I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN Pengembangan Konseptual Teknologi Pendidikan terbagi atas dua bagian, yaitu landasan falsafah dan teori teknologi pendidikan. Pengertian falsafah itu sendiri adalah suatu rangkaian pernyataan yang berdasarkan keyakinan, konsepsi, dan sikap orang yang menunjuk ke arah dan tujuan yang akan diambil. Hal ini sesuai dengan pandangan Ely (1980, h. 81), dimana seseorang memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin yang berdasarkan pengalaman empirik. Menurut Snelbecker (1974, h ), pengertian teori secara umum dapat dikatakan sebagai segala aspek ilmu yang tidak semata-mata bersifat empirik. Sedangkan menurutnya pengertian teori secara khusus dapat diartikan sebagai ringkasan pernyataan yang melukiskan dan menata sejumlah pengamatan empirik. Namun, pengertian teori diatas hanya sebatas pengembangan dan kawasan teknologi pendidikan semata. Sejumlah asumsi pun dijadikan dasar dalam menentukan gejala yang diamati, diantaranya adalah: Berkembang pesatnya ilmu dan pengetahuan. Pertambahan pendudukan yang semakin banyak dalam memperoleh pendidikan. Terjadinya perubahan mendasar dan menetap yang menghendaki adanya reedukasi. Luasnya penyebaran teknologi dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan. Makin terbatasnya sumber-sumber tradisional sehingga harus diciptakan sumber baru dan memanfaatkan sumber terbatas tersebut. II. PENDEKATAN FILSAFATI Menurut Suriasumantri (1982/83, h. 88), bila ditinjau dari falsafah ilmu, terdapat tiga komponen/penyangga tubuh pengetahuan yang meliputi : Ontologi : asas dalam menetapkan ruang lingkup ujud yang menjadi obyek penelaahan, serta penafsiran tentang hakikat realitas dari obyek tersebut. Epistemologi: asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Aksiologi : asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut. Sir Eric Ashby (1972, h.9-10) menyatakan ada 4 revolusi yang terjadi dalam dunia pendidikan, yakni : 1

2 Revolusi pertama, orang tua/keluarga mempercayai orang lain untuk memberikan pendidikan kepada anaknya karena orang tua sudah tidak mampu untuk mendidik. Revolusi kedua, guru bertanggung jawab dalam mendidik, disampaikan secara verbal/lisan, dan dilembagakan dengan berbagai ketentuan. Revolusi ketiga, buku dijadikan media utama dalam pendidikan yang sejalan dengan ditemukannya mesin cetak yang memberikan informasi iconic dan numeric. Revolusi empat, perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan pesan-pesan disampaikan lebih cepat dan lebih bervariasi. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa awalnya, pendidikan berorientasi kepada guru/pengajar, selanjutnya terbit buku sebagai media belajar. Namun, guru pun harus bisa memilih buku dan mengawasi kegiatan belajar secara ketat. Kemudian media komunikasi berkembang pesat sehingga pesan-pesan dapat disampaikan dengan cepat. Dari hal tersebut, masalah bermunculan seperti: banyaknya berbagai sumber belajar, perlunya pengembangan sumber yang ada baik konseptual maupun faktual, serta perlu dikelolanya kegiatan pengembangan dan sumber belajar agar berjalan optimal. Berdasarkan uraian diatas, diperlukan sudut pandang atau pendekatan baru yang memiliki ciri sebagai berikut : Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara simultan. Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistematik. Penggabungan ke dalam proses kompleks dan perhatian atas keseluruhan gejala, harus mengandung daya lipat/sinergisme. Ciri-ciri tersebut diatas merupakan teknik intelektual yang unik dan dihimpun dalam landasan epistemologi teknologi pendidikan. Adapun kegunaan potensial teknologi pendidikan menurut Presidential Commission on Instructional Technology diantaranya: Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan memperlaju tahapan belajar, penggunaan waktu, dan mengurangi beban guru dalam mengajar. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya individual dengan mengatasi guru yang kaku dan tradisional, serta perkembangan anak sesuai kemampuan. Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah, sistematik serta dilandasi penelitian. Pernyataan kebijakan oleh Komisi dan Menteri yang meliputi perluasan dan pemerataan kesempatan belajar; meningkatkan mutu pendidikan; penyempurnaan sistem pendidikan; peningkatan partisipasi masyarakat; serta penyempurnaan pelaksanaan interaksi merupakan landasan pembenaran/aksiologi teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin pengetahuan. 2

