BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALAISIS BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO NAHA BROWFFEE KAB. TANAH DATAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ACTIVITY BASED COSTING

EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO ENNY BAKRY MELIA ULFA

BIAYA OVERHEAD PABRIK

AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA]

ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI BATAKO PADA UD. ARIF JAYA ABADI DI DESA PEGAYAMAN KECAMATAN SUKASADA TAHUN 2014

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PT. XYZ. SKRIPSI Program Studi Akuntansi

Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA

A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

Standard Costing. Harga Pokok Standar. 1

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM :

BAB II BAHAN RUJUKAN

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena

BAB II BAHAN RUJUKAN

Standard Costing. 1

Nisaa Aqmarina EB10

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

1 STANDARD COSTING

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PD. MEBEL JEPARA PUTRA. Nama : Lely Yunita Sari NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dilakukan oleh PT. LEKJ dalam rangka melakukan evaluasi

ANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

SISTEM INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENJUALAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pabrik Kerupuk Kresna. Chriselda Destio 3EB

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode Mata Kuliah : AKU506 Jumlah SKS : 3

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Pada PT Varia Usaha Beton Periode Tahun 2013, Sidoarjo)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara

3. Menggunakan Konsep Penganggaran Fleksibel Dalam Evaluasi Kinerja

Penganggaran Perusahaan 53 ANGGARAN PRODUKSI

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang)

Analisa Perilaku Biaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA KONVEKSI KAOS LOB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO

HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya Overhead Pabrik

BAB II LANDASAN TEORI

Standar Costing PENDAHULUAN

Anggaran Biaya Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Fakultas Ekonomi dan BIsnis Akuntansi

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya Standar yang ditetapkan mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan informasi terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dan juga untuk mengukur tingkat efisiensi biaya produksi. Biaya-biaya yang distandarkan oleh perusahaan antara lain biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penetapan biaya produksi harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati oleh perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan tidak mengalami kerugian karena kesalahan dalam penetapannya. Standar bahan baku langsung yang dikembangkan oleh perusahaan adalah standar kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku. Standar kuantitas bahan baku ditetapkan berdasarkan jumlah bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu jenis barang. Sedangkan standar harga bahan baku berdasarkan pengalaman yang lalu. Standar tenaga kerja langsung yang ditetapkan oleh perusahaan adalah standar tarif upah dan standar efisiensi tenaga kerja langsung. PT XYZ menetapkan standar tarif berdasarkan atas tarif upah yang ditetapkan oleh pemerintah dan lamanya pekerja bekerja. Sedangkan standar efisiensi tenaga 58

59 kerja langsung didasarkan atas pelaksanaan kerja yang sesungguhnya oleh para pekerja yang mempunyai kemampuan sama rata ketika bekerja dengan mesin pada kondisi normal. Standar tarif overhead yang ditetapkan oleh perusahaan terdiri dari tarif biaya overhead tetap dan tarif overhead variabel. Standar overhead pabrik dengan jumlah jam kerja yang diperkirakan akan dibutuhkan untuk menghasilkan produk tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan anggaran produksi. 1. Penetapan Biaya Standar Bahan Baku Dalam membuat Wood Stain, perusahaan menggunakan 6 jenis bahan baku yaitu SL006, AD7022, PRT, AD70410, RM40023, dan PGM- 1413. Perusahaan melakukan pembelian bahan baku berdasarkan satuan berat yaitu kg. Berikut ini akan disajikan data yang memperlihatkan standar kuantitas tiap-tiap jenis bahan baku yang diperlukan. Tabel 4.1 Standar Bahan Baku untuk 1 Drum (114,305 kg) Wood Stain Bahan Baku Campuran Komposisi (kg) (%) Harga Standar Biaya Standar SL006 110,410 94,660 Rp 1.100,00 Rp 121.451,00 AD7022 3,680 3,155 Rp 8.827,50 Rp 32.485,20 PRT 0,018 0,015 Rp 7.500,00 Rp 135,00 AD70410 1,840 1,578 Rp 3.100,00 Rp 5.704,00 RM40023 0,230 0,197 Rp 20.000,00 Rp 4.600,00 PGM-1413 0,460 0,394 Rp 12.870,00 Rp 5.920,20 Total 116,638 Rp 170.295,40 Hasil 114,305 Sumber : PT. XYZ Rasio Hasil = 114,305 = 0,98

60 116,638 Biaya Standar Hasil (Spy) = Rp 170.295/drum Jumlah Produksi Perusahaan selama Tahun 2006 adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Produksi Wood Stain Tahun 2006 Periode Produksi Wood Stain (Drum) Januari 1.913 Februari 1.919 Maret 1.935 April 1.985 Mei 1.979 Juni 1.975 Juli 1.968 Agustus 1.935 September 1.947 Oktober 1.896 November 1.913 Desember 1.912 Total 23.277 Sumber : PT. XYZ

61 Standar bahan baku yang ditetapkan oleh perusahaan pada tahun 2006 adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Standar Kuantitas Bahan Baku (dalam satuan kg) Periode Bahan Baku SL006 AD7022 PRT AD70410 RM40023 PGM-1413 Total Januari 211.284,35 7.042,07 35,71 3.522,15 439,71 879,42 223.203,41 Februari 211.891,48 7.062,30 35,82 3.532,27 440,97 881,95 223.844,79 Maret 213.595,98 7.119,05 36,10 3.560,65 444,52 889,03 225.645,33 April 219.133,34 7.303,67 37,04 3.652,99 456,05 912,09 231.495,18 Mei 218.476,12 7.281,77 36,93 3.642,04 454,68 909,35 230.800,89 Juni 217.962,88 7.264,66 36,84 3.633,48 453,61 907,22 230.258,69 Juli 217.255,59 7.214,09 36,72 3.621,69 452,14 904,27 229.484,50 Agustus 213.655,00 7.121,08 36,11 3.561,67 444,64 889,30 225.707,80 September 214.927,18 7.163,48 36,33 3.582,88 447,29 894,58 227.051,74 Oktober 209.394,08 7.006,07 33,39 3.490,64 435,78 871,55 221.231,51 November 211.152,90 7.037,69 35,69 3.519,96 439,44 878,87 223.064,55 Desember 211.198,15 7.039,19 35,70 3.520,71 439,53 879,07 223.112,35 Total 2.569.927,05 85.655,12 432,38 42.841,13 5.348,36 10.696,70 2.714.900,74 Sumber : PT. XYZ

62 Sedangkan standar campuran bahan baku adalah sebagai berikut : Rumus untuk menghitung standar mix bahan baku adalah : Standar Standar Mix Mix = (standar = standar proposi proporsi campuran campuran x total x total kuantitas kuantitas input input aktual aktual per per bulan) Tabel 4.4 Standar Campuran Bahan Baku (dalam satuan kg) Periode Bahan Baku SL006 AD7022 PRT AD70410 RM40023 PGM-1413 Total Januari 213.462,09 7.114,65 36,08 3.558,45 444,24 888,48 225.504,00 Februari 214.075,49 7.135,09 36,19 3.568,68 445,52 891,04 226.152,00 Maret 214.688,99 7.155,48 36,28 3.578,87 446,79 893,58 226.800,00 April 220.822,85 7.359,98 37,33 3.681,15 459,57 919,12 233.280,00 Mei 219.596,05 7.319,10 37,12 3.660,71 457,01 914,01 231.984,00 Juni 220.209,46 7.339,54 37,22 3.670,93 458,29 916,57 232.632,00 Juli 218.394,96 7.251,92 36,91 3.640,68 454,51 909,01 230.688,00 Agustus 215.302,27 7.175,98 36,39 3.589,13 448,07 896,16 227.448,00 September 217.142,47 7.237,32 36,70 3.619,81 451,90 903,80 229.392,00 Oktober 210.984,65 7.059,29 33,64 3.517,16 439,09 878,17 222.912,00 November 212.235,29 7.073,77 35,87 3.538,00 441,69 883,38 224.208,00 Desember 213.375,00 7.111,74 36,07 3.557,00 444,06 888,13 225.412,00 Total 2.590.289,56 86.333,86 435,81 43.180,58 5.390,74 10.781,45 2.736.412,00 Sumber : Data primer diolah tahun 2008

63 Berikut ini akan disajikan data mengenai hasil standar berdasarkan standar campuran bahan baku : Rumus untuk menghitung hasil standar adalah : Hasil Standar = rasio input x total input aktual Tabel 4.5 Hasil Standar Periode Produksi Wood Stain (Drum) Januari 1.933 Februari 1.939 Maret 1.945 April 2.000 Mei 1.989 Juni 1.995 Juli 1.978 Agustus 1.950 September 1.967 Oktober 1.911 November 1.923 Desember 1.932 Total 23.462 Sumber : Data primer diolah tahun 2008

64 Tabel 4.6 Standar Biaya Bahan Baku Tahun 2006 No. Bahan Baku Biaya Bahan Baku (Rp) 1 SL006 2.826.919.755,00 2 AD7022 756.120.571,80 3 PRT 3.242.850,00 4 AD70410 132.807.503,00 5 RM40023 106.967.200,00 6 PGM-1413 137.666.529,00 Sumber : Data primer diolah tahun 2008 Rumus : Standar Biaya Bahan Baku = (harga standar x total keseluruhan standar bahan baku) 2. Penetapan Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung Kegiatan proses produksi pada PT. XYZ untuk setiap harinya terdiri dari 2 (dua) shift yaitu shift pertama dari pukul 8.00 sampai dengan 16.00 dan shift kedua dari pukul 20.00 sampai dengan 04.00. Pekerja bekerja selama 8 jam setiap harinya. Dalam seminggu pekerja bekerja dari hari senin sampai dengan hari jumat selama 5 hari atau 40 jam. Pekerja lembur dapat dilakukan antara pukul 16.00 dan pukul 20.00 untuk pekerja shift pertama dan antara pukul 04.00 dan 08.00 untuk pekerja shift kedua. Jam kerja standar yang dibutuhkan untuk membuat wood stain dibutuhkan 0,3 jam atau 18 menit. Dalam kegiatan proses produksi perusahaan membutuhkan 32 orang, yang meliputi 5 jenis pekerjaan sebagai berikut :

65 a. Unit Bumbary (6 orang), yang mempunyai tugas menimbang bahan baku sesuai dengan komposisi yang ada dan memasukkannya kedalam mesin bumbary secara kontinu untuk pengadukan lebih lanjut. b. Unit Mixing 1 (4 orang), yang mempunyai tugas mencampur bahanbahan dan proses pengadukan /mixer sampai rata. c. Unit Mixing 2 (4 orang), yang mempunyai tugas proses penyaringan dan mengontrol hasil dari proses pengadukan serta membersihkan adukan dari material/bahan cat yang tidak hancur pada proses tersebut. d. Unit Laboran (10 orang), yang mempunyai tugas pengetesan hasil pembuatan cat yaitu pemeriksaan kualitas cat oleh bagian teknik dan laboratorium apakah sudah memenuhi criteria dan standarisasi cat yaitu : Tes kehalusan, tes PH meter, tes warna, tes kekuatan atau daya rekat. e. Unit Packaging (8 orang), yang mempunyai tugas memproses lebih lanjut atas hasil produksi cat kedalam kaleng, gallon, pail atau drum sehingga siap untuk dipasarkan. Standar tarif upah untuk masing-masing pekerja ini ditentukan oleh bagian produksi dengan berpedoman terhadap pemerintah mengenai tarif upah minimum (UMR), sekaligus mempertimbangkan lamanya para pekerja bekerja. Sedangkan uang lembur dibayar berdasarkan banyak jam lembur dikalikan dengan upah lembur per jam. Satu orang tenaga kerja dibayar dengan upah pokok + upah makan, pembayaran dilakukan setiap bulan.

66 Besarnya upah per jam yang diterima masing-masing pekerja adalah sebesar : Unit Bumbary = Rp 29.500 + Rp 2.500 Rp32.000 = 8 jam kerja 8 jam kerja Unit Mixing 1 = Rp 25.500 + Rp 2.500 Rp28.000 = 8 jam kerja 8 jam kerja = Rp 4.000/jam = Rp 3.500/jam Unit Mixing 2 Rp 23.500 + Rp 2.500 Rp26.000 = = 8 jam kerja 8 jam kerja = Rp 3.250/jam Rp 24.700 + Rp 2.500 Rp27.200 Unit Laboran = = 8 jam kerja 8 jam kerja = Rp 3.400/jam Unit Packaging Rp 27.900 + Rp 2.500 Rp30.400 = = 8 jam kerja 8 jam kerja = Rp 3.800/jam Tabel 4.7 Standar Jam Kerja Langsung untuk 1 Drum (114.305 kg) Wood Stain Jenis Proporsi Standar Jam Pekerjaan Campuran (%) Harga Standar Biaya Standar Bumbary 0,050 16,67 Rp 4.000,00 Rp 200,00 Mixing 1 0,167 55,67 Rp 3.500,00 Rp 584,50 Mixing 2 0,050 16,67 Rp 3.250,00 Rp 162,50 Laboran 0,008 2,67 Rp 3.400,00 Rp 27,20 Packaging 0,025 8,33 Rp 3.800,00 Rp 95,00 Total 0,300 jam Rp 1.069,20 Sumber : PT. XYZ Rasio Hasil = 114,305 = 381 0,3 jam Biaya Standar Hasil (Spy) = Rp 1.069,20 / drum

67 Berikut ini akan disajikan data tentang standar jam kerja langsung pada masing-masing jenis pekerjaan, standar campuran jam kerja, dan biaya standar tenaga kerja langsung. Tabel 4.8 Standar Jam Kerja Langsung Periode Jenis Pekerjaan Bumbary Mixing 1 Mixing 2 Laboran Packaging Total Januari 95,70 319,50 95,70 15,30 47,80 574,00 Februari 96,00 320,60 96,00 15,40 48,00 576,00 Maret 96,90 323,30 96,90 15,50 48,40 581,00 April 99,20 331,20 99,20 15,80 49,60 595,00 Mei 98,90 330,10 98,90 15,70 49,40 593,00 Juni 98,70 329,60 98,70 15,70 49,30 592,00 Juli 98,40 328,50 98,40 15,60 49,10 590,00 Agustus 96,90 323,30 96,90 15,50 48,40 581,00 September 97,50 325,70 97,50 15,60 48,70 585,00 Oktober 94,90 316,80 94,90 15,10 47,30 569,00 November 95,50 319,10 95,50 15,20 47,70 573,00 Desember 95,70 319,50 95,70 15,30 47,80 574,00 Total 1.164,30 3.887,20 1.164,30 185,70 581,50 6.983,00 Sumber : PT. XYZ Rumus standar campuran tenaga kerja langsung adalah : Standar Mix = standar proporsi campuran x total kuantitas input aktual per bulan

68 Periode Tabel 4.9 Standar Campuran Jam Kerja Langsung Jenis Pekerjaan Bumbary Mixing 1 Mixing 2 Laboran Packaging Total Januari 96,70 322,84 96,70 15,46 48,30 580,00 Februari 97,00 323,94 97,00 15,56 48,50 582,00 Maret 97,40 324,97 97,40 15,58 48,65 584,00 April 100,03 333,98 100,03 15,93 50,02 600,00 Mei 99,57 332,33 99,57 15,81 49,73 597,00 Juni 98,87 330,16 98,87 15,73 49,38 593,00 Juli 99,90 333,51 99,90 15,84 49,85 599,00 Agustus 97,57 325,53 97,57 15,61 48,73 585,00 September 98,33 328,48 98,33 15,73 49,12 590,00 Oktober 95,57 319,03 95,57 15,21 47,63 573,00 November 96,17 321,33 96,17 15,31 48,03 577,00 Desember 96,53 322,28 96,53 15,43 48,22 579,00 Total 1.173,64 3.918,37 1.173,64 187,19 586,16 7.039,00 Sumber : Data primer diolah tahun 2008 Rumus : Standar biaya tenaga kerja = upah standar x total keseluruhan standar tenaga kerja Tabel 4.10 Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2006 Jenis Pekerjaan Biaya Tenaga Kerja (Rp) Bumbary 4.657.200,00 Mixing 1 13.605.200,00 Mixing 2 3.783.975,00 Laboran 631.380,00 Packaging 2.209.700,00

69 3. Biaya Overhead Pabrik PT. XYZ telah mengelompokkan biaya overhead pabrik dalam 2 bagian, yaitu biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel, berdasarkan kapasitas normal 2.000 Unit. Tabel 4.11 PT. XYZ Anggaran Biaya Overhead Pabrik JENIS BIAYA OVERHEAD PABRIK V/T JUMLAH BIAYA TETAP : Biaya Gaji dan Upah harian T 50.478.000 Biaya Listrik T 110.862.720 Biaya air T 83.633.280 Biaya perbaikan mesin dan peralatan T 4.700.000 Biaya perbaikan gedung T 207.270 Biaya perbaikan kendaraan T 1.911.000 Biaya penyusutan gedung T 2.783.499 Biaya penyusutan mesin dan peralatan T 264.637.034 Biaya penyusutan inventaris T 2.060.421 Biaya penyusutan kendaraan T 3.639.111 JUMLAH BIAYA TETAP 524.912.335 BIAYA VARIABEL : Biaya bahan baku tidak langsung V 113.176.040 Biaya bahan bakar dan pelumas V 69.365.960 Biaya upah lembur V 53.398.000 JUMLAH BIAYA VARIABEL 235.940.000 TOTAL 760.852.335 Sumber : PT. XYZ

70 Diketahui bahwa pada kapasitas normal, jam mesin = 7.200 jam, maka tarif BOP standar dapat dihitung sebagai berikut : Tarif Biaya Tetap Rp524.912.335 = Jam Mesin 7.200 jam mesin Rp 72.905 = tarif BOP tetap Tarif Biaya Variabel Jam Mesin = = Rp235.940.000 7.200 jam mesin Rp 32.769 tarif BOP variabel Total BOP pada kapasitas normal : Tarif BOP Tetap + Tarif BOP Variabel = Rp 72.905 + 32.769 = Rp 105.674 per jam mesin B. Biaya Produksi Aktual 1. Biaya Bahan Baku Berikut ini akan disajikan data-data mengenai kuantitas bahan baku aktual, hasil aktual, dan harga aktual bahan baku :

71 Tabel 4.12 Kuantitas Bahan Baku Aktual (dalam satuan kg) Bahan Baku Periode Total SL006 AD7022 PRT AD70410 RM40023 PGM-1413 Mendatar Januari 213.227,56 7.033,47 38,34 3.770,43 471,30 962,90 225.504 Februari 213.858,38 7.040,11 38,14 3.835,54 438,73 941,10 226.152 Maret 214.303,32 7.144,20 38,73 3.898,69 455,87 959,19 226.800 April 220.605,89 7.313,33 39,06 3.937,77 445,56 938,39 233.280 Mei 219.355,04 7.235,97 38,94 3.880,40 486,75 986,90 231.984 Juni 219.907,31 7.309,63 39,23 3.947,20 455,74 972,89 232.632 Juli 218.150,13 7.235,28 38,91 3.864,17 455,93 943,58 230.688 Agustus 214.959,43 7.169,15 37,78 3.915,63 444,95 921,06 227.448 September 216.945,97 7.209,95 38,63 3.818,46 446,84 932,15 229.392 Oktober 210.718,98 7.004,21 37,59 3.782,27 436,69 932,26 222.912 November 212.160,09 7.016,29 38,09 3.667,04 434,11 892,38 224.208 Desember 213.230,58 7.083,59 38,56 3.708,61 445,45 905,21 225.412 Total 2.587.422,68 85.795,18 462,00 46.026,21 5.417,92 11.288,01 2.736.412 Sumber : PT. XYZ

72 Tabel 4.13 Hasil Aktual Periode Produksi Wood Stain (Drum) Januari 1.913 Februari 1.919 Maret 1.935 April 1.985 Mei 1.979 Juni 1.975 Juli 1.968 Agustus 1.935 September 1.947 Oktober 1.896 November 1.913 Desember 1.912 Total 23.277 Sumber : PT. XYZ Tabel 4.14 Harga Aktual Bahan Baku / kg No. Nama Bahan Harga (Rp) 1 SL006 1.150 2 AD7022 8.800 3 PRT 7.400 4 AD70410 3.080 5 RM40023 20.025 6 PGM-1413 12.900 Sumber : PT. XYZ

73 Sedangkan biaya bahan baku aktual selama tahun 2006 adalah sebagai berikut: Rumus : Biaya bahan baku aktual = harga aktual x total keseluruhan bahan baku aktual Tabel 4.15 Biaya Bahan Baku Aktual Tahun 2006 No. Nama Bahan Harga (Rp) 1 SL006 2.975.536.082 2 AD7022 754.997.584 3 PRT 3.418.800 4 AD70410 141.760.727 5 RM40023 108.493.848 6 PGM-1413 145.615.329 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Jumlah tenaga kerja langsung, tarif upah aktual, dan biaya aktual yang dibayar oleh perusahaan selama tahun 2006 adalah sebagai berikut :

74 Periode Tabel 4.16 Jam Kerja Langsung Aktual Jenis Pekerjaan Bumbary Mixing 1 Mixing 2 Laboran Packaging Total Januari 100,20 328,20 97,10 14,00 40,50 580,00 Februari 102,00 337,90 87,30 14,60 40,20 582,00 Maret 109,10 330,30 89,80 14,40 40,40 584,00 April 112,60 321,30 105,20 16,40 44,50 600,00 Mei 106,50 324,50 96,00 16,50 53,50 597,00 Juni 98,90 335,30 96,80 16,80 45,20 593,00 Juli 103,30 338,90 100,30 14,40 42,10 599,00 Agustus 102,30 330,70 92,00 18,50 41,50 585,00 September 110,20 333,50 91,10 14,50 40,70 590,00 Oktober 91,50 322,30 98,40 18,20 42,60 573,00 November 105,90 310,20 98,20 17,10 45,60 577,00 Desember 104,70 310,10 100,60 14,30 49,30 579,00 Total 1.247,20 3.923,20 1.152,80 189,70 526,10 7.039,00 Sumber : PT. XYZ Tabel 4.17 Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Aktual Jenis Pekerjaan Tarif Upah / jam (Rp) Bumbary 3.800 Mixing 1 3.200 Mixing 2 3.400 Laboran 3.250 Packaging 3.700 Sumber : PT. XYZ Berikut akan disajikan biaya tenaga kerja langsung aktual adalah sebagai berikut : Rumus : Tabel 4.18 Biaya tenaga kerja langsung aktual = Tarif upah aktual x total keseluruhan jam kerja aktual

75 Tabel 4.18 Biaya Tenaga Kerja Langsung Aktual Tahun 2006 Jenis Pekerjaan Biaya Tenaga Kerja (Rp) Bumbary 4.739.360 Mixing 1 12.554.240 Mixing 2 3.919.520 Laboran 616.525 Packaging 1.946.570 3. Biaya Overhead Pabrik Tabel 4.19 Biaya Overhead Pabrik Aktual. JENIS BIAYA OVERHEAD PABRIK V/T JUMLAH BIAYA TETAP : Biaya Gaji dan Upah harian T 50.478.000 Biaya Listrik T 110.862.720 Biaya air T 83.633.280 Biaya perbaikan mesin dan peralatan T 4.794.000 Biaya perbaikan gedung T 261.572 Biaya perbaikan kendaraan T 1.911.000 Biaya penyusutan gedung T 3.479.374 Biaya penyusutan mesin dan peralatan T 264.637.304 Biaya penyusutan inventaris T 2.060.420 Biaya penyusutan kendaraan T 3.639.111 JUMLAH BIAYA TETAP 525.756.781 BIAYA VARIABEL : Biaya bahan baku tidak langsung V 114.307.800 Biaya bahan bakar dan pelumas V 70.059.620 Biaya upah lembur V 52.864.020 JUMLAH BIAYA VARIABEL 237.231.440 TOTAL 762.988.221 Sumber : PT. XYZ

76 C. Perhitungan dan Analisis Varian PT. XYZ telah menetapkan standar biaya produksi untuk setiap produk yang dihasilkan. Dengan adanya standar yang telah ditetapkan, perusahaan dapat mengetahui tingkat efisiensi biaya produksi dengan membandingkan antara biaya aktual yang terjadi dalam kegiatan produksi dengan biaya standar yang telah ditetapkan. Selisih antara biaya aktual dengan biaya standar disebut varian. Perbandingan antara biaya aktual yang terjadi dengan biaya standar yang telah ditetapkan kemungkinan dapat menimbulkan selisih yang menguntungkan (favourable) dan selisih biaya yang tidak menguntungkan (unfavourable). Kedua selisih ini sebaiknya dianalisa untuk dapat melakukan tindakan perbaikan. Analisa varian biaya produksi dibagi menjadi 3 bagian analisa yaitu analisa varian bahan baku langsung, analisa varian tenaga kerja langsung, dan analisa varian biaya overhead pabrik. 1. Analisa Varian Bahan Baku Langsung Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat suatu rekapitulasi biaya bahan baku standar dan rekapitulasi biaya bahan baku aktual yang merupakan data olahan dari tabel-tabel yang berkaitan dengan bahan baku, sebagai berikut :

77 Rekapitulasi Biaya Bahan Baku Standar Tabel 4.20 Rekapitulasi Biaya Bahan Baku Standar No. Nama Bahan Standar Keseluruhan Bahan Baku (kg) Standar Harga Bahan Baku (Rp) Biaya Bahan Baku Standar (Rp) 1 SL006 2.569.927,05 1.100,00 2.826.919.755,00 2 AD7022 85.655,12 8.827,50 756.120.571,80 3 PRT 432,38 7.500,00 3.242.850,00 4 AD70410 42.841,13 3.100,00 132.807.503,00 5 RM40023 5.348,36 20.000,00 106.967.200,00 6 PGM-1413 10.696,70 12.870,00 137.666.529,00 Total 3.963.724.408,80 Sumber : Data primer diolah tahun 2008 Rekapitulasi Biaya Bahan Baku Aktual Tabel 4.21 Rekapitulasi Biaya Bahan Baku Keseluruhan Bahan Harga Aktual Biaya Bahan Baku No. Nama Bahan Baku Aktual (kg) Bahan Baku (Rp) Aktual (Rp) 1 SL006 2.587.422,68 1.150,00 2.975.536.082,00 2 AD7022 85.795,18 8.800,00 754.997.584,00 3 PRT 462,00 7.400,00 3.418.800,00 4 AD70410 46.026,21 3.080,00 141.760.726,80 5 RM40023 5.417,92 20.025,00 108.493.848,00 6 PGM-1413 11.288,01 12.900,00 145.615.329,00 Total 4.129.822.369,80 Sumber : Data primer diolah tahun 2008

78 a) Varian Harga Pembelian Bahan Baku MPV = (AP SP) x AQ SL006 : ( 1.150-1.100 ) 2.587.422,68 = 129.371.134,00 UF AD7022 : ( 8.800-8.828 ) 85.795,18 = 2.402.265,04 F PRT : ( 7.400-7.500 ) 462,00 = 46.200,00 F AD70410 : ( 3.080-3.100 ) 46.026,21 = 920.524,20 F RM40023 : (20.025-20.000 ) 5.417,92 = 135.448,00 UF PGM-1413 : (12.900-12.870 ) 11.288,01 = 338.640,30 UF 126,476,233,06 UF Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa jumah varian harga bahan baku keseluruhan adalah sebesar Rp 126.476.233,06 yang sifatnya tidak menguntungkan (unfavourable). Ini dikarenakan harga pembelian bahan baku untuk SL006, RM40023 dan PGM-1413 mengalami kenaikan harga. Sedangkan varian menguntungkan terdapat pada AD7022, PRT, dan AD70410. Untuk memperkecil penyimpangan haga bahan baku, sebaiknya perusahaan mencari supplier yang baru sehingga mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan supplier yang lama. b) Varian Kuantitas Bahan Baku Dalam menghitung varian kuantitas, penulis menggunakan varian mix dan yield. Penulis menggunakan varian mix dan yield karena bahan baku dalam pembuatan cat merupakan bahan baku campuran. Perhitungan varian sebagai berikut : Varian Mix (AQ SM)SP

79 SL006 : ( 2.587.422,68-2.590.289,56 ) 1.100,00 = (3.153.568,00) F AD7022 : ( 85.795,18-86.333,86 ) 8.827,50 = (4.755.197,70) F PRT : ( 462,00-435,81 ) 7.500,00 = 196.425,00 UF AD70410 : ( 46.026,21-43.180,58 ) 3.100,00 = 8.821.453,00 UF RM40023 : ( 5.417,92-5.390,74 ) 20.000,00 = 543.600,00 UF PGM-1413 : ( 11.288,01-10.781,45 ) 12.870,00 = 6.519.427,20 UF 8.172.139,50 UF Varian Yield (Hasil Standar Hasil Aktual)SPy (23.462-23.277 ) Rp 170.295 = 31.504.575,00 UF Total Varian Kuantitas 39.676.714,50 UF Total Varian Bahan Baku 166.152.947,56 UF Jumlah varian kuantitas bahan baku secara keseluruhan adalah Rp 39.676.714,50 dan sifatnya tidak menguntungkan (unfavourable). Secara rinci penyimpangan tersebut yaitu Rp 8.172.139,50 (UF) untuk varian mix dan Rp 31.504.575 (UF) untuk varian yield. Informasi yang diperoleh dari manajemen menunjukan bahwa kualitas produk tahun 2006 adalah setara dengan kualitas produk pada tahun sebelumnya, sehingga selisih kuantitas tersebut diperkirakan terjadi akibat banyaknya kuantitas pemakaian bahan baku yang terbuang percuma yang disebabkan kecerobohan para pekerja, ketidakdisiplinan kerja, koordinasi yang kurang memadai, dan kurang memahami prosedur. Hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan training atau latihan khusus kepada para pekerja sehingga mereka akan lebih terlatih dan disiplin. 2. Analisa Varian Biaya Tenaga Kerja Langsung

80 Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat suatu rekapitulasi standar biaya tenaga kerja langsung dan rekapitulasi biaya tenaga kerja langsung aktual yang merupakan data olahan dari tabel-tabel yang berkaitan dengan upah langsung, sebagai berikut : Rekapitulasi Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung Jenis Pekerjaan Tabel 4.22 Rekapitulasi Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Keseluruhan Tarif Upah (Rp) Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) (jam) Bumbary 1.164,30 4.000,00 4.657.200,00 Mixing 1 3.887,20 3.500,00 13.605.200,00 Mixing 2 1.164,30 3.250,00 3.783.975,00 Laboran 185,70 3.400,00 631.380,00 Packaging 581,50 3.800,00 2.209.700,00 Total 24.887.455,00 Rekapitulasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Aktual Jenis Pekerjaan Tabel 4.23 Rekapitulasi Biaya Tenaga Kerja Aktual Keseluruhan aktual Tarif Upah (Rp) Biaya Tenaga Kerja Langsung Aktual (Rp) (jam) Bumbary 1.247,20 3.800,00 4.739.360,00 Mixing 1 3.923,20 3.200,00 12.554.240,00 Mixing 2 1.152,80 3.400,00 3.919.520,00 Laboran 189,70 3.250,00 616.525,00 Packaging Total 526,10 3.700,00 1.946.570,00 23.776.215,00

81 a. Varian Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Bumbary : ( 3.800-4.000 ) 1.247,20 = 249.440,00 F Mixing 1 : ( 3.200-3.500 ) 3.923,20 = 1.176.960,00 F Mixing 2 : ( 3.400-3.250 ) 1.152,80 = 172.920,00 UF Laboran : ( 3.250-3.400 ) 189,70 = 28.455,00 F Packaging : ( 3.700-3.800 ) 526,10 = 52.610,00 F 1.334.545,00 F Jumlah penyimpangan tarif upah langsung secara keseluruhan adalah sebesar Rp 1.334.545 yang sifatnya menguntungkan (favourable). Ini disebabkan karena tarif standar yang ditetapkan oleh perusahaan lebih besar dibandingkan dengan tarif aktual. b. Varian Efisiensi Tenaga Kerja Langsung Sama seperti halnya dengan varian kuantitas bahan baku, varian efisiensi tenaga kerja juga menggunakan varian mix dan yield. Varian ini digunakan karena terdapat berbagai macam jenis pekerjaan dan tingkat upah yang berbeda pada produksi Wood Stain. Varian Mix LRV = (AR SR) x AH (AH SM)SR Bumbary : ( 1.247,20-1.173,50 ) 4.000 = 294.800,00 UF Mixing 1 : ( 3.923,20-3.918,70 ) 3.500 = 15.750,00 UF Mixing 2 : ( 1.152,80-1.173,50 ) 3.250 = 67.275,00 F Laboran : ( 189,70-187,00 ) 3.400 = 9.180,00 UF Packaging : ( 526,10-586,30 ) 3.800 = 228.760,00 F 23.695,00 UF

82 Varian Yield (Hasil Standar Hasil Aktual)SPy (23.462-23.277 ) Rp 1.069,20 = 197.802,00 UF Total Varian Efisiensi Tenaga Kerja Langsung 221.497,00 UF Total Varian Tenaga Kerja Langsung 1.113.048,00 F Jumlah penyimpangan efisiensi tenaga kerja langsung secara keseluruhan adalah sebesar Rp 221.497 yang sifatnya tidak menguntungkan (unfavourable). Rincian penyimpangan tersebut, yaitu Rp 23.695 (UF) untuk varian mix dan Rp 197.802 (UF) untuk varian yield. Penyimpangan ini terjadi karena kerusakan dan perbaikan pada mesin, sehingga menyebabkan proses kegiatan produksi menjadi lebih lambat dan lama. Tingkat keterampilan karyawan yang tidak merata, oleh karena sebagian merupakan karyawan baru sehingga perlu pelatihan. Kurang disiplin karyawan dalam bekerja sehingga banyak karyawan yang mengulur ulurkan pekerjaannya, ini menyebabkan pemborosan jam kerja. 3. Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik Sedikit berbeda dengan komponen biaya produksi sebelumnya, analisa varian untuk biaya overhead pabrik diatas tidak dapat diterapkan langsung. Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat suatu rekapitulasi standar biaya overhead aktual dan anggaran biaya overhead pabrik yang merupakan data olahan dari tabel-tabel yang berkaitan dengan biaya overhead pabrik, sebagai berikut : Tabel 4.24

83 Rekapitulasi Anggaran Biaya Overhead Pabrik Standar / jam Standar Keseluruhan Standar tarif overhead Variabel Rp 32.769 Rp 235.940.000 Tetap Rp 72.905 Rp 524.912.335 Biaya Overhead Pabrik Rp 105.674 Rp 760.852.335 Tabel 4.25 Rekapitulasi Biaya Overhead Pabrik Aktual Aktual / jam Aktual Keseluruhan Aktual tarif overhead Variabel Rp 33.890 Rp 237.231.440 Tetap Rp 73.022 Rp 525.756.781 Biaya Overhead Pabrik Rp 106.912 Rp 762.988.221 tiga varian. Penulis melakukan analisa varian biaya overhead pabrik dengan metode a. Varian Pengeluaran Overhead pabrik aktual Rp 762.988.221 Anggaran berdasarkan jam kerja aktual : Overhead Variabel (7.000 jam x Rp 32.769) Rp 229.383.000 Overhead tetap yang dianggarkan Rp 524.912.335 Rp 754.295.335 Varian Pengeluaran Rp 8.692.886 UF

84 b. Varian Kapasitas Menganggur Anggaran berdasarkan jam kerja aktual Rp 754.295.335 Jam kerja aktual x tarif Overhead (7.000 jam x Rp 105.674) Rp 739.718.000 Varian Kapasitas Menganggur Rp 14.577.335 UF c. Varian Efisiensi Jam kerja aktual x tarif overhead standar (7.000 jam x Rp 105.674) Rp 739.718.000 Overhead standar yang dibebankan ke produksi (7.200 jam x Rp 105.674) Rp 760.852.800 Varian Efisiensi Rp 21.134.800 Total Varian Biaya Overhead Pabrik Rp 2.135.421 F UF Jumlah keseluruhan penyimpangan biaya overhead pabrik adalah sebesar Rp 2.135.421 yang sifatnya tidak menguntungkan (unfavorble) merupakan kombinasi dari varian pengeluaran sebesar Rp 8.692.886 (UF), jumlah varian kapasitas menganggur Rp 14.577.335 (UF), dan jumlah dari varian efisiensi Rp 21.134.800 (F). Varian yang tidak menguntungkan disebabkan karena adanya perbedaan antara tarif overhead variabel dan tarif tetap yang aktual. Selain itu terdapatnya kapasitas menganggur yaitu sebesar 200 jam. Hal ini disebabkan oleh faktor interen seperti tenaga kerja yang lambat dan tingkat absensi yang tinggi.

85 D. Pengukuran Efisiensi Biaya Produksi Bab II telah menjelaskan bahwa efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dengan masukan atau keluaran yang dihasilkan dari satu unit input yang dipergunakan. Artinya, efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Efisiensi penting sebab jika pekerjaan telah dilakukan benar maka penyimpangan yang merugikan (unfavourable) dapat ditekan seminimal mungkin, bahkan dieliminasi. Pengukuran efisiensi dalam penyimpangan dalam biaya produksi merupakan perbandingan antara biaya produksi aktual yang terjadi dengan biaya produksi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Penyimpangan biaya produksi pada PT. XYZ dapat diukur efisiensinya dalam penjelasan sebagai berikut. 1. Analisa Pengukuran Efisiensi Biaya Bahan Baku Perhitungan analisa penyimpangan biaya bahan baku secara kuantitatif menunjukan adanya penyimpangan sebesar Rp 166.152.947,56 yang sifatnya tidak menguntungkan (unfavourable). Analisa yang lebih mendalam juga menunjukan bahwa penyimpangan ini disebabkan oleh aspek harga bahan baku sebesar Rp 126.476.233,06 (UF) dan kuantitas bahan baku sebesar Rp 39.676.714,50 (UF). Penyimpangan tersebut tidak mencerminkan efisiensi.

86 2. Analisa Pengukuran Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Secara kuantitatif, penyimpangan biaya upah langsung adalah sebesar Rp 1.113.048 (favourable). Penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh berbagai aspek, seperti aspek tarif upah tenaga kerja langsung, dan efisiensi tenaga kerja langsung.aspek tarif tenaga kerja langsung menimbulkan penyimpangan yang sifatnya tidak menguntungkan yaitu sebesar Rp 1.334.545 (F), sedangkan efisiensi tenaga kerja langsung menimbulkan penyimpangan yang tidak menguntungkan yaitu sebesar Rp 221.497 (UF). Penyimpangan yang mencerminkan efisiensi terdapat varian tarif upah tenaga kerja langsung. Berikut ini akan disajikan persentase penyimpangan upah tenaga kerja langsung terhadap keseluruhan biaya aktual upah tenaga kerja langsung. Tabel 4.26 Persentase Penyimpangan Biaya Tenaga Kerja Langsung Persentase Berdasarkan Biaya Upah Langsung Aktual Keseluruhan Varian Tarif Upah 5,61% 3. Analisa Pengukuran Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Secara kuantitatif, penyimpangan biaya overhead pabrik adalah sebesar Rp 2.135.421 yang sifatnya tidak menguntungkan (unfavourable). Penyimpangan tersebut disebabkan oleh berbagai aspek, seperti aspek pengeluaran, aspek kapasitas menganggur maupun aspek efisiensi. Aspek pengeluaran dan kapasitas menganggur menimbulkan penyimpangan yang

87 sifatnya tidak menguntungkan (unfavourable) masing-masing sebesar Rp 8.692.886 (UF) dan Rp 14.577.335 (UF), sedangkan aspek efisiensi menunjukan penyimpangan yang sifatnya menguntungkan (favourable) yaitu sebesar Rp 21.134.800 (F). Yang mencerminkan efisiensi hanya terletak pada varian efisiensi. Berikut ini akan disajikan persentase penyimpangan biaya overhead pabrik. Tabel 4.27 Persentase Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik Persentase Berdasarkan Biaya Overhead Pabrik Aktual Keseluruhan Varian Tarif Upah 2,77% Umumnya penyimpangan biaya produksi yang terjadi pada PT. XYZ merupakan penyimpangan yang bersifat merugikan. Bila dikaitkan dengan pernyataan bab II dimana penyimpangan biaya produksi tersebut menimbulkan selisih yang tidak menguntungkan maka proses produksi secara umum dikategorikan belum efisiensi. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen terhadap komponen biaya bahan baku kurang efisiensi dibandingkan dengan manajemen pada produksi lainnya, dan manajemen yang terbaik adalah terhadap biaya kerja langsung.

88 Rekap Hasil Perhitungan Perbandingan Standar dan Aktual (2.135 Elemen Standar Aktual V Tota Biaya Bahan Baku : 1. Varians Harga Bahan Baku 4.003.346.136,74 4.129.822.369,80 (126.476 2. Varians Quantitas Bahan Baku - Varian Mix 3.995.131.099,65 4.003.303.239,15 (8.172 - Varian Yield 34954391,46 34678772,91 (275 8.167.804.381,86 (134.923 Biaya Tenaga Kerja : 1. Varians Tarif Upah TKL 25.110.760,00 23.776.215,00 1.334 2. Varians Efisiensi TKL - Varian Mix 25.087.065,00 25.110.760,00 (23 - Varian Yield 25.085.570,40 24.887.768,40 (197 73.774.743,40 1.113 Biaya Overhead Pabrik : 1. Varians Pengeluaran 754.295.335,00 762.988.221,00 (8.692 2. Varians Kapasitas Menganggur 739.718.000,00 754.295.335,00 (14.577 3. Varians Efisiensi 760.852.800,00 739.718.000,00 21.134 Sumber : Data primer diolah tahun 2008