BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSATAKA

BAB I PENDAHULUAN ( )

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

BAB I PENDAHULUAN. : k N} dan A(m) menyatakan banyaknya m suku pertama (x n ) yang menjadi suku (x nk ), maka A(m)

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

BAB I PENDAHULUAN. umum ruang metrik dan memperluas pengertian klasik dari ruang Euclidean R n, sehingga

II. LANDASAN TEORI ( ) =

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

EKUIVALENSI INTEGRAL BOCHNER DENGAN INTEGRAL MCSHANE KUAT UNTUK FUNGSI DENGAN NILAI DI DALAM RUANG BANACH. Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

PENGANTAR ANALISIS REAL

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TOPOLOGI RUANG LINEAR

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)

GRUP HOMOLOGI DARI RUANG TOPOLOGI. Denik Agustito 1, Sriwahyuni 2

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

MA3231 Analisis Real

Sifat-sifat Ruang Banach

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

SIFAT-SIFAT TOPOLOGI RUANG LINEAR. Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Jalan KHA Dahlan 3 Purworejo. Abstrak

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

Misal, dan diberikan sebarang, terdapat sehingga untuk setiap

Bab 3 Gelanggang Polinom Miring

ANALISIS TITIK TETAP SET- VALUED FUNCTION MENGGUNAKAN METRIK HAUSDORFF TESIS

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

untuk setiap x sehingga f g

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

BIMODUL-C* HILBERT. Oleh: Raden Muhammad Hadi. Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 ; untuk k = n 0 ; untuk k n. e [n]

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Analisis fungsional merupakan salah satu cabang dari kelompok analisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB II TEORI DASAR. S, torus, topologi adalah suatu himpunan yang mempunyai topologi, yaitu koleksi dari

SYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

Lemma Henstock untuk Suatu Fungsi Bernilai Vektor di dalam Ruang Metrik Kompak Lokal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIFAT P-KONVEKS PADA RUANG FUNGSI MUSIELAK-ORLICZ TYPE BOCHNER. Yulia Romadiastri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Dari Algebraic Topology ke Aljabar

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

CARA LAIN PEMBUKTIAN TEOEMA ARZELA-ASCOLI DAN HUBUNGANNYA DENGAN EKSISTENSI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL (SUATU KAJIAN TEORITIS)

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

Aljabar Linier. Kuliah 3. 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Transkripsi:

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI Bab ini membahas tentang fungsi uji dan distribusi di mana ruang yang memuat keduanya secara berturut-turut dinamakan ruang fungsi uji dan ruang distribusi. Ruang fungsi uji pada penelitian ini dibahas secara analisis fungsional dengan memandangnya sebagai ruang vektor bertopologi. Pembahasan ruang fungsi uji ini lebih banyak mengacu kepada Rudin (1991). Adapun pembahasan ruang distribusi sebagian besar merujuk kepada Friedlander (1998). Pemahaman terhadap ruang fungsi uji (selanjutnya dinotasikan dengan ) diperlukan untuk memahami definisi distribusi Schwartz yang akan dijelaskan pada subbab 3.3. Ruang fungsi uji ini akan menjadi domain dari bentuk-bentuk linear yang disebut distribusi (distribusi Schwartz). Pendefinisian ruang fungsi uji dibangun oleh ruang, yaitu ruang yang memuat semua fungsi bernilai kompleks yang memiliki turunan tak hingga kali dan kontinu di, serta memenuhi kondisi bahwa support dari fungsi-fungsi tersebut merupakan himpunan bagian dari himpunan kompak di. Adapun support dari fungsi adalah closure (penutup) dari himpunan bagian dari domain sedemikian sehingga nilai fungsi di titik-titik tersebut tidak nol. 3.1 Konsep Membangun Ruang Fungsi Uji Pembahasan ruang fungsi uji dan distribusi Schwartz diawali dengan penjelasan tentang istilah multi-indeks, yaitu n-tuple dengan mana setiap multi-indeks dengan bilangan bulat tak negatif, di dihubungkan dengan operator diferensial. Panjang atau order dari didefinisikan dengan. Ruang semua fungsi bernilai kompleks yang turunannya ada dan kontinu untuk setiap multi-indeks dinotasikan dengan. Selanjutnya keanggotaan didefinisikan sebagai berikut.

24 Definisi 3.1.1 Misal diberikan himpunan buka tak kosong. Fungsi bernilai kompleks yang didefinisikan di dikatakan anggota dari jika ada dan kontinu untuk setiap multi-indeks. Sebagai catatan bahwa dalam tulisan ini selalu menotasikan himpunan buka tak kosong di, sehingga jika notasi muncul kembali dalam pembahasan tanpa adanya keterangan maka yang dimaksud adalah sebagaimana yang telah dijelaskan. Selanjutnya akan didefinisikan istilah support fungsi. Definisi 3.1.2 Misalkan fungsi kontinu dan himpunan { }. Support dari yang dinotasikan dengan supp adalah closure (penutup) dari di. Perhatikan bahwa definisi tersebut mengatakan supp adalah himpunan bagian tutup dari. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa definisi dibangun oleh di mana didefinisikan sebagai berikut. Definisi 3.1.3 Misalkan himpunan kompak di. Himpunan { } dinamakan dengan ruang. Sebagai catatan, definisi di atas mengatakan bahwa fungsi-fungsi di bernilai nol di luar suatu himpunan yang tutup dan terbatas. Di awal pembahasan telah disebutkan bahwa dibangun oleh di mana berkaitan dengan fungsi-fungsi di, yaitu. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengetahui sifat dari kedua ruang tersebut ( dan ). Berikut ini akan dijelaskan sifat

25 dari ruang dan. Diperlukan pemahaman mengenai ruang Frechet dan sifat Heine-Borel sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya untuk mempelajari sifat berikut ini. Proposisi 3.1.4 (Rudin, 1991, hlm. 35) merupakan ruang Fr chet dengan sifat Heine-Borel. Bukti : Ide-ide utama untuk menunjukkan merupakan ruang Fr chet sebagai berikut: 1. Menunjukkan terdapat basis lokal konveks untuk 2. Menunjukkan metrizable lengkap Ide pertama ditunjukkan melalui proses berikut ini. Bentuk barisan monoton kuat dari himpunan kompak yang konvergen ke, yakni pilih himpunan kompak sedemikian sehingga terletak di interior (dinotasikan Int ) dan. Definisikan seminorm untuk, dengan aturan { } Keluarga dari seminorm membangun topologi untuk dan perhatikan bahwa keluarga tersebut separating di. Selanjutnya, konstruksi keluarga dengan { } untuk. Perhatikan bahwa monoton turun. Karena keluarga dari seminorm separating di dan dari definisi, berdasarkan Teorema 2.7.24, keluarga adalah basis lokal seimbang konveks untuk topologi di. Ide yang kedua akan ditunjukkan melalui proses berikut. Langkah pertama adalah menunjukkan metrizable. Karena keluarga terhitung maka Teorema 2.7.24 mengisyaratkan bahwa

26 keluarga melahirkan topologi dengan basis lokal yang terhitung. Menurut Teorema 2.7.22, metrizable. Definisikan metrik sebagai berikut compatible terhadap dan metrik tersebut invarian (catatan 2.7.25 ). Selanjutnya, menunjukkan metrik lengkap. Menurut Definisi 2.7.23, dapat dibuktikan metrik ini lengkap dengan menunjukkan setiap barisan Cauchy di konvergen di. Sebelumnya, ditunjukkan setiap barisan Cauchy di konvergen. Ambil sembarang barisan Cauchy di. Menurut Definisi 2.7.23, jika barisan Cauchy, maka untuk setiap terdapat sedemikian sehingga ( ) untuk semua. Akibatnya ( ) sehingga, yakni pada jika. Karenanya, diperoleh setiap konvergen (seragam pada himpunan bagian kompak di ) ke fungsi. Selanjutnya akan ditunjukkan setiap barisan Cauchy konvergen di. Telah ditunjukkan. Secara khusus, jika diambil suatu dan,. Karenanya,, artinya 2.7.23)., dan pada topologi di (menurut Definisi Jadi, adalah ruang Fr chet. Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa memenuhi sifat Heine-Borel. Jika diketahui kompak, maka dengan menggunakan Lemma 2.7.2 tutup dan terbatas. Misalkan tutup dan terbatas. Akan ditunjukkan kompak. Menurut Teorema 2.7.24, karena terbatas maka terbatas di, artinya terdapat sedemikian sehingga untuk dan untuk semua. Definisi menunjukkan bahwa

27 pada ketika. Akibatnya, himpunan { } equicontinuous pada ketika. Menurut teorema Ascoli dan proses diagonal Cantor (Rudin, 1991, hlm.394), setiap barisan di memuat subbarisan yang mana barisan konvergen (seragam pada himpunan kompak di ) untuk setiap multi-indeks. Karenanya, konvergen pada topologi di. Terbukti bahwa kompak. Jadi, memenuhi sifat Heine- Borel. Selanjutnya, proposisi berikut ini menyatakan sifat dari. Proposisi 3.1.5 (Rudin, 1991, hlm. 35) merupakan subruang tutup dari untuk setiap. Bukti: Akan ditunjukkan subruang tutup dari Untuk setiap, fungsional kontinu pada topologi yang dilahirkan oleh keluarga untuk sebagaimana telah didefinisikan pada pembuktian Proposisi 3.1.4. Perhatikan bahwa Menurut Teorema 2.7.21, karena kontinu maka tutup. Dengan demikian, merupakan subruang tutup dari untuk sembarang himpunan bagian kompak K dari. 3.2 Ruang Fungsi Uji dan Sifat-sifatnya Setelah pembahasan konsep membangun ruang fungsi uji, selanjutnya ruang fungsi uji dapat didefinisikan seperti dijelaskan berikut. Definisi ini diadaptasi dari definisi ruang fungsi uji pada Ta Ngoc Tri (2005, hlm.6).

28 Definisi 3.2.1 Misalkan koleksi semua ruang di mana kompak. Ruang fungsi uji didefinisikan dengan Anggota dari ruang fungsi uji dinamakan fungsi uji. Gambaran lebih jelas tentang fungsi uji dapat dilihat melalui contoh berikut ini. Contoh 3.2.1 Diberikan untuk dan untuk. Dapat ditunjukkan bahwa. Misalkan, { Perhatikan bahwa yaitu bola satuan tutup { }. Pilih sehingga kompak, dengan demikian. Definisi 3.2.1 menunjukkan bahwa merupakan ruang vektor dari fungsi-fungsi bernilai kompleks yang dilengkapi dengan definisi penjumlahan dan perkalian skalar biasa. Perhatikan pula bahwa jika dan hanya jika dan merupakan himpunan bagian kompak dari. Sebuah topologi locally convex (2.7.15) dapat dikonstruksi pada sedemikian sehingga semua barisan Cauchy konvergen. Hal ini dapat diperoleh dengan mengambil sebagai koleksi dari gabungan himpunan-himpunan dengan bentuk, di mana dan. Adapun yaitu koleksi dari semua himpunan convex balanced (2.7.14) di mana, untuk setiap himpunan

29 kompak dengan telah didefinisikan pada. Penjelasan lebih rinci dapat merujuk kepada Functional Analysis (Rudin, 1991, hlm.152-155) berikut pula pembuktiannya. Berikut ini beberapa sifat-sifat penting dari topologi di. Proposisi 3.2.2 a. merupakan topologi di dan merupakan basis lokal untuk b. membuat menjadi locally convex topological vector space c. bertepatan dengan topologi subruang yang inherits dari d. memiliki sifat Heine-Borel e. Jika merupakan barisan di, maka untuk suatu yang kompak, dan { } di mana f. Jika ( ) ketika di, maka terdapat himpunan kompak yang memuat support dari setiap, dan seragam ketika, untuk setiap multi-indeks. g. Setiap barisan Cauchy di konvergen. Sifat berikutnya adalah bahwa dan merupakan ruang Montel. Ruang Montel ini merupakan salah satu jenis khusus dari ruang vektor topologi. Sifat khusus yang dimiliki ruang Montel yaitu : Ruang Montel selalu refleksif (Horvath, 1966, hlm.231). Berikut ini akan dijelaskan definisi dari ruang Montel. Definisi 3.2.3 (Ta Ngoc Tri, 2005, hlm.8) Ruang vektor topologi X disebut ruang Montel jika X merupakan ruang Hausdorff locally convex sedemikian sehingga setiap himpunan bagian dari X yang absorbing, balanced, dan tutup adalah persekitaran dari nol di X, serta X memiliki sifat Heine-Borel.

30 Sebagai catatan, semua istilah pada Definisi 3.2.3 telah dijelaskan pada bab dua subbab 2.7. Proposisi 3.2.4 dan merupakan ruang Montel. Bukti: Proposisi 3.1.4 menunjukkan bahwa adalah ruang Frechet dengan sifat Heine-Borel. Selanjutnya perhatikan bahwa dari Proposisi 3.1.5, Proposisi 3.2.2 (d), dan Definisi 3.2.1, disimpulkan bahwa memiliki sifat yang sama dengan (ruang Frechet dengan sifat Heine-Borel). Akibatnya, berdasarkan definisi ruang Frechet (2.7.16), Teorema 2.7.17, serta Teorema 2.7.18 terbukti bahwa dan merupakan ruang Montel. Dengan demikian, dan memiliki sifat refleksif. Karena keterbatasan, pada penelitian ini tidak terdapat pembahasan khusus tentang refleksivitas (untuk pembaca yang tertarik boleh merujuk kepada Hovarth (1966) pada daftar pustaka). 3.3 Distribusi Schwartz Dalam teori distribusi, bentuk linear merupakan fungsi pada. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa anggota-anggota dari adalah suatu fungsi uji. Definisi 3.3.1 Jika ruang vektor atas lapangan kompleks, maka bentuk linear pada adalah suatu homomorfisma dari ke.

31 Selanjutnya, koleksi dari semua bentuk linear dari ke dinotasikan dengan vektor. Sifat yang dipenuhi oleh bentuk linear pada ruang adalah sebagai berikut. dengan,, dan. Setelah pembahasan tentang ruang fungsi uji dan juga bentuk linear, akhirnya dapat dijelaskan definisi distribusi atau distribusi Schwartz yang menurut Rudin (Functional Analysis, 1991, hlm.149) dikenal pula dengan istilah generalized function. Definisi 3.3.2 (Friedlander, 1998, hlm. 7) Bentuk linear disebut distribusi (atau distribusi Schwartz), jika untuk setiap kompak, terdapat bilangan real dan bilangan bulat non-negatif sedemikian sehingga untuk semua dengan supp. Ruang vektor dari distribusi di dinotasikan dengan. Sebagai catatan, distribusi memetakan setiap ke suatu bilangan kompleks. Nilai distribusi di dinotasikan dengan. Struktur ruang vektor di terbentuk dengan pendefinisian penjumlahan vektor dan perkalian skalar sebagai berikut: dengan. Contoh distribusi diantaranya : a) dengan, di mana fungsi kontinu di.

32 b) Fungsi Dirac sedemikian sehingga, untuk setiap. Contoh (a) di atas merupakan distribusi yang sederhana tapi memiliki peranan penting. Contoh tersebut dituliskan dalam teorema berikut ini. Teorema 3.3.3 Misal, maka f yang didefinisikan dengan merupakan distribusi. Bukti : Perhatikan bahwa dengan adalah bentuk linear. Ambil sembarang kompak. Untuk semua dengan artinya bernilai nol di luar sehingga dapat ditulis Perhatikan bahwa Karena kompak, artinya tutup dan terbatas, sehingga

33 Perhatikan terbatas (karena kontinu pada domain tutup dan terbatas ). Jadi, dengan merupakan distribusi. Contoh lainnya yang mendasar dalam teori distribusi yaitu distribusi Dirac (fungsi delta atau fungsi delta Dirac) yang merupakan anggota dari. Fungsi Dirac mendapatkan perhatian khusus dalam teori distribusi berkaitan dengan motivasi munculnya teori distribusi yang salah satunya dilatarbelakangi oleh eksistensi fungsi ini dalam fisika. Fungsi aneh ini muncul pada permulaan abad ke-20 yang diperkenalkan oleh fisikawan Inggris Paul A. M Dirac (1902-1982). Fungsi ini menggambarkan suatu keadaan fenomena fisika yang memiliki nilai di suatu titik (singular pada suatu titik), tetapi pada titik lainnya bernilai nol. Selain itu, nilai integral fungsi tersebut sepanjang domainnya adalah satu. Secara kalkulus biasa, eksistensi fungsi semacam ini adalah sebuah kemustahilan, akan tetapi jika dipandang sebagai distribusi maka eksistensi fungsi ini dapat diakui secara matematis sebagaimana dijelaskan pada teorema berikut. Teorema 3.3.4 Fungsi Dirac yang didefinisikan dengan, untuk semua merupakan distribusi. Bukti : Perhatikan untuk semua sedemikian sehingga supp, dengan himpunan bagian kompak di. Sesuai dengan nama fungsinya, distribusi disebut juga distribusi Dirac.