TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

JARINGAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI UBI KAYU

PENDAHULUAN Latar Belakang

Metodologi Penelitian Kuantitatif

BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

PERANAN KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN. Oleh : Evi Zahara. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB VI KESIMPULAN. Di masa Orde Baru, komunikasi pembangunan yang ditujukan untuk

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

Kata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bulkis Universitas Terbuka ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

Kontribusi Komunikasi pada Teori Pembangunan

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Alang-alang dan Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Doli Nirwansyah, 2014

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pelanggan dengan potensi profitable dengan membangun sebuah

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : ) PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Rahmi yuliana. Dosen Tetep STIE Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFORMATIKA SOSIAL PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. digunakan untuk dapat berhubungan dengan orang lain adalah melalui

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

PENDAHULUAN Latar Belakang

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

MODUL 8 SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi

CMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya

I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Transkripsi:

7 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan Komunikasi menurut Rogers dan Shoemaker (1971) adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku. Menurut William I. Gorden, Judy C.Pearson dan Pail E. Nelson yang dikutip oleh Tubbs dan Moss (2009) menyatakan bahwa komunikasi sebagai kegiatan yang selalu ditandai dengan tindakan, pertukaran, perubahan dan perpindahan terhadap pemaknaan isi pesan dengan implikasi terbangunnya hubungan-hubungan. Menurut Tubbs dan Moss (2009) sendiri menganggap komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Menurut Mulyana (2000) terdapat tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan, komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi sebagai transaksi, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi dimaknai sebagai sebuah proses, peristiwa dan tindakan mempengaruhi melalui pesan atau makna secara sengaja. Pengertian komunikasi yang sederhana ialah suatu proses untuk mengurangi ketidakpastian dengan jalan berbagi tanda-tanda informasi (Shannon dan Weaver, 1949; Schramm, 1973 dalam Jahi, 1988). Pembangunan menurut Inayatullah (1976) yang dikutip oleh Dilla (2007) merupakan perubahan menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan tujuan politiknya, juga memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) pembangunan sebagai suatu jenis perubahan sosial, di mana ideide baru diperkenalkan pada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan per kapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi sosial yang lebih baik. Artinya, pembangunan adalah modernisasi pada tingkat sistem sosial. Selanjutnya, Dissaynake (1984) yang dikutip oleh Dilla (2007) mendefinisikan pembangunan sebagai proses perubahan sosial yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dari seluruh atau mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan alam dan kultural tempat mereka berada dan berusaha melibatkan sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam usaha ini dan menjadikan mereka penentu dari tujuan mereka sendiri. Pembangunan dalam arti yang sangat sederhana diungkapkan oleh Haryadi (2001) yang dikutip oleh Dilla (2007) sebagai perubahan yang terencana dari kondisi tidak baik menuju kondisi baik.

8 Komunikasi pembangunan dalam arti sempit adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan. Komunikasi pembangunan dalam arti luas yakni meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu akivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan (Dilla, 2007). Komunikasi pembangunan merupakan proses penyebaran informasi, penerangan, pendidikan, keterampilan, rekayasa sosial dan perubahan perilaku. Sebagai proses perubahan perilaku, komunikasi pembangunan dipandang sebagai proses psikologis, proses sebagai tindakan komunikasi yang berkesinambungan, terarah dan bertujuan. Proses ini berhubungan dengan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap mental dalam melakukan perubahan. Kredibilitas sumber, isi pesan, dan saluran komunikasi sangat berpengaruh dan menentukan perubahan perilaku. Selain itu, manfaat dari ide, gagasan atau inovasi pun ikut mempengaruhi perubahan perilaku (Dilla, 2007). Pada tataran konseptual komunikasi pembangunan bersumber dari teori komunikasi dan teori pembangunan yang saling menopang. Teori komunikasi digunakan untuk menjembatani arus informasi (ide dan gagasan) baru dari pemerintah kepada masyarakat atau sebaliknya. Artinya, melalui proses komunikasi pesan-pesan pembangunan dapat diteruskan dan diterima khalayak untuk tujuan perubahan. Sementara teori pembangunan digunakan sebagai karakteristik bentuk perubahan yang diinginkan secara terarah, dan progresif, dari satu kondisi ke kondisi yang lain, atau dari satu keadaan menuju keadaan yang lebih baik. Komunikasi dan pembangunan memang dua konsep yang berbeda namun penggabungan keduanya menjadikan mereka sebagai pendekatan yang sangat penting dalam proses perubahan sosial. Pembangunan didefinisikan sebagai perubahan yang terencana dan komunikasi merupakan media yang digunakan untuk merubah sikap, keterampilan, dan perilaku baik individu, kelompok maupun massa. Menurut Jahi (1988) dalam praktek komunikasi pembangunan dimana aliran informasi di setiap negeri yang sering dipersoalkan orang, sesungguhnya diatur oleh ideologi pembangunan negeri tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa cara berkomunikasi yang digunakan dalam suatu sistem sosial ialah fungsi struktur sosial dan kepercayaan yang ada dalam sistem tersebut.

9 Teori modernisasi yang merupakan ideologi pembangunan yang dominan, kemudian dijabarkan dengan lebih jelas dalam model tetesan-ke bawah. Menurut pandangan ini, manfaat program-program intervensi di negara-negara Dunia Ketiga akan menetes ke bawah kepada setiap orang. Mulai dari mereka yang berada dalam kelompok-kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi, dan selanjutnya diteruskan kepada mereka yang berada dalam kelompok-kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah. Komunikasi pembangunan juga menggunakan pendekatan tetesan ke bawah ini (cf. Lerner, 1958; Pye, 1963; Schramm,1964 dalam Jahi, 1988). Menurut model ini, informasi dan pengaruh mengalir dalam satu arah, dari pengirim ke penerima. Sifat ini menyebabkan pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan dari atas ke bawah, pipa, atau pusat dan daerah (Fett dan Schneider, 1973; Galtung, 1971; Thiesenhusen, 1978 dalam Jahi, 1988). Pada era orde baru, pemerintahan Indonesia menerapkan kebijakan pembangunan yang berdasarkan teori modernisasi. Penerapan kebijakan ini dipengaruhi oleh aliran pemikiran ekonom klasik dan neoklasik. Menurut teori modernisasi pemupukan modal dan sistem kapitalis begitu kental terasa sebagai motor penggerak perubahan sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia melalui pembangunan. Dalam konteks ini komunikasi dalam pembangunan dianggap sebagai suatu prasarana (infrastructure) dalam proses pembangunan. Artinya, komunikasi dipandang sebagai suatu prakondisi untuk pertumbuhan ekonomi. Model pemikiran ini menganggap arus informasi yang bebas dan komunikasi diantara penjual dan pembeli sebagai suatu syarat mutlak bagi persaingan yang sempurna. Penggunaan media secara besar-besar dianggap mampu untuk mentransfer informasi satu arah dari pemerintah ke masyarakat. Dalam konteks seperti ini komunikasi dianggap sebagai proses pertukaran satu arah yang semata-mata hanya berjalan dari sumber source (pemerintah) ke penerima receiver (masyarakat) tanpa adanya proses umpan balik sehingga bentuk komunikasi menjadi monolog. Seiring dengan berjalannya waktu penerapan teori modernisasi banyak menuai kritik dan sebagai gantinya, banyak ahli mengusulkan pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat people centered development yang menekankan pendekatan partisipatif. Artinya, proses pembangunan tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomis, tetapi juga nilai tambah sosial secara adil (equity), setara (equality) dan partisipatif sebagai upaya pengembangan kapasitas manusia baik individu dan kelompok sebagai kekuatan civil society. Dalam hal komunikasi, kegagalan banyak proyek pembangunan di negara-negara Dunia Ketiga

10 yang menggunakan model satu arah, dalam batas tertentu, memberikan kontribusi pada evolusi tumbuhnya suatu model komunikasi interaktif dua arah (cf. McAnany, 1980, 1981; Schramm dan Lerner, 1976 dalam Jahi 1988). Dalam perspektif ini, komunikasi dianggap sebagai suatu proses, yang partisipan-partisipannya bertukar tanda-tanda informasi untuk mengurangi ketidakpastian (Schramm, 1971; Rogers and Kincaid, 1981). Pendekatan ini menunjukkan bahwa dalam komunikasi terdapat transaksi atau saling tukar informasi di antara para partisipan, yang dengan caranya sendiri telah memberikan kontribusi pada proses tumbuhnya pengertian yang dapat disebut sebagai komunikasi model konvergen (Rogers and Kincaid, 1981). Pembangunan Pertanian dan Komunikasi Pembangunan Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk mengembangkan kapasitas masyarakat pertanian, khususnya memberdayakan petani, peternak dan nelayan, agar mampu melaksanakan kegiatan ekonomi produktif secara mandiri dan selanjutnya mampu memperbaiki kehidupannya sendiri. Pelaku utama pembangunan adalah petani, peternak dan nelayan yang jumlahnya berjuta-juta dengan penguasaan sumberdaya yang relatif terbatas. Peran mereka dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional sangat vital, terutama dalam pencapaian ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, kebijakan, strategi, dan program pembangunan dirancang dengan pendekatan pemberdayaan mereka agar mampu mandiri dalam melaksanakan usaha pertaniannya serta dijiwai oleh keberpihakan pada kepentingan petani. Dengan demikian, tujuan akhir dari pembangunan pertanian adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani, peternak dan nelayan. Pencapaian akhir tujuan tersebut, yaitu meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani, dapat dilakukan melalui : (a) peningkatan produksi dan produktivitas dan (b) mengkondisikan pasar agar dapat menentukan harga yang wajar bagi produk-produk pertanian. Upaya peningkatan produksi dan produktivitas dilaksanakan dengan meningkatkan efisiensi usaha melalui penerapan teknologi petani tepat guna dan spesifik lokasi (Solahuddin, 2009). Komunikasi pembangunan dalam konteks pembangunan pertanian dapat berperan sebagai katalisator perubahan sosial bagi masyarakat luas yang meliputi perubahan pada tahap pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Jika dikaitkan dengan tujuan pembangunan pertanian, sehingga konteks perubahan yang dapat dilakukan melalui komunikasi dapat mengarah pada perubahan budidaya produksi usaha pertanian. Perubahan budidaya

11 merupakan perubahan perilaku pada pelaku pembangunan (baca : petani) dalam menggunakan teknologi tepat guna dan spesifik lokasi. Berbagai peran komunikasi pembangunan yang dikemukakan oleh Hedebro (1979) dalam Nasution (2007) yakni : 1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap mental dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi. 2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai dari baca tulis ke pertanian, keberhasilan lingkungan, hingga reparasi mobil. 3. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan. 4. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile. 5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang guna bertindak nyata. 6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi. 7. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan masyarakat. 8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional, dengan membawakan pengetahuan kepada massa. Mereka memperoleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi. 9. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal. 10. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadaari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu meningkatkan aktivitas politik. 11. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk. 12. Komunikasi dapat membantu pembangunan ekonomi, sosial dan politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self-pertuating). Penerapan komunikasi pembangunan sudah sejak lama dilaksanakan pada sektor pertanian. Bahkan dapat dikatakan bahwa penerapan yang pertama kali sekali

12 justru pada sektor ini, meskipun pada masa itu belum dikenal istilah komunikasi pembangunan. Proyek Masagana 99 merupakan salah satu contoh penerapan komunikasi pembangunan untuk sektor pertanian, dimana tujuan proyek ini untuk meningkatkan produksi beras dengan memberikan kredit, pinjaman, sarana pertanian dan informasi mutakhir mengenai konsep dan praktek pertanian di Filipina pada tahun 1973. Media yang digunakan dalam proyek ini adalah televisi, radio, komik, brosur, selebaran, bulletin, majalah berbahasa lokal, surat kabar dan komunikasi antar pribadi (Nasution, 2007) Menurut Dilla (2007) di Indonesia komunikasi pembangunan diterapkan pada program swasembada pangan melalui proyek BIMAS, INMAS, dll di tahun sekitar 1980-an. Tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan produksi beras setinggitingginya sehingga mampu menyediakan cadangan makanan yang cukup bagi seluruh penduduk Indonesia. Dalam hal ini, infrastruktur komunikasi dibangun sebaik mungkin yakni dengan dibuatnya Televisi Republik Indonesia dan Radio Republik Indonesia yang memuat acara mengenai program ini. Mengikuti konsep ini, maka lahirlah program atau siaran seperti koran masuk desa, siaran pedesaan (RRI), dari desa ke desa (TVRI) yang bertujuan untuk mempromosikan, menyebarkan, membujuk, mendukung dan meyakinkan masyarakat terhadap rencana program pembangunan. Selain itu, penyuluhan pertanian sebagai saluran komunikasi personal juga diperkuat dengan meningkatkan intensitas penyuluhan secara terarah dan sistematis. Menurut Soekartawi (2005) komunikasi di bidang pertanian haruslah memuat pesan mengenai: (a) bagaimana menigkatkan produksi pertanian, (b) bagaimana memelihara lahan agar kondisi lahan tetap subur dan terhindar dari bahaya erosi, (c) bagaimana perlakuan pascapanen yang baik, (d) bagaimana adopsi teknologi baru harus di lakukan, (e) bagaimana melaksanakan kerjasama kelompok, (f) bagaimana meningkatkan pendapatan rumahtangga tani, (g) bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya. Berbicara mengenai komunikasi dengan pembangunan sudah pasti kajiannya tidak lepas dari usaha penyebaran pesan-pesan (ide, gagasan dan inovasi) kepada sejumlah besar orang. Bagaimana suatu ide, gagasan atau inovasi pembangunan diperkenalkan, dijelaskan hingga menimbulkan efek tertentu sebagai sesuatu yang bermanfaat. Secara sederhana, penyebaran pesan-pesan (ide, gagasan dan inovasi) dapat diartikan sebagai difusi inovasi. Difusi merupakan suatu bentuk khusus komunikasi. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) seperti dikutip Nasution (2007), studi difusi mengkaji pesan-pesan yang berupa ide-ide ataupun gagasan-gagasan

