BAB II URAIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 16 BAB II URAIAN TEORITIS 1. Komunikasi Antarpribadi Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, di mana proses tersebut mengacu pada perubahan tindakan dari orang-orang yang berkomunikasi ( Sendjaja,1994:41 ). Dari pengertian komunikasi yang demikian, terdapat sejumlah karakter khusus yang dimiliki oleh komunikasi antarpribadi, yaitu : a. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional, hal ini mengacu pada proses dari komunikasi antarpribadi yang saling bertukar pesan, di mana kedua belah pihak saling berperan; dan bertukar peran, baik itu sebagai pemberi pesan atau penerima pesan, atau sebagai keduanya. b. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek isi-isi pesan dan hubungan antar pribadi; maksudnya komunikasi antarpribadi tidak hanya menyangkut isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner kita tersebut. c. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik (proksimitas) antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan kata lain komunikasi antarpribadi menuntut setiap orang yang berkomunikasi setidaknya pernah bertemu.

2 17 d. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diulang atau diubah. Jika kita salah mengatakan sesuatu, mungkin bisa minta maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Setiap orang memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam membina hubungan antarpribadi dengan orang lain, namun demikian Devito mengemukakan beberapa tujuan yang mendorong individu untuk menjalin hubungan antarpribadi dengan orang lain (Devito, 1986:14-15). 1. Untuk mengenal diri sendiri. Ketika kita membangun sebuah hubungan antarpribadi dengan orang lain kita belajar banyak hal tentang diri kita sendiri. Faktanya, sebagian besar persepsi kita tentang diri kita pribadi sering dibentuk dari hubungan antarpribadi tersebut. 2. Untuk menemukan dunia luar. Sama seperti kita belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri melalui hubungan antarpribadi, kita juga belajar tentang dunia luar, objek-objek, peristiwa, dan orang lain. Sekalipun kita juga belajar tentang semua itu dari media massa, tetapi kita seringkali mendiskusikan dan memahami semua itu melalui interaksi antarpribadi. 3. Untuk membangun dan memelihara hubungan yang sungguh-sungguh. Salah satu kebutuhan terbesar kita adalah membangun dan memelihara hubungan dengan orang lain. Kita ingin merasa disukai dan dicintai, dan sebaliknya kita juga ingin mencintai dan menyukai orang lain.

3 18 Hubungan antarpribadi yang kita jalin dengan orang lain, membuat kita merasa positif tentang diri kita sendiri. 4. Untuk merubah sikap dan perilaku. Seringkali kita berusaha merubah sikap dan perilaku orang lain dalam hubungan antarpribadi. Kita menginginkan mereka untuk memilih cara tertentu, bidang tertentu, kursus tertentu, berpikir dengan cara tertentu, dan lain-lain. Kita menghabiskan waktu-waktu terbaik kita dalam hubungan antarpribadi yang persuasif karena memang itulah tujuan dari komunikasi yang sesungguhnya, yaitu merubah perilaku orang lain. 5. Untuk bermain dan menghibur. Bermain mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk menimbulkan kesenangan. Berbicara kepada teman tentang aktivitas kita selama seminggu, mendiskusikan olahraga atau kencan, menceritakan sebuah cerita atau humor adalah beberapa contoh. Jauh dari sekadar tidak berarti atau tidak serius, tujuan kegiatan ini sangat penting bagi kita semua. Hal ini memberikan keseimbangan bagi kita dan memberikan penyegaran dari segala keseriusan yang kita alami. 6. Untuk mendapatkan pertolongan. Kita sering memperoleh hal ini dari interaksi kita dengan orang lain setiap hari; kita memberikan penghiburan kepada teman yang baru saja patah hati, kita memberikan saran kepada anak-anak tentang studi yang akan diambil, kita menenangkan anak kecil yang menangis, dan berhasil atau

4 19 tidaknya seseorang melakukan hal ini tergantung dari kecakapannya dalam berkomunikasi secara pribadi. Untuk membangun sebuah hubungan antarpribadi yang baik dengan orang lain diperlukan beberapa hal, antara lain (Devito,1986:70) : 1. Keterbukaan. Keterbukaan dalam hubungan antarpribadi mencakup tiga hal; yang pertama seorang individu haruslah terbuka kepada orang yang berinteraksi dengannya, yang kedua; seseorang harus jujur terhadap stimulus yang dialaminya-hal ini berarti jujur untuk respon dari stimulus yang diterimanya, yang ketiga; seseorang harus mengakui keberadaan dari perasaan dan pikirannya. 2. Empati. Empati sekalipun hal yang paling sering kita dengar, juga adalah hal yang paling sulit untuk kita lakukan. Dan hal ini adalah hal yang terpenting yang harus kita miliki ketika kita membangun hubungan dengan orang lain. Ketika kita mampu berempati kepada orang lain, kita berada pada posisi yang lebih baik untuk mengerti orang lain. 3. Dukungan. Hubungan yang efektif adalah hubungan yang didalamnya ada dukungan. Keterbukaan dan empati saja tidak cukup untuk membangun sebuah hubungan tanpa adanya dukungan. Dukungan ditunjukkan dan dikembangkan dengan sikap kita yang lebih menjelaskan daripada

5 20 mengkritik, spontan daripada hati-hati, dan lebih siap untuk berubah daripada tidak menerima masukan dari orang lain. 4. Sikap positif. Kita menunjukkan sikap positif dalam hubungan antarpribadi dengan paling sedikitnya dua cara: membangun perilaku yang positif, dan bersikap lembut kepada orang yang berinteraksi dengan kita. 5. Kesamaan. Kesamaan adalah karakter yang khusus. Karena tidak dalam semua hal kita bisa pada level yang sama dengan orang lain seperti kecerdasan, penampilan, materi, dll. Dan ini juga bukan berarti kita tidak bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda dengan kita. Maksudnya adalah kita harus memiliki pemahaman yang sama bahwa kita adalah sederajat dalam keberadaan kita sebagai manusia dan masing-masing pribadi punya hal yang berbeda yang bisa saling mendukung. Lima hal yang disebutkan di atas adalah aspek-aspek penting dari sebuah hubungan yang harus diperhatikan oleh setiap orang ketika ingin membangun sebuah hubungan antarpribadi dengan orang lain. Devito tidak menyimpulkan bahwa ketika kita memperhatikan aspek-aspek tersebut di atas kita akan berhasil membangun hubungan yang baik, tetapi Devito menyatakan bahwa hal hal tersebut jika kita perhatikan akan membantu kita membangun sebuah hubungan yang efektif dengan orang lain.

6 21 2. Kelompok dan Dinamika Kelompok Oxford Learner s Pocket Dictionary mengemukakan kelompok sebagai sekumpulan orang atau benda yang dipersatukan. Sementara itu Muzafer Sherif menyatakan bahwa kelompok merupakan unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling tergantung sesuai dengan status dan peranannya, yang memiliki norma-norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompok baik secara tertulis maupun tidak tertulis (Tesis; Suyatna,1982;5). Kumpulan sosial dari beberapa orang tidak serta merta disebut sebagai kelompok sosial, sebab kumpulan dari beberapa orang dapat dikategorikan atas banyak nama, antara lain; mass, mobs, aggressive, exope, acquisitive, expressive, audience, causal, intensional, recreational, information, lynching, terrorizization, riobs, panic organization, serta panic in organization (Santoso,1999:46). Muzafer Sherif menyebutkan beberapa ciri-ciri kelompok sosial yaitu : (1) Adanya dorongan/motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi interaksi sosial sesamanya dan tertuju dalam tujuan bersama. (2) Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu satu dengan yang lain akibat terjadinya interaksi sosial. (3) Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, terdiri dari peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya di dalam rangka mencapai tujuan bersama. (4) Adanya penegasan dan peneguhan normanorma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasi tujuan kelompok. Ciri-ciri yang demikian mempersempit objek-objek yang masuk ke dalam cakupan sebuah kelompok sosial dan memberikan penjelasan bahwa dalam upaya

7 22 untuk mencapai tujuan bersama sebuah kelompok sosial memiliki struktur kepemimpinan sekalipun dalam jenis kelompok tertentu kepemimpinan tersebut seringkali terjadi tanpa disadari oleh anggota kelompok tersebut. Saling kebergantungan anggota kelompok atau interdependensi di antara anggota mengakibatkan adanya dinamika dalam sebuah kelompok. Jenkins (Suyatna:1982;5) menyatakan bahwa dinamika kelompok adalah kekuatankekuatan di dalam kelompok yang menentukan perilaku kelompok dan perilaku anggota kelompok untuk tercapainya tujuan kelompok, sementara itu ada juga yang menyatakan bahwa dinamika kelompok adalah studi tentang kelompok, dan sampai kepada kondisi menyeluruh untuk proses dari sebuah kelompok. ( Margono (Suyatna;1982:6) mengemukakan kekuatan-kekuatan di dalam kelompok (dinamika kelompok), termasuk: tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas, pembinaan kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok, tekanan pada kelompok, dan keefektifan kelompok. Hal-hal tersebut menjadi kekuatan karena ketika faktor-faktor dalam dinamika kelompok tersebut dilakukan dengan baik maka dapat mendorong terciptanya suatu kelompok yang sangat efektif ketika menghadapi berbagai hal dalam kehidupan kelompok. Ruth Benedict (Santosa: 1999; 9-10) menjelaskan beberapa unsur dalam dinamika kelompok, antara lain bagaimana kedekatan (kohesivitas) di dalam kelompok akan mempengaruhi juga proses pengelompokan, nilai-nilai dalam kelompok. Benedict juga menyatakan bahwa motif seseorang dalam sebuah kelompok mempengaruhi kesatuan kelompok, tujuan bersama, orientasi terhadap

8 23 kelompok dan terhadap dirinya sendiri, hal ini dapat dipahani karena ketika seseorang memiliki motif yang kuat untuk berada dalam sebuah kelompok, maka motif itu bisa menjadi sebuah kekuatan atau faktor pemicu untuk memberikan halhal yang positif dari dirinya secara pribadi bagi tercapainya tujuan kelompok; dan yang juga berarti tentu saja meningkatkan kesatuan dalam kelompok. Struktur dalam sebuah kelompok menyangkut masalah bentuk hubungan yang terjadi di antara anggota kelompok, perbedaan kedudukan antaranggota, serta pembagian tugas di antara meraka. Benedict juga menyatakan betapa pentingnya masalah kepemimpinan dalam sebuah kelompok sebab pemimpin memegang peranan penting dalam keberhasilan kelompok. Seorang pemimpin memiliki wewenang untuk mengatur dan mengkoordinir setiap anggota kelompok dalam mengerjakan suatu tugas tertentu untuk mencapai tujuan kelompok, atau seorang pemimpin juga memiliki wewenang untuk mengarahkan setiap anggota kelompok untuk berinteraksi satu dengan yang lain sehingga kekompakan kelompok dapat terjaga. Pentingnya peranan seorang pemimpin dalam kelompok dapat terlihat pada bentuk kepemimpinan, tugas seorang pemimpin, juga sistem kepemimpinannya. Perkembangan kelompok sangat menentukan kehidupan kelompok selanjutnya. Jika setiap anggota merasakan suasana yang nyaman dalam kelompok, baik itu dari interaksi yang ada di dalam kelompok, tujuan kelompok atau tujuan pribadi yang tercapai, maka hal tersebut dapat membantu sebuah kelompok bertahan, sebaliknya jika setiap anggota kelompok tidak menemukan kenyamanan dalam interaksi sesame anggota, tidak menemukan tercapainya

9 24 tujuan, baik itu tujuan kelompok atau tujuannya pribadi, maka kondisi tersebut memungkinkan kelompok tersebut mengalami perpecahan. Dalam pemahaman yang demikian, dapat dipahami bahwa setiap unsur dalam dinamika sebuah kelompok saling mempengaruhi. Kepemimpinan yang baik, adanya tujuan bersama atau tujuan pribadi yang sama tentu saja tidak cukup untuk mempertahankan sebuah kelompok. Namun lebih dari itu suasana kelompok yang mendukung sangat diperlukan untuk membangun kelompok yang sehat dan efektif. Setiap unsur-unsur dalam sebuah dinamika kelompok pasti terdapat dalam sebuah kelompok baik dalam bentuk kelompok formal atau tidak formal serta apakah kelompok itu kelompok yang efektif atau kelompok yang tidak efektif. Jika setiap unsur dalam dinamika sebuah kelompok dalam kondisi yang positif maka hubungan atau kelompok tersebut pun menjadi sebuah kelompok yang efektif dan memberikan nilai positif kepada setiap orang yang ada di dalamnya. 3. Teori Konvergensi Teori ini merupakan salah satu teori yang mengkritisi model komunikasi linear (satu arah), yang pada zamannya sangat banyak diteliti oleh ahli-ahli komunikasi seperti Shannon dan Weaver, Schramm, dan juga oleh David K. Berlo yang memandang bahwa individu merupakan sebuah entitas yang mandiri, terpisah dari lingkungannya. Teori konvergensi ini sendiri dicetuskan oleh ahli filsafat Charles Sanders Peirce, yang kemudian dalam ranah ilmu komunikasi dipopulerkan oleh Lawrence Kincaid (1979).

10 25 Model komunikasi ini menyatakan bahwa sebuah sistem terdiri dari beberapa anggota yang saling tergantung satu dengan yang lain, dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana komunikasi tersebut berlangsung. Dalam model komunikasi ini informasi dan pemahaman bersama tentang satu hal merupakan komponen dasar dari suatu komunikasi. Hal ini karena komunikasi merupakan sebuah proses yang terjadi di antara dua atau lebih manusia, yang masing-masing memiliki tujuan dan latar belakang yang berbeda. Pemahaman penting dari teori ini adalah bahwa sebuah komunikasi tidak dapat diteliti secara mutlak tanpa pemahaman dari tujuan dari sebuah sistem sosial (Rogers&Rogers, 1976: 62). Model ini juga sering disebut sebagai model komunikasi sirkuler, di mana hubungan dari dua atau lebih individu yang merupakan proses yang kompleks, berlanjut tidak bisa berubah dengan sendirinya, hal inilah yang menyebabkan komunikasi selalu berkembang dari waktu ke waktu. Suatu model komunikasi tidak lengkap kalau hanya menganjurkan analisis pada seorang partisipan untuk memahami pesan. Komunikasi selalu merupakan tindakan bersama dalam berbagi informasi antara dua atau lebih orang. Dengan kata lain selalu mengandung hubungan-hubungan. Jaringan komunikasi terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan melalui proses arus informasi. Model ini digambarkan sebagai lingkaran yang tumpang tindih, yang menggambarkan bahwa dalam sebuah komunikasi terjadi sebuah proses yang menuju satu titik di mana setiap anggota mencapai suatu kesepahaman tentang pesan masing-masing (konvergen). Sekalipun pemahaman bersama merupakan

11 26 tujuan dari model komunikasi, hal tersebut tidak pernah bisa dicapai secara sempurna karena berbagai perbedaan informasi yang dimiliki masing-masing individu. Namun konvergen tidak selalu berarti sepakat, hal tersebut bisa berarti bahwa kedua pihak memiliki pemahaman lebih baik satu sama lain, terlepas dari apakah mereka sepakat atau tidak terhadap suatu hal (Ardianto& Q-Anees, 2007:28). 4. Jaringan Komunikasi Penelitian mengenai hal ini pertama sekali dilakukan oleh Jacob Levy Moreno pada tahun di Training School for Girls in Hudson, New York State, ketika ia menciptakan suatu teknik analitis untuk mempelajari interaksi yang terjadi dalam sebuah kelompok dan menamakannya dengan istilah sosiometri. Moreno menanyai anggota suatu kelompok tentang siapa yang mereka sukai dan tidak sukai, dan dengan siapa mereka ingin berinteraksi atau tidak. Dari data yang diperoleh dari hasil wawancara ini, Moreno mampu merancang bangun sosiogram yang mengidentifikasi pola tarikan, tolakan, dan ketidakacuhan di antara anggota-anggota kelompok. Dalam perkembangannya bidang ini kemudian diteliti oleh banyak orang, termasuk salah satu yang terkemuka oleh Rogers&Rogers. Rogers menyebutkan bahwa salah satu tujuan utama dari analisis jaringan komunikasi adalah mengidentifikasi klik-klik yang ada dalam sebuah sistem komunikasi, hal ini lanjutnya, sangat penting karena klik

12 27 merepresentasikan aspek penting dari sebuah struktur dari suatu sistem (Rogers& Rogers: 1976:138). Teori tentang jaringan komunikasi ini menjelaskan tentang cara mengukur tingkat hubungan antarpribadi individu dalam kelompok, pengukuran perilaku sosial manusia. Popin Dictionary Home Page (2001) mendefinisikan sosiometri sebagai berikut : 1. Suatu metode untuk mempelajari hubungan antarpribadi dalam suatu kelompok. 2. Suatu cara untuk mengukur perilaku sosial manusia, yaitu mengukur bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain dalam kelompoknya, bagaimana ia memandang orang lain dalam kelompoknya, bagaimana ia memilih orang lain sebagai teman kelompoknya, dan bagaimana kelompok mengembangkan struktur sosialnya. Ada beberapa pola aliran komunikasi (informasi) dalam sebuah kelompok atau organisasi (Tubbs and Moss, 2003: ), yaitu : 1. Pola Roda/Radial (memusat) : pola ini adalah sebuah pola yang memungkinkan bagi setiap anggotanya untuk mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya.

13 28 2. Pola Rantai : pola ini adalah pola yang memungkinkan sebagian anggotanya dapat berkomunikasi dengan dua anggota lainnya, sementara yang lainnya hanya bisa berkomunikasi dengan satu anggota lainnya. Tidak seperti pola roda atau lingkaran, pola ini tidak memiliki seseorang sebagai posisi sentral untuk memecahkan persoalan yang ada dalam kelompok. 3. Pola Y : pola ini merupakan pola dari aliran komunikasi yang hampir mirip dengan pola rantai, di mana sebagian anggotanya bisa berkomunikasi dengan dua anggota lainnya sementara sebagian anggota lainnya hanya bisa berkomunikasi dengan satu anggota lainnya. Pola ini seperti pola rantai, di mana anggota dari kelompok memiliki komunikasi yang terbatas dengan orang lain. 4. Pola Lingkaran : pola ini adalah pola yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi dengan yang lainnya hanya tidak ada seorang anggota pun yang dapat berhubungan dengan anggota keseluruhan anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan. 5. Pola Semua Saluran : pola ini adalah pola dari aliran komunikasi yang memungkinkan semua anggota bisa berkomunikasi dengan keseluruhan anggota lainnya. Juga pola aliran komunikasi ini tidak memiliki seseorang untuk menduduki posisi sentral dalam kelompok untuk menjadi tempat mencari penyelesaian.

14 29 Gambar II.1 Lima Jenis Jaringan Komunikasi Roda/Radial Rantai Y Lingkaran Semua Saluran

15 30 Kelima pola tersebut sebenarnya bisa digolongkan dalam dua jenis berdasarkan pola aliran informasi dan kepemimpinannya; yang pertama adalah pola roda/radial, rantai, dan Y, dimana pola ini lebih sedikit memberi peluang kepada anggota-anggotanya untuk saling berhubungan satu dengan yang lain, namun dalam hal kepemimpinan memungkinkan untuk munculnya seorang pemimpin di dalam kelompok tersebut. Pola yang kedua adalah pola lingkaran dan semua saluran, pola ini memberi peluang yang lebih besar kepada anggotaanggotanya untuk berkomunikasi, namun dalam sisi kepemimpinan kurang memungkinkan untuk munculnya seorang pemimpin yang bisa mempersatukan keseluruhan anggotanya. Dan fakta lainnya adalah bahwa semakin sedikit jumlah anggota dalam sebuah klik, maka akan semakin kuat kedekatan di antara mereka (interlocking), demikian pula sebaliknya, semakin banyak jumlah anggota dalam sebuah klik, maka akan semakin menyebar juga hubungan di antara mereka, yang juga bererti bahwa semakin kurang kedekatan di antara sesama anggota klik tersebut. Dalam sebuah jaringan komunikasi yang terdapat dalam sekelompok orangorang, terdapat tujuh peranan (Pace&Faules,2005:176), yaitu : 1. Klik, sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya. Sebuah klik juga merupakan sebuah subsistem di mana elemen-elemen yang ada di dalamnya berkomunikasi lebih sering dengan anggota lain dari sebuah sistem komunikasi. Cara yang paling mudah untuk

16 31 mengidentifikasi sebuah klik adalah dengan melihat kedekatan (proximity) dari masing-masing anggota satu dengan yang lain dalam sebuah komunikasi. 2. Penyendiri (isolate), adalah orang-orang yang hanya melakukan sedikit atau tidak sama sekali dengan anggota kelompok lainnya. Tentu saja pada akhirnya, seorang isolate oleh akarena tidak memiliki komunikasi dengan siapa pun (sangat sedikit komunikasi) mengakibatkan dia bukan merupakan anggota dari klik mana pun yang ada dalam jaringan komunikasi dalam sebuah kelompok. 3. Jembatan (bridge), adalah seorang anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak antarkelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik lain. Bridge sangat penting untuk terjadinya aliran dari informasi baru. Jika bridge tidak ada dalam dua buah atau lebih klik, maka yang terjadi adalah jaringan yang akan terpecah menjadi dua atau lebih klik yang tidak memiliki kaitan/hubungan satu dengan yang lain. Pada umumnya indvidu yang berperan sebagai bridge ini memiliki kualitas yang hampir sama dengan kualitaas yang dimiliki oleh kosmopolit, yaitu orang yang termasuk mudah untuk bergaul dengan siapa saja, sehingga memungkinkannya untuk berkomunikasi dengan anggota dari klik yang lain.

17 32 4. Penghubung (liaison), adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut. 5. Penjaga gawang (gate keeper), adalah orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat melakukan pengendalian atas pesan apa yang akan disebarkan melalui sistem tersebut. Dalam hal ini seorang gate keeper bertugas untuk menyeleksi informasi yang masuk ke dalam sebuah klik, untuk kemudian diebarkan ke seluruh anggota klik yang lain. 6. Pemimpin Pendapat (opinion leader), adalah orang tanpa jabatan formal dalam semua sistem sosial, yang membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka. Pada umumnya opinion leader adalah inidividu yang menjadi pusat informasi/komentar dari setiap anggota. Karena pemuka pendapat (opinion leader) bebas berkomunikasi dengan siapa saja dari anggota klik tersebut. Opinion Leadership (kepemukapendapatan) adalah tingkatan di mana seseorang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain secara informal. 7. Kosmopolit, adalah orang yang menjadi milik seluruh dunia atau orang yang bebas dari gagasan, prasangka, atau kecintaan lokal, daerah, atau nasional, dan orang yang melakukan kontak dengan dunia luar, orangorang di luar organisasi. Atau dengan kata lain individu yang tidak merupakan anggota dari klik manapun dalam sebuah jaringan

18 33 komunikasi, namun berkomunikasi dengan hampir semua klik yang ada. Dalam lingkungan mahasiswa, ketujuh peranan yang terdapat dalam jaringan komunikasi tersebut pun terjadi, dan sama seperti halnya yang terjadi pada jaringan komunikasi manapun, semua peranan tersebut bisa terjadi tanpa disadari oleh orang-orang yang mengerjakannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Di dalam jaringan komunikasi informal terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNIKASI ORGANISASI DAN ALIRAN INFORMASI Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Pengertian Aliran Informasi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: Jaringan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Gufroni Sakaril, Drs, MM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Organisasi Informal Mengapa Organisasi Informal

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Peranan Jaringan dalam Komunikasi Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Peranan Jaringan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian Menurut Sugiyono pengertian metodologi dalam penelitian adalah Merupakan cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan aktivitasnya. Komunikasi merupakan unsur pokok dalam suatu organisasi karena di dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo Komunikasi Organisasi Disusun oleh Dewi Sulistyo Konsep Dasar Komunikasi Komunikasi sebagai aktivitas dasar manusia Komunikasi sebagai syarat terjadinya interaksi dan proses belajar Komunikasi dalam organisasi

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN JARINGAN KOMUNIKASI Pokok Bahasan 1. Jaringan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 09 42008 Abstrak Modul ini menjelaskan tentang jaringan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Bagian Komunikasi dan Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia

Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Bagian Komunikasi dan Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia BAB 10 KOMUNIKASI KELOMPOK Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Bagian Komunikasi dan Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia -IPB PENGANTAR Situasi atau

Lebih terperinci

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM Mata kuliah: Komunikasi Kelompok Hari/ Tanggal: Jumat/ 25 Februari 2011 KPM (212) Nama/ NRP : Lutfi Afifah/ A34070039 Praktikum ke-: 1 Asisten: Auliyaul Hafizhoh (I34070021) KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Lebih terperinci

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas Pola Jaringan Komunikasi Komunitas Kaskuser Regional Kalimantan Barat di Yogyakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I Gubernur Kalimantan Barat 2012 Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas Program Studi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses yang mana paratisipan-partisipannya saling membuat dan saling bertukar tanda informasi dari seseorang kepada yang lainnya dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan 7 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan Komunikasi menurut Rogers dan Shoemaker (1971) adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau

Lebih terperinci

RASIONALITAS PEMILIHAN OPINION LEADER DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM. (Studi Kasus tentang Jaringan Komunikasi di Kelompok Mahasiswa

RASIONALITAS PEMILIHAN OPINION LEADER DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM. (Studi Kasus tentang Jaringan Komunikasi di Kelompok Mahasiswa 1 RASIONALITAS PEMILIHAN OPINION LEADER DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM (Studi Kasus tentang Jaringan Komunikasi di Kelompok Mahasiswa Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian USU) D I S

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Kunci Komunikasi Organisasi Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi: organizationalcommunication is the process of creating and exchanging messages

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Metodologi Penelitian Kuantitatif Modul ke: Metodologi Penelitian Kuantitatif Analisis Jaringan Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Analisis Jaringan Metodologi Penelitian Kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kompetensi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Kompetensi Interpersonal Kompetensi interpersonal yaitu kemampuan melakukan komunikasi secara efektif (DeVito, 1989). Keefektifan dalam

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

Modul ke: Opinion Leader. Fakultas ILKOM. Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan.

Modul ke: Opinion Leader. Fakultas ILKOM. Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan. Modul ke: Opinion Leader Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Opinion leader atau pemimpin opini sebagai pihak-pihak yang memiliki peran besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial melakukan suatu rangkaian proses komunikasi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial melakukan suatu rangkaian proses komunikasi setiap BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial melakukan suatu rangkaian proses komunikasi setiap harinya, komunikasi merupakan jembatan untuk membawa manusia pada pengertian manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan orang lain, untuk

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOK. M. Syahidul Haq,M.Pd

DINAMIKA KELOMPOK. M. Syahidul Haq,M.Pd DINAMIKA KELOMPOK M. Syahidul Haq,M.Pd KONSEP DINAMIKA KELOMPOK Cartwright & Zander (1968) : Pertama, DK digunakan untuk menyebut suatu ideologi atau pandangan yang berkaitan dengan cara-cara bagaimana

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan.

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan. 99 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1. Sifat-Sifat Pemimpin a. Intelejensi

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI EFEKTIF

MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI EFEKTIF MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI EFEKTIF Oleh Samsul Hidayat, M.Ed (WI Madya BKD & DIKLAT Prov. NTB) ABSTRAKSI Perilaku yang terjadi dalam suatu organisasi adalah merupakan unsur pokok dalam proses komunikasi.

Lebih terperinci

Perkuliahan I dan II Public Speaking

Perkuliahan I dan II Public Speaking Modul ke: 01 02 Fakultas Ilmu Komunikasi Perkuliahan I dan II Public Speaking Komunikasi Efektif Rizki Ayu Budipratiwi., S.Sos. Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan 1. Pengertian Komunikasi 2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional. Pendidikan formal, informal dan non-formal merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. tradisional. Pendidikan formal, informal dan non-formal merupakan bagian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam masyarakat modern dewasa ini telah menjadi wacana publik. Tidak demikian dengan masyarakat yang masih sederhana atau tradisional. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan harapan dapat mewujudkan tujuan tersebut. Tercapai atau tidaknya

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOK. Eva Imania Eliasa,M.Pd

DINAMIKA KELOMPOK. Eva Imania Eliasa,M.Pd DINAMIKA KELOMPOK Eva Imania Eliasa,M.Pd SEJARAH Gerakan dinamika kelompok mulai pada akhir tahun 1800 di Eropa Bantuan dari para ahli sosiologi, psikologi, filsafat dan pendidikan Ahlinya : Kurt Lewin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, yang berarti berpartisipasi untuk memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

Tabel validitas alat ukur kompetensi interpersonal

Tabel validitas alat ukur kompetensi interpersonal LAMPIRAN 1 Tabel validitas alat ukur kompetensi interpersonal No item Validitas Kriteria 1 0,563 Item dapat dipakai 2 0,511 Item dapat dipakai 3 0,438 Item dapat dipakai 4 0,462 Item dapat dipakai 5 0,417

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Organisasi Kegiatan organisasi tidak pernah luput dari kegiatan komunikasi. Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan dan aktivitas komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah organisasi atau perusahaan faktor sumber daya manusia memegang peranan penting dalam melaksanakan kegiatannya, karena sumber daya manusia berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang pemimpin memegang peran penting dalam eksistensi dan perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang pemimpin berperan menggerakan

Lebih terperinci

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Komunikasi Interpersonal?? Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk 5 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Manusia dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI Oleh: Gres Kurnia (071015025) - B Email: grassgresy@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT 8 BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

BERMAIN SAMBIL MEMBERI MOTIVASI PADA PELATIHAN BAGI PLKB

BERMAIN SAMBIL MEMBERI MOTIVASI PADA PELATIHAN BAGI PLKB BERMAIN SAMBIL MEMBERI MOTIVASI PADA PELATIHAN BAGI PLKB 1. Teori Belajar Organismic Petugas Lapangan KB (PLKB) sebagai pegawai BKKBN yang bertugas sebagai pengelola pelaksanaan Program KB Nasional di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organisasi. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman dengan menggunakan bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, tentang sistem pendidikan, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat)

Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat) Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat) 1 Wiranti Mustika Wardhani,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas. Dengan

Lebih terperinci

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa 2.1 Perkembangan anak sekolah dasar Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa pertengahan dan akhir anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal anak. 7 Permulaan masa pertengahan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Sosiologi Khalayak Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Masyarakat MacIver dan Page:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di zaman yang semakin maju ini kebutuhan akan materil semakin meningkat, untuk memenuhi kebutuhan hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN BIJI DURIAN POTRET JARINGAN KOMUNIKASI PADA KWT MUGI RAHAYU

DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN BIJI DURIAN POTRET JARINGAN KOMUNIKASI PADA KWT MUGI RAHAYU DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN BIJI DURIAN POTRET JARINGAN KOMUNIKASI PADA KWT MUGI RAHAYU Maria Magdalena Widianti 1) 1) Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Madiun Abstract The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Indonesia telah menerima Pancasila sebagai ideologinya. Ideologi yang bersumberkan pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diterima dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sosiometri dan Sosiogram BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang (10-50 orang),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain lingkungan rumah adalah sekolahnya. Anak

Lebih terperinci

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Abstrak : Selain menguasai bidang ilmu perpustakaan, pustakawan diharapkan mampu memahami kondisi pemustaka melalui interaksi sosial. Dalam berinteraksi dengan pemustaka,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi Modul ke: 11Fakultas FIKOM Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM KAP Definisi komunikasi antarpribadi dapat dijelaskan dari 3 perspektif,

Lebih terperinci

Teori Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Teori-Teori Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi

Teori Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Teori-Teori Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi MODUL PERKULIAHAN Teori Komunikasi Pokok Bahasan 1 Antarpribadi 1.1 Elemen pembentuk kesadaran diri 1.2 Konsep-konsep yang mempengaruhi perkembangan kesadaran diri 1.3 Teori-Teori Tentang Diri (Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi semakin ketat,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama proses kehidupannya. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks

Lebih terperinci

Komunikasi dalam Komunikasi Antar Budaya. Sesi 3 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya

Komunikasi dalam Komunikasi Antar Budaya. Sesi 3 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya Komunikasi dalam Komunikasi Antar Budaya Sesi 3 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya Komunikasi Antar Budaya Produsen pesan = suatu budaya Penerima pesan = anggota budaya lain Perbedaan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI (Studi kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar utara, Kota Pematangsiantar) Julius Osvaldo Situmorang 100904041

Lebih terperinci

TEORI KEPRIBADIAN MATANG

TEORI KEPRIBADIAN MATANG 8 TEORI KEPRIBADIAN MATANG Teori Kepribadian Matang - Model Allport Menurut Allport, individu-individu yang sehat dikatakan mempunyai fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar. Menyadari sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan proses perubahan dalam perilaku sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan Negara. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam batas-batas tertentu keadaan pendidikan di suatu negara, merupakan

Lebih terperinci

MODUL 7 ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI OLEH : ARIS FEBRI RAHMANTO

MODUL 7 ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI OLEH : ARIS FEBRI RAHMANTO MODUL 7 ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI OLEH : ARIS FEBRI RAHMANTO SIFAT ALIRAN INFORMASI Guetzkow (1965) menyatakan aliran informasi dalam organisasi terjadi dengan tiga cara yaitu : Penyebaran pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu iklim persaingan dan memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan membuat dan berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai saling pengertian. Tujuan komunikasi dalam konteks komunikasi

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia 1 B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia akan mengalami serangkaian tahap perkembangan di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia adalah tahap remaja. Tahap

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140). II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Hasil Temuan Peneliti Suatu penelitian diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, disini peneliti memaparkan hasil temuan di lapangan

Lebih terperinci

BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF. keterlibatan konflik yang di dalamnya terdapat waktu, tenaga, dana, dan

BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF. keterlibatan konflik yang di dalamnya terdapat waktu, tenaga, dana, dan 31 BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF A. TEORI KONFLIK Ralf Dahrendorf melihat proses konflik dari segi intensitas dan sarana yang digunakan dalam konflik. Intensitas merupakan sebagai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia hidup memerlukan bantuan dari orang lain. Untuk itu ia melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi selalu digunakan dan mempunyai peran yang penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan. untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan. untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia telah menerima Pancasila sebagai ideologinya. Ideologi yang bersumberkan pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diterima

Lebih terperinci

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P Tipe-tipe komunikasi Puri Kusuma D.P a)komunikasi kesehatan b)komunikasi politik c) Komunikasi bisnis d)komunikasi keluarga e) dll Konteks-konteks komunikasi Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia, melalui pendidikan manusia dapat belajar demi kelangsungan hidupnya. Bagoe (2014, h.1) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidup kesehariannya selalu berinteraksi dengan sesama, baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia banyak mengalami masalah-masalah kompleks dalam kehidupannya yang sebenarnya berasal dari diri sendiri, sehingga tanpa sadar manusia menciptakan mata

Lebih terperinci

SIAPAKAH SAYA INI? INGIN JADI APAKAH SAYA INI?

SIAPAKAH SAYA INI? INGIN JADI APAKAH SAYA INI? SIAPAKAH SAYA INI? INGIN JADI APAKAH SAYA INI? Pernyataan Pribadi Maksud penilaian diri sendiri ini adalah untuk membantu Saudara menghimpun segala hal-ihwal mengenai diri Saudara. Saudara membutuhkan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 13 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI OPINION LEADER Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang

Lebih terperinci