program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang
|
|
- Sudomo Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat dengan skala besar dan harga terjangkau. Berbagai program telah dilakukan seperti Padi Sentra dan Demonstrasi Massal. Di era Orde Baru, pemerintah telah melakukan beberapa program terarah dan terpadu melalui badan penelitian dan pengkajian pertanian yang bekerjasama dengan institusi luar seperti IRRI (International Rice Research Institute) dari Philipina telah menghasilkan program baru seperti Bimas, Inmas, Supra Insus dan varietas unggul padi. Selain kajian tentang varietas unggul dikenalkan pula pola usahatani dengan nama Panca Usaha Tani meliputi penggunaan bibit, olah tanah, pupuk, Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan pengairan. Setelah program Pasca Usaha Tani berjalan, kemudian Badan Litbang Pertanian menggulirkan program Sapta Usaha Tani yang merupakan perpaduan Panca Usaha Tani ditambah dengan panen dan pasca panen sehingga di tahun 1984 Indonesia telah mencapai swasembada beras (Deptan, 2006). Keberhasilan dalam swasembada beras, tidak terlepas dari adanya dukungan teknologi pertanian yang diciptakan dan dikembangkan oleh Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Perkembangan selanjutnya terjadi perubahan di berbagai sektor, termasuk dalam penerapan teknologi oleh petani. Beberapa faktor yang menghambat kecepatan dan tingkat pemanfaatan inovasi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian cenderung lambat. Menurut Suryana (2005) tingkat adopsi informasi dan teknologi kepada petani kian lambat dan menurun. Segmen rantai pasokan inovasi pada subsistem penyampai (delivery subsystem) dan subsistem penerima (receiving subsystem) merupakan bottleneck yang menyebabkan lambannya penyampaian informasi dan rendahnya tingkat adopsi inovasi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian kepada masyarakat. Memperhatikan berbagai kendala yang ada selama ini, Badan Litbang Pertanian telah banyak menghasilkan berbagai program di bidang pertanian yang bertujuan untuk membantu petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya. Salah satu
2 2 program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang disingkat Prima Tani. Program Prima Tani bertujuan untuk mempercepat proses diseminasi dan adopsi teknologi inovatif terutama yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian sebagai alternatif pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kebuntuan program-program pertanian sebelumnya yang masih perlu kaji ulang. Adapun tujuan lain program Prima Tani adalah memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna secara spesifik untuk pengguna terutama petani dan lokasi. Tujuan terakhir dari Prima Tani adalah mempercepat pencapaian kesejahteraan petani, melahirkan sistem pertanian dan lingkungan. Di sisi lain dengan keberadaan program Prima Tani, maka fungsi BPTP membantu untuk mempercepat alih teknologi kepada pengguna dan penyampaian umpan balik bagi penajaman program pengkajian pertanian wilayah maupun nasional. Program pengkajian diarahkan kepada pemahaman proses difusi dan adopsi teknologi pertanian serta menganalisis metode komunikasi dalam alih teknologi pertanian. Sedangkan analisis metode komunikasi dalam alih teknologi pertanian mencakup aspek-aspek efektif dan efisien dalam percepatan alih, difusi dan adopsi teknologi pertanian, peningkatan pelayanan dan bimbingan teknis jaringan informasi dan kecepatan mengakses informasi baik bagi pengambil kebijakan atau pengguna lain khususnya petani untuk mendapatkan informasi lengkap. Salah satu dari pelaksanaan program Prima Tani khusus di lokasi, Badan Litbang telah menyiapkan perangkat model percontohan laboratorium Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) yang berfungsi memadukan sistem inovasi teknologi dan kelembagaan pedesaan. Di dalam laboratorium tersebut, dikembangkan model interaksi antara peneliti, penyuluh pertanian, petani dan praktisi agribisnis serta pengelola pendukung agribisnis sehingga mereka dapat berkomunikasi langsung secara tatap muka untuk membahas dan mengembangkan AIP di lokasi kegiatan Prima Tani. Dengan demikian, fungsi AIP dapat menjembatani segala keinginan dan kebutuhan petani di lapangan dalam menerapkan teknologi yang dianjurkan oleh program Prima Tani.
3 3 Namun demikian, dalam pelaksanaannya di lapangan masih ada perbedaan persepsi di antara para pelaksana terutama para petani dalam menterjemahkan program dan kegiatan Prima Tani. Keadaan tersebut tidak dapat dipungkiri, karena perbedaan persepsi pada dasarnya adalah kurangnya informasi atau pengetahuan tentang program tersebut. Sebagaimana dikemukakan Lionberger dan Gwin (1982) bahwa sering terjadi masalah dalam komunikasi interpersonal yaitu adanya perbedaan persepsi di antara pemberi dan penerima pesan dari suatu objek atau peristiwa, penggunaan bahasa yang bersifat abstrak, adanya penggunaan kata-kata atau bahasa yang bersifat emosional, komunikator terlalu mendominasi jalannya komunikasi, kurangnya kredibilitas sumber dan seringkali komunikator hanya menempatkan kepentingannya sendiri. Adanya perbedaan persepsi tersebut menyebabkan pelaksanaan program Prima Tani terutama dalam penerapan dan aplikasinya di lapangan banyak mengalami hambatan. Hambatan ini akan mengganggu jalannya pelaksanaan program Prima Tani di lokasi terutama kepada petani ketika menerapkan program Prima Tani tersebut. Adanya pemanfaatan media Prima Tani seperti leaflet, poster, majalah Prima Tani, demplot dan lainnya diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman petani sehingga dapat mengurangi perbedaan persepsi di antara petani dan pengelola Prima Tani di lapangan. Dengan demikian, pemanfaatan media Prima Tani dan aksesibilitas kelembagaan tani yang ada dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan petani didalam menerapkan program Prima Tani pada usahataninya. Secara umum penelitian ini disesuaikan dengan kedua kondisi wilayah yang berbeda baik dilihat dari aspek karakteristik petani, biofisik, aspek sosial maupun aspek teknis di lapangan. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, maka pelaksanaan program Prima Tani terutama di wilayah Jawa Barat dan di Sulawesi Selatan hasilnya akan dapat dilihat melalui penelitian ini. Selanjutnya penelitian ini ingin melihat bagaimana tingkat persepsi petani di provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Selatan dalam menerapkan teknologi introduksi khususnya pelaksanaan program Prima Tani dalam kegiatan usahataninya. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian khusus mengenai pemanfaatan media Prima Tani
4 4 dan aksesibilitas lembaga tani oleh petani kooperator dan petani nonkooperator serta bagaimana persepsinya tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan di provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Selatan dalam menerapkan teknologi di kegiatan usahataninya. Rumusan Masalah Penelitian Penerapan teknologi introduksi dalam program Prima Tani sebagian besar telah dilaksanakan dan masih disosialisasikan ke beberapa daerah yang telah melaksanakan program pertanian sebelumnya seperti Bimas, Inmas, Supra Insus, Sapta Usaha Tani. Secara teknis di lapangan berbagai teknologi introduksi usahatani baik padi, hortikultura, perkebunan dan ternak yang telah diperkenalkan kepada petani dan kelompoknya oleh penyuluh atau pemandu tidak semuanya dapat diterapkan dalam usahataninya. Penerapan terhadap adopsi teknologi introduksi banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial-budaya, faktor ekonomi dan faktor biofisik. Faktor penghambat pada aspek sosial-budaya petani lebih banyak bertumpu kepada karakteristik petani dan kelembagaan tani yang belum ada atau sudah ada tetapi tidak berjalan. Perilaku komunikasi petani untuk mendapatkan informasi yang benar dan jelas mengenai adopsi teknologi introduksi juga perlu dilakukan penelitian. Sedangkan dalam adopsi teknologi introduksi lebih banyak bertumpu kepada suatu ide, penerapan atau praktek, teknologi atau sesuatu hal yang dianggap baru oleh seseorang (Rogers, 2003). Menurut teori proses difusi inovasi dalam perspektif pengguna merupakan teori konvensional dalam pengambilan keputusan. Proses ini banyak kelemahannya yaitu: 1) proses tersebut selalu diakhiri dengan keputusan mengadopsi padahal faktanya mungkin saja diakhiri dengan penolakan, 2) kelima tahap proses adopsi inovasi tidak selalu dilalui berurutan atau tahapan tertentu akan dilewati, 3) proses tersebut jarang berakhir dengan adopsi (Havelock, 1971). Sehingga dalam keputusan adopsi teknologi introduksi Prima Tani ini, petani diharapkan dapat menerima secara cepat serta mampu menerapkannya sesuai anjuran yang diberikan oleh petugas. Keputusan adopsi teknologi introduksi dalam program Prima Tani diharapkan berpengaruh terhadap pengetahuan petani mengenai pentingnya teknologi introduksi, yaitu adanya keterlibatan di dalam melaksanakan program tersebut.
5 5 Secara singkat dari uraian di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah penelitian yang diangkat sebagai berikut: 1. Sejauh mana hubungan karakteristik petani dengan persepsinya tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan? 2. Sejauh mana hubungan pemanfaatan media komunikasi Prima Tani dengan persepsi petani tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan? 3. Sejauh mana hubungan aksesibilitas kelembagaan tani dengan persepsi petani tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan? Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi petani mengenai teknologi introduksi Prima Tani serta hubungannya dengan pemanfaatan media komunikasi Prima Tani dan aksesibilitas pada kelembagaan tani. Aksesibilitas pada kelembagaan ini lebih dititikberatkan pada kesempatan petani di dalam program Prima Tani untuk memanfaatkan lembaga petani seperti kelompok tani, penyuluh/ pemandu, peneliti, lembaga pemasaran, koperasi dan lembaga keuangan untuk mencari informasi penting. Di samping itu, petani juga memanfaatkan media komunikasi untuk mendapatkan informasi usahatani melalui gelar teknologi, brosur, surat kabar Sinar Tani, majalah Prima Tani, poster maupun konsultasi langsung ke klinik agribisnis. Dengan adanya pemanfaatan media komunikasi Prima Tani dan aksesibilitas kelembagaan tani diharapkan mampu mengubah persepsi petani mengenai teknologi introduksi yang didapatkan dari program Prima Tani. Untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis hubungan antara karakteristik petani dengan persepsinya tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan. 2. Untuk menganalisis hubungan antara pemanfaatan media komunikasi Prima Tani dengan persepsi petani tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan. 3. Untuk menganalisis hubungan antara aksesibilitas kelembagaan tani dengan persepsi petani tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan.
6 6 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari aspek akademis dan aspek praktis. Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang komunikasi dan peneliti lainnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai akses lembaga tani dan media komunikasi serta peubah komunikasi lainnya dalam program Prima Tani. Dalam aspek praktis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan bahan informasi bagi perencana dan pengambil kebijakan oleh instansi tertentu yang terkait dengan pelaksanaan program Prima Tani. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meneliti mengenai karakteristik personal, pemanfaatan media komunikasi Prima Tani dan aksesibilitas kelembagaan tani. Adapun karakteristik personal yang diteliti mencakup: umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan, pengalaman bertani, luas lahan garapan, status lahan garapan dan status dalam kelompok. Pemanfaatan media komunikasi Prima Tani yang diamati meliputi gelar teknologi, klinik agribisnis dan media komuniaksi lainnya seperti pamplet, poster, temuwicara, demplot dan pendekatan komunikasi interpersonal lainnya. Selanjutnya aksesibilitas kelembagaan tani yang diteliti meliputi: manfaatnya adanya kelompok tani dan keuntungan adanya kelompok tani. Persepsi petani tentang introduksi teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan yang diamati mencakup aspek biofisik, sosial dan ekonomi. Aspek yang dilihat pada biofisik yaitu kesesuaian komoditas utama dan sampingan, produk panen dan limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan dalam pertanian. Aspek yang diamati pada sosial yaitu kesesuaian faktor sosial dalam masyarakat setempat seperti melihat tingkat adopsi petani dalam menerapkan introduksi teknologi kepada petani, aspek psikologi, aspek kemandirian, aspek keinovatifan dan bidang manajemen usahatani. Aspek yang diamati pada ekonomi yaitu pengaruh penerapan introduksi kepada petani dimana dapat meningkatkan produksi pertanian yang secara ekonomis menguntungkan. Adapun aspek ekonomis yang diamati meliputi: mutu dan hasil
7 7 panen, harga jual setelah panen, tingkat kemudahan menjaul dan kesesuaian harga jual di pasar. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Kerangka Berpikir Program Prima Tani merupakan program terbaru yang diperkenalkan kepada petani. Program tersebut sebagai mengenai rintisan dan akselerasi diseminasi inovasi teknologi dalam pembangunan pertanian dan pedesaan, dilaksanakan secara integratif vertikal dan horizontal serta daya saing melalui peningkatan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Salah satu faktor yang mempengaruhi percepatan adopsi adalah dari sifat inovasi itu sendiri. Inovasi yang akan diintroduksikan ke dalam Prima Tani, harus mempunyai banyak kesesuaian (daya adaptif) terhadap kondisi fisik, sosial, ekonomi dan budaya yang ada di petani. Untuk itu, inovasi yang ditawarkan ke petani harus inovasi yang tepat guna. Adopsi inovasi merupakan suatu proses mental atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective) maupun keterampilan (psichomotoric) ada diri seseorang sejak ia mengenal inovasi sampai memutuskan untuk mengadopsinya setelah menerima inovasi (Rogers dan Shoemaker, 1995). Berdasarkan penjelasan tersebut, terlihat bahwa proses adopsi didahului oleh pengenalan suatu inovasi (introduksi) kepada masyarakat tani, selanjutnya terjadi proses mental untuk menerima atau menolak inovasi tersebut. Jika hasil dari proses mental tersebut adalah keputusan untuk menerima suatu inovasi maka terjadilah adopsi. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan adopsi teknologi introduksi. Hal ini tidak hanya bergantung kepada sifat dan bentuk teknologinya tetapi juga sangat ditentukan oleh kesediaan petani dalam mengadopsi inovasi yang dianjurkan. Menurut Mosher (1981) petani memainkan peranan penting dalam pembangunan pertanian. Petani yang menentukan mengenai teknik berusahatani yang harus mereka laksanakan dan harus mampu mempelajari serta menetapkan metode baru yang diperlukan untuk membuat usahataninya lebih produktif.
8 8 Dalam mengadopsi teknologi baru, petani diberikan motivasi dan penjelasan untuk dapat mengembangkan kemampuannya. Kemampuan petani akan dapat dikembangkan apabila keterbatasan pengetahuan dan persepsinya, keterampilan dan modal dapat diatasi serta sikap petani yang statis tradisional dapat diubah menjadi lebih dinamis. Kemampuan menentukan persepsi petani untuk menerima (mengadopsi teknologi introduksi) atau menolaknya, erat kaitannya dengan karakteristik petani, pemanfaatan media komunikasi Prima Tani dan aksesibilitas pada kelembagaan tani. Dalam penelitian ini peubah karakteristik petani dibatasi sembilan indikator yaitu: umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan, pengalaman bertani, luas lahan garapan, status lahan garapan, status dalam kelompok tani. Sedangkan untuk peubah aksesibilitas pada kelembagaan tani indikator yang diteliti hanya dua yaitu manfaat keberadaan kelompok tani dan keuntungan adanya kelompok tani. Untuk peubah pemanfaatan media komunikasi Prima Tani indikator yang akan diteliti adalah gelar teknologi, media komunikasi, klinik agribisnis. Peubah persepsi petani tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) dalam penelitian ini dibatasi pada aspek biofisik, aspek ekonomis, aspek sosial (adopsi model Prima Tani, psikologi petani, kemandirian, keinovatifan dan manajemen usaha). Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, maka dalam penelitian ini secara skematis ingin melihat beberapa faktor terpilih yang diduga berhubungan dengan persepsi petani tentang teknologi introduksi AIP yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
9 9 Peubah bebas Peubah terikat Karakteristik petani X1 Umur X2. Jenis kelamin X3. Pendidikan X4. Pendidikan nonformal X5. Pendapatan X6. Pengalaman bertani X7. Luas lahan garapan X8. Status lahan lahan X9. Status dalam kelompok X10. Pemanfaatan media komunikasi Prima Tani X10.1 gelar teknologi X10.2 media komunikasi X10.3 klinik agribisnis H 1 H 2 Y. Persepsi petani tentang Teknologi Introduksi AIP Y.1 aspek biofisik Y.2 aspek ekonomi Y.3 aspek sosial X11.Aksesibilitas kelembagaan tani X11.1 manfaat adanya kelompok tani X11.2 keuntungan adanya kelompok tani H 3 Gambar 1 Kerangka Berpikir Keterkaitan antara Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani dan Aksesibilitas Kelembagaan Tani dengan Persepsi Petani tentang Teknologi Introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini ingin menguji sejauh mana masing-masing peubah pada diri petani padi, hortikultura, kebun dan ternak di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan berhubungan dengan persepsi petani tentang teknologi introduksi AIP. Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang ingin diuji yaitu: H 1 : terdapat hubungan nyata antara karakteristik petani dengan persepsi mereka tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan. H 2 : terdapat hubungan nyata antara pemanfaatan media komunikasi Prima Tani dengan persepsi petani tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan. H 3 : terdapat hubungan nyata antara aksesibilitas pada kelembagaan tani dengan persepsi petani tentang teknologi introduksi Agribisnis Industrial Pedesaan.
PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan
Lebih terperinciAgronobiS, Vol. 1, No. 1, Maret 2009
Hubungan Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani dan Aksesibilitas Kelembagaan Tani dengan Persepsi Petani Tentang Introduksi Teknologi Agribisnis Industrial Perdesaan (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Penciptaan inovasi pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian serta aplikasinya terus dilakukan melalui berbagai program penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
60 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Personal Responden Karakteristik personal responden yang diamati meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan, pengalaman bertani,
Lebih terperinciPemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani, Aksesibilitas Kelembagaan Tani, dan Persepsi Petani tentang Teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan
Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Februari 2009, Vol. 07, No. 1 Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani, Aksesibilitas Kelembagaan Tani, dan Persepsi Petani tentang Teknologi Agribisnis Industrial
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran
31 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi merupakan salah satu program pemerintah (dalam hal ini Kementrian Pertanian) untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakekatnya kelompok tani adalah organisasi yang memiliki fungsi sebagai media musyawarah petani. Di samping itu, organisasi ini juga memiliki peran dalam akselerasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor pertanian, sektor ini meliputi aktifitas pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan di Indonesia secara umum akan berhasil jika didukung oleh keberhasilan pembangunan berbagai sektor. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang II, pembangunan sektor pertanian
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan jangka panjang II, pembangunan sektor pertanian khususnya sub sektor peternakan terus digalakan melalui usaha intensifikasi, ektensifikasi dan diversifikasi
Lebih terperinciPASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris. Potensi sumberdaya pertanian yang melimpah seharusnya dapat dijadikan modal dasar untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Perberasan Indonesia Kebijakan mengenai perberasan di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1969/1970. Kebijakan tersebut (tahun 1969/1970 s/d 1998) mencakup kebijakan
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Landasan Teori 1. Penerapan Inovasi pertanian Inovasi merupakan istilah yang sering digunakan di berbagai bidang, seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang
Lebih terperinciPepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK
PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.
KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR Diarsi Eka Yani 1 Pepi Rospina Pertiwi 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian di era global ini masih memainkan peran penting. Sektor pertanian dianggap mampu menghadapi berbagai kondisi instabilitas ekonomi karena sejatinya manusia memang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...
Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendapatan rumahtangga petani adalah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga petani dapat berasal dari
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL
PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL Pantjar Simatupang I. PENDAHULUAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) telah menetapkan
Lebih terperinciKELEMBAGAAN PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) 1. Bambang Irawan PENDAHULUAN
KELEMBAGAAN PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) 1 Bambang Irawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Jl. A. Yani 70 Bogor PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya 1-1,5 ton/ha, sementara jumlah penduduk pada masa itu sekitar 90 jutaan sehingga produksi
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di
63 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil analisis kesesuaian, pengaruh proses pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende dapat dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan hasil alam, kondisi
Lebih terperinciBAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA
59 BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 8.1 Pengambilan Keputusan Inovasi Prima Tani oleh Petani Pengambilan keputusan inovasi Prima
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak
TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian
Lebih terperinciPRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL
PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL Pantjar Simatupang Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Bogor PENDAHULUAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya
TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga
Lebih terperinciHubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor
Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Juli 2009, Vol. 07, No. 2 Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain
Lebih terperinciPAPER TUTORIAL PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN. Kebijakan Produksi (Intesifikasi melalui BIMAS)
PAPER TUTORIAL PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Kebijakan Produksi (Intesifikasi melalui BIMAS) Disusun Oleh Kelompok 1: Nurul Setyaningsih 115040200111086 Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nurhadi 115040201111172
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi
6 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses yang sangat asasi, yaitu pengalihan (pengoperan) atas informasi, perasaan, penilaian, hiburan, gagasan atau idea. Istilah komunikasi
Lebih terperinciCARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO
CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NAD 2009 KATA PENGANTAR Sejalan
Lebih terperinciPrima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40
Kegiatan Prima Tani Kota Palu yang dilaksanakan di Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara merupakan salah satu kegiatan Prima Tani yang dilaksanakan pada Agroekosistem Lahan Kering Dataran Dataran
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU
Seminar Nasional Serealia, 2013 EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU Hasnah Juddawi dan Novia Qomariyah Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta
TINJAUAN PUSTAKA Monokultur Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sumber penghidupan jutaan rakyat Indonesia sebagai mata pencaharian pokok, sumber pendapatan, penyedia bahan makanan, penyedia bahan baku industri,
Lebih terperinciISSN Februari 2009, Vol. 07, No. 1
Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Februari 2009, Vol. 07, No. 1 Efektivitas Komunikasi Pemuka Pendapat Kelompok Tani dalam Menggunakan Teknologi Usahatani Padi (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah
Lebih terperinciLingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :
PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB
Lebih terperinciPENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang
PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang Ringkasan Pengembangan unit desa binaan di Desa Sumari diawali pada tahun 2001 dengan kegiatan demonstrasi cara dan hasil pemupukan pada sawah dengan varietas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berubahnya orientasi usahatani dapat dimaklumi karena tujuan untuk meningkatkan pendapatan merupakan konsekuensi dari semakin meningkatnya kebutuhan usahatani dan kebutuhan
Lebih terperinciRAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR
RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,
Lebih terperinciAndi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:
PROSES DISEMINASI TEKNOLOGI EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARGAMAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman tanamannya anak beranak.
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Sawah Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan Gramineae, yang mana ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat merumpun,
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
69 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Kerangka berpikir penelitian ini dimulai dengan pendapat Spencer dan Spencer (1993:9-10) menyatakan bahwa setiap kompetensi tampak pada individu dalam
Lebih terperinciKAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Sahardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK
Lebih terperinci13 diantaranya merupakan kelompok tani padi sawah, sisanya yakni 4 kelompok tani kakao, 5 kelompok tani
Kegiatan Prima Tani Kabupaten Donggala dilaksanakan di Desa Tonggolobibi, Kecamatan Sojol. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan memperhatikan saran dan masukan pemerintah Kabupaten Donggala
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor pertanian tanaman pangan memiliki peranan sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pertanian terutama bahan pangan merupakan salah satu komoditas yang mendapat perhatian penting. Komoditas pangan terutama padi menjadi pokok perhatian pemerintah
Lebih terperinciHUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)
HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) (Suatu Kasus di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Eni Edniyanti
Lebih terperinciSemakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd
BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber
Lebih terperinciKELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADA BERBAGAI TIPE DESA
KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADA BERBAGAI TIPE DESA Bambang Irawan dan Sri Hastuti Suhartini PENDAHULUAN Kelembagaan memiliki pengertian yang sangat luas. Kelembagaan dapat diartikan sebagai aturan main yang
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU
KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Yartiwi dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kehidupan para petani di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah.
PENDAHULUAN Latar Belakang Pandangan, perhatian dan pemeliharaan terhadap para petani di pedesaan sudah semestinya diperhatikan pada masa pembangunan saat ini. Kenyataannya kehidupan para petani di pedesaan
Lebih terperinciModel-Model Usaha Agribisnis. Rikky Herdiyansyah SP., MSc
Model-Model Usaha Agribisnis Rikky Herdiyansyah SP., MSc Model-Model Usaha Agribisnis Menurut Soemarmo (2003) dalam Bahua (2009), model merupakan suatu perwakilan atau abstraksi dari suatu objek atau situasi
Lebih terperinciPENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG
PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG BASO ALIEM LOLOGAU, dkk PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Bantaeng mempunyai delapan kecamatan yang terdiri dari 67 wilayah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh rangkaian program pertanian Indonesia pada masa Orde Baru diarahkan kepada swasembada beras. Cara utama untuk mencapai tujuan itu adalah dengan pemakaian varietas
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:
1 RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: PENDAMPINGAN PROGRAM SLPTT PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN BANTAENG LATAR BELAKANG
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Program Prima Tani
TINJAUAN PUSTAKA Program Prima Tani Badan Litbang Pertanian sebagai lembaga pertanian dengan misi utamanya adalah menemukan atau menciptakan inovasi pertanian yang maju dan strategis, mengadaptasikannya
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sawah irigasi sebagai basis usahatani merupakan lahan yang sangat potensial serta menguntungkan untuk kegiatan usaha tani. Dalam satu tahun setidaknya sawah irigasi dapat
Lebih terperinciPRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL
PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL Pantjar Simatupang Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 PENDAHULUAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kakao merupakan komoditas unggulan nasional dan daerah, karena merupakan komoditas ekspor non migas yang berfungsi ganda yaitu sebagai sumber devisa negara dan menunjang Pendapatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor pertanian
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Dr. Ir. Haryono, M.Sc. Panduan Umum Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart Badan Litbang Pertanian
KATA PENGANTAR Berdirinya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) diharapkan dapat mengakselerasi diseminasi teknologi Balitbangtan kepada petani dan pemangku kepentingan pertanian lainnya. Upaya percepatan
Lebih terperinciModel Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija
Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2011 mencanangkan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
Lebih terperinciOnike T. Lailogo, Tony Basuki dan Yohanes Leki Seran BPTP NTT
AKSESIBILITAS PETANI TERHADAP ASET SUMBERDAYA DAN KELEMBAGAAN PERTANIAN DALAM MENUNJANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SISTEM USAHATANI DI LOKASI PRIMA TANI (Kasus Prima Tani Kupang) Onike T. Lailogo, Tony
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN
LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal terpenting dalam mempengaruhi kemajuan pertanian di Indonesia. Perkembangan teknologi pertanian dan teknologi informasi harus dapat
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran
27 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Persoalan mengenai kesejahteraan, peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan serta kemandirian pangan masih menjadi persoalan yang penting di
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51
Lebih terperinciRenstra BKP5K Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf
Lebih terperinciBAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI
BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan
Lebih terperinciTEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI
TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI Abstrak Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah diarahkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,
Lebih terperinciPERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR
PERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR Jemmy Rinaldi dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tantangan utama pembangunan peternakan sapi potong dewasa ini adalah permintaan kebutuhan daging terus meningkat sebagai akibat dari tuntutan masyarakat terhadap pemenuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan hal penting dalam pembangunan pertanian. Salah satu keberhasilan dalam pembangunan pertanian adalah terpenuhinya kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan ketahanan pangan nasional, pembentukan
Lebih terperinciPERSEPSI PETANI KOOPERATOR TERHADAP EMPAT VARIETAS JAGUNG KOMPOSIT DI GIYANTI, KABUPATEN BLORA
PERSEPSI PETANI KOOPERATOR TERHADAP EMPAT VARIETAS JAGUNG KOMPOSIT DI GIYANTI, KABUPATEN BLORA M. Eti Wulanjari dan Endang Iriani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Abstrak. Mayoritas penduduk
Lebih terperinciPERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU
15 PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU Kausar \ Cepriadi ^, Taufik Riaunika ^, Lena Marjelita^ Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Penyuluhan
TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Penyuluhan Komunikasi adalah salah satu aspek yang senantiasa mengiringi kehidupan manusia. Fenomena komunikasi terjadi di mana-mana, yang terjadi pada satu atau lebih individu.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Komunikasi
TINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Komunikasi Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI Amiruddin Saleh 1, Nia Rachmawati 2, Sutisna Riyanto 16 ABSTRACT The objectives of this research are: (1) to understand the communication process
Lebih terperinciDAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI
DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI Lintje Hutahaean, Syamsul Bakhri, dan Maskar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah
Lebih terperinciPASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinci