PB 9. Pemberdayaan Masyarakat Desa

dokumen-dokumen yang mirip
PB 4. Kewenangan dan Produk Hukum Desa

PB 7. BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa

PB 1. Visi Undang-undang Desa

PB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa

PB 8. Pengembangan Desa

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat

PB 6. Demokratisasi Tata Kelola Desa dan Ruang Publik

PB 2. Undang-undang Desa dan Promosi Inklusi Sosial

PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN DAN RALAT

Modul Pelatihan Setrawan

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

MODUL PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING LOKAL DESA MODUL PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING LOKAL DESA PLD PENDAMPINGAN DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi i

KOTA TANGERANG SELATAN

Modul 4 Gagasan KSM Ideal

MATRIK KURIKULUM PELATIHAN TENAGA AHLI DAN PENDAMPING PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif

Berkaitan dengan hal tersebut, maka disusun kurikulum pelatihan Monev Diklat.

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

Mata Diklat :KOORDINASI & KOLABORASI Nama Diklat : DIKLAT KEPEMIMPINAN TK IV ANGKATAN91

Pelatihan. Fasilitator Masyarakat. untuk. Tahun Oleh: Rianingsih Djohani. Ria Djohani. 1

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan

KEDUDUKAN, PERANAN, CIRI-CIRI DAN ASAS-ASAS ADMINISTRASI UMUM POLRI

Modul 6 Membangun Nilai Dan Aturan Dasar Kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL)

Fighting Inequality for Better Growth

UNIT 6 : MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG BAIK

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

PILAR-PILAR KEBANGSAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)

INTEGRITAS. BADAN DIKLAT DIY DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

Making Aceh Safer through Disaster Risk Reduction in Development (DRR-A)

Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP

KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR

KURIKULUM PELATIHAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PIMPINAN BBPK/BAPELKES/INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN I. PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (SANKRI) DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

INTEGRITAS DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

INTEGRITAS DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

MODUL PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT MODUL KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DASAR

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

MATRIK SYLABUS PELATIHAN SETRAWAN

LOKAKARYA KESLING DESA

GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN DISKUSI BERSERI

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

MANAJEMEN DAN TEKNIS PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN

DASAR HUKUM,TINGKAT KEAMANAN, KECEPATAN DAN PENGGUNAAN NASKAH DINAS

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik

Modul 7 Membangun KSM Harapan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR

SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT PIM IV

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

P a n d u a n P e n i n g k a t a n K a p a s i t a s PENGELOLAAN DATA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN DAERAH.

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4504/ Analisis Kegiatan Pengembangan PAUD SKS : 2

1. ANALISIS KOMPETENSI

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PENDAHULUAN. Manjilala

DEPARTEMEN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Botubilotahu,

Melakukan Pendampingan yang Efektif

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

MAKALAH TUGAS KELOMPOK EXAMPLE NON EXAMPLE. Mata Kuliah: METODE PEMBELAJARAN. Dosen Pengampu: Ahmad Nasir Aribowo, M.Pd.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

Transkripsi:

PB 9 Pemberdayaan Masyarakat Desa

SPB 9.1. Analisis Sosial Ketidakberayaan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Melakukan analisis sosial untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketimpangan sosial, ekonomi, budaya yang ada di desa. 4 JP (180 menit) Waktu Bahan Bacaan Media Alat Bantu Flipchart, spidol, laptop, infocus, metaplan

Proses Penyajian 1. Mulailah dengan menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam sesi ini 2. Kemudian bawalah peserta untuk mengingat ulang (review) pokok-pokok gagasan materi tentang visi UU Desa. 3. Berikan penjelasan umum tentang kenyataan ketimpangan sosial ekonomi, budaya dengan memberikan contoh kasus yang terjadi di desa. Bisa menggunakan kisah Salim Kancil atau contohcontoh ketimpangan sosial ekonomi lain. Cerita bisa juga diganti dengan permainan yang relevan dan memudahkan peserta untuk memahami kasus. 4. Selesai memberikan penjelasan umum, ajaklah peserta dalam pleno untuk melakukan analisa sosial untuk menemukan hubungan sebab akibat faktor-faktor yang menentukan ketimpangan sosial ekonomi-budaya. Analisa bisa dilakukan dengan mulai menanyakan contohcontoh masyarakat yang tidak berdaya atau miskin. Kemudian lanjutkan dengan tinjauan kritis untuk menemukan faktorfaktor yang menyebabkan ketidakberdayaan atau kemiskinan masyarkat. 5. Rumuskan atau rangkum hasil diskusi akar penyebab ketidakberdayaan masyarakat dengan mengingatkan tentang pokok-pokok metode analisis sosial. Lakukan dengan menggunakan metode sokratik, yaitu dengan cara menanyakan terus menerus faktor penyebab ketidakberdayaan (apa, siapa, mengapa) sampai menemukan akar penyebab.

SPB 9.2. Pemberdayaan Menuju Perubahan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan, 1. Mampu menjelaskan arti pemberdayaan masyarakat desa sebagai jalan menuju perubahan sosial desa 2. Mampu menjelaskan pemberdayaan masyarakat desa ebagai penerapan nilai-nilai pembangunan yang berpihak pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat desa 3 JPL (135 menit) Waktu Metode Curah pendapat, diskusi kelompok, paparan Media Lembar Tayang dan Bahan Bacaan

Alat Bantu Flipt Chart, spidol, laptop, dan infocus Proses Penyajian 1. Mulailah pertemuan dengan menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam sesi belajar bersama ini 2. Hidupkan suasana belajar dengan mengajak peserta berdiskusi untuk mendapatkan pemahaman sekitar topik pemberdayaan. Sebelumnya tanyakan kepada peserta, apakah ada peserta yang pernah melakukan kegiatan pemberdayaan. a. Apa arti pemberdayaan? b. Apa bedanya pemberdayaan dengan pembangunan? 3. Rangkum dan perjelas jawaban peserta dengan memberikan kerangka pemahaman hubungan sebab dan akibat yang memudahkan peserta memahami pokok-pokok pengertian pemberdayaan. Gunakan metode analisa sosial sederhana untuk mengajak peserta memahami konteks ketidakberdayaan dan pemberdayaan. 4. Kemudian bagilah jumlah peserta ke dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut: a. Apa tujuan pemberdayaan masyarakat desa? b. Siapa atau kelompok masyarakat yang mana yang berhak untuk diberdayakan? c. Siapa aktor atau pelaku pemberdayaan? d. Daya, kapasitas atau kemampuan apa saja yang seharusnya diberdayakan? e. Cara-cara apa yang dianggap cukup strategis untuk mulai melakukan pemberdayaan masyarakat desa? 5. Setelah selesai diskusi kelompok, ajaklah peserta kembali ke pleno. Mintalah kesediaan kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya. Berilah kesempatan pada kelompok lain untuk menyampaikan tanggapannya.

6. Rangkumlah jawaban-jawaban kelompok diskusi dalam satu kerangka pemahaman yang utuh (komprehensif). Pasal 1 (12) UU Desa No 6. Tahun 2014 bisa digunakan sebagai kerangka umum untuk merangkum jawaban peserta. 7. Akhiri sesi ini dengan menunjukkan kaitan tujuan pemberdayaan dengan makna azas rekognisi dan subsidiaritas (kewenangan desa untuk mengatur dan mengurus pembangunan desa)