatin. Di sentuh pun dia ga suka kemarin itu. Jadi, kalau sama ZA kita harus tegas, karena dia itu kalau kita ikut-ikut kan terus kemauannya dia bakalan ngelunjak dek dan ya jadinya ga berkembang lah. Anak autis kan ga tau dek apakah kita itu lebih tua dari dia atau guru dia, jadi dia ngeliat kita semua ini sama aja. Jadi ZA pun gitu, kakak harus menegaskan, kakak ini lebih tua dari dia, jadi dia harus menghargai kakak, karena kakak pun juga mau melakukan yang baik sama dia. P : Udah ada ga perubahan sama ZA kak dibandingkan dari pertama dia datang kemari? Banyak dek, banyak sekali. Kayak yang kakak bilang tadi kan, sebenarnya ZA termasuk anak yang paling susah buat di dekati. Kebanyakan anak autisme yang kakak ajar itu bukan autistik murni, jadi ya kayak yang hyperactive, speech delay, tantrum. Tapi ZA kan autistik murni dek, jadi benar-benar lah dia ga mau buat berhubungan sama kita, dia punya dunia sendiri. Tapi dengan cara komunikasi atau pengajaran yang benar, dia sekarang udah banyak perkembangan. Sekarang dia sudah bisa jawab apa, kalau di tanya nama dia juga udah bisa jawab, kalau lapar udah bisa minta makan. Sekarang dia juga udah bisa di pegang, bahkan dia suka kali meluk orang. P : Untuk minta makan dia dulu juga ga bisa kak? Dia bisa minta makan baru 1 tahun ini dek, dulu kalau lapar dia nangis. Jadi gini, anak penderita autis ini kan harus mengikuti pola gitu, maksudnya dia ada musti ada jadwalnya sehari-hari, dan harus diikutin. Jadi gitu pun kalau makan, kalau sudah jam nya untuk makan, makanan ga di kasi, udah lah, dia teriak-teriak, tapi 1 tahun ini dia udah lebih tenang, udah bisa bilang mana makan tapi berulang-ulang gitu. P : Kakak dari awal merasa positif atau yakin ga kak bisa membantu ZA untuk sembuh?

88 Dulu sempat kakak down buat ngajarin dia, karena dia kan berapa bulan baru ga nangis lagi datang kemari, bisa di bilang lama lah ya. Sempat mau nyerah lah kan. Tapi akhirnya kakak berpikir, kalo aku pun ga yakin sama diri ku kan, gimana aku mau bantu dia. Jadi kakak yakinkan diri kakak dulu kalo kakak pasti bisa membantu dia, dia pasti bisa berkembang. Baru lah kakak berusaha lagi lebih, biar dia bisa seenggaknya bisa nerima sekitarnya P : Gimana perasaan kakak melihat ZA yang mulai mau untuk terbuka ini kak? Waktu itu kakak senangnya bukan main lah. Kakak langsung semangat lagi buat membantu dia biar bisa lebih bagus lagi. Padahal dia cuma menjawab emmmm sambil diliatnya kakak sekilas, kalo untuk kita mungkin belum bisa dibilang membuka diri ya dek, tapi untuk kasus mereka ini, apalagi kakak orang baru sama dia, itu udah hebat kali udah mau dia mengakui kakak disitu gitu karena sebelumnya kayak ga ada kakak disitu dibuatnya P : Perkembangan apa yang kakak rasa paling membuat kakak merasa berhasil atau senang gt kak? Waktu dia udah mau kontak fisik dek P : Kalau untuk mau kontak fisik kayak di sentuh gini, lama ga kak waktunya dari dia mau mulai berbicara? Ga terlalu lama sih, sekitar berapa bulan. Awalnya dia cuma mau pegang tangan kakak, untuk ngeliat mainan yang kakak pegang kan, tapi Pertama kali dia mau sentuh tangan kakak, itu rasanya, campur aduk hati kakak. Bangga iya, senang juga iya, terharu juga iya. Karena kayak yang kakak bilang tadi lah, dulu dia jangankan mau sentuh kakak, nganggap kakak ada di situ sama dia aja nggak kan. Ini dia mau sentuh, sekarang mau meluk lagi kan, waduh senangnya ga terkira P : Ada kesulitan tertentu ga kak dalam membantu ZA biar mau berkomunikasi? Kesulitan sih tergantung kriteria autisme masing-masing anak ya. Kalo ZA ya yang tadi lah, kesulitan waktu pertama dia menyesuaikan diri sama lingkungan dan orang baru. Terus ya, dia susah buat konsentrasi kan, terus dia manja kali, semuanya harus diikuti. Ya paling itu lah

89 P : Ada cara-cara tertentu ga kak buat menunjukkan dukungan kakak untuk membantu biar ZA sembuh? Paling ya kayak ngasi reward gitu lah dek. Kalo dia baik dikasi hadiah, gitu. Kayak anak-anak normal lah, kan suka juga dikasi hadiah, dipuji-puji, gitu. P : Berpengaruh ga itu kak sama perkembangan mereka? Pengaruh lah. Pujian itu harus,itu jadi kayak penyemangat, jadi dia tau kalo yang dia lakukan itu baik,benar gitu. Misalnya kakak suruh dia sebutkan angka satu sampai sepuluh, di angka lima dia berhenti karena konsentrasinya pecah, kakak langsung bilang, ayok yang bisa sebutkan sampai sepuluh anak pintar! Terus dilanjutkannya sampai sepuluh, terus kakak puji lagi, pintarnya adek kakak. Senang kali dia itu, senyum-senyum dia P : Setelah beberapa tahun mengajari ZA ada merasa keterikatan emosional ga kak? Ada lah dek, pasti itu. Kakak itu udah menganggap anak-anak yang kakak dampingi kayak adek sendiri. Kalo sama adek sendiri pasti kita mau yang terbaik kan, biar dia sembuh, biar dia berkembang. Kakak yakin kalo kita udah sayang sama anak itu, kita juga pasti membantunya tulus, semua yang dikerjakan dengan tulus, hasilnya pasti baik. Kakak pun yakin kalo AZ ini tau kakak niat baik sama dia, sayang sama dia, biar kata orang anak ini ga tau kalo kau sayang sama dia, kakak yakin dia tau, dia bisa merasa P : Ada hal tertentu ga kak yang ga boleh diterapkan waktu mengajari ZA? Paling pantang untuk menyebut anak-anak ini bodoh terus ngebentak, bukan cuma ZA, semua anak ga boleh digitukan! Itu bisa membuat mereka down, biarpun mereka ngga benar-benar mengerti yang pas kita bilang bodoh itu, itu tetap ngga boleh! P : Kalau untuk ke orang tua gimana kak, ada di kasi arahan ga kak untuk ngebantu ZA? Iya ada, jadi kalau kita baru pulang dari belajar lah, ZA itu kita bawa ke luar,kita berikan pada orang tua, disitu waktu kita untuk berbicara dengan orang tua, ZA ini seperti ini tadi, ada PR nya, ada perkembangan seperti ini, terus kita arahkan juga pada orang tua, dirumah nanti seperti ini,

90 materinya ini. Nanti beberapa bulan sekali, kita juga mengadakan seminar disini untuk orang tua, karena kan kita juga punya dokter disini, jadi nanti dia menjelaskan bagaimana anak itu sbenarnya, bagusnya seperti apa, jadi orang tua paham. P : Diskusi guru dan orang tua punya pengaruh ga kak dalam membantu perkembangan ZA? Jelas lah dek, pengaruh kali pun. Kami harus saling kerja sama, saling kasi masukan dan informasi mengenai ZA, jadi tau apa-apa aja lagi yang harus kami lakukan. Sudah dek? Ini waktunya ZA udah habis jadi kakak harus lanjut lagi ke anak yang lain Oh sudah kak, gak apa-apa kak. Makasih ya kak buat waktu dan info-nya. P : Iya iya, maaf ya dek cuma bisa bantu itu. Padat kali soalnya jadwal anak-anak ini, nanti kalo kurang hubungin sekolah langsung ya, biar di atur lagi wakunya. A : Iya kak. Makasih ya kak.

91 WAWANCARA 2 Tanggal : 8 Mei 2014 Jam : 10.00 WIB Tempat : Sekolah Khusus Autisme YAKARI Pewawancara : Camilla Emanuella Sembiring (P) Informan : Orang TuaZA (DW) P : Pagi bu.saya Camilla dari Komunikasi USU, mau mewawancarai ibu untuk skripsi bu. DW : Iya boleh P : Maaf ya bu mengganggu waktunya DW : Ngga lah, ngga apa. Saya kan guru juga, ngertilah kalo untuk tugas begini. Mau bahas apa dek? P : Mengenai komunikasi antarpribadi pada anak penderita Autisme bu. DW : Mengenai komunikasi ibu sama ZA? P : Iya bu, gimana komunikasi antarpribadi ibu sama ZA buat membantu ZA bisa berkomunikasi secara efektif. DW : Iya iya. Gimana itu pertanyaannya dek? P : Gimana ibu pertama kali tau kalau ZA itu menderita autsime? DW : ZA kan anak ke dua ya, selama hamil anak ke dua sampai lahirannya saya ga ada ngerasa aneh atau kejadian yanga aneh. Pas lahir juga fisiknya sehat ga ada yang lain lah. Cuma dia cengeng aja, tapi ya saya anggap biasa lah kan, namanya juga bayi.sekitar umur dua tahun baru saya ngerasa agak aneh, ZA kok nangis nya makin menjadi, ga ada alasan pun nangis, terus ga mau kontak mata juga, ga mau main sama kakaknya juga gitu kan. Sampe terakhir saya bener-bener ngerasa aneh itu pas dia kadang ga mau dipegang sama ibu, sama bapaknya juga. Nangis dia, menjerit. Tapi kadang mau, kadang ngga gitu. Pas mau digendong berontak, nangis, ya baru akhirnya saya bicarain sama bapaknya, baru lah di bawa ke dokter buat diperiksa. P : Perasaan waktu pertama kali dikasi tau ZA autis gimana bu?

92 DW : Wah sedihnya bukan main lah, bingung juga, mau buat apa selanjutnya, ininya gimana itu gimana, masih ga percaya juga kan. P : Yang menyarankan untuk disekolah kan atau di terapi di YAKARI siapa bu? DW : Dari dokter, terus dari diskusi juga sama kawan sama saudara. P : Bagaimana ZA waktu pertama kali di bawa untuk mulai sekolah bu? DW : Ya nangis terus, ga berhenti-berhenti, ga mau lepas dari saya. Bahkan ga mau ngeliat guru nya.sempat mikir juga saya, bisa ya dia sembuh ini kalau gini terus, karena kan hampir dua bulan dia ga berubah juga, gitu terus. Sampe terakhir udah dia terbiasa kan sama sekolah barunya, barulah dia mulai mau ditingal, udah mau juga mulai ngeliat gurunya biar pun ga kontak mata ya. P : Ibu merasa positif ga kalau ZA bisa sembuh? DW : Saya lihat dia di kelas udah mulai mau diam, udah mulai bisa di tinggal biarpun hanya setengah jam awalnya, saya jadi makin yakin gitu sama dia. Gak apa-apa lambat, semuanya perlu proses kan, tapi saya selalu berpikir positif dan yakin, ZA bisa sembuh P : Banyak ga bu perubahan sama ZA sampai sekarang ini? DW : Banyak lah perubahannya, bahkan sampe ga nyangka juga kan. Awalnya cuma berharap seenggaknya dia bisa ga nangis-nangis lagi terus sekedar aja ngomong, eh taunya sekarang udah banyak kali perubahan. Di rumah, ZA udah ga gampang nangis karena alasan yang ga jelas, terus mulai mau main dengan kakaknya juga, biarpun belum mau berbicara jelas teru cuma menggumam. Belum terlalu banyak memang ya perkembangannya, tapi ya awal buat dia bisa lebih berkembang lagi lah.. P : Kalau kontak fisik sudah mau bu? DW : Udah udah. Dia udah ga pernah lagi berontak atau nangis kalo mau di gendong. Suka kali meluk dia sekarang ini. P : Ada kesulitan tertentu ga bu dalam membantu ZA biar mau berkomunikasi? DW : Dulu sih ada ya, kan saya kerja juga, jadi ga bisa selalu jemput dia. Terus terkadang pulang pun selalu sore, jadi dia kadang di jemput neneknya. Karena ini jadi saya sempat susah buat ngertiin dia kan, mau nya apa perlunya apa,

