BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data hasil lompat jauh pre-test dan post-test.hasilnya sebagaimana dapat dilihat pada table sebagai berikut: No Pre test (X 1 ) Post test (X 2 ) 1 10.47 9.70 2 8.44 8.20 3 9.79 8.60 4 9.23 9.01 5 8.22 8.03 6 8.68 8.10 7 9.85 9.15 8 8.80 8.05 9 9.04 8.70 10 9.99 9.30 11 10.91 9.75 12 10.75 9.60 13 9.47 9.20 14 9.72 9.35 15 8.60 8.25 16 8.44 8.17 17 9.10 9.05 18 9.39 9.11 19 10.87 9.50 20 9.29 8.70 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Variable X 1
Dalam penelitian ini, yang menjadi variable X 1 adalah hasil data yang diperoleh melalui pengukuran pre-test atau test lari 60 meter yang dilakukan sebanyak satu kali sebelum eksperimen dilakukan atau sebelum diberikan latihan reaksi. Dari hasil pengetesan diperoleh waktu terkecil 8.22detik dan waktu terbesar 10.91detik setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata sebesar 9.45 ; median sebesar 9.34; modus sebesar 2 dan standar deviasi 0.82. Dilahat dari pengukuran besaran-besaran statistic dapat diartikan bahwalari 60 meter yang dilakukan sebanyak satu kali oleh siswa Smp Negeri 3 Gorontalo kelas delapan sebelum diberikan latihan reaksi, menunjukan hasil yang tidak terlalu jauh berbeda dengan hasil rata-rata, akan tetapi hasil lari 60 meter yang dilakukan sebanyak satu kali tersebut masih dibawah ratarata 4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Variable X 2 Variabel X 2 adalah hasil data yang diperoleh melalui pengukuran post-test atau tes akhir lari 60 meter yang dilakukan sebanyak satu kali setelah eksperimen dilakukan atau setelah diberikan latihan reaksi. Dari hasil pengetesan diperoleh waktu terkecil yaitu: 8.03detik dan waktu terbesar ; 9.75detik. Setelah dilakukan analisis diperoleh hasil rata-rata sebesar 8.87; median sebesar ;9,03detik ; modus sebesar 2 dan standar deviasi sebesar 0.58. Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa, ada peningkatan waktu reaksi pada siswa Smp Negeri 3 Gorontalo kelas delapan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan latihan ketepatan sebesar 9.45 dan sesudah diberikan latihan ketepatan sebesar 8,87
Dengan demikian perlu adnya pembuktian.untuk membuktikan hal ini dapat dilakukan dengan pengujian analisis varians (uji t) atau pengujian dua rata-rata. 4.1.4 Uji Homogenitas Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis statistik parametrik, maka pengujian homogenitas varians perlu dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang homogen atau tidak berasal dari populasi dengan varians yang homogeny. Berdasarkan kriteria pengujian bahwa, hipotesis varians populasi homogen jika : X 2 hitung X 2 daftar (1-α) (k-1) dengan taraf nyata α = 0,05 serta derajat kebebasan dk = k-1, maka chi kuadrat hitung X 2 hitung diperoleh harga sebesar = -3.794. Berdasarkan daftar tabel distribusi chi kuadrat pada α = 0,05 yaitu X 2 daftar (1-α (k-1) atau : X 2 daftar (1-0,05) (1) = X 2 daftar (0,09) (1) diperoleh harga sebesar =3.84. Lebih jelasnya bahwa :X 2 hitung lebih kecil dari X 2 daftar atau (-3,794 < 3,84). Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian memiliki varians populasi yang homogen. 4.1.5 Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60 meter pada Siswa Smp Neeri 3 Gorontalo, maka l ini dianalisis dengan pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus (uji t). Berdasarkan pengujian hipotesis bahwa, H0 diterima jika : -t (1- ½α ) dengan taraf nyata α = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n i -1. Dengan gemikian t (1- ½α ) t t( 1- ½α) sama dengan
t (1- ½α 0,05 ) t t( 1- ½α 0,05 ) dengan dk = 20-1 atau t (1-0,025 ) t t( 1-0,975 ) (19) ; dengan taraf nyata α = 0,05 diperoleh harga t hitung sebesar 8.63 dan t daftar diperoleh harga sebesar 2,09. Hal itu membuktikan bahwa harga t hitung lebih besar dari pada harga t daftar. Berdasarkan hal tersebut, maka harga t hitung telah berada diluar daerah penerimaan H0 yang menyatakan bahwa H0 ditolak dan tidak terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60 meter pada cabang olahraga atletik siswa Smp Negeri 3 Gorontalo kelas delapan,dan menerima hipotesa H1 yang menyatakan : terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60 meter pada cabang olahraga atletik siswa Smp Negeri 3 Gorontalo kelas delapan. untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Ho H A -8.63 H A 0-2.09 2.09 8.63 Gambar 8. Kurva penerimaan dan penolakan hipotesis
4.2 Pembahasan Lari jarak pendek 60 meter merupakan salah satu cabang olahraga atletik.olahraga ini boleh dilakukan siapa saja termasuk siswa atau pelajar untuk mengmbangkan bakat dan minat yang dimilikinya. Namun untuk melakukan peningkatan kemampuan lari 60meter dalam olahraga atletik guna menjadi seorang atlit yang baik sangat diperlukan adanya latihan yang intensif.melalui latihan ini dapat diperoleh manfaat terhadap peningkatan kesehatan fisik serta peningkatan kemampuan dalam melakukanlari 60 meter. Disamping itu dapat menunjang upaya pengembangan minat dan bakat yang dimiliki. Namun kenyataan yang dilapangan peneliti mengalami beberapa kendala yaitu : perbedaan karakter atau kemampuan siswa dalam olahraga lari jarak pendek 60 meter, kurangnya disiplin siswa, cuaca yang kurang mendukung. Hasil hipotesis yang dilakukan menunjukan kesimpulan adanya pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari jarak pendek 60meter.yang sangat menentukan yaitu waktu reaksi dimana jarak tempuh yang diberikan kepada siswa yaitu 60 meter, hal ini dapat berdampak terhadap kemampuan lari jarak pendek dengan baik pada saat melakukan start. dan sebagian besar siswa Smp Negeri 3 Gorontalo khususnya kelas delapan itu dapat melakukan start dengan baik pada jarak 60. Lari merupakan bagian dari gerak yang dilakukan manusia dari kehidupan sehari-hari. Selain itu cabang olah raga melibatkan gerakan-gerakan yang terdapat pada atletik. Seiring dengan bertambahnya kemajuan dan perubahan kebudayaan manusia maka gerakan lari berubah menjadi suatu kegiatan atau aktivitas yang di lambangkan dan di gunakan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Oleh karena itu lari merupakan salah satu nomor yang sangat penting dalam cabang olah raga atletik, karena merupakan gerakan dasar hampir semua cabang olah raga.
Widya (2004:13) mendefinisikan bahwa lari adalah frekuensi langkah yang di percepat sehingga pada waktu berlari ada kecenderungan badan melayang. Artinya pada waktu berlari kedua kaki tidak menyentuh tanah sekurang-kurangnya hanya ujung kaki yang menyentuh tanah. Khosim (2005;31) bahwa lari adalah gerakan berpindah tempat atau bergerak maju kedepan yang dilakukan dengan cepat,karena adanya daya dorong kaki belakang pada tanah yang di lakukan dengan mengais, sehingga ke dua kaki saat berlari ada saat melayang di udara. Berdasarkan uraian diatas, dapat diperoleh suatu gambaran bahwa hasil penelitian ini belum merupakan suatu pembahasan yang bersifat final, Akan tetapi masih memberikan kemungkianan untuk dilakukan pengujian lebih lanjut dan mendalam, atau kegeiatan-kegiatan yang dapat ditinjau dari faktor-faktor lainnya. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata lari jarak pendek yang dilakukan yaitu, sebelum diberikan latihan waktu reaksi rata-rata lari jarak pendek adalah 9.45 detik dan sesudah diberikan latihan waktu reaksi memperoleh rata-rata sebesar 8.87detik dengan waktu terkecil 8.22 detik dan waktu terbesar 10.91detik dan juga waktu terkecil setelah latihan 8.03 dan waktu terbesar 9.75detik. Dengan demikian penerapan latihan waktu reaksi selama 2 bulan, memberikan pengaruh terhadap kemampuan lari jarak pendek 60 meter pada cabang olahraga atletik yaitu 0.115%. Pengaruh yang signifikan ini dapat dibuktikan dengan pengujian dua rata-rata atau analisis varians bahwa,setelah di analisis menunjukan harga t hitung = 8.63 dan t daftar sebesar 2,09 dengan demikan harga t hitung lebih besar dari pada harga t daftar atau harga t hitung telah berada diluar daerah penerimaan H0.sehingga hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari jarak pendek 60 meter pada siswa Smp Negeri 3
Gorontalo kelas delapan, ditolak dan menerima hoptesis H1 yang menyatakan ; terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari jarak pendek 60 meter pada siswa Smp Negeri 3 Grontalo kelas delapan.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari jarak pendek 60 meter pada siswa Smp Negeri 3 Gorontalo kelas VIII dapat diterima