POLITEKNIK KEDIRI MANAJEMEN PERAWATAN NO: 4973/E3.SP4/2013 SEMESTER 6 BAB I BAB VII BAB II PROSEDUR DAN STRAREGI PERAWATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Maintenance Management. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Manajemen Maintenance

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CORRECTIVE MAINTENANCE

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB III LANDASAN TEORI

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Manajemen Persediaan. Persediaan dan Strategi Penyediaan Barang. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melancaran suatu proses produksi, perusahaan perlu melakukan

Analisis Repair Policy dan Preventive Maintenance pada Mesin KDS 800 PT. Phapros

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Produktifitas suatu perusahaan sangat ditekankan kususnya pada. kelancaran proses produksi. Karena kelancaran proses produksi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

Cindy Puspita Sari / 4ID01

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK

PENERAPAN SISTEM PERAWATAN TERPADU DALAM UPAYA MENINGKATKAN KONDISI OPERASIONAL PERALATAN WORKSHOP DAN LABORATORIUM

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB V ANALISA HASIL. mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil. Availability Ratio (%)

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS HASIL

Biaya Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB

Biaya Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

Manajemen Persediaan. Gambaran Umum Persediaan dan Strategi Manajemen Persediaan. Hesti Maheswari SE., M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

Analisis Efektivitas Mesin Batching Plant 1 dan Mesin Batching Plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT. X

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V ANALISA HASIL. penulis melakukan analisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menjadi akar

STUDY PEMELIHARAAN TURBIN AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN KAPASITAS 73,2 MW DI PT.INALUM POWER PLANT PARITOHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

Rahasia besar kesuksesan adalah menjalani hidup sebagai seseorang yang tidak pernah merasa kehabisan. Topik 6 Sistem Rantai Pasok (TIA 304) 2 SKS 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era kompetisi global dan industrialisasi yang semakin canggih,

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt

RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI

Trainer Agri Group Tier-2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

Universitas Widyatama

EARLY EQUIPMENT MANAGEMENT

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I KONSEP BENGKEL OTOMOTIF

Konsep-konsep Biaya dan Lingkungan Ekonomi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pembagian 17 mesin di PT. Dwi Indah Divisi Plastik (Sumber : Divisi Plastik PT. Dwi Indah)

Manajemen Persediaan. Manajemen Pembelian. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH)

SKRIPSI. Disusun Oleh : VIDIANTORO NPM :

BAB II LANDASAN TEORI

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

Jenis. Urea Ammonia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin secara terus - menerus, maka dibutuhkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

URGENCY MAINTAINABILTY DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Transkripsi:

49/E3.SP4/ BAB II PROSEDUR DAN STRAREGI PERAWATAN 2.1 Pengertian Perawatan Perawatan adalah suatu kegiatan untuk mencegah sejak dini kerusakan kerusakan yang akan terjadi dengan memeriksa equipment secara periodik menggunakan indera maupun alat canggih. Maksud dari adanya perawatanadalah menjadikan perawatanterhadap semua peralatan produksi agar mendapati ketersediaan (availability) komponen pendukung produksi yang tinggi dan dapat menekan biaya perawatanseminimum mungkin. 1.1.1. Tujuan Perawatan Tujuan perawatan adalah mempertahankan sistem operasi pada kondisi siap kerja, berikut tujuan-tujuan dari diadakanya perawatan adalah: 1. Menjaga kondisi mesin atau alat yang optimal, dan mempertahankan kerja mesin untuk siap pakai. 2. Untuk menjaga kesiapan pengoperasian dari seluruh peralatan pada waktu diperlukan. Sehingga proses produksi bisa berjalan lancar. 3. Menjaga kondisi mesin mendekati umur yang ditentukan oleh pabrik pembuat mesin tersebut. 4. Dapat menekan biaya perawatan seminimal mungkin. 5. Mencegah kerusakan yang fatal sehingga proses produksi terhambat. 6. Menjaga keselamatan kerja bagi operator saat pengoperasian Manajemen perawatan modern tidak terlalu berkonsentrasi pekerjaan perbaikan peralatan yang sedang rusak, melainkan juga menyusun suatu perencanaan 5

49/E3.SP4/ agar fasilitas produksi dapat berjalan sesuai dengan jadwal dan kualitas yang direncanakan oleh Production Planner. Untuk itu Produksi "membeli performansi / kondisi peralatan yang dijual oleh Maintenance sesuai dengan persyaratan yang ditentukan Maintenance dan hasil-hasilnya dapat dibandingkan sebagai sebuah gunung es di atas lautan. Permasalahan yang terlihat hanya berada dipermukaan, sedangkan permasalahan yang lebih besar tidak kelihatan. Permasalahan yang terlihat diantaranya adalah direct maintenance cost, sedangkan yang tidak terlihat diantaranya adalah berupa kerugian seperti : MAINTENANCE PROBLEM ICEBERG MAINTENANCE Capital Cost Capacity Lost Market Quality Energy Production Work Environment Increased Investment 10/13/2006 22 6

49/E3.SP4/ Gambar 2.1: Problem Perawatan Quality, Kerugian akibat menurunnya kualitas produksi yang disebabkan oleh tidak terjaminnya performansi peralatan. Perusahaan harus mengganti kerugian berupa menurunnya kualitas produk seperti konsekuensi dengan harga yang murah atau ongkos perbaikan barang. Energy, Konsumsi tenaga yang lebih besar bila peralatan tidak terpelihara dengan baik. Contoh mobil yang tidak pernah di "tune up" akan mempunyai gejala boros. Hal ini dikarenakan adanya beberapa katup pada karburator dan mesin yang harus disetel. Capital Cost, Apabila perawatan sangat sedikit dilaksanakan, banyak sedikit kemungkinan untuk terjadinya kerusakan. Kerusakan seringkali berhubungan dengan penggantian suku cadang dan berhubungan dengan inventory atau stock dari suku cadang. Untuk mengadakan suku cadang membutuhkan capital cost yang cukup tinggi. Production, Producion adalah kerugian-kerugian yang terjadi pada permasalahan produksi akibat maintenance yang tidak baik. 7

49/E3.SP4/ Capacity Akibat perawatan yang tidak baik, peralatan seringkali rusak dan dalam hal ini kapasitas produksi menjadi berkurang akibat waktu yang hilang untuk menunggu perbaikan dan perbaikan itu sendiri. Work Envinronment, Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah, sehingga mempengaruhi motivasi kerja operator menjadi malas-malasan, atau sering sakit yang akhirnya mempengaruhi kecepatan dan bahkan kualitas produksi. Lost Market Dengan hilangnya waktu akibat kerusakan yang tidak terduga, dan bahkan perbaikan pada produk untuk mencapai kualitas yang diinginkan, akan menyebabkan terlambatnya produk masuk ke dalam pasar Increased Investment, (decrease of equipment life) Pada sisi peralatan, maintenance yang kurang baik akan menyebabkan umur peralatan menjadi rendah dan bahkan menuntut penggantian seluruh peralatan yang baru yang membutuhkan biaya yang lebih besar daripada biaya perawatan 2.2 Biaya Perawatan 1. Direct Maintenance Cost Direct Maintenance Cost lebih mengarah kepada performansi pekerjaan peralatan Yang termasuk sebagai Direct Maintenance Cost antara lain adalah: a. Wages and salaries : 8

49/E3.SP4/ Labor cost for Corrective Maintenance Labor cost for Preventive Maintenance Labor cost for Reconditioning b. Material spare parts cost Material/spare parts cost for CM Material/spare parts cost for PM Material/spare parts cost for Reconditioning c. Administration cost Cost for Training of Maintenance Personel Contracted work forces Maintenance Equipment Cost 2. Indirect Maintenance Cost Sedangkan Indirect Maintenance Cost lebih mengarah kepada kerugiankerugian yang disebabkan karena interupsi pada pekerjaan maintenance. 2.2.1 Penyebab Kerusakan Kerusakan dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu : a. Umur dari komponen b. Salah pengoperasian c. Tidak terpelihara 9

49/E3.SP4/ d. Salah design e. Kejadian yang tidak dapat diduga Kebijakan Maintenance (maintenance policy) a. Bertujuan kepada efisiensi dan efektivitas kerja b. Kebijakan tradisional : c. Reactive Maintenance d. Bertindak apabila mesin telah mengalami kerusakan Kelemahannya adalah kerusakan yang sama dapat terjadi berulang-ulang dan jumlahnya sering tidak bisa dikontrol Kebijakan modern : a. Proaktif Maintenance b. Melakukan perencanaan perbaikan sebelum peralatan tersebut rusak atau tidak dapat melakukan fungsinya. 10