MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER
|
|
- Ratna Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Indah Krisnawati, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman siswa tentang stoikiometri dengan menggunakan instrumen diagnostik two-tier. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei Subjek penelitian adalah 63 siswa XI IPA Madrasah Aliyah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa tentang stoikiometri tergolong rendah. Selain itu ditemukan pula beberapa miskonsepsi. Salah satu diantaranya yang menonjol adalah siswa beranggapan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volume total pereaksi sama dengan volume total produk reaksi hanya jika semua zat yang terlibat reaksi berwujud gas. Abstract: The purpose of this research is to identify students understanding about stoichiometry using two-tier diagnostic instrument. The data was taken in May 2013 concerning two XI grade of science class of Madrasah Aliyah. The result of this research indicate that students understanding about stoichiometry is low. Besides that, some misconceptions were found. One of the misconceptions is in the same temperature and pressure, total volume of reactants and products is equal, just only all of them are gas. Kata Kunci: pemahaman konsep, stoikiometri, two-tier Kimia adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang materi yang meliputi komposisi, sifat, perubahan-perubahan yang terjadi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Myers, 2003: 3; Silberberg, 2010: 2; Jespersen, et al. 2012: 2). Menurut Chang & Overby (2011: 2) ilmu kimia terkesan lebih sulit untuk dipahami dibanding dengan bidang lain. Sulitnya kimia untuk dipahami adalah karena konsep-konsep kimia bersifat abstrak (Taber, 2009: 14; Nahum, et al. (2004: 302). Namun demikian, meski bersifat abstrak banyak fenomena yang terjadi di sekitar manusia dapat dijelaskan dengan konsep-konsep kimia (Chiu, 2005: 2). Untuk dapat menjelaskan fenomena-fenomena tersebut siswa seringkali mengembangkan gagasannya sendiri (Tuysuz, 2009: 626). Siswa percaya bahwa gagasan atau ide yang dikembangkannya adalah benar karena gagasannya tersebut dianggap dapat menjelaskan fenomena yang dialaminya (Sendur, et al. (2007:293) seringkali gagasan siswa ini tidak sesuai atau bahkan juga bertentangan dengan konsep yang dimiliki oleh masyarakat ilmiah. Gagasan yang tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan pandangan masyarakat ilmiah ini disebut sebagai miskonsepsi (Barke, et al. 2009: 2; Artdej, et al. 2008: 105). Salah satu konsep ilmu kimia yang dianggap sulit dan sering menyebabkan miskonsepsi adalah stoikiometri (Fach, et al. 2007: 14). Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari aspek kuantitatif dari kimia (Chang & Overby, 2011: 80; Silberberg, 2010: 72). Penelitian Fach, et al (2006) dan Dahsah & Coll (2008) selain menunjukkan pemahaman konsep stoikiometri yang tergolong rendah juga menemukan beberapa miskonsepsi yang dialami siswa. 1
2 Untuk mengetahui pemahaman dan miskonsepsi yang dialami siswa dapat digunakan beberapa cara, diantaranya wawancara, pertanyaan terbuka (essai), peta konsep dan tes objektif pilihan ganda (Dindar & Geban, 2011: 600). Untuk menggali pemahaman dengan cakupan materi yang luas dan jumlah responden yang cukup banyak dapat digunakan metode tes objektif pilihan ganda. Salah satu kelemahan tes objektif pilihan ganda adalah tidak bisa menggali alasan siswa dalam memberikan jawaban (Duncan & Johnstone dalam Chandrasegaran, et al. 2007: 295). Oleh karena kelemahan tersebut, maka Treagust pada tahun 1988 mengembangkan suatu jenis tes pilihan ganda yang dapat menggali pemahaman lebih mendalam yang disebut dengan tes diagnostik two-tier (Tuysuz, 2009 : 627). Tes Two-tier pilihan ganda adalah suatu bentuk tes pilihan ganda yang terdiri atas dua tahap. Tahap pertama berisi pertanyaan pilihan ganda dan tahap kedua berisi alasan jawaban tahap pertama (Chandrasegaran, et al. 2007: 295; Haja & Clarke, 2011: 68). Tujuan penelitian ini adalah 1) menggali pemahaman konsep siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah pada materi Stoikiometri dengan menggunakan instrumen diagnostik two-tier; 2) mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa kelas XI IPA di sekolah tersebut pada materi Stoikiometri dengan menggunakan instrumen diagnostik two-tier. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA di Madrasah Aliyah. Sampel yang digunakan adalah 2 dari 6 kelas XI IPA. Jumlah siswa yang digunakan sebagai sampel adalah 63 siswa. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode pengambilan sampel kelompok/cluster acak sederhana. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes diagnostik two-tier sebanyak 44 butir soal. Gambar 1 menunjukkan tahap-tahap penyusunan instrumen diagnostik two-tier dalam konsep stoikiometri. Reliabilitas instrumen adalah 0,945. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei tahun Data pemahaman konsep siswa diperoleh dengan menentukan besarnya persentase siswa yang menjawab benar. Selain itu untuk menentukan miskonsepsi yang dialami siswa dapat dilakukan dengan cara menghitung persentase siswa yang konsisten menjawab salah pada soal-soal berpasangan. 2
