LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

dokumen-dokumen yang mirip
Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM.

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP HUKUM- HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X IPA DI MAN 3 MALANG

MENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi. Oleh. Sriningsih NIM.

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

Materi Pokok Bahasan :

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)

Profil Miskonsepsi Mahasiswa tentang Konsep Kepolaran Molekul dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index)

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

Stoikhiometri : dan metron = mengukur. Membahas tentang : senyawa) senyawa (stoikhiometri. (stoikhiometri. reaksi)

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.

Tugas Kimia STOIKIOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Zaki Dayatul Akbar 1, Herdini 2, Abdullah 3 No.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA PADA TINGKAT MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SISWA DI SMA NEGERI GORONTALO. Mangara Sihaloho *)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nur Annisa, 2013

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

PERSETUJUAN PEMBIMBING

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

yang berkaitan dengan Laju Reaksi, diberikan pada tabel berikut ini.

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

1. Hukum Lavoisier 2. Hukum Proust 3. Hukum Dalton 4. Hukum Gay Lussac & Hipotesis Avogadro

6.1 HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN ELEKTROKIMIA DI KELAS XII SMAN 1 PANTI

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal stoikiometri.

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

Rumus Kimia. Mol unsur =

Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber :

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa MAN Malang II Batu

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

kimia Kelas X KONSEP MOL I K-13 A. Persamaan Reaksi

MODUL STOIKIOMETRI 1

BAB IV HUKUM DASAR KIMIA

Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masingmasing.

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

Bab IV Hukum Dasar Kimia

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA PRASETYA GORONTALO DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERSAMAAN REAKSI KIMIA. Jurnal

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Komala Eka Sari, 2013

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

DESKRIPSI KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI PADA MATERI LAJU REAKSI SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG

IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ILMU KIMIA

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MATERI LARUTAN PENYANGGA

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI

MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

PENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Transkripsi:

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Persamaan Reaksi dan Perhitungan Kimia Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument (Suatu Penelitian di Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa) Oleh DIAN NUR NIM. 441 410 056 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji PEMBIMBING I PEMBIMBING II Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd Dra. Nurhayati Bialangi, M.Si NIP. 19660812 199303 1 007 NIP. 19620529 198602 2 002 Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Dr. Akram La Kilo, M.Si NIP. 19770411 200312 1 001

Identifikasi Kemampuan siswa Menyelesaikan Soal Persamaan Reaksi dan Perhitungan Kimia Mnggunakan here-tier Multiple Choice Diagnostik Instrument. Dian Nur, Mangara Sihaloho 1, Nurhayat Balangi 2 Jurusan pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan siswa menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol dengan menggunakan tes three-tier multiple choice diagnostik instrument. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tapa dengan subjek penelitian sebanyak 3 kelas, pada kelas XI IPA 1, XI IPA 2 dan XI IPA 4 yang keseluruhannya berjumlah 63 siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitan deskriptif. Instrumen penelitian berupa tes three-tier multiple choice diagnostic instrument yang terdiri dari 20 butir soal. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata presentase kemampuan siswa pada materi persamaan reaksi adalah 13.76% yang paham, 47.09% yang tidak paham, 39.15% yang mengalami miskonsepsi sedangkan perhitungan kimia pada konsep mol adalah 19.05% yang paham, 48.07% yang tidak paham, 32.88% yang mengalami miskonsepsi dan rata-rata keseluruhan presentase kemampuan siswa 16.41% yang paham, 47.58% yang tidak paham, 36.02% yang mengalami miskonsepsi. Hal ini menunjukan bahwa presentase kemampuan siswa SMA Negeri 1 Tapa dalam menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol dengan menggunakan three-tier multiple choice diagnostic instrument tingkat kemampuannya sangat rendah dan lebih banyak yang dikategorikan siswa tidak paham konsep. Kata kunci : Kemampuan, Konsepsi, Three-tier Multiple Choice Diagnostic Instrument, Persamaan Reaksi, Perhitungan Kimia. Abstract: The research aimed at investigating the identification of the ability of students in solving the reaction aquation and chemistry measurement questions on mol concept. The research was condected at SMA Negeri 1 Tapa with subjects of research were 3 classes; class XI IPA 1, XI IPA 2, and XI IPA 4, with total of students were 63 students. The research appilied descriptive research. The instrument of research was three-tier multiple choice diagnostic instrument which consisted of 20 questions. The research result showed that the average percentage of student s ability on reaction aquantion topic was 13.76% categorized as understand, 47.09% categorized as do not understand, 39.15% categorized as experienced misconception. Menwhile, the research result showed thet the average percentage of student s ability on chemistry menasurement on mol concept was 19.05% categorized as understand, 48.07% categorized as do not understand, 32.88% categorized as experienced misconception. The average of all percentage af student s ability showed as 16.41% categorized as understand, 47.58% categorized as do not understand, 36.01% categorized as experienced misconception. It showed that the percentage of the ability of students in solving the reaction equation and chemistry mensurement questions on mol concept using three-tier multiple choice diagnostic instrument at SMA Negeri 1 Tapa was very low and there more students who categorized as misconception. Keywords: Ability, Concepttion, Three-Tier Multiple Choice Diagnostik Instrumeent, Reactiion Equation, Chemistry measurement.

PENDAHULUAN Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dan guru. Dimana guru bertindak sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan kepada penerima pesan yaitu siswa. Suatu proses pembelajaran di katakan berhasil ketika siswa dapat memahami dan mengerti konsep-konsep yang diberikan oleh guru. Pemahaman siswa akan membantu guru untuk menyelenggarakan proses pembelajaran yang baik, efektif, dan efisien. Kimia merupakan bagian dari mata pelajaran kimia yang diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah atas (SMA). Dalam mempelajari kimia, dibutuhkan pemahaman dan penalaran. Banyak siswa yang tidak dapat menguasai materi kimia dengan baik sehingga hasil belajarnya rendah, dan menimbulkan asumsi bahwa kimia adalah pelajaran yang sulit. Menurut (Middlecamp & Kean, 1994 dalam Yanto 2013: 1) ilmu kimia banyak memuat konsepkonsep abstrak seperti simbol-simbol, stuktur, reaksi- reaksi dan proses-proses kimia yang terstruktur sehingga sebagian besar siswa beranggapan bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang sulit. Pemahaman konsep bagi siswa sangatlah penting karena konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir (Berg 1991, dalam Ariandini, 2013: 2) Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif. Kemampuan siswa SMA dalam memahami materi persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol dapat dievaluasi dengan menggunakan three-tier multiple choice diagnostic instrument, tes ini sebagai instrument diharapkan dapat mendiagnosik kemampuan siswa dalam memahami materi tersebut. Hal ini didukung oleh Chandrasegaran dkk (dalam Marsita dkk, 2008), metode yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat kemampuan siswa yaitu multiple choice diagnostic instrument. Instrument ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa tentang konsep-konsep dalam materi kimia dan sebagai alat untuk mendiagnostik penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Beberapa penelitian sebelumya menunjukkan keefektifan dalam penggunaan tes diagnostik three-tier yang dikembangkan. Tan dan Treagust (1999 dalam Fauzia, 2013: 2) mengungkapkan pen ggunaan tes diagnostic three-tier dapat

mengidentifikasi kesulitan dan miskonsepsi siswa dalam memahami maetri kimia. Tamir (1989, dalam Candrasegaran 2007: 3) Mengemukakan pembenaran bahwa penggunaan tes pilihan ganda three-tier ini efektif dalam evaluasi kemampuan pemahaman konsep dan identifikasi konsepsi siswa dibandingakan dengan item METODE PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif. Karena penelitian ini untuk mengembangkan soal three-tier multiple choice pada materi persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol dan data yang dikumpulkan apa adanya sesuai dengan gejala atau keadaan dilapangan dan dipaparkan dalam bentuk kata-kata yang dirangkai dalam sebuah kalimat, tidak berupa angka atau nilai saja. Hasil penelitian dideskripsikan dalam bentuk pernyataan yang menggambakan tentang kemampuan siswa menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol menggunakan three-tier multiple choice diagnostic instrument. Soal three-tier multiple choice ini berupa soal pilihan ganda dengan 3 tier (tingkat) pertanyaan dimana tier pertama tes pilihan ganda tradisional yang memiliki keterbatasan tertentu. tujuan dalam penelitian ini yaitu, mengetahui seberapa besar presentase kemampuan siswa menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol dengan menggunakan tes three-tier multiple choice diagnostic instrument menanyakan materi, tier kedua menanyakan alasan dari tier pertama dan tier ketiga berupa indeks keyakinan siswa dalam menjawab. Siswa dengan indeks CRI tinggi (>2,5 dari skala 5) dan jawabannya benar maka dikategorikan paham konsep sedangkan apabila jawabannya salah maka dikategorikan miskonsepsi. Sedangkan apabila jawabannya salah dengan indeks CRI rendah (<2,5 dari skala 5) maka dikategorikan tidak paham konsep. Dapat dilihat pada Tabel 3.1 skala dan kriteria CRI. CRI Kriteria 0 Totally Guessed Answer (Menebak) 1 Almost Guessed (Hanya Menebak) 2 Not Sure (Tidak Yakin) 3 Sure (Yakin) 4 Almost Certain (Hampir Pasti) 5 Certain (Pasti) (Nia Tresnasih : 2013)

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengumpul data dan dengan menggunakan instrument berupa tes pilihan ganda bertingkat tiga yang berjumlah 20 item yang dapat mengidentifikasi kemampuan siswa. Selain itu, peneliti berperan sebagai pengamat penuh dimana selama penelitian hadir dilapangan dan kehadiran peneliti diketahui oleh subjek penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes berupa jawaban siswa dengan menggunakan three-tier tes multiple choice, yang terdiri dari 20 soal obyektif. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tapa yang yang terdiri dari 3 kelas dan berjumlah 63 siswa. Selain itu data hasil observasi, dan dokumentasi peneliti. Adapun yang menjadi sember data dalam penelitian ini adalah siswa (responden) SMA Negeri 1 Tapa kelas XI IPA yang menjadi objek penelitian, serta guru mata pelajaran kimia yang mengajar pada kelas yang bersangkutan. Data dalam penelitian ini diananlisis dengan menggunakan presentase yaitu untuk mendeskripsikan gambaran kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan reaski dan perhitungan kimia pada materi sokiometri dengan menggunakan Three-tier multiple choice dengan ketentuan apabila pilihan jawaban siswa benar dan pilihan alasan salah maka jawaban siswa salah dan diberi nilai 0. Bila pilihan jawaban dan alasan siswa benar maka jawaban siswa benar dan diberi nilai 1. Hasil dari jawaban siswa di analisis dengan menggunakan rumus berikut: Skor yang diperoleh siswa % Kemampan x 100 Jumlah siswa keseluruhan (Arikunto, 2009: 208) Dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi tahap Tahap pra lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data, dan pelaporan. HASIL DAN PEMBAHASAN Presentase kemampuan siswa kelas XI Kimia di SMA Negeri 1 Tapa pada materi persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol.

N0. Urain Konsep No. Item Presentase Kemampuan Siswa % 1. Persamaan Reaksi Paham Tidak Paham Miskonsepsi a. Menuliskan persamaan 1 26.98% 42.86% 30.15% reaksi 2 7.93% 49.21% 42.86% 3 9.53% 44.44% 46.03% 4 14.29% 41.27% 44.44% 6 19.05% 47.62% 33.33% Rata-Rata b. Menyetarakan persamaan reaksi 15.56% 45.08% 39.36% 5 4.76% 57.14% 38.10% Rata-Rata Persamaan Reaksi 13.76% 47.09% 39.15% 2. Konsep Mol c. Menuliskan rumus 8 34.92% 36.51% 28.57% kemolaran d. Menentukan volume zat 9 12.69% 50.80% 36.51% e. Menentukan volume gas 7 26.99% 47.62% 25.39% hidrogen berdasarkan 10 11.11% 50.80% 35.09% persamaan reaksi 17 12.70% 53.97% 33.33% 20 26.98% 36.51% 36.51% Rata-Rata 19.445% 47.225% 33.33% f. Menghitung jumlah 11 47.62% 28.57% 23.81% paartikel jika diketahui massa zat dan sebaliknya g. Menentukan rumus molekul 12 19.05% 52.38% 28.57% senyawa dari rumus 13 6.34% 50.80% 42.86% empirisnya 14 9.53% 53.96% 36.51% 19 28.57% 44.44% 26.99% Rata-Rata h. Menentukan kadar unsur dalam senyawa berdasarkan rumus kimia senyawa i. Menentukan massa zat terlarut dalam larutan yang diketahui kemolarannya 15.87% 50.40% 33.73% 15 3.18% 63.49% 33.33% 16 15.87% 46.04% 38.09% 18 11.11% 57.14% 31.75% Rata-Rata 13.49% 51.59% 34.92% Rata-Rata Konsep Mol 19.05% 48.07% 32.88% Rata-Rata Keseluruhan 16.41% 47.58% 36.01% Keterangan: Paham = Benar-Benar, Yakin-Pasti Tidak Paham = Salah-Salah, Tidak Yakin-Menebak Miskonsepsi = Salah-Salah, Yakin-Pasti

Presentase Kemampuan Siswa (%) Berdasarkan Tabel 4.1 presentase kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tapa pada materi persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol dapat dilihat pada Gambar 4.1 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 a b c d e f g h i Uraian Konsep Paham Tidak Paham Miskonsepsi Gambar 4.1: Presentase kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol. Pada Gambar 4.1 dapat dilihat Presentase kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol tingkat kemampuan siswa sangat rendah pada indikator a dan b (15.56%, 4.76%) yang paham sedangkan yang tidak paham cukup (45.08%, 57.14%) dan yang mengalami miskonsepsi rendah (39.36%, 388.09%). Pada uraian konsep c tingkat kemampuannya rendah (34.92%) yang paham, sedangkan yang tidak paham rendah (36.51%) dan yang mengalami miskonsepsi sangat rendah (28.57%). Pada uraian konsep d dan e tingkat kemamppuan siswa sangat rendah (12,65%, 19.445%) yang paham, sedangakan yang tidak paham cukup (50.80%, 47.225%) dan yang mengalami miskonsepsi rendah (36.51%, 33.33%). Pada uraian konsep f tingakt kemampuan siswa cukup (47.62%) yang paham, sedangakan tidak paham sangat rendah (28.57%) dan yang mengalami miskonsepsi sangat rendah (23.81%). Pada uraian konsep g,h dan i tingkat kemampuan siswa sangat rendah (15.87%, 3.18%, dan 13.49%) yang paham, sedangakan yang tidak paham cukup (50.40%, 63,49% dan 51.59%) dan yang

mengalami miskonsepsi rendah (33.73%, 33.33% dan 34.92%). Identifikasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan reaksi Identifikasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan reaksi dalam pembahasan ini tahap pertama yang dibahas yaitu tentang kemampuan siswa SMA Negeri 1 Tapa dalam menyelesaikan soal dengan menggunakan three-tier multiple choice diagnostic instrument pada materi persamaan reaksi. Mengidentifikasi penulisan persamaan reaksi kemampuan siswa dalam mengidentifikasi penulisan persamaan reaksi pada soal nomor 1,2,3,4 dan 6 adalah 15.56% yang paham, 45.08% yang tidak paham dimana siswa menjawab salah pada tier pertama yakni, molekul HCl berubah menjadi molekul H dan Cl pada tier kedua siswa menjawab unsur-unsur kimia membentuk molekul dan pada tier ketiga siswa menjawab menebak. Sehingga dikategorikan siswa tidak pahan konsep, dan 39.36% yang mengalami miskonsepsi, dimana siswa menjawab salah pada tier pertama yakni, molekul HCl berubah menjadi molekul H dan Cl pada tier kedua siswa menjawab unsur-unsur kimia membentuk molekul dan pada tier ketiga siswa menjawab pasti. Sehingga dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebanarnya adalah tier pertama yakni molekul HCl terurai menjadi ion H + dan Cl - dan tier kedua adalah molekul dapat membentuk ion-ion. Menyetarakan persamaan reaksi kemampuan siswa dalam menyetarakan persamaan reaksi pada soal nomor 5 adalah 4.76% yang paham, 57.14% yang tidak paham dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni, C2H5OH 3O 2CO 3H aq g 2 O, l 2 2 l pada tier kedua siswa menjawab gas-gas dalam volume sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama dan pada teir ketiga siswa menjawab tidak yakin. Sehingga dikategorikan siswa tidak pahan konsep dan 38.10% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa menjawab salah pada tier pertama yakni C2H5OH 3O 2CO 3H aq g 2 O, l 2 2 l pada tier kedua siswa menjawab gas-gas dalam volume sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama dan pada teir ketiga siswa menjawab yakin. Sehingga

dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebanarnya adalah tier pertama yakni, FeO 3 Al s Al O Fe s 2 2 s dan tier kedua adalah suatu senyawa perbandingan massa unsur-unsur penyusunannya selalu tepat. Identifikasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal perhitungan kimia pada konsep mol Identifikasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal perhitungan kimia pada konsep mol dalam pembahasan ini tahap kedua yang dibahas yaitu tentang kemampuan siswa SMA Negeri 1 Tapa menyelesaikan soal menggunakan three-tier multiple choice diagnostic instrument pada materi konsep mol. Menentukan rumus kemolaran kemampuan siswa dalam menentukan rumus kemolaran pada soal nomor 8 adalah 34.92% yang paham, 36.51% yang tidak paham dimana siswa yang menjawab salah, pada tier pertama yakni V M, pada tier n kedua siswa menjawab kemolaran menyatakan jumlah mol terlarut dan tier ketiga siswa menjawab hampir menebak. Sehingga dikategorikan siswa tidak paham konsep dan 28.57% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa yang menjawab pada tier pertama yakni V M, pada tier n kedua siswa menjawab kemolaran menyatakan jumlah mol terlarut dan tier ketiga siswa menjawab pasti. Sehingga dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebenarnya pada tier pertama n M dan V tier kedua Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan, atau jumlah mol zat terlarut dalam tiap ml larutan. Menentukan volume zat kemampuan siswa dalam menentukan volume zat pada soal nomor 9 adalah 12.69% yang paham, 50.80% yang tidak paham dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni, tetap sama dengan 12 gram tier kedua siswa menjawab hukum dalton dan pada tier ketiga siswa menjawab hampir menebak. Sehingga dikategorikan siswa tidak paham konsep dan 36.51% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni, tetap sama dengan 12 gram tier kedua siswa menjawab hukum dalton dan pada tier ketiga siswa menjawab yakin. Sehingga dikategorikan siswa mengalami

miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebenarnya pada tier pertama adalah 14 gram dan tier kedua adalah Hukum Lavoisier. Menentukan volume gas hidrogen berdasarkan persamaan reaksi kemampuan siswa dalam menentukan volume gas hidrogen berdasarkan persamaan reaksi pada soal nomor 7,10,17 dan 20 adalah 19.445% yang paham, 47.225% yang tidak paham dimana siswa menjawab salah pada tier pertama yakni, 22,4 liter pada tier kedua siswa menjawab volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi berbanding bulat dan sederhana dan pada tier ketiga siswa menjawab menebak. Sehingga dikategorikan siswa tidak paham konsep dan 33.33% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni, 22,4 liter pada tier kedua siswa menjawab Volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi berbanding bulat dan sederhana dan pada tier ketiga siswa menjawab yakin. Sehingga dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebenarnya pada tier pertama adalah 11,2 liter dan tier kedua adalah Gas-gas yang bervolume sama mengandung jumlah partikel yang sama pula. Menghitung jumlah partikel jika diketahui massa zat, dan sebaliknya kemampuan siswa dalam menghitung jumlah partikel jika ketahui massa zat dan sebaliknya pada soal nomor 11 adalah 47.62% yang paham, 28.57% yang tidak paham dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni, 1 mol air (H 2 O) pada tier kedua yakni 1 mol air (H 2 O) terdiri dari 6,02 x 10 23 molekul air, pada tier ketiga siswa menjawab hampir menebak. Sehingga dikategorikan siswa tidak paham konsep dan 23.81% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni, 1 mol air (H 2 O) pada tier kedua yakni Satu mol air (H 2 O) terdiri dari 6,02 x 10 23 molekul air, pada tier ketiga siswa menjawab pasti. Sehingga dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebenarnya pada tier pertama adalah semuanya benar dan tier kedua semuanya benar. Menentukan rumus molekul senyawa dari rumus empirisnya kemampuan siswa dalam menentukan rumus molekul senyawa dari rumus empirisnya pada soal nomor 12,13,14, dan 19 adalah 15.87% yang paham, 50.40% yang tidak

paham dimana siswa menjawab salah pada tier pertama yakni SO 4, pada tier kedua yakni Mol zat S : mol zat O dan pada tier ketiga siswa menjawab menebak. Sehingga dikategorikan siswa tidak paham dan 33.73% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa menjawab salah pada tier pertama yakni SO 4, pada tier kedua yakni Mol zat S : mol zat O dan pada tier ketiga siswa menjawab pasti. Sehingga dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebanrnya pada tier pertama adalah Na 2 SO 4 dan tier kedua adalah Mol zat Na : mol zat S : mol zat O. Menentukan kadar unsur dalam senyawa berdasarkan rumus kimia senyawa kemampuan siswa dalam menentukan kadar unsur dalam senyawa berdasarkan rumus kimia senyawa pada soal nomor 15 adalah 3.18% yang paham, 63.49% yang tidak paham dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni NH 3, pada tier kedua yakni kadar dapat ditentukan berdasarkan senyawa dan pada tier ketiga siswa menjawab hampir menebak. Sehingga dikategorikan siswa tidak paham konsep dan 33.33% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni NH 3, pada tier kedua yakni kadar dapat ditentukan berdasarkan senyawa dan pada tier ketiga siswa menjawab pasti. Sehingga dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebanrnya pada tier pertama adalah N 2 H 4 dan tier kedua adalah Kadar unsur-unsur dapat ditentukan berdasarkan rumus empiris atau rumus kimia senyawa. Menentukan massa zat terlarut dalam larutan yang diketahui kemolarannya kemampuan siswa dalam menentukan massa zat terlarut dalam larutan yang diketahui kemolarannya pada soal nomor 16 dan 18 adalah 13.49% yang paham, 51.59% yang tidak paham dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni 3,8 gram, pada tier kedua yakni Jumlah molnya bergantung pada massa zat dan pada tier ketiga siswa menjawab hampir menebak. Sehingga dikategorikan siswa tidak paham konsep dan 34.92% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa yang menjawab salah pada tier pertama yakni 3,8 gram, pada tier kedua yakni jumlah molnya bergantung pada massa zat dan pada tier ketiga siswa menjawab. Sehingga dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebenarnya pada tier pertama adalah 4,8 gram dan pada kedua adalah Massa zat bergantung pada jumlah molnya.

KESIMPULAN Berdasarkan uarain pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: Kemampuan siswa menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol menggunakan three-tier multiple choice diagnostic instrument SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang identifikasi kemampuan siswa menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol menggunakan three-tier multiple choice, maka dapat dipaparkan saran-saran sebagai berikut: Melihat rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol, maka dalam mengajarkan materi ini DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Askara Ariandini D.2013. Identifikasi miskonsepsi siswa SMP pada konsep fotosintesis melalui analisi gambar. Jurnal nasional: 1-7. Candrasegaran, AL, Davit F Treagust, dan Mauro Mocerino 2007 Diagnostik Assessment In Science As a Means To Improving Taching, Learning and Retention diperoleh 16.41% yang paham, 47.58% yang tidak paham dan 36.01 yang mengalami miskonsepsi. Kemampuan siswa dalam memahami materi persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol sangat rendah. perlu penggunaan meode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik suatu materi. Untuk guru mata pelajaran khususnya guru kimia dapat menggunakan three-tier multiple choice dalam mengidentifikasi kemampuan siswa setelah dilakukannya proses pembelajaran karena three-tier multiple choice merupakan salah satu alat yang efektif digunakan dalam evaluasi pembelajaran. (http://www rsc. Org/image/candrasegaran%20fina.tc m 18:94531.pdf) Fauzia, N. E. 2013. Pengembangan Instrumen Test Diagnostik Two-Tier Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas XI Dalam Memahami Materi Larutan Penyangga. Tesis. Universitas pendidikan Indonesia. Marista Ana Resti dkk. 2010. Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa SMA

Dalam Memahami Materi Larutan Penyangga Dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. Jurnal Kimia.512-513. Tresnasih, Nia. (Ida Feridadkk). 2013. Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadapa Meteri Elektrolisis Menggunakan Instrument Tes Three Tier Multiple Choice. Jurnal Prosiding Symposium Nasional Dan Pembelajaran Kimia (SNIPS 2013). Bandung, Indonesia.167-170. Yanto,R. Enawaty, E. Erlina. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Makroskopis- Mikroskopis- Simbolik Pada Materi Ikatan Kimia. Jurnal nasional : 1-9.