ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BJ システムについて Mengenai BJ System

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

BAB 2. Landasan Teori

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

SHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

PENGGUNAAN KATA BENDA FORMALITAS TOKORO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG 日本語文における 形式名詞ところ の意味使用 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan kreatif yang obyeknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat dari latar belakang pemerolehan bahasanya. Meminjam istilah Matien (dalam http://media.diknas.go.id/media/document/5199.pdf) yang dimaksud dengan latar belakang pemerolehan bahasa di sini yaitu apakah pembelajar bahasa Jepang tersebut mempelajarinya secara ilmiah (melalui pendidikan formal) atau secara alamiah (melalui pendidikan informal). Responden dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pembagian ini berdasar pada latar belakang cara pemerolehan bahasanya. Berdasarkan hasil analisis data, kesalahan tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam kategori sebagai berikut: ada pengaruh dari bahasa ibu, tidak ada pengaruh dari bahasa ibu dan faktor lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Kata kunci: pembelajar ilmiah, pembelajar alamiah, ada pengaruh dari bahasa ibu, tidak ada pengaruh dari pengaruh bahasa ibu, faktor lain. Latar Belakang Istilah pemerolehan bahasa (language acquition) biasanya diikuti oleh kata pertama atau kedua. Sehingga dikenal istilah pemerolehan bahasa pertama (PB1) atau first language acquition dan pemerolehan bahasa kedua (PB2) atau second language acquition. Pemerolehan bahasa pertama berkaitan dengan segala aktifitas seseorang dalam menguasai bahasa ibunya. Kegiatannya dapat melalui pendidikan formal atau informal. Untuk istilah formal dan informal ini Harding & Riley (dalam http://media.diknas.go.id/media/document/5199.pdf) menyebutnya dengan learning a language at school atau tutored or classroom acquition dan learning a language at home. Di lain pihak pemerolehan bahasa kedua biasanya berlangsung setelah seseorang menguasai atau mempelajari bahasa pertama. Selanjutnya untuk istilah formal dan informal ini penulis ganti dengan istilah ilmiah dan alamiah. 1

Di antara para pakar, ada perbedaan pendapat mengenai pengajaran bahasa yang ilmiah dan alamiah. Dulay 1 at all dalam http://media.diknas.go.id/media/document/5199.pdf mengatakan bahwa Pengajaran bahasa secara ilmiah sama dengan pengajaran bahasa secara alamiah. Hal yang senada dengan pendapat Dulay di atas dikemukakan juga oleh Ellis 2 yang mengatakan bahwa kedua istilah itu dapat dipertukarkan dengan pengertian yang kurang lebih sama. Mereka berpendapat bahwa istilah untuk pengajaran bahasa secara ilmiah disebut language learning `pembelajaran bahasa`, dan pengajaran bahasa secara alamiah disebut language acquition `pemerolehan bahasa`. Berbeda dengan pendapat kedua pakar di atas, mereka yang beranggapan bahwa pengajaran bahasa secara formal tidak sama dengan pengajaran bahasa secara informal memberikan argumentasi sebagai berikut: belajar bahasa secara informal tidak berencana, kebetulan, tidak disengaja dan tidak disadari; sedangkan belajar bahasa secara formal berdasarkan perencanaan yang matang, disengaja dan disadari (http://media.diknas.go.id/media/document/5199.pdf). Pemerolehan bahasa asing sebagai bahasa kedua bagi pembelajar dewasa bukan merupakan hal yang mudah, karena dalam diri mereka sudah tertanam kaidah bahasa ibu mereka (B1). Begitu juga dalam pengajaran bahasa Jepang. Bagi masyarakat Indonesia, bahasa Jepang mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena mempunyai banyak perbedaan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu mereka. Sehingga kesalahan penggunaannyapun cukup beragam seperti pada tensis, diksi, kata bantu dan lain-lain. Kecenderungan kesalahan seperti ini bukan hanya terjadi pada pengguna bahasa Jepang yang mempelajarinya secara alamiah, tetapi juga terjadi pada pengguna bahasa Jepang yang mempelajarinya secara ilmiah sebagai suatu bidang keahlian. 1 Dulay First and Second Language Learning 2 Ellis The study of second language Acquisition 2

Tujuan Penelitian Berkenaan dengan masalah di atas, pada penelitian ini penulis mencoba untuk menganalisis kesalahan penggunaan bahasa Jepang pada para pembelajar ilmiah yaitu pembelajar bahasa Jepang yang mempelajari bahasa Jepang di lembaga pendidikan formal dan para pembelajar alamiah yaitu para pembelajar bahasa Jepang yang mempelajari bahasa Jepang secara informal dengan membagi kesalahan tersebut ke dalam tiga kategori: ada pengaruh dari bahasa ibu, tidak ada pengaruh dari bahasa ibu dan faktor lain. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang yang dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama (Kelompok A) berjumlah tiga orang yang mempelajari bahasa Jepang di lembaga pendidikan formal. Kelompok kedua (Kelompok B) berjumlah dua orang yang mempelajari bahasa Jepang selama tiga bulan di lembaga pelatihan di Indonesia kemudian bekerja di perusahaan perikanan di Jepang selama tiga tahun dan kelompok ketiga (kelompok C) yaitu kelompok orang yang bekerja di Jepang dan mempelajari bahasa Jepang secara informal (belajar sendiri di rumah) kemudian pergi ke Jepang untuk bekerja. Cara Pengumpulan Data Data penelitian dikumpulkan melalui cara-cara seperti berikut: 1. Menentukan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan selama satu bulan sekitar bulan November 2009. 2. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu mengenai analisis kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat dari cara pemerolehan bahasanya. 3. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini secara garis besar meliputi hal-hal sebagai berikut: 3

1. どうやって日本語を覚えたんですか 2. 日本へ行ったことがありますか 3. 何のために日本へ行きましたか 4. 日本の生活で楽しかったことは何ですか 5. 日本の生活で大変だったのは何ですか Pertanyaan untuk semua responden bukan berarti sama persis seperti di atas, tetapi pada saat melakukan tanya jawab penulis berpatokan pada lima pertanyaan tersebut sehingga informasi yang didapat pun tidak jauh berbeda. Lamanya interview untuk setiap orang kurang lebih diperlukan waktu 10 menit. Metode dan Teknik Penelitian Untuk menganalisis kesalahan-kesalahan tersebut, penulis menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui interview. Kemudian pengolahan datanya dilakukan berdasarkan alur sebagai berikut; 1. Menentukan objek penelitian untuk masing-masing kelompok 2. Melakukan interview dalam bahasa Jepang dengan pertanyaan yang sudah ditentukan 3. Mentranskripsikan hasil interview 4. Menganalisis kesalahan 5. Menyimpulkan hasil penelitian dan membuat laporan Kesalahan Berbahasa Ellis dalam Tarigan & Tarigan (1990:68) memberikan batasan definisi tentang analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut: Analsis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu 4

berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Untuk melakukan analisis kesalahan, Tarigan (1990:6) mengemukakan beberapa langkah yaitu: 1. Pengumpulan sampel kesalahan 2. Pengidentifikasian kesalahan 3. Penjelasan kesalahan 4. Pengklasifikasian kesalahan 5. Pengevaluasian kesalahan Analisis Data Sebelum masuk ke dalam tahap analisis, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan ketujuh responden dalam penelitian ini. Inisial M dalam tabel adalah Mahasiswa tingkat IV jurusan pendidikan bahasa Jepang UPI Bandung (ada M1 dan M2), PBJ merupakan singkatan dari Pengajar Bahasa Jepang (guru bahasa Jepang di SMA). Dalam penelitian ini M1, M2 dan PBJ dimasukkan ke dalam kelompok yang sama karena mempunyai kesamaan dalam proses pemerolehan bahasa sasarannya. Selanjutnya kelompok ini penulis namakan kelompok A. T merupakan singkatan dari Trainee yaitu orang yang pernah mengikuti pelatihan kerja di Jepang selama kurang lebih tiga tahun di perusahaan perikanan di Jepang (ada T1 dan T2). Penulis namakan sebagai kelompok B. PI merupakan singkatan dari Pembelajar Informal yaitu orang-orang yang pernah bekerja di Jepang, tetapi sebelum pergi ke Jepang tidak mendapatkan pendidikan bahasa Jepang secara formal (ada PI 1 dan PI 2). Kelompok ini penulis namakan sebagai kelompok C. Pada saat menganalisis penulis membagi permasalahan berdasar pada faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut, seperti: 5

1. Ada pengaruh dari bahasa ibu Pada kategori ini kesalahan dibagi menjadi beberapa bagian seperti berikut: A. Struktur B. Diksi C. Aspek dan tensis D. Kata Bantu E. Kata tunjuk 2. Tidak ada pengaruh dari bahasa ibu Pada kategori tidak ada pengaruh dari bahasa ibu ini, kesalahannya dibagi menjadi seperti berikut: A. Dialek B. Konsistensi C. Mengulang ucapan penanya D. Pelafalan E. Ungkapan akhir kalimat 3. Faktor lain Pada kategori ini dimasukkan hal-hal yang menjadi penyebab kesalahan karena faktor lain, hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: A. Sering mendengar tetapi belum pernah menggunakannya B. Tidak sadar terhadap apa yang diucapkan Berikut ini adalah tabel kesalahan yang dilakukan responden berdasarkan kategorinya masing-masing. Tabel 1. Tabel analisis kesalahan berdasarkan faktor ada pengaruh dari bahasa ibu 6

Ada pengaruh dari bahasa ibu No Nama Struktur Diksi Aspek dan Kata Partikel Tensis tunjuk 1 M1 6 0 0 2 M2 1 3 2 3 3 PBJ 2 3 T1 6 3 1 5 1 4 T2 1 1 2 4 6 PI 1 1 1 7 PI 2 1 2 Jumlah 16 9 7 15 1 1.A Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Struktur Pada tabel di atas, kesalahan pada struktur banyak terjadi pada responden kelompok A dan B. Kesalahan pada kelompok A terjadi karena responden pada kelompok ini mempelajari bahasa Jepang di lembaga pendidikan formal atau dengan kata lain responden pada kelompok ini merupakan responden ilmiah, sehingga pada saat menjawab pertanyaan banyak menggunakan kalimat majemuk sehingga rentan sekali terjadinya kesalahan Di lain pihak walaupun kelompok B tidak mempelajari bahasa Jepang secara intensif di lembaga pendidikan formal di Indonesia, tetapi kelompok ini bekerja di perusahaan perikanan di Jepang selama tiga tahun dan dalam kurun waktu tiga tahun ini mereka dituntut untuk menggunakan bahasa Jepang yang benar untuk berkomunikasi dengan orang Jepang baik dengan atasan atau rekan kerjanya. Hal ini bisa terlihat dari penggunaan bahasa Jepangnya yang selalu menggunakan bentuk hormat. Begitu juga kalimat yang dipergunakannya berupa kalimat majemuk sehingga pada kelompok inipun kesalahan pada tataran struktur cukup banyak. Berbeda dengan kelompok A dan B, kesalahan dalam struktur ini sama sekali tidak terlihat pada kelompok C. Hal ini disebabkan karena jawaban pada kelompok C tidak berupa kalimat tetapi hanya berupa kata-kata saja. Sehingga tidak terlihat adanya kesalahan pada kategori ini. 7

Berikut adalah contoh kesalahan pada kategori struktur yang dilakukan oleh kelompok A dan B. 1. A.1. Analisis Kesalahan dalam Menggunakan Bentuk の ( ん ) だから Contoh: 1). ドラマとか言葉とか良く聞いてなんか分からない言葉ももちろん多いんですから (1) まあ...eemm 聞きなれるん聞きなれてきたんですから (2) eemm すぐ覚えられると思います Pada kalimat 1) di atas, penggunaan bentuk ~の ( ん ) だから baik pada kasus (1) maupun (2) tidak berterima. Agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang berterima, bentuknya harus disulih dengan mengunakan bentuk ~から. Sehingga kalimatnya akan menjadi seperti berikut: 1a) ドラマとか言葉とか良く聞いてなんか分からない言葉ももちろん多いから (1) まあ...eemm 聞きなれるん聞きなれてきたから (2) eemm すぐ覚えられると思います. Ichikawa dalam buku 初級日本語文法と教え方のポイント (2005:152) menjelaskan bahwa kesalahan penggunaan bentuk の( ん ) だから seperti di atas, pada pembelajar bahasa Jepang cukup tinggi. Menurut Ichikawa, kalimat yang menggunakan bentuk ~の ( ん ) だから, memberikan kesan pemaksaan yang terlalu kuat kepada lawan bicara. Sehingga kalimat berikutnya banyak diikuti oleh bentuk はずだ ほうがいい てください dan bentuk perintah seperti yang terlihat pada contoh berikut. Contoh: 2) 外は寒いんだから マフラーをして行ったほうがいいよ `Karena di luar dingin, lebih baik pergi dengan menggunakan syal` 1.A.2. Analisis Kesalahan dalam Menggunakan Bentuk の ( ん ) だ Pada kasus (27) penggunaan bentuk ~の ( ん ) だ tidak berterima karena walaupun kalimatnya berbentuk kalimat pertanyaan, kalimat tersebut tidak memerlukan alasan untuk 8

menjawabnya. Lihatlah kalimatnya di bawah ini: 3) ええとう...Tanjung Priuk という名前を (26) 知っているんです (27) か Bentuk ~の ( ん ) だ biasanya banyak digunakan untuk menerangkan suatu kondisi atau hal yang menjadi pembicaraan. Sehingga pada kasus (27) ini bentuk ~の ( ん ) だ tidak diperlukan. Kalimat yang berterima untuk kalimat 3) di atas adalah sebagai berikut: 3a) ええとう...Tanjung Priuk という名前を知っていますか 1.B. Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Diksi Kesalahan masing-masing kelompok dalam penggunaan diksi ini cukup merata. Kesalahan pada diksi ini disebabkan oleh semantic error `kesalahan makna` yaitu responden menyamakan makna dalam bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang. Kesalahan banyak terlihat pada penggunaan verba 来る sebagai berikut: 4) 初めて日本に来た (15) 時 5) 日本へ来たら (42) 日本人と話してゆっくり覚えます(43) Pada kedua kalimat di atas, verba 来た tidak berterima karena responden pada saat berbicara sudah tidak berada di Jepang lagi. Verba yang cocok untuk kasus di atas adalah verba 行く sehingga kalimat yang berterimanya sebagai berikut: 4a) 初めて日本に行った (15) 時 5a) 日本へ行ったら (42) 日本人と話してゆっくり覚えます(43) Contoh kesalahan yang lain adalah pengunaan verba 浴びる seperti di bawah ini: 6) 体 (13) を浴びる時間 Pada kalimat 6) di atas, responden menganggap bahwa verba 浴びる `mandi` memerlukan objek 体 `badan`. Hal ini disebabkan karena dalam bahasa Indonesia ada istilah membersihkan badan, akhirnya responden membuat kaidah sendiri sehingga muncul kalimat 体を浴びる. Sedangkan di dalam bahasa Jepang verba 浴びる tidak memerlukan objek 目的語. Walaupun dalam pemakaiannya ada kalimat 水を浴びる 9

dan シャワーを浴びる, kata 水 dan シャワー hanya menunjukkan alat. Sehingga kalimat tersebut kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya menjadi `mandi dengan air` dan `mandi dengan shower`. 1.C. Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Aspek dan Tensis Kesalahan pada tataran aspek dan tensis hanya terlihat pada kelompok A dan B. Kesalahan pada tataran aspek dan tensis ini akan semakin berkurang apabila kemampuan bahasa Jepang pembelajar semakin baik. Pada kelompok A, kemampuan antara M1, M2 dan PBJ berbeda. M1 kemampuannya lebih bagus daripada M2 dan PBJ. Begitu juga pada kelompok B, apabila dibandingkan antara kemampuan T1 dan T2, kemampuan T1 lebih baik daripada T2. Hal ini terlihat dari pilihan kata dan struktur kalimat yang dipergunakannya. Kesalahan penggunaan aspek dan tensis pada kelompok A dan B banyak terjadi pada responden M2 dan T2. Berikut adalah contoh kesalahan pada penggunaan aspek dan tensis. Contoh: 7) くうき...eh.. くう... きはまだなれなくなった (18) から Pada kalimat di atas, kesalahannya terletak pada perubahan aspek verba なれる. Pada kalimat itu seharusnya bentuknya menjadi なれていなかった Contoh lain: 8) つれて... つれて行きます (53) Pada kalimat di atas, karena respoden menceritakan kejadian pada masa lampau maka kata つれて行きます tidak berterima karena verbanya dalam bentuk future. Selain itu, kalimat di atas walaupun verbanya sudah diubah ke dalam bentuk lampau, kalimatnya masih belum sempurna oleh karena itu perlu verba lain untuk melengkapinya yaitu verba もらう. Sehingga kalimat utuhnya menjadi seperti berikut: 8a) つれて... つれて行ってもらいました (53) 10

1.D. Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Partikel Kesalahan dalam penggunaan partikel banyak terlihat pada kelompok A dan B. Hal ini terjadi karena kelompok A dan B banyak menggunakan kalimat majemuk sehingga kesalahan penggunaan partikel cukup signifikan. Contoh: 9) Tanjung Priuk という名前が (26) 知っていますか 10) 母親が (38) 思い出した (39) 時 Kesalahan pada kedua kalimat di atas terjadi karena responden tidak bisa membedakan penggunaan partikel. Seperti pada kedua kalimat di atas, karena verba yang mengikutinya adalah verba transitif 他動詞 maka partikel yang berterima untuk memarkahinya adalah partikel を. Contoh perbaikannya sebagai berikut: 9a) Tanjung Priuk という名前を (26) 知っていますか 10a) 母親を (38) 思い出した (39) 時 Kesalahan penggunaan partikel pada kelompok C disebabkan oleh penggunaan partikel と yang tidak mengikuti kaidah dalam bahasa Jepang. Contoh: 11) 楽しいは (61) 何かなあ... ええ... 買い物する... と温泉へ行こう (62) 12) それだけ... とつかれたもありますと (64)... 何かなあ... もし楽しいは遊びと一緒友達 Pada kedua contoh tersebut, terlihat bahwa responden pada kelompok C selalu menggunakan partikel と untuk menyambungkan semua kelas kata. Sehingga struktur yang dihasilkannya pun menjadi tidak berterima. 1.E. Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Kata Tunjuk Kesalahan penggunaan kata tunjuk hanya terlihat pada kelompok B. Hal ini bukan berarti bahwa kelompok A dan C tidak mempunyai kesalahan dalam menggunakan kata tunjuk, tetapi 11

dalam data hasil wawancara baik pada kelompok A maupun kelompok C tidak ditemukan adanya penggunaan kata tunjuk. Berikut adalah contoh kesalahan penggunaan kata tunjuk pada kelompok B. 13) あの (28) 時 2005 年 8 月 17 日勉強したんです 14) あれ (32) はゆめい (33) みたいかなあって思う... Kesalahan penggunaan kata tunjuk pada kalimat 13) dan 14) disebabkan karena kekurangfahaman respoden mengenai kaidah penggunaan kata tunjuk. Responden menganggap bahwa kata tunjuk あの dan あれ hanya berfungsi untuk menunjukkan benda atau hal yang berada jauh dari pembicara dan lawan bicara. Kesalahan tersebut tidak akan terjadi apabila responden memahami bahwa pada kalimat di atas, kata tunjuk あの dan あれ digunakan untuk menyatakan suatu kondisi yang mempunyai pengertian bahwa lawan bicara mengatahui hal yang ditunjuk oleh pembicara. Kondisi yang terjadi pada kalimat di atas, lawan bicara tidak mengetahui apa yang ditunjuk oleh pembicara sehingga kalimatnya menjadi tidak berterima. Kalimat di atas agar menjadi kalimat yang berterima, kata tunjuknya harus diubah menjadi seperti berikut: (13a) その (28) 時 2005 年 8 月 17 日勉強したんです (14a) それ (32) はゆめい (33). みたいかなあって思う... 2. Tidak Ada Pengaruh dari Bahasa Ibu Berikut adalah tabel kesalahan berdasarkan kategori tidak ada pengaruh dari bahasa ibu. Tabel 2. Tabel analisis kesalahan berdasarkan kategori tidak ada pengaruh dari bahasa ibu 12

Tidak ada pengaruh dari bahasa ibu No Nama dialek Konsistensi Mengulang ucapan penanya Pelafalan Ungkapan akhir kalimat 1 M1 2 2 M2 1 3 PBJ 1 3 T1 1 1 4 T2 6 PI 1 4 2 7 PI 2 5 2 Jumlah Pada kategori tidak ada pengaruh dari bahasa ibu, ada unsur-unsur kesalahan yang ditemukan yaitu: dialek, konsistensi, mengulang ucapan penanya, pelafalan dan ungkapan akhir kalimat. 2.A. Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Dialek Kesalahan penggunaan dialek hanya terlihat pada kelompok B dan jumlahnya hanya satu kasus saja. Kesalahan ini timbul karena adanya interaksi dengan masyarakat atau teman sekerjanya pada saat bekerja di Jepang. Contoh kesalahannya adalah sebagai berikut: (15) 一番大変だったのは emm 悪い... 悪い人がおる (54) んで.. Verba おる merupakan dialek yang digunakan oleh masyarakat tempat responden bekerja pada saat di Jepang. Verba ini muncul untuk menggantikan verba いる. 2.B. Analisis Kesalahan dalam Konsistensi Pada saat berkomunikasi, kelompok A mencampurkan antara bentuk sopan です ます dan bentuk biasa 普通体. Sebenarnya kesalahan seperti ini menurut penulis suatu hal yang wajar terjadi pada saat berkomunikasi, karena kelompok A mempelajari penggunaan 13

bentuk sopan dan bentuk biasa ini dalam waktu yang cukup lama dan kedua bentuk ini biasa dipergunakan secara bergantian. Sehingga pada saat berbicara mudah sekali terjadi pencampuran dalam penggunaannya. Lain halnya dengan kelompok B. Kelompok ini sehari-hari dibiasakan menggunakan bentuk です ます pada saat berkomunikasi dengan teman dan atasannya di perusahaan. Sehingga karena kebiasaan tersebut, hampir tidak ada kesalahan dalam mencampurkan kedua bentuk ini. Kesalahan dalam konsistensi ini tidak terlihat pada kelompok C karena responden pada kelompok ini jawabannya hanya berupa rangkaian kata-kata saja tidak berupa kalimat. 2.C. Analisis Kesalahan yang Disebabkan Mengulang Ucapan Penanya Kesalahan pada unsur ini hanya terjadi pada kelompok C. Kesalahan paling banyak ditemukan pada responden PI 1. Kesalahan ini muncul karena responden ingin menegaskan terlebih dahulu apa yang ditanyakannya. Berikut adalah salah satu contoh kasalahan tersebut: Contoh: 15) T: 何回ですか J: 何回は (59)2 回... 遊びは三回 16) T: はい 日本の生活で楽しかったのは何ですか J: 楽しい... 楽しいは (61) 何かなあ... ええ... 買い物する... と温泉へ行 こう (62) ええ... 2.D. Analisis Kesalahan dalam Pelafalan Kesalahan dalam pelafalan hanya terlihat pada kelompok C saja. Hal ini disebabkan karena responden kelompok C kurang memahami bahasa Jepang. Contoh kesalahan pelafalan ini terjadi karena hilangnya bunyi panjang seperti pada kata ラメン seharusnya ラーメン dan kata しょめん seharusnya そうめん (salah satu jenis mie Jepang). Kesalahan 14

yang lain juga terjadi karena hilangnya bunyi konsonan rangkap seperti pada kata もと seharusnya もっと. Kesalahan pelafalan ini terjadi juga pada kelompok B seperti pada kalimat berikut: 17) あれ (32) はゆめい (33) みたいかなあって思う... Kesalahan pelafalan kata ゆめ `mimpi` menjadi kata ゆめい mungkin disebabkan karena sebelumnya responden sering mendengar kata ゆうめい yang mengakibatkan muncul kosa kata baru ゆめい. 2.E. Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Ungkapan Akhir Kalimat Kesalahan dalam ungkapan akhir kalimat terjadi pada kelompok A dan B. Kesalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 16) Emm ありますかなあ (22)...( 笑う ) ないと思います 17) それで桜も咲いた時になんかきれいかなあ (34).. と思っていた (35) Kalimat 16) di atas, sebenarnya secara kaidah masih berterima tetapi bentuk ini tidak biasa digunakan oleh perempuan yang usianya masih muda. Sehingga apabila digunakan terasa aneh. Penyebab kesalahan ini karena responden ingin menggunakan bentuk sopan ます形 kepada penanya. Kesalahan pada kalimat 17) mungkin disebabkan karena salah persepsi. Sebelumnya responden sering mendengar penggunaan bentuk かなあ, sehingga pada saat ingin mengekspresikan perasaannya pun, responden menggunakan bentuk tersebut. Berikut adalah kalimat yang berterima untuk kalimat 16) dan 17). 16a) Emm あるのかなあ (22)...( 笑う ) ないと思います 17a) それで桜も咲いた時になんかきれいだなあ (34).. と思っていた (35) 3. Faktor lain Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa faktor lain yang mengakibatkan terjadinya 15

kesalahan seperti pada tabel berikut: Tabel. 3 Analisis Kesalahan karena Faktor Lain Faktor lain No Nama Sering mendengar, tetapi blm pernah dipelajari Tidak sadar thd apa yang diucapkan 1 M1 2 M2 1 3 PBJ 3 T1 4 T2 6 PI 1 1 7 PI 2 Jumlah 1 1 Pada tabel di atas, faktor penyebab lain yang mengakibatkan terjadinya kesalahan diantaranya adalah: 3.A. Sering Mendengar Tetapi Belum Pernah Dipelajari Kesalahan pada bagian ini hanya terjadi pada kelompok C. Berikut adalah contoh kesalahannya: 18). 楽しいは (61) 何かなあ... ええ... 買い物する... と温泉へ行こう (62) Responden PI 2 sebenarnya belum pernah mempelajari penggunaan kalimat ajakan (62) dalam bahasa Jepang, tetapi karena pada saat berkomunikasi sering mendengar kalimat tersebut maka ia mencoba untuk menggunakannya. Sehingga terjadi kesalahan penggunaan seperti pada kalimat 18) di atas. 3.B. Tidak Sadar Terhadap Apa Yang Diucapkan Kesalahan pada bagian ini terjadi pada kelompok A. Kesalahan seperti ini tidak hanya terjadi dalam menggunakan bahasa sasaran tetapi kesalahan ini mungkin saja terjadi pada saat menggunakan bahasa ibu. Dengan kata lain, kesalahan ini terjadi bukan karena responden 16

tidak mengerti bahasa sasaran, tetapi hal ini disebabkan karena responden tidak sadar terhadap apa yang diucapkannya. Contoh: 19). Eh. 初めて日本に来た (15) 時 eh 日本の先生と会って 先生の話しは早いからずいぶん分からなかった そして ( 笑う ) 初めて4 年の時 (16) 食事マナーとか まだ分からなかったから ( 笑う ) ちょっと大変 Munculnya kalimat 初めて4 年の時 pada kalimat di atas, membingungkan lawan bicara karena pada pertanyaan sebelumnya diketahui bahwa responden berada di Jepannya hanya dua minggu saja. Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh unsur ketidaksengajaan yaitu pada saat berbicara responden tidak sadar terhadap apa yang diucapkannya. 4. Temuan lain Ada beberapa hal yang penulis temukan dari hasil analisis data yang bukan merupakan kesalahan. Temuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: a. Kelompok A dan B pada saat berkomunikasi banyak menggunakan kata なんか. Penggunaan kata なんか banyak digunakan oleh responden yang pernah tinggal di Jepang dalam waktu yang cukup lama. Contoh: 20). ええとドラマとか言葉とか良く聞いてなんか分からない言葉ももちろん多いんですから (1) b. Responden PI 2 pada kelompok C pada saat berkomunikasi banyak menggunakan campur kode. Hal ini mungkin disebabkan karena sudah lama tidak menggunakan bahasa Jepang lagi, sehingga banyak kosa kata dan struktur bahasa Jepang yang lupa. c. Responden kelompok A cenderung menggunakan 間 pada saat menyatakan lamanya waktu. Walaupun penggunaan kata 間 ini tidak salah, tetapi orang Jepang tidak menggunakannya. 17

Contoh: 21). Emm 多分 4 年間ぐらい勉強しました Simpulan Berdasarkan pembagian tiga kategori kasalahan di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a. Kelompok A banyak melakukan kesalahan pada bagian struktur dan konsistensi. b. Kelompok B banyak melakukan kesalahan pada bagian struktur dan partikel. c. Kelompok C banyak melakukan kesalahan pada bagian mengulang ucapan penanya dan pelafalan. d. Pada bagian temuan lain, diketahui bahwa: 1. Kelompok A dan B banyak menggunakan kata なんか 2. Responden PI 2 pada kelompok C karena sudah lama tidak menggunakan bahasa Jepang, pada saat berbicara banyak menggunakan campur kode antara bahasa Jepang, bahasa Indonesia dan bahasa daerah (bahasa Sunda). 3. Responden kelompok A cenderung menggunakan kata 間 pada saat menyatakan lamanya waktu. e. Kalimat bahasa Jepang yang digunakan oleh responden PI 1 walaupun seluruhnya menggunakan bahasa Jepang, tetapi strukturnya menggunakan kaidah bahasa Indonesia. Permasalahan dari Peneltian ini Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki pada waktu yang akan datang, diantaranya: a. Pada penelitian ini penulis menentukan jumlah responden tidak terlalu banyak untuk masing-masing kelompok karena menurut asumsi penulis untuk penelitian ini dengan jumlah yang ada sekarang pun akan mendapatkan data yang diperlukan. 18

b. Walaupun pertanyaan yang diajukan kepada responden secara garis besar hanya berjumlah lima buah, tetapi karena pada saat interview muncul pertanyaan lain, maka dengan lima buah pertanyaan pun penulis cukup mendapatkan masukan untuk dijadikan data penelitian. Pada penelitian selanjutnya penulis ingin menambah jumlah responden supaya data yang diperoleh menjadi lebih banyak sehingga dapat membandingkan dengan hasil penelitian yang sekarang sudah dilaksanakan. Daftar Pustaka Ichikawa, Yasuko, 2005 初級日本語文法と教え方のポイント スリーエーネットワーク, 東京, Japan. Ichikawa, Yasuko, 2000 日本語誤用例文小辞典 株式会社ィセブ 東京, Japan. Noorsanti, Parwati Hadi, 2005 日本語学習者のアスペックトとテンスの誤用分析について 修士論文, UPI Bandung. http://media.diknas.go.id/media/document/5199.pdf 19