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahaman siswa dalam konsep stoikiometri adalah sebagai berikut: sebagian besar siswa (47,62%) memiliki pemahaman yang rendah, 42,86% siswa memiliki pemahaman yang sedang dan 7,54% siswa memiliki pemahaman yang sangat rendah. Selanjutnya sebanyak 1,59% siswa memiliki pemahaman yang tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki pemahaman sangat tinggi tidak ada. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki pemahaman yang rendah ataupun sedang. Pemahaman konsep masing-masing siswa ini seharusnya bisa ditingkatkan lagi. Persentase pemahaman konsep siswa dalam stoikiometri untuk tiap-tiap aspek disajikan dalam Tabel 1 berikut. 3
4 Tabel 1. Pemahaman Konsep Siswa dalam Stoikiometri No Aspek pemahaman siswa (%) kriteria 1 Hukum-hukum dasar kimia Hukum Lavoisier 24,22 Hukum Proust 19,80 Hukum Dalton 38,10 Hukum Gaylussac 23,83 Hipotesis Avogadro 18,25 rata-rata pemahaman siswa 24,84 rendah 2 Massa atom relatif dan massa molekul relatif rata-rata pemahaman siswa 45,20 sedang 3 Konsep mol hubungan antara jumlah partikel dengan massa zat 26,20 hubungan antara jumlah mol dengan volume gas 25,40 hubungan antara massa dan volume gas 29,35 hubungan antara jumlah mol dengan massa zat 50,75 hubungan antara jumlah mol dengan jumlah partikel 49,20 rata-rata pemahaman siswa 36,18 rendah 4 Rumus empiris dan rumus molekul rata-rata pemahaman siswa 23,80 rendah 5 Kadar unsur dalam senyawa rata-rata pemahaman siswa 29,35 rendah 6 Pereaksi pembatas rata-rata pemahaman siswa 54,35 sedang 7 stoikiometri reaksi rata-rata pemahaman siswa 49,19 sedang rata-rata pemahaman total 37,56 rendah Dalam penelitian ini diperoleh persentase siswa yang memahami hukumhukum dasar kimia tergolong rendah dan sangat perlu untuk ditingkatkan terutama pemahaman siswa dalam hukum perbandingan tetap dan hipotesis avogadro. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Pratiwi (2011: 39) yang menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam aspek hukum-hukum dasar kimia tergolong rendah (36,8%). Sebanyak 45,20% siswa memahami massa atom relatif dan massa molekul relatif. Persentase ini lebih tinggi daripada persentase siswa yang memahami hukum-hukum dasar kimia. Persentase siswa yang memahami massa atom relatif dan massa molekul relatif ini tergolong sedang dan perlu ditingkatkan. Persentase siswa yang memahami konsep mol tergolong rendah dan perlu ditingkatkan. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Dahsah, Coll, Sung-ong, Yutakom dan Sanguanruang (2008: 16) yang menunjukkan bahwa persentase siswa yang memahami konsep mol berada di bawah 40% atau tergolong rendah. Selanjutnya, persentase siswa yang memahami rumus empiris dan rumus molekul tergolong rendah dan perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik. Persentase yang rendah ini dapat dijelaskan dengan hasil penelitian Andriyani (2011: 32) yang menyatakan bahwa konsep rumus empiris tergolong sebagai konsep yang sulit. Sebanyak 29,35% siswa memahami konsep tentang kadar unsur dalam senyawa. Persentase ini menunjukkan bahwa persentase siswa yang memahami kadar unsur dalam senyawa tergolong rendah dan perlu ditingkatkan. Temuan ini 4
5 sesuai dengan temuan Fajriana (2008) dan Rahmah (2009) yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menentukan kadar zat suatu senyawa. Dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 54,35% siswa memahami konsep pereaksi pembatas. Persentase ini menunjukkan bahwa siswa yang memahami pereaksi pembatas tergolong sedang dan perlu ditingkatkan. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Fajriana (2008) yang menunjukkan bahwa sebagian siswa belum memahami konsep pereaksi pembatas. Konsep terakhir yang diteliti dalam penelitian ini yaitu konsep stoikiometri reaksi. Sebanyak 49,19% siswa memahami konsep stoikiometri reaksi. Kriteria pemahaman ini tergolong sedang. Dengan demikian, pemahaman konsep siswa masih perlu ditingkatkan agar dapat lebih baik lagi. Selain pemahaman siswa, dalam penelitian ini juga diperoleh 8 miskonsepsi yang dialami siswa. Miskonsepsi-miskonsepsi tersebut disajikan dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2. Miskonsepsi yang Dialami Siswa dalam Konsep Stoikiometri Miskonsepsi Jumlah siswa (%) (1) Hukum-hukum Dasar Kimia senyawa yang memiliki wujud padatan atau logam selalu memiliki 19,1 massa yang lebih besar daripada senyawa yang berwujud abu pada suhu dan tekanan yang sama, volume total sebelum reaksi sama dengan volume total setelah reaksi hanya jika semua zat yang terlibat 23,8 reaksi berwujud gas gas-gas yang memiliki suhu, tekanan dan volume yang sama, memiliki jumlah molekul yang berbeda, karena masing-masing gas memiliki 17,5 massa molar yang berbeda-beda (2) Konsep Mol zat-zat yang memiliki massa yang sama, memiliki jumlah partikel yang 12,7 sama pula (3) Konsep Stoikiometri Reaksi pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena munculnya gas menyebabkan tekanan 17,5 dalam wadah menjadi lebih besar sehingga massa bertambah pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena gas yang terbentuk memiliki massa 17,5 yang ringan dan dapat meringankan massa keseluruhan pada reaksi pengendapan, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena endapan yang terbentuk menambah massa keseluruhan (massa 19,1 endapan lebih besar daripada massa zat cair) pada reaksi pelarutan padatan, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil 20,6 karena larutnya padatan disertai dengan menghilangnya massa padatan Dalam aspek hukum-hukum dasar kimia beberapa siswa menganggap bahwa abu hasil pembakaran pita magnesium memiliki massa yang lebih kecil daripada massa magnesium sebelum dibakar. Selain itu mereka juga menganggap bahwa abu hasil pembakaran kertas di wadah tertutup memiliki massa yang lebih kecil pula. Anggapan ini muncul karena siswa berasumsi bahwa senyawa yang memiliki wujud padatan atau logam selalu memiliki massa yang lebih besar daripada senyawa yang berwujud abu. Hal ini sesuai dengan laporan Driver (dalam Horton, 2004:37) yaitu sebanyak 10% siswa menganggap bahwa dalam peristiwa pembakaran logam, massa hasil pembakaran menjadi lebih kecil karena 5
6 massa abu selalu lebih kecil daripada massa logam. Laporan Mulford (dalam Horton, 2004: 54) menyatakan bahwa 13% siswa menganggap bahwa massa zat hasil pembakaran selalu lebih kecil daripada massa zat sebelum dibakar. Anggapan yang sama juga dilaporkan oleh Pratiwi (2011: 41) sebanyak 18,2%. Konsep yang benar tentang pembakaran pita magnesium adalah abu hasil pembakaran pita magnesium lebih berat daripada pita magnesium sebelum dibakar. Hal ini karena jika pita magnesium (Mg) dibakar maka akan bereaksi dengan oksigen dan membentuk MgO. Hasil pembakaran pita Magnesium lebih berat daripada sebelum terbakar karena massa Mg ditambah dengan massa Oksigen yang bereaksi dalam proses pembakaran (Barke, Hazari dan Yitbarek, 2009: 46). Siswa diberikan soal berpasangan tentang suatu persamaan reaksi setara dalam fase gas. Diberikan data mengenai volume produk dan diketahui bahwa tekanan dan suhu sebelum reaksi sama dengan tekanan dan suhu setelah reaksi. Siswa diminta untuk memperkirakan volume total reaktan yang diperlukan. Berdasarkan jawaban siswa diketahui bahwa siswa menganggap pada suhu dan tekanan yang sama, volume total sebelum reaksi sama dengan volume total setelah reaksi hanya jika semua zat yang terlibat reaksi berwujud gas. Hukum Perbandingan Volume Gaylussac berbunyi, Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana (Chang & Overby, 2011: 146). Sesuai hukum tersebut, konsep yang benar adalah pada suhu dan tekanan yang sama, volume total gas sebelum reaksi tidak selalu sama dengan volume total gas setelah reaksi. Volume gas yang terlibat reaksi harus disesuaikan dengan koefisien reaksi yang setara. Miskonsepsi selanjutnya yang dimiliki siswa yaitu gas-gas yang memiliki suhu, tekanan dan volume yang sama, memiliki jumlah molekul yang berbeda, karena masing-masing gas memiliki massa molar yang berbeda-beda. Pratiwi (2011: 41) juga melaporkan sebanyak 25,8% partisipan dalam penelitiannya memiliki miskonsepsi yang sama. Amedeo Avogadro ( ) memberikan hipotesis yang berbunyi, Pada volume yang sama, gas-gas yang berbeda (pada suhu dan tekanan yang sama) mengandung partikel yang jumlahnya sama (Chang & Overby, 2011: 145). Miskonsepsi tentang konsep mol yang ditemukan dalam penelitian ini adalah zat-zat yang memiliki massa yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula. Siswa menyatakan bahwa SiO 2 dan NaCl yang bermassa sama memiliki jumlah partikel yang sama pula. mereka juga menyatakan bahwa 64 gram gas SO 2 memiliki jumlah partikel yang sama dengan 64 gram gas O 2. Dahsah & Coll (2008: 587) melaporkan bahwa beberapa siswa kelas 10 dan 11 di Thailand juga menganggap bahwa zat yang memiliki jumlah gram yang sama memiliki jumlah molekul yang sama. Berdasarkan konsep mol yang benar, jika terdapat senyawa dengan massa yang sama maka, senyawa yang memiliki massa molar lebih besar akan memiliki jumlah mol yang lebih sedikit. Jumlah mol berbanding lurus dengan jumlah partikel. Dengan demikian, jika terdapat senyawa dengan massa yang sama maka, senyawa yang memiliki massa molar lebih besar memiliki jumlah partikel yang lebih sedikit. Miskonsepsi selanjutnya yang dimiliki siswa aalah pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih 6
7 besar karena munculnya gas menyebabkan tekanan dalam wadah menjadi lebih besar sehingga massa bertambah. Pratiwi (2011: 41) melaporkan bahwa sebanyak 16,7% siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kesamben menganggap bahwa pada sistem tertutup, massa zat setelah bereaksi menjadi lebih besar daripada massa zat sebelum reaksi. Selain temuan tersebut dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa siswa menganggap pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena gas yang terbentuk memiliki massa yang ringan dan dapat meringankan massa keseluruhan. Pratiwi ( ) juga melaporkan bahwa sebanyak 16,7% siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kesamben menganggap bahwa pada sistem tertutup, massa zat setelah bereaksi menjadi lebih kecil daripada massa zat sebelum reaksi. Diperkuat pula oleh penelitian Schmidt (dalam Horton, 2004: 20) yaitu siswa menganggap bahwa produk dari suatu reaksi kimia tidak harus memiliki massa yang sama dengan massa reaktan. Padahal menurut hukum kekekalan massa (Lavoisier) jumlah massa zat sebelum dan setelah reaksi adalah sama (Silberberg, 2010: 34-35). Siswa diberi soal tentang reaksi pengendapan dan ditemukan miskonsepsi pada reaksi pengendapan, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena endapan yang terbentuk menambah massa keseluruhan (massa endapan lebih besar daripada massa zat cair). Barker dan Millar (dalam Kind, 2004:33) melaporkan sebanyak 17% siswa berusia 16 tahun menganggap bahwa dalam reaksi pengendapan terjadi kenaikan massa karena zat padat memiliki massa lebih besar daripada massa zat cair. Miskonsepsi ini juga didukung oleh miskonsepsi lain yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu siswa menganggap bahwa pada reaksi pelarutan padatan, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena larutnya padatan disertai dengan menghilangnya massa padatan. Barker dan Millar juga melaporkan sebanyak 17% siswa berusia 16 tahun dalam penelitiannya memiliki miskonsepsi yang sama. Jika siswa menganggap endapan yang muncul menyebabkan massa bertambah ataupun siswa menganggap hilangnya endapan menyebabkan massa berkurang maka, hal ini jelas salah karena massa sebelum dan setelah reaksi adalah tetap sesuai dengan hukum Lavoisier (Silberberg, 2010: 34-35). KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Pemahaman konsep yang tergolong rendah adalah pemahaman konsep hukum-hukum dasar kimia, konsep mol, rumus empiris dan rumus molekul serta kadar unsur dalam senyawa. Selanjutnya, pemahaman konsep yang tergolong sedang adalah pemahaman konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, pereaksi pembatas dan konsep stoikiometri reaksi. 2. Miskonsepsi yang dimiliki siswa antara lain: (1) senyawa yang memiliki wujud padatan atau logam selalu memiliki massa yang lebih besar daripada senyawa yang berwujud abu; (2) pada suhu dan tekanan yang sama, volume total sebelum reaksi sama dengan volume total setelah reaksi hanya jika semua zat yang terlibat reaksi berwujud gas; (3) gas-gas yang memiliki suhu, tekanan dan volume yang sama, memiliki jumlah molekul yang berbeda, 7
8 karena masing-masing gas memiliki massa molar yang berbeda-beda; (4) zatzat yang memiliki massa yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula; (5) pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena munculnya gas menyebabkan tekanan dalam wadah menjadi lebih besar sehingga massa bertambah; (6) pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena gas yang terbentuk memiliki massa yang ringan dan dapat meringankan massa keseluruhan; (7) pada reaksi pengendapan, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena endapan yang terbentuk menambah massa keseluruhan (massa endapan lebih besar daripada massa zat cair); dan (8) pada reaksi pelarutan padatan, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena larutnya padatan disertai dengan menghilangnya massa padatan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dipaparkan saransaran sebagai berikut. 1. Dengan memperhatikan banyaknya miskonsepsi dalam stoikiometri yang terjadi pada siswa, hendaknya dalam proses pembelajaran guru menggunakan pendekatan yang lebih berpusat pada siswa. 2. Dengan memperhatikan banyaknya miskonsepsi dalam stoikiometri yang terjadi pada siswa, hendaknya guru segera mengambil tindakan untuk memperbaiki konsep yang dimiliki siswa. Untuk mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat digunakan strategi konflik kognitif. 3. Melihat kurangnya penguasaan konseptual siswa pada konsep stoikiometri, dalam pembelajaran stoikiometri hendaknya selain memberikan soal hitungan, guru juga memberikan soal-soal konseptual. 4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperbanyak penyebaran soal terbuka dan data hasil tes two-tier diperkuat dengan pelaksanaan wawancara. DAFTAR RUJUKAN Artdej, R., Ratanaroutai, T., & Thongpanchang, T Development of Two- Tier Diagnostic Test for Examination of Thai High School Students` Understanding in Acid-Base, Barke, H. D., Hazari, A. & Yitbarek, S Misconception in Chemistry: Addressing Perceptions in Chemical Education. Berlin: Springer (E- Book). Chandrasegaran, A. L., Treagust D. F. & Mocerino, M The Development of atwo-tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument for Evaluating Secondary School Students Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3): Chang, R. & Overby, J General Chemistry: The Essential Concept. New York: Mc-Graw Hill (E-Book). Chiu, M. H A National Survey Of Students Conceptions In Chemistry In Taiwan. Chemical Education International, 6 (1):
9 Dahsah, C. & Coll, R. K Thai Grade 10 and 11 Students Understanding of Stoichiometry and Related Concept. International Journal of Science and Mathematics Education, 6 (2008): Dindar, A. C. & Geban, O Development Of A Three-Tier Test To Assess High School Students Understanding Of Acids And Bases. Procedia Social and Behavioral Sciences, 15 (2011): Fach, M., de Boer, T. & Parchmann, I Results of Interview Study as Basic for the Development of Stepped Supporting Tools for Stoichiometric Problems. Chemistry Education Research and Practice, 8 (1): Fajriana, D. A. N Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Dalam Memahami Materi Stoikiometri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas negeri Malang. Haja, S. & Clarke, D Middle School Students Responses To Two-Tier Tasks. Math Ed Res J, 23 (2011): Horton, C. dan Worcester, MA., Student Alternative Conceptions in Chemistry (Originaly:Student Misconceptions and preconceptions in Chemistry), (Online), ( chemistrymisconceptions.pdf), diakses 26 November Jespersen, N. D., Brady, J. E. & Hyslop, A Chemistry: The Molecular Nature of Matter. New York: John Wiley & Sons, Inc. (E-Book). Kind, V Beyond Appearances: Students Misconceptions about Basic Chemical Ideas (second edition). Durham: Durham University. Myers, R The Basic of Chemistry. London: Greenwood Press. (E-Book). Nahum, T. L., Hosfein, A., Naaman, R. M., dan Dov, Z. B Can Final Examination Amplify Student`s Misconceptions in Chemistry. Chemistry Education Research and Practice, 5 (3): Pratiwi, G. S Studi Tentang Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kesamben Terhadap Pokok Bahasan Stoikiometri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas negeri Malang. Rahmah, B. O Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Stoikiometri Berdasarkan Tahapan Penyelesaian Soal Kelas X Tahun Ajaran 2008/2009 SMA Negeri 2 Trenggalek. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas negeri Malang. Sendur, G., Toprak, M., & Pekmez, E. S Analyzing of Students Misconceptions About Chemical Equilibrium. Makalah disajikan pada International Conference on New Trends in Education and Their Implications, Antalya-Turkey, November (online), ( -Misconceptions-About-Chemical- Equilibrium), diakses 15 September Silberberg, M. S Principles of General Chemistry (second edition). New York: McGraw-Hill Companies. (E-Book). Taber, K. S Challenging Misconceptions in the Chemistry Classroom: Resources to Support Teachers. Educació Química EduQ, 4 (2009): Tüysüz, C Development of Two-Tier instrument and Assess Students` Understanding in Chemistry. Scientific Research and Essay, 4 (6):
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Oscar Prananda Pajaindo, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri Malang E-mail: o5c4r.prananda@gmail.com
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP HUKUM- HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X IPA DI MAN 3 MALANG
IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP HUKUM- HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X IPA DI MAN 3 MALANG Riski Norjana, Santosa, Ridwan Joharmawan Jurusan Kimia, FMIPA
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Tri Yunita Maharani, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang E-mail: menik.chant@yahoo.com
Lebih terperinciAlumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2
ISSN 1907-1744 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MATARAM MENGGUNAKAN ONE TIER DAN TWO TIER TEST MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Nabilah 1, Yayuk Andayani 2, Dwi Laksmiwati
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TWO TIER
P-ISSN : 2337-9820 E-ISSN : 2579-8464 DESEMBER 2017 Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran, Penelitian Pendidikan dan Sains MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA
Jurnal Pembelajaran Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 9-13 OJS Universitas Negeri Malang IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Aninda Indriani a, Ida Bagus Suryadharma b,
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH X TENTANG KEPERIODIKAN UNSUR MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER
MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH X TENTANG KEPERIODIKAN UNSUR MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER Ria Rahmaningsih, Prayitno, Yahmin Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG
ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG Nike Indriyani Hasim, Suhadi Ibnu, Ida Bagus Suryadharma Universitas Negeri Malang E-mail: nikeindriyani20@yahoo.co.id
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG
IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG Lailatul Maghfiroh, Santosa, Ida Bagus Suryadharma Jurusan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER Rofinda Gita Aini, Suhadi Ibnu, dan Endang Budiasih Jurusan Kimia, FMIPA Universitas
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 Dwi Fajar Yanti, Dermawan Afandy, Muhammad Su aidy Universitas
Lebih terperinciIdentifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli
Lebih terperinciBab IV Hukum Dasar Kimia
Bab IV Hukum Dasar Kimia Sumber: Silberberg, Chemistry :The Molecular Nature of Matter and Change Kalsium karbonat ditemukan pada beberapa bentuk seperti pualam, batu koral, dan kapur. Persen massa unsur-unsur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bandung. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas X dan XI yang telah mempelajari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Swasta di Kota Bandung, yaitu di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN
IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN 2012-2013 Reni Roikah, Fariati, dan Munzil Arief Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciHukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol
A. PENDAHULUAN Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan kimia), antara lain: 1) Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa.
Lebih terperinciPEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA
PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA Isnaini, Masriani, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email:
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono
KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono Semester Gasal 2012/2013 STOIKIOMETRI 2 STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI KIMIA SISWA SMA
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI KIMIA SISWA SMA Wiwi Siswaningsih, Nur Anisa, Nur Eka Komalasari, dan Indah R Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas
Lebih terperinciKhoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIAGNOSTIK BENTUK PILIHAN GANDA 2 TINGKAT UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI KALOR SISWA KELAS X-7 SMA LABORATORIUM UM Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT
512 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, hlm 512-520 ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC
Lebih terperinciStudi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa MAN Malang II Batu
Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa MAN Malang II Batu Diah Achirul Muslimah 1, Ida Bagus Suryadharma 1, Fauziatul Fajaroh
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA Anisa Matinu Saifullah, Wartono, Sugiyanto Universitas Negeri Malang E-mail:
Lebih terperinciKata kunci : pemahaman konsep, reaksi redoks, sel Volta, sel elektrolisis, tes diagnostik two tier.
MENGGALI PEMAHAMAN MAHASISWA KIMIA ANGKATAN TAHUN PERTAMA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG DALAM POKOK BAHASAN ELEKTROKIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER Evi Yulistia Heriyana, Sri Rahayu,
Lebih terperinci1. Hukum Lavoisier 2. Hukum Proust 3. Hukum Dalton 4. Hukum Gay Lussac & Hipotesis Avogadro
- - 1. Hukum Lavoisier 2. Hukum Proust 3. Hukum Dalton 4. Hukum Gay Lussac & Hipotesis Avogadro 1. Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi
Lebih terperinciTugas Kimia STOIKIOMETRI
Tugas Kimia STOIKIOMETRI NAMA ANGGOTA : 1. Nyoman Dharma Triyasa (10) 2. Komang Jnana Shindu Putra (17) 3. I.G.A Dharsasasmitha Yani (19) 4. Ni Putu Riska Valentini (25) 5. Putu Ayu Rosita Octaviani (26)
Lebih terperinciANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST Ita Asfuriyah 1), Sri Haryani 2), dan Harjito 2) 1 FMIPA, Universitas Negeri Semarang E-mail: aittata051@gmail.com
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Muhammad Ali Kurniawan, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang Email: muhammadalikurniawan@rocketmail.com
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 10-17 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia IDENTIFIKASI MISKONSEPSI
Lebih terperinciContoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kimia Kelas X (Implementasi Kurikulum 2013) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kimia Kelas X (Implementasi Kurikulum 2013) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 A. Identitas Identitas Sekolah : SMA / MA... (sebutkan nama sekolah) Mata Pelajaran
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH PADA PEMBELAJARAN MATERI STOIKIOMETRI DI SMA NEGERI 1 KANDANGAN
IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH PADA PEMBELAJARAN MATERI STOIKIOMETRI DI SMA NEGERI 1 KANDANGAN IMPLEMENTATION SCIENTIFIC APPROACH IN LEARNING ON STOICHIOMETRY IN SMA NEGERI 1 KANDANGAN Nurina Kusuma
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Persamaan Reaksi dan Perhitungan Kimia Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument
Lebih terperinciKata kunci: stoikiometri, keterampilan proses sains, LKS
92 PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI Aditya Eka Putra *, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 *Corresponding
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Edisi Pertama. Bandung: Rosda.
120 DAFTAR PUSTAKA Allahyari, T. dkk. (2010). Development and evaluation of a new questionnaire for rating of cognitive failures at work. International Journal of Occupational Hygiene, 3 (1), hlm. 6-11.
Lebih terperinciKata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan
Analisis Kesulitan Pemahaman Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic test di Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh Aida Auliyani, Latifah Hanum,
Lebih terperinciHUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2
HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA 1) Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ). Yaitu : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemilihan Kelas Penentuan kelas yang akan digunakan sebagai kelas pengembangan butir soal didasarkan pada rata-rata kelas pada ujian semester 1 kelas X MAN 1 Model Kota
Lebih terperinciUnesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014
VERIFIKASI STATUS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STOIKIOMETRI MENGGUNAKAN METODE CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) DAN METODE THREE-TIER DIAGNOSTIC TEST THE VERIVICATION OF STUDENT MISCONCEPTION STATUS
Lebih terperinciMahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 103-108 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia UPAYA PENINGKATAN
Lebih terperinciSTOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum
Lebih terperinciHukum Dasar Ilmu Kimia Sumber :
A Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber : wwwe-dukasinet Pernahkah Anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka, dan pada suatu waktu kita akan menemukan,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER
ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Rizky Dayu Utami 1, Salamah Agung 1, Evi Sapinatul Bahriah 1 1 Pendidikan Kimia Fakultas
Lebih terperinci6.1 HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
6.1 HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA 1. Hukum kekekalan massa oleh Antoine Laurent Lavoiser (1789). Lavoiser mengemukakan pernyataan yang disebut hukum kekekalan massa, yang berbunyi : Pada reaksi kimia, massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsep kimia merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa dengan berbagai alasan, diantaranya karena konsep kimia bersifat kompleks dan abstrak.
Lebih terperinciEFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KAPRA PADA MATERI ASAM-BASA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KAPRA PADA MATERI ASAM-BASA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA Rizky Arnadi Juan, Sri Rahayu, Prayitno Universitas Negeri Malang Email: rizkyjuan@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB V PERHITUNGAN KIMIA
BAB V PERHITUNGAN KIMIA KOMPETENSI DASAR 2.3 : Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro serta konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia (stoikiometri ) Indikator : 1. Siswa dapat menghitung
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB IV STOIKIOMETRI A. HUKUM GAY LUSSAC Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas yang bereaksi dan volum gas hasil reaksi berbanding
Lebih terperinciMINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH
MINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH Sri Haryani, Dian Listanti, Edy Cahyono,, Universitas Negeri Semarang e-mail: haryanimail@gmail.com,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 MALANG TAHUN AJARAN
IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 MALANG TAHUN AJARAN 2012-2013 Putri Arum Nilawati, Fariati, dan Munzil Arief Universitas Negeri Malang E-mail:
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT Wiwi Siswaningsih, Hernani, Triannisa Rahmawati (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mengkaji zat dari segi sifat, komposisi, struktur, ikatan, perubahan, dan pembuatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indah Rizki Anugrah, Mengungkap Miskonsepsi Topik Stoikiometri Pada Siswa Kelas X Melalui Tes Diagnostik Two-Tier
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (Depdiknas,
Lebih terperinciStoikiometri. Bab 3. Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Secara Mikro atom & molekul.
Bab 3 Stoikiometri Secara Mikro atom & molekul Secara Makro gram Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Perjanjian internasional: 1 atom 12 C beratnya 12 sma Jika ditimbang
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan sangat penting terutama dalam menumbuhkembangkan kemampuan menjelaskan secara mikro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan individu merupakan hasil dari proses membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dalam sistem kognisi individu
Lebih terperinciDEPENDENSI JENJANG KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN JENJANG KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454 DEPENDENSI JENJANG KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN JENJANG KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI DEPENDENCE STUDENT S LEVEL SCIENCE PROCESS SKILL AND
Lebih terperinci2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan subjek yang didasarkan pada konsep yang abstrak sehingga sulit dipahami, terutama ketika siswa ditempatkan pada posisi untuk mempercayai sesuatu
Lebih terperinciBAB IV HUKUM DASAR KIMIA
BAB IV HUKUM DASAR KIMIA KOMPETENSI DASAR : 2.1 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan Indikator : 1. Membuktikan berdasarkan percobaan bahwa massa zat sebelum
Lebih terperinciPENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA
PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA BARU JURUSAN KIMIA FMIPA UM ANGKATAN 2016 TENTANG FENOMENA PERUBAHAN MATERI
PERSEPSI MAHASISWA BARU JURUSAN KIMIA FMIPA UM ANGKATAN 2016 TENTANG FENOMENA PERUBAHAN MATERI M. Muchson*, Yunilia Nur Pratiwi**, Oktavia Sulistina*, Darsono Sigit* * Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER)
KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER) Rika Septina Ratih Universitas Negeri Malang Email: rikaseptinaratih@gmail.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PENGEMBANGAN
Lebih terperinciLOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar
LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,
Lebih terperinciAnalisis Kesalahan Konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia
Kesalahan Konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Muh. Afturizaliur Adaminata*, dan I Nyoman Marsih Diterima 3 Juni 2011, direvisi 20 Juni 2011, diterbitkan 23 September 2011 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciYusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak
IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan
Lebih terperinciHasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Hasil Analisis Pustaka Stoikiometri Analisis (kajian) kesesuaian antara ketiga pustaka stoikiometri dilakukan untuk mendapatkan kerangka struktur hiperteks yang memuat
Lebih terperinciMassa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma).
Bab 3 Stoikiometri Secara Mikro atom & molekul Secara Makro gram Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Perjanjian internasional: 1 atom 12 C beratnya 12 sma Jika ditimbang
Lebih terperinciSILABUS. Agustien Zulaidah,ST,MT. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok & Sub Materi pokok. Alokasi Waktu pengalaman belajar
SILABUS Mata Kuliah : Azas Rekayasa Proses Kode mata Kuliah / SKS : MTK 113 / 2 ( Dua ) Semester : II ( Dua ) Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah Azas Rekayasa Proses ini mata kuliah yang membahas tentang
Lebih terperinciPengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si
1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri
Lebih terperinciLOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur
LOGO STOIKIOMETRI Marselinus Laga Nur Materi Pokok Bahasan : A. Konsep Mol B. Penentuan Rumus Kimia C. Koefisien Reaksi D. Hukum-hukum Gas A. Konsep Mol Pengertian konsep mol Hubungan mol dengan jumlah
Lebih terperinciKONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI
BAB V KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI Dalam ilmu fisika, dikenal satuan mol untuk besaran jumlah zat. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai konsep mol yang mendasari perhitungan kimia (stoikiometri). A. KONSEP
Lebih terperinciKIMIA DASAR. Ashfar Kurnia, M.Farm., Apt.
KIMIA DASAR Ashfar Kurnia, M.Farm., Apt. ILMU KIMIA Kimia Ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang MATERIyang meliputi: Struktur materi Susunan materi Sifat materi Perubahan materi Energi yang menyertai
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER DAN MANFAATNYA DALAM MENGUKUR KONSEPSI KIMIA SISWA SMA
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER DAN MANFAATNYA DALAM MENGUKUR KONSEPSI KIMIA SISWA SMA Nahadi, Wiwi Siswaningsih & Rose Purnamasari Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciPENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK. Hebron Pardede
JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Halaman 148-153 PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK Hebron Pardede Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas
Lebih terperinciStoikhiometri : dan metron = mengukur. Membahas tentang : senyawa) senyawa (stoikhiometri. (stoikhiometri. reaksi)
STOIKHIOMETRI Stoikhiometri : Dari kata Stoicheion = unsur dan metron = mengukur Membahas tentang : hub massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikhiometri senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi (stoikhiometri
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) JURNAL PENELITIAN Oleh NUR LAILA IBRAHIM NIM: 441 411 077 UNIVERSITAS
Lebih terperinciKemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)
Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Neng Tresna Umi Culsum*, Ida Farida dan Imelda Helsy Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP
p-issn: 2087-9946 e-issn: 2477-1775 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP IDENTIFICATION OF
Lebih terperinci2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang bersifat sistematis, interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan
Lebih terperinciKonsep Mol. 1. Jumlah Partikel Dalam 1 Mol Zat
Konsep Mol Setiap zat yang ada di alam tersusun atas partikel-partikel bentuk atom, molekul, dan ion. Ukuran dan massa partikel-partikel zat tersebut sangat kecil sehingga kita kesulitan untuk mengukurnya.
Lebih terperincikimia Kelas X KONSEP MOL I K-13 A. Persamaan Reaksi
K-13 Kelas X kimia KNSEP ML I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami persamaan reaksi kimia dan komponen-komponennya. 2. Memahami cara
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Buku Teks Kimia SMA Kelas X 1. Identitas Buku Teks Kimia SMA Kelas X Buku yang menjadi obyek penelitian peneliti adalah buku teks kimia SMA kelas X jilid 1 materi
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI PADA MATERI LAJU REAKSI SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG
DESKRIPSI KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI PADA MATERI LAJU REAKSI SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG Widi Wahyudi *, Mahwar Qurbaniah dan Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP
Lebih terperinciDESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
ISSN 2338 3240 DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH Andhika Nugraha 1, I Komang Werdhiana 2, dan I Wayan Darmadi 3 Email: andhika_entrepreneur@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciA. HUKUM PERBANDINGAN VOLUM DAN HIPOTESIS AVOGADRO*
Di muka kita telah membahas tentang jenis perubahan materi. Bagian dari Kimia yang membahas hubungan kuantitatif (jumlah) antara zat-zat yang terlibat dalam suatu perubahan kimia atau reaksi kimia dikenal
Lebih terperinciTINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU
p-issn: 2088-6991 Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) e-issn: 2548-8376 (1-6) November 2016 TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DAN PENERAPAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER DALAM MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG ATOM DAN MOLEKUL
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 2, Juli 2014 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER DALAM MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG ATOM DAN MOLEKUL Laili
Lebih terperinciSumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change
Bab V Perhitungan Kimia Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Jumlah permen dalam stoples dapat diketahui jika berat dari satu permen dan seluruh permen diketahui. Cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan pendahuluan penelitian yang dilakukan. Pendahuluan meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian,
Lebih terperinciAnalisis Konsepsi Siswa dalam Materi Sistem Respirasi
Analisis Konsepsi Siswa dalam Materi Sistem Respirasi Safira Permata Dewi 1, Ari Widodo 2 1 Dosen Pendidikan Biologi, Universitas Sriwijaya. Jalan Raya Palembang-Prabumulih Km. 32 Ogan Ilir 2 Dosen Departemen
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA
1 IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA Ike Nuriva, Suhadi Ibnu, Yahmin Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang E-mail: einst.cke@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017), Hal. 22-28 IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION Trining Puji Astutik
Lebih terperinciKELAYAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK PADA MATERI ASAM- BASA DAN KESETIMBANGAN KELARUTAN
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 KELAYAKAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA TOPIK ASAM-BASA Dessy Rositasari, Nanda Saridewi, Salamah Agung Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah, dessy.rositasari@gmail.com
Lebih terperinciDESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK
DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK Vanny Anggraeni, Eny Enawaty, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN Email : vannyahardini@yahoo.com
Lebih terperinciStoikiometri. OLEH Lie Miah
Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Komala Eka Sari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Setelah pembelajaran dilakukan, guru perlu mengetahui
Lebih terperinci