BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun dan dilaksanakan di masing masing satuan pendidikan. Sesuai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture sesuai dengan analisis masalah. d. Merancang tes formatif perbaikan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus ( Kondisi Awal ) Kondisi awal merupakan keadaanpeserta didik sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan.penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Tawang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 16 peserta didikpada mata pelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar 6.2 Cahaya dan Sifat-sifatnya. Pada awalnya peserta didik yang memberikan respon baik pada saat pembelajaran hanya mencapai 25%. Proses pembelajaran yang memberikan hasil yang tidak memuaskan seperti yang dijelaskan tersebut berdampak pada hasil belajar peserta didik, dengan demikian hasil belajar peserta didik tidak mengalami ketuntasan dengan standar nilai Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) pada mata pelajaran IPA 67. Destribusi perolehan skor hasil pretes sebelum diadakan tindakan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Destribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Pra Siklus No. Skor Kriteria Ketuntasan Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. 67 Tuntas 6 38 2. < 67 Tidak Tuntas 10 62 Jumlah 16 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 4.1 destribusi skor IPA kondisi Pra Siklus,Berdasarkan data hasil pretes tersebut,menunjukkan sebagian besar peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar. Peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar atau mencapai KKM 67 sebanyak 6 peserta didik atau sebesar (38%) sedangkan peserta didik yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 peserta didik 42

43 atau sebesar (62%). Dengan ketercapaian nilai tertinggi adalah 75 sedangkan nilai terendah 35. Untuk lebih jelasnya data destribusi persentase perolehan hasil belajar IPA dapat disajikan pada gambar diagaram batang pada gambar 4.1 berikut ini : 70% 60% 62% 50% 40% 30% 38% Tuntas >67 Tidak tuntas <67 20% 10% 0% 0% Tuntas >67 Tidak tuntas <67 0 Gambar 4.1 Diagram batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Pra Siklus Berdasarkan gambar4.1menunjukkan perbandingan hasil belajar IPA kodisi pra siklus yang mencapai ketuntasan belajar dengan memenuhi KKM 67 adalah sebanyak (38%) sedanglan peserta didik yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebanyak (62%) Skor hasil pra siklus ini disebabkan karena dalam mengajar IPA, guru masih menggunakan model konvensional, dimana metode ceramah masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran. Penyampaian materi yang cenderung membuat anak untuk menghafal, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik yang berakibat siswa bosan, tidak aktif, kurang memperhatikan pelajaran, dan malas mengerjakan tugas yang diberikan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Maka peneliti mengambil Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1

44 4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 4.2.1 Perencanaan Tindakan Penelitian Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti telah melakukan kerja kelompok dengan teman sejawatnya untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 1 untuk mata pelajaran IPA materi cahaya dan Sifat-sifatnya.Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer. Dan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi yang diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi berupa soal tes yang akan menguji peserta didik berkaitan materi tersebut. Perencanaan yang dilakukan tersebut telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. 4.2.2 Pelaksanaa Tindakan Penelitian dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 ini telah sesuai dengan yang direncanakan.langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan cukup baik, pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya kegiatan berjalan cukup lancar. Pada kegiatan inti: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan ringkas, guru mengatur tempat duduk peserta didik, guru menjelaskan materi secara secara singkat, guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, guru membagi materi pelajaran dalam bentuk teks yang sudah dibagi per sub pokok bahasan, guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, peserta didik melakukan percobaan tentang sifat-sifat cahaya, membantu peserta didik memberi

