BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Gambar 2. Daun Tempuyung

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

SNI Standar Nasional Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Peralatan yang digunakan adalah neraca analitik, labu ukur ukuran 10 ml dan 25 ml, gelas kimia 50 ml dan 100 ml, pipet ukur 1 m dan 10 ml, pipet mikro 1000 µl, labu Erlenmeyer 25 ml, bulp pipet, oven, rak plastik, bak plastik, kertas biasa, botol semprot, corong kaca, batang pengaduk, spatula, lumpang alu, ayakan Ø 2 mm, ph meter, kertas saring, vortex dan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) SensAA seri A.6311 Dual GBC Scientific Equipment. 3.2.2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi SRM Ca 2+ 250 ppm, larutan amoniumasetat 0.1M dan 1M ph 7.0, Lantan 2000 ppm, Buffer ph 4 dan ph 10, akuades, dan sampel tanah, standar Mg 2+ 1ppm. 31

32 3.3. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada acuan prosedur yang dikembangkan oleh Laboratorium Tanah. Dalam pelaksanaannya metodologi penelitian dibuat untuk mengarahkan dan memudahkan pekerjaan. Adapun tahapan metodologi penelitian yang dibuat dirumuskan sebagai berikut : 1. Preparasi larutan standar dan sampel, yang meliputi penimbangan, pelarutan (ekstraksi), pengadukan, pengenceran dan penyaringan. 2. Penentuan parameter kinerja metode (validasi metode) analisis menggunakan SRM Ca 2+ dan larutan sampel tanah. Dari langkah penelitian ini akan diperoleh data yang selanjutnya diolah secara statistik untuk memperoleh nilai liniearitas, batas deteksi dan kuantitasi, kecermatan (presisi) dan ketepatan (akurasi), selektivitas dan uji ketangguhan (ruggedness).

33 3.4. Bagan Alir Penelitian Untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan penelitian, di buatlah bagan alir penelitian seperti di bawah ini: Metode Analisis Ca dengan teknik ekstraksi - AAS Analisis validasi metode: 1. Penentuan Linieritas 2. Penentuan Batas Deteksi ( LOD) 3. Penentuan Batas Kuantitasi (LOQ) 4. Penentuan Akurasi 5. Penentuan Presisi 6. Penentuan Selektivitas 7. Penentuan Uji Ketangguhan (Ruggedness) Data Batas deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Data Linieritas Data Akurasi Data Presisi Data Selektivitas Data Uji Ketangguhan Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.1. Bagan Alir Proses Validasi Metode Analisis Kalsium dalam Tanah dengan Sfektrofotometer Serapan atom (AAS).

34 3.5. Prosedur Kerja 3.5.1. Pengambilan Sampel Pengambilan contoh tanah untuk mengetahui status hara (kesuburan tanah) digunakan sistem pengambilan sampel acak sistematis yaitu pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interval tertentu. Dilakukan oleh bagian petugas lapangan, guna sesuai dengan fungsi keahliannya. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada 10 titik suatu areal dengan menggali tanah sedalam sekitar 20 cm (daerah perakaran) dengan alat sekop dan mengambilnya masing-masing sebanyak 100 g. Kemudian dilakukan percampuran contoh (susunan contoh) dari 10 lokasi tersebut sehomogen mungkin. Dari campuran tanah yang dianggap homogen tersebut diambil contoh untuk dianalisis. Sebagian tanah yang berasal dari campuran inilah yang digunakan untuk analisis. 3.5.2. Pembuatan Pereaksi 1. Pembuatan Larutan Amonium asetat 1M ph 7.0 a). Ditimbang 7.708 g serbuk amonium asetat p.a.dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. b). Dilarutkan dengan aquades sampai setengah penuh. c). Ditepatkan ph larutan menjadi 7.00 dengan penambahan ammonia pekat atau asam asetat pekat. d). Dihimpitkan sampai tanda batas dengan aquades dan kemudian dikocok sampai homogen.

35 2. Pembuatan Larutan Lantan 2000 ppm a). Ditimbang 0.630 gram LaCl 3.2H 2 O dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. b). Dilarutkan dengan aquades sampai setengah penuh. c). Ditambahkan 1 ml HCl 37%. d). Dihimpitkan sampai tanda batas dengan aquades dan kemudian dikocok sampai homogen. 3.5.3. Pembuatan Larutan Standar Kalsium 1. Dipipet SRM Ca 2+ 250 ppm masing-masing 0.10 ml; 0.20 ml; 0.30 ml; 0.40 ml 0.50 ml; 0.60 ml dan 0.70 ml ke dalam 7 buah labu ukur 10 ml (konsentrasi larutan masing-masing 2.5 ppm; 5 ppm; 7.5 ppm; 10 ppm; 12.5 ppm; 15 ppm dan 17.5 ppm). 2. Ditambahkan pelarut amonium asetat 0.1M ph 7.0 3. Ditambahkan 5 ml larutan Lantan 2000 ppm 4. Dihimpitkan dengan pelarut amonium asetat 0.1M ph 7.0 sampai tanda batas dan dikocok sampai homogen. 3.5.4. Pembuatan Larutan Sampel Tanah 1. Diambil sampel tanah dari lapangan yang representatif ke dalam bak plastik sesuai dengan kebutuhan pengujian. 2. Dihancurkan sambil diaduk bongkahan tanah, dibersihkan dari akar, sisa tanaman segar, kerikil dan kotoran lain. 3. Dimasukkan kedalam rak plastik beralaskan kertas yang sebelumnya sudah diberi kode label.

36 4. Dikeringkan dalam oven pada temperatur 40 o C selama 24 jam. 5. Ditumbuk sampel yang sudah kering pada lumpang porselin kemudian disaring dengan ayakan Ø 2 mm. sisa ayakan dihaluskan kembali kemudian disaring lagi. 6. Dicampurkan hasil saringan pertama dan saringan berikutnya kemudian diaduk sampai homogen. 7. Dimasukkan sampel hasil saringan Ø < 2 mm ke dalam plastik sampel yang sudah diberi label. 8. Ditimbang 1,25 g sampel uji dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 25 ml. 9. Ditambahkan 5 ml larutan amonium asetat 1M ph 7 kemudian digoyang. 10. Disaring ekstrak sampel kedalam labu ukur 25 ml. 11. Ditambahkan larutan amonium asetat 1M ph 7,00 sampai tanda batas dan dikocok sampai homogen. 12. Dipipet sampel 0,5 ml kedalam labu ukur 10 ml dengan pipet mikro. 13. Ditambahkan 4,5 ml aquades. 14. Dihimpitkan dengan larutan Lantan 2000 ppm sampai tanda batas dan dikocok sampai homogen. 3.5.5. Analisis Kalsium dalam Tanah Larutan yang telah diekstraksi, diukur absorpsinya dengan AAS dengan panjang gelombang 422,7 nm. Nilai absorbansi yang telah diperoleh berada dalam nilai absorbansi kurva kalibrasi larutan standar sehingga konsentrasi kalsium

37 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresinya dan kadar logam dalam sampel dapat ditentukan dengan rumus pada persamaan 3.1: Kadar ppm = C x V x Fp..(3.1) BS Keterangan: C = Konsentrasi(µg/mL) V = Volume larutan sampel (ml) Fp = Faktor Pengenceran BS = Berat sampel (g) 3.5.6. Penentuan Parameter Kinerja Validasi Metode Parameter validasi metode meliputi linieritas, batas deteksi (LOD), batas kuantitasi (LOQ), akurasi, presisi, selektivitas, dan uji ketangguhan (ruggedness). 1. Penentuan Liniearitas Penentuan liniearitas suatu metode dilakukan dengan membuat larutan standar sebanyak 7 buah dengan konsentrasi 2,5 ppm; 5 ppm; 7,5 ppm; 10 ppm; 12,5 ppm; 15 ppm dan 17,5 ppm. Masing-masing konsentrasi dibuat dan diukur pada panjang gelombang 422,7 nm sebanyak 3 ulangan dengan AAS pada kondisi optimum dan dibuat persamaan garisnya dengan metode regresi liniear (y = ax + b). Dengan a menyatakan slope dan b intersep garis dari keenam larutan standar yang diukur. Liniearitas kurva kalibrasi dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) yang memenuhi persyaratan 0,9970 (ICH 1995), 0,9980 (AOAC), atau menggunakan referensi dari metode standar nasional yaitu SNI 06-6989,56-2005 tentang Metode Pengujian Kadar Kalsium dalam Air dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) 0,97.

38 2. Penentuan Limit Deteksi (LOD) Batas deteksi (LOD) ditentukan berdasarkan persamaan linier yang diperoleh pada uji liniearitas dan dihitung berdasarkan standar deviasi (SD) dari kurva antara respon dan kemiringan. 3. Batas kuantitasi (LOQ, limit of Quantitation, Limit of Determination). Batas kuantitasi (LOQ) ditentukan berdasarkan persamaan linier yang diperoleh pada uji liniearitas dan dihitung berdasarkan standar deviasi (SD) dari kurva antara respon dan kemiringan. 4. Penentuan Ketelitian (Presisi) Larutan sampel yang telah disiapkan sesuai dengan prosedur pembuatan larutan sampel kemudian diukur dengan AAS sebanyak 7 ulangan. Ketelitian diukur dengan menghitung persentase relatif standar deviasi (%RSD). Dari referensi metode standar nasional yaitu SNI 06-6989,56-2005 tentang Metode Pengujian Kadar Kalsium dalam Air dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS), RSD memenuhi persyaratan jika 5 %. 5. Penentuan Ketepatan (akurasi) Penentuan ketepatan (akurasi) dilakukan dengan metode uji pungut ulang (recovery) membuat larutan sampel sebanyak 7 buah dan ditambahkan masing-masing kedalamnya larutan SRM Ca 2+ 15 ppm sebanyak 1 ml, kemudian diukur masing-masing larutan dengan AAS. Menurut referensi dari

39 metode standar nasional yaitu SNI 06-6989,56-2005 tentang Metode Pengujian Kadar Kalsium dalam Air dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS), akurasi yang memenuhi persyaratan yaitu uji pungut ulangnya sebesar 85 115 %. 6. Penentuan Selektivitas Selektivitas dilakukan dengan membandingkan kesamaan beberapa rata-rata dari sampel yang ditambahkan larutan standar Mg 1 ppm sebanyak 50 µl dengan sampel yang tanpa penambahan larutan standar Mg, diukur pada panjang gelombang 422,7 nm sebanyak 7 ulangan dengan AAS pada kondisi optimum. Apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak dari beberapa nilai rata-rata yang diselidiki yang pada akhirnya diperoleh suatu keyakinan untuk menerima hipotesis nol, yaitu tidak adanya perbedaan diantara kedua variasi atau menerima hipotesis alternatifnya. Metode yang digunakan dalam pengujian hipotesisnya, yaitu dengan analisis ragam, dengan menggunakan sebaran t atau dikenal dengan uji-t. Apabila t hitung > t tabel pada taraf kepercayaan 95%, berarti terdapat perbedaan yang nyata pada kadar rata-rata antar dua populasi tersebut sebaliknya apabila t hitung < t tabel, maka tidak ada perbedaan yang berarti pada setiap pengukuran. (Wibisono, 2005). Uji yang membandingkan dua rataan yang setiap ragam yang disebabkan oleh metode akan sangat dipengaruhi oleh perbedaan antara terok uji. Kesukaran ini diatasi dengan memperhatikan selisih antara setiap pasang

40 hasil kedua metode dengan rumus menurut Miller (1987) pada persamaan 3.2, sebagai berikut: t =.(3.2) Keterangan: t = besaran dalam perhitungan batas kepercayaan dan uji keberartian rataan. = rataan selisih antar terok = jumlah terok =simpangan baku dari selisih antar terok 7. Penentuan Uji Ketangguhan (Ruggedness) Uji ketangguhan dilakukan pada pengujian pengukuran standar Ca 2+ pada tiga waktu uji yang berbeda, pada perbedaan waktu ini dilihat apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak dari beberapa nilai rata-rata yang diselidiki yang pada akhirnya diperoleh suatu keyakinan untuk menerima hipotesis nol, yaitu tidak adanya perbedaan diantara ketiga variansi, sehingga dapat disimpulkan metode tersebut tangguh. Konsep analisis ragam didasarkan pada konsep distribusi F. Apabila F hitung > F tabel pada taraf kepercayaan 95%, berarti terdapat perbedaan yang nyata pada kadar rata-rata antar analisis sebaliknya apabila F hitung < F tabel, maka tidak ada perbedaan yang berarti pada setiap pengukuran. (Wibisono, 2005).