LAPORAN PERANCANGAN MUSEUM DIRGANTARA AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : Arvin Kustiawan 152 03 019 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
MUSEUM DIRGANTARA Oleh : Arvin Kustiawan 152 03 019 Disetujui Oleh: Ir. Tatang Sudjati Jusup Koordinator Kelompok M. Donny Koerniawan, ST, MT. Dosen Pembimbing
ABSTRAK Secara mendasar, manifestasi bentuk-bentuk fisik dari arsitektur yang ada berfungsi mengakomodasi aktifitas dan kebutuhan manusia. Dari sudut pandang seni, arsitektur lebih dari sekedar pemuasan kebutuhan-kebutuhan fungsional murni dari suatu program pembangunan. Dari dua sudut pandang tersebut dapat disimpulkan bahwa arsitektur merupakan sebuah jawaban yang mencoba berdialog dengan lingkungan dimana ia berdiri dan menjadi jembatan antara lingkungan yang keras dan manusia sehingga menghasilkan sebuah bangunan yang memadukan fungsi, kekuatan dan keindahan bangunan. Pada laporan ini, karya arsitektur yang akan dirancang berupa kasus pendidikan dan lifestyle dengan menekankan pada teknologi struktur dan isu sense of place. Fasilitas yang akan dirancang adalah Museum Dirgantara, yang terletak di Jalan Terusan Dr. Djoendjoenan, Bandung, Indonesia. Museum Dirgantara merupakan sebuah fasilitas dan bangunan yang dirancang sebagai media edukasi dan entertainment, dan juga sebagai media informasi mengenai dunia penerbangan. Dalam merancang Museum Dirgantara, banyak hal teknis yang perlu diperhatikan guna menghasilkan bangunan yang efektif, efisien dan aman. Pendekatan perancangan melalui pendekatan sense of place dan analogi atau metafora bentuk adalah usaha untuk memahami struktur arsitektur berteknologi tinggi dan kemudian membentuk ruang secara kualitatif dan intuitif. Arsitektur modern sebagian besar hanya berangkat dari bentuk, abstrak, dan proporsi, sementara pendekatan ini dimulai dari bagaimana panca indra kita distimulir untuk merasakan pengalaman yang khas dari sebuah ruang. Hal ini dapat diperoleh dari material, bentuk, tekstur, warna, bau-bauan, dan lain-lain. Karena itu saya kemudian ingin memberikan impresi yang kuat dari bentuk yang berasal dari pemahaman struktur yang baik. Semua hal tersebut menentukan karakter lingkungan yang membentuk suatu tempat atau place. i
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan penulis kesempatan serta kemampuan untuk dapat menyelesaikan laporan ini. Berbagai kendala dan rintangan telah penulis alami selama proses pengerjaan laporan ini. Namun, puji Tuhan berkat dorongan dan bantuan dari orang-orang terdekat, laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak M. Donny Koerniawan, ST, MT, atas bimbingan dan ilmu yang diberikan dalam menyelesaikan tugas ini. 2. Para dosen, staf pengajar dan staf TU Departemen Arsitektur ITB yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini. 3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah membantu menyelesaikan tugas ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Laporan ini merupakan sebuah tahap akhir dari perjalanan seorang mahasiswa Arsitektur ITB. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan pada laporan ini. Saran dan kritik pembaca sangat berguna bagi pemanfaatan dan pengembangan laporan ini. Penulis berharap, semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi yang membacanya. Bandung, Desember 2007 Penulis ii
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... viii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Pemilihan Kasus... 1 1.1.2 Lokasi... 2 1.2 Pemahaman Judul... 3 1.3 Tujuan Perancangan... 3 1.4 Permasalahan Perencanaan dan Perancangan... 4 1.4.1 Sirkulasi... 4 1.4.2 Citra Perkembangan Teknologi Dirgantara Pada Bangunan... 5 1.4.3 Peraturan Membangun (buku Annex 14 - Aerodrome)... 6 1.5 Lingkup Perencanaan dan Perancangan... 6 1.6 Asumsi... 7 1.7 Alur Pembahasan... 7 1.8 Sistematika Pembahasan... 8 BAB 2 DATA AWAL PROYEK... 9 2.1 Lokasi Proyek... 9 2.2 Peraturan dan Standar yang Digunakan... 10 2.2.1 Peraturan yang Berlaku... 10 2.2.2 Standar yang Digunakan... 10 2.3 Pemahaman Tipologi Bangunan... 27 2.3.1 Studi Banding... 27 2.4 Tinjauan Teori yang Berhubungan... 35 2.4.1 Sejarah Perkembangan Museum... 35 2.4.2 Fungsi Museum... 35 2.4.3 Museum Dalam konteks Kota... 37 2.5 Kriteria Perancangan... 38 iii
BAB 3 ANALISA... 39 3.1 Analisa Tapak... 39 3.1.1 Analisa Lokasi... 39 3.1.2 Analisa Geografis... 40 3.1.3 Analisa Tata Guna Lahan... 41 3.1.4 Analisa Pandangan... 42 3.1.5 Analisa Sirkulasi... 42 3.1.6 Analisa Vegetasi... 43 3.1.7 Analisa Kemiringan Lahan dan Drainase... 43 3.2 Analisa Kegiatan... 44 3.3 Analisa Pegguna... 45 3.4 Analisa Ruang dan Bentuk... 47 3.5 Analisa Struktur dan Utilitas Bangunan... 48 3.5.1 Struktur... 48 3.5.2 Utilitas... 52 3.6 Kebutuhan Ruang... 55 BAB 4 KONSEP PERANCANGAN... 59 4.1 Ide Awal / Conceptual Ideas... 59 4.2 Konsep Tapak... 60 4.2.1 Pengelompokan Fungsi... 60 4.2.2 Pencapaian... 61 4.2.3 Sirkulasi Luar Bangunan... 61 4.2.4 Penataan Massa... 62 4.2.5 Pembentukan Ruang Luar... 63 4.3 Konsep Bangunan... 63 4.3.1 Selubung Bangunan... 64 4.3.2 Material... 64 4.3.3 Penampilan Bangunan... 64 4.3.4 Pola Ruang... 65 4.3.5 Ruang Dalam... 65 4.3.6 Arsitektur Tropis... 66 4.4 Konsep Struktur... 66 4.4.1 Sistem Strukur... 66 iv
4.4.2 Struktur vs Arsitektur... 66 4.4.3 Detail Konstruksi... 67 4.4.4 Cara Membangun... 67 4.5 Konsep Utilitas... 67 4.5.1 Drainase Tapak... 67 4.5.2 Sistem penangkal Petir... 68 4.5.3 Penyaluran Air Hujan... 68 4.5.4 Ventilasi / Pengkondisian Udara... 69 4.5.5 Akustik... 70 4.5.6 Elektrikal... 70 4.5.7 Plumbing... 71 BAB 5 HASIL RANCANGAN... 72 DAFTAR PUSTAKA... 93 v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Diagram hubungan antar ruang Aero Sport Center 5 Gambar 1.2. Diagram sirkulasi kegiatan servis 5 Gambar 1.3. Diagram batasan ketinggian bangunan dari as landasan atau runway (yang bergaris tebal). 6 Gambar 2.1. Batas Ketinggian Bangunan Di Sekitar Landas Pacu Pesawat menurut Annex 14 Aerodrome. 10 Gambar 2.2. Konfigurasi ruang pamer museum. 11 Gambar 2.3. Jarak dan sudut pandang ke koleksi museum. 12 Gambar 2.4. Cara pencahayaan alami pada ruang pamer museum. 13 Gambar 2.5. Cara pencahayaan buatan pada ruang pamer museum. 14 Gambar 2.6. Standar ukuran loker menurut Time Saver Standards 23 Gambar 2.7. Standar ukuran perabot dalam restoran atau kantin menurut Data Arsitek 24 Gambar 2.8. Standar ukuran jarak perabot dalam restoran atau kafe menurut Data Arsitek 24 Gambar 2.9. Standar ukuran WC sekolah menurut Data Arsitek 25 Gambar 3.1. Batas lahan 40 Gambar 3.2 Zoning Kawasan 41 Gambar 3.3. Analisa Vegetasi dan Aliran Air 43 Gambar 3.4. Analisa Kemiringan Lahan dan Drainase 43 vi
Gambar 3.5. Bagan Distribusi Air Bersih 52 Gambar 3.6. Bagan Distribusi Air Kotor 53 Gambar 3.7. Bagan Sistem Pembuangan Sampah 53 Gambar 3.8. Bagan Sistem Jaringan Listrik 54 Gambar 4.1. Landmark Kota 59 Gambar 4.2. Pengelompokkan Fungsi 60 Gambar 4.3. Konsep Pencapaian Fasilitas 61 Gambar 4.4. Konsep Sirkulasi Luar Bangunan 62 Gambar 4.5. Konsep Konfigurasi Massa 63 Gambar 4.6. Sistem Penangkal Petir 68 Gambar 4.7. Skema Penghawaan Buatan 69 Gambar 5.1. Massa Bangunan 73 Gambar 5.2. Selubung Bangunan 73 Gambar 5.3. Insulasi Panas dan Kebisingan 74 Gambar 5.4. Penerapan Konsep Eco-Architecture dan Efeknya Pada Bangunan 75 Gambar 5.5. Perspektif Bangunan 75 vii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tabel acuan ukuran ruang-ruang administrasi menu 25 Tabel 2.2. Tabel kebutuhan pergantian udara dalam ruang 26 Tabel 2.3. Tabel Studi Banding 34 Tabel 3.1 Analisa Kegiatan 44 Tabel 3.2. Analisa Pengguna 47 Tabel 3.3. Jenis Pondasi 49 Tabel 3.4. Bahan Struktur 49 Tabel 3.5. Jenis lantai 50 Tabel 3.6. Penutup Atap 51 Tabel 3.7. Program Ruang 55 viii