BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 30 siswa pada mata pelajaran IPA, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) data hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 11. Tabel 11 Ketuntasan Hasil Belajar IPASebelum Tindakan No. Ketuntasan Jumlah Siswa Belajar Jumlah Persentase (%) Keterangan 1. Tidak Tuntas 17 56,67% Tidak Tuntas 2. Tuntas 13 43,33% Tuntas Jumlah 30 100% Rata-rata 71,6 Nilai terendah 60 Nilai tertinggi 85 Berdasarkan tabel 11 ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM=75) sebanyak 17 siswa atau 56,67%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 13 siswa dengan persentase 43,33%. Ketuntasan belajar siswa pada gambar 3. 49

50 Gambar 3 Hasil perolehan nilai sebelum tindakan (Prasiklus) SD Negeri Mrisi 2 Pra Siklus 43,33% 56,67% Tidak Tuntas Tuntas Berdasarkan persentase nilai ulangan harian IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 yang dijadikan sebagai nilai prasiklus dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM 75) dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa rendah dan rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, penggunaan metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran masih konvensional, pembelajaran masih berpusat pada guru, guru kurang memiliki ketrampilan menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan dibuat aktif. Akibatnya pembelajaran kurang menarik yang berakibat siswa menjadi jenuh, membosankan, siswa menjadi kurang berminat dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga terjadi hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan dan mengakibatkan pembelajaran berjalan kurang efektif.. Oleh sebab itu penulis melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Mrisi 2. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi berbantuan media animasi guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus. Berikut rincian tiap siklus :

51 4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 1 di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2. Pada siklus I akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 3 pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan untuk evaluasi). 4.1.2.1. Tahap Perencanaan Setelah memperoleh data hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 pada kondisi awal (pra siklus), pada siklus I peneliti melakukan diskusi formal dengan guru kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 untuk mendiskusikan waktu pelaksanaan dan hal-hal yang diperlukan dalam proses penelitian serta mempersiapkan kesiapan pengajar/guru kelas 5 untuk menggunakan metode demonstrasi berbantuan media animasi dalam proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyusun perangkat pembelajaran, yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang Gaya dan lembar kerja siswa (LKS). Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain animasi flash mengenai Gaya, alat peraga seperti bulu ayam, kelereng, magnet batang, jarum besi, logam besi, bolpoin, karet dan alat alat lain yang dibutuhkan. Selain itu peneliti juga membuat lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan guru untuk mengamati kinerja guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan Siklus I pertemuan pertama ini, yang dilaksanakan pada awal bulan maret. yaitu hari senin, 3 maret 2014. Karena bertepatan dengan hari senin sebelum pembelajaran di mulai seluruh murid-murid dan guru-guru serta staff SD Negeri Mrisi 2 mengikuti upacara rutin hari senin. Peneliti juga membantu menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk upacara serta membantu mengkoordinasi siswa dalam proses berjalannya upacara. Dalam pelaksanaan pembelajaran, pada kegiatan awal guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran, salam pembuka, dan berdo a. Selanjutnya pada sesi apersepsi guru melakukan kegiatan mendorong dan menarik meja, setelah guru dan siswa saling tanya jawab mengenai kegiatan yang dilakukan guru.

52 Pada tahap Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan sekilas mengenai Gaya. Langkah selanjutnya guru menayangkan animasi mengenai gaya, yang mana dalam animasi tersebut terdapat penjelasan materi, gambar, video mengenai gaya. Selain melihat dan mengamati animasi, siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pada tahap Demonstrasi, guru mendemonstrasikan mobil mainan diatas meja, kemudian siswa menanggapi kegiatan yang didemonstrasikan guru. Pada tahap Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah satu siswa untuk mendemonstrasikan bolpoin yang ujungnya terdapat karet dan bolpoin yang ujungnya tidak ada karetnya. Pada tahap yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa.dengan alokasi waktu dalam berdiskusi adalah 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri mendemonstrasikan hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mempunyai ketrampilan berbicara dan melatih mental berbicara didepan kelas. Selain membantu jalannya pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan kriteria lembar observasi guru dan siswa. (terlampir) Pada pertemuan yang kedua ini, dilaksanakan pada hari senin, 10 maret 2014. Langkah-langkah dalam proses pembelajaran hampir sama pada pertemuan yang pertama, namun hanya perbedaaan pada sub topik materi yaitu gaya magnet. Dalam pelaksanaan metode demonstrasi guru menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan diawali dengan olahraga kecil sebelum pembelajaran dimulai. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mendemonstrasikan magnet batang, siswa menanggapi kegiatan yanag dilakukan guru. Selanjutnyaada fase Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan sekilas mengenai kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan motivasi. Kemudian guru menayangkan animasi gaya magnet, yang mana didalam animasi tersebut terdapat penjelasan materi, gambar, video mengenai gaya magnet. Selain

53 melihat atau mengamati animasi siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dirasa penting. Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan cara membuat magnet dengan cara induksi. Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah satu siswa untuk mendemonstrasikan cara membuat magnet dengan cara induksi seperti yang didemonstrasikan oleh guru. Pada fase yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, pada tahap ini siswa berkumpul dengan kelompok yang telah dibagi pada pertemuan pertama. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) dan siswa bersama kelompoknya mendiskusikan lembar kerja siswa. Dalam berdiskusi alokasi waktu sama seperti pada pertemuan pertama yaitu 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri mendemonstrasikan hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mempunyai ketrampilan berbicara dan melatih mental berbicara didepan kelas. Selain membantu jalannya pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan kriteria lembar observasi guru dan siswa. (terlampir) Diduga semua siswa sudah paham betul mengenai prinsip pengungkit dan bidang miring, guru memberikan evaluasi singkat yang berupa tes lisan. Sebelum pembelajaran diakhiri guru memberikan motivasi kepada siswa serta manfaat magnet dalam kehidupan sehari-hari. Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Sabtu, 15 Maret 2013 dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan untuk evaluasi. Guru mengawali pertemuan ketiga ini dengan mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan dengan berdo a. Guru menyampaikan tujuan pertemuan kali ini adalah untuk melakukan evaluasi pada pertemuan pertama dan kedua., yaitu dengan mengerjakan 20 soal dan waktunya 25 menit. Setelah 25 menit siswa guru memberikan refleksi dan motivasi lalu mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

54 4.1.2.3. Tahap Observasi Hasil observasi guru dan siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 12 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Siklus I pertemuan 1 No Aspek Hasil Penilaian Obervasi 1 2 3 4 1. Pelaksanaan metode demonstrasi - 5 10 6 Pra Pembelajaran Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 2. Pemanfaatan sumber - - 1 1 belajar/media pembelajaran 3. Penilaian proses dan hasil - - 1 - Jumlah - 5 12 7 Persentase (%) - 20,83% 50% 29,17% Dari tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan I pembelajaran dengan metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori cukup sebesar 20,83%, kategori baik sebesar 50 % dan kategori sangat baik sebesar 29,17% dari keseluruhan kegiatan metode demonstrasi Tabel 13 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Siklus I pertemuan II No Aspek Hasil Penilaian Obervasi 1 2 3 4 1. Pelaksanaan model demonstrasi - 1 11 9 Pra Pembelajaran Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 2. Pemanfaatan sumber - - - 2

55 belajar/media pembelajaran 3. Penilaian proses dan hasil - - 1 - Jumlah - 1 12 11 Persentase (%) - 4,17% 50% 45,83% Dari hasil pengematan kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua di atas dapat diketahui bahwa metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori cukup sebesar 4,17%, kategori baik sebesar 50% dan kategori sangat baik sebesar 45,83% dari keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Untuk hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel 14 di bawah ini. Tabel 14 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Siklus I Pertemuan I No. Aspek Ya Tidak 1. Pra Pembelajaran 2-2. Kegiatan Awal 2 1 3. Kegiatan Inti 7 8 4. Penutup 1 - Jumlah 12 9 Persentase (%) 57,15 42,85 Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan I di atas, dapat diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode demonstrasi sebanyak 57,15% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 42,85% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21 item. Sedangkan untuk hasil observasi siswa pada siklus I pertemuan II dapat dilihat dari tabel 15 berikut.

56 Tabel 15 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Siklus I Pertemuan II No. Aspek Ya Tidak 1. Pra Pembelajaran 2-2. Kegiatan Awal 3-3. Kegiatan Inti 10 5 4. Penutup 1 - Jumlah 16 5 Persentase (%) 76,20 23,80 Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan II di atas, dapat diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode demonstrasi sebanyak 76,20% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 23,80% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21 item. Hasil lembar pengamatan pada siklus I pertemuan pertama aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks atau tahap-tahap metode demonstrasi dengan runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Dalam memulai guru sudah mampu mengkondisikan dan menarik perhatian siswa untuk terpaku pembelajaran dan dalam kegiatan inti, guru juga sudah melakukan kegiatan demonstrasi yang disertai penjelasan sederhana sesuai dengan tingkat berfikir siswa. Pada tahap latihan terbimbing siswa sangat antusias sekali dalam memperhatikan dan mendemonstrasikan alat peraga didepan kelas. Sebelum siswa mengerjakan lembar kerja siswa, guru juga sudah membagi kelompok secara heterogen serta mengarahkan dan membimbing siswa dengan baik untuk mendemonstrasikan hasil diskusinya didepan kelas. Dalam kegiatan akhir guru juga sudah mengarahkan siswa untuk bersama-sama menarik kesimpulan apa yang didapat pada pembelajaran kali ini dan setelah itu melakukan evaluasi.

57 Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat interaksi positif antara siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik dengan media animasi, hal itu terlihat dari rata-rata pandangan siswa saat melihat animasi-animasi saat ditayangkan suasana terlihat tenang. Dan media-media alat peraga yang digunakan guru dalam proses pembelajaran menggunakan alat peraga yang mudah dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan diantaranya yaitu penyampaian tujuan pembelajaran yang masih terlalu cepat, penyampaian pesan moral kepada siswa belum dilaksanakan, siswa belum sepenuhnya mendengarkan penjelasan kompetensi yang hendak dicapai secara seksama, siswa juga belum sepenuhnya mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan, siswa masih malu-malu dan belum terlalu aktif bertanya sehingga siswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kegiatan kelompok karena tidak berani memberikan pendapat ketika diskusi kelompok dilaksanakan. Dalam mendemonstrasikan hasil diskusi, dalam penggunaan bahasa siswa masih belum dapat mengungkapkan pendapat dengan lancar dan lugas. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran tidak terlalu cepat, adanya penyampaian pesan moral kepada siswa, dan guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab pertanyaan ataupun

58 mengungkapkan pendapatnya dengan baik, mampu menggunakan bahasa yang lugas dan lancar dalam diskusi kelompok maupun dalam mempresentasikan hasil diskusi. Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru pada pertemuan kedua yaitu pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap metode demonstrasi secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Guru juga sudah memperbaiki kelemahan yang dilakukan pada pertemuan pertama dengan baik. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan. Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai dengan seksama dan mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat interaksi positif antara siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa juga sudah berani mengungkapakan dengan bahasa yang lugas di depan kelas. Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan atas bimbingan guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan diantaranya yaitu pengelolaan waktu belum sempurna, siswa belum sepenuhnya mampu berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa masih malu-malu dalam proses diskusi sehingga siswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kegiatan kelompok karena tidak berani memberikan pendapat ketika diskusi kelompok

59 dilaksanakan. Dalam mendemonstrasikan hasil, diskusi meskipun siswa sudah berani menyampaikan hasil diskusi, namun saling tunjuk menunjuk untuk menentukan siapa yang akan maju kedepan melakukan demonstrasi hasil diskusi sehingga waktu menjadi lebih lama dari waktu yang telah dijadwalkan dan dalam penggunaan bahasa siswa belum dapat mengungkapkan dengan lancar dan lugas. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah pengelolaan waktu lebih ditingkatkan lagi, guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapatnya, guru harus lebih membimbing siswa agar mampu menggunakan bahasa yang lugas dan lancar baik dalam diskusi kelompok maupun dalam mendemonstrasikan hasil diskusi. Pada pertemuan ketiga siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah diberikan dengan tekun dan tenang. Siswa mengerjakan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. 4.1.2.4. Tahap Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas dan peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi bagi guru kelas, observer dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan metode demonstrasi kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnyadan pada kegiatan inti siswa sudah merasa bahwa dalam pembelajaran guru telah membuat siswa aktif dan dibuat aktif. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan

60 bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian atau penghargaan pada siswa. 4.1.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I, Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurna dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan kegiatan pembelajaran dan metode yang digunakan masih sama dengan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. 4.1.3.1. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang pengertian pengertian pesawat sederhana, jenis-jenis pesawat sederhana dan memberikan contoh alat-alat dilingkungan sekitar yang menggunakan prinsip pesawat sederhana. Alat atau media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain animasi flash tentang pesawat sederhana, gambar, lembar kerja siswa dan beberapa alat lain yang digunakan dalam pembelajaran selain itu peeliti juga membuat lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. 4.1.3.2. Tahap Pelaksanaan Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan hari senin, 17 maret 2014. Dalam pelaksanaan pembelajaran metode demonstrasi guru menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan diawali dengan olahraga kecil sebelum pembelajaran dimulai. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan menayangkan gambar mengenai pekerjaan yang sudah menggunakan prinsip pesawat sedehana dan belum menggunakan prinsip pesawat sederhana Pada fase Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan sekilas mengenai konsep pesawat sederhana. Kemudian guru menayangkan animasi tentang sederhana pada sub materi pengungkit dan bidang

61 miring, yang mana didalam animasi tersebut terdapat penjelasan materi, gambar, video mengenai prinsip kerja pengungkit dan bidang miring. Sama dengan siklus I, selain melihat atau mengamati animasi siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dirasa penting. Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan prinsip kerja pengungkit (gunting, staples dan pinset), guru dan siswa saling tanya mengenai kegiatan yang dilakukan guru. Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah satu siswa untuk mendemonstrasikan prinsip pengungkit yaitu mencabut paku dengan menggunakan tangan dan pencabut paku, kemudian siswa diminta membanding lebih mudah mencabut dengan tangan atau dengan pencabut paku. Selanjutnya pada fase yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, pada tahap ini siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa. Dan alokasi waktu dalam berdiskusi adalah 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri mendemonstrasikan hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mempunyai ketrampilan berbicara dan melatih mental berbicara didepan kelas. Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari senin 24 maret 2014. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang prinsip kerja katrol dan roda serta penggunaan katrol dan roda dalam kehidupan sehari-hari. Media yang digunakan antara lain materi pembelajaran yang sudah terdapat pada animasi, lembar kerja siswa (LKS), alat peraga yang digunakan adalah mobil mainan, gangsir, benang, tutup toples, kit katrol dan lain-lain. Dalam pelaksanaan metode demonstrasi guru menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan diawali dengan mengajak siswa keluar ruangan untuk mengamati roda motor disekitar parkir motor sekolah. Setelah 5 menit, guru mengajak siswa untuk masuk kembali keruangan.

62 Pada fase Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan sekilas mengenai konsep prinsip kerja roda berporos. Kemudian guru menayangkan animasi tentang roda dan katrol, yang mana didalam animasi tersebut terdapat penjelasan materi, gambar, video mengenai prinsip kerja roda. Selain melihat atau mengamati animasi siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dirasa penting. Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan prinsip katrol dan siswa memperhatikan dengan seksama. Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah satu siswa untuk mendemonstrasikan prinsip kerja pada roda. Pada fase yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, pada tahap ini siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa. Dan alokasi waktu dalam berdiskusi adalah 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri mendemonstrasikan hasil diskusinya. Dalam siklus kedua pertemuan kedua ini siswa sudah mampu menjelaskan alat yang didemonstrasikannya dengan baik dan benar serta dalam penyampaiannya menggunakan bahasa yang lugas dengan baik. Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari rabu, 9 April 2014 dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan untuk evaluasi. Siswa diminta mengerjakan 20 soal obyektif pilihan ganda dengan waktu 35 menit. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi. Guru memberikan refleksi dan motivasi lalu mengakhiri kegiatan pembelajaran serta mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa dalam penilitian ini.

