BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan masing-masing pertemuan. tahap perencanaan antara lain:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan media animasi dalam model pembelajaran langsung yaitu antara guru kelas VI sebagai observer, kepala sekolah dan peneliti sebagai berikut: Awal pra siklus siswa kelas V, skor rata-rata hasil ulangan harian pelajaran IPA rendah. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa diberikan pemahaman melalui metode ceramah, belum menanfaatkan media pembelajaran sehingga anak hanya berangan-angan belaka dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai hasil evaluasi pra penelitian pada mata pelajaran IPA sebagian besar skor dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 65 ). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus Skor Ketuntasan Banyak Siswa Persentase (%) Keterangan Tidak Tuntas < 65 4 18.18 Tuntas 65 18 81.82 Jumlah 22 100,00 Ketuntasan belajar siswa yang memperoleh skor kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 65 ) sebanyak 18 siswa (81,82%) dari seluruh siswa yang ada. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 4 siswa (18,18%) dari seluruh siswa yang ada. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.1. 18,18% 81,82% Tuntas Belum Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA pada Pra siklus 47

48 4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Dalam perencanaan tindakan pembelajaran mengacu pada hasil observasi pada kondisi pra siklus, sehingga pada siklus 1 ini diupayakan memperbaiki pembelajaran yang ada untuk mencapai kompetensi dasar IPA kelas V semester 2 yaitu tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Setelah menemukan permasalahan, selanjutnya dilakukan diskusi dan mengidentifikasi faktor penyebab masalah untuk dicarikan jalan keluarnya. Kelemahan yang ada di lapangan yang menghambat dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah minat belajar siswa masih kurang, keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran kurang, perhatian dan kemandirian siswa kurang dan adanya perbedaan kemampuan masingmasing individu. Hasil kerja kolaboratif bersama guru kelas V sebagai observer dan kepala sekolah disepakati bahwa penyebab masalah tersebut di atas dapat ditinjau dari dua sisi yakni: 1. siswa yang menganggap IPA suatu pelajaran yang sulit untuk dipahami, kesulitan memahami materi ajar, kurangnya minat belajar dan keaktifan, perhatian terhadap pelajaran kurang. 2. guru kurang mendorong siswa untuk aktif, kurang memperhatikan dan memahami karakteristik setiap individu siswa, penyampaian materi cenderung monoton (kurang bervariasi), penyampaian tugas kurang terperinci, kurang dapat memanfaatkan waktu, penyampaian materi ajar terlalu singkat, pemanfaatan media kurang optimal, dan tidak ada bimbingan Mendasarkan pada penyebab permasalahan tersebut, maka tindakan yang akan dilakukan sebagai solusi masalah dalam pembelajaran IPA adalah: 1. Dalam pembelajaran menggunakan media animasi bertujuan memperjelas konsep materi, menarik perhatian dan dapat menyamakan persepsi. 2. Model pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran langsung, dengan pertimbangan bahwa guru masih mempunyai kesempatan untuk menjelaskan konsep kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihanlatihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru.

49 3. Model pembelajaran langsung menggunakan kombinasi antara pembelajaran klasikal dan pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil. Pembelajaran klasikal memberikan tekanan utama pada kemampuan, ketrampilan, dan sikap seluruh anggota kelas. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan pengendali ketertiban kelas. Sedangkan dalam pembelajaran secara kelompok kecil bertujuan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan memecahkan masalah, dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan. Pada setiap anggota kelompok dalam memecahkan masalah, menekankan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan individu sebagai anggota kelompok serta menimbulkan kerja sama (tukar pendapat antar siswa). Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator, pembimbing dan pengendali ketertiban kerja kelompok. Pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2 dan 3, yang dilaksanakan setiap Senin sesuai jadwal pelajaran IPA Kelas V tanggal 5, 12 dan 19 Maret 2012. Tiap pertemuan 2 jam pelajaran durasi 2 X 35 menit. Pertemuan 1 dan 2 kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah menyusun RPP IPA beserta instrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian dan LKS, lembar observasi kegiatan pembelajaran, media pembelajaran berupa media animasi power point tentang cahaya dan sifat-sifatnya yang ditayangkan dengan komputer jinjing dan LCD. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2012 Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal, materi dikemas dalam format power point. Penayangan dengan menggunakan perangkat komputer jinjing dan LCD. Pembelajaran melalui kelompok, dengan membentuk 5 kelompok @ terdiri 4-5 siswa. Masing-masing kelompok mengerjakan tugas pada LKS. Pada saat pembentukan kelompok siswa berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung memilih kelompok dari teman yang disukai. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok belajarnya. Ada satu atau dua siswa pada masing-masing kelompok yang kurang peduli

50 terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh teman yang lain. Hasil pekerjaan kelompok dipresentasikan dan kelompok lain menanggapi. Kegiatan penutup. Siswa membuat kesimpulan secara berkelompok. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012 dengan alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan berupa berdoa, presensi, kemudian guru mengadakan tanya jawab materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan inti. Guru mengkondisikan pembelajaran dengan melakukan presentasi materi dengan menggunakan media. Siswa menyimak tayangan dan mencatat hal-hal penting dari materi yang ditayangkan, memberi tanggapan dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami secara jelas. Setelah kegiatan presentasi selesai, siswa diorganisasikan ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok berdasarkan kemampuan yang heterogen, dengan tujuan agar seluruh siswa dalam kelompok sanggup bekerjasama mengerjakan tugas dalam LKS, sehingga siswa lebih aktif. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas LKS. Setelah selesai, siswa ditunjuk oleh guru secara acak, untuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapi. Selanjutnya siswa dengan arahan guru membuat kesimpulan. Pada kegiatan penutup. Siswa menerima tugas dari guru sebagai tindak lanjut untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Maret 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan inti dimulai dengan guru mengadakan tanya jawab tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan mengadakan evaluasi pembelajaran melalui tes tertulis bentuk uraian dengan 5 nomor soal untuk dikerjakan siswa. Kegiatan penutup, membahas secara klasikal soal evaluasi yang telah dikerjakan siswa, dilanjutkan dengan memberikan tugas PR yang diambil dari soal latihan dari buku ajar siswa.

51 Refleksi Siklus 1 Setelah mengimplementasikan RPP IPA pada siklus 1, selanjutnya diadakan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer dan hasil belajar IPA. Hasil pengamatan tindakan ini didiskusikan, dianalisis dan disimpulkan. Dari kesimpulan inilah, kemudian dipergunakan sebagai bahan perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus 2. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara kepada 3 siswa yang masing-masing siswa memiliki hasil penilaian pos tes belum tuntas sejak pra siklus sampai siklus 1, siswa yang belum tuntas belajar pada pra siklus tetapi tuntas pada siklus 1, dan siswa yang tuntas sejak pra siklus sampai siklus 1. Tambatan hasil wawancara refleksi setelah tindakan siklus 1 menyatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah berhasil. Siswa yang tidak tuntas hingga siklus 1 tersebut setelah diruntut riwayat belajarnya adalah siswa yang pernah tiga kali tidak naik kelas atau mengulang di kelas I, III dan IV. Siswa ini termasuk siswa yang lambat dalam belajar dan membutuhkan perhatian lebih dari teman-temannya. Siswa yang tuntas belajar setelah perbaikan, berdasarkan wawancara mengatakan bahwa ia senang mengikuti pelajaran. Adanya tayangan animasi dari multimedia menjadikan siswa tersebut lebih mengerti dan tidak bingung seperti ketika membaca materi dari buku ajar.hasil observasi teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa senang adanya multimedia. Data kualitatif yang terdiri dari aktivitas mengajar guru dalam mengimplementasikan RPP IPA dengan menggunakan media animasi dalam model pembelajaran langsung dan aktivitas kegiatan siswa, dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Adapun hasil observasi implementasi RPP IPA guru pada siklus I, disajikan seperti tabel 4.2 berikut ini. Berdasarkan temuan pada lembar observasi proses pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus 1 oleh observer, ditemukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama sebagian peserta didik belum muncul rasa percaya diri, sehingga dalam kegiatan kelompok lebih banyak diam kurang bekerja sama dengan teman satu kelompok. Sebagian besar peserta didik belum berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami.

52 Tabel 4.2 Hasil Observasi Implementasi RPP IPA pada Siklus 1 Hasil Pengamatan N o Aspek/ indikator yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ya Tidak Ya Tidak I Cara Guru melaksanakan KBM 1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran. 2. Melaksanakan KBM dalam urutan logis. 3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien 4. Memotivasi peserta didik berani mengajukan pertanyaan materi yang belum jelas. 5 Menanggapi pertanyaan dan respon peserta didik. 6. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri. 7. Melaksanakan bimbingan pembelajaran secara individu II Sarana / Persyaratan dalam KBM 1. Kesesuaian media pembelajaran dan alat yang akan digunakan dengan materi dalam KBM. 2. Keterampilan mendemonstrasikan /mengoperasikan media/alat dalam pembelajaran. 3 Membimbing peserta didik dalam pelaksanaan diskusi/tugas kelompok. 4 Mengembangkan pemahaman konsep. III Perilaku Peserta Didik dalam KBM 1 Semangat dalam pelajaran. 2 Antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dari media. 3 Perhatian dalam proses demonstrasi dari media pembelajaran. Skor Hasil Belajar IPA Siklus I Skor hasil belajar yang diperoleh dari siklus 1 ditunjukkan melalui tabel 4.3 berikut ini. Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan distribusi ketuntasan belajar IPA, 77,3 % dari seluruh siswa yang ada telah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 65, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa atau 22,7 % dari seluruh siswa yang ada. Persentase peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus 1 meningkat sebesar 55.1%.

53 berikut. Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus I Skor Ketuntasan Banyak Siswa Persentase (%) Keterangan Tidak Tuntas < 65 5 22.7 Tuntas 65 17 77.3 Jumlah 22 100,00 Persentase ketuntasan belajar IPA pada siklus 1, juga ditunjukkan pada gambar 4.2 22,7 77,3 tuntas tidak tuntas Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA Siklus 1 Persentase ketuntasan belajar IPA pada pra siklus dan siklus 1 yang telah diberi tindakan, mengalami peningkatan dari 22.7% menjadi 77.3%, meningkat 240.5%. Ini berarti telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam KTSP SDN Wonosegoro 01 yaitu 75% siswa secara klasikal. 4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan pemantapan pada siklus 1, dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 2, 9 dan 16 April 2012. Pelaksanaan siklus 2 terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua menyajikan materi pembelajaran, pertemuan ketiga evaluasi pembelajaran.

54 Pertemuan pertama, diawali dengan membuka pelajaran dan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa. Guru menyampaikan apersepsi dengan tanya jawab materi pertemuan yang lalu. Kegiatan inti guru. Guru melakukan presentasi penyajian materi dengan menggunakan media, siswa menyimak tayangan, mencatat hal-hal penting dari materi yang ditayangkan. Kemudian memberi tanggapan dan menyanyakan hal-hal yang belum dipahami secara jelas dari tayangan materi. Setelah kegiatan presentasi selesai, siswa diorganisasi ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembentukan kelompok berdasar kemampuan siswa yang heterogen. Siswa mengerjakan soal dalam LKS. Siswa yang ditunjuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapi. Pada kegiatan penutup, siswa membuat kesimpulan dengan arahan guru. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2012 dengan alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan berupa berdoa, presensi, kemudian guru mengadakan tanya jawab materi yang telah dipelajari pertemuan sebelumnya. Kegiatan inti, guru melakukan presentasi penyajian materi mengunakan media, siswa mengamati, memperhatikan dan diberi kesempatan mencatat hal-hal penting dari materi yang ditayangkan. Kemudian diberi kesempatan menanggapi dan menanyakan halhal yang belum dipahami secara jelas dari tayangan materi. Setelah kegiatan presentasi selesai, siswa diorganisasikan ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok berdasar kemampuan siswa yang heterogen, dengan alasan agar siswa mampu bekerjasama. Siswa terlihat lebih aktif dalam kerja kelompok. Guru membimbing siswa mengerjakan soal dalam LKS. Berdasarkan kesepakatan ini pula, siswa diarahkan untuk menganalisa dengan menggunakan logika mendiskripsikan posisi benda berdasarkan bayangan yang dihasilkan dari lensa cembung secara berkelompok. Siswa ditunjuk secara acak sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapi. Pada kegiatan penutup, siswa dengan arahan guru membuat kesimpulan. Siswa menerima tugas mempelajari materi selanjutnya di rumah dan mengerjakan soal latihan dari buku ajar pegangan siswa sebagai tindak lanjut.

55 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan inti dimulai dengan guru mengadakan tanya jawab tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan mengadakan evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis dengan bentuk uraian yang terdiri dari 5 nomor soal. Tes dikerjakan secara individual. Dalam kegiatan penutup, membahas secara klasikal soal evaluasi yang telah dikerjakan siswa, kemudian dilanjutkan dengan memberikan tugas PR untuk mencatat benda-benda/pelatan yang ditemukan siswa serta menemukan kegunaan cermin dan lensa. Observasi oleh teman sejawat pada siklus 1 telah mencatat bahwa dalam proses pembelajaran siswa aktif, semangat dalam mengikuti pembelajaran. Ada siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Masih ada siswa yang cenderung masih diam dalam kerja kelompoknya, siswa kurang dapat bekerja sama. Guru belum membimbing secara merata. Kegiatan pembelajaran siklus 2 berlangsung, observer teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan, yang meliputi item untuk mengamati pembelajaran dan aktvitas siswa. Pada siklus 2 ini semua item diisi oleh observer. Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan yang diperoleh dari observer. Kesimpulan yang diperoleh bersifat pemmantapan dari tindakan yang diberikan. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara kepada 3 siswa yang memiliki hasil penilaian pos tes belum tuntas sampai pertemuan ke 3. Hasil observasi teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa senang adanya multimedia. Data kualitatif meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas kegiatan siswa dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Observasi terhadap implementasi RPP IPA untuk guru pada siklus 2, disajikan secara rinci seperti dalam tabel 4.4 berikut ini.

56 Berdasarkan temuan pada lembar observasi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus 2 oleh observer, ditemukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan diskripsi proses pembelajaran pada lembar pengamatan tersebut. Tabel 4.4 Hasil Observasi Implementasi RPP IPA pada Siklus 2 Hasil Pengamatan No Aspek/ indikator yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ya Tidak Ya Tidak I Cara Guru melaksanakan KBM 1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran. 2. Melaksanakan KBM dalam urutan logis. 3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien 4. Memotivasi peserta didik berani mengajukan pertanyaan materi yang belum jelas. 5 Menanggapi pertanyaan dan respon peserta didik. 6. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri. 7. Melaksanakan bimbingan pembelajaran secara individu II Sarana / Persyaratan dalam KBM 1. Kesesuaian media pembelajaran dan alat yang akan digunakan dengan materi dalam KBM. 2. Keterampilan mendemonstrasikan /mengoperasikan media/alat dalam pembelajaran. 3 Membimbing peserta didik dalam pelaksanaan diskusi/tugas kelompok. 4 Mengembangkan pemahaman konsep. III Perilaku Peserta Didik dalam KBM 1 Semangat dalam pelajaran. 2 Antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dari media. 3 Perhatian dalam proses demonstrasi dari media pembelajaran. Temuan observer berdasarkan catatan menunjukkan bahwa, guru telah melaksanakan implementasi RPP dengan memotivasi siswa untuk berani bertanya tentang materi ajar yang belum dipahami. Siswa sudah berani bertanya. Skor Hasil Belajar IPA Siklus 2 Hasil belajar IPA yang diperoleh dalam siklus 2 ditunjukkan oleh adanya perbandingan ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM 65 sebesar 90,9 % dari

57 seluruh siswa yang ada, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebesar 9,1 % dari seluruh siswa yang ada. Adapun distribusi ketuntasan belajar IPA pada siklus 2 ini disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus 2 Skor Ketuntasan Banyak Siswa % Pra Siklus Keterangan Tidak Tuntas < 65 2 9.1 Tidak tuntas Tuntas 65 20 90.9 Tuntas Jumlah 22 100,00 Ketuntasan belajar siswa siklus 2 yang mencapai ketuntasan ditunjukkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 65 ) sebanyak 20 siswa atau 90.9%, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan persentase 9.1. Persentase ketuntasan belajar siswa siklus 1 ke siklus 2 meningkat 300.44%. Persentase ketuntasan belajar siklus 2 juga disajikan melalui gambar 4.3 seperti berikut ini. 9,1 90,9 tuntas tidak tuntas Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA Siklus 2 Persentase ketuntasan belajar siklus 1 dan setelah tindakan siklus 2, mengalami peningkatan menjadi 90.9%, meningkat 13.6% dari siklus I. Ini berarti telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam KTSP SDN Wonosegoro 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang yaitu 75% siswa secara klasikal.

58 4.2 Pembahasan Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih sering belajar secara indvidual, tidak tampak kreativitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah, karena pembelajaran selalu monoton sehingga skor rata-rata pelajaran IPA di bawah KKM. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang relevan dengan kompetensi dasar yang dicapai, sehingga menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas siswa. Pada siklus 1 terjadi peningkatan aktivitas siswa. Oleh karena itu, ketika pembelajaran berlangsung, siswa diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa percara diri yang tinggi, sehingga pada akhirnya siswa berani bertanya, bertindak, bekerjasama dengan teman kelompoknya. 2. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan diadakan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan teman sebaya di kelas. 3. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang anggotanya terlihat pasif. Guru membimbing dan mengarahkan agar dapat bekerjasama dengan kelompok. 4. Pada kegiatan pembelajaran siklus 2, sebagian besar siswa berani bertanya pada guru dan temannya. Keberanian siswa semakin bertumbuh, siswa dengan kesadaran sendiri berani mengangkat jarinya untuk menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan terhadap kelompok lain. 5. Selama mengerjakan tes individu dan tes akhir, semua siswa mengerjakan soal tes dengan tertib. 6. Pada tes siklus 2, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 90.9% dari jumlah 22 siswa kelas V SD Negeri Wonosegoro 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang. Siklus 2 dapat dipandang cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar telah mencapai 85%.

59 7. Aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran dengan menggunakan media animasi sesuai deskripsi pada lembar observasi. 8. Distribusi hasil belajar siswa antar siklus Hasil belajar siswa dari ketuntasan belajar IPA dapat dibandingkan antara pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 seperti yang disajikan pada table 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Skor Ketuntas an Banyak Siswa Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Persent ase (%) Banyak Siswa Persent ase (%) Banyak Siswa Persent ase (%) Keterangan < 65 18 77.8 5 26.7 2 9.1 Tidak tuntas 65 4 22.2 17 73.3 20 90.9 Tuntas Jumlah 22 100 22 100 22 100 Rata2 55.0 70.18 75.86 Peningkatan pemahaman belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan skor pra siklus 1 dan 2, yaitu: 1. Ketuntasan belajar meningkat dari 22.2% pada pra siklus menjadi 77.3% siklus 1 dan 90.9% siklus 2. 2. Skor rata-rata hasil belajar meningkat dari 55.00 pada pra siklus menjadi 70.18 siklus 1 dan 75.86 siklus 2. 3. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari 22 jumlah siswa sejumlah 4 pada pra siklus menjadi 17 siklus 1 dan 20 siklus 2. Perbandingan persentase ketuntasan belajar dan skor rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat ditunjukkan pada gambar 4.4 berikut ini.

60 100 50 55 77,3 70,18 90,9 75,86 0 22,2 Pra Siklus Siklus I Siklus II % ketuntasan Rata-rata Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan dan Skor Rata-rata Hasil Belajar IPA Pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Berdasarkan perolehan skor yang didapatkan pada siklus 1 dan siklus 2, maka pembelajaran dengan menggunakan media animasi dalam model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan kompetensi dasar Mendiskripsikan sifatsifat cahaya kelas V SD Negeri Wonosegoro 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang tahun pelajaran 2011/2012.