WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN"

Transkripsi

1 IV WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

2 WORKSHOP ANALISIS DATA 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

3 Modul PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II - 3

4 WORKSHOP ANALISIS DATA 4 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

5 Modul Penataan dan Pemerataan Guru ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi workshop ini merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat. Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II - 5

6 WORKSHOP ANALISIS DATA 6 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

7 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Daftar Isi Pengantar iii Unit 1 Kerangka Kebijakan Berdasarkan Pengalaman Praktis 3 Unit 2 Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis 15 Unit 3 Penguatan Aspek Regulasi 27 Unit 4 Analisis Resiko Kebijakan 37 Unit 5 Rencana Tindak Lanjut 49 Pengantar Program Penataan dan Pemerataan Guru i

8 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ii Pengantar Program Penataan dan Pemerataan Guru

9 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Pengantar Workshop Implementasi Kebijakan Workshop Implementasi Kebijakan dimaksudkan untuk memastikan bahwa rekomendasi kebijakan yang disampaikan pada Konsultasi Publik dapat dilaksanakan secara nyata di tingkat kabupaten/kota. Workshop ini merupakan kelanjutan dari WS 2: Analisis Kebijakan PPG, kegiatan workshop dibagi dalam dua sesi, Sesi Pertama diikuti oleh pengambil kebijakan di tingkat kabupaten/kota (Lihat Panduan Praktis) bertujuan untuk menetapkan kebijakan dan menyusun regulasi/petunjuk teknis pelaksanaa penataan guru di tingkat sekolah dan kecamatan. Sesi Kedua diikuti oleh praktisi pendidikan di tingkat sekolah dan kecamatn. Tujuan dari sesi ini adalah untuk memberikan penguatan dan verifikasi sasaran kebijakan yang sesuai dengan kondisi local. Workshop Analisis Kebijakan dimulai dari 1) Prioritas dan Sasaran Kebijakan, 2) Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis, 3) Penguatan Aspek Regulasi/Petunjuk Teknis, 4) Analisis Resiko Kebijakan, dan 5) Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut. Sebelum workshop dilaksanakan, tim harus mempersiapkan tentang verifikasi data dan identifikasi peraturan yang berkaitan dengan kebijakan yang akan diterapkan. Pengantar Program Penataan dan Pemerataan Guru iii

10 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Jadwal Workshop 1 Analisis Data Penataan dan Pemerataan Guru Waktu Materi Strategi Penanggung Jawab Hari Pertama Pembukaan sekaligus Paparan Rekomendasi kebijakan PPG Rehat Kopi Unit 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan Pleno Pleno dan diskusi kelompok Kepala Dinas GMS Isoma (LK. 1.1 dan LK 1.2) Uni 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis (LK 2.1, LK 2.2, dan LK 2.3) Hari Kedua Pleno dan Diskusi Kelompok GMS Registrasi Peserta DC Pembukaan sekaligus Paparan Singkat Hasil Konsultasi Publik PPG Rehat Kopi Unit 3: Penguatan Aspek Regulasi/Petunjuk Teknis Pleno Diskusi Kelompok Ka Dinas GMS Ishoma Admin Unit 4: Analisis Resiko Kebijakan Diskusi Kelompok GMS Unit 5: Rekomendasi dan RTL Pleno GMS Penutupan Pleno Ka Dinas iv Pengantar Program Penataan dan Pemerataan Guru

11 PENYAMAAN PERSEPSI UNIT 1 PRIORITAS DAN SASARAN KEBIJAKAN UNIT 1: Mengenal USAID PRIORITAS dan Tujuan Penataan dan Pemerataan Guru 1

12 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN 2 UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan

13 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNIT 1 PRIORITAS DAN SASARAN KEBIJAKAN - Waktu: 90 menit Pengantar Konsultasi publik telah dilaksanakan dan menghasilkan rumusan kebijakan dan rancangan implementasi kebijakan yang akan diterapkan oleh masing-masing kebupaten/kota. Agar hasil konsultasi publik benar-benar dapat dilaksanakan maka rumusan kebijakan dan rancangan implementasi kebijakan perlu dioperasionalkan. Rumusan kebijakan pada tingkat kabupaten/kota yang dapat berupa Surat Keputusan SKPD (Dinas Pendidikan dan BKD), Peraturan Bupati/Walikota, atau Peraturan Daerah perlu ditetapkan dan ditindaklanjuti dengan implementasi kebijakan. Oleh sebab itu, kabupaten/kota perlu mempersiapkan implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru. Persiapan implementasi kebijakan pada kabupaten/kota diperlukan agar kebijakan tersebut benar-benar dapat diterapkan dengan baik dan tepat sasaran. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah memverifikasi analisis data DAPODIK dengan data riil di lapangan. Kegiatan verifikasi ini telah dilakukan pada saat persiapan workshop implementasi kebijakan ini. Verifikasi data dilakukan agar sasaran spesifik dapat tercapai dengan akurat. Akurasi data akan menjamin implementasi kebijakan tepat sasaran karena implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru berkenaan langsung dengan: siapa guru yang akan terdampak penataan, di sekolah di mana dia bertugas (jika dimutasi: ke sekolah mana), dan berdomisili di kecamatan apa. Verifikasi data dapat dilakukan dengan pengecekan langsung ke lapangan atau berkoordinasi dengan para pelaku lapangan. Setelah verifikasi data dilaksanakan, prioritas kebijakan implementasi penataan dan pemertaan guru perlu ditentukan dan dijabarkan dalam sasaran kebijakan. Pada sesi ini akan dilakukan penentuan prioritas kebijakan implementasi dan sasarannya. Hasil dari sesi ini akan dijadikan landasan untuk perancangan regulasi kebijakan dan pengembangan program implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru. UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan 3

14 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Tujuan Secara umum tujuan dari workshop ini adalah kabupaten/kota dapat mempersiapkan Implementasi Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru dan dapat melaksanakannya secara bertahap. Secara khusus, tujuan Unit 1 adalah untuk 1. memilih kebijakan penataan dan pemerataan guru di tingkat kabupaten/kota berdasarkan pertimbangan tertentu. 2. menetapkan prioritas kebijakan untuk diimplementasikan. 3. menentukan sasaran kebijakan untuk implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru. Pertanyaan Kunci Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan ini antara lain: Apakah kebijakan penataan dan pemerataan guru di tingkat kabupaten/kota telah dipilih untuk diimplementasikan? Apakah prioritas implementasi kebijakan telah ditetapkan? Apakah sasaran untuk implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru? Petunjuk Umum Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan baik, berikut disampaikan beberapa petunjuk umum. Disiapkan laporan hasil konsultasi publik, tentang penataan dan pemerataan guru pada tingkat kabupaten/kota. Disiapkan hasil analisis data yang lebih rinci untuk memilih sasaran kebijakan yang diprioritaskan untuk diimpelementasikan. Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif mengikuti sesi dan berkontribusi. 4 UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan

15 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Sumber dan Bahan Lembar Kerja 1.1: Prioritas Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru Lembar Kerja 1.2: Sasaran Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting. Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada tiap tahapan penyampaian sesi ini. TIK Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi jika memungkinkan dapat disediakan: Proyektor LCD Laptop atau personal computer untuk presentasi Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan kertas flipchart. UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan 5

16 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Ringkasan Sesi Introduction 15 menit Connection 20 menit Application 60 menit Reflection 10 menit Extension 5 menit Peserta menyimak ringkasan hasil konsultasi publik, tujuan, dan hasil yang diharapkan dalam sesi ini Mencermati rumusan kebijakan hasil konsultasi publik tentang penataan dan pemerataan guru. Menetapkan prioritas kebijakan penataan dan pemerataan guru Menyusun sasaran kebijakan di kecamatankecamatan yang akan mengimplement asikan kebijakan penataan dan pemerataan guru Mengajak peserta untuk menilai apakah tujuan sesi telah tercapai. Memanfaat kan hasil kegiatan ini untuk pembuatan regulasi kebijakan I Rincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Fasilitator menyampaikan ringkasan hasil konsultasi publik tentang penataan dan pemerataan guru. (2) Fasilitator menyampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari sesi prioritas kebijakan dan sasaran kegiatan. C Connection (10 menit) Mencermati rumusan-rumusan kebijakan (1) Mencermati rumusan-rumusan kebijakan (10 menit). 6 UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan

17 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN (2) Fasilitator mengajak peserta mencermati rumusan-rumusan kebijakan penataan dan pemerataan guru berdasarkan ringkasan hasil konsultasi publik. Usahakan seluruh peserta mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan masing-masing rumusan kebijakan untuk diimplementasikan berdasarkan kepentingan, kelayakan, dan anggaran yang diperlukan. A Application (60 menit) Menetapkan prioritas kebijakan yang akan diimplementasikan (30 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk menentukan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan kepentingan, kelayakan, dana, dan lain-lain dalam memilih rumusan kebijakan menjadi prioritas kebijakan (LK 1.1). Setiap kelompok mendiskusikan hasil pertimbangannya terhadap rumusan kebijakan dan mengambil kesepakatan dalam kelompok untuk menetapkan prioritas kebijakan yang segera diimplementasikan. Hasil diskusi dipresentasikan dan secara pleno menetapkan kebijakan yang segera diimplementasikan. Menyusun Sasaran Kebijakan (30 menit) (2) Fasilitator membagikan Lembar Kerja 1.2 kepada peserta. Peserta dalam kelompok mengidentifikasi sasaran implementasi kebijakan. Dalam kelompok peserta mendiskusikan sasaran implementasi kebijakan. (3) Masing-masing perserta dalam kelompok merinci sasaran kebijakan berdasarkan hasil analisis data kecamatan-kecamatan. Masing-masing kelompok mengajukan dan menyepakati rincian sasaran implementasi kebijakan. (4) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya terkait dengan sasaran dan rincian kebijakan implementasi. Presentasi dilakukan secara pleno dan di akhir langkah ini disepakati sasaran dan rincian implementasi kebijakan yang dipilih. R Reflection (10 menit) Fasilitator meminta peserta untuk melihat kembali prioritas, sasaran, dan rincian implementasi kebijakan. Fasilitator meminta peserta untuk melakukan evaluasi Apakah tujuan pelatihan di sesi ini tercapai? dan memberikan alasan mengapa hal itu bisa terjadi. UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan 7

18 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E Extension Fasilitator mendorong peserta untuk segera menindaklanjuti hasil-hasil sesi ini dengan pembuatan regulasi kebijakan atau menyusun petunjuk teknis implementasi kebijakan. Pesan Utama Prioritas, sasaran, dan rincian kebijakan akan dijadikan pijakan dalam membuat regulasi atau petunjuk teknis implementasi kebijakan. Penetapan sasaran dan rincian kebijakan yang akurat akan memudahkan pembuatan regulasi implementasi kebijakan. Regulasi kebijakan yang jelas akan menjadi payung hukum yang mantap dalam implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru. 8 UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan

19 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Lembar Kerja 1.1 Prioritas Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru No Rumusan Kebijakan Hasil Konsultasi Publik Dasar Pertimbangan* (kepentingan, kelayakan, anggaran, dan lain-lain) Prioritas Kebijakan yang dipilih** Catatan: * Diisi berdasarkan fakta ** Diisi nomor urut berdasarkan prioritas. UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan 9

20 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Lembar Kerja 1.2 Sasaran Implementasi Kebijakan Prioritas Kebijakan: No Sasaran Kebijakan Rincian UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan

21 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PRESENTASI UNIT 1 UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan 11

22 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN 12 UNIT 1: Prioritas dan Sasaran Kebijakan

23 PENYAMAAN PERSEPSI UNIT 2 PENYUSUNAN SUBSTANSI REGULASI/PETUNJUK TEKNIS UNIT 1: Mengenal USAID PRIORITAS dan Tujuan Penataan dan Pemerataan Guru 1

24 WORKSHOP ANALISIS DATA UNIT 1 12 UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis

25 WORKSHOP ANALISIS DATA UNIT 2 PENYUSUNAN SUBSTANSI REGULASI/ PETUNJUK TEKNIS - Waktu: 150 menit Pengantar Kebijakan yang dirumuskan pada tingkat kabupaten/kota dapat berupa Surat Keputusan SKPD (Dinas Pendidikan dan BKD), Peraturan Bupati/Walikota, atau Peraturan Daerah. Agar rumusan kebijakan tersebut berdampak pada penataan dan pemerataan guru, kebijakan tersebut perlu diimplementasikan. Implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru memerlukan substansi regulasi/petunjuk teknis yang akan ditindaklanjuti. Sasaran penyusunan substansi regulasi/petunjuk teknis penataan dan pemerataan guru akan memberi rambu-rambu bagaimana kebijakan yang harus diimplementasikan. Di samping dapat mengarahkan proses implementasi kebijakan, penyusunan substansi regulasi/petunjuk teknis kegiatan dapat menjadikan sasaran kebijakan tercapai dengan benar. Penyusunan substansi regulasi/petunjuk teknis perlu disusun agar implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru berada pada jalur yang tepat. Jadi, di samping data sudah terverifikasi dengan kondisi riil di lapangan, substansi regulasi/petunjuk teknis kegiatan menjadi salah satu syarat penting dalam implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru. Tujuan Secara umum tujuan dari workshop Implementasi Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru adalah menerapkan secara bertahap penataan guru pada tingkat sekolah dalam kecamatan. Secara khusus, tujuan implementasi kebijakan penataan guru pada sesi ini yaitu untuk: 1. penguatan kapasitas dinas pendidikan dalam implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru 2. memahami aspek-aspek substansi regulasi/petunjuk teknis kegiatan dan sasaran kegiatan penataan dan pemerataan guru 3. menyusun kerangka petunjuk teknis penataan dan pemerataan guru. UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis 13

26 WORKSHOP ANALISIS DATA Pertanyaan Kunci Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan ini antara lain: Apa itu penguatan kapasitas dinas pendidikan dalam implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru? Bagaimana memahami aspek-aspek substansi regulasi/petunjuk teknis kegiatan dan sasaran kegiatan penataan dan pemerataan guru? Bagaimana cara menyusun kerangka petunjuk teknis penataan dan pemerataan guru? Petunjuk Umum Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan baik, berikut disampaikan beberapa petunjuk umum. Disiapkan kebijakan penataan dan pemerataan guru yang telah dipilih. Disiapkan substansi regulasi kabupaten/kota tertentu yang sesuai dengan kebijakan penataan dan pemerataan guru. Disiapkan petunjuk teknis kabupaten/kota tertentu yang sesuai dengan kebijakan penataan dan pemerataan guru. Disiapkan hasil-hasil Unit 1, terutama hasil dari LK 1.2. Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif mengikuti sesi dan berkontribusi. Sumber dan Bahan Lembar Kerja 2.1: Prioritas Kebijakan Lembar Kerja 2.2: Sasaran Kegiatan Lembar Kerja 2.3: Struktur Regulasi Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting. 14 UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis

27 WORKSHOP ANALISIS DATA Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 120 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada tiap tahapan penyampaian sesi ini. TIK Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi jika memungkinkan dapat disediakan: Proyektor LCD Laptop atau personal computer untuk presentasi Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan kertas flipchart. Ringkasan Sesi Introduction 5 menit Connection 20 menit Application 80 menit Reflection 10 menit Extension 5 menit Peserta menyimak mengenai penyusunan substansi/regula si petunjuk teknis, tujuan, dan hasil yang diharapkan dalam sesi ini. Mencermati hasil LK 1.2 tentang sasaran regulasi dan rinciannya. Menentukan aspek regulasi dan rinciannya. Membandingkan aspek regulasi dengan draf/regulasi yang sudah dimiliki (untuk daerah yang sudah memiliki regulasi) Membuat kerangka regulasi, untuk daerah yang belum memiliki regulasi. Peserta merenungkan apakah tujuan sesi telah tercapai. Membuat rencana implementasi kebijakan UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis 15

28 WORKSHOP ANALISIS DATA I Rincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (5 menit) (1) Fasilitator menyampaikan kebijakan penataan dan pemerataan guru yang dipilih untuk segera diimplementasikan. (2) Fasilitator menyampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini C Connection (20 menit) Mencermati hasil LK 1.2 tentang sasaran regulasi dan rinciannya. (1) Sasaran kebijakan yang akan ditindaklanjuti dari masing-masing kegiatan yang dipilih (5 menit). Fasilitator mengajak peserta menelaah hasil sasaran regulasi yang dipilih berserta pertimbangan-pertimbangannya. Usahakan seluruh peserta dalam kelompok membahasnya sehingga mereka sepakat dengan kebijakan yang telah dipilih. (2) Identifikasi petunjuk teknis yang akan ditindaklanjuti dari masingmasing kegiatan yang dipilih (15 menit). Fasilitator mendorong peserta secara kelompok untuk mengidentifikasi peraturan-peraturan, substansi, dan petunjuk teknis (jika ada) yang terkait dengan implementasi kebijakan yang dipilih. Peserta mendiskusikan dalam kelompok pokok-pokok pikiran dalam peraturan-peraturan, substansi, atau petunjuk teknis yang teridentifikasi. A Application (80 menit) Menentukan substansi regulasi/petunjuk teknis dan rinciannya yang akan ditindaklanjuti dari masing-masing kegiatan yang dipilih (1) Menentukan aspek regulasi dan rinciannya yang akan ditindaklanjuti dari masing-masing kegiatan yang dipilih (20 menit). Fasilitator membagikan LK 2.1 Aspek & Rincian Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis untuk penataan dan pemerataan guru (yang terkait dengan kebijakan yang dipilih, jika ada). Peserta dalam kelompok membaca dan mendiskusikan hal-hal penting dalam 16 UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis

29 WORKSHOP ANALISIS DATA menyusun substansi regulasi. Pokok-pokok pikiran dalam penyusunan substansi regulasi didiskusikan secara pleno dan disepakati. (2) Membandingkan aspek regulasi dengan draf/regulasi yang sudah dimiliki (untuk daerah yang sudah memiliki regulasi) (30 menit) Fasilitator membagikan LK 2.2 Perbandingan Hasil LK 2.1 dengan Regulasi. Peserta mendiskusikan dengan membadingkan aspek regulasi dengan draf/regulasi yang sudah dimiliki daerah. Jika daerah belum memiliki draf/regulasi mengenai penataan dan pemerataan guru, maka fasilitator dapat mengarahkan peserta untuk langsung mengerjakan LK 2.3 (3) Pembuatan kerangka petunjuk teknis (30 menit) Fasilitator membagikan LK 2.3 Struktur Regulasi/Petunjuk Teknis. Peserta membuat petunjuk petunjuk teknis yang terkait dengan implementasi kebijakan yang dipilih. Setelah peserta bersepakat dengan struktur tersebut, mereka mengisikan kerangka petunjuk teknis ke dalam lembar LK. Beberapa kelompok mempresentasikan petunjuk teknis terkait dengan implementasi kebijakan yang dipilih untuk disepakati. Jika daerah sudah memiliki draf/regulasi mengenai penataan dan pemerataan guru, maka peserta tidak perlu mengerjakan LK 2.3 ini. R Reflection (10 menit) Fasilitator meminta peserta untuk merenungkan kembali hal-hal yang telah disepakati dalam sesi ini. Fasilitator meminta peserta untuk melakukan evaluasi Apakah tujuan pelatihan di sesi ini tercapai? dan memberikan alasan mengapa hal itu bisa terjadi. E Extension Fasilitator mendorong peserta untuk melengkapi kerangka petunjuk teknis sehingga menjadi substansi regulasi/petunjuk teknis yang benar-benar dapat dijadikan panduan. Penyempurnaan petunjuk teknis ini dapat dilakukan pada saat pendampingan. UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis 17

30 WORKSHOP ANALISIS DATA Pesan Utama Agar kebijakan penataan dan pemerataan guru dapat diimplementasikan secara terarah maka diperlukan penyusunan substansi regulasi/petunjuk teknis. Prioritas kebijakan dan jumlah sasaran dapat diadopsi dari petunjuk sejenis pada tingkat yang lebih tinggi yang disesuaikan dengan kondisi lokal. 18 UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis

31 WORKSHOP ANALISIS DATA Lembar Kerja 2.1 Aspek dan Rincian Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis Petunjuk: 1. Bacalah hasil-hasil dari Unit 1, terutama LK Bacalah penyusunan substansi regulasi/petunjuk teknis yang diberikan dan identifikasi aspek-aspek regulasi dalam substansi regulasi tersebut. Tulis hasil identifikasi aspek-aspek regulasi pada kolom Jika dikaitkan dengan petunjuk teknis yang akan diimplementasi, apa saja rincian kebutuhan (untuk terlaksananya aspek reulasi-kolom 3) yang harus ada pada substansi regulasi/petunjuk teknis? Tuliskan pada kolom 4. No Input Hasil Unit 1 (LK 1.2) Aspek Regulasi Rincian UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis 19

32 WORKSHOP ANALISIS DATA Lembar Kerja 2.2 Perbandingan Hasil LK 2.1 dengan Regulasi Petunjuk: 1. Jika kab./kota sudah memiliki regulasi, maka LK 2.2 ini dapat digunakan sebagai catatan dalam diskusi. 2. Bacalah regulasi mengenai penataan dan pemerataan guru kab/kota yang bersangkutan. 3. Bandingkan isi hasil LK 2.1 dengan regulasi mengenai penataan dan pemerataan guru kab/kota yang bersangkutan. Tulis hasil identifikasi aspek-aspek regulasi pada kolom 2. No Aspek Regulasi Catatan Hasil Perbandingan UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis

33 WORKSHOP ANALISIS DATA Lembar Kerja 2.3 Struktur Regulasi/Petunjuk Teknis No Komponen Regulasi/Petunjuk Teknis Aspek Regulasi (Hasil LK 2.2) 1 Ketentuan umum 2 Ruang lingkup 3 Kedudukan, fungsi, dan tujuan 4 Prinsip 5 Penyusunan PPG 6 Penerapan 7 Kriteria 8 Prosedur 9 Hak dan kewajiban 10 Pembinaan dan pengawasan 11 Ketentuan peralihan 12 Ketentuan penutup UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis 21

34 WORKSHOP ANALISIS DATA PRESENTASI UNIT 2 22 UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis

35 WORKSHOP ANALISIS DATA UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis 23

36 WORKSHOP ANALISIS DATA 24 UNIT 2: Penyusunan Substansi Regulasi/Petunjuk Teknis

37 PENYAMAAN PERSEPSI UNIT 3 PENGUATAN ASPEK REGULASI UNIT 1: Mengenal USAID PRIORITAS dan Tujuan Penataan dan Pemerataan Guru 1

38 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN 26 UNIT 3: Penguatan Aspek Regulasi

39 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNIT 1 PENGUATAN ASPEK REGULASI - Waktu: 120 menit Pengantar Pada unit sebelumnya telah dibahas mengenai aspek regulasi beserta rinciannya, hasil ini bisa dijadikan bahan untuk melakukan penguatan secara sistematis dan komprehensif dalam mengkaji aspek regulasi yang ada. Aspek regulasi perlu mendapat penguatan disesuaikan dengan kebijakan lokal atau fakta yang terjadi dilapangan. Penguatan dapat berupa penambahan/pengurangan atau modifikasi disesuaikan dengan kepentingan daerah masing-masing. Pengalaman terbaik dilapangan bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan review terhadap penyusunan regulasi yang baru, maupun terhadap regulasi yang sudah ada. Oleh karena itu melakukan review yang komprehensif menjadi sebuah keniscayaan dalam rangka menghasilkan aspek regulasi yang benar-benar efektif sesuai dengan kebutuhan daerah. Tujuan Secara umum tujuan dari workshop Implementasi Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru adalah menerapkan secara bertahap penataan guru padatingkat sekolah dalam kecamatan. Secara khusus, tujuan penguatan aspek regulasi adalah untuk: 1. melakukan verifikasi sasaran kebijakan penataan dan pemerataan guru menurut persepsi praktisi lapangan baerdasarkan hasul Unit 1 (LK. 1.2) 2. mengembangkan aspek regulasi untuk program implementasi kebijakan pada tingkat sekolah dan kecamatan. UNIT 3: Penguatan Aspek Regulasi 27

40 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Pertanyaan Kunci Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan ini antara lain: apakah sasaran kebijakan penataan dan pemerataan guru sesuai menurut persepsi praktisi lapangan penguatan aspek apa saja untuk mengembangkan program implementasi kebijakan pada tingkat sekolah dan kecamatan? Petunjuk Umum Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan baik, berikut disampaikan beberapa petunjuk umum. Disiapkan kebijakan penataan dan pemerataan guru yang telah dipilih. Disiapkan hasil analisis data DAPODIK yang telah diverifikasi data riil lapangan. Disiapkan tim kecamatan-kecamatan yang telah ditetapkan sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Disiapkan hasil Unit 2, terutama LK 2.2 atau 2.3. Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif mengikuti sesi dan berkontribusi. Sumber dan Bahan Lembar Kerja 3.1 : Review Aspek dan Rincian Regulasi Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting. Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 120 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada tiap tahapan penyampaian sesi ini. 28 UNIT 3: Penguatan Aspek Regulasi

41 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TIK Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi jika memungkinkan dapat disediakan: Proyektor LCD Laptop atau personal computer untuk presentasi Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan kertas flipchart. Ringkasan Sesi Introduction 10 menit Connection 30 menit Application 70 menit Reflection 10 menit Extension Peserta menyimak substansi regulasi/ petunjuk teknis tujuan,dan hasil yang diharapkan dalam sesi ini Review substansi regulasi. Mencermati substansi regulasi beserta rinciannya. Peserta dalam kelompok mendiskusikan persiapan program, kriteria dan persyaratan, dan pengembangan program Kunjung Karya Penyepakatan program Peserta merenungkan apakah tujuan sesi telah tercapai. Membuat rencana tindak lanjut implementasi kebijakan UNIT 3: Penguatan Aspek Regulasi 29

42 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN I Rincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Fasilitator menyampaikan bahwa agar kebijakan penataan dan pemerataan guru dapat diimplementasikan dengan baik maka perlu pengembangan program. (2) Fasilitator menyampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini. (3) Fasilitator membagi peserta ke dalam tiga kelompok, yiatu kelompok: persiapan program, kriteria dan persyaratan, dan pengembangan program. C Connection (30 menit) Review substansi regulasi/petunjuk Teknis implementasi kebijakan (30 menit) (1) Masing-masing perserta mencermati substansi regulasi/petunjuk teknis kebijakan yang dipilih. (2) Masing-masing peserta mereview substnasi regulasi/petunjuk teknis kebijakan yang mendesak dan sesuai dengan kondisi riil sumber daya yang dimiliki kecamatan-kecamatan. A Application ( 70 menit) Pengembangan Program Implementasi Kebijakan Pengembangan program (30 menit) (1) Fasilitator membagikan Review Aspek dan Rincian Regulasi (LK 3.1). Peserta dalam kelompok mendiskusikan program-program implementasi kebijakan yang dipilih berdasarkan butir-butir rencana konkrit implementasi kebijakan. Kunjung karya (15 menit) (2) Hasil diskusi review aspek dan rincian regulasi disampaikan ke kelompok lain untuk ditelaah dan diberi masukan. Hasil telaah dan komentar kelompok lain digunakan untuk memperbaiki program-program yang telah dikembangkan. 30 UNIT 3: Penguatan Aspek Regulasi

43 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Penyepakatan program (25 menit) (3) Setiap kelompok menyajikan hasil review aspek dan rincian regulasi penataan dan pemerataan guru secara pleno. Di akhir penyajian ini semua kelompok menyepakati review aspek dan rincian regulasi tersebut. R Reflection (10 menit) Fasilitator meminta peserta untuk merenungkan kembali hal-hal yang telah disepakati dalam sesi ini. Fasilitator meminta peserta untuk melakukan evaluasi Apakah tujuan pelatihan di sesi ini tercapai? dan memberikan alasan mengapa hal itu bisa terjadi. E Extension Fasilitator mendorong peserta untuk lebih merinci program-program yang telah dikembangkan dan penyempurnaan program akan dilaksanakan pada saat pendampingan. Pesan Utama Agar perubahan segera terjadi di lapangan maka program-program yang mudah dilaksanakan, memiliki peluang tingkat penerimaan yang tinggi, dan tidak memerlukan biaya besar perlu diutamakan untuk diimplementasikan. Program semacam ini akan mengarah pada sasaran dan berpeluang tidak menimbulkan gejolak. UNIT 3: Penguatan Aspek Regulasi 31

44 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Lembar Kerja 3.1 Review Aspek dan Rincian Regulasi Program Implementasi Kebijakan:... Input Hasil Unit 2 (LK 2.1 / LK 2.3)* Catatan/Review Aspek Regulasi Rincian *LK 2.1 untuk daerah yang sudah memiliki regulasi atau LK 2.3 untuk daerah yang belum memiliki regulasi 32 UNIT 3: Penguatan Aspek Regulasi

45 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PRESENTASI UNIT 3 UNIT 3: Penguatan Aspek Regulasi 33

46 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN 34 UNIT 3: Penguatan Aspek Regulasi

47 PENYAMAAN PERSEPSI UNIT 4 ANALISIS RESIKO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNIT 1: Mengenal USAID PRIORITAS dan Tujuan Penataan dan Pemerataan Guru 1

48 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN 36 UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan

49 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNIT 4 ANALISIS RESIKO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN - Waktu: 150 menit Pengantar Pada dasarnya setiap kebijakan yang diambil pasti akan mengandung resiko atau dampak baik itu positif maupun negatif. Resiko yang akan berdampak negatif perlu ditangani secara khusus sedemikian sehingga bisa diminimalisir dampaknya terhadap implementasi kebijakan. Ada banyak dampak yang bisa timbul akibat sebuah implementasi kebijakan, oleh karena itu setiap dampak yang berpotensi muncul perlu diantisipasi sedemikian sehingga tidak menimbulkan hambatan dalam melakukan implementasi kebijakan dilapangan. Berdasarkan hal tersebut di atas perlu dibuat langkah atau tahapan yang sistematis untuk meminimalisir resiko yang akan timbul melalui pendekatan analisis SWOT (Strength Weakness Oportunitiy and Treaths). Hasil analisis akan dipetakan menjadi sebuah matriks yang menggambarkan tingkat kekuatan dan peluang implementasi kebijakan terhadap tingkat kelemahan dan ancaman yang mungkin akan terjadi. Tujuan Secara umum tujuan dari unit ini adalah meminimalisir resiko yang muncul akibat dari implementasi sebuah kebijakan. Secara khusus, tujuan unit ini adalah untuk: 1. peningkatan kapasistas dinas pendidikan dalam mengadvokasi kebijakan yang diambil secara sistematis dan komprehensif 2. melakukan analisis resiko implementasi penataan dan pemerataan guru secara komprehensif 3. mengambil langkah strategis yang mampu meminimalisir resiko dalam 4. mengimplementasikan kebijakan penataan dan pemerataan guru. UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan 37

50 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Pertanyaan Kunci Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan ini antara lain: Apa dampak sosisal dan budaya dari kebijakan yang diplih? Apakah kebijakan yang diambil memiliki resistensi? Bagaimana hasil analisis kendala internal terhadap ancaman dari pihak ekternal implementasi kebijakan? Strategi apa yang harus dilakukan dalam rangka meminimalisir resiko implementasi kebijakan? Petunjuk Umum Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan baik, berikut disampaikan beberapa petunjuk umum. Fasilitator harus mampu mengawal terimplementasikannya kebijakan dengan menghasilkan langkah strategis untuk meminimalisir resiko Disiapkan kebijakan penataan dan pemerataan guru yang telah dipilih. Disiapkan tim kecamatan-kecamatan yang telah ditetapkan sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Sumber dan Bahan Lembar Kerja 4.1: Dampak implementasi kebijakan Lembar Kerja 4.2: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan terpilih Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting. Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 150 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada tiap tahapan penyampaian sesi ini. 38 UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan

51 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TIK Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi jika memungkinkan dapat disediakan: Proyektor LCD Laptop atau personal computer untuk presentasi Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan kertas flipchart. Ringkasan Sesi Introduction 15 menit Peserta menyimak penjelasan mengenai : - hasil yang diharapkan dalam sesi ini, - analisis resiko kebijakan yang dipilih - overview Analisis SWOT Connection 25 menit - Diskusi untuk mencermati dampak sosial dan budaya dari kebijakan yang dipilih - Paparan tentang analisis SWOT Application 100 menit Melakukan identifikasi dampak sosial dan budaya dan menuliskannya kedalam LK 4.1 Melakukan analisis SWOT terhadap kebijakan yang diambil: - Identifikasi Kekuatan - Identifikasi Peluang - Identifikasi kelemahan - Identifikasi ancaman Memetakan dan menuliskan kelemahan dan ancaman ke dalam LK 4.2 Reflection 10 menit Peserta merenungkan apakah tujuan sesi telah tercapai. Extension Membuat rencana tindak lanjut implementasi kebijakan Merumuskan Langkah Strategis dalam meminimalisir resiko UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan 39

52 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN I Rincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (15 menit) (1) Fasilitator menyampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini. (2) Fasilitator menyampaikan dampak dari sebuah kebijakan secara umum (3) Fasilitator menjelaskan bahwa hampir semua kebijakan yang diambil pasti akan mengandung resiko (4) Fasilitator menjelaskan tentang konsep dasar dan manfaat dari analisis SWOT secara umum C Connection (25 menit) Mempelajari dampak dari kebijakan yang diambil serta overview analisis SWOT (25 menit) (1) Fasilitator memaparkan tentang potensi dampak terhadap kebijakan yang diambil secara rinci (2) Fasilitator memberikan paparan mengenai analisis SWOT A Application ( 100 menit) Analisis SWOT dari kebijakan yang terpilih (1) Mengisi Lembar kerja 4.1 (15 menit) Fasilitator membagikan lembar kerja 4.1 Dampak implementasi kebijakan, kepada setiap kelompok, kemudian setiap kelompok berdiskusi (2) Setiap kelompok memamaparkan hasil kerja LK 4.1 (10 menit) (3) Fasilitator memberi penguatan ( 5 menit ) (4) Mengisi Lembar kerja 4.2 Analisis Resiko Implementasi Kebijakan terpilih ( 30 menit ) - Fasilitator memberi instruksi kerja yang jelas ( 5 menit) - Peserta mengisi LK 4.2 dan berdiskusi (25 menit) (5) Kunjung karya (30 menit) Hasil diskusi disampaikan ke kelompok lain untuk ditelaah dan diberi masukan. Hasil telaah dan komentar kelompok lain digunakan untuk memperbaiki Analisis Resiko Implementasi Kebijakan terpilih yang telah dihasilkan 40 UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan

53 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN (6) Fasilitator memberi penguatan (10 menit) Setiap kelompok menyajikan langkah strategis yang diambil untuk meminimalisir resiok dari kebijakan yang telah dipilih. R Reflection (10 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk merenungkan kembali hal-hal yang telah disepakati dalam sesi ini. (2) Fasilitator meminta peserta untuk melakukan evaluasi Apakah tujuan pelatihan di sesi ini tercapai? dan memberikan alasan mengapa hal itu bisa terjadi. E Extension Fasilitator memastikan kembali kepada peserta mengenai langkah strategis yang harus diambil dalam rangka meminimalisisr resiko dari sebuah kebijkan yang sudah dipilih Pesan Utama Untuk memudahkan langkah startegis yang telah dibuat, maka perlu dilakukan sosialisasi yang baik, sistematis serta komprehensif sehingga bisa diterima oleh semua pihak khususnya bagi pihak-pihak yang terkena dampak UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan 41

54 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Lembar Kerja 4.1 Dampak implementasi kebijakan Kebijakan yang dipilih: Mutasi Guru (Contoh) No 1. Aspek yang akan diatur Penentuan kriteria guru yang akan dimutasi Dampak Bagi guru yang dimutasi: Muncul subjektifitas ketidakadilan dalam penentuan kriteria, jika guru berprestasi yang dimutasi Merasa dihukum jika guru yang kinerjanya rendah yang dimutasi Bagi sekolah asal: Merasa. keberatan jika guru yang dimutasi guru berprestasi Bagi sekolah tujuan: Muncul penolakan jika yang didatangkan adalah guru yang berkinerja rendah Isu mutasi secara budaya mimiliki konotasi negatif 42 UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan

55 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Lembar Kerja 4.2 Analisis Resiko Implementasi Kebijakan No Kebijakan Kendala (Internal) Ancaman (Eksternal) Langkah Strategis yang dipilih UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan 43

56 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PRESENTASI UNIT 4 44 UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan

57 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan 45

58 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN 46 UNIT 4: Analisis Resiko Implementasi Kebijakan

59 PENYAMAAN PERSEPSI UNIT 5 RENCANA TINDAK LANJUT UNIT 1: Mengenal USAID PRIORITAS dan Tujuan Penataan dan Pemerataan Guru 1

60 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN 48 UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut

61 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNIT 5 RENCANA TINDAK LANJUT - Waktu: 60 menit Pengantar Workshop Implementasi Kebijakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam mengembangkan petunjuk teknis dan program implementasi kebijakan dalam penataan dan pemerataan guru. Agar hasil workshop ini dapat digunakan untuk mengimplementasikan kebijakan di daerah, maka diperlukan Rencana Tindak Lanjut (RTL) sebagai kelanjutan workshop. RTL merupakan cerminan komitmen dari Dinas Pendidikan dan stake holder lainnya untuk melaksanakan kegiatan kongkrit setelah workshop selesai. Hasil dari pelaksanaan RTL akan ditindaklanjuti dengan pendampingan implementasi kebijakan. Kegiatan RTL dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal yang belum tuntas dikerjakan di workshop. Selanjutnya, tim membuat rencana untuk menuntaskan kegiatan implementasi kebijakan. RTL terutama memuat, rencana finalisasi regulasi kebijakan implementasi dan pelaksanaan kebijakan. Selama pelaksanaan RTL, daerah akan didampingi oleh Tim PRIORITAS. Tujuan Tujuan pada unit ini adalah menyusun rencana tindak lanjut dari workshop, meliputi: 1. menyusun kegiatan-kegiatan beserta jadwalnya yang akan dilakukan di daerah untuk menuntaskan implementasi kebijakan. 2. menyusun kegiatan dan jadwal implementasi kebijakan penataan dan pemerataan guru. UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut 49

62 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Pertanyaan Kunci Kegiatan tindak lanjut setelah workshop ini terutama memuat finalisasi implementasi kebijakan, terutama finalisasi petunjuk teknis dan program implementasi. Kapan dan bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan? Petunjuk Umum Unit 5 RTL merupakan unit perencanaan aktivitas di daerah pasca kegiatan Workshop Implementasi Kebijakan. Pada Unit ini peserta diharapkan dapat menyusun rencana kegiatan untuk menuntaskan petunjuk teknis dan program implementasi kebijakan. Sumber dan Bahan Presentasi dalam PowerPoint Lembar Kerja 5.1 LCD dan laptop/komputer Kertas plano, spidol, dan flipchart Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 60 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada tiap tahapan penyampaian sesi ini. 50 UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut

63 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TIK Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi jika memungkinkan dapat disediakan: Proyektor LCD Laptop atau personal computer untuk presentasi Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan kertas flipchart. Ringkasan Sesi Introduction 10 menit Connection 10 menit Application 30 menit Reflection 10 menit Extension Fasilitator menyampaikan judul, latar belakang, pertanyaan kunci Mengidentifika si kegiatankegiatan yang belum diselesaikan Menyusun rencana kerja Merefleksi pencapaian tujuan Menindaklanjuti dengan melaksanakan rencana kerja dalam RTL Rincian Langkah-langkah Kegiatan I Introduction (10 menit) (1) Fasilitator menayangkan judul unit dan menyatakan bahwa pada unit ini, peserta akan menyusun Rencana Tindak Lanjut. (2) Fasilitator menayangkan latar belakang/pentingnya RTL, pertanyaan kunci, dan kompetensi yang harus dikuasi peserta setelah mempelajari Unit 5 RTL. UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut 51

64 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Penayangan disertai dengan penjelasan singkat tentang pokok-pokok masalah. Fasilitator menjelaskan bahwa peserta diharapkan menyusun RTL yang realistis yang sesuai keadaan di kabupaten/kota masing-masing sehingga RTL dapat terlaksana. RTL yang disusun meliputi: 1. menyusun kegiatan-kegiatan untuk menuntaskan petunjuk teknis implementasi kebijakan. 2. menuntaskan program dan jadwal implementasi kebijakan. RTL dilaksanakan kurang lebih empat minggu terhitung setelah kegiatan Workshop ini. C Connection (10 menit) (1) Fasilitator menanyakan kepada peserta, berkaitan dengan implementasi kebijakan, kegiatan apa saja yang sudah dilakukan dan kegiatan apa yang belum dilakukan. Catatan untuk Fasilitator Kegiatan yang sudah dilakukan adalah, (1) prioritas implementasi kebijakan dan sasaran kegiatan (mungkin ada yang sudah tuntas dan ada yang belum tuntas), (2) menyusun petunjuk teknis secara rinci, dan (3) mengembangkan program implementasi kebijakan dan meminimalkan kendala implementasi. Kegiatan yang akan dilakukan adalah, (1) menuntaskan rincian kegiatan, (2) menyusun petunjuk teknis, dan (3) menuntaskan program implementasi kebijakan. A Application (30 menit) Menyusun Rencana Tindak Lanjut (1) Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa penuntasan implementasi kebijakan memerlukan komitmen dari berbagai pihak. Agar penuntasan implementasi kebijakan tersebut berjalan dengan baik maka perlu dilakukan 52 UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut

65 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN tindak lanjut Workshop ini. Dalam sesi ini peserta tetap berada dalam kelompok-kelompok kabupaten. Pertanyaan untuk membimbing setiap kelompok dalam mengidentifikasi kegiatan adalah: 1. Apa saja rincian kegiatan implementasi kebijakan yang belum diselesaikan? Kapan kegiatan tersebut dilaksanakan? 2. Apa saja yang belum diselesaikan dalam penyusunan petunjuk teknis dan kapan akan dituntaskan? (2) Setiap kelompok peserta diminta berdiskusi untuk kegiatan RTL tersebut. (3) Berdasarkan identifikasi kegiatan-kegiatan yang perlu dituntaskan, peserta menyusun Rencana Tindak Lanjut. RTL meliputi, kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, penanggung jawab, dan hasil yang diharapkan (Lembar Kerja 5.1). (4) Jika masih cukup waktu, ditugaskan salah satu kelompok kabupaten/kota untuk mempresentasikan hasilnya. R Reflection (10 menit) (1) Tanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (2) Berikan kesempatan kepada peserta untuk mendiskusikan hal-hal yang masih belum jelas. E Extention RTL merupakan cerminan komitmen dari Dinas Pendidikan dan stake holder lainnya untuk melaksanakan kegiatan kongkrit setelah Workshop selesai. Pesan Utama Pelaksanaan RTL kadang terkendala oleh kegiatan rutin masing-masing petugas pelaksananya. Oleh sebab itu, komunikasi dan saling mengingatkan di antara anggota tim perlu sering dilakukan. Semua pihak harus saling memberikan dukungan dalam penuntasan regulasi kebijakan dan pengembangan program implementasi kebijakan. UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut 53

66 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Lembar Kerja 5.1 RENCANA TINDAK LANJUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA... No Kegiatan Waktu Tempat Penanggung jawab Hasil yang diharapkan 54 UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut

67 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PRESENTASI UNIT 5 UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut 55

68 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN 56 UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut

69 WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut 57

70 WORKSHOP WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN 58 UNIT 5: Rencana Tindak Lanjut

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP PENYAMAAN PERSEPSI Modul Pelatihan Praktik yang Baik

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah,

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

III WORKSHOP ANALISIS KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU. Modul Pelatihan - Juli 2014

III WORKSHOP ANALISIS KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU. Modul Pelatihan - Juli 2014 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU Modul Pelatihan - Juli 2014 WORKSHOP ANALISIS KEBIJAKAN III 2 -

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)?

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? Pendahuluan Tujuan Program Pelatihan ini adalah untuk menghasilkan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3 UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs Oktober 2016 Panduan penggunaan video pembelajaran untuk pendampingan fasilitator SD/MI ini dikembangkan dengan dukungan penuh

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI Oktober 2016 Panduan penggunaan video pembelajaran untuk pendampingan fasilitator SD/MI ini dikembangkan dengan dukungan penuh

Lebih terperinci

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? (Unit 8 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? Pendahuluan Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Lebih terperinci

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan

Lebih terperinci

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS Pendahuluan Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide tersebut seakan-akan hanya

Lebih terperinci

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul II Praktik yang Baik di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II - 3

Lebih terperinci

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik UNIT 5a PENDAMPINGAN UNIT 5a PENDAMPINGAN Pendahuluan Pengawas Mata Pelajaran (selanjutnya disebut Pengawas) mempunyai posisi dan peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas adalah

Lebih terperinci

WORKSHOP ANALISIS DATA

WORKSHOP ANALISIS DATA 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul MODUL PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP ANALISIS DATA DAN PENYUSUNAN ISU-ISU STRATEGIS Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) Mei 2013 Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIS PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU

PANDUAN PRAKTIS PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PANDUAN PRAKTIS PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU Panduan praktis penataan dan pemerataan guru ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 Pendahuluan DBE3 bertujuan untuk mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dan

Lebih terperinci

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29 Sesi 1 Apakah Kita Mengenal Peserta Pelatihan Sebagai Pelajar Dewasa? Pendahuluan Seorang fasilitator pelatihan yang efektif harus tahu peserta pelatihan yang ia hadapi. Peserta pelatihan bukan hanya sekedar

Lebih terperinci

Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS)

Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) MODUL IIIC PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI):

Lebih terperinci

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan. (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan. (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual, guru perlu melakukan persiapan yang memadai dan latihan yang cukup.

Lebih terperinci

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 Desember 2009 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

Untuk menelaah secara mendalam SK-KD dalam SI di setiap mapel, kita perlu mengkaji melalui proses Pemetaan Kompetensi. Pemetaan & pengorganisasian

Untuk menelaah secara mendalam SK-KD dalam SI di setiap mapel, kita perlu mengkaji melalui proses Pemetaan Kompetensi. Pemetaan & pengorganisasian Telaah Kurikulum I Untuk menelaah secara mendalam SK-KD dalam SI di setiap mapel, kita perlu mengkaji melalui proses Pemetaan Kompetensi. Pemetaan & pengorganisasian SK-KD dapat membantu penyusunan Silabus

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI

PELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) PELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI Direktorat Pembinaan Pendidikan

Lebih terperinci

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa MODUL PELATIHAN

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa MODUL PELATIHAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa MODUL PELATIHAN

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul II Praktik yang Baik di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) - 3 Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

KEBIJAKAN TEKNIS. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) KEBIJAKAN TEKNIS Pelibatan Keluarga dan Masyarakat di Satuan Pendidikan Direktorat

Lebih terperinci

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016: 60 Kab/Kota) RENCANA AKSI

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016: 60 Kab/Kota) RENCANA AKSI MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016: 60 Kab/Kota) RENCANA AKSI Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

PERUBAHAN YANG BERKESINAMBUNGAN

PERUBAHAN YANG BERKESINAMBUNGAN UNIT 5b MENDORONG PERUBAHAN YANG BERKESINAMBUNGAN UNIT 5b MENDORONG PERUBAHAN YANG BERKESINAMBUNGAN Pendahuluan Ide peningkatan mutu pembelajaran yang dikenalkan dalam banyak pelatihan telah dicoba untuk

Lebih terperinci

PB 7. BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa

PB 7. BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa PB 7 BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa SPB 7.1. Potensi dan Aset Ekonomi Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan keterkaitan partisipasi warga pada perencanaan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KELAS ORANG TUA. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

PELAKSANAAN KELAS ORANG TUA. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) PELAKSANAAN KELAS ORANG TUA Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat

Lebih terperinci

UNIT 9 BAGAIMANA MENJADI FASILITATOR YANG EFEKTIF?

UNIT 9 BAGAIMANA MENJADI FASILITATOR YANG EFEKTIF? UNIT 9 BAGAIMANA MENJADI FASILITATOR YANG EFEKTIF? (Unit 9 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 9 BAGAIMANA MENJADI FASILITATOR YANG EFEKTIF? Pendahuluan Sebagai seorang fasilitator harus menguasai

Lebih terperinci

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 (Better Teaching and Learning 4) Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Modul Pelatihan untuk Kegiatan MGMP Oktober

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL

PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PB 4. Kewenangan dan Produk Hukum Desa

PB 4. Kewenangan dan Produk Hukum Desa PB 4 Kewenangan dan Produk Hukum Desa SPB 4.1. Hak Asal-usul dan Kewenangan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan latar belakang dan pengertian kewenangan berdasarkan

Lebih terperinci

PB 1. Visi Undang-undang Desa

PB 1. Visi Undang-undang Desa PB 1 Visi Undang-undang Desa SPB 1.1. Visi Perubahan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan visi UU Desa tentang perubahan desa yang maju, kuat, mandiri, berkeadilan

Lebih terperinci

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design)

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Deskripsi Kegiatan Sesi ini digunakan untuk mulai bekerja dengan guru untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasi

Lebih terperinci

PB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa

PB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa PB 10 Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa 1 SPB 10.1. Kecakapan Komunikasi Sosial Tenaga Ahli Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan mampu: 1. Memahami kecakapan

Lebih terperinci

UNIT 4. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 4. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 134 UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar

Lebih terperinci

USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS)

USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) MODUL IV PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH

Lebih terperinci

SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT PIM IV

SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT PIM IV SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT PIM IV Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. PUSDIKMIN LEMDIKLAT http://www.pusdikmin.com Diklat Kepemimpinan

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs)

PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency

Lebih terperinci

UNIT 1 TELAAH KURIKULUM

UNIT 1 TELAAH KURIKULUM UNIT 1 TELAAH KURIKULUM UNIT 1 TELAAH KURIKULUM Pendahuluan Unit ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengkaji secara mendalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK dan KD) yang terdapat

Lebih terperinci

Melakukan Pendampingan yang Efektif

Melakukan Pendampingan yang Efektif Kegiatan 3: Simulasi Pendampingan Menggunakan Panduan (70 menit) (1) Fasilitator membagikan Handout Peserta 2.1: Lima Langkah Pendampingan yang Efektif, peserta mempelajarinya, kemudian fasilitator memberi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SD/MI DAN SMP/MTs

BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SD/MI DAN SMP/MTs BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SD/MI DAN SMP/MTs Mei 2013 Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency

Lebih terperinci

REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF

REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF 19 REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Menggali fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang menunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan hearing.

Lebih terperinci

Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit.

Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit. UNIT 3 JURNAL REFLEKTIF UNIT: 3 JURNAL REFLEKTIF Pendahuluan Kemampuan untuk berefleksi tentang pelaksanaan belajar mengajar sehari-hari di kelas merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.PP.01.02 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BIMBINGAN TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN

Lebih terperinci

Menjadi Fasilitator yang Baik

Menjadi Fasilitator yang Baik Menjadi Fasilitator yang Baik (5 ). Kertas lebar tersebut dibagi menjadi 2 kolom. Kolom pertama/kiri diberi judul Ciri-ciri Pelatihan yang Baik/Sukses. Kolom ke dua/kanan dibiarkan kosong dulu. (3) Fasilitator

Lebih terperinci

PB 9. Pemberdayaan Masyarakat Desa

PB 9. Pemberdayaan Masyarakat Desa PB 9 Pemberdayaan Masyarakat Desa SPB 9.1. Analisis Sosial Ketidakberayaan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Melakukan analisis sosial untuk mengidentifikasi faktor-faktor

Lebih terperinci

Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun mata pelajaran. UNIT 2

Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun mata pelajaran. UNIT 2 UNIT 2 JURNAL REFLEKTIF UNIT 2 JURNAL REFLEKTIF Pendahuluan Kemampuan merefleksikan pelaksanaan sebuah kinerja, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pengawas merupakan keterampilan yang sangat penting

Lebih terperinci

PENGANTAR Pengantar Modul UNIT C. Modul Pelatihan Praktik yang Baik untuk Workshop PPG i

PENGANTAR Pengantar Modul UNIT C. Modul Pelatihan Praktik yang Baik untuk Workshop PPG i PENGANTAR Pengantar Modul UNIT C Modul Pelatihan Praktik yang Baik untuk Workshop PPG i PENGANTAR Pengantar Modul UNIT C Modul Pelatihan Praktik yang Baik untuk Workshop PPG ii PENGANTAR Pengantar Modul

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN 241 Lampiran 7 REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN No. Seri Fieldnote Pokok Masalah Responden P R : 05 (Gabungan) : Proses Penyusunan Kurikulum Pelatihan Penguatan Pengawas Sekolah

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

MODUL UNTUK PELATIH DAN FASILITATOR PERENCANAAN USAHA. Coaching 1: Perencanaan usaha, pembuatan visi dan misi (waktu 270 menit)

MODUL UNTUK PELATIH DAN FASILITATOR PERENCANAAN USAHA. Coaching 1: Perencanaan usaha, pembuatan visi dan misi (waktu 270 menit) MODUL UNTUK PELATIH DAN FASILITATOR PERENCANAAN USAHA Coaching 1: Perencanaan usaha, pembuatan visi dan misi (waktu 270 menit) Center of Excellence in Small Medium Enterprise Development Lembaga Penelitian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Modul PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Modul PENGENDALIAN DAN EVALUASI Modul PENGENDALIAN DAN EVALUASI BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJPD dan PELAPORAN 1. Laporan Pra-Pelingkupan 3. Laporan Draf Akhir Persiapan Penyusunan RPJPD 0 2. Laporan Pelingkupan 4. Laporan

Lebih terperinci

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Pengantar Pengantar Modul Modul II Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Juli 2014 Modul II: Praktik yang Baik dalam MBS di SD/MI

Lebih terperinci

UNIT 6: PENILAIAN AUTENTIK

UNIT 6: PENILAIAN AUTENTIK USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa FOTO YANG RELEVAN UNIT 6: PENILAIAN AUTENTIK I Introduction 5 Latar Belakang Guru perlu mengetahui

Lebih terperinci

CATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS

CATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS CATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS Jakarta, 4-5 Mei 2012 Catatan Umum Kegiatan : Acara yang dijadwalkan untuk dimulai pada pukul

Lebih terperinci

Pembelajaran Matema ka. Prak k yang Baik di Sekolah Dasar/ Madrasah Ib daiyah (SD/MI) MODUL PELATIHAN - Maret 2017

Pembelajaran Matema ka. Prak k yang Baik di Sekolah Dasar/ Madrasah Ib daiyah (SD/MI) MODUL PELATIHAN - Maret 2017 DARI RAKYAT AMERIKA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa MODUL PELATIHAN - Maret 2017 Prak k yang Baik di Sekolah Dasar/ Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Bone adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten.

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBIMBINGAN PELAKSANAAN OJT-II DIKLAT FUNGSIONAL CALON PENGAWAS SEKOLAH

PANDUAN PEMBIMBINGAN PELAKSANAAN OJT-II DIKLAT FUNGSIONAL CALON PENGAWAS SEKOLAH PANDUAN PEMBIMBINGAN PELAKSANAAN OJT-II DIKLAT FUNGSIONAL CALON PENGAWAS SEKOLAH OJT-II.01 PANDUAN PEMBIMBINGAN PELAKSANAAN OJT-II DIKLAT FUNGSIONAL CALON PENGAWAS SEKOLAH Seperti halnya pada OJT-I Diklat

Lebih terperinci

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP Waktu : 3 jam 45 menit A. Pendahuluan Pada paket pelatihan

Lebih terperinci

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Pendahuluan 11-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan,,,,. Waktu 3x50 menit 11-2 11-3 11-4 Lembar Kegiatan 11.1A 11-5 Lembar Kegiatan 11.1B

Lebih terperinci

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Modul II Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Juli 2014 Modul II: Praktik yang Baik dalam MBS di SD/MI dan SMP/MTs

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir,

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir, Kick of Meeting Pokja Sanitasi Kab/Kota Kick off meeting atau Rapat Perdana secara formal belum dilaksanakan, namun komunikasi dan pertemuan non formal antar beberapa anggota Pokja sudah dilaksanakan.

Lebih terperinci

Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran

Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran Modul Pelatihan 2 Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran DBE 3 adalah kerjasama dari: Modul pelatihan ini tersusun berkat dukungan yang besar dari rakyat

Lebih terperinci

LPF 5. MERUMUSKAN RENCANA STRATEGIS 150 menit

LPF 5. MERUMUSKAN RENCANA STRATEGIS 150 menit LPF 5 MERUMUSKAN RENCANA STRATEGIS 150 menit 1 TUJUAN Tujuan umum - merumuskan rencana strategis yang berisi visi, misi, tata nilai, tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan secara partisipatif 2 TUJUAN

Lebih terperinci

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa. Pembelajaran Membaca di Kelas Awal

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa. Pembelajaran Membaca di Kelas Awal USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa MODUL PELATIHAN - Januari 2016 Prak k yang Baik di Sekolah Dasar/ Madrasah Ib daiyah (SD/MI)

Lebih terperinci

DRAFT KERANGKA ACUAN

DRAFT KERANGKA ACUAN DRAFT KERANGKA ACUAN RAPAT PEMBAHASAN TINDAK LANJUT PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA SABANG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KOTA SABANG -TAHUN 2013 Latar belakang Sebagaimana

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBIMBINGAN PELAKSANAAN OJT-II DIKLAT FUNGSIONAL CALON PENGAWAS SEKOLAH

PANDUAN PEMBIMBINGAN PELAKSANAAN OJT-II DIKLAT FUNGSIONAL CALON PENGAWAS SEKOLAH OJT-II.01 PANDUAN PEMBIMBINGAN PELAKSANAAN OJT-II DIKLAT FUNGSIONAL CALON PENGAWAS SEKOLAH Seperti halnya pada OJT-I Diklat Fungsional Calon Pengawas Sekolah, pada OJT-II dibimbing oleh seorang mentor.

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif LOKAKARYA April 2011 SURABAYA

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif LOKAKARYA April 2011 SURABAYA LOKAKARYA Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif 0405 April 2011 SURABAYA PANDUAN LOKAKARYA Desain Proses: Endro Catur Fasilitator: Janti Gunawan Endro

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN. Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan

PANDUAN PELAKSANAAN. Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2016 PANDUAN PELAKSANAAN Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan 2016 Panduan Pelaksanaan Pendampingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

HASIL KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH BPS KABUPATEN SUBANG APRIL 2013

HASIL KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH BPS KABUPATEN SUBANG APRIL 2013 LAPORAN HASIL KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH BPS KABUPATEN SUBANG 16-17 APRIL 2013 AULA BAPPEDA KABUPATEN SUBANG 2013 Kata Pengantar Persamaan Persepsi (Kick Off Meeting) dan Lokalatih BPS (Buku Putih

Lebih terperinci

UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI

UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI Waktu : 3 jam A. PENDAHULUAN Asesmen adalah pengumpulan bukti yang diilakukan secara sengaja, sistematis, dan

Lebih terperinci

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan LOKAKARYA APRIL 2011 AMBON, MALUKU. Desain Proses: Endro Catur

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan LOKAKARYA APRIL 2011 AMBON, MALUKU. Desain Proses: Endro Catur LOKAKARYA Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan 1113 APRIL 2011 AMBON, MALUKU PANDUAN LOKAKARYA Desain Proses: Endro Catur Fasilitator: Janti Gunawan Endro Catur Lucky Ferdinand Lumingkewas A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN, DISKUSI FORUM SKPD DAN MUSRENBANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN, DISKUSI FORUM SKPD DAN MUSRENBANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN, DISKUSI FORUM SKPD DAN MUSRENBANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017 I. DASAR PELAKSANAAN 1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang

Lebih terperinci

SIAP BERKOLABORASI... MENUJU KOTA LAYAK HUNI & BERKELANJUTAN

SIAP BERKOLABORASI... MENUJU KOTA LAYAK HUNI & BERKELANJUTAN KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi &Workshop NASIONAL 2016 SIAP BERKOLABORASI... MENUJU KOTA LAYAK HUNI & BERKELANJUTAN Hotel Sheraton - Gandaria City, Jakarta 26-29 April 2016 PROGRAM KOTAKU Kota Tanpa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL)

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL) 22 RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL) TUJUAN Memahami prinsip SMART dan WFO dalam perumusan rencana kerja tindak lanjut. Membuat Rencana Kerja sebagai Tindak Lanjut Kegiatan. Advokasi untuk mengawal hasil

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci