Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang"

Transkripsi

1 Petunjuk Sitasi: Mustikasari, A., & Pangestuti, D. E. (2017). Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang. Prosiding SNTI dan SATELIt 2017 (pp. C8-13). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang Anita Mustikasari (1), Desynta Elina Pangestuti (2) (1), (2) Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Semarang (1) ABSTRAK PT. PLN merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang penyediaan tenaga listrik. Pada PT. PLN terdapat transformator yang berfungsi untuk pendistribusian listrik ke pelanggan. Selama periode Januari 2015 hingga Desember 2016, jumlah gangguan transformator pada area Semarang adalah sebanyak 428 buah. Banyaknya kerusakan transformator ini dapat mempengaruhi kinerja pada saat pendistribusian energi listrik. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai tipe distribusi frekuensi breakdown selama bulan Januari 2015 hingga Desember 2016 dimana didapatkan bahwa distribusi breakdown mengikuti distribusi breakdown case kedua, dalam hal ini transformator termasuk jenis komponen yang cukup kompleks sehingga banyak faktor yang penyebab komponen menjadi breakdown dan sebagai akibatnya waktu breakdown transformator menjadi sulit diprediksi. Tujuan selanjutnya pada penelitian ini yaitu memperoleh alternatif jadwal perbaikan maupun perawatan dengan membandingkan total biaya terkecil antara kebijakan corrective maintenance dan preventive maintenance. Hal tersebut digunakan untuk memperoleh jadwal perbaikan maupun perawatan yang optimal pada transformator. Berdasarkan hasil perbandingan melalui dua kebijakan, didapatkan bahwa jadwal perawatan transformator mengikuti kebijakan preventive maintenance dengan periode waktu setiap 23 bulan. Kata kunci Breakdown, Corrective maintenance, Preventive maintenance, Transformator I. PENDAHULUAN PT PLN (Persero) merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas dalam bidang penyediaan tenaga listrik. Dalam penyediaan tenaga listrik, PT PLN (Persero) selalu berupaya untuk dapat memperbaharui kinerja dalam pelayanan yang semakin optimal, sehingga kinerja PT PLN (Persero) akan selalu dinilai baik dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pada PT PLN (Persero) Area Semarang, khususnya bagian Pemeliharaan (HAR), fokus pada pemeliharaan jaringan, monitoring perputaran material, dan evaluasi aset pada lingkup Area Semarang. Pemeliharaan jaringan meliputi pemeliharaan transformator yang menjadi aset PT PLN (Persero). Berdasarkan data gangguan transformator tahun 2015 dan 2016, tidak sedikit transformator yang mengalami kerusakan yang disebabkan karena penyebab internal dan eksternal. Data tahun 2015 menjelaskan bahwa total tranformator yang mengalami gangguan dalam lingkup Area Semarang adalah sebesar 249 buah transformator dan pada tahun 2016 sebesar 179 transformator. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa total gangguan transformator selama periode tahun 2015 dan 2016 adalah sebesar 428 buah transformator. Banyaknya kerusakan transformator dapat mempengaruhi kinerja pada saat pendistribusian energi listrik. Gangguan pada tranformator menyebabkan diperlukannya kebijakan perawatan yang baik serta memadai pada saat digunakan. Kebijakan perawatan terbagi atas preventive maintenance dan corrective maintenance. Preventive maintenance dapat dilakukan dengan membuat penjadwalan perawatan secara periodik, sehingga keadaan mesin dapat dikontrol secara berkala (Fitouhi & Nourelfath, 2012; Jiwantoro, Argo, & Nugroho, 2013). Corrective maintenance C-14

2 Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang merupakan kebijakan perawatan yang dilakukan ketika mesin mengalami suatu kerusakan (Wang, Deng, Wu, Wang, & Xiong, 2014). Kebijakan ini dilakukan hanya ketika suatu mesin mengalami kerusakan dan perlu dilakukan perbaikan. Dalam menentukan kebijakan perawatan yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Area Semarang saat ini akan dianalisis menggunakan 2 metode yaitu, metode Preventive Maintenance Policy dan Corrective Maintenance Policy. Pemilihan etode terbaik diharapkan mampu membantu perusahaan dalam menentukan kebijakan perawatan yang terbaik untuk diterapkan. Data yang digunakan adalah data transformator yang mengalami gangguan selama periode Januari 2015 hingga Desember II. METODOLOGI A. Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan. Data yang dikumpulkan berupa data gangguan transformator PT PLN (Persero) Area Semarang bulan Januari 2015 hingga Desember Data laporan tersebut mencakup data gangguan transformator yang ada dari 10 rayon meliputi: Rayon Semarang Tengah, Rayon Semarang Barat, Rayon Semarang Timur, Rayon Semarang Selatan, Rayon Kendal, Rayon Demak, Rayon Purwodadi, Rayon Tegowanu, Rayon Weleri, Rayon Boja. Selanjutnya data dari kesepuluh rayon tersebut dirangkum dalam data gangguan tranformator Area Semarang. Data variabel biaya yang dibutuhkan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan untuk material perbaikan, biaya teknisi, dan biaya lainnya yang dibutuhkan. Data gangguan transformator dan biaya ini yang kemudian digunakan sebagai data penelitian yang akan dilakukan pengolahan dan analisis. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi breakdown-time yang berbeda, antara lain: 1. Case1, dalan hal ini komponen termasuk jenis yang sederhana, komponen ini cenderung untuk kerusakan (breakdown) setelah runtimenya mendekati nilai rata-rata 2. Case 2, dalam hal ini komponen termasuk jenis yang cukup kompleks (banyak terdapat interacting parts) sehingga banyak penyebab komponen itu breakdown dan waktu breakdownnya sulit diprediksi. 3. Case 3, dalam hal ini komponen harus diberikan perawatan saat awal pemakaiannya sehingga run timenya menjadi lebih lama 4. Case 4, dalam hal ini distribusinya mengikuti bentuk dish-shaped. Dimana probabilitas kegagalannya tinggi pada saat awal pemakaian (infant mortality) dan pada saat dekat dengan akhir umur pemakaian komponen tersebut (old-age-mortality). B. Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan yaitu meliputi: 1. Menentukan distribusi breakdown transformator dalam kurun waktu bulan Januari 2015 hingga Desember Menentukan jumlah biaya perbaikan/repair cost (Cr) rata rata yang terjadi selama kurun waktu bulan Januari 2015 hingga Desember Perhitungan biaya perbaikan diperoleh dengan menjumlahkan biaya tenaga kerja untuk setiap 1 unit transformator dan biaya material (1) Biaya Corrective Maintenance yang diperkirakan (Sufa & Djunaidi, 2007) (2) [ ] [ ] [ ] (3) Untuk menentukan TCr, diperlukan perhitungan rata rata run time mesin (4) 3. Menentukan besarnya jumlah biaya perawatan/preventive cost (Cm) Perhitungan biaya preventive maintenance dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk melakukan perawatan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan biaya ditenaga kerja per jam. C-15

3 Mustikasari Anita, Desynta Elina Pangestuti (5) Biaya Preventive Maintenance yang diperkirakan Apabila Preventive Maintenance ditentukan tiap bulan, maka: a. Kumulatif jumlah breakdown dalam n bulan (6) b. Jumlah rata rata breakdown per n bulan (7) c. Perkiraan biaya repair per n bulan (8) d. Perkiraan biaya preventive maintenance per n bulan (9) e. Total biaya maintenance per n bulan (10) 4. Melakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dalam melakukan perawatan mesin III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 adalah data gangguan transformator di PT PLN (Persero) Area Semarang pada Januari 2015 hingga Desember Tabel 1. Data Gangguan Transformator Januari 2015 hingga Desember 2016 No. Bulan Jumlah Trafo Breakdown 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah 428 A. Perhitungan Biaya Corrective Maintenance Perhitungan biaya perbaikan diperoleh dengan menjumlahkan biaya tenaga kerja untuk setiap 1 unit transformator dan biaya material Dimana : Biaya tenaga kerja saat perbaikan = Rp Biaya material = Rp C-16

4 Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang Sehingga diperoleh biaya corrective sebesar: Cr = Rp Rp = Rp / breakdown B. Biaya Corrective Maintenance yang diperkirakan Biaya yang timbul pada kebijakan corrective maintenance dengan jumlah mesin sebanyak adalah menentukan TCr, diperlukan perhitungan rata rata run time mesin bulan Biaya corrective maintenance yang diperkirakan adalah: C. Perhitungan Biaya Preventive Maintenance Perhitungan biaya preventive maintenance dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk melakukan perawatan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan biaya ditenaga kerja per jam. Dimana : waktu untuk perawatan = 2 jam Jumlah tenaga kerja = 2 orang Biaya tenaga kerja = Rp /jam Sehingga diperoleh biaya perawatan sebesar Cm = 2 jam x 2 orang x Rp = Rp / mesin D. Biaya Preventive Maintenance yang diperkirakan Perhitungan biaya perawatan dengan metode preventive maintenance adalah sebagai berikut Preventive Maintenance Policy untuk n = 1 Apabila Preventive Maintenance ditentukan tiap bulan, maka: a. Kumulatif jumlah breakdown dalam 1 bulan transformator dalam 1 bulan b. Jumlah rata rata breakdown per 1 bulan transformator per 1 bulan c. Perkiraan biaya repair per 1 bulan d. Perkiraan biaya preventive maintenance per 1 bulan e. Total biaya maintenance per 1 bulan / bulan / bulan / bulan Dengan menerapkan cara yang sama, maka akan diperoleh hasil evaluasi biaya perawatan pada tiap periode bulan yang berbeda. Hasil perhitungan preventive maintenance policy untuk transformator, disajikan pada Tabel 2 C-17

5 Probabilitas Mustikasari Anita, Desynta Elina Pangestuti Tabel 2. Biaya Preventive Maintenance yang diperkirakan untuk Transformator n Bn B TCr (n) TCm (n) TMC (n) preventive 1 803, ,607 Rp Rp Rp , ,416 Rp Rp Rp , ,277 Rp Rp Rp , ,096 Rp Rp Rp , ,727 Rp Rp Rp , ,935 Rp Rp Rp ,673 95,668 Rp Rp Rp ,093 61,387 Rp Rp Rp ,028 69,448 Rp Rp Rp ,318 71,432 Rp Rp Rp , ,169 Rp Rp Rp , ,892 Rp Rp Rp , ,027 Rp Rp Rp ,804 28,700 Rp Rp Rp ,607 53,574 Rp Rp Rp ,832 64,177 Rp Rp Rp ,318 42,019 Rp Rp Rp ,449 24,803 Rp Rp Rp ,449 23,497 Rp Rp Rp ,449 22,322 Rp Rp Rp ,383 27,637 Rp Rp Rp ,897 40,586 Rp Rp Rp ,804 17,470 Rp Rp Rp ,093 20,462 Rp Rp Rp E. Analisa Data Breakdown Dalam menentukan sistem maintenance, harus mengetahui probabilitas breakdown mesin yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui tipe dari distribusi frekuensi breakdown pada transformator. Berdasarkan data breakdown, dapat diketahui bahwa probabilitas gangguan transformator selama tahun 2015 hingga 2016 tidak menunjukkan pola distribusi yang jelas. Probabilitas Breakdown Transformator pada tahun Periode Probabilitas Kerusakan Gambar 1. Probabilitas breakdown transformator C-18

6 Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang Pada periode 5 (Mei 2015) menunjukkan probabilitas gangguan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 0.075, kemudian 6 periode berikutnya probabilitas gangguan mengalami kenaikan dan penurunan hingga pada akhirnya pada periode ke 11 (November 2015) mengalami kenaikan probabilitas yang signifikan dari periode sebelumnya. Probabilitas gangguan pada periode 11 (November 2015) adalah sebesar 0.086, dimana pada periode tersebut merupakan periode dengan jumlah gangguan tertinggi. Probabilitas gangguan transformator PT PLN (Persero) tahun 2015 hingga 2016 termasuk pola case 2, dikarenakan waktu breakdownnya sulit untuk diprediksi. Berikut adalah grafik probabilitas breakdown transformator pada tahun F. Analisa Jadwal Maintenance Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui total biaya masing masing kebijakan, baik preventive maintenance policy dan corrective maintenance policy. Berikut merupakan perbandingan biaya perawatan Tabel 3 Perbandingan Corrective Maintenance Policy dan Preventive Maintenance Policy Corrective Maintenance Policy Preventive Maintenance Policy Rp Rp Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai kebijakan preventive maintenance, dapat diketahui bahwa alternatif penjadwalan yang membutuhan biaya paling kecil adalah preventive maintenance yang dilakukan setiap 23 bulan sekali, yaitu dengan total biaya sebesar Rp Jika dibandingkan antara biaya repair sebesar Rp dan biaya preventive maintenance setiap 23 bulan sekali menunjukkan bahwa biaya preventive maintenance mempunyai biaya yang lebih rendah, maka kebijakan preventive maintenance setiap 23 bulan sekali adalah yang paling optimal. Kebijakan optimal adalah kebijakan yang mempunyai total biaya terkecil. Namun, tidak menutup kemungkinan corrective maintenance diterapkan pada perusahaan jika gangguan transformator tersebut tidak dapat ditangani oleh pekerja IV. PENUTUP 1. Tipe distribusi frekuensi breakdown transformator selama bulan Januari 2015 hingga Desember 2016 mengikuti distribusi frekuensi breakdown case 2, dimana waktu breakdown susah untuk diprediksi. 2. Kebijakan perawatan yang optimal pada transformator adalah kebijakan preventive maintenance yang dilakukan setiap 23 bulan sekali dengan cara mengukur suhu transformator menggunakan termovisi 3. Biaya yang dikeluarkan perusahaan saat menggunakan corrective maintenance adalah sebesar Rp setiap terjadi breakdown pada transformator, sedangkan biaya preventive maintenance setiap 23 bulan adalah sebesar Rp DAFTAR PUSTAKA Fitouhi, M.-C., & Nourelfath, M. (2012). Integrating noncyclical preventive maintenance scheduling and production planning for a single machine. International Journal of Production Economics, 136(2), doi: Jiwantoro, A., Argo, B. D., & Nugroho, W. A. (2013). Analisis Efektivitas Mesin Penggiling Tebu dengan Penerapan Total Productive Maintenance (In Press, JKPTB Vol 1 No 2). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(2). Sufa, M. F., & Djunaidi, M. (2007). Usulan interval perawatan komponen kritis pada mesin pencetak botol (mould gear) berdasarkan kriteria minimasi downtime. Wang, Y., Deng, C., Wu, J., Wang, Y., & Xiong, Y. (2014). A corrective maintenance scheme for engineering equipment. Engineering Failure Analysis, 36, doi: C-19

Analisis Kebijakan Maintenance dengan Mempertimbangkan Biaya Maintenance Teroptimal pada Sub Bagian Forklift PT Pura Barutama PM 5/6/9 Kudus

Analisis Kebijakan Maintenance dengan Mempertimbangkan Biaya Maintenance Teroptimal pada Sub Bagian Forklift PT Pura Barutama PM 5/6/9 Kudus Analisis Kebijakan Maintenance dengan Mempertimbangkan Biaya Maintenance Teroptimal pada Sub Bagian Forklift PT Pura Barutama PM 5/6/9 Kudus Aprilia Dian Tresnaningrum 1), Diana Puspitasari 2) Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBIJAKAN OVERHAUL

PERENCANAAN KEBIJAKAN OVERHAUL E.8 PERENCANAAN KEBIJAKAN OVERHAUL DAN ANALISIS PENGADAAN MESIN STANDBY PADA MESIN HOIST CURING UTARA DAN SELATAN PLANT I-8 (STUDI KASUS PT. WIJAYA KARYA BETON BOGOR) Susatyo Nugroho W P *, Rani Rumita,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERBAIKAN JADWAL PERAWATAN POMPA PRODUK DI PT PERTAMINA TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK SEMARANG GROUP

ANALISIS PENERAPAN PERBAIKAN JADWAL PERAWATAN POMPA PRODUK DI PT PERTAMINA TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK SEMARANG GROUP ANALISIS PENERAPAN PERBAIKAN JADWAL PERAWATAN POMPA PRODUK DI PT PERTAMINA TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK SEMARANG GROUP Dinar Ratna Widhia, Rani Rumita Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Repair Policy dan Preventive Maintenance pada Mesin KDS 800 PT. Phapros

Analisis Repair Policy dan Preventive Maintenance pada Mesin KDS 800 PT. Phapros Analisis Repair Policy dan Preventive Maintenance pada Mesin KDS 800 PT. Phapros 1, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang 39 Tel/Faks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perawatan memiliki peranan yang penting dalam mendukung berjalannya suatu sistem agar berjalan dengan baik. Dengan diterapkannya kegiatan perawatan yang tepat

Lebih terperinci

Afina Fauziyyah 1, Sriyanto 2

Afina Fauziyyah 1, Sriyanto 2 ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PERAWATAN SEBAGAI DASAR EVALUASI PENGGANTIAN MESIN CTCM (CONTINUOUS TANDEM COLD MILL) PADA DIVISI COLD ROLLING MILL PT. KRAKATAU STEEL Afina Fauziyyah 1, Sriyanto 2 1,2 Program

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERBANDINGAN KEBIJAKAN PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN CORRECTIVE MAINTENANCE PADA MESIN MANUGRAPH PT. MASSCOM GRAPHY Nia Budi Puspitasari 1, Adinda Putri Prihapsari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.

Lebih terperinci

*

* PERENCANAAN KEBIJAKAN OVERHAUL DAN ANALISIS PENGADAAN MESIN STANDBY PADA MESIN HOIST CURING UTARA DAN SELATAN PLANT I-8 (STUDI KASUS PT. WIJAYA KARYA BETON BOGOR) Aditya Wiratama Putra, Susatyo Nugroho

Lebih terperinci

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS Petunjuk Sitasi: Martasari, N. S., Alhilman, J., & Athari, N. (2017). Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX

Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX Petunjuk Sitasi: Sembiring, N., & Nst, A. H. (2017). Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX. Prosiding SNTI dan SATELIt 2017 (pp. C229-235). Malang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan kelancaran kegiatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR Yugowati Praharsi 1, Iphov Kumala Sriwana 2, Dewi Maya Sari 3 Abstract: PT. Artha Prima Sukses Makmur memiliki lima mesin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah 67 3.1 Penelitian Pendahuluan Sebagai langkah awal penelitian, maka dilakukan penelitian pendahuluan untuk mempelajari

Lebih terperinci

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang) PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang) PREVENTIