17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian ini, langkah awalnya adalah mengetahui visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai oleh BReAD Unit. BReAD Unit mempunyai tujuan untuk mengembangkan produk-produk bakery yang berbahan dasar tepung-tepung berbasis sumberdaya lokal seperti tepung jagung dan tepung ubi jalar. Dari hasil pengembangan produk tersebut, perusahaan ingin melihat bagaimana reaksi penerimaan konsumen terhadap produk-produk hasil pengembangan BReAD Unit yang ditawarkan. Perusahaan juga ingin mengembangkan skala pemasaran produkproduknya. Dalam usaha memasarkan produk tersebut, tentu saja tidak terlepas dari ancaman persaingan. Pesaing yang sudah lebih dahulu memasuki pasar tentu saja dapat menguasai pasar sasaran dengan mudah. Oleh karena itu, penting bagi BReAD Unit dalam mengetahui bagaimana keinginan dan kebutuhan konsumen sebagai acuan untuk pengembangan produk dan strategi perusahaan yang dimilikinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik, menganalisis tahapan proses keputusan pembelian, menganalisis faktor-faktor yang dinilai penting dalam mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk bakery BReAD Unit. Untuk dapat mengetahui karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen digunakan analisis deskriptif sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut produk digunakan analisis faktor. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai karakteristik, proses keputusan pembelian, serta faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk bakery BReAD Unit dibutuhkan untuk menentukan strategi pengembangan dan pemasaran produk yang lebih baik lagi dan melihat apakah konsumen dapat menerima produk bakery hasil produksi BReAD Unit. Secara ringkas kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 3.
18 Visi dan Misi BReAD Unit Tujuan BReAD Unit Produk-Produk Bakery yang Ditawarkan Persaingan yang Kompetitif BReAD Unit memerlukan Pengetahuan tentang Keinginan dan Kebutuhan Konsumen Karakteristik Konsumen Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Analisis Deskriptif Analisis Faktor Rekomendasi Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Produk Bakery BReAD Unit ini dilaksanakan di BReAD unit yang terletak di Institut Pertanian Bogor di Dramaga Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja karena lokasi tersebut terdapat konsumen dari berbagai kalangan sehingga populasi yang didapat cukup beragam. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012-Maret 2012. 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber utama. Sedangkan
19 data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari sumber utama dan lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data primer didapatkan melalui pengamatan langsung di lapangan (observasi), wawancara dan pemberian kuesioner kepada konsumen. Data sekunder didapatkan melalui pencarian, pengumpulan, dan penelaahan bukubuku, majalah, jurnal, internet, dan dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian. 3.4. Metode Penarikan Sampel Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam metode ini, sampel yang akan dipilih berdasarkan pada syarat-syarat yang telah ditentukan sebelumnya. Responden adalah konsumen yang sedang membeli atau sudah pernah membeli produkproduk bakery BReAD Unit dan minimal berusia 17 tahun ke atas karena diasumsikan responden tersebut mampu untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner. Penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk menentukan ukuran minimal sampel yang dibutuhkan dari suatu populasi sehingga mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan serta mewakili data populasi. N N...(1) Dimana: n = Jumlah contoh N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir (10%) Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah rata-rata konsumen yang berkunjung ke BReAD Unit setiap bulannya. Berdasarkan data kunjungan konsumen, diperoleh jumlah rata-rata kunjungan per bulan sekitar 990 kunjungan. Maka berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan perhitungan sebagai berikut: N 90,83 100...(2) N,
20 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Uji Validitas Menurut Umar (2005), validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukur. Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Instrumen alat ukur harus memperhatikan ketepatan dan kecermatan. Suatu instrumen mungkin tepat untuk mengukur suatu objek, tetapi belum tentu cermat. Dengan demikian valid tidaknya alat ukur hanya berlaku untuk tujuan yang spesifik (Suliyanto, 2005). Menurut Suliyanto (2005), kriteria pengujian tes validitas dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut: 1. Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 2. Jika koefisien korelasi product moment>r-tabel 3. Nilai Sig.. Rumus yang digunakan adalah teknik korelasi product moment (Umar, 2005):..(3) Keterangan: = jumlah responden = skor masing-masing pertanyaan = skor total pertanyaan 3.5.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
21 terhadap kelompok objek yang sama diperoleh hasil relatif sama (aspek yang diukur belum berubah), meskipun tetap ada toleransi bila terjadi perbedaan (Suliyanto, 2005). Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach s Alpha. Teknik ini digunakan untuk mecari raliabilitas instrument yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentang antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya. Rumus teknik Cronbach s Alpha ditulis sebagai berikut (Umar, 2005): 1 Keterangan: = reliabilitas instrument = banyak butir pertanyaan = varians total = jumlah varians butir...(4) Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden dimana reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika nilai alpha cronbach lebih dari 0,6. 3.5.3. Analisis Deskriptif Menurut Hasan dalam Febrianti (2011), analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif menggunakan satu variabel atau lebih tetapi bersifat mandiri. Oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan. Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap produk bakery BReAD Unit melalui perhitungan
22 persentase jumlah responden yang disajikan dalam bentuk tabulasi sederhana. 3.5.4. Analisis Faktor Analisis faktor dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut produk bakery BReAD Unit. Menurut Suliyanto (2005), pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa variabel yang memiliki kemiripan untuk dijadikan satu faktor, sehingga dimungkinkan dari beberapa atribut yang mempengaruhi suatu komponen variabel dapat diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit. Menurut Widarjono (2010), tujuan analisis faktor adalah mencari seminimal mungkin faktor dengan prinsip kesederhanaan atau parsimoni (parsimony) yang mampu menghasilkan korelasi diantara indikator-indikator yang diobservasi. Untuk mendapatkan sejumlah faktor umum tersebut ada beberapa langkah yang harus diambil: 1. Langkah pertama adalah menghitung korelasi antara indikator yang diobservasi untuk mengetahui syarat kecukupan bagi data di dalam analisis faktor dengan metode Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Metode KMO ini mengukur kecukupan sampling secara menyeluruh dan mengukur kecukupan sampling untuk setiap indicator. Metode KMO mengukur homogenitas indikator. Metode KMO ini tidak memerlukan uji statistikal, tetapi ada petunjuk yang bisa digunakan untuk melihat homegenitas indikator sebagaimana terlihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Ukuran Kaiser-Meyer-Olkin Ukuran No. Rekomendasi KMO 1 0,9 Sangat baik (Marvelous) 2 0,80 0,89 Berguna (Meritorious) 3 0,70 0,79 Biasa (Middling)
23 Lanjutan Tabel 3. 4 0,60 0,69 Cukup (Mediocre) 5 0,50 0,59 Buruk (Miserable) Tidak diterima 6 0,50 (Unacceptable) Secara umum tingginya KMO sangat diperlukan. Dari Tabel 2 tersebut maka disarankan untuk paling tidak di atas 0,80. Namun, di atas 0,5 biasanya masih bisa diakomodasi untuk penentuan analisis faktor. Selain memasukkan semua indikator di dalam perhitungan korelasi, Kaiser-Meyer Olkin juga menghitung koefisien korelasi di dalam analisis faktor untuk indikator tertentu digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Prosedurnya adalah jika nilai MSA 0,5 maka indicator tersebut layak untuk digunakan untuk analisis faktor dan sebaliknya jika nilai MSA < 0,5 maka indikator tersebut tidak layak. 2. Langkah kedua di dalam analisis faktor adalah ekstraksi faktor (extraction). Ekstraksi faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Menurut Suliyanto (2005), model analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Principal Components Analysis, merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk melakukan prediksi terhadap sejumlah faktor yang akan dihasilkan. Model Principal Components Analysis: l l...l (5) Syarat, m p Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah: F = lx, dimana: F :faktor principal components (unobservable) X : variabel yang diteliti (observable) l : bobot dari kombinasi linier (loading)
24 2. Common Factors, merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi). Model Common Factors: l l...l ε..(6) Syarat, m p Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah: X = lf + ε, dimana: F : common factors (unobservable) X : variabel yang diteliti (observable) l : bobot dari kombinasi linear (loading) ε : specific factor 3. Langkah selanjutnya adalah rotasi faktor (rotation). Rotasi faktor ini diperlukan jika metode ekstraksi faktor belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas. Tujuan dari rotasi faktor ini agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana agar mudah diinterpretasikan. Ada beberapa metode rotasi faktor yang bisa digunakan yaitu: 1. Varimax Method Varimax Method adalah metode rotasi orthogonal untuk meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai factor loading tinggi pada tiap faktor. 2. Quartimax Method Quartimax method merupakan metode rotasi untuk meminimalisasi jumlah faktor yang digunakan untuk menjelaskan indikator. 3. Equamax Method Equamax method merupakan metode gabungan antara varimax method yang meminimalkan indikator dan quartimax method yang meminimalkan faktor.