45 informasi jika diperlukan peserta didik, guru menyuruh tiap anggota kelompok yang lain yang telah mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli untuk melakukan percobaannya, guru mengarahkan agar setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya, guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil diskusi, guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi diskusi. Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan membuat kesimpulan, tanya jawab, tes evaluasi dan tindak lanjut. Pengamatan terhadap tindakan siklus 1 dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Peneliti meminta guru kelas sebagai obsever, dengan alasan karena guru kelas merupakan orang yang memiliki kewenangan dan mengerti keadaan kelas, baik kondisi lingkungan kelas maupun karakter masing-masing peserta didik. Keseluruhan proses tindakan siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Tawang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang dilakukan selama 4 kali pertemuan. Hasil pengamatan dibedakan menjadi dua, yaitu pengamatan terhadap hasil belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh dari skor hasil tes formatif peserta didik pada akhir tindakan siklus 1 dan pengamatan terhadap proses belajar yang diperoleh dari hasil peskoran proses belajar yang meliputi peskoran menyimak dan peskoran diskusi. Sedangkan data kualitatif meliputi pengamatan aktivitas peserta didik dan guru selama kegiatan siklus 1. Pengamatan terhadap hasil belajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti, sedangkan pengamatan terhadap proses aktifitas peserta didik dan guru dilakukan oleh guru kelas 4 yaituagus Suparjono,S.Pdsebagai obsever dalam penelitian ini. 4.2.3 Refleksi Berdasarkan Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 1 pertemuan I dan II dapat didapatkan data secara kuantitatif melalui test formatif yaitu peserta didik pada aspek kognitif di dalam siklus 1 menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

46 Destribusi perolehan skor tes IPA siklus 1 dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik yang mendapat nilai 40 sebanyak 1 peserta didik atau sebanyak 6,25%, yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 peserta didik atau sebanyak 12,5%, yang mendapat nilai 65sebanyak 1 peserta didik atau 6,25%, yang mendapat nilai 70sebanyak 4 peserta didik atau 25%, yang mendapat nilai 75sebanyak 3 peserta didik atau sebanyak18,75%, yang mendapat nilai 80 sebanyak 2 peserta didik atau sebanyak 12,5%, yang mendapat nilai 85 sebanayak 1 peserta didik atau sebanyak 6,25% dan yang mendapat nilai 90 sebanyak 2 peserta didik atau sebanyak 12,5% Ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 Kriteria No. Frekuensi Persentase (%) Skor Ketuntasan Belajar 1. 67 Tuntas 12 75 2. < 67 Tidak Tuntas 4 25 Jumlah 16 100 Berdasarkan tabel 4.2 Ketuntasan hasil belajar IPA kondisi Siklus 1, menunjukkan sebagian besar peserta didik sudah mencapai ketuntasan belajar. Peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar atau mencapai KKM 67 sebanyak 12 peserta didik atau sebesar (75%) sedangkan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 peserta didik atau sebesar (25%). Dengan ketercapaian nilai tertinggi adalah 90 sedangkan nilai terendah 40. Untuk lebih jelasnya ketuntasan hasil belajar IPA dapat sajikan ke dalam diagaram batang pada gambar 4.2 berikut ini :

47 80% 75% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 25% Tuntas >67 Tidak Tuntas <67 0% Tuntas >67 Tidak Tuntas <67 Gambar 4.2 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 Berdasarkan gambar 4.2 tentang gambaran diagram batang ketuntasan hasil belajar Siklus I dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar peserta didik yang telah mencapai KKM atau tuntas sebesar 75% dan sebesar 25% peserta didik yang tidak tuntas atau tidak mencapai KKM. Berdasarkan dari hasil pengamatan selama proses tindakan siklus 1 yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh Sujadmoko Sukoto, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Tawang 01. Sementara itu hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran terhadap aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran IPA dengan Model Pembelajara Teams Games Tournament (TGT)dilakukan oleh Agus Suparjono selaku Guru kelas 4. Secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 untuk ditingkatkan pada siklus 2. A. Kelebihan 1. Guru memiliki RPP dan indikator pembelajaran yang mengarah pada pengembangan berpikirtingkat tinggi yang terlihat pada indikator mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan membuktikan bahwa cahaya

