BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting dalam pembangunan bangsa. sendiri, seperti peraturan-peraturan perpajakan yang sering kali berubah-ubah,

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL TAHUN 2009

Tujuan Akuntansi Pajak a. Dasar menghitung PKP b. Menghitung harga perolehan c. Menghitung penyerahan barang kena pajak d. Menghitung besarnya pajak y

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER Jl Dieng Km 3 Kejiwan, Wonosobo Wonosobo Jawa Tengah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Rajawali Perkasa melakukan usaha dagang bahan-bahan bangunan.

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur akuntansi yang yang diterapkan pada PT. Dwi Putra Jasa Prima terkait dengan

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

TOKO PRIMA bergerak dalam bidang jual beli dan service handphone berdiri pada tahun 2012, mulai. NERACA 31 Desember 2011 KEWAJIBAN MODAL

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran:

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan agar

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

BAB III METODE PENELITIAN. dan kemudian menguraikannya secara keseluruhan. Data yang digunakan

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemampuan dan keberhasilan dalam

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. gambarang yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan juga pembahasan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL PRAKTEK KOMPUTER AKUNTANSI dengan MYOB ACCOUNTING V.18 STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

57 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Pendirian Perusahaan CV.Aria Duta Panel adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa (wavin). Bisnis ini mulai didirikan oleh Bapak Endrianto Susantono pada tahun 2006. Pada awalnya usaha perdagangan yang dilakukan hanya dalam skala kecil, namun karena banyaknya permintaan pasar akan triplek/plywood akhirnya diperbesarlah usaha dagang ini menjadi distributor dalam skala besar yang kemudian menjadi awal mula berdirinya CV. Aria Duta Panel. CV. Aria Duta Panel merupakan perusahaan berbadan hukum yang berkedudukan di Surabaya. Pada tahun pertama CV. Aria Duta Panel mengutamakan triplek/plywood saja sebagai barang dagangnya, namun dengan berkembangnya usaha konstruksi di Jawa Timur membuat CV. Aria Duta Panel melebarkan sayapnya dengan menambah pipa (wavin) kedalam daftar stok penjualannya. Adapun lokasi dari perusahaan ini berada di Jln. Tandes Lor 17, Surabaya. Pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada beberapa hal, antara lain : a. Gudang Barang Gudang barang merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan distributor, untuk itulah dalam menentukan lokasi harus benar-benar

58 diperhatikan dan seberapa besar gudang yang dibutuhkan untuk kelancaran proses penyimpanan. b. Tenaga Kerja Tenaga kerja dan gudang barang mempunyai keterkaitan dalam berjalannya kegiatan perusahaan. Yang dimaksud kan disini adalah dengan lokasi gudang yang strategis tentu saja akan banyak tersedia tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan demikian perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam proses rekrutmen tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. c. Transportasi Dengan letaknya yang berada ditepi jalan raya akan mempermudah akses transportasi tenaga kerja maupun kendaraan pengangkutan barang dalam kesehariannya. d. Faktor Faktor lainnya Untuk faktor-faktor penting lainnya seperti listrik, kebutuhan air, telekomunikasi sangat mudah diakses sehingga perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 4.1.2 Tujuan Perusahaan a. Tujuan Jangka Pendek Yang dimaksud dengan tujuan jangka pendek adalah tujuan yang ingin dicapai lebih dahulu dalam waktu yang relative singkat atau tujuan yang harus didahulukan sebelum mencapai tujuan jangka panjang.

59 Adapun tujuan jangka pendek yang akan dicapai oleh perusahaan antara lain: 1. Meningkatkan Volume Pengiriman Tingginya volume pengiriman bagi perusahaan merupakan suatu citacita yang ingin dicapai atau terealisasikan secara nyata. Dengan meningkatkan pengiriman maka penjualan semakin mengingkat dibanding tahun sebelumnya. 2. Menjaga Kontinuitas Perusahaan Jika volume pengiriman dapat ditingkatkan, maka kelangsungan hidup perusahaan dapat dijamin stabil. Tujuan ini harus tetap dipertahankan karena perusahaan yang berjalan selalu menghadapi berbagai rintangan. Oleh sebab itu, perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan kebijaksanaannya. 3. Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan. Meningkatkan disiplin kerja karyawan, merupakan suatu peningkatan aktivitas usaha sewaktu melakukan kerja di dalam pencapaian tingkat pengiriman, sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan para konsumen. b. Tujuan Jangka Panjang Tujuan jangka perusahaan merupakan kelanjutan dari tujuan jangka pendek.

60 Adapun yang menjadi tujuan jangka panjang perusahaan adalah : 1. Meningkatkan Reputasi Perusahaan Faktor ini merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Ini karena perusahaan yang mempunyai reputasi baik akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen untuk selalu memilih CV. Aria Duta Panel sebagai distributor mereka dibandingkan distributor distributor yang lain. Selain itu akan ada konsumen baru yang berdatangan karena mereka memilih distributor dengan reputasi bagus untuk diajak berkerjasama. Reputasi ini harus selalu dijaga oleh perusahaan dengan melakukan pelayanan yang prima kepada konsumen. 2. Berusaha Mencapai Maksimum Profit Suatu perusahaan yang bergerak dibidang dunia usaha semaksimal mungkin untuk mengejar profit ini berdasar dalam jangka panjang karena maksimum profit dapat terealisir jika perusahaan telah dapat mencapai tujuan jangka pendek. 3. Menjaga Stabilitas Kelangsungan Perusahaan Setiap perusahaan pasti mengharapkan usaha yang dilakukan dapat berjalan secara lancar dalam waktu yang panjang dan menghindari yang namanya gulung tikar. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk selalu menjaga stabilitas kelangsungan perusahaan baik itu dari segi keuangan, stok barang, pelayanan pada konsumen, kesejahteraan karyawan. Karena semua aspek itu berpengaruh pada kelangsungan jalannya kegiatan perusahaan.

61 4.1.3 Struktur Organisasi Bentuk struktur organisasi pada CV. Aria Duta Panel Surabaya adalah garis (line Organisasi) yang berarti semua kebijaksanaan perusahaan ditentukan oleh pimpinan. Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Aria Duta Panel Direktur Kepala Bagian Administrasi Pemasaran Gudang Kasir Staf Akuntansi Pengendali Kualitas Pengiriman Admin Staf Gudang Sumber : CV. Aria Duta Panel Berdasarkan gambar struktur organisasi di atas, masing-masing bagian dari struktur organisasi yang dimiliki oleh CV. Aria Duta Panel memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda, yaitu:

62 1. Direktur a. Mengawasi dan mengontrol jalannya aktivitas perusahaan b. Merumuskan dan menetapkan perencanaan kegiatan yang akan diambil pada waktu yang akan datang c. Bertanggung jawab penuh atas aktivitas perusahaan 2. Kepala Bagian a. Melakukan pengoordinasian, pengarahan, pengawasan atas kinerja karyawan b. Bertanggung jawab atas kinerja karyawan yang berada dibawahnya c. Membuat monthy report ataul aporan bulanan atas perkembangan dan kinerja perusahaan, yang kemudian dilaporkan kepada direktur 3. Kasir a. Mencatat dan menerima uang atas penjualan barang dari konsumen b. Mencatat dan mengeluarkan uang atas pembayaran pembelian stok dari suplier c. Mencatat dan mengontrol hutang piutang perusahaan 4. Staf Akuntansi a. Membuat laporan keuangan bulanan perusahaan b. Mencatat semua kegiatan keuangan yang telah dicatat secara sederhana oleh kasir ke dalam sebuah pembukuan yang sesuai dengan standar akuntansi

63 5. Admin a. Mengorder atau membuat PO untuk stok barang gudang kepada supplier b. Bertanggung jawab atas barang yang dioder c. Melakukan pencatatan barang masuk ke dalam program stok d. Memantau stok dan membuat perencanaan akan batas minimal kapan barang harus diorder 6. Pemasaran a. Melakukan pemasaran produk perusahaan kepada konsumen, baik itu secara langsung, iklan, maupun promosi b. Menjual produk perusahaan sesuai program dan target yang direncanakan 7. Pengendali Kualitas a. Bertanggung jawab atas kualitas barang stok yang diterima dan dipasarkan kepada konsumen b. Melakukan pengecekan barang dari segi kualitas dan kuantitas terhadap barang yang datang dari pabrik 8. Staf Gudang a. Mencatat semua keluar masuk barang stok dari gudang b. Bertanggung jawab atas stok barang di gudang c. Melakukan koordinasi dengan bagian purchasing untuk stok yang perlu diorder

64 9. Bagian Pengiriman Bertanggung jawab atas pengiriman barang yang dikirim hingga sampai ke tangan konsumen. 4.2 Analisis Data 4.2.1 Laporan Keuangan Komersial CV. Aria Duta Panel Laporan keuangan sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengetahui posisi keuangan dan laba ataupun rugi yang diperoleh oleh perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Laba akuntansi atau disebut juga dengan laba komersial adalah pengukuran laba yang lazim digunakan dalam dunia bisnis. Laba akuntansi dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum yang dimana di Indonesia diatur dalam Prinsip Standar Akuntansi Keuangan. Laba akuntansi tersebut perhitungannya bertumpu pada prinsip matching cost against revenue (perbandingan antara pendapatan dan biaya-biaya terkait), dalam salah satu prinsip tersebut terdapat konsep bahwa pengeluaran perusahaan yang tidak mempunyai manfaat untuk masa yang akan datang bukanlah merupakan aset, oleh karena itu harus dibebankan sebagai biaya. Dengan demikian, dalam akuntansi perlu pengeluaran atau beban perusahaan, sepanjang memang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan diakui sebagai biaya.

65 Berikut ini merupakan laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba Rugi) komersial yang dibuat oleh CV. Aria Duta Panel: Tabel 4.1 Neraca CV. Aria Duta Panel Per 31 Des 2013 (Dalam Rupiah) AKTIVA Jumlah HUTANG DAN MODAL Jumlah Aktiva Lancar Hutang Lancar Kas 12.500.000 Hutang Dagang 37.196.873.589 Bank 236.763.105 Hutang Pajak 87.149.179 Persediaan 10.115.643.115 Uang Muka Penjualan - Piutang Usaha 27.985.743.200 Hutang Biaya - Piutang Lain-lain 0 Hutang lain-lain - Pajak Dibayar Dimuka 471.808.475 Jumlah Hutang Lancar 37.284.022.768 Biaya Dibayar Dimuka 20.000.000 Jumlah Aktiva Lancar 38.842.457.895 Hutang Jangka Panjang - Aktiva Tetap Gudang 200.000.000 Jumlah Hut Jangka Pajang - Kendaraan 335.550.000 MODAL Inventaris Kantor 36.440.000 MODAL 85.000.000 Jumlah Aktiva Tetap 571.990.000 Laba Tahun Lalu 925.553.086 Akumulasi Penyusutan (525.332.000) Laba Bersih 2013 594.540.041 Nilai Buku 46.658.000 Jumlah Modal 1.605.093.127 Total Aktiva 38.889.115.895 Total Hutang dan Modal 38.889.115.895 Sumber:CV. Aria Duta Panel

66 Tabel 4.2 Laba Rugi CV. Aria Duta Panel Periode Berakhir pada 31 Des 2013 (Dalam Rupiah) KETERANGAN PENJUALAN 40.598.580.113 POTONGAN PENDAPATAN - RETUR PENJUALAN 20.476.354 PENJUALAN BERSIH 40.578.103.759 HARGA POKOK PENJUALAN 38.939.633.048 LABA KOTOR 1.638.470.711 BIAYA PENJUALAN Biaya Iklan/promosi - Biaya Penjualan - Biaya perjalanan dinas 50.694.000 Biaya pengiriman Barang & Paket 72.303.950 Total Biaya Penjualan 122.997.950 BIAYA ADM & UMUM Biaya Gaji+Tunjangan & THR 582.097.000 Biaya Konsumsi & Kesehatan 2.575.800 Biaya Listrik & Air 32.197.212 Telphone+HP+Internet 7.271.463 Iuran & Biaya Kantor Lainnya 4.009.500 ATK 6.240.025 Biaya Rumah Tangga 2.853.800 Bensin, Solar, Tol & Parkir 147.120.070 STNK, Keer 13.356.500 Biaya Pemeliharaan Inventaris Kantor 2.172.500 Biaya Pemeliharaan Bangunan 23.092.850 Biaya Kendaraan 52.849.000 Biaya Penyusutan 34.359.000 Biaya Keamanan & Kebersihan 10.738.000 Total Biaya ADM & Umum 920.932.720 LABA USAHA 594.540.041 Sumber:CV. Aria Duta Panel

67 4.2.2 Metode Penyusutan Aria Duta Panel Biaya penyusutan terjadi karena adanya pengalokasian dari harga perolehaan dari aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan menjadi biaya/beban secara sistematik selama beberapa periode atas keuntungan yang dimiliki selama penggunaan aset tersebut. Di dalam menghitung biaya penyusutan ini, terdapat beberapa metode penghitungan dari akuntansi komersial yang dapat digunakan. Hal ini tergantung kepada masing-masing kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Perusahaan harus dengan konsisten apapun metode yang digunakan. Apabila perusahaan menganggap perlu adanya perubahan atas metode penyusutan yang dipakai, ada baiknya mencantumkan di dalam penjelasan mengenai sistem akuntansi yang dipakai dalam laporan keuangan dan disertai dengan alasannya. Pada CV. Aria Duta Panel, perusahaan menggunakan metode garis lurus (Straight-Line Method) untuk menghitung besarnya biaya penyusutan aset tetap setiap periode akuntansinya dengan mengestimasi umur manfaat dari penggunaan aset tetap tersebut.

68 Berikut ini disajikan daftar aset tetap dan biaya penyusutannya berdasarkan metode garis lurus akuntansi komersial yang digunakan oleh CV. Aria Duta Panel Tabel 4.3 Daftar Penyusutan CV. Aria Duta Panel Periode Berakhir pada 31 Des 2013 No Tahun Harga Biaya Perolehan Keterangan Unit Perolehan Penyusutan 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp - 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp - 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp - 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp - 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp - 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp - 7 2006 PesawatTelpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp - 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp - 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp - 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp - 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp - 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp - 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp - 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp - 15 2009 Handphone Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 17 2010 Monitor LG 3 Rp 4.500.000 Rp 900.000 18 2010 CPU LG 3 Rp 3.000.000 Rp 600.000 19 2010 Keyboard 3 Rp 450.000 Rp 90.000 20 2010 Mouse 3 Rp 195.000 Rp 39.000 21 2010 Kursi 5 Rp 1.000.000 Rp 200.000 22 2010 Meja 5 Rp 1.500.000 Rp 300.000 23 2010 AC LG 1 Rp 3.450.000 Rp 690.000 24 2011 AC LG 1 Rp 3.150.000 Rp 630.000 25 2011 Motor Yamaha Jupiter Z 1 Rp 14.550.000 Rp 2.910.000 26 2012 Monitor Inforce 2 Rp 1.600.000 Rp 320.000 27 2012 CPU Dzumba 2 Rp 2.000.000 Rp 400.000 28 2012 Keyboard 2 Rp 300.000 Rp 60.000 29 2012 Mouse 2 Rp 100.000 Rp 20.000 Total 50 Rp 571.990.000 Rp 34.359.000 Sumber:CV. Aria Duta Panel

69 4.3 Interpretasi 4.3.1 Analisa Metode Penyusutan Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis, perhitungan penyusutan yang dilakukan CV. Aria Duta Panel menggunakan metode garis lurus (Straight-Line Method) untuk menghitung besarnya biaya penyusutan aset tetap setiap periode akuntansinya dengan mengestimasi umur manfaat dari penggunaan aset tetap tersebut. Dilihat dari daftar penyusutan aset tetap periode 2013 CV. Aria Duta Panel penulis menemukan beberapa permasalahan, sehingga penulis mendata ulang daftar aset tetap dan melakukan perhitungan untuk mengetahui estimasi umur manfaat yang ditetapkan oleh perusahaan dalam perhitungan penyusutannya. Saat dilakukan pendataan ulang semua aset yang dimiliki perusahaan oleh penulis terjadi perbedaan jumlah aset tetap pada daftar penyusutan dan aset real yang dimiliki perusahaan. Pada Mei 2013 perusahaan memutuskan untuk menambah kapasitas gudang pipa wavin dengan menyewa gudang di daerah Cangkir Driyorejo. Untuk kemudahan pengiriman dari gudang ke konsumen, pada pertengahan tahun 2013 perusahaan membeli sebuah truck senilai Rp.194.500.000 sudah termasuk biaya lainnya dengan nilai residu Rp. 9.500.000. Selain itu perusahaan membeli AC LG untuk ruangan kantor seharga Rp. 3.450.000 termasuk biaya pasangnya dan tidak memiliki nilai residu. Karena penempatan truck di daerah Cangkir, perusahaan kurang teliti sehingga tidak membukukan aset truck ini ke dalam daftar penyusutan CV. Aria Duta Panel 2013. Hal ini

70 akan menimbulkan selisih pada jumlah perhitungan penyusutan, sehingga akan terjadi koreksi fiskal. Oleh karena itu penulis melakukan perhitungan penyusutan: 1. Truck yang belum terdata. Berikut perhitungannya: Penyusutan per tahun = Rp. 194.500.000- Rp. 9.500.000 ------------------------------------------- 8 = Rp. 23.125.000 Pada tahun 2013, truck memiliki nilai manfaat ½ tahun sehingga penyusutan tahun 2013 senilai ½ x Rp. 23.125.000= Rp. 11.562.500 Harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku truck tersebut selama 8 tahun tampak dalam tabel berikut: Tabel 4.4 Beban Penyusutan Truck per Tahun Metode Garis Lurus ( Straight Line Method) Harga Beban Akumulasi Nilai Buku Tahun Perolehan Penyusutan Penyusutan Akhir Tahun 1/2 Tahun 1 Rp 194.500.000 Rp 11.562.500 Rp 11.562.500 Rp 182.937.500 2 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 34.687.500 Rp 171.375.000 3 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 57.812.500 Rp 148.250.000 4 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 80.937.500 Rp 125.125.000 5 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 104.062.500 Rp 102.000.000 6 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 127.187.500 Rp 78.875.000 7 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 150.312.500 Rp 55.750.000 8 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 173.437.500 Rp 32.625.000 1/2 Tahun 9 Rp 194.500.000 Rp 11.562.500 Rp 194.500.000 Rp 9.500.000 Sumber: Data diolah

71 Catatan : Truck masuk kedalam kelompok 2 dan memiliki estimasi umur manfaat 8 tahun, dengan tarif penyusutan 12,5%. 2. AC LG yang belum terdata. Berikut perhitungannya: Penyusutan per tahun = Rp. 3.450.000- Rp. 0 --------------------------- 4 = Rp. 862.500 Pada tahun 2013, truck memiliki nilai manfaat ½ tahun sehingga penyusutan tahun 2013 senilai ½ x Rp. 862.500= Rp. 431.250 Harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku AC tersebut selama 4 tahun tampak dalam tabel berikut: Tabel 4.5 Beban Penyusutan AC per Tahun Metode Garis Lurus ( Straight Line Method) Tahun Perolehan Penyusutan Penyusutan Akhir Tahun 1/2 Tahun 1 Rp 3.450.000 Rp 431.250 Rp 431.250 Rp 3.018.750 Sumber: Data diolah Harga Beban Akumulasi Nilai Buku 2 Rp 3.450.000 Rp 862.500 Rp 1.293.750 Rp 2.156.250 3 Rp 3.450.000 Rp 862.500 Rp 2.156.250 Rp 1.293.750 4 Rp 3.450.000 Rp 862.500 Rp 3.018.750 Rp 431.250 1/2 Tahun 5 Rp 3.450.000 Rp 431.250 Rp 3.450.000 Rp - Catatan : AC masuk kedalam kelompok 1 dan memiliki estimasi umur manfaat 4 tahun, dengan tarif penyusutan 25%.

72 Dalam analisanya, selain temuan diatas penulis juga menemukan kesimpulan bahwa perusahaan menetapkan umur manfaat 5 tahun untuk semua jenis aset tetapnya, baik untuk kepentingan perusahaan maupun dalam perhitungan pajak badan yang harus dibayar perusahaan setiap tahunnya. Berdasarkan temuan tersebut, penulis menarik data daftar perhitungan penyusutan aset tetap dari tahun 2007-2013, untuk mengidentifikasi penerapan tarif penyusutan CV. Aria Duta Panel yang belum sesuai dengan peraturan perpajakan. Oleh karena itu dilakukan perhitungan ulang penyusutan aset tetap CV. Aria Duta Panel per-tahunnya dengan menggunakan metode yang sama yaitu metode garis lurus (Straight-Line Method) namun dengan estimasi masa manfaat yang berbeda yakni mengacu pada peraturan perpajakan dengan melakukan pengelompokan aset tetap sesuai dengan 10 UU Nomor 36 Tahun 2008. Perhitungan ulang ini dilakukan untuk mengetahui berapa selisih antara penyusutan metode komersial dan fiskal yang mana akan berpengaruh pada laba rugi fiskal sehingga akan berpengaruh pula pada pajak badan yang harus dibayarkan CV. Aria Duta Panel.

73 Berikut ini tabel selisih perbedaan antara nilai penyusutan metode komersial dan fiskal per-tahun yang harus dilakukan perhitungan kembali untuk koreksi fiskal: 1. Perhitungan Tahun 2007 Tabel 4.6 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2007 Metode Komersial dan Fiskal Tahun Harga No Perolehan Keterangan Unit Perolehan Komesial Fiskal Selisih 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp 240.000 Rp 300.000 Rp (60.000) 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp 560.000 Rp 700.000 Rp (140.000) 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp 840.000 Rp 1.050.000 Rp (210.000) 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp 70.000 Rp 87.500 Rp (17.500) 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp 54.000 Rp 67.500 Rp (13.500) 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp 370.000 Rp 462.500 Rp (92.500) 7 2006 Pesawat Telpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp 30.000 Rp 37.500 Rp (7.500) 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp 55.000 Rp 68.750 Rp (13.750) 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp 80.000 Rp 100.000 Rp (20.000) 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp (10.000) 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) Bangunan 13 2006 Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp40.000.000 Rp 10.000.000 Rp 20.000.000 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp37.200.000 Rp 23.250.000 Rp 13.950.000 Sumber: Data Diolah Perincian tahun 2007: Total Rp80.039.000 Rp 36.798.750 Rp 43.240.250 Metode Komersial = Rp. 80.039.000 Metode Fiskal = Rp. 36.798.750 Selisih = Rp. 43.240.250

74 2. Perhitungan Tahun 2008 Pada tahun 2008 CV. Aria Duta Panel tidak melakukan pembelian aset tetap maka tidak ada penambahan biaya penyusutan, sehingga selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal sama dengan tahun 2007. 3. Perhitungan Tahun 2009 Tabel 4.7 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2009 Metode Komersial dan Fiskal Tahun Harga No Perolehan Keterangan Unit Perolehan Komesial Fiskal Selisih 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp 240.000 Rp 300.000 Rp (60.000) 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp 560.000 Rp 700.000 Rp (140.000) 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp 840.000 Rp 1.050.000 Rp (210.000) 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp 70.000 Rp 87.500 Rp (17.500) 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp 54.000 Rp 67.500 Rp (13.500) 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp 370.000 Rp 462.500 Rp (92.500) 7 2006 Pesawat Telpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp 30.000 Rp 37.500 Rp (7.500) 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp 55.000 Rp 68.750 Rp (13.750) 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp 80.000 Rp 100.000 Rp (20.000) 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp (10.000) 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp 40.000.000 Rp10.000.000 Rp 20.000.000 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp 37.200.000 Rp23.250.000 Rp 13.950.000 15 2009 Handphone Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 Rp16.875.000 Rp 10.125.000 Sumber: Data Diolah Perincian tahun 2009: Total Rp 107.239.000 Rp53.923.750 Rp 53.315.250 Metode Komersial = Rp. 107.239.000 Metode Fiskal = Rp. 53.923.750 Selisih = Rp. 53.315.250

75 4. Perhitungan Tahun 2010 Tabel 4.8 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2010 Metode Komersial dan Fiskal Tahun Harga No Perolehan Keterangan Unit Perolehan Komesial Fiskal Selisih 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp 240.000 Rp 300.000 Rp (60.000) 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp 560.000 Rp 700.000 Rp (140.000) 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp 840.000 Rp 1.050.000 Rp (210.000) 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp 70.000 Rp 87.500 Rp (17.500) 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp 54.000 Rp 67.500 Rp (13.500) 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp 370.000 Rp 462.500 Rp (92.500) 7 2006 Pesawat Telpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp 30.000 Rp 37.500 Rp (7.500) 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp 55.000 Rp 68.750 Rp (13.750) 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp 80.000 Rp 100.000 Rp (20.000) 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp (10.000) 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp 40.000.000 Rp 10.000.000 Rp 20.000.000 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp 37.200.000 Rp 23.250.000 Rp 13.950.000 15 2009 Handphone Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 Rp 16.875.000 Rp 10.125.000 17 2010 Monitor LG 3 Rp 4.500.000 Rp 900.000 Rp 1.125.000 Rp (225.000) 18 2010 CPU LG 3 Rp 3.000.000 Rp 600.000 Rp 750.000 Rp (150.000) 19 2010 Keyboard 3 Rp 450.000 Rp 90.000 Rp 112.500 Rp (22.500) 20 2010 Mouse 3 Rp 195.000 Rp 39.000 Rp 48.750 Rp (9.750) 21 2010 Kursi 5 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 22 2010 Meja 5 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 23 2010 AC LG 1 Rp 3.450.000 Rp 690.000 Rp 862.500 Rp (172.500) Sumber: Data Diolah Perincian tahun 2010: Total Rp 110.058.000 Rp 57.447.500 Rp 52.610.500 Metode Komersial = Rp. 110.058.000 Metode Fiskal = Rp. 57.447.500 Selisih = Rp. 52.610.500

76 5. Perhitungan Tahun 2011 Tabel 4.9 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2011 Metode Komersial dan Fiskal Tahun Harga No Perolehan Keterangan Unit Perolehan Komesial Fiskal Selisih 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp 240.000 Rp - Rp 240.000 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp 560.000 Rp - Rp 560.000 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp 840.000 Rp - Rp 840.000 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp 70.000 Rp - Rp 70.000 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp 54.000 Rp - Rp 54.000 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp 370.000 Rp - Rp 370.000 Pesawat Telpon 7 2006 Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp - Rp 200.000 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp 30.000 Rp - Rp 30.000 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp 55.000 Rp - Rp 55.000 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp 80.000 Rp - Rp 80.000 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp 40.000 Rp - Rp 40.000 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp - Rp 300.000 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp 40.000.000 Rp 10.000.000 Rp 20.000.000 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp 37.200.000 Rp 23.250.000 Rp 13.950.000 15 2009 Handphone Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 Rp 16.875.000 Rp 10.125.000 17 2010 Monitor LG 3 Rp 4.500.000 Rp 900.000 Rp 1.125.000 Rp (225.000) 18 2010 CPU LG 3 Rp 3.000.000 Rp 600.000 Rp 750.000 Rp (150.000) 19 2010 Keyboard 3 Rp 450.000 Rp 90.000 Rp 112.500 Rp (22.500) 20 2010 Mouse 3 Rp 195.000 Rp 39.000 Rp 48.750 Rp (9.750) 21 2010 Kursi 5 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 22 2010 Meja 5 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 23 2010 AC LG 1 Rp 3.450.000 Rp 690.000 Rp 862.500 Rp (172.500) 24 2011 AC LG 1 Rp 3.150.000 Rp 630.000 Rp 787.500 Rp (157.500) Motor Yamaha Jupiter 25 2011 Z 1 Rp 14.550.000 Rp 2.910.000 Rp 3.637.500 Rp (727.500) Sumber: Data Diolah Perincian tahun 2011: Total Rp 113.598.000 Rp 53.898.750 Rp 56.159.250 Metode Komersial = Rp. 113.598.000 Metode Fiskal = Rp. 53.898.750 Selisih = Rp. 56.159.250

77 6. Perhitungan Tahun 2012 Tabel 4.10 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2012 Metode Komersial dan Fiskal Tahun Harga No Perolehan Keterangan Unit Perolehan Komesial Fiskal Selisih 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp - Rp - Rp - 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp - Rp - Rp - 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp - Rp - Rp - 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp - Rp - Rp - 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp - Rp - Rp - 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp - Rp - Rp - 7 2006 Pesawat Telpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp - Rp - Rp - 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp - Rp - Rp - 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp - Rp - Rp - 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp - Rp - Rp - 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp - Rp - Rp - 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp - Rp - Rp - Bangunan 13 2006 Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp - Rp 10.000.000 Rp(10.000.000) 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp - Rp 23.250.000 Rp.(23.250.000) Handphone 15 2009 Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 Rp 16.875.000 Rp 10.125.000 17 2010 Monitor LG 3 Rp 4.500.000 Rp 900.000 Rp 1.125.000 Rp (225.000) 18 2010 CPU LG 3 Rp 3.000.000 Rp 600.000 Rp 750.000 Rp (150.000) 19 2010 Keyboard 3 Rp 450.000 Rp 90.000 Rp 112.500 Rp (22.500) 20 2010 Mouse 3 Rp 195.000 Rp 39.000 Rp 48.750 Rp (9.750) 21 2010 Kursi 5 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 22 2010 Meja 5 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 23 2010 AC LG 1 Rp 3.450.000 Rp 690.000 Rp 862.500 Rp (172.500) 24 2011 AC LG 1 Rp 3.150.000 Rp 630.000 Rp 787.500 Rp (157.500) Motor Yamaha 25 2011 Jupiter Z 1 Rp 14.550.000 Rp 2.910.000 Rp 3.637.500 Rp (727.500) 26 2012 Monitor Inforce 2 Rp 1.600.000 Rp 320.000 Rp 400.000 Rp (80.000) 27 2012 CPU Dzumba 2 Rp 2.000.000 Rp 400.000 Rp 500.000 Rp (100.000) 28 2012 Keyboard 2 Rp 300.000 Rp 60.000 Rp 75.000 Rp (15.000) 29 2012 Mouse 2 Rp 100.000 Rp 20.000 Rp 25.000 Rp (5.000) Sumber: Data Diolah Total Rp 34.359.000 Rp 59.323.750 Rp(24.964.750)

78 Perincian tahun 2012: Metode Komersial = Rp. 34.359.000 Metode Fiskal = Rp. 59.323.750 Selisih = (Rp. 24.964.750) 7. Perhitungan Tahun 2013 Pada awalnya perusahaan lupa untuk mencatat dua aset tetapnya berupa truck dan AC LG yang ditempatkan pada gudang barunya yang berada di daerah Cangkir Driyorejo, dengan kata lain perusahaan saat itu tidak merasa melakukan pembelian aset tetap baru sehingga perhitungan selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal sama dengan tahun 2012. Aset tetap yang belum dicatatkan akan dimasukan kedalam rincian selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal yang telah dihitung diatas. Ini dilakukan untuk mempermudah perinciannya. Karena sebelumnya dua aset tetap berupa truck dan AC LG yang belum dicacat tersebut sudah dihitung penyusutannya sesuai dengan peraturan perpajakan dengan masa mafaat seperti yang tercantum dalam 10 UU Nomor 36 Tahun 2008 yang mana setiap aset tetap memiliki masa mafaat yang berbeda tergantung pada pengelompokan aset tetap tersebut. Hasil perhitungan tersebut pada tahun 2013 truck mengalami penyusutan sebesar Rp. 11.562.500 dan AC LG sebesar Rp. 431.250. Perincian hasil perhitungan perhitungan di atas adalah sebagai berikut:

79 Tabel 4.11 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2007-2013 Metode Komersial dan Fiskal No Sumber: Data Diolah Catatan : Pada tahun 2013 nilai penyusutan dengan metode komersial sama dengan 2012 Rp. 34.359.000, untuk metode fiskal sama seperti 2012 yaitu Rp. 59.323.750+Rp.11.562.500+Rp.431.250 (aset yang belum dicatat) = Rp. 71.317.500. Tahun Nilai Penyusutan Komersial Fiskal Tabel di atas menggambarkan nilai penyusutan fiskal dan selisihnya dengan penyusutan komersial yang sama sama menggunakan metode garis lurus (Straight-Line Method). Dalam tabel penyusutan CV. Aria Duta Panel ditetapkan bahwa perusahaan menggunakan masa manfaat selama 5 tahun atau dengan kata lain menggunakan tarif 20% atas semua aset tetapnya, berbeda dengan penyusutan yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang mana memiliki tarif berbeda atas masing masing pengelompokan aset tersebut sehingga menghasilkan perbedaan jumlah nilai penyusutan yang signifikan setiap tahunnya. Nilai Koreksi Fiskal Koreksi +/- 1 2007 Rp80.039.000 Rp36.798.750 Rp43.240.250 + 2 2008 Rp80.039.000 Rp36.798.750 Rp43.240.250 + 3 2009 Rp107.239.000 Rp53.923.750 Rp53.315.250 + 4 2010 Rp110.058.000 Rp57.447.500 Rp52.610.500 + 5 2011 Rp113.598.000 Rp53.898.750 Rp59.699.250 + 6 2012 Rp34.359.000 Rp59.323.750 Rp24.964.750-7 2013 Rp34.359.000 Rp71.317.500 Rp36.958.500 -

80 4.3.2 Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Komersial Menjadi Laporan Laba Rugi Fiskal Penghitungan Pajak Penghasilan diakhir tahun bagi Wajib Pajak Badan seperti CV. Aria Duta Panel didasarkan atas Laporan Keuangan Fiskal (Laba Rugi Fiskal). Laba rugi fiskal disusun berdasarkan laba rugi komersial yang telah disesuaikan dengan peraturan perpajakan (melalui rekonsiliasi). Rekonsiliasi fiskal perlu dilakukan karena terdapat beberapa perbedaan perlakuan baik itu mengenai pengakuan penghasilan maupun mengenai beban/biaya. Rekonsiliasi yang dilakukan akan menghasilan koreksi fiskal yang akan mempengaruhi besarnya laba kena pajak serta Pajak Penghasilan (PPh) terutang. Perbedaan tersebut dapat berakibat bertambahnya laba fiskal dari laba komersial yang telah dibuat oleh perusahaan (koreksi fiskal positif) dan dapat pula berlaku sebaliknya yaitu turunnya nilai laba fiskal dari laba komersial yang telah dibuat oleh perusahaan (koreksi fiskal negatif). Seperti halnya yang terjadi pada CV. Aria Duta Panel harus dilakukan koreksi fiskal karena adanya perbedaan biaya/beban yang diakui. Pada permasalahan CV. Aria Duta Panel, perusahaan melakukan perhitungan penyusutan aset tetapnya dari 2007-2013 terjadi kesalahan cara perhitungan dari estimasi masa manfaat aset tetap tersebut yang dibuat rata 5 tahun dan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan sehingga perlu dilakukan pembetulan perhitungan untuk melakukan koreksi fiskal.

81 Koreksi fiskal yang dilakukan dengan cara mengkalkulasi selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal dari tahun 2007-2013 sehingga dapat diketahui berapa jumlah yang harus dikoreksi dan disimpulkan masuk kedalam koreksi fiskal negatif atau koreksi fiskal positif yang kemudian melakukan rekonsiliasi laporan laba rugi komersial ke laba rugi fiskal pada laporan laba rugi tahun 2013 CV. Aria Duta Panel sebagai pembetulannya. Berikut ini akan disajikan tahapan melakukan rekonsiliasi laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal tahun 2013 yang dimiliki oleh CV. Aria Duta Panel: Tabel 4.12 Jumlah Koreksi fiskal Nilai Penyusutan Nilai No Tahun Komersial Fiskal Koreksi Fiskal Koreksi +/- 1 2007 Rp80.039.000 Rp36.798.750 Rp43.240.250 + 2 2008 Rp80.039.000 Rp36.798.750 Rp43.240.250 + 3 2009 Rp107.239.000 Rp53.923.750 Rp53.315.250 + 4 2010 Rp110.058.000 Rp57.447.500 Rp52.610.500 + 5 2011 Rp113.598.000 Rp53.898.750 Rp59.699.250 + 6 2012 Rp34.359.000 Rp59.323.750 Rp24.964.750-7 2013 Rp34.359.000 Rp71.317.500 Rp36.958.500 - Jumlah Rp559.691.000 Rp369.508.750 Rp190.182.250 + Sumber: Data Diolah Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai penyusutan dengan metode komersial sebesar Rp. 559.691.000, motode fiskal Rp. 369.508.750 sehingga koreksi fiskal yang harus dilakukan adalah Rp. 190.182.250 2. Koreksi fiskal yang harus dilakukan adalah koreksi fiskal positif (+)

82 Tabel 4.13 Rekonsiliasi Fiskal Laporan Laba Rugi 2013 Periode Berakhir pada 31 Des 2013 (Dalam Rupiah) KETERANGAN KOMERSIAL KOREKSI FISKAL PENJUALAN 40.598.580.113 40.598.580.113 POTONGAN PENDAPATAN - - RETUR PENJUALAN 20.476.354 20.476.354 PENJUALAN BERSIH 40.578.103.759 40.578.103.759 HARGA POKOK PENJUALAN 38.939.633.048 38.939.633.048 LABA KOTOR 1.638.470.711 1.638.470.711 BIAYA PENJUALAN Biaya Iklan/promosi - - Biaya Penjualan - - Biaya perjalanan dinas 50.694.000 50.694.000 Biaya pengiriman Barang & Paket 72.303.950 72.303.950 Total Biaya Penjualan 122.997.950 122.997.950 BIAYA ADM & UMUM Biaya Gaji+Tunjangan & THR 582.097.000 582.097.000 Biaya Konsumsi & Kesehatan 2.575.800 2.575.800 Biaya Listrik & Air 32.197.212 32.197.212 Telphone+HP+Internet 7.271.463 7.271.463 Iuran & Biaya Kantor Lainnya 4.009.500 4.009.500 ATK 6.240.025 6.240.025 Biaya Rumah Tangga 2.853.800 2.853.800 Bensin, Solar, Tol & Parkir 147.120.070 147.120.070 STNK, Keer 13.356.500 13.356.500 Biaya Pemeliharaan Inventaris Kantor 2.172.500 2.172.500 Biaya Pemeliharaan Bangunan 23.092.850 23.092.850 Biaya Kendaraan 52.849.000 52.849.000 Biaya Penyusutan 34.359.000 190.182.250 (155.823.250) Biaya Keamanan & Kebersihan 10.738.000 10.738.000 Total Biaya ADM & Umum 920.932.720 730.750.470 LABA USAHA 594.540.041 190.182.250 784.722.291 Laba Bersih Sebelum Pajak 594.540.041 784.722.291 Pajak 74.317.505 98.090.286 Laba Bersih Setelah Pajak 520.222.536 686.632.005 Sumber: Data Diolah NB : Tarif pengenaan pajak PPh badan di atas berdasarkan UU PPh Pasal 31E

83 Berdasarkan rekonsiliasi laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal yang dimiliki oleh CV. Aria Duta Panel terdapat koreksi fiskal yang dilakukan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan laporan keuangan yang ditentukan oleh peraturan perpajakan sehubungan dengan pembayaran pajaknya sebagai Wajib Pajak Badan dalam negeri, seperti pada biaya penyusutan harus dilakukan koreksi fiskal positif. Adanya pengkoreksian tersebut menyebabkan biaya lebih sedikit sehingga laba yang didapat semakin besar dan pajak badan yang harus di bayarkan CV. Aria Duta Panel lebih besar pula. Beban penyusutan pada laporan keuangan komersial CV. Aria Duta Panel tahun 2013 diakui sebesar Rp 34. 359.000, namun CV. Aria Duta panel harus melakukan pembetulan beban penyusutannya dari tahun 2007-2013 karena adanya perbedaaan masa manfaat aset tetap yang tidak sesuai peraturan perpajakan. Pembetulan ini dilakukan dengan cara melakukan koreksi fiskal pada laba rugi 2013. Koreksi yang harus dilakukan adalah koreksi fiskal positif karena beban penyusutan yang diakui lebih besar dari yang seharusnya yaitu sejumlah Rp. 190.182.250. Setelah koreksi fiskal yang dilakukan maka laba bersih sebelum pajak yang awalnya sejumlah Rp. 594.540.041 menjadi Rp. 784.722.291, sehingga pajak badan yang harus dibayarkan juga meningkat dari yang awalnya Rp. 74.317.505 menjadi Rp. 98.090.286.

84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada CV. Aria Duta Panel, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Laporan keuangan komersial yang disusun oleh CV. Aria Duta Panel sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia 2. Metode perhitungan penyusutan aset yang dilakukan CV. Aria Duta Panel adalah Metode Garis Lurus ( Straight Line Method). Metode dan cara perhitungan sudah sesuai, namun estimasi umur manfaatnya belum mengacu pada peraturan perpajakan karena perusahaan memberi tarif 20% pada semua jenis aset tetapnya sementara pada peraturan perpajakan mencantumkan pengelompokan aset tetap yang mana tarif dan umur manfaat berbeda beda setiap kelompoknya 3. Estimasi umur manfaat yang berbeda antara perhitungan perusahaan dengan peraturan pajak yang telah dilakukan bertahun tahun mengaharuskan perusahaan melakukan perhitungan ulang penyusutan aset tetapnya sesuai peraturan perpajakan dan melakukan koreksi fiskal sebagai langkah pembetulan perhitungan yang salah, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada PPh yang harus dibayarkan oleh CV. Aria Duta Panel.

85 4. Pendataan aset sangat berpengaruh pada jumlah aset yang disusutkan, dengan adanya dua aset yaitu truck dan AC yang belum dibukukan terjadi adanya selisih biaya yang diakui. Hal seperti ini dapat berpengaruh pada jumlah PPh badan yang harus dibayar perusahaan. Oleh karena itu selain pembetulan di atas, CV. Aria Duta Panel juga harus melakukan pehitungan pada aset yang belum dibukukan dan menambahkannya sebagai biaya yang dapat dikurangkan pada laba rugi fiskal. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas saran yang dapat dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan lebih teliti dalam pendataan aset tetap tiap tahunnya. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pendataan rutin setiap akhir tahun sebelum dilakukan perhitungan penyusutan aset tetap, sehingga daftar aset tetap yang disusutkan sesuai dengan real yang dimiliki perusahaan 2. Perusahaan membuat daftar penyusutan aset tetapnya dengan berpedoman pada peraturan perpajakan yang belaku 3. Perusahaan lebih teliti dalam penyusunan laporan keuangan fiskal dengan mengacu pada peraturan perpajakan yang telah ada. Seperti contoh permasalahan yang telah dibahas diatas, metode penyusutan yang dilakukan sudah benar namun tarif penyusutan yang ditentukan perusahaan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. Hal ini sangat penting karena menyangkut berapa jumlah PPh badan yang harus

86 dibayarkan oleh perusahaan setiap tahunnya agar terhindar dari sanksi pajak karena dianggap tidak mematuhi undang undang pajak. 4. Perusahaan sebaiknya menyesuaikan langsung pada saat penyusunan laporan laba rugi komersial dengan ketentuan fiskal agar tidak perlu melakukan koreksi fiskal.

87