13 baru. Berdasarkan pada pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya terdapat kaitan yang erat antara komunikasi pembangunan dengan difusi inovasi yang pada umumnya dipraktekan di bidang pertanian dan hal ini merupakan salah satu dari strategi pembangunan pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pelaku pembangunan (petani, peternak dan nelayan). Pengertian dan Konsep Jaringan Komunikasi Jahi (1988) menyatakan bahwa perubahan sosial atau pembangunan sedikit banyak bergantung pada keefektifan komunikasi dalam jaringan-jaringan sosial. Untuk mendeteksi keberadaan suatu jaringan komunikasi dalam masyarakat digunakan metode penelitian dengan model konvergen yang menjadikan hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Model komunikasi konvergen mengarah kepada suatu perspektif hubungan komunikasi antar manusia yang bersifat interpersonal. Oleh karena itu hubungan-hubungan yang terbentuk merupakan suatu rangkaian jalinan yang interaktif. Model komunikasi konvergensi mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana partisipan-partisipan komunikasi menciptakan dan membagi informasi satu sama lain untuk mencapai kesamaan makna. Menurut Kincaid (1979) dalam Rogers and Kincaid (1981) komponen utama pada model ini adalah informasi, ketidakpastian, konvergen, pengertian bersama, persetujuan bersama, aksi kolektif dan keterhubungan jaringan. Untuk lebih jelas, komponen dasar komunikasi konvergen dapat diilustrasikan pada Gambar 1. Rogers and Kincaid (1981) membedakan struktur jaringan komunikasi ke dalam jaringan personal jari-jari (Radial Person Network) dan jaringan personal saling mengunci (Interlocking Personal Network). Jaringan personal yang memusat (interlocking) mempunya derajat integrasi yang tinggi. Jaringan personal yang menyebar (radial) mempunyai derajat integrasi yang rendah, namun mempunyai sifat keterbukaan terhadap lingkungannya. Rogers dan Kincaid menegaskan, individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi interlocking terdiri dari individu-individu yang homopili, namun kurang terbuka terhadap lingkungannya. Jaringan personal radial memiliki kepadatan yang sedikit dan lebih terbuka terhadap pertukaran informasi pada lingkungan dan memungkinkan individu fokal untuk bertukar informasi dengan lingkungan yang lebih luas. Jaringan radial berisikan orang-orang yg memiliki kenalan berjarak jauh (ikatan lemah) yang berguna sebagai saluran untuk memperoleh informasi. Ikatan yang lemah memiliki banyak bridge yang menghubungkan dua atau lebih klik. Ikatan yg lemah memiliki peran yang sangat

14 penting karena mengantarkan informasi-informasi baru. Jaringan personal radial sangat penting dalam difusi inovasi karena link-link yang ada mencapai seluruh sistem, sementara jaringan mengunci (interlocking) lebih tumbuh ke arah dalam secara alamiah. Sistem yang tumbuh ke arah dalam merupakan jaringan yang sangat miskin untuk menangkap informasi baru dari suatu lingkungan (Rogers, 2003). PSYCHOLOGICAL REALITY A PHYSICAL REALITY PSYCHOLOGICAL REALITY B interpreting perceiving information perceiving interpreting Action Action understanding believing Collective Action believing understanding Mutual Agreement MUTUAL UNDERSTANDING SOCIAL REALITY A & B Gambar 1. Komponen dasar model komunikasi konvergen (sumber : Kincaid, 1979 dalam Rogers dan Kincaid 1981). Penelitian jaringan komunikasi merupakan penelitian komunikasi yang menggunakan model komunikasi konvergen. Karena, dalam penelitian jaringan komunikasi menginvestigasi dua aspek yang mengimplikasikan model konvergen yakni (1) kealamiahan dinamika komunikasi manusia sepanjang waktu, (2) pertukaran konten informasi. Tujuan penelitian komunikasi yang menggunakan analisis jaringan komunikasi adalah (1) untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia di dalam sistem sosial, (2) untuk mengidentifikasi struktur komunikasi yang ada di dalam sistem sosial (Rogers and Kincaid, 1981). Menurut Rogers (2003) hakekat dari suatu jaringan komunikasi adalah hubungan-hubungan yang bersifat homofili (homophilus), yakni kecenderungan manusia untuk melakukan hubungan atau kontak sosial dengan orang-orang yang memiliki atribut sama atau yang lebih tinggi sedikit dari posisi dirinya. Tetapi dapat juga

15 terjadi antar orang-orang yang memiliki atribut yang tidak sama. Setiap jenis jaringan komunikasi mempunyai kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Semakin penting suatu jenis informasi bagi suatu anggota sistem sosial, makin cepat perkembangan dan luas jangkauan jaringan komunikasinya. Jaringan komunikasi yang berhubungan dengan informasi tentang kebutuhan primer akan mempunyai jangkauan yang tercepat dan terjauh (Rogers, 2003). Jaringan adalah struktur sosial yang diciptakan oleh komunikasi antara individu dan kelompok (Littlejohn, 1992). Rogers and Kincaid (1981) menambahkan bahwa analisis jaringan komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi, Di mana data relasional mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Baginya, sistem sosial adalah satu set unit yang saling terkait yang terlibat dalam pemecahan masalah bersama untuk mencapai tujuan. Pengertian ini menunjukkan jaringan komunikasi hanyalah alat, bukan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian jaringan. Hasil yang diperoleh dalam analisis jaringan komunikasi berupa struktur dan pola komunikasi dalam suatu sistem. Masyarakat membutuhkan informasi sebagai bahan masukan untuk menghadapi ketidakpastian yang mereka hadapi (Flor and Matulac,1994 yang dikutip oleh Lubis, 2000). Jaringan komunikasi menurut Rogers and Kincaid (1981) adalah suatu jaringan yang terdiri atas individu-individu yang saling berhubungan, yang dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Begitu pula Hanneman and McEver yang dikutip oleh Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. Knoke dan Kuklinski (1982) yang dikutip oleh Setyanto (1993) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa. Jaringan komunikasi adalah aspek struktural dari sebuah kelompok, jaringan tersebut menjelaskan kepada kita bagaimana kelompok tetap bersatu atau terikat satu sama lain (Leavitt, 1992). Cara pengumpulan data dalam jaringan komunikasi adalah dengan mengajukan pertanyaan sosiometri, yaitu pertanyaan dari siapa seseorang mendapatkan informasi tertentu. Berdasarkan pengalaman agar jaringan dapat dibuat sosiogramnya sebaiknya orang tersebut diminta untuk menunjuk paling sedikit tiga orang sumber informasinya. Hasil yang diperoleh berupa sosiogram yang merupakan ilustrasi hubungan siapa berinteraksi dengan siapa atau menggambarkan interaksi dalam suatu jaringan sosial, sangat berguna untuk menelusuri aliran informasi ataupun difusi suatu inovasi. Rogers

16 and Kincaid (1981) pun menyatakan bahwa sosiogram merupakan hasil dari analisis data kuantitatif tentang pola komunikasi di antara orang-orang dalam sebuah sistem. Analisis jaringan komunikasi dengan menggunakan sosiogram juga dapat memperihatkan peran-peran individu dalam berinteraksi dengan sesamanya melalui jaringan komunikasi. Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam menggambarkan peran-peran individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi yaitu: 1. Opinion leader adalah pimpinan informal dalam organisasi. Mereka ini tidaklah selalu orang-orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka. 2. Gate keepers adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. Gate keepers dapat menolong anggota penting dari organisasi seperti pimpinan untuk menghindarkan informasi yang terlampau banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting-penting saja terhadap mereka. Dalam hal ini gate keepers mempunyai kekuasaan dalam memutuskan apakah suatu informasi penting atau tidak. 3. Cosmopolite adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada orangorang tertentu dalam lingkungannya. 4. Bridge adalah anggota kelompok atau klik dalam suatu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lain. Individu ini membantu saling memberi informasi di antara kelompok-kelompok dan mengkoordinasi kelompok. 5. Liaison adalah sama peranannya dengan bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung di antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang relevan di antara kelompok-kelompok organisasi. 6. Isolate adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang lain dalam organisasi. Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-temannya.