Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Peraturan yang berlaku di Internal ANRI dalam bentuk Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal September 2010 Plt. SEKRETARIS UTAMA, GINA MASUDAH HUSNI
Arsip Nasional Republik Indonesia PROSEDUR TETAP NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN YANG BERLAKU DI INTERNAL ANRI DALAM BENTUK PERATURAN KEPALA, SURAT EDARAN, DAN INSTRUKSI KEPALA BAB I PENDAHULUAN A. Umum Program penyusunan peraturan di Arsip Nasional Republik Indonesia merupakan salah satu program sebagai upaya meningkatkan pembangunan hukum kearsipan. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembentukan peraturan merupakan formalisasi kebijakan yang perlu dilakukan secara terarah, terencana, efisien, dan efektif. Melihat banyaknya peraturan yang harus dihasilkan oleh ANRI, berdasarkan fungsi dan tugas Biro Hukum dan Kepegawaian c.q. Bagian Hukum dan Perundang-undangan melaksanakan kegiatan pembahasan peraturan di internal ANRI guna mendukung kelancaran pelaksanaan pembangunan hukum. Pembahasan peraturan oleh Bagian Hukum dan Perundang-undangan dengan melibatkan unit kerja terkait dilaksanakan sebagai alat harmonisasi dan sinkronisasi peraturan yang tercipta. Pengharmonisasian dilakukan secara vertikal dan horizontal agar menghasilkan peraturan yang tidak saling bertentangan atau tumpang tindih. Pembahasan peraturan secara komprehensif dilaksanakan untuk menyelaraskan peraturan yang tercipta guna menjamin produk peraturan yang dikeluarkan oleh ANRI dapat memenuhi kualitas secara konseptual, aplikabel, dan akseptabel. B. Maksud dan Tujuan Prosedur tetap tentang penyusunan peraturan yang berlaku di internal ANRI ini dimaksudkan untuk memberikan panduan agar terdapat kesamaan pemahaman dan langkah-langkah dalam penyusunan peraturan internal dengan semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan di Bagian Hukum dan Perundang-undangan. Tujuan penyusunan prosedur tetap tentang penyusunan peraturan yang berlaku di internal ANRI dalam bentuk Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala ini
- 2 - adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan di Bagian Hukum dan, sehingga kinerja unit kerja dapat lebih ditingkatkan dan diharapkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi unit kerja dapat berjalan dengan efektif dan efisien, serta akan terciptanya suatu kesinergian dan keterkaitan antara Bagian Hukum dan dengan unit-unit kerja lain dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas dalam satuan program ANRI. C. Ruang Lingkup Prosedur Tetap tentang Penyusunan Peraturan yang berlaku di internal ANRI dalam bentuk Peraturan Kepala, Surat Edaran dan Instruksi Kepala ini berlaku dan digunakan di lingkungan Bagian Hukum dan Perundang-undangan. Prosedur Tetap tentang Penyusunan Peraturan yang berlaku di internal ANRI dalam bentuk Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala ini merupakan penjabaran proses penyusunan Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala dengan melibatkan unit kerja terkait sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. D. Dasar 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operational Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintah; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas; 5. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010; 6. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia.
- 3 - E. Pengertian Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan : 1. Prosedur Tetap yang selanjutnya disebut PROTAP adalah naskah dinas yang memuat serangkaian petunjuk tentang cara dan urutan kegiatan tertentu. 2. Menerima adalah proses mendapat/memperoleh Rancangan Peraturan Kepala, Rancangan Surat Edaran, dan Rancangan Instruksi Kepala dari sebuah kegiatan yang sedang berjalan. 3. Merumuskan adalah suatu proses menyimpulkan materi Rancangan Peraturan Kepala, Rancangan Surat Edaran, dan Rancangan Instruksi Kepala dengan ringkas dan tepat. 4. Meneliti adalah suatu proses memeriksa isi substansi, ragam bahasa, dan teknik penyusunan Rancangan Peraturan Kepala, Rancangan Surat Edaran, dan Rancangan Instruksi Kepala dengan cermat. 5. Mempelajari adalah proses memahami isi substansi Rancangan Peraturan Kepala, Rancangan Surat Edaran, dan Rancangan Instruksi Kepala agar dapat dimengerti maksud dan tujuannya. 6. Konsepsi adalah gambaran atau pencitraan tentang Rancangan Peraturan Kepala, Rancangan Surat Edaran, dan Rancangan Instruksi Kepala mengenai pemikiran atau pemahaman yang abstrak. 7. Harmonisasi adalah suatu proses penyelarasan dan penyamaan persepsi tentang isi substansi Rancangan Peraturan Kepala, Rancangan Surat Edaran, dan Rancangan Instruksi Kepala. 8. Mendisposisikan adalah catatan pimpinan mengenai urusan yang termuat dalam suatu surat dinas yang langsung dituliskan pada surat yang bersangkutan atau pada lembar khusus untuk menjalankan suatu perintah kedinasan. 9. Ketik final adalah suatu proses menuliskan Rancangan Peraturan Kepala, Rancangan Surat Edaran, dan Rancangan Instruksi Kepala menjadi Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala kedalam media kertas tertentu yang merupakan hasil terakhir dari penyusunan setelah melalui beberapa tahapan penyempurnaan. 10. Penomoran adalah kegiatan memberikan angka pada Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala secara berurutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 11. Salinan adalah suatu bentuk tiruan dari Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala yang isi informasi dan formatnya sesuai dengan asliannya. 12. Pendokumentasian adalah proses menyimpan naskah Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala ke dalam media tertentu secara aman.
- 4-13. Autentikasi adalah suatu kegiatan yang menyatakan bahwa isi substansi dan nilai informasi yang tertuang dalam Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala telah sesuai dengan asas keasliannya. 14. Peraturan Kepala adalah produk hukum yang ditetapkan oleh Kepala ANRI yang bersifat pengaturan dan berlaku mengikat pada setiap unit kerja di lingkungan ANRI. 15. Surat Edaran adalah produk hukum ANRI yang bersifat pengaturan yang ditetapkan oleh Kepala ANRI. 16. Instruksi Kepala adalah produk hukum ANRI yang bersifat pengaturan teknis yang ditetapkan oleh Kepala ANRI yang berlaku mengikat di lingkungan ANRI namun memuat kebijakan yang memiliki dampak secara nasional.
- 5 - BAB II PROSEDUR PENYUSUNAN PERATURAN YANG BERLAKU DI INTERNAL ANRI DALAM BENTUK PERATURAN KEPALA, SURAT EDARAN, DAN INSTRUKSI KEPALA Di lingkungan ANRI prosedur penyusunan peraturan yang berlaku di internal ANRI dalam bentuk Peraturan Kepala, Surat Edaran, dan Instruksi Kepala mempunyai tahapan sebagai berikut : A. Penyusunan Peraturan Kepala 1. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian mempelajari isi substansi dan arah kebijakan Rancangan Peraturan Kepala kemudian mendisposisikan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan untuk melakukan pengkoordinasian penyusunan dan harmonisasi pembahasan Rancangan Peraturan Kepala. 2. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menerima, mempelajari, memeriksa isi substansi, dan memberikan arahan serta mendisposisikan kepada Kepala Subbagian Perundang-undangan untuk melakukan harmonisasi dan penelaahan dalam rangka penyusunan Rancangan Peraturan Kepala. 3. Kepala Subbagian Hukum dan Perundang-undangan menerima disposisi, memeriksa format penyusunan dan penelaahan Rancangan Peraturan Kepala. 4. Staf menyiapkan bahan penelaahan dalam rangka harmonisasi, dan melakukan perbaikan format Rancangan Peraturan Kepala sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan. 5. Kepala Subbagian Perundang-undangan memeriksa hasil perbaikan format Rancangan Peraturan Kepala dan menyampaikan hasil penelaahan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan. 6. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menyempurnakan hasil penelaahan dalam rangka harmonisasi Rancangan Peraturan Kepala dan perbaikan format Rancangan Peraturan Kepala kemudian menyampaikan kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian. 7. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian menerima dan memeriksa penelaahan materi Rancangan Peraturan Kepala. Apabila telaah materi Rancangan Peraturan Kepala tersebut masih ada perubahan maka di turunkan kembali untuk diperbaiki, tetapi apabila sudah tidak ada perbaikan lagi maka Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian memberikan paraf persetujuan untuk ditetapkan bahwa Rancangan Peraturan Kepala tersebut telah selesai di lakukan harmonisasi.
- 6-8. Kabag Hukum dan Perundang-undangan mendisposisikan Rancangan Peraturan Kepala untuk di lakukan ketik final setelah melalui beberapa proses penyempurnaan. 9. Kepala Subbagian Perundang-undangan menerima disposisi dan menyampaikan kepada Staf untuk melakukan ketik final sesuai dengan arahan. 10. Staf melakukan Ketik Final Peraturan Kepala yang dituangkan pada media kertas bebas asam sebanyak dua rangkap. 11. Kepala Subbagian Perundang-undangan menerima dan meneliti Peraturan Kepala yang sudah di Ketik Final, kemudian menyampaikan kepada Kabag Hukum dan. 12. Kabag Hukum dan Perundang-undangan meneliti kembali kemudian menyampaikan Peraturan Kepala kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian untuk proses lebih lanjut. 13. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian menerima, meneliti kembali, memberikan paraf persetujuan, dan memproses penandatanganan kepada Sekretaris Utama. 14. Staf melakukan penomoran terhadap Peraturan Kepala yang sudah ditandatangani dan mencatat ke dalam buku penomoran Peraturan Kepala serta melakukan pendokumentasian naskah asli Peraturan Kepala. B. Penyusunan Surat Edaran 1. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian menerima, mempelajari materi dan arah kebijakan Rancangan Surat Edaran kemudian mendisposisikan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan untuk melakukan pengkoordinasian penyusunan dan harmonisasi pembahasan Rancangan Surat Edaran. 2. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menerima, mempelajari, memeriksa isi substansi, dan memberikan arahan serta mendisposisikan kepada Kepala Subbagian Perundang-undangan untuk melakukan harmonisasi dan penelaahan dalam rangka penyusunan Rancangan Surat Edaran. 3. Kepala Subbagian Hukum dan Perundang-undangan menerima disposisi, memeriksa format penyusunan dan penelaahan Rancangan Surat Edaran. 4. Staf menyiapkan bahan penelaahan dalam rangka harmonisasi, dan melakukan perbaikan format Rancangan Surat Edaran sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundangundangan. 5. Kepala Subbagian Perundang-undangan memeriksa hasil perbaikan format Rancangan Surat Edaran dan menyampaikan hasil penelaahan kepada Kabag Hukum dan.
- 7-6. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menyempurnakan hasil penelaahan dalam rangka harmonisasi Rancangan Surat Edaran dan perbaikan format Rancangan Surat Edaran kemudian menyampaikan kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian. 7. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian menerima dan memeriksa penelaahan materi Rancangan Surat Edaran. Apabila telaah materi Rancangan Surat Edaran tersebut masih ada perubahan maka di turunkam kembali untuk diperbaiki, tetapi apabila sudah tidak ada perbaikan lagi maka Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian memberikan paraf persetujuan untuk ditetapkan bahwa Rancangan Surat Edaran tersebut telah selesai di lakukan harmonisasi. 8. Kabag Hukum dan Perundang-undangan mendisposisikan Rancangan Surat Edaran untuk di lakukan ketik final setelah melalui beberapa proses penyempurnaan. 9. Kepala Subbagian Perundang-undangan menerima disposisi dan menyampaikan kepada Staf untuk melakukan ketik final sesuai dengan arahan. 10. Staf melakukan Ketik Final Surat Edaran yang dituangkan pada media kertas bebas asam sebanyak dua rangkap. 11. Kepala Subbagian Perundang-undangan menerima dan meneliti Surat Edaran yang sudah di Ketik Final, kemudian menyampaikan kepada Kabag Hukum dan. 12. Kabag Hukum dan Perundang-undangan meneliti kembali kemudian menyampaikan Surat Edaran kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian untuk proses lebih lanjut. 13. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian menerima, meneliti kembali, memberikan paraf persetujuan, dan memproses penandatanganan kepada Sekretaris Utama. 14. Staf melakukan penomoran terhadap Surat Edaran yang sudah ditandatangani dan mencatat ke dalam buku penomoran Surat Edaran serta melakukan pendokumentasian naskah asli Surat Edaran. C. Penyusunan Instruksi Kepala 1. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian menerima, mempelajari materi dan arah kebijakan Rancangan Instruksi Kepala kemudian mendisposisikan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan untuk melakukan pengkoordinasian penyusunan dan harmonisasi pembahasan Rancangan Instruksi Kepala. 2. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menerima, mempelajari, memeriksa isi substansi, dan memberikan arahan serta mendisposisikan kepada Kepala Subbagian Perundang-undangan untuk melakukan harmonisasi dan penelaahan dalam rangka penyusunan Rancangan Instruksi Kepala. 3. Kepala Subbagian Hukum dan Perundang-undangan menerima disposisi, memeriksa format penyusunan dan penelaahan Rancangan Instruksi Kepala.
- 8-4. Staf menyiapkan bahan penelaahan dalam rangka harmonisasi, dan melakukan perbaikan format Rancangan Instruksi Kepala sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan. 5. Kepala Subbagian Perundang-undangan memeriksa hasil perbaikan format Rancangan Instruksi Kepala dan menyampaikan hasil penelaahan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan. 6. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menyempurnakan hasil penelaahan dalam rangka harmonisasi Rancangan Instruksi Kepala dan perbaikan format Rancangan Instruksi Kepala kemudian menyampaikan kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian. 7. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian menerima dan memeriksa penelaahan materi Rancangan Instruksi Kepala. Apabila telaah materi Rancangan Instruksi Kepala tersebut masih ada perubahan maka di turunkam kembali untuk diperbaiki, tetapi apabila sudah tidak ada perbaikan lagi maka Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian memberikan paraf persetujuan untuk ditetapkan bahwa Rancangan Instruksi Kepala tersebut telah selesai di lakukan harmonisasi. 8. Kabag Hukum dan Perundang-undangan mendisposisikan Rancangan Instruksi Kepala untuk di lakukan ketik final setelah melalui beberapa proses penyempurnaan. 9. Kepala Subbagian Perundang-undangan menerima disposisi dan menyampaikan kepada Staf untuk melakukan ketik final sesuai dengan arahan. 10. Staf melakukan Ketik Final Instruksi Kepala yang dituangkan pada media kertas bebas asam sebanyak dua rangkap. 11. Kepala Subbagian Perundang-undangan menerima dan meneliti Instruksi Kepala yang sudah di Ketik Final, kemudian menyampaikan kepada Kabag Hukum dan. 12. Kabag Hukum dan Perundang-undangan meneliti kembali kemudian menyampaikan Instruksi Kepala kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian untuk proses lebih lanjut. 13. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian menerima, meneliti kembali, memberikan paraf persetujuan, dan memproses penandatanganan kepada Sekretaris Utama. 14. Staf melakukan penomoran terhadap Instruksi Kepala yang sudah ditandatangani dan mencatat ke dalam buku penomoran Instruksi Kepala serta melakukan pendokumentasian naskah asli Instruksi Kepala.
- 9 - BAB III PENUTUP Prosedur Tetap tentang Penyusunan Peraturan yang berlaku di Internal ANRI ini dapat digunakan sebagai acuan bagi unit-unit kerja di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia dalam menyusun Peraturan Kepala sehingga setiap unit kerja dapat memiliki pedoman dalam melaksanakan fungsi dan tugas yang akan berdampak pada efisien dan efektifitas pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan di bidang kearsipan khususnya di Arsip Nasional Republik Indonesia dalam kerangka reformasi birokrasi nasional. Prosedur Tetap tentang Penyusunan Peraturan Kepala yang berlaku di Internal ANRI ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal September 2010 Plt. KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN, ZITA ASIH SUPRASTIWI
Arsip Nasional Republik Indonesia LAMPIRAN PROSEDUR TETAP NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN YANG BERLAKU DI INTERNAL ANRI DALAM BENTUK PERATURAN KEPALA, SURAT EDARAN, DAN INSTRUKSI KEPALA
- 1 - DAFTAR LAMPIRAN PROSEDUR TETAP TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN YANG BERLAKU DI INTERNAL ANRI DALAM BENTUK PERATURAN KEPALA, SURAT EDARAN, DAN INSTRUKSI KEPALA LAMPIRAN 1 DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN PERATURAN YANG BERLAKU DI INTERNAL ANRI DALAM BENTUK PERATURAN KEPALA LAMPIRAN 2 DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN PERATURAN YANG BERLAKU DI INTERNAL ANRI DALAM BENTUK SURAT EDARAN\ LAMPIRAN 3 DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN PERATURAN YANG BERLAKU DI INTERNAL ANRI DALAM BENTUK INSTRUKSI KEPALA
- 2 - Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan 1 Mempelajari isi substansi dan arah kebijakan, melakukan koordinasi serta mendisposisikan untuk melakukan harmonisasi Staf/ Perancang Peraturan Kasubbag Kabag Hukum dan Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian 2 Menerima, mempelajari, memeriksa isi substansi, dan memberikan arahan, serta mendisposisikan untuk melakukan harmonisasi dan penelaahan 3 Menerima disposisi, memeriksa format penyusunan dan penelaahan Rancangan Peraturan Kepala 4 Menyiapkan bahan penelaahan dan melakukan perbaikan format Rancangan Peraturan Kepala 5 Memeriksa hasil perbaikan format dan menyampaikan hasil penelaahan Rancangan Peraturan Kepala 6 Menerima, memeriksa, menyempurnakan hasil penelaahan serta perbaikan format, dan menyampaikan Rancangan Peraturan Kepala 7 Menerima, memeriksa, menurunkan kembali apabila ada perubahan dan memberikan paraf persetujuan 8 Menerima, mendisposisikan Rancangan Peraturan Kepala untuk di lakukan ketik final setelah melalui beberapa proses penyempurnaan Tidak Ya 9 Menerima disposisi dan menyampaikan kepada Staf untuk melakukan ketik final sesuai dengan arahan 10 Melakukan Ketik Final Peraturan Kepala yang dituangkan pada media kertas bebas asam sebanyak dua rangkap 11 Menerima dan meneliti Peraturan Kepala yang sudah di Ketik Final, kemudian menyampaikan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan
- 3 - No Tahap Kegiatan 12 Meneliti kembali kemudian menyampaikan kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian untuk proses lebih lanjut Staf/Peranca ng Peraturan Unit Penyelesaian Kasubbag Kabag Hukum dan Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian 13 Menerima, meneliti kembali, memberikan paraf persetujuan, dan memproses penandatanganan kepada Sekretaris Utama 14 Melakukan penomoran, mencatat ke dalam buku penomoran, dan mendokumentasikan naskah asli Peraturan Kepala Norma Waktu : 30 Hari Kerja
- 4 - Lampiran 2 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 No DAFTAR LAMPIRAN DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN SURAT EDARAN Tahap Kegiatan 1 Menerima usulan, melakukan koordinasi, mempelajari materi dan arah kebijakan, dan mendisposisikan untuk melakukan harmonisasi Staf/ Perancang Peraturan Unit Penyelesaian Kasubbag Kabag Hukum dan Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian 2 Menerima, mempelajari, memeriksa isi substansi, dan memberikan arahan serta mendisposisikan untuk melakukan harmonisasi dan Penelaahan 3 Menerima disposisi, memeriksa format penyusunan dan penelaahan Rancangan Surat Edaran 4 Menyiapkan bahan penelaahan dan melakukan perbaikan format Rancangan Surat Edaran sesuai dengan teknik penyusunan peraturan 5 Memeriksa hasil perbaikan format Rancangan Surat Edaran dan menyampaikan hasil penelaahan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan 6 Menyempurnakan hasil penelaahan dan perbaikan format Rancangan Surat Edaran, serta menyampaikan Kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian 7 Menerima, memeriksa hasil penelaahan materi, menurunkan kembali apabila ada koreksian, serta memberikan paraf persetujuan. 8 Mendisposisikan Rancangan Surat Edaran untuk di lakukan ketik final setelah melalui beberapa proses penyempurnaan 9 Menerima disposisi dan menyampaikan kepada Staf untuk melakukan ketik final sesuai dengan arahan Tidak Ya
- 5 - No Tahap Kegiatan 10 Melakukan Ketik Final dalam media kertas bebas asam sebanyak dua rangkap Staf/ Perancang Peraturan Unit Penyelesaian Kasubbag Kabag Hukum dan Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian 11 Menerima, meneliti Surat Edaran yang sudah di Ketik Final dan menyampaikan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan 12 Meneliti kembali dan menyampaikan Surat Edaran kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian untuk proses lebih lanjut 13 Menerima, meneliti kembali, memberikan paraf persetujuan, dan memproses penandatanganan kepada Sekretaris Utama 14 Melakukan penomoran, mencatat ke dalam buku penomoran, serta melakukan pendokumentasian naskah asli Norma Waktu : 15 Hari Kerja
- 6 - Lampiran 3 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 No DAFTAR LAMPIRAN DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN INSTRUKSI KEPALA Tahap Kegiatan 1 Menerima usulan, mempelajari materi, dan arah kebijakan Rancangan Instruksi Kepala, serta mendisposisikan untuk melakukan harmonisasi Staf/ Perancang Peraturan Unit Penyelesaian Kasubbag Kabag Hukum dan Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian 2 Menerima, mempelajari, memeriksa isi substansi, dan memberikan arahan serta mendisposisikan untuk melakukan harmonisasi dan penelaahan 3 Menerima disposisi, memeriksa format penyusunan dan penelaahan Rancangan Instruksi Kepala 4 Menyiapkan bahan penelaahan, melakukan perbaikan format Rancangan Instruksi sesuai dengan teknik penyusunan peraturan 5 Memeriksa hasil perbaikan format dan penelaahan Rancangan Instruksi Kepala, serta menyampaikan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan 6 Menerima, menyempurnakan hasil penelaahan dan perbaikan format, serta menyampaikan Rancangan Instruksi kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian 7 Menerima, memeriksa penelaahan materi, menurunkan kembali apabila ada koreksian, serta memberikan paraf persetujuan 8 Mendisposisikan Rancangan Instruksi Kepala untuk di lakukan ketik final setelah melalui beberapa proses penyempurnaan 9 Menerima disposisi dan menyampaikan kepada Staf untuk melakukan ketik final Tidak Ya
- 7 - No Tahap Kegiatan 10 Melakukan Ketik Final Instruksi dalam media kertas bebas asam sebanyak dua rangkap Staf/ Perancang Peraturan Unit Penyelesaian Kasubbag Kabag Hukum dan Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian 11 Menerima, meneliti Instruksi yang sudah di Ketik Final dan menyampaikan kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan 12 Meneliti kembali dan menyampaikan Instruksi Kepala kepada Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian untuk proses lebih lanjut 13 Menerima, meneliti kembali, memberikan paraf persetujuan, dan memproses penandatanganan kepada Sekretaris Utama 14 Melakukan penomoran, mencatat ke dalam buku penomoran, dan melakukan pendokumentasian naskah asli Instruksi Kepala Norma Waktu : 15 Hari Kerja Plt. KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN, ZITA ASIH SUPRASTIWI