63 4.1.3.3. Tahap Observasi Tabel 17 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Siklus II pertemuan I No Aspek Hasil Penilaian Obervasi 1 2 3 4 1. Pelaksanaan model demonstrasi - - 4 17 Pra Pembelajaran Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 2. Pemanfaatan sumber - - - 2 belajar/media pembelajaran 3. Penilaian proses dan hasil - - 1 - Jumlah - - 5 19 Persentase (%) - - 20,83 79,17% Dari tabel 17 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan I metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori baik sebesar 20,83% dan kategori sangat baik sebesar 79,17% dari keseluruhan kegiatan dengan metode demonstrasi. Sedangkan untuk hasil observasi Aktivitas guru Siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 18. Tabel 18 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Siklus II pertemuan II No Aspek Hasil Penilaian Obervasi 1 2 3 4 1. Pelaksanaan model demonstrasi - - 2 19 Pra Pembelajaran Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 2. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran - - - 2

64 3. Penilaian proses dan hasil - - 1 - Jumlah - - 3 19 Persentase (%) - - 12,5% 87,5 % Dari tabel 18 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan II metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori baik sebesar 12,5% dan kategori sangat baik sebesar 87,5% dari keseluruhan kegiatan dengan metode demonstrasi. Tabel 19 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Siklus II Pertemuan I Dari data tabel 19 hasil observasi siswa siklus II pertemuan I di atas, dapat diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode demonstrasi sebanyak 80,96% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 23,80% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21 item. Sedangkan untuk hasil observasi siswa pada siklus II pertemuan II dapat dilihat dari tabel 20 berikut. No. Aspek Ya Tidak 1. Pra Pembelajaran 2-2. Kegiatan Awal 3-3. Kegiatan Inti 11 4 4. Penutup 1 - Jumlah 17 4 Persentase (%) 80,96 23,80

65 Tabel 20 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Siklus II Pertemuan II No. Aspek Ya Tidak 1. Pra Pembelajaran 2-2. Kegiatan Awal 3-3. Kegiatan Inti 13 2 4. Penutup 1 - Jumlah 19 2 Persentase (%) 90,47 9,53 Dari data tabel hasil observasi siswa siklus II pertemuan II di atas, dapat diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode demonstrasi sebanyak 90,47% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 9,53% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21 item. Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan tingkat berpikir siswa SD, dan kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa yang aktif karena guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap metode Demonstrasi secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Dalam memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga permasalahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.guru juga sudah memberikan penguatan terhadap pendapat siswa untuk memotivasi siswa agar lebih bernai mengemukakan pendapatnya. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah membagi siswa

66 menjadi kelompok secara heterogen. Guru juga membimbing siswa dalam melakukan pendemonstrasian alat peraga dengan baik. Dalam kegiatan akhir, guru juga sudah melakukan refleksi, dan memberikan pesan moral kepada siswa terhadap materi yang disampaikan. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan. Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik, dan siswa juga sudah mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan oleh guru. Pada kegiatan inti siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan sudah aktif bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam diskusi kelompok, sudah terdapat interaksi positif baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa juga sudah berani mempresentasikan hasil belajar di depan kelas. Dalam penggunaan bahasa siswa sudah mulai mampu mengungkapkan pendapatnya dengan lancar meskipun bahasanya juga belum sepenuhnya lugas. Pada kegiatan penutup siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. 4.1.3.4. Tahap Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas

67 segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru dan peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPA melalui metode demonstasi berbantuan animasi bagi guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan animasi kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan pemberian penguatan baik berupa pujian maupun penghargan. Namun meskipun demikian masih tetap diperlukan perbaikan secara berkesinambungan agar hasil belajar yang sudah mulai meningkat lebih dapat berkembang dan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar.

68 4.2. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisa data. Adapun penjabarannya akan dibahas pada masing-masing subbab yaitu : 4.2.1. Deskripsi Data 4.2.1.1. Deskripsi Data Siklus I Deskripsi data pada siklus I terdiri dari hasil pengamatan kinerja guru pertemuan pertama dan kedua, hasil pengamatan kinerja siswa pertemuan pertama dan kedua, serta hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I. Tabel 16 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 No Interval Frekuensi Persentase 1 60-70 10 33,33% 2 71-80 1 3,33% 3 81-90 11 36,67% 4 91-100 8 26,67% Jumlah 30 100% 4.2.2.2. Deskripsi Data SIklus II Tabel 21 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 No Interval Frekuensi Persentase 1 60-70 1 3,33% 2 71-80 3 10 % 3 81-90 14 46,67% 4 91-100 12 40% Jumlah 30 100%

69 4.2.2. Analisis Data Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. 4.2.2.1. Analisis Ketuntasan Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi berbantuan media animasi pada mata pelajaran IPA, siswa kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 pada semester 2 Tahun 2013/2014. Ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 ini dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini : No. Ketuntasan Belajar Tabel 22 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester II 2013/2014 Jumlah Siswa Jumlah Persentase (%) Keterangan 1. Tidak Tuntas 7 23,34 % Tidak Tuntas 2. Tuntas 23 76,66 % Tuntas Jumlah 30 100% Rata-rata 85,83 Nilai terendah 65 Nilai tertinggi 100 Berdasarkan tabel 17 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KKM 75 dicapai oleh 23 siswa atau 76,66% dan 7 siswa lainnya atau 23,34% dari seluruh siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam belajar IPA. Ketuntasan belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti gambar sebagai berikut.

70 Gambar 4 Hasil Belajar Siklus I SD Negeri Mrisi 2 HASIL SIKLUS I Tidak Tuntas 23,34% Gambar diatas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam belajar adalah sebesar 76,66%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 23,34%. Sedangkan ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini dapat ditunjukkan melalui tabel 24 dibawah ini : No. Ketuntasan Belajar Tuntas 76,66% Tabel 24 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 2013/2014 Jumlah Siswa Jumlah Persentase (%) Keterangan 1. Tidak Tuntas 1 3,34 % Tidak Tuntas 2. Tuntas 29 96,66 % Tuntas Jumlah 30 100% Rata-rata 89 Nilai terendah 70 Nilai tertinggi 100 Berdasarkan tabel 24 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KKM 75, dicapai oleh 29 siswa atau 96,66% dan pada siklus II ini juga masih terdapat 1 siswa yang belum mencapai KKM 75. Ketuntasan hasil belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti gambar sebagai berikut :

71 Gambar 5 Hasil Belajar Siklus II SD Negeri Mrisi 2 SIKLUS II Tidak Tuntas 3% Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa 96,66% siswa telah tuntas mencapai KKM 75 dan 1 siswa yang belum tuntas mencapai KKM 75 dalam belajar IPA. 4.2.2.2. Analisis Komparatif Berdasarkan hasil analisis ketuntasan dilakukan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra siklus. Analisis komparatif dilakukan dengan menyajikan data ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II dalam satu tabel 24 No Tabel 24 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Nilai Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester II tahun 2013/2014 Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah Siswa Tuntas 97% Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) 1. Tuntas 13 43,33% 23 76,66% 29 96,66% 2. Tidak 17 56.67% 7 23,34% 1 3,34% Tuntas Jumlah 30 100% 30 100% 30 100

72 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus hingga pelaksanaan siklus 2. Untuk memvisualisasikan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra siklus dapat digambarkan dalam diagram berikut : Gambar 6 Analisis Komparatif Analisis Komparatif 40 30 20 10 0 Pra Siklus SIKLUS I SIKLUS II Tuntas Tidak Tuntas 4.3. Pembahasan Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan ditemukan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan penyampaian materi dengan metode konvensional dan tanpa media yang mendukung dalam penyampaian materi pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, sehingga keaktifan dan kekreatifan siswa sama sekali tidak terlihat. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang, siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kekreatifan siswa maupun gagasan yang muncul dan siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran yang dilakukan guru tidak menunjukkan proses pembelajaran aktif dan dibuat aktif, sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA siswa rendah,. Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 68,5. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM 75) hanya 11 siswa dengan persentase 36,66% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 19

73 siswa dengan persentase 63,34%. Nilai tertinggi yang didapatkan siswa sebelum tindakan sebesar 81 sedangkan nilai terendahnya sebesar 54. Adanya perbedaan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas menjadi masalah yang harus segera diatasi. Tuntasnya ke-11 siswa ini dikarenakan sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja dan ke 11 siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan temantemannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 19 siswa yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan saja mereka belum bisa memahami sepenuhnya tentang materi yang disampaikan, sehingga diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam tahapan operasional konkrit (7-11 th). Siswa akan lebih paham bila siswa mencari, membuat dan melakukan sendiri serta terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPA siswa dalam proses pembelajaran, maka diperlukan metode pembelajaran yang cocok dan tepat. Menurut Muslichah (2006:23) tujuan pembelajaran IPA di SD adalah Untuk menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, mengembangkan gejala alam, sehingga siswa dapat berfikir kritis dan objektif. Dapat disimpulkan bahwa tujuan pemebelajaran IPA di SD adalah siswa dituntut berinteraksi langsung dan kritis mengembangkan keterampilan proses dan memecahkan masalah dalam kehidupan yang dialami. Untuk itu peneliti mencoba mengatasi masalah hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 dengan menggunakan metode demonstrasi. Menurut Udin S. Winata Putra, dkk (2004:424), Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk mempetunjukkan proses tertentu. Dari pernyataan Udin S. Winata Putra peneliti dapat simpulkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi siswa akan berinteraksi dan mengamati langsung obyek yang dipelajari, apalagi ditambah dengan

74 media animasi dalam proses pembelajaran, tentu siswa akan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Peneliti perencanaan dengan berdiskusi dengan guru kelas 5 SD Negeri Mrisi untuk mendiskusikan hal-hal yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah hasil belajar siswanya dan waktu pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan animasi di SD tersebut. Setelah peneliti melaksanakan penelitian didapatkan hasil belajar pada Siklus I dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan media animasi siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) sebanyak 23 siswa dengan persentase 76,66% dan siswa yang mencapai nilai di bawah KKM sebanyak 7 siswa dengan persentase 23,34. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 85,83 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terendahnya 65. Dibandingkan kondisi awal hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan, namun peneliti belum merasa puas karena belum sesuai yang diharapkan. Untuk itu peneliti melakukan tindak lanjut dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I dan memecahkan masalahnya. Siklus II dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan animasi siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) sebanyak 29 siswa atau 96,66% dan masih 1 siswa yang belum bisa mencapai diatas KKM 75. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 89 sedangkan nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya 70. Hasil yang sangat fantastis jika dibandingkan pada prasiklus. Namun masih ada satu siswa yang belum mencapai KKM 75. Setelah ditelusuri ternyata anak tersebut mengalami gangguan kesulitan dalam hal membaca. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nur Khasanah dalam skripsi PTK yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas V SDN Cepokokuning Kabupaten Batang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Peneliti menggunakan metode pembelajaran yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari dan melakukan sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari dan siswa dilibatkan sejak perencanaan sampai akhir dan siswa dituntut untuk memiliki

75 kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media animasi dalam belajar, bekerjasama dalam kelompok dan membuat kesimpulan dari hasil kerja kelompok serta mendemonstrasikan hasil kerjanya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. Situasi pembelajaran seperti ini mendukung efektivitas proses pembelajaran dan dengan langsung terlibat pada aktivitas (learning by doing) siswa akan lebih memahami dan mengerti materi yang dipelajari.