3 III. LANDASAN TEORI DARI ILMU PERILAKU Beberapa pendapat tokoh mengenai ilmu perilaku dan teknologi pembelajaran: Lumsdaine (1964, h.373) mengatakan ilmu perilaku, khusunya teori belajar adalah ilmu utama untuk mengembangkan teknologi pembelajaran. Deterline (1965, h.407) mengatakan teknologi pembelajaran adalah aplikasi teknologi perilaku untuk menghasilkan perilaku tertentu secara sistematik guna keperluan pembelajaran. Saettler menelusuri sejarah teknologi pembelajaran, dan berpendapat bahwa Thorndike (tahun 1901) dengan teori psikologis perkembangannya merupakan landasan pertama ke arah teknologi pembelajaran (1968, h.50), dimana Thorndike memilik 3 dalil utama yakni dalil latihan dan ulangan; akibat; serta kesiapan. Selanjutnya, menurut Saettler kontribusi Thorndike rumusannya tentang prinsipprinsip aktivitas diri, minat/motivasi, kesiapan mental, individualisasi, dan sosialisasi. Snelbecker mengatakan perkembangan beberapa posisi psikologis terhadap pendidikan yang lebih sistematis dengan pendekatan deduktif dalam menyusun teori disebut teori pembelajaran, sedangkan yang menggunakan pendekatan pragmatis dengan mengumpulkan sejumlah besar fakta disebut teknologi pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa teknologi pembelajaran merupakan pendekatan sistematis dan ilmiah dari psikologis terhadap masalah pendidikan. Teori-teori pembelajaran yang diungkapkan tokoh-tokoh utama, antara lain adalah: Teori Penguatan/reinforcement (Skinner). Dalam membuat teori pembelajaran perlu adanya penelitian langsung dengan pendekatan induktif berupa analisis langsung. Prinsipnya adalah perilaku yang diperkuat, cenderung untuk bertahan; penguatan positif lebih berarti dari yang negatif; penguatan langsung lebih baik dari yang tertunda; penguatan yang sering diberikan lebih baik dari yang jarang. Dan ini diaplikasikan dalam bentuk mesin pengajar dan sampai sekarang masih digunakan. Tujuan Perilaku (Mager). Dikenal dengan rumusan tujuan ABCD(Audience, Behaviour, Conditions, and Degree), diperlukan perilaku akhir sebagai bukti bahwa seseorang telah belajar, kondisi terjadinya perilaku yang diharapkan, dan kriteria sejauh mana pembuatan si belajar telah dapat diterima. Evaluasi Beracuan Tujuan (Glasser). Merupakan konsekuensi logikal dari tujuan perilaku. Awalnya, penelitian psikologis sebagai dasar mengembangkan prinsip pembelajaran, selanjutnya penjabarannya berdasarkan data empirik, ukuran digunakan untuk menilai tingkat penguasaan kompetensi para siswa. Sistem Analisis Interaksi. Sistem ini lebih dominan terhadap tingkah laku, penilaian objektif, sistem dan prinsip pembelajaran serta kegunaan dan efisiensi guru dan siswa dalam mencapai tujuan. 3

4 Teori Kurikulum dan Pembelajaran (Brunner, Snelbecker). Menurut Brunner, perlu adanya tim besar untuk menyusun kurikulum yang berguna untuk membuat buku, media/bahan, dan kegiatan di kelas. Sedangkan Snelbecker, berpusat pada cara bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai, perlu adanya kejelasan hubungan antara teori kurikulum dan teori pembelajaran pasca pembaruan kurikulum. IV. LANDASAN TEORI DARI ILMU KOMUNIKASI Pandangan para ahli tentang teori komunikasi: Edgar Dale (1953, h. 3) yang dikenal dengan kerucut pengalamannya, menyatakan teori komunikasi sebagai suatu metode yang berguna dalam usaha meningkatkan efektivitas bahan audiovisual. Hoban, konsep komunikasi merupakan pendekatan yang berguna untuk memahami dan meningkatkan efisiensi bidang audiovisual. Shannon dan Weaver, teori komunikasi adalah teori matematis dalam komunikasi. Teori ini bersifat linear dengan arah tertentu dan tetap, dari sumber (komunikator) ke penerima (komunikan) dengan unsur adanya sumber gangguan (noise). Teori ini kemudian disempurnakan oleh Schramm dengan penambahan dua unsur, yaitu adanya lingkup pengalaman (field of experience) dan umpan balik. Berlo, mengemukakan bahwa teori komunikasi menurutnya bukan teori yang linear tetapi adanya dinamika dalam hubungan di unsur-unsurnya dan memasukkan orang dan bahan sebagai sumber dimana itu bagian integral dari teknologi pendidikan. Rogers dan Kincraid (teori komunikasi konvergensi), menyatakan bahwa komunikasi tidak berlangsung antar-individu saja tetapi dalam suatu realitas sosial serta berlangsung tanpa awal dan akhir, selama manusia sadar akan diri dan lingkungan. Kelemahan teori dan model komunikasi diatas menurut Rogers dan Kincraid: Memandang objek komunikasi sebagai hal sederhana dan dapat diisolasikan. Kecenderungan memusatkan perhatian pada pesan itu sendiri, tanpa memikirkan keberadaan saat diam dan saat tibanya pesan. Persuasi sebagai fungsi utama komunikasi. Cenderung memusatkan perhatian pada hasil psikologis komunikasi perseorangan bukan dampak sosial dan saling berhubungan (network) Terlalu percaya pada hubungan sebab-akibat bersifat mekanistik dan searah. Unsur proses komunikasi yang menonjol adalah media. Bretz mengklasifikasikan media menjadi: ujud, suara, dan gerak. Ujud dibagi atas tiga bentuk yaitu gambar, garis, dan lambang. Sedangkan Wilbur Schramm dalam bukunya Big Media Little Media: Tools and Technologies for Instruction (1977) membagi dua yaitu media besar (kompleks dan mahal) dan media kecil (sederhana dan relative murah). Dia berusaha membuat 4

5 generalisasi berdasarkan hasil eksperimen, bukti pendagogis, bukti ekonomis, dan bukti lapangan. V. LANDASAN TEORI DARI DISIPLIN LAIN James Finn (orang-mesin-informasi), mencanangkan perlu diadakan penilaian menyeluruh tentang teknologi baru serta implikasinya, pembaruan organisasi, prosedur dan isi pendidikan untuk menjembatani akibat perkembangan teknologi dan pendidikan berjalan lambat, dan aplikasi konsep dan proses untuk menutupi perbedaan yang semakin melebar. Menurutnya, terdapat posisi teoritis dalam konsep diatas yaitu: Introduksi pengalaman audiovisual secara massa ke dalam kelas oleh guru ahli. Menyerahkan sebagian besar tugas penyajian aspek pengajaran sistematik pada satu/lebih media audiovisual dan aspek perkembangan pada orang lain di kelas. Hari-hari sekolah diisi kelas-kelas besar saat anak menjadi pendengar. Mengembangkan guru ahli dengan ahli lain dan menyajikan pelajaran berbentuk transmisi audiovisual. Lumsdaine (1964), adanya pengaruh teknologi dan kerekayasaan dalam teknologi pendidikan. Disini teknologi pendidikan bertugas menjabarkan keserasian perangkat keras teknologi dengan hasil penelitian dalam ilmu perilaku dan teori belajar. Hoban (1960), menekankan perlunya konsep sistem yang gagasan adanya komponen, integrasi, dan peningkatan efisiensi sistem. Sistem disini adalah produk, dimana produk yang lengkap dapat diatur dan diintegrasikan sehingga pembelajaran pun lengkap. Heinich (1965), menyatakan pendekatan sistem memerlukan pengkajian seluruh proses yang saling berhubungan dalam dan antara komponen, adanya tujuan tertentu, berjalan melalui tahapan, serta menilai hasil akhir apakah sesuai tujuan dan memperbaikinya bila belum sesuai. Konsep ini berpengaruh besar dengan konsep: Teknologi pendidikan adalah suatu proses bukan produk. Teknologi pendidikan menerapkan pendekatan sistem (analisis, pengembangan, evaluasi). Teknologi pendidikan mengintegrasikan sumber insane dan non-insani. Kegiatan analisis, pengembangan, dan evaluasi memerlukan sumber insan dengan tanggung jawab khusus. Teknologi pendidikan merupakan kombinasi fungsi dan sumber dalam proses sistematis. 5

6 DAFTAR PUSTAKA Miarso, Yusufhadi Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana 6

LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN

LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN 1 FALSAFAH PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN TENTANG KEBENARAN DAN TENTANG ARTI KEBERADAAN SESUATU (KUBI 96) KEGIATAN PEMIKIRAN YANG MENDALAM DAN MENYELURUH, SERTA UJUD HASIL

Lebih terperinci

Cecep Kustandi II Dodik Mulyono II Arum Setyowati. Landasan Teori. Pembelajaran

Cecep Kustandi II Dodik Mulyono II Arum Setyowati. Landasan Teori. Pembelajaran Cecep Kustandi II Dodik Mulyono II Arum Setyowati Landasan Teori Pembelajaran Teori Belajar & Pembelajaran learning theory bersifat deskriptif instructional theory bersifat preskriptif Teori Penguatan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN Landasah Historis Perkembangan Teknologi Pembelajaran

POKOK BAHASAN Landasah Historis Perkembangan Teknologi Pembelajaran POKOK BAHASAN Landasah Historis Perkembangan Teknologi Pembelajaran TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa dapat menjelaskan Landasah Historis Perkembangan Teknologi Pembelajaran URAIAN MATERI Istilah teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Proses belajar mengajar sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen guru atau instruktur, siswa, serta lingkungan belajar yang saling berinteraksi

Lebih terperinci

TEKNIK MELOBBY & PERSUASI

TEKNIK MELOBBY & PERSUASI TEKNIK MELOBBY & PERSUASI Makalah ini disamkan dihadapan peserta pengkaderan DPD Golkar DIY di Kaliurang O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350 JURUSAN KURUKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Perkembangan Teori Manajemen. Ima Yudha Perwira, SPi, MP

Perkembangan Teori Manajemen. Ima Yudha Perwira, SPi, MP Perkembangan Teori Manajemen Ima Yudha Perwira, SPi, MP Tiga Aliran Ilmu Manajemen Seperti disiplin ilmu lainnya, manajemen juga mengalami perkembangan dan dialektika pemikiran dari para ahli arus utama.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teknologi Pendidikan Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang banyak mendapat perhatian di lingkungan ahli pendidikan. Pada awalnya, teknologi

Lebih terperinci

Starlet Gerdi Julian / /

Starlet Gerdi Julian / / Starlet Gerdi Julian / 15105241034 / http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/?page_id=239 TEORI PENDIDIKAN A. Pendidikan Klasik Pendidikan klasik adalah pendidikan yang dipandang sebagai konsep pendidikan

Lebih terperinci

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung A. Pengertian Media Hand Out TEP-PLB MEDIA PENDIDIKAN (Ishartiwi-UNY) 1. Kata media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2. AECT (1977): Membatasi media sebagai segala

Lebih terperinci

Paradigma Pergeseran Educational Technology Menuju Instructional Technology

Paradigma Pergeseran Educational Technology Menuju Instructional Technology Paradigma Pergeseran Educational Technology Menuju Instructional Technology Nama Penyusun: Ainun, Alfin, Fathur, Rifa, Rosyidah, Muh. Barid Nizarudin Wajdi rosyidahnurlathifa25@yahoo.com Teknologi pendidikan

Lebih terperinci

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN. Paper ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Teknologi Pembelajaran

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN. Paper ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Teknologi Pembelajaran DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN Paper ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Teknologi Pembelajaran Dosen Pengampu : Abdul Gafur DA, Prof., Dr. Oleh Sella Mawarni, S. Pd. NIM 14707259001

Lebih terperinci

MATERI MATA KULIAH. Oleh: Erlina. L. M.Pd FIK_UNY

MATERI MATA KULIAH. Oleh: Erlina. L. M.Pd FIK_UNY MATERI MATA KULIAH Oleh: Erlina. L. M.Pd FIK_UNY ARTI TEKNOLOGI Cara atau metode proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan, pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

TUJUAN. ilmiah. pendekatan atau metode penyelesaian masalah secara umum. setiap pendekatan. stefanus. (c)

TUJUAN. ilmiah. pendekatan atau metode penyelesaian masalah secara umum. setiap pendekatan. stefanus. (c) TUJUAN! Mahasiswa memahami karakteristik metode ilmiah.! Mahasiswa dapat membedakan tiga pendekatan atau metode penyelesaian masalah secara umum.! Mahasiswa dapat memberikan contoh strategi operasional

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

FALSAFAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN KERANGKA KONSEP

FALSAFAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN KERANGKA KONSEP 1 FALSAFAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN KERANGKA KONSEP Nama : Nur Fitrianah Matkul : Media pembelajaran inovatif (Resume) Nim : 152071200002 Prodi/Smt : PGMI-A1/V E-mail : nurfitrianah722@gmail.com Ringkasan

Lebih terperinci

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD Elmia Umar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Konsep Teknologi Pendidikan di Indonesia

Konsep Teknologi Pendidikan di Indonesia Konsep Teknologi Pendidikan di Indonesia Corry Purba Dosen Prog. Studi Pendidikan Sejarah FKIP-USI Abstrak Penulisan karya ilmiah bertujuan untuk mengetahui konsep teknologi pendidikan di Indonesia. Penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dan seiring dengan majunya teknologi, menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan yang terbaik dalam menjalankan

Lebih terperinci

Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika

Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika I. Aliran Psikologi Tingkah Laku Teori Thorndike Teori Skinner Teori Ausubel Teori Gagne Teori Pavlov Teori baruda Teori Thorndike Teori belajar stimulus-respon

Lebih terperinci

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN 1 UNIT 8 MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN Saudara-saudara mahasiswa saat ini terjadi pergeseran paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran yang mempunyai implikasi terhadap

Lebih terperinci

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Komunikasi bagaikan urat nadi kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan Masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang apa itu teknologi pendidikan. Sebagian dari mereka masih mengetahui teknologi pendidikan melalui prasangka-prasangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

Leni, Hubungan Gaya Kepemimpinan Guru dan Penerapan Media Pembelajaran

Leni, Hubungan Gaya Kepemimpinan Guru dan Penerapan Media Pembelajaran 69 Hubungan Gaya Kepemimpinan Guru dan Penerapan Media Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Kejuruan Administrasi Perkantoran. Leni Yuliana Email : leniyuliana8@gmail.com Pendidikan Guru

Lebih terperinci

1. Kurikulum Subjek Akademis 2. Kurikulum Humanistik 3. Kurikulum Rekonstruksi Sosial 4. Kurikulum Teknologis

1. Kurikulum Subjek Akademis 2. Kurikulum Humanistik 3. Kurikulum Rekonstruksi Sosial 4. Kurikulum Teknologis BEBERAPA CATATAN TENTANG KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN Prof. R. Ibrahim, MA PENGERTIAN DAN DIMENSI KURIKULUM KURIKULUM : Seperangkat program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Teknologi pendidikan mengadaptasikan konsep pendekatan sistem sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah pendidikan atau belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar siswa terdiri atas dua kata, yaitu aktivitas dan belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar siswa terdiri atas dua kata, yaitu aktivitas dan belajar. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa terdiri atas dua kata, yaitu aktivitas dan belajar. Menurut Depdiknas (2007: 23) dinyatakan bahwa aktivitas berarti kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA 2.1.1.1 Pembelajaran IPA. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN. Drs. Mahdum, MPd.

MEDIA PEMBELAJARAN. Drs. Mahdum, MPd. MEDIA PEMBELAJARAN Drs. Mahdum, MPd. KONSEP KOMUNIKASI ( menurut Berlo ) S M P U Model Komunikasi Pembelajaran (Shannon Weaver) Sumber Informasi. Pesan Transmiter Tanda Tanda diterima Penerima Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu bangsa. Penduduk yang banyak tidak akan menjadi beban suatu negara apabila berkualitas, terlebih

Lebih terperinci

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh)

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh) ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh) A. Rumusan Konsep 1. Rumusan Konsep Ontologi Menurut bahasa, ontologi ialah berasal

Lebih terperinci

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL A. Konsep Manusia Dalam Berbagai Sudut Pandang Pencarian makna dan hakekat manusia dilakukan melalui berbagai pendekatan. Para filosuf memahami manusia

Lebih terperinci

Majalah Bulanan Tamansiswa PUSARA, terbit di Yogyakarta, Edisi Juli 1985

Majalah Bulanan Tamansiswa PUSARA, terbit di Yogyakarta, Edisi Juli 1985 Majalah Bulanan Tamansiswa PUSARA, terbit di Yogyakarta, Edisi Juli 1985 EFEKTIVITAS DALAM PENDIDIKAN BERMEDIA Oleh : Ki Supriyoko Perjalanan pada abad ke-20 ini ditandai dengan beberapa catatan kemajuan

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam

Lebih terperinci

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Mengapa media pembelajaran diperlukan? PEMBELAJARAN BELAJAR MEMBELAJARKAN Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH

IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH SUMBANGAN FILSAFAT TERHADAP PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Filsafat mampu menunjukkan batas-batas: Ontologi Epistemologi aksiologi Melahirkan ilmuwan yg

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

Kata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan

Kata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan 2 KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF TERKINI Oleh : Muchri Ramah ABSTRAK Pembangunan merupakan proses tidak hanya mencakup peningkatan fisik dan material saja, melainkan pula merupakan perubahan sosial

Lebih terperinci

Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran - Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah

Lebih terperinci

Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. KURTEK FIP - UPI BEBERAPA CATATAN TENTANG KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. KURTEK FIP - UPI BEBERAPA CATATAN TENTANG KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. KURTEK FIP - UPI BEBERAPA CATATAN TENTANG KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. KURTEK FIP - UPI PENGERTIAN DAN DIMENSI KURIKULUM KURIKULUM : Seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang mandiri... (UURI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono

PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh: Sungkono ABSTRAK Sumber belajar memegang peranan penting dan cukup menentukan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Pendayagunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simbol serta memaknai simbol-simbol yang digunakannya. Namun lambang

BAB I PENDAHULUAN. simbol serta memaknai simbol-simbol yang digunakannya. Namun lambang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi pertukaran lambang. Lambang juga disebut tanda, kode, atau simbol. Manusia selalu menggunakan simbol serta memaknai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Tahap-tahap Penelitian. Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan. Sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam kepustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat didukung oleh arus globalisasi yang hebat memunculkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kualitas pendidikan atau hasil belajar siswa merupakan topik yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. masalah kualitas pendidikan atau hasil belajar siswa merupakan topik yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan dan ditemukan solusinya. Di antara berbagai masalah yang ada, masalah kualitas pendidikan

Lebih terperinci

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, 2 melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, dengan cara menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pembelajaran secara kognitif, afektif dan psikomotor yang kemudian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI JUMLAH SKS : 3 SKS MATA KULIAH PRASARAT AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI JUMLAH SKS : 3 SKS MATA KULIAH PRASARAT AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI JUMLAH SKS : 3 SKS MATA KULIAH PRASARAT AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II PENGERTIAN TEORI DALAM AKUNTANSI AKUNTANSI SEBAGAI ILMU Apa maksudnya? Beberapa definisi tentang akuntansi:

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI PENGGUNAAN MEDIA

LANDASAN TEORI PENGGUNAAN MEDIA LANDASAN TEORI PENGGUNAAN MEDIA SISTEM DAN PROSES PEMBELAJARAN Pertanyaan: 1. Siapa? 2.Menyampaikan apa? 3. Melalui apa? 4. Kepada siapa? 5. Dengan efek apa? Unsur-unsur Komunikasi: 1. Komunikator 2. Pesan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja karyawan Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Kampus Medan menyatakan bahwa variabel Stress

Lebih terperinci

DEFINISI, POSISI DAN FUNGSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PAI

DEFINISI, POSISI DAN FUNGSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PAI DEFINISI, POSISI DAN FUNGSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PAI Disusun oleh: SAIFUL AMIEN DEFINISI MEDIA BAHASA Berasal dari bahasa latin, medium, yang berarti between antara atau perantara Merupakan saluran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih terasa akibatnya. Salah satu konsekuensi dari globalisasi (dunia tanpa batas) adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan yang merupakan hasil aktivitas belajar

Lebih terperinci

Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia PRINSIP PEMBELAJARAN Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia A. Kompetensi yang diharapkan: Mahasiswa diharapkan dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI PERTEMUAN 1 DOSEN VED,SE.,MSI.,AK.,CA MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH 1.1 Pengertian dan Komponen Ilmu 1.2 Metode Ilmiah 1.3 Penelitian

Lebih terperinci

PRINSIP PRINSIP KURIKULUM

PRINSIP PRINSIP KURIKULUM PRINSIP PRINSIP KURIKULUM KELOMPOK 4 ARYANTI (0806906) NENI TRIANA (0505058) ROFVINI S. (0800680) ROSSE S. H. (0806913) PENGERTIAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM PRINSIP-PRINSIP KURIKULUM MACAM-MACAM SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

PERAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN *

PERAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN * PERAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN * Oleh: Haryono ** Pendahuluan Kita sekarang hidup dalam era informasi dan era media. Era informasi ditandai oleh banyaknya informasi yang tersedia dengan berbagai variasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki

Lebih terperinci

Media Pembelajaran BAB I

Media Pembelajaran BAB I BAB I HAKIKAT MEDIA DALAM PEMBELAJARAN A. PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. matematis siswa perlu adanya suatu bentuk latihan-latihan matematis yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. matematis siswa perlu adanya suatu bentuk latihan-latihan matematis yang 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Dalam pembelajaran matematika untuk dapat mengembangkan pola pikir matematis siswa perlu adanya suatu bentuk latihan-latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran.

Lebih terperinci

mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan 3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.

mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan 3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 9 Ada beberapa ciri pembelajaran efektif yang dirumuskan oleh Eggen & Kauchak (Warsita, 2008) adalah: 1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan,

Lebih terperinci

TEORI AKUNTANSI PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

TEORI AKUNTANSI PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI TEORI AKUNTANSI PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI DISUSUN OLEH : TARADIPA NUR ANGGRAENI (12 312 232) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2014 / 2015 Akuntansi yang dipraktikan di suatu

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika. Matematika dan Statistika

Filsafat Ilmu dan Logika. Matematika dan Statistika Filsafat Ilmu dan Logika Matematika dan Statistika MATEMATIKA Matematika sebagai Bahasa Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambing-lambang

Lebih terperinci

KONSEPSI-KONSEPSI FILSAFAT KOMUNIKASI

KONSEPSI-KONSEPSI FILSAFAT KOMUNIKASI Modul : FILSAFAT KOMUNIKASI Drs. Hasyim Purnama, M.Si KONSEPSI-KONSEPSI FILSAFAT KOMUNIKASI 1. Konsepsi Richard Lanigan Karyanya yang berjudul Communication Models in Philosophy, Review and Commentary

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Proses belajar adalah proses yang kompleks, tergantung pada teori belajar yang dianutnya. 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Ada beberapa pendapat mengenai pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran pada umumnya meliputi tiga jenis kompetensi, yaitu kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Ketiga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Memilih paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk

Lebih terperinci

1 Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1980), hal. 127.

1 Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1980), hal. 127. Pembahasan A. Pengertian Psikologi Dakwah Secara harfiah, psikologi artinya ilmu jiwa berasal dari kata yunani psyce jiwa dan logos ilmu. Akan tetapi yang dimaksud bukanlah ilmu tentang jiwa. Psikologi

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 02 Dr. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Proses Interaksi Heri Budianto,M.Si Program Studi PUBLIC RELATIONS KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Setiap manusia pasti

Lebih terperinci