93 saya ga ngerti.kalau mau bantu dia saya ya harus bisa ngerti dulu lah kan. Tapi saya selalu usaha buat nyempatin jemput dia, biar bisa diskusi sama guru pendamping dia.susah kan untuk mengerti dia, tapi guru-guru disini juga membantu, ngasi tau ibu harus begini harus begitu. Jadi lama-lama saya bisa ngerti, jadi saya juga tau harus gimana kalo menghadapi ZA. Intinya banyak sabar, terus saya juga selalu mikir, kalo ini kan juga bukan mau-nya ZA begini, jadi ya saya selalu coba ngerti lah mau nya dia gimana, keadannya juga. Terus saya juga awalnya ngerasa susah buat nolak kemauan dia kan. P : Menolak kemauan dia gimana maksudnya bu? DW : Ya permintaan-permintaan dia, kan dia kalo ditolak dulu selalu nangis, kadang jambak-jambak rambut sendiri. Ibu suka kasian terakhir ibu turutin dia. Habis cerita-cerita sama guru disini, ibu dikasitau kalo ngga tegas malah ZA ga akan ada kemajuan, karena ZA nanti jadi tau kelemahan kita dan akan terus dipake sama dia biar semua mau-nya dituruti. Jadi ya ibu tegas tapi ga dibentakbentak, pelan bilanginnya tapi tegas, biar dia ga takut, ga ngerasa dipaksa P : Ibu udah merasa benar-benar bisa mengerti ZA? DW : Sekarang ini sudah lah, sudah yakin. Biar pun ya terkadang juga masih bingung, tapi secara keseluruhan udah lah. Apalagi sekarang dia udah bisa ngasitau kan kalo lapar atau gimana-gimana, jadi itu ngebantu kali buat saya ngertiin dia. P : Ada cara-cara tertentu ga kak buat menunjukkan dukungan ibu untuk membantu biar ZA sembuh? DW : Dengan ngasi yang terbaik buat dia lah dek. Ngasi fasilitas yang terbaik buat bantu dia biar lebih semangat belajar.terus banyak yang membantu dan doa buat ZA yang buat ibu bisa yakin lah. Kalo menghadapi sendiri ibu juga ga akan bisa, gitu pun ZA. Ya ibu selalu usaha kasi yang paling baik untuk dia, sama doa lah yang paling penting, biar dia bisa lebih bagus lagi, bisa sembuh P : Menurut ibu diskusi guru dan orang tua punya pengaruh ga bu dalam membantu perkembangan ZA? DW : Itu lah paling membantu saya, apalagi saya yang ga terlalu ngerti ya harus gimana-gimana, ya disuksi sama guru lah solusinya. Itu membantu kali itu.

94 Dek, saya harus antar ZA pulang lagi ini terus lanjut kerja. Maaf ya, cuma bisa sampai jam segini aja. DW : gak apa-apa bu. Makasih ya bu buat waktu dan info-nya.

95 WAWANCARA 3 Tanggal : 12 Juni 2014 Jam : 10.00 WIB Tempat : Sekolah Khusus Autisme YAKARI Pewawancara : Camilla Emanuella Sembiring (P) Informan : Guru pendamping ND (PT) P : Pagi kak PT : Pagi juga P : Saya Camilla kak dari Komunikasi USU, mau mewawancarai kakak untuk skripsi kak. PT : Oh yang kemarin ya?nama saya PT P : Iya kak PT : Apa judul skripsi nya? P : Komunikasi antarpribadi pada anak penderita Autisme kak. PT : Oh oke oke. Apa itu pertanyaannya? Saya bantu semampunya ya P : Gini kak, saya pertama pengen tau, apa ada perbedaan komunikasi efektif antara anak penderita autisme dengan anak normal? PT : Konsep komunikasi efektif ya. Maksudnya komunikasi yang baik dan benar gitu kan ya? P : Iya kak PT : Jadi itu gini, kalau sama anak-anak spesial ini, apalagi anak autis ya, yang masalah utama mereka adalah komunikasi, konsep komunikasi efektif untuk mereka jauh lebih sederhana dari pada untuk kita yang normal. Mereka untuk memberitahu kalo mereka lapar aja ga bisa kan, apalagi nanya orang lain lapar atau ga,ya ga bisa kan. Sedangkan konsep komunikasi efektif untuk kita yang normal itu komunikasi yang baik ya yang harus bisa benar-benar memahami informasi yang disampaikan, harus timbal balik, begini begitu, banyak lah tolak ukurnya. Tapi untuk anak-anak ini, itu komunikasi efektif, sederhana aja. Bisa dia menjawab apa yang kita tanya sesuai sama yang udah dia pelajari,

96 terus bisa dia sekedar menyampaikan keinginan dia, itu udah bisa dibilang efektif lah. Ada yang memang sampai bisa kayak kita normal gini setelah terapi berapa lama, tapi secara umum ya gitu, konsep komunikasi efektif mereka lebih sederhana. P : Kakak udah berapa lama mendampingi ND? PT : Sekitar 3 tahun lah. Dia masuk kesini umur-nya 4 tahun, sekarang udah 7 P : ND masuk dalam kriteria autisme yang bagaimana kak? PT : Oh dia itu hyperactive sama speech-delay P : Bagaimana ND waktu pertama kali datang kemari kak? PT : Pas pertama datang dia masih malu-malu namanya ketemu orang baru di tempat baru pula, ya kayak anak-anak biasa lah. Karena ND juga bukan autis murni jadi ga terlalu tertutup kali juga. Ga terlalu susah lah buat dekatin dia, seminggu masih ditemenin mamanya, tapi minggu kedua udah ga lagi. Udah mau sendiri di kelas sama saya. P : Bagaimana memulai proses komunikasi sama ND kak? PT : Kita ada prosedurnya di sini, jadi setiap ada anak baru kita observasi dulu seminggu. Jadi saya observasi dulu lah si ND, ngeliat dia gimana dulu kan karakternya, apa yang harus di buat. Habis itu, baru lah dimulai. Terus dia kan hyperactive ya, jalan kesana-sini, ngerjain ini itu, jadi konsentrasi dia mudah terpecah-pecah. Jadi, kami cari cara-cara yang bisa menarik perhatian dia, kayak gambar-gambar yang warnanya terang, atau mainan yang bentuk sama warnanya menarik, disesuaikan sama pelajaran dia lah. Ga bisa dipaksa konsentrasi sama sesuatu yang dia ga tertarik, jadi ya kita buat cara-cara biar dia bisa santai terus bisa sambil belajar juga P : Kalau karakternya ND gimana kak? PT : Dia anak yang santai, ga mudah nangis juga, selalu energik. P : Udah ada ga perubahan sama ZA kak dibandingkan dari pertama dia datang kemari? PT : Udah banyak lah perubahan ya. Dia anak yang bisa di bilang perubahannya cukup cepat terus keliatan. Kalo menurut saya sih karena dia anak nya pinter,

97 cepat nangkap kalo ND ini, terus dia juga cepat menghapal. Jadi di kasi pelajaran dia cepat nangkap nya. P : Kakakmerasa positif atau yakin ga kak bisa membantu ZA untuk sembuh? PT : Positif lah. Apalagi setelah ngeliat dan tau dia pinter gini kan, makin yakin lah jadinya. P : Ada cara-cara tertentu ga kak buat menunjukkan dukungan kakak untuk membantu biar ZA sembuh? PT : Pake hadiah, itu paling ampuh, sekalian buat narik perhatian dia kan. Kan buat narik perhatian dia, saya pake mainan atau gambar gini pas ngajar. Tapi kan, dia kadang malah ga mau jawab pertanyaan lagi karena udah fokus kali sama satu mainan kan, jadi saya cari cara lain, kasi dia hadiah. Mau kasi snack ga bisa sembarangan kan, karena ada beberapa anak autis yang diet khusus, jadi ya mainan itu lah. Kalo dia udah mulai ga mau jawab lagi, kakak bilang, yang bisa jawab pertanyaan kakak anak baik, anak baik dapat mainan. Jadi dia liat terus ada motivasinya biar dia mau jawab. Habis itu kita kasi hadiah sama pujian P : Ada kesulitan tertentu ga kak dalam membantu ND untuk bisa komunikasi? PT : Kesulitan sih paling hyperactive nya aja ya, karena kan pikiran dia jadi terpecah-pecah gitu. Terus sama ini satu lagi, dia akhir-akhir ini mulai membeo, jadi musti hati-hati kalo ngomong sama dia. P : Maksudnya membeo kak? PT : Diikutinnya apa yang kita bilang, itu lah selain jadi jago belajar, karena dia cepat ngingat sesuatu sekarang ini dia sering ngikut-ngikutin kata-kata orang, kalo yang dia dengar bagus gak apa, kadang yang ga betul kan. Pernah itu berapa kali pas saya ngajar dia ngomong pelan, saya dengar baik-baik, itu dia bilang kata-kata yang ga pantes anak seumuran dia ngomong.ya saya harus bilangin dia lah biar dia ga ngulang kata-kata itu lagi. P : Kalau dia gitu cara bilanginnya gimana kak biar dia ngerti? PT : Saya juga harus tegas kalo saya udah dengar dia membeo ucapan yang ngga pantas untuk umur dia. Kan saya dan keluarganya ga 24 jam mengawasi, jadi mungkin dia entah dengar dari TV atau anak tetangga, diulang-ulang lah sama

98 dia. Ga boleh di bentak, tapi ya suara saya buat agak besar, dan nadanya agak beda sama yang biasa. ND itu cakap jahat! Atau, saya bilang, ND itu cakap anak bandel. P : ND pernah melawan kalau dibilangin kak? PT : Pernah juga. Bukan melawan sih lebih ke ga mau dengar, pura-pura ga dengar, atau pas menjawab dia teriak, gitu. Namanya anak penderita autis dia kan ga tau kita ini kakaknya atau adeknya, sama aja semua nganggapnya. Disinilah saya ajarin, kalo dia melawan waktu di bilangin, saya pake cara yang tadi, pake bahasa yang simple, pokoknya biar dia ngerti kalo ngomong gitu sama saya atau orang tua-nya itu bukan anak baik. Tapi kalo dia ngomong sesuai dengan apa yang udah dia belajar, itu anak baik. Biar dia juga tau kan, kalo dia baik ga akan diginiin. Biar dia juga menghargai kita, ga bisa suka-suka P : Ada merasa keterikatan emosional ga kak dengan ND? Ada. Saya udah sayang lah sama dia, udah kayak adek sendiri. Saya juga udah banyak ngerti lah sifat-sifatnya juga, mood-nya dia P : Setelah mendampingi ND beberapa tahun ini kakak udah benar-benar mengenal ND belum? PT : Udah lah. Udah bisa ngerti lah mood-nya dia, sifatnya, udah bisa juga ngerti dia butuh apa sekarang atau gimana-gimana nya semua. P : Ada timbal balik ga kak dari ND? PT : Dia sekarang sih udah mulai peka ya sama pengaruh kelakuan dia sama orangorang sekitar dia. Tapi yang dia liat langsung ya efeknya. Dia kalo ngeliat orang nangis gitu kan karena dia ga mau jawab atau ngapain gitu, dia nanti langsung datang, ditepuknya pundak orang itu, jangan nangis, katanya gitu nanti. P : Dia sejak kapan seperti itu kak? PT : Udah beberapa lama lah. Itu dia ngikut dari kakak, karena kakak selalu gituin dia kalo dia nangis atau sedih gitu, jadi terekam di kepala nya, kalo orang nangis karena kita, kita harus gituin biar orang itu ga sedih lagi. Jadi tiap orang nangis digituin.

99 P : Ada hal tertentu ga kak yang ga boleh diterapkan waktu mengajari ND? PT : Ya jangan membentak, pake kata-kata kasar. Itu aja sih, jangan buat mereka takut sama kita. P : Kalau untuk ke orang tua gimana kak, ada di kasi arahan ga kak untuk ngebantu ND? Ada. Tiap pulang sekolah ketemu kan, disitulah diskusi sedikit-sedikit. P : Diskusi guru dan orang tua punya pengaruh ga kak dalam membantu perkembangan ND? Oh Pengaruh lah. Kan anak autis ini minimal 8 jam/hari terapinya, di sekolah cuma 2 jam, jadi sisanya orang rumah lah kan yang bantu. Jadi kalo orang tua bisa ngerti gimana cara-caranya dari diskusi ini, jadi dia bisa bantu lah pas terapi dirumah. P : Oke kak. Makasi ya kak buat info sama waktunya PT : Oh udah ya? Iyalah, sama-sama, semoga berguna ya buat skripsi mu P : Iya kak, makasih ya kak.

100 WAWANCARA 4 Tanggal : 16 Juni 2014 Jam : 12.00 WIB Tempat : Sekolah Khusus Autisme YAKARI Pewawancara : Camilla Emanuella Sembiring (P) Informan : Orang TuaND (SR) P : Pagi bu.saya Camilla bu dari Komunikasi USU, mau mewawancarai ibu untuk skripsi saya bu. SR : Iya dek, maaf ya baru bisa hari ini, kemarin ada urusan keluarga. P : Iya bu gak apa-apa. SR : Ga enak saya jadinya. Kuliah jurusan apa? Mengenai apa ini? P : Kuliah jurusan Komunikasi bu. Ini skripsinya mengenai komunikasi antarpribadi pada anak penderita autisme bu. SR : Mengenai komunikasi ibu sama ZA? P : Iya bu, gimana komunikasi antarpribadi ibu sama ZA buat membantu ZA bisa berkomunikasi secara efektif. SR : Iya iya. Gimana itu pertanyaannya dek? P : Gimana ibu pertama kali tau kalau ND itu menderita autsime? SR : Saya dulu selama hamil ND itugak pernah merasakan dan mengalami hal yang janggal. Habis melahirkan ND juga gitu, saya saya ga ngerasa ND itu aneh atau gimana. ND kan lincah terus juga aktif, saya mikirnya ya berarti anak saya sehat lah, kan aktif terus, fisiknya sehat. Pas umur tiga tahun, saya mulai ngerasa kok ND ini aktif tapi ga pernah ngomong, terus kalo main itu dia kayak punya dunia sendiri, ga pernah berinteraksi sama anak lain atau kakaknya gitu. Tapi yang paling bikin saya khawatir ya itu, dia sama sekali ga ngomong, diam aja, kalo pun ngomong Cuma menggumam ga jelas itu pun kayak menggumam sama diri sendiri lah. Ya akhirnya saya bicarain sama suami lah kan, jadi kami mikir baiknya kami perhatikan dengan lebih detail lagi lah gitu. Habis diperhatikan lebih detail lagi, saya juga baru sadar, kok ND ga pernah mau melakukan kontak mata. Baru lah kita bawa ke dokter anak

101 buat di periksa lagi. Pas pertama kali dikasitahu kalo ND menderita autisme, saya dan suami sempat ga percaya juga kan, ga mungkin lah ini gitu.jadi, kita bawa ke beberapa dokter lain, semuanya bilang gitu juga, ND ini autis, dan kriteria autis nya masih ringan, jadi kalo dibawa ke sekolah yang bagus, kemungkinan untuk sembuh itu besar. P : Perasaan waktu pertama kali dikasi tau ZA autis gimana bu? SR : Ya sedih lah dek, ga percaya juga. Makanya saya sempat juga ngebiarin ND setahun, maksudnya kayak yang menghibur diri bilang kalo ah anak saya normal gitu, sampe akhirnya baru saya bisa bener-bener nerima, baru di bawa ke sekolah khusus. P : Yang menyarankan untuk disekolah kan atau di terapi di YAKARI siapa bu? SR : Dari saran dokter, terus dari baca-baca info di internet dimana-mana juga P : Bagaimana ND waktu pertama kali di bawa untuk mulai sekolah bu? SR : Dia ga cengeng atau yang gimana gitu ya anaknya, jadi pas pertama dibawa dia ya biasa aja, malu-malu lah biasa kan, jadi saya seminggu pertama nemenin dia dulu sampe masuk kelas, baru lah saya tinggal nunggu di luar sampe dia pulang. P : Ibu merasa positif ga kalau ZA bisa sembuh? SR : Positif lah, positif kali pun. Jadi dari diskusi saya sama guru-guru disini, saya dikasi tau kalo anak autis ini kan harus diterapi minimal 8jam/hari, di sekolah 2 jam, berarti kan di rumah seenggaknya 6 jam. Saya kan ga kerja, saya itu ibu rumah tangga, ngurus 2 anak aja, jadi fokus saya bisa banyak buat ND. Udah dapat bantuan dar guru pendamping terus juga dari saya dan keluarga, saya yakin lah dia bisa sembuh. P : Banyak ga bu perubahan sama ZA sampai sekarang ini? SR : Udah banyak kali lah dek perubahannya kalo soal komunikasi. Dulu kan sama sekali ga bisa ngomong, sekarang di tanya nama udah jawab, di sapa juga mau jawa, ya biarpun singkat-singkat tapi ini udah buat senang. Bahkan sekarang dia udah mau bilang kalo dia lapar, atau mau ke kamar mandi, kalo dulu mana mau dia. Udah lumayan banyak kalo perbendaharaan kata-kata dia. Kalo main juga udah mau sama kakaknya. Sekarang dia udah itu lagi, udah bisa tau kalo

102 orang lagi sedih dia datang tepuk pundaknya gitu, udah lumayan peka lah sama sekitar. Tapi kalo soal hypercative nya masih belum terlalu banyak sih, dia masih lasak, masih selalu nyari-nyari kegiatan ini itu ga bisa diam, tapi maih bisa saya handle. P : Ada kesulitan tertentu ga bu dalam menghadapi ND? SR : Harus selalu di perhatikan kalo dia ini, takutnya kan dia ngapain-ngapain yang bisa buat dia celaka juga.tapi kan namanya anak hyperactive ya memang gitu, ga bisa diam, saya cuma bisa perhatikan, selama masih wajar ya gak apa-apa lah. Tapi kalo kerjaannya mulai ga bener ibu rasa, ibu ingatkan lah, ND kalo begitu itu anak nakal. Gitu aja dia udah ngerti kok, berarti ga boleh gitu lagi. Guru-guru disini selalu ingatkan, jangan dibentak dia nanti malah takut. Suara dikuatkan aja sedikit, nadanya juga naikkan, pokoknya jangan sampe buat dia jadi malah takut. Terus sekarang ini kan dia mulai membeo, mengikuti omongan orang, jadi harus lebih dijaga dan hati-hati kalo mau ngomong dekat dia, terus lingkungan sekitar dia waktu main juga ahrus lebih dijaga, takutnya dia niru yang ga baik. Karena sempat juga kejadian gitu kan, guru nya yang laporkan kalo ND tadi ngomong begini-begini. Ya saya ingatin dia lah, pake cara yang udah diajarin sama guru pendamping dia. P : Ada cara-cara tertentu ga kak buat menunjukkan dukungan ibu untuk membantu biar ZA sembuh? SR : Dengan selalu ngasi yang terbaik lah ya, sama memberikan waktu dan perhatian sama dia juga. Terus selain mengingatkan ND kalodia melakukan hal yang ga baik, saya percaya kalo ND juga harus tau kalo dia lagi berbuat baik. Ya kita kasi hadiah, entah mainan atau pujian gitu. Biar dia tau kalo dia berbuat baik dia dapat begini, jadi dia termotivasi untuk terus belajar lagi. P : Menurut ibu diskusi guru dan orang tua punya pengaruh ga bu dalam membantu perkembangan ND? SR : Jelas lah, saya dulu ga tau apa-apa, ga ngerti sama sekali, dibantu lah sama guru-guru disini. Dituntun lah biar saya juga bisa membantu anak saya buat sembuh kan. P : Oke bu. Makasih ya bu buat waktu dan informasinya bu.

103 SR : Oh iya iya dek. Maaf ya kemarin itu ga bisa datang tiba-tiba. Sukses ya dek P : Iya bu, terima kasih bu.