48 merambat lurus, mendiskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. 2. Pada saat kegiatan awal, guru menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk membuat kesimpulan. 3. Pada saat proses pembelajaran, peserta didik menempati tempat duduk sesuai dengan perintah guru kelas, mendengarkan tujuan pembelajaran, melaksanakanpembelajarandenganbaik. B. Kelemahan 1. Pada saat kegiatan awal, guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran terlalu cepat,sehinggapeserta didik kurang memahami apa yangharus dia pahamiketika pembelajaran. 2. Pada saat proses pembelajaran, peserta didik dalam kegiatan berpasangan kurang mendapat bimbingan dari guru yang lebih intensif 3. Manajemen waktu pembelajaran kurang berjalan dengan baik sehingga pembelajaran belangsung kurang efektif dan efisien. 4. Guru masih kurang dalam membimbing peserta didik menulis inti pokok dari materi ajar. 5. Pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran belum dilakukan bersama-sama peserta didik. 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013. Sebelum proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan, peneliti melakukan diskusi dengan observer, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 2 untuk mata pelajaran IPA materi Sifat-sifat cahaya. Perencanaan awal yang dilakukan hampir sama dengan siklus 1. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), adapun

49 langkah-langkah pembelajaran terlampir. Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar. 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini telah sesuai dengan yang direncanakan.langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan sangat baik, pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran sehingga kegiatan berjalan dengan baik. Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas, guru mengatur tempat duduk peserta didik, guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, guru membagi materi pelajaran dalam bentuk lembar kerja yang sudah yang dibagi per sub pokok bahasan, guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca lembar kerja yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, membantu peserta didik memberi informasi jika diperlukan peserta didik, guru menyuruh tiap anggota kelompok lain yang telah mempelajari lembar kerja siswa yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya, guru membimbing kegiatan peserta didik, guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk melaporkan hasil diskusi, guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi.sedangkan kegiatan akhir diisi dengan membuat kesimpulan, tanya jawab, tes evaluasi. Pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan, pelaksanaan pengamatan dengan meminta bantuan observer (guru kelas 4) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran serta aktivitas guru selama proses pembelajaran melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT.)

50 4.3.3 Refleksi Refleksi Dari hasil lembar pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran berlangsung.berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 kemudian diambil data secara kuantitatif melalui tes formatif yaitu peserta didik pada aspek kognitif di dalam siklus 2 dengan menggunakan Model PembelajaranTeams Games Tournament (TGT), mengalami peningkatan. Berdasarkan perolehan skor tes formatif IPA siklus 2 dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik yang mendapat nilai 70 sebanyak 1 peserta didik atau sebanyak 6,25%, yang mendapat nilai 75 sebanyak 2 peserta didik atau sebanyak 12,5%, yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 peserta didik atau 25%, yang mendapat nilai 85 sebanyak 6 peserta didik atau 37,5%, dan yang mendapat nilai 90 sebanyak 3 peserta didik atau sebanyak 18,75%, bila dianalisa pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar. Nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik adalah 90, sedangkan nilai terendah 70. Dapat disimpulkan bahwa Sebanyak 16 peserta didik atau 100% peserta didik telah mencapai KKM. A. Kelebihan 1. Guru memiliki RPP dan indikator pembelajaran yang mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi yang nampak pada indikator pembelajaran. 2. Pada saat kegiatan awal, guru menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk membuat kesimpulan. 3. Pada saat proses pembelajaran, peserta didik menempati tempat duduk sesuai dengan perintah guru kelas, mendengarkan tujuan pembelajaran, melaksanakanpembelajarandenganbaik. 4. Pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran sudah dilakukan bersama-sama peserta didik. 5. Pada saat proses pembelajaran, peserta didik dalam kegiatan berpasangan bimbingan dari guru sudah baik

51 B. Kelemahan 1. Manajemen waktu pembelajaran kurang berjalan dengan baik sehingga pembelajaran belangsung lama. 2. Peserta didik masih kesulitan dalam pelaksanan pertandingan (Tournament). 4.4 Hasil Analisis Data Penelitian 4.4.1 Perbandingan hasil belajar kondisi pra siklus, siklus 1, siklus 2 Perbandingan Keberhasilan hasil belajar kondisi pra siklus, siklus 1, siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 Jumlah Siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 No Nilai Ketuntasan Persentase Persentase Persentase Jumlah Jumlah Jumlah (%) (%) 1 67 Tuntas 6 38 12 75 16 100% Tidak 2 < 67 10 62 4 25 - - Tuntas Jumlah 16 100 16 100 16 100 Dari tabel 4.3 dapat dilihat nilai rata-rata pada kondisi pra siklus 59 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 35 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 38% dari 16 peserta didik.setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata meningkat menjadi 72 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan persentase ketuntasan sebesar 75% dari jumlah peserta didik sebanyak 16 peserta didk, sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus 2. Pada siklus 2 ketuntasan belajar peserta didik meningkat mencapai 100% dan nilai rata-rata meningkat menjadi 82 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70.

52 Selain pada persentase ketuntasan hasil belajar yang meningkat, peningkatan juga terjadi pada perolehan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata. Grafik perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata, antara kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2dilsajikan pada gambar 4.3 100 90 80 70 75 90 90 82 72 70 60 50 40 30 59 35 40 Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata 20 10 0 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4.3 Perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-rata pada Kondisi Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui peningkatan terjadi pada perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata kondisi pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada kondisi Pra siklus nilai terendah 35 pada siklus 1 menjadi 40 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 70. Adapun perolehan nilai tertinggi juga meningkat yaitu pada kondisi pra siklus sebesar 75 pada siklus 1 meningkat menjadi 90 dan pada siklus 2 masih tetap 90. Perolehan rata-rata juga meningkat yaitu pada kondisi awal sebesar 59 pada siklus 1 meningkat menjadi 72 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 82. Untuk lebih jelasnya perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA dapat sajikan ke dalam diagaram batang pada gambar 4.4 berikut ini :

53 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 90 90 82 75 70 72 59 40 35 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 4.4 Diagram Batang PerbandinganKetuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus,Siklus 1, dan Siklus 2 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament(TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri Tawang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi tentang cahaya dan sifat-sifatnya.hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut : 4.5.1Pembahasan Pra Siklus 4.5.1.1 HasilBelajar Pra Siklus Berdasarkan pretes yang dilaksanakan sebelum dilakukan tindakan siklus 1, dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik kelas 5 SDN Tawang 01 sebagian besar sudah mencapai nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Namun

54 belum mencapai keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti sebesar 80% dari jumlah peserta didik. Hal ini disebabkan karena karena guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional, sehingga anak hanya berangan-angan dan lebih pada kegiatan menghafal materi. Berdasarkan ketuntasan belajar peserta didik dari sejumlah 16 peserta didik baru 6 peserta didik atau 38% yang mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 10 peserta didik atau 62% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu sebesar 67. Sedangkan skor tertinggi pra siklus adalah 75, skor terendah 35,dengan rata-rata kelas sebesar 59. 4.5.1.2 Proses Pembelajaran Pra Siklus Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa peserta didikmerasa bosan dan aktifitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran masih pasifkarena guru hanya menggunakan model konvensional saja. Peserta didik masih bekerja secara indvidual, tidak tampak kreatifitas peserta didik maupun gagasan yang muncul. monoton. 4.5.2 Pembahasan Siklus 1 Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus 1, berupa hasil tes. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan siklus 1 diperoleh keterangan sebagai berikut: 4.5.2.1Hasil Belajar Siklus 1 Jumlah peserta didik yang mendapat nilai 40 sebanyak 1 peserta didik atau sebanyak 6,25%, yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 peserta didik atau sebanyak 12,5%, yang mendapat nilai 65 sebanyak 1 peserta didik atau 6,25%, yang mendapat nilai 70sebanyak 4 peserta didik atau 25%, yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 peserta didik atau sebanyak18,75%, yang mendapat nilai 80 sebanyak 2 peserta didik atau sebanyak 12,5%, yang mendapat nilai 85 sebanayak 1 peserta didik atau sebanyak 6,25% dan yang mendapay nilai 90 sebanyak 2 peserta didik atau sebanyak 12,5%.

55 Berdasarkan ketuntasan belajar peserta didik dari sejumlah 16peserta didik terdapat 12 peserta didik atau 75% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 4peserta didik atau 25% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari Hasil skor siklus 1 dapat dijelaskan bahwa perolehan skor tertinggi adalah 90, skor terendah 40, dengan skor rata-rata kelas sebesar 72. 4.5.2.2 Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus 1 sudah menunjukkan adanya perubahan, hampir semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan berkelompok yang heterogen, baik jenis kelamin maupun kemampuan akademik dari setiap individu yang berbeda. Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan peserta didik dalam belajar, karena ada persaingan untuk menjadi kelompok yang terbaik. Interaksi antara peserta didik dalam kelompok juga sangat baik. Hanya beberapa peserta didik saja yang sulit untuk berinteraksi dengan temannya ataupun guru. Masing-masing peserta didik ada peningkatan berani bertanya dan minta penjelasan kepada guru maupun temannya sendiri, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Ini menunjukkan peningkatan keterampilan dalam bersosialisasi, sebagaimana yang dijelaskan dalam tujuan pembelajaran IPA. Ada persaingan positif antar kelompok mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan. 4.5.3 Pembahasan Siklus 2 4.5.3.1 Hasil Belajar Siklus 2 Perbaikan hasil belajar IPA pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan baik peran guru, persenta sepembelajaran maupun persentase ketuntasan belajar. Dengan demikian hasil belajar IPA sudah maksimal. Pelaksanaan siklus2 perbaikan hasil belajar IPA difokuskan pada kekurangan di siklus1.pada siklus 2 ketuntasan belajar IPA meningkat menjadi 100%, rata-rata meningkat dari 72,00 menjadi 92,00 dengan skor tertinggi 90,00 dan skor terendah 70,00. Hasil siklus 2 tingkat keberhasilan 100% dari jumlah16 peserta didik, menunjukkan pada siklus 2 ini hasil belajar IPA sudah meningkat memenuhi target keberhasilan 90%.

56 4.5.3.1 Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus 2 sudah menunjukkan adanya perubahan secara signifikan, peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan berkelompok yang heterogen, baik jenis kelamin maupun kemampuan akademik dari setiap individu yang berbeda. Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan peserta didik dalam belajar, karena ada persaingan untuk menjadi kelompok yang terbaik. Interaksi antar siswa dalam kelompok juga sangat baik. Hanya beberapa peserta didik saja yang sulit untuk berinteraksi dengan temannya ataupun guru. Masing-masing peserta didik ada peningkatan berani bertanya dan minta penjelasan kepada guru maupun temannya sendiri, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Ini menunjukkan peningkatan keterampilan dalam bersosialisasi, sebagaimana yang dijelaskan dalam tujuan pembelajaran IPA. Ada persaingan positif antar kelompok mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan. 4.6 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya kelas 5 SDN Tawang 01 Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan skor rata-rata yaitu 59 pada kondisi awal menjadi 72 pada siklus 1dan 82 pada siklus 2. Skor rata-rata siklus 1 meningkat 13% dari kondisi awal kemudian skor rata-rata siklus 2 meningkat 10% dari kondisi siklus 1 Maka secara keseluruhan dari kondisi awal sampai akhir tindakan siklus 2 terjadi peningkatan skor rata-rata kelas sebesar 23%. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus 1 ada peningkatan sebesar 37% dari kondisi awal dan ketuntasan pada sikus 2 sebesar 25% Secara keseluruhan dari kondisi pra siklus sampai akhir siklus 2 ketuntasan belajar meningkat sebesar 62% dari kondisi awal. Hasil belajar peserta didik dari pra siklus sampai dengan siklus 2 dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini:

57 Tabel 4.4 Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 No Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 1 Skor tertinggi 75 90 90 2 Skor terendah 35 40 70 3 Skor rata-rata 59 72 82 4 Ketuntasan belajar 38% 75% 100% Peningkatan hasil belajar peserta didik dari pra siklus sampai siklus 2 dapat ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dari Kondisi Pra Siklus sampai Kondisi Siklus 2 No Hasil Belajar Peserta didik Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dari Pra Siklus ke Siklus 2 1. Skor rata-rata 23% 2. Ketuntasan belajar 62% Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar dan ketuntasan belajar peserta didik terjadi peningkatan dari Pra siklus, siklus 1 dan siklus 2, maka dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran kooperatiftipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Tawang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.