BAB I PENDAHULUAN. kehamilan yang sama. Jenis kelamin dari anak kembar ini bisa sama, tapi bisa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kehamilan yang sama. Jenis kelamin dari anak kembar ini bisa sama, tapi bisa"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak kembar adalah dua orang anak atau lebih yang lahir dari satu masa kehamilan yang sama. Jenis kelamin dari anak kembar ini bisa sama, tapi bisa juga berbeda. Secara umum, faktor hereditas memainkan peranan penting dalam proses kelahiran kembar. Keluarga yang memiliki anak kembar, umumnya, mempunyai peluang yang lebih besar untuk memiliki anak kembar pada generasi berikut, dibanding keluarga yang tidak memilki anak kembar (Suririnah, 2005). Kelahiran kembar dapat dibedakan menjadi dua, bila dilihat dari sifat kelahiran, yaitu kembar identik dan kembar fraternal. Kembar fraternal adalah kembar yang muncul karena adanya dua atau lebih sel telur (ovum) yang matang bersamaan dan masing-masing dibuahi oleh satu sperma. Masingmasing pasangan (ovum dan sperma) akan bersenyawa membentuk zigot yang berbeda satu sama lain dan berkembang sendiri-sendiri. Kembar identik adalah kembar yang muncul apabila satu sel telur matang (ovum) dibuahi dua atau lebih sperma. Sel telur akan membelah dua yang masing-masing akan berkembang menjadi zigot tersendiri dan seterusnya menjadi bakal janin dua anak kembar (Mendatu, 2009). Secara umum, anak kembar memiliki banyak kesamaan, baik secara fisik maupun sifat psikologis. Kesamaan kesamaan yang dimiliki oleh anak

2 kembar ini, yang membuat anak kembar terlihat unik dibandingkan dengan individu lain. Kembar identik mempunyai kemungkinan dua kali lebih besar untuk serupa secara genetika dibandingkan dengan kembar fraternal yang kurang lebih sama dengan saudara kandung. Kembar identik lebih menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk menunjukkan sifat yang sama (concordant) dibandingkan dengan kembar fraternal (Papalia, Olds & Feldman 2009). Kesamaan yang dialami oleh anak kembar cenderung disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik menyebabkan anak kembar mempunyai kesamaan dalam segi fisik. Kesamaan secara fisik ini meliputi kesamaan dalam hal tinggi badan, bentuk muka, bentuk tubuh hingga sampai ke warna kulit (Saufi, 2008). Gen bertindak sebagai cetak biru bagi sel untuk memproduksi gen itu sendiri dan menghasilkan protein yang mempertahankan kehidupan (Santrock, 2009). Setiap sel dalam tubuh manusia normal memiliki 23 pasang kromosom. Melalui jenis pembelahan sel yang disebut meiosis, yang dialami oleh sel seks saat berkembang, setiap sel seks akhirnya terdiri dari 23 kromosom, satu dari setiap pasang. Maka, saat sperma dan ovum bersatu ketika konsepsi, akan menghasilkan zigot dengan 46 kromosom, 23 kromosom dari ayah dan 23 kromosom dari ibu (Papalia, Olds & Feldman, 2009) Dengan cara ini, setiap orang tua menyumbangkan 50 persen pada keturunanya (Santrock, 2009). Saat konsepsi, zigot yang bersel tunggal memiliki semua informasi biologis yang dibutuhkan untuk menunjukkan arah perkembangan menuju bayi manusia. Melalui mitosis, proses saat sel di luar sel seks akan membelah

3 diri berulang kali, DNA memperbanyak dirinya, sehingga setiap sel baru yang terbentuk memiliki struktur DNA yang sama dengan semua sel yang lain. Setiap pembelahan sel akan menciptakan salinan genetika dari sel asli, dengan informasi bawaan yang sama. Saat perkembangan berjalan normal, setiap sel (kecuali sel seks) akan memilki 46 kromosom yang identik dengan zigot yang pertama. Saat sel membelah, mereka menjadi berbeda, memiliki spesialisasi dalam menjalankan fungsi tubuh yang kompleks untuk membantu anak tumbuh dan berkembang (Papalia, Olds & Feldman, 2009). Dari gen ini lah yang kemudian membuat anak kembar mempunyai kesamaan secara fisik dan membuat anak kembar menjadi sulit untuk dibedakan satu sama lain, bahkan para orang tua juga sering salah dalam mengenali anak kembar tersebut (Mendatu, 2009). Kesamaan lain yang dimiliki oleh anak kembar, selain kesamaan secara fisik, adalah mempunyai kecenderungan yang sama dalam sifat psikologis. Kesamaan sifat psikologis ini meliputi kesamaan dalam karakter, tempramen maupun kedekatan secara emosional atau disebut juga dengan kontak batin. Kesamaan karakter maupun kontak batin yang sering dirasakan oleh anak kembar disebabkan oleh faktor lingkungan. Orang tua memberikan pola asuh yang sama pada kedua anak kembar yang dimilki. Pada awalnya, hal ini dilakukan untuk memudahkan para orang tua dalam mengasuh anak kembar, tapi yang terjadi kemudian, anak kembar menjadi mempunyai kemiripan dalam karakter (Borualogo, 2009). Seperti yang diungkapkan oleh N (23 tahun) mengenai persamaan karakter yang ia miliki dengan kembarannya.

4 Oh.. kami juga orangnya periang, suka senang-senang malah, hehe.. makanya kadang suka heboh berduaan.. N ( Komunikasi personal, 6 April 2010) Para kembar juga mempunyai kemampuan untuk merespon dan mengartikan bahasa tubuh kembarannya dengan tepat dibandingkan dengan orang lain. Kesamaan seperti ini juga akan lebih sering dijumpai pada kembar yang identik dibandingkan kembar fraternal (Mendatu, 2009). Kemampuan anak kembar dalam merespon tingkah laku ataupun bahasa non verbal dari kembarannya, selain disebabkan oleh faktor genetik, juga disebabkan karena anak kembar tumbuh dan kembang secara bersamaan. Perilaku pertama yang dilakukan oleh salah satu kembaran, akan diikuti oleh pasangan kembarnya. Ini yang menyebabkan anak kembar menjadi sangat sensitif dan lebih tepat dalam merespon tingkah laku kembarannya. Respon yang diberikan itu misalnya, bila salah satu anak kembar sakit, maka yang lain juga akan ikut sakit. Bila salah satu kembar merasakan sedih, maka yang lain juga akan merasakan kesedihan yang sama tanpa tahu penyebab dari kesedihan tersebut (Mendatu, 2009). Hal seperti ini juga tampak seperti yang diungkapkan oleh T (23 tahun), mengenai pengalaman kontak batin dengan kembarannya...selain itu, pernah juga si..dia kan orangnya suka hilang timbul gak ada kabar gitu kadang-kadang.. jadi pas kakak lagi kangen kali ma si N, eh gak brapa lama dia nelpon.. trus kakak bilang lah, baru aja aku mau telpon, trus si N bilang, tu lah kau, lama kali pun, jadi aku luan la yang nelpon.. T (Komunikasi personal, 7 April 2010) Penuturan yang diberikan oleh T menunjukkan adanya kontak batin yang terjadi antara T dan N sebagai sepasanga anak kembar. Kontak batin yang

5 terjadi antara T dan N disebabkan karena mereka terbiasa berada dalam lingkungan yang sama. Lingkungan membawa pengaruh yang besar bagi anak kembar. Kesamaan karakter maupun pengalaman kontak batin yang mereka alami, juga disebabkan karena faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan akan mempengaruhi perkembangan pada anak selain pengaruh genetika (Baumrind, Maccoby & Jackson, dalam Santrock, 2009). Walaupun begitu pengaruh lingkungan juga bergantung pada karakteristik yang diturunkan secara genetik. Genetik atau keturunan dan lingkungan sangat penting bagi seseorang individu untuk hidup. Genetik dan lingkungan bekerja sama untuk menghasilkan inteligensi, perangai, tinggi badan, berat badan, bakat dan lain lain (Loehlin, dalam Santrock, 2009). Interaksi yang terjadi antara genetik dan lingkungan juga dapat juga bekerja sebaliknya. Anak yang secara genetik serupa, sering kali berkembang secara berbeda bergantung pada lingkungan tempat tinggalnya (Collin et all, 2001, dalam Papalia 2009). Gen dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak membuat orang tua untuk bereaksi secara berbeda dan memunculkan perlakuan yang berbeda, dan gen dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak mengartikan, melakukan respon terhadap perlakuan tersebut dan hasil yang didapatkan. Anak juga membentuk lingkungannya sendiri dengan pilihan yang di ambil, dan struktur genetik mempengaruhi pilihan-pilihan ini (Papalia, Olds, Feldman, 2009). Lingkungan juga merupakan tempat dimana anak akan tumbuh dan berkembang. Anak kembar juga tidak akan selamanya menjadi anak-anak.

6 Fisik dan emosi yang dimiliki oleh anak kembar juga akan semakin tumbuh dan terbentuk seiring pertambahan usia. Pada saat anak kembar tumbuh menjadi dewasa, secara fisik, anak kembar akan tetap memiliki kesamaan, tapi secara psikologis perbedaan-perbedaan yang dimiliki juga akan semakin tampak. Pada saat anak kembar tumbuh memasuki masa dewasa, akan terlihat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki masing masing pribadi (Borualogo, 2009). Memasuki masa dewasa awal, para anak kembar akan mendapatkan tugas perkembangan sesuai dengan tahapan perkembangan masa dewasa awal. Salah satu tugas perkembangan yang akan dihadapi di masa dewasa awal, adalah membentuk keluarga. Pada masa dewasa awal, setiap individu dituntut untuk membentuk suatu keluarga. Tuntutan tuntutan ini berasal dari lingkungan sosial, budaya dan lingkungan historis yang kemudian akan mempengaruhi pemilihan pasangan, strategi pemilihan pasangan, pilihan dan keadaan hubungan (Santrock, 2009). Sebelum membentuk suatu keluarga hal yang harus dilakukan sebelumnya oleh setiap individu adalah memilih pasangan. Proses pemilihan pasangan, merupakan suatu langkah awal yang harus dilewati oleh setiap individu, sebelum akhirnya memasuki lembaga pernikahan yang sesungguhnya. Memilih pasangan merupakan salah satu keputusan terpenting yang akan dibuat oleh setiap individu sepanjang hidup (Degenova, 2008). Melalui proses pemilihan pasangan, diharapkan perjalanan selanjutnya menjadi lebih mudah untuk dilalui. Proses pemilihan pasangan ini ditandai dengan adanya usaha seseorang untuk memaksimalkan keuntungan

7 dan membuat interaksi sosial dengan pasangan sebagai sesuatu yang menguntungkan. Duval menyatakan bahwa interaksi sosial dilakukan dengan cara menukar hal hal yang dimiliki oleh setiap individu, seperti, kecantikan, tingkah laku ataupun inteligensi, dengan atribut-atribut yang diharapkan dari pasangan indvidu masing-masing (dalam pemilihan pasangan, 2007). Hal ini juga tampak seperti yang diungkapkan oleh N (23 tahun), mengenai pentingnya proses memilih pasangan. Penting lah, memilih-milih pasangan sebelum kita mau nikah, Apalagi kakak juga termasuk orang yang pemilih, sebenarnya bukan karena apa, tapi kan kita juga pengen lah dapat yang terbaik. Kakak ini termasuk orang yang terlalu pegang komitmen, jadi kalo emang dianya serius, ya kakak juga serius... N (Komunikasi personal, 6 April 2010) Pada kembar, proses pemilihan pasangan yang dilakukannya mempunyai keunikan tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian yang menyatakan bahwa proses pemilihan pasangan pada kembar identik cenderung mempunyai kesamaan dalam proses pemilihan pasangan bila dibandingkan dengan kembar fraternal atau saudara kandung biasa. Kesamaan yang dimiliki pada proses pemilihan pasangan ini, dapat dilihat dari faktor-faktor seperti kepribadian, usia, ketertarikan secara fisik, dan sikap (Lykken & Tellegen, 1998). Individu menemui banyak permasalahan, saat akan menentukan pasangan hidup. Secara umum, permasalahan yang terjadi dalam pemilihan pasangan, juga berkaitan dengan proses pemilihan pasangan secara keseluruhan. Selain itu, faktor-faktor dalam pemilihan pasangan juga turut memicu terjadi

8 permasalahan dalam proses pemilihan pasangan. Faktor-faktor yang ada dalam pemilihan pasangan, merupakan faktor yang umum dipertimbangkan oleh setiap individu dalam memilih pasangan, tapi pada kenyataannya faktor-faktor tersebut juga sering menjadi permasalahan dari setiap individu dalam melakukan proses pemilihan pasangan. Hal ini menjadi suatu permasalahan, karena proses pemilihan pasangan adalah hal yang harus dilakukan sebelum individu tersebut akhirnya memutuskan untuk menikah (Degenova, 2008). Permasalahan seperti ini juga yang membuat banyak individu yang berhati-hati dalam memilih pasangan. Alasan ini menyebabkan banyak individu yang terlebih dulu menetapkan kriteria pasangan hidup, sebelum akhirnya memilih pasangan hidupnya kelak. Tujuan dibuatnya kriteria ini adalah untuk mencari pasangan hidup yang sesuai dengan dirinya. Saat individu tersebut telah menemukan pasangan yang sesuai dengan kriterianya, maka akan mempermudah individu tersebut untuk melihat kecocokan di dalam hubungannya (Degenova. 2008). Seperti apa yang dituturkan oleh T (23 tahun) mengenai kriteria pasangan hidup...kalo kakak Din, yang paling kakak liat itu umunya dulu.. minimal itu harus 6 tahun lebih tua daripada kakak. Karena emang kakak nyarinya yang lebih tua kan, biar bisa ngemong kakak juga.. karena kan biasanya kalo yang lebih dewasa umurnya daripada kita, pemikirannya juga udah lebih matang lah.. nanti dari situ baru kakak liat lagi gimana orangnya, keluarga kakak setuju atau gak.. kalo semua udah sesuai ya lanjut.. T (Komunikasi Personal, 7 April 2010) Seperti halnya yang dituturkan oleh T (23 tahun), salah satu pasangan kembar, bahwa T (23 tahun) lebih melihat individu dari kepribadian yang dimilikinya, dibanding dari fisik yang dimiliki. Degenova (2008)

9 mengatakkan bahwa kebanyakan wanita memang lebih melihat kualitas dari pasangannya. Bagi para wanita, kekurangan yang terjadi dalam pernikahan bukan dikarenakan pernikahannya, akan tetapi lebih karena kualitas dari pasangan hidupnya. Oleh sebab itu tidak heran, apabila banyak individu yang akhirnya menentukan kriteria pasangan yang sesuai dengan kebutuhan dirinya agar kualitas pernikahannya juga berjalan dengan lebih baik. Ada banyak hal yang dapat membuat seorang individu tertarik dengan individu lainnya. Salah satu hal yang dapat membuat tertarik adalah saat berada di suatu tempat yang sama. Degenova (2008) menyatakan bahwa wilayah geografi dapat mempengaruhi dua orang individu untuk saling tertarik dan menjalin hubungan. Kedekatan di antara keduanya juga akan menentukan hubungan yang telah terjalin, berlanjut ke tahap yang lebih serius atau tidak. Sepakat dengan hal ini, N (23 tahun), mengaku bahwa awal ketertarikannya dengan pasangannya sekarang ini disebabkan karena berada dalam lingkungan kerja yang sama...kakak pertama kali jumpa sama pacar kakak ini di tempat kerja Din.. kakak kan orang baru, abang itu udah lama lah.. trus ya gitu, lama-lama biasa aja kan, trus deket. Ya..orangnya juga lumayan si kali menurut kakak..trus ngobrol-ngobrol, kok cocok gitu sama kakak kan.. ya udah habis itu deket, ya trus lanjut sampe sekarang.. N (Komunikasi Personal, 6 April 2010) Sejalan dengan yang telah dituturkan oleh N, bahwa awal ketertarikan N dengan pasanganya disebabkan karena penampilan fisik yang dimiliki pasangannya. Setelah N dan pasangannya sudah saling mengenal, kepribadian yang dimiliki pasangan mulai membuat N tertarik. Hal ini seperti apa yang

10 diungkapkan oleh Degenova (2008) bahwa ketertarikan seorang individu dengan individu lainnya biasanya disebabkan karena penampilan fisik dan kepribadian yang dimiliki oleh pasangannya. Setelah keduanya merasa saling tertarik satu sama lain, dua individu ini akan mulai mencari kecocokan di antara pribadinya masing-masing. Kecocokan yang dialami oleh setiap pasangan akan memicu terciptanya keluarga yang harmonis saat keduanya sudah menikah. Saat sudah merasa cocok setiap pasangan akan mulai mengevaluasi karakter, tempramen, nilai, kebiasaan dan sikap yang dimiliki oleh pasangannya untuk lebih mencari kecocokan didalam hubungannya. Dalam hal ini, N (23 tahun) dan T (23 tahun) menuturkan pengalamannya dalam mencari kecocokan didalam hubungan dengan pasangannya masing-masing...cocok itu bagi kakak, kalo dia itu bisa buat kakak nyaman sama dia, sama perlakuan dia.. trus keluarga kakak juga sreg ma dia kan, ya udah.. itu yang buat kakak berani ngelanjut sama dia.. T (Komunikasi Personal, 7 April 2010)..gimana ya Din, kalo kakak sih.. lebih liat cocok itu kalo kakak itu ngerasa nyaman sama dia, bisa jadi diri kakak sendiri lah, gak dibuat-buat.. kan ada kan yang kadang jaim-jaim gitu di depan pasangannya, nah kalo kayak gitu malah kakak rasa gak cocok ya.. N (Komunikasi Personal, 6 April 2010) Degenova (2008) juga menyatakan bahwa memilih pasangan adalah keputusan yang paling penting sebelum seorang individu memutuskan untuk menikah. Dalam memilih pasangan ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan pasangan pada setiap individu. Diantaranya adalah latar belakang keluarga dan karakteristik personal dari setiap individu. Latar

11 belakang dari keluarga akan sangat mempengaruhi kehidupan individu. Dengan melihat aspek positif dan aspek negatif dari latar belakang keluarga, individu dapat bertanggung jawab terhadap pilihan masing masing. Mengetahui sesuatu tentang keluarga dari calon pasangan hidup, akan membantu individu tersebut untuk mengetahui sifat dari calon pasangan hidup yang dipilih (Degenova, 2008). Seperti yang dikemukakan oleh N (23 tahun) dan T (23 tahun), mengenai faktor latar belakang keluarga. Keluarga itu faktor yang paling penting, karena kita kan gak cuma berhubungan dengan dianya aja, tapi juga sama keluarganya. Apalagi kalo dia juga care sama keluarga kita, itu udah jadi nilai tambah sendiri bagi kakak. Dan Alhamdulillah, calon kakak ini kayak gitu sama keluarga kakak dan keluarganya pun care sama kakak. Kakak juga suka tanya tanya dulu sama adek, mama ato keluarga lainnya, kalo emang kata mereka, boleh la kak, lanjut.. tapi kalo misalnya ihh kak, gak usah lah gak cocok pun.. ya kakak juga pertimbangan lagi kata kata mereka.. T (Komunikasi personal, 7 April 2010) Keluarga iya hal yang penting juga, karena kakak juga gak enak lah kalo misalnya keluarga pacar kakak cuek sama kakak, ato keluarga kakak cuek ma pacar kakak. Kalo kayak gitu kan brarti ada apa-apa, jadi ya kalo pacaran, kakak juga suka liat dulu ni keluarganya gimana.. Yah, secara gak langsung, status ekonomi dari pasangan kakak juga kakak perhatikan.. N (Komunikasi personal, 6 April 2010) Degenova (2008) menyatakan bahwa selain dari latar belakang keluarga seorang individu, ada hal lain yang juga harus diperhatikan, yaitu masalah status sosioekonomi. Dengan mempertimbangkan faktor latar belakang sosiekonomi yang ada pada calon pasangan, hal ini memungkinkan terjadinya kepuasan pernikahan yang lebih baik ke depannya. Degenova (2008) juga menyatakan adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi pemilihan pasangan

12 yaitu faktor agama. Seperti yang dikemukakan oleh T (23 tahun) mengenai faktor agama. Kalo masalah agama, emang udah pasti harus seiman. Kalo pun dia cakep, baik, tapi kalo gak seiman, ya sama aja. Orang tua kakak juga udah pasti gak setuju.. T (Komunikasi personal, 7 April 2010) Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi pemilihan pasangan yang dilakukan oleh seorang individu adalah faktor ras atau suku (Degenova, 2008). Permasalahan mengenai pemilihan pasangan berdasarkan faktor suku atau ras masih tetap ada dalam masyarakat. Banyak penghalang yang terjadi ketika seorang individu memiliki hubungan dengan individu yang mempunyai perbedaan suku atau ras (Degenova, 2008). Hal ini seperti yang dituturkan oleh N (23 tahun), mengenai faktor suku atau ras. Gak tau juga si, sebenarnya kakak juga gak terlalu peduli kali sama suku dari pacar kakak, Emang si kakak orang aceh, dan kebetulan pacar kakak juga orang aceh. Trus, si T pacarnya orang aceh juga.. Orang tua kami juga sebenarnya gak ada maksain harus punya pacar orang aceh si.. eh, tapi pernah juga si, kakak punya pacar yang bukan aceh, mama kakak agak gimana gitu.. jadi ya kakak juga terakhir agak gak nyaman ma dia.. N (Komunikasi personal, 6 April 2010) Degenova (2008) menyatakan bahwa selain dari faktor-faktor seperti status sosioekonomi, ras dan agama, ada hal lain yang harus diperhatikan, dan itu adalah masalah pendidikan. Ada kecenderungan dari seorang individu untuk memilih pasangan yang memiliki latar belakang pendidikan yang sama (Shehan, Berardo, Bera & Carley dalam Degenova, 2008). Dalam hal ini, N sepakat bila masalah pendidikan menjadi hal yang penting dalam pemilihan

13 pasangan, tapi T tidak sepakat dengan N. Menurut T, pendidikan tidak merupakan hal yang paling utama dalam memilih pasangan, seperti yang dikemukakan oleh T dan N. Pendidikan itu penting bagi kakak. Soalna, emm, gimana ya, kayakna kalo misalnya kita dapat pasangan yang dibawah kita, agak kurang aja bagi kakak. Ya, kalo bisa minimal setara lah sama kakak.. Tapi kakak juga kurang suka si, kalo yang pendidikannya kayak militer-militer gitu, kakak lebih suka yang biasa-biasa aja.. N (Komunikasi personal, 6 April 2010) Pendidikan emang penting juga si, tapi itu gak jadi fokus utama kakak dalam memilih pasangan. Bagi kakak, yang kakak perhatikan pertama itu usia dari calon pasangan kakak. Kebetulan kakak nyari calon yang usianya itu minimal beda 6 tahun sama kakak. Jadi biar lebih bisa ngemong kakak nantinya.. T (Komunikasi Personal, 7 April 2010) Karakteristik lain yang juga mempengaruhi proses pemilihan pasangan, selain faktor latar belakang keluarga adalah karakteristik personal (Degenova, 2008). Karakteristik personal juga mempunyai kontribusi dalam faktor kecocokan pemilihan pasangan. Salah satunya seperti yang dikemukakan oeh T (23 tahun), yaitu faktor usia. Selain usia, ada faktor lain yang akan mempengaruhi seseorang dalam memilih pasangan, yaitu kesamaan sikap dan nilai. Kesamaan sikap dan nilai dikatakan dalam Degenova (2008), merupakan hal yang penting. Memiliki kesamaan sikap dan nilai, dapat membuat seorang individu untuk saling berbagi kesamaan, sehingga mereka merasa nyaman satu sama lain. Dalam hal ini, N sependapat dengan apa yang dinyatakan dalam Degenova (2008), tapi tidak dengan apa yang dirasakan oleh T, kembarannya. Kakak lebih suka cari pasangan yang punya banyak kesamaan sama kakak, lebih enak aja, jadi kan bisa bareng bareng trus. Kebetulan sama

14 pacar kakak sekarang juga punya banyak kesamaan. Sama sama suka traveling, hobi makan, ya klop la.. N (Komunikasi Personal, 6 April 2010) Emang enak si, kalo bisa punya banyak kesamaan dengan calon pasangan kita. Tapi kakak sama pasangan kakak, malah lebih banyak bedanya dari pada samanya. Haha.. Kalo pasangan kakak lebih agak keras, kalo kakak ya santai aja. Masih banyak juga si bedanya sama pasangan kakak, tapi kakak nyaman nyaman aja si sampe skarang, gak terlalu mengganggu.. T (Komunikasi Personal, 7 April 2010) Berdasarkan penuturan yang disampaikan di atas, mengungkapkan bahwa secara umum, kembar mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan dalam melakukan pemilihan pasangan. Proses pemilihan pasangan yang dilakukan setiap pasangan kembar cenderung mempunyai keunikan dibanding dengan individu biasa. Keunikannya dapat terlihat dari kesamaan dalam setiap proses pemilihan pasangan yang dilakukan dengan kembarannya. Ini disebabkan oleh faktor lingkungan dimana anak-anak kembar tumbuh bersama dan adanya lingkungan kembar yang unik. Hal inilah yang kemudian membuat peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana gambaran proses pemilihan pasangan pada dewasa awal yang kembar, yang secara umum memiliki kedekatan secara emosional atau disebut juga dengan kontak batin. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diajukan perumusan masalah sebagai berikut Bagaimana proses pemilihan pasangan pada dewasa awal yang kembar?

15 C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui faktor-faktor pemilihan pasangan yang mempengaruhi proses pemilihan pasangan pada dewasa awal yang kembar 2. Mengetahui gambaran proses pemilihan pasangan yang dilakukan oleh dewasa awal yang kembar D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah konsep atau teori yang bisa menopang perkembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi, khususnya yang berkaitan dengan pemilihan pasangan pada dewasa awal yang kembar. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi pada masyarakat dan orang tua yang mempunyai anak kembar, bahwa anak kembar tetap dua individu yang berbeda, sehingga dapat mengurangi stereotype tentang anak kembar. b. Memberikan informasi pada pasangan kembar yang belum menikah, tentang gambaran proses pemilihan pasangan yang terjadi pada anak kembar, yang tanpa disadari mempunyai perbedaan dan persamaan dalam setiap prosesnya. c. Memberikan informasi pada masyarakat yang belum menikah, mengenai gambaran proses pemilihan pasangan, dan faktor faktor yang dapat

16 mempengaruhi pemilihan pasangan, sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk proses pemilihan pasangan yang akan dilakukan. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah: Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan teori Bab ini menguraikan tentang tinjauan teoritis dan teori-teori yang menjelaskan dan mendukung data penelitian. Diantaranya adalah teori mengenai pemilihan pasangan, dewasa awal dan teori mengenai kembar (twins). Bab III BAB IV : : Metode penelitian Bab ini berisi penjelasan mengenai alasan dipergunakannya pendekatan kualitatif, responden penelitian, metode pengambilan data, alat bantu pengumpulan data, kredibilitas penelitian, serta prosedur penelitian. Analisa Data dan Interpretasi Bab ini menguraikan mengenai data dan pembahasan hasil analisa data penelitian dengan teori yang relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditentukan

17 sebelumnya. BAB V : Kesimpulan, diskusi dan saran Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari apa yang diperoleh di lapangan, diskusi yang merupakan pembahasan, dan pembanding hasil penelitian dengan teori-teori atau hasil penelitian sebelumnya serta saran-saran untuk penyempurnaan penelitian berikutnya

BAB II LANDASAN TEORI. orang tua dari anak anak kelak (Lyken dan Tellegen, 1993). Pemilihan

BAB II LANDASAN TEORI. orang tua dari anak anak kelak (Lyken dan Tellegen, 1993). Pemilihan BAB II LANDASAN TEORI A. Pemilihan Pasangan 1. Pengertian Pemilihan Pasangan Memilih pasangan, berarti memilih seseorang yang diharapkan dapat menjadi teman hidup, seseorang yang dapat menjadi rekan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah. Semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang berbeda pada masing-masing masa. Diantara masamasa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang berbeda pada masing-masing masa. Diantara masamasa BAB I PENDAHULUAN I. A LATAR BELAKANG Manusia disebut sebagai mahluk sosial, karena setiap manusia saling membutuhkan satu sama lain. Sepanjang hidupnya manusia mempunyai tugastugas perkembangan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia

Lebih terperinci

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS) 131 Lampiran 3 Verbatim Subjek 1 Subjek 1 : Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 ENELITI () SUBJEK1 () Kode Verbatim Koding Hallo.. gimana kerjaannya? 1 Udah. Uda beres. Oke. Anakmu gimana kabarnya?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak

BAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Selama 10 tahun saya menjanda, tidak ada pikiran untuk menikah lagi, karena pengalaman yang tidak menyenangkan dengan perkawinan saya. Tapi anak sudah besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap individu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Hadirnya anak dalam sebuah keluarga merupakan suatu kebahagian bagi orangtuanya. Kebahagiaan itu akan terus bertambah sejalan dengan bertambahnya usia

Lebih terperinci

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC 106 107 VERBATIM WAWANCARA HASIL WAWANCARA SUBJEK 2 (IC) Hari : Selasa Tanggal : 13 Oktober 2015 Jam : 09.00-12.00 Tempat : Ruang tamu Kostan responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tugas perkembangan individu dewasa adalah merasakan ketertarikan terhadap lawan jenis yang akan menimbulkan hubungan interpersonal sebagai bentuk interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan

Lebih terperinci

Lampiran 4. Verbatim Subjek 2. Waktu Wawancara : Rabu, 26 Maret 2014 PENELITI (P) SUBJEK2 (A)

Lampiran 4. Verbatim Subjek 2. Waktu Wawancara : Rabu, 26 Maret 2014 PENELITI (P) SUBJEK2 (A) 142 Lampiran 4 Verbatim Subjek 2 Subjek 2 : Waktu Wawancara : Rabu, 26 Maret 2014 ENELITI () SUBJEK2 () Kode Verbatim Koding Bagaimana pekerjaan kamu? Ya begitu aja sih, Cuma akhir bulan katanya mau ada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan

PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan PENDAHULUAN I.A. Latar belakang Perkawinan merupakan salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan seseorang, disamping siklus lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian (Pangkahila, 2004).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran anak merupakan saat yang menggembirakan dan ditunggutunggu oleh setiap pasangan suami istri untuk melengkapi sebuah keluarga. Memiliki anak adalah suatu anugerah

Lebih terperinci

Berdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu :

Berdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Kembar Identik Kembar identik disebut juga sebagai kembar monozigotik, yaitu kembar yang berasal dari satu telur. Proses terjadinya kembar identik yaitu pada masa pembuahan sebuah sel telur matang dibuahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan selanjutnya yang ditempuh oleh individu setelah lulus SMA. Individu yang melanjutkan pada jenjang perguruan tinggi akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini diselenggarakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rumah tangga sudah tentu terdapat suami dan istri. Melalui proses perkawinan, maka seseorang individu membentuk sebuah miniatur dari organisasi sosial

Lebih terperinci

Keindahan Seni Pendatang Baru

Keindahan Seni Pendatang Baru Pendatang Baru Hari ini adalah hari pertama Fandi masuk ke kampus. Karena dia baru pulang dari Aussie, setelah tiga tahun menetap dan sekolah disana, bersama dengan keluarganya. Orangtuanya telah mendaftarkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah panti asuhan terbesar di dunia dengan perkiraan jumlah lembaga pengasuhan anak pada tahun 2007 sekitar 5.250 hingga 8.610 (Unicef

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Santrock, 2005). WHO (dalam Sarwono 2013) juga menetapkan batas

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Santrock, 2005). WHO (dalam Sarwono 2013) juga menetapkan batas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan (SMA/K) berada pada rentang usia 15 18 tahun, usia ini berada pada fase perkembangan remaja. Remaja adalah masa transisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai dengan kepribadian masing-masing. Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren yang menerapkan sistem pendidikan pondok modern (khalafi). Sistem pendidikan pondok pesantren modern

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia di dunia ini dimana manusia memiliki akal, pikiran, dan perasaan. Manusia bukanlah makhluk individual yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

a. Berapa lama mereka menikah b. Apa yang diharapkan dari hubungan pernikahan yang sedang dijalani 4. Perbedaan Tingkat Pendidikan

a. Berapa lama mereka menikah b. Apa yang diharapkan dari hubungan pernikahan yang sedang dijalani 4. Perbedaan Tingkat Pendidikan LAMIRAN 49 50 51 52 Lampiran 3. edoman Wawancara 1. Identitas ubjek a. Nama b. Usia c. endidikan d. ekerjaan 2. Identitas uami ubjek a. Nama b. Usia c. endidikan d. ekerjaan 3. Hubungan ubjek dengan uami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan tahapan-tahapan stimulasi yang perlu dilalui dan proses

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan tahapan-tahapan stimulasi yang perlu dilalui dan proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembentukan kepribadian bukanlah sesuatu yang langsung jadi, namun membutuhkan tahapan-tahapan stimulasi yang perlu dilalui dan proses intemalisasi yang akan menguatkan

Lebih terperinci

LDR (Long Distance relationship)

LDR (Long Distance relationship) LDR (Long Distance relationship) Abis gue tanyain tentang cowok yang di taksir Siska, Diki ngerasa dia butuh pacar baru. Akhirnya dia buka facebook.. nyari-nyari cewek. dia nemu tuh nama sama cewek cantik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika

BAB I PENDAHULUAN. ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena single mother terus meningkat dan semakin banyak terjadi saat ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia adalah unik. Hal ini terjadi karena manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berbeda-beda, baik secara budaya, latar belakang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dan partisipan, didapatkan beberapa data umum yang menggambarkan partisipan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjalani hidupnya dalam berbagai rentang kehidupan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjalani hidupnya dalam berbagai rentang kehidupan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia menjalani hidupnya dalam berbagai rentang kehidupan. Salah satu rentang hidup yang dijalani oleh setiap individu adalah masa dewasa. Papalia (2008) mendefinisikan

Lebih terperinci

This is the beginning of everything

This is the beginning of everything This is the beginning of everything Sudah cukup lama rasanya aku tak berhubungan lagi dengan Tomi. Dan sekarang, aku sudah kuliah. Ya, kuliah. Aku menjadi mahasiswa sekarang. Dimana inilah saat-saat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia harus melewati tahap-tahap perkembangan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia harus melewati tahap-tahap perkembangan di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia harus melewati tahap-tahap perkembangan di dalam kehidupannya. Salah satu tahapan yang harus dilewati adalah masa dewasa awal. Masa dewasa awal (young

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari orang-orang yang bisa diandalkan, menghargai dan menyayangi kita yang berasal dari teman, anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kelompok remaja merujuk pada kelompok individu yang berada dalam kisaran usia 12-21 tahun. Kata remaja berasal dari bahasa Latin yang berarti kematangan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang

PENDAHULUAN. seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga terdiri dari beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang menyenangkan dan nyaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang, sedangkan penting maksudnya bahwa ilmu pengetahuan itu besar

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang, sedangkan penting maksudnya bahwa ilmu pengetahuan itu besar BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu hal yang perlu dan penting. Perlu maksudnya bahwa ilmu pengetahuan yang terkandung dalam pendidikan harus dimiliki oleh setiap orang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam siklus kehidupan manusia. Setiap orang berkeinginan untuk membangun sebuah rumah tangga yang bahagia bersama orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari

BAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Sebagai seorang manusia, kita memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita. Interaksi kita dengan orang lain akan memiliki dampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu ikatan resmi antara laki-laki dan perempuan secara sah di mata hukum. Bagi setiap pasangan yang telah menikah, memiliki keturunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama penyimpangan perilaku seks bebas. Di zaman modern ini banyak sekali

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama penyimpangan perilaku seks bebas. Di zaman modern ini banyak sekali BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa-masa seseorang akan menemukan hal-hal baru yang menarik. Dimana pada masa-masa ini seseorang akan mulai mempelajari dunia kedewasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut salah satu teori utama pemilihan pasangan, Developmental

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut salah satu teori utama pemilihan pasangan, Developmental BAB II LANDASAN TEORI A. Pemilihan Pasangan 1. Pengertian Pemilihan Pasangan Menurut salah satu teori utama pemilihan pasangan, Developmental Process Theories, pemilihan pasangan adalah suatu proses penyaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan individu dan sudah pasti tidak dapat dipisahkan. Secara umum, keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang

Lebih terperinci

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau)

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau) BAB II A. PROFIL INFORMAN 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau) WE adalah mahasiswa perempuan asal Riau. WE menempuh pendidikannya di kota Yogyakarta sejak tahun 2013. WE memilih berkuliah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani 80 BAB IV ANALISIS DATA Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani Pola Pikir dan Perilaku Lesbian pada Remaja di Jeruk Lakarsantri Surabaya Setelah menyajikan data di lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini khususnya dalam melatih kemampuan verbal, kuantitatif, berpikir

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini khususnya dalam melatih kemampuan verbal, kuantitatif, berpikir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan peserta didik di tingkat perguruan tinggi yang akan mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pengembangan kemampuan ini khususnya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia terutama para peneliti. Hal ini dikarenakan semuanya menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia terutama para peneliti. Hal ini dikarenakan semuanya menginginkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menjadi tua dalam kehidupan selalu menjadi pergumulan bagi manusia terutama para peneliti. Hal ini dikarenakan semuanya menginginkan adanya keabadiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan sosial ini terbagi atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah bibi subjek pertama dan dirumah subjek sendiri selaku subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah bibi subjek pertama dan dirumah subjek sendiri selaku subjek 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih setengah bulan mulai dari tanggal 9 Juni 2013 sampai tanggal 26 Juni 2013. Waktu selama kurang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain. Manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain. Manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di dunia ini tidak hidup sendiri, selalu ada bersama-sama dan berinteraksi dengan orang lain. Manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang dalam kesehariannya

Lebih terperinci

Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu

Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu --o--berpisah--o-- Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu aku menangis sambil melihat kepergianmu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah tempat di mana anak berkembang dan bertumbuh, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit terkecil dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 113 LAMPIRAN Pedoman Wawancara 114 Tujuan penelitian: - untuk mengetahui alasan siswa menggunakan jejaring sosial Ask.Fm. - untuk mengetahui keterbukaan diri siswa melalui jejaring sosial Ask.Fm. 1 Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Sepak Bola Garec s (SSB Garec s) adalah salah satu Sekolah Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan didirikan oleh Bapak Sariman.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan 5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ketika seorang anak menjadi remaja dan kemudian remaja berkembang menuju ke tingkat dewasa, banyak perubahan yang akan dialami (Susilowati, 2013: 103). Sebagai manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam. mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam. mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan bersama anak-anaknya dari pada ayah.

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. 2. Bagaimana proses Pengadaan Grey Literature di perpustakaan Universitas

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. 2. Bagaimana proses Pengadaan Grey Literature di perpustakaan Universitas LAMIRAN I EDOMAN WAWANCARA 1. Apa saja jenis Grey Literature yang ada di perpustakaan Universitas Negeri Medan? 2. Bagaimana proses engadaan Grey Literature di perpustakaan Universitas Negeri Medan? 3.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam pengumpulan data. Dalam pelaksanaannya akan dilakukan wawancara yang mendalam guna mendapatkan data yang akurat. Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa unggul merupakan salah satu Universitas swasta yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa unggul merupakan salah satu Universitas swasta yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Universitas Esa unggul merupakan salah satu Universitas swasta yang terletak di daerah Jakarta Barat. Universitas yang telah berdiri sejak tahun 1993 telah berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dari lahir, masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dari lahir, masa kanakkanak, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya, akan mengalami banyak perubahan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dari lahir, masa kanakkanak, masa remaja, masa

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara. Informan 1. : Nilam Rahmadani. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan

Transkrip Wawancara. Informan 1. : Nilam Rahmadani. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan 80 Transkrip Wawancara Informan 1 Nama : Nilam Rahmadani Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari 1996 Alamat Hobi : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan : Nonton, travelling, renang dan olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang OMK (Orang Muda Katolik) merupakan sebuah wadah yang dapat menghimpun para pemuda Katolik untuk terus melayani Tuhan dan sesama, sebagai sebuah komunitas keagamaan.

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung)

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung) 107 PEDOMAN WAWANCARA Hari, tanggal : Sabtu, 3 juli 2010 Waktu : 15.15 Tempat : Kostan, Sekeloa Nara Sumber : Diana Umur : 20 tahun pendidikan terakhir Pekerjaan : SMA : Mahasiswi Eksistensi Komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas perkembangan pada remaja salah satunya adalah mencapai kematangan hubungan sosial dengan teman sebaya baik pria, wanita, orang tua atau masyarakat. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa termasuk di dalam kategori remaja akhir dan dewasa awal. Pada masa itu umumnya merupakan masa transisi. Mereka masih mencari jati diri mereka masing-masing,

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa. Berikut ini adalah artikel yang tidak akan Anda lewatkan begitu saja. Anda ingin mencari tehnik yang praktis, ini adalah hari keberuntungan Anda. Saya akan membeberkan sedikit tentang teknik dan cara-cara

Lebih terperinci

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL A. Identitas Konseli Nama : E Umur : 16 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Domisili : Yogyakarta B. Deskripsi Masalah yang Dikeluhkan Konseli adalah anak tunggalketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman, dan pengaruh budaya barat merubah pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman, dan pengaruh budaya barat merubah pola pikir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masyarakat modern perilaku seks bebas sudah menjadi suatu hal yang wajar. Semakin berkembangnya zaman, dan pengaruh budaya barat merubah pola pikir masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. Pertanyaan Jawaban Koding Keterangan

HASIL WAWANCARA. Pertanyaan Jawaban Koding Keterangan 99 HASIL WAWANCARA Subyek I Pertanyaan Jawaban Koding Keterangan Malem mbak. Lansung aja ya mbak kita ngobrol-ngobrol. Mbak, tertarik tidak pada tari Jawa? Apa yang membuat mbak tertarik pada tari Jawa?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertajam keterampilan yang dimiliki serta menjalin pertemanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertajam keterampilan yang dimiliki serta menjalin pertemanan dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga formal yang memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peranan tersebut berupa kesempatan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS SISTEM RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS PERUMNAS BT.VI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS SISTEM RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS PERUMNAS BT.VI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS SISTEM RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS PERUMNAS BT.VI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015 I. Dokter puskesmas Nama : dr. Ernawaty Tarigan Umur : 38 Tahun Pendidikan : Sarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Preferensi pemilihan pasangan A.1 Definisi Preferensi pemilihan pasangan Preferensi pemilihan pasangan merupakan salah satu topik yang sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pernikahan, kehadiran seorang anak pada umumnya sangat didambadambakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pernikahan, kehadiran seorang anak pada umumnya sangat didambadambakan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam pernikahan, kehadiran seorang anak pada umumnya sangat didambadambakan karena dipercaya mampu meningkatkan kualitas dalam sebuah keluarga, yang bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian, yaitu pertama, masa anak-anak awal (early childhood), yaitu usia 4-5

BAB I PENDAHULUAN. bagian, yaitu pertama, masa anak-anak awal (early childhood), yaitu usia 4-5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah tumpuan dan harapan orangtua, anak jugalah yang akan menjadi penerus bangsa ini, sudah sewajibnya seorang anak dilindungi dan diberikan kasih sayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB III. Perbedaan individual

BAB III. Perbedaan individual BAB III Perbedaan individual aprilia_tinalidyasari@uny.ac.id Tujuan Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan individual yang ada pada siswa meliputi : Perbedaan gender Kemampuan Kepribadian Gaya belajar Aplikasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu kehidupan, dengan membangun suatu hubungan yang nyaman dengan orang lain. Seringnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan merupakan langkah awal untuk membentuk suatu keluarga. Sangat penting bagi calon pasangan baru untuk memahami bahwa pernikahan merupakan suatu keputusan

Lebih terperinci

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : WIDYA YULI SANTININGTYAS F100.050.270 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang yang sudah menikah menginginkan seorang anak dalam rumah tangga mereka. Anak merupakan titipan Tuhan yang harus dijaga dan dilindungi. Beberapa

Lebih terperinci

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) Dia indah, dia cantik. Bagiku dia penghuni taman hatiku. Namanya Andin. Buatku melihatnya tertawa, melihat dia tak terbebani itu bahagiaku. Andini Soebagio, perempuan cantik

Lebih terperinci

INTERVIEW GUIDE A. Company Profil B. Tahap Perencanaan strategi Positioning C. Tahap Pelaksanaan strategi Positioning

INTERVIEW GUIDE A. Company Profil B. Tahap Perencanaan strategi Positioning C. Tahap Pelaksanaan strategi Positioning INTERVIEW GUIDE A. Company Profil 1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Mimikri Invitation? 2. Bagaimana struktur organisasi Mimikri Invitation? 3. Bagaimana logo yang digunakan Mimikri Invitation? 4.

Lebih terperinci

PERTANYAAN WAWANCARA KELUARGA HARMONIS DAN TIDAK. 1) Bagaimana pendapat anda mengenai komunikasi antara orang tua dan anak

PERTANYAAN WAWANCARA KELUARGA HARMONIS DAN TIDAK. 1) Bagaimana pendapat anda mengenai komunikasi antara orang tua dan anak PERTANYAAN WAWANCARA KELUARGA HARMONIS DAN TIDAK HARMONIS 1) Bagaimana pendapat anda mengenai komunikasi antara orang tua dan anak didalam keluarga? 2) Apakah anda sering berkomunikasi dengan keluarga?

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1 DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1 1. Bagaimana kondisi keluarga Anda (responden)? Kondisi keluargaku sangat harmonis, walaupun bapak sudah tidak ada tapi aku punya mamak yang luar biasa dan abang-kakakku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Santrock (dalam Dariyo, 2003) masa dewasa awal ditandai dengan adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. Santrock (dalam Dariyo, 2003) masa dewasa awal ditandai dengan adanya transisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mengalami banyak transisi dalam kehidupannya. Menurut Santrock (dalam Dariyo, 2003) masa dewasa awal ditandai dengan adanya transisi secara fisik, transisi

Lebih terperinci