Bab 2. Landasan Teori. Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Tinjauan Pustaka

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 2. Tinjauan Pustaka

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

SKRIPSI KOMPONEN DAN JENIS-JENIS TINDAK TUTUR "STAF RECEPTION" DENGAN TAMU JEPANG DI SAKURA BALI ESTHETICS SPA

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

STRATEGI PENGGUNAAN TUTURAN MEMINTA MAAF DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM KIMI NI TODOKE KARYA NAOTO KUMAZAWA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

BAB 2 LANDASAN TEORI

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

Bab 3. Analisis Data. terdapat dalam drama serial televisi Bara No Nai Hanaya episode 1-5 dan

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BJ システムについて Mengenai BJ System

Bab 2. Landasan Teori. Dalam metode pengajaran, perlu diketahui konsep yang melatarbelakangi

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS ALIH KODE CAMPUR KODE DALAM ANIME " DANSEI KOUKOUSEI NO NICHIJOU Ep.1 dan 3. Carla Amelia Iarr

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

MAKNA IMPLIKATUR AKIBAT PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KOMIK KIMI NI TODOKE KARYA SHIINA KARUHO (KAJIAN PRAGMATIK)

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kridalaksana dalam Kushartanti ( 2005,hal.3),bahasa mempunyai enam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

PRAANGGAPAN ANTARA PENUTUR DENGAN PETUTUR DALAM DRAMA: NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

Transkripsi:

Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pragmatik Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakainya. Menurut Yule (1996: 3), pragmatik dapat didefinisikan sebagai (1) bidang yang mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Hal ini juga didukung oleh Ishii (2006: 34) yang mengatakan bahwa: 語用論とは言語とその使用者 意図 状況などとの関係を研究する言語学の一分野です Terjemahan: Yang dimaksud dengan pragmatik adalah bidang dalam linguistik yang meneliti tentang hubungan bahasa dengan pemakai, maksud, dan situasi. Perbedaan antara pragmatik dengan semantik adalah: 1. Semantik mempelajari makna, yaitu makna kata dan makna kalimat, sedangkan pragmatik mempelajari maksud ujaran, yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan. 2. Kalau semantik bertanya Apa makna X? maka pragmatik bertanya Apa yang Anda maksudkan dengan X? 3. Makna yang dikaji dalam semantik bersifat bebas konteks, artinya tidak tergantung pada konteks dimana, kapan, bagaimana, dan oleh siapa ujaran itu dilakukan. Seperti 7

yang dirumuskan secara singkat oleh Kaswanti Purwo (1990: 16) bahwa semantik bersifat bebas konteks (context independent), sedangkan pragmatik bersifat terikat konteks (context dependent). Hal ini didukung oleh Takahashi dan Kusunose (2003) yang mengatakan bahwa: 文全体の意味のうち 言内の意味は 意味論の担当分野です そして 言外の意味が 語用論の担当分野ということになります 意味論では 与えられた文の意味以外の情報は出てこないのですが 語用論は ある文が発せられた状況や場面性により推測される Terjemahan: Diantara arti dari keseluruhan kalimat, arti yang tersurat merupakan arti yang terkandung dalam semantik, sedangkan arti yang tersirat merupakan arti yang terkandung dalam pragmatik. Dalam semantik tidak ada informasi (arti) lain selain arti sebenarnya dari kalimat tersebut, namun pada pragmatik arti dari suatu kalimat dapat diperkirakan dari situasi dan kondisi yang ditunjukkan. Dalam pragmatik, bahasa atau yang secara spesifik disebut dengan tuturan, dikaji berdasarkan konteks yang sesuai dengan lingkungan sosial budaya tempat tuturan tersebut diucapkan. Penutur bertutur dengan petutur untuk menafsirkan sebuah tuturan bedasarkan konteks tuturan tersebut. Manfaat belajar bahasa melalui teori pragmatik adalah bahwa seseorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan mereka, jenis-jenis tindakan yang mereka perlihatkan ketika mereka sedang berbicara. 8

2.2 Teori Tindak Tutur Ketika kita ingin menyampaikan atau mengungkapkan pesan kepada orang lain, kita tidak hanya menghasilkan tuturan yang mengandung struktur gramatikal saja, tapi juga memperlihatkan tindakan-tindakan melalui tuturan-tuturan tersebut. Tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan biasanya disebut tindak tutur, dan dalam bahasa Inggris biasanya diberi label yang lebih khusus, misalnya permintaan maaf, keluhan, pujian, undangan, janji atau permohonan (Yule, 1996: 82). Aijmer (1996:33) menekankan bahwa ungkapan terima kasih biasanya dibahas dalam tindak tutur, berfungsi sebagai penanda kesopanan dan sebagai elemen pembentuk wacana. Konsep tutur berhubungan dengan manifestasi bahasa dalam bentuk lisan. Tutur merupakan ujaran lisan atau rentang pembicaraan yang didahului dan diakhiri dengan kesenyapan pada pihak pembincang. Sebuah tutur adalah penggunaan atau pemakaian sepenggal bahasa, seperti rentetan kalimat, sebuah frase, atau sepatah kata, oleh seorang pembincang, pada suatu kesempatan atau peristiwa tertentu (Parera, 2004: 262). Tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu tuturan akan mengandung tiga tindak yang saling berhubungan, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi, seperti yang dijelaskan oleh Austin dalam Tamahashi (2009) dibawah ini. 発話とは行為 (act) であり その意味は 話し手が聞き手に対して与える効力 (force) だとし 発話行為の基本的側面を発語行為 (locutionary act) 発語内行為 (illocutionary act) 発語媒介行為 (perlocutionary act) の 3 つに分類した 発話行為とは文を発する行為のことを指し 発語内行為とは 話し手の伝達意図を相手に認識させることである また 発語媒介行為とは 文が発話されたことによって発語内行為が伝わり 相手に何かをさせることである 発話とは 状況や話し手と聞き手との関係などによって 話し手が伝えたいことを必ずしも正確に相手に伝えられるわけではない 9

Terjemahan: Tuturan adalah tindakan. Maksudnya, ucapan yang diberikan oleh penutur kepada petutur harus tersampaikan dengan jelas. Pada umumnya tindak tutur dibagi menjadi tiga, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Yang dimaksud dengan tindak lokusi adalah tindakan yang menunjuk kepada pengucapan kalimat. Tindak ilokusi adalah tindakan memahami maksud yang dikirimkan oleh penutur kepada petutur. Lalu, yang dimaksud dengan tindak perlokusi adalah tindakan untuk merespon kalimat yang diujarkan atau menyuruh sesuatu kepada petutur. Tindak-tindak ini berawal dari pembedaan antara ujaran konstantif dan performatif yang dikemukakan oleh John Austin. Austin adalah orang yang pertama kali mengungkapkan gagasan bahwa bahasa dapat digunakan untuk melakukan tindakan melalui pembedaan antara ujaran konstantif dan performatif. Ujaran konstantif mendeskripsikan peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan di dunia, sehingga ujaran ini dapat dikatakan benar atau salah. Sebaliknya, ujaran performatif tidak mendeskripsikan atau menyatakan apapun, tidak benar atau salah. Tuturan performatif menyatakan bahwa tutur itu akan dilaksanakan atau terlaksana. Contohnya, Dia berjanji akan menggarap rumahnya merupakan ujaran konstantif, karena ujaran tersebut merupakan sebuah laporan tentang suatu peristiwa yang telah terjadi. Apabila ujaran ini benar terjadi, maka ujaran ini merupakan ujaran konstantif yang benar. Lalu, Saya berjanji akan pulang lebih awal merupakan ujaran performatif karena pengujaran yang sebenarnya merupakan suatu tundakan berjanji. Keadaan yang diciptakan oleh ujaran ini dapat menjadi landasan bagi ujaran konstantif selanjutnya, apakah benar atau salah. 1. Tindak Lokusi Tindak lokusi, yang merupakan tindak dasar tuturan menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Menurut Austin dalam Cummings (2007: 9), tindak lokusi kira-kira sama dengan pengujaran kalimat tertentu, yang sekali lagi kira-kira sama 10

dengan makna dalam pengertian tradisional. Bagi Austin, tujuan penutur dalam bertutur bukan hanya untuk memproduksi kalimat-kalimat yang memiliki pengertian dan acuan tertentu. Tujuannya adalah untuk menghasilkan kalimat-kalimat dengan pandangan untuk memberikan kontribusi jenis gerakan interaksional tertentu pada komunikasi. 2. Tindak Ilokusi Tindak ilokusi adalah tindak bahasa yang dibatasi oleh konvensi sosial. Maksudnya, tindak ini berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan, dan di mana tindak tutur itu dilakukan. Hal ini dijelaskan oleh Austin dalam Tamahashi (2009), yaitu: 発話とは 状況や話し手と聞き手との関係などによって 話し手が伝えたいことを必ずしも正確に相手に伝えられるわけではない Terjemahan: Tuturan itu berhubungan dengan situasi, penutur, dan petutur. Sesuatu yang ingin disampaikan oleh penutur tidak selalu tersampaikan kepada petutur dengan tepat. Tindak ilokusi meliputi meminta maaf, memberi selamat, memberikan ijin, berterima kasih, menyapa, menyindir, berjanji, lamaran pernikahan, dan protes. Misalnya, kalimat I am very grateful to you for all you have done for me merupakan suatu bentuk tindak terima kasih dalam bahasa Inggris (Parera, 2004: 268). 3. Tindak Perlokusi Tindak perlokusi yang dilaksanakan oleh seorang pembicara adalah tindak tutur untuk menimbulkan atau menyebabkan konsekuensi tertentu pada pendengar atau pembaca atau orang yang lain (Parera, 2004: 269). Misalnya, ketika seorang anak 11

menaiki pagar rumah orang dan bertutur Celana saya terkait di kawat pagar, maka tutur ini dapat menyebabkan temannya atau orang yang bersamanya merasa panik takut tertangkap basah oleh pemilik rumah atau bahkan segera menolongnya. Pemaknaan tutur ilokusi dan perlokusi berhubungan erat dengan tata nilai, tata budaya, adat istiadat, dan tata krama masyarakat pemakai bahasa. Menurut sistem klasifikasi umum ada lima jenis fungsi umum (makro fungsi) dari tindak tutur, yaitu deklarasi, representatif, eksperesif, direktif, dan komisif. 1. Deklarasi Deklarasi ialah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan. Misalnya, ketika seorang Pendeta mengatakan I now pronounce you husband and wife (sekarang saya menyebut Anda berdua suami-istri) kepada sepasang pengantin dalam pernikahan. Oleh karena itu, penutur harus memiliki peran institusional khusus, dalam konteks khusus, untuk menampilkan suatu deklarasi secara tepat. Pada waktu menggunakan deklarasi penutur mengubah dunia dengan kata-kata. 2. Representatif Representatif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini penutur kasus atau bukan. Misalnya, penutur mengatakan The eart is flat (bumi itu datar). Pernyataan suatu fakta, penegasan, kesimpulan, dan pendeskripsian seperti contoh tersebut, merupakan contoh dunia sebagai sesuatu yang diyakini oleh penutur yang menggambarkannya. 12

3. Ekspresif Ekspresif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Tindak tutur itu mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan. Misalnya, penutur mengatakan I m really sorry (sungguh, saya minta maaf) dan Congratulation! (Selamat!). Tindak tutur yang digambarkan pada contoh tersebut menyangkut pengalaman penutur. Pada waktu menggunakan ekspresif penutur menyesuaikan kata-kata dengan perasaannya. 4. Direktif Direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Direktif meliputi perintah, pemesanan, permohonan, pemberian saran, dan bentuknya dapat berupa kalimat positif maupun negatif. Contohnya: Could you lend me a pen, please? (dapatkan anda meminjami saya sebuah pena?) dan Don t touch that! (Jangan sentuh itu!). 5. Komisif Komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Komisif dapat berupa janji, ancaman, penolakan, ikrar, dan dapat ditampilkan sendiri oleh penutur atau penutur sebagai anggota kelompok. Contohnya: I ll be back (Saya akan kembali) dan We will not do that (Kami tidak akan melakukan itu). 13

2.3 Teori Orei ( お礼 ) Orei ( お礼 / 御礼 )adalah ungkapan rasa terimakasih atas sesuatu yang kita terima. Orei berasal dari kata rei ( 礼 ) yang menurut Matsuura (1994: 797) berarti kesusilaan, kesopanan, ucapan terima kasih, dan balas jasa. Dan diberi awalan o( お / 御 ) yang memberikan kesan lebih sopan, seperti yang dikatakan oleh Hayashi (2000: 112) bahwa ketika kita hendak mengatakan sesuatu secara sopan, apapun itu apabila dibubuhkan o( お ) maka akan timbul perasaan yang lebih baik. Bagi orang Jepang Orei itu sangat penting dan merupakan suatu keharusan. Apabila tidak melakukannya maka akan dianggap tidak sopan bahkan tidak berpendidikan. Ide (2009) mengatakan: 日本人は お礼は 最低一 二度は言うべきだし 繰り返し言っても それは誉められこそすれ 批判されることはない と思っています 好意を受けたことに対して それに対する感謝をいろいろな形で表明することは良いことだと思っています Terjemahan: Bagi orang Jepang, Orei itu minimal sekali dua kali harus diucapkan. Berulang kali diucapkan pun, seperti halnya memuji, saya pikir tidak akan dikritik. Ketika kita menerima kemurahan hati dari orang lain, menurut saya alangkah lebih baik menyatakan bermacam-macam bentuk ucapan terima kasih. Orei dapat dinyatakan dengan ucapan seperti ありがとうございます, お世話になりま した, いただきます, dan sebagainya, dan dengan perbuatan yaitu memberi sesuatu yang biasa disebut dengan okurimono ( 贈り物 ), seperti yang dijelaskan oleh Ide (2009): 日本では 誰かにお世話になれば 後で お世話になりまして ありがとうございます と言って 贈り物を渡すことがあります 14

Terjemahan: Di Jepang, apabila mendapat bantuan dari seseorang, sesudahnya akan mengatakan osewa ni narimashite, arigatou gozaimasu, dan memberikan hadiah (okurimono). Bagan 2.1 Thanking Strategies Thanking Strategies Explisit Implisit Emotional Non-emotional Emotional Non-emotional A B E C D F G H Code to strategies: (A) thanking somebody explicity e.g. thank you, thanks (B) expressing gratitude e.g. I am grateful (C) Expressing appreciation of the addressee e.g. that s kind of you, that s nice (of you) (D) Expressing appreciation of the act e.g. that s lovely, it s appreciated (E) Acknowledging e debt of gratitude e.g. I owe a debt of gratitude to (F) Stressing one's gratitude e.g. I must thank you (G) Expressing emotion e.g. oh (thank you) (H) Commenting on one s own role by e.g. I am an ingrate, I m so careless suppressing one s own importance (self-denigration) Sumber: Aijmer (1996: 37) Ketika seseorang mengekspresikan atau mengungkapkan rasa terima kasihnya, ada yang disebut dengan strategi-strategi dalam berterima kasih (strategies of thanking). Gagasan ini diungkapkan oleh Haverkate. Haverkate mengusulkan bahwa strategistrategi dalam berterima kasih (strategies of thanking) merupakan perwujudan dari tindak tutur (Aijmer, 1996:35). Sesuai dengan yang diungkapkannya ada 8 strategi, dimana strategi-strategi tersebut diklasifikasikan berdasarkan langsung atau tidak langsung (direct / indirect) dan tingkatan emosional. Strategi-strategi tersebut adalah: 15

1. Thanking somebody explicitly (mengucapkan terima kasih kepada seseorang secara eksplisit) Merupakan strategi yang paling langsung (direct). Strategi ini dilakukan dalam situasi informal dengan mengatakan secara langsung kata-kata yang mengungkapkan terima kasih dan tidak berupa kalimat lengkap. Contoh: thank you, thanks. 2. Expressing gratitude (menyatakan terima kasih) Strategi ini juga merupakan strategi langsung (direct), tetapi mengarah pada perasaan bersyukur. Strategi ini digunakan juga pada keadaan yang formal. Contoh: I m grateful 3. Expressing appreciation of the addressee (menyatakan penghargaan diri pembicara) Strategi ini tidak mengungkapkan terima kasih secara langsung (indirectly). Meskipun begitu, pengungkapannya tergantung pada kondisi atau situasi seseorang yang mengungkapkannya. Strategi ini dilakukan ketika seseorang yang menerima pertolongan atau kebaikan dari orang lain merasa berterima kasih dan ingin mengekspresikan rasa terima kasihnya tersebut terhadap pelakunya. Contoh: that s kind of you, that s nice (of you). 4. Expressing appreciation of the act (menyatakan penghargaan atas perbuatan yang dilakukan orang lain) 16

Strategi ini juga merupakan strategi tidak langsung (indirectly). Strategi ini dilakukan ketika seseorang yang mendapat pertolongan merasa berterima kasih dan mengungkapkan penghargaannya terhadap tindakan tersebut. Contoh: that s lovely, it s appreciated,good job. 5. Acknowledging a debt of gratitude (mengakui hutang rasa terima kasih) Strategi ini merupakan strategi langsung (direct) namun tidak melibatkan perasaan (non-emosional) karena penerima pertolongan atau kebaikan (penutur) merasa berhutang budi dan membayarnya dengan berterima kasih. Strategi ini sering ditemukan pada tulisan (karangan) berupa ungkapan terima kasih kepada guru atau keluarga pada skripsi, atau pada situasi tertentu. Contoh: I owe a debt of gratitude to... 6. Stressing one s gratitude (menekankan rasa terima kasih seseorang) Stategi ini merupakan strategi tidak langsung (indirectly) namun melibatkan perasaan (emosional). Dalam strategi ini penutur menekankan pengucapannnya untuk memberikan kesan bahwa penutur benar-benar berterima kasih atau memiliki kewajiban untuk berterima kasih. Contoh: thank you very much, I must thank you. 7. Expressing emotion (mengekspresikan emosi) Secara harafiah berarti ungkapan keterkejutan dan dihubungkan dengan emosi tingkat tinggi. Strategi ini biasanya berhubungan dengan ekspresi wajah. Contoh: Oh...(thank you), wow (thank you). 17

8. Commenting on one s own role by suppressing one s own importance (selfdenigration)(mengomentari keunggulan peran seseorang dengan merendahkan diri sendiri (ke-hambaa-an)) Merupakan strategi tidak langsung (indirect) dan non-emosional. Strategi ini hanya ditemukan pada tulisan (karangan), dan selalu bersama dengan strategi-strategi lainnya. Contoh: I m so careless, I m an ingrate. 2.3.1 Jenis-jenis Ungkapan Terima Kasih ( お礼の表現 ) Menurut Kaneko Ada bermacam-macam ungkapan terima kasih (orei no hyougen) dalam bahasa Jepang yang diungkapkan tergantung pada situasi. Berikut ini adalah jenis-jenis ungkapan terima kasih menurut Kaneko ( 1997: 24): 1. Arigatou ( 有り難う ) Arigatou merupakan ungkapan terima kasih yang paling umum dan sering diucapkan. Ungkapan ini memiliki variasi bentuk sesuai dengan situasi informal sampai situasi yang diharuskan bersifat sopan, yaitu: Doumo arigatou, Arigatou gozaimasu, dan Doumo arigatou gozaimasu. Kata arigatou berasal dari kata aru ( ある ) yang berarti ada dan katai ( 難い ) yang berarti sulit, sehingga ungkapan ini dapat diartikan ada sesuatu yang sulit di dalam hati ketika menerima suatu barang atau perlakuan atau pertolongan dari orang lain. 18

2. Sumimasen ( 済みません ) Ungkapan ini biasa digunakan untuk berterima kasih kepada seseorang yang telah atau akan melakukan sesuatu kepada kita. Ungkapan yang sejenis yang digunakan untuk berterima kasih kepada seseorang yang telah selesai melakukan sesuatu kepada kita adalah Go-meiwaku o kakemashita dan O-tesuu o kakemashita. Sama halnya dengan Arigatou, tanggapan yang baik untuk menjawab Sumimasen adalah Dou itashi masihte (sama-sama). Sumimasen dapat digunakan juga untuk mengungkapkan permintaan maaf. Oleh sebab itu, Mizutani (1993: 37) mengatakan bahwa ungkapan ini merupakan ungkapan terima kasih yang bersifat meminta maaf (apologetic expressions of gratitude). Dalam bahasa Jepang, terima kasih (gratitude) memiliki hubungan yang erat dengan permintaan maaf (apology) karena telah memberikan atau menyebabkan kesusahan kepada orang lain. 3. Osewa ni narimashita ( お世話になりました ) Ungkapan ini sangat baik digunakan untuk mengungkapkan terima kasih kepada seseorang yang telah meluangkan waktunya untuk membantu kita, misalnya orang tua dari seorang murid mengucapkan ini kepada guru yang telah membimbing anaknya di sekolah, atau seorang pengusaha kepada kliennya. 4. Tasukarimashita ( 助かりました ) Ungkapan ini sering digunakan bersama dengan okage-sama de (berkat anda). Ketika seseorang membantu kita dalam mengerjakan pekerjaan, kita bisa 19

mengungkapkan terima kasih dengan mengucapkan: Okage-sama de shimekiri ni maniatte, hontou ni tasukarimashita (Berkat anda saya bisa mengerjakannya tepat waktu, saya sangat berterima kasih atas bantuannya). 5. Gokurou-sama ( ご苦労様 ) Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang telah selesai bekerja, misalnya seseorang mengucapkan ini kepada para pegawai di kantornya yang telah menyelesaikan pekerjaannya dan hendak pulang ke rumah. Sebetulnya, ungkapan ini diucapkan hanya kepada seseorang yang telah melakukan pekerjaan untuk kita, seperti pengantar barang, petugas reparasi (perbaikan), atau seorang pengecat rumah. Kita lebih baik menggunakan otsukare-sama deshita sebagai penggantinya apabila hendak mengatakannya kepada atasan. 6. Otsukare-sama ( お疲れ様 ) Ungkapan ini memiliki arti yang hampir sama dengan gokurusama, hanya saja penggunaannya lebih luas, dapat dikatakan kepada siapa saja. Kita lebih baik menggunakan otsukare-sama deshita sebagai penggantinya apabila hendak mengatakannya kepada atasan. 7. Itadakimasu ( 頂きます ) Ungkapan ini diucapkan sebelum seseorang memulai kegiatan makan atau minum. Semua orang mengucapkannya, termasuk tuan rumah. Itadakimasu merupakan bentuk merendahkan diri dari morau (menerima). 20

8. Gochisou-sama deshita ( 御馳走様でした ) Ungkapan ini diucapkan setelah melakukan kegiatan makan. Dapat juga digunakan sebagai salam perpisahan, misalnya ketika hendak pulang dari acara perjamuan makan. 2.4 Teori Teknik Montase Istilah montase berasal dari perfilman, yang berarti memilah-milah, memotongmotong, serta menyambung-nyambung (pengambilan) gambar sehingga menjadi satu keutuhan (Minderop, 2005: 105). Menurut Humprey dalam Minderop (2005: 105), metode paling mendasar dalam sinema adalah teknik montase. Teknik montase di dalam bidang perfilman mengacu pada kelompok unsur yang digunakan untuk memperlihatkan antar hubungan atau asosiasi gagasan, misalnya pengalihan imaji yang mendadak atau imaji yang tumpang tindih satu dan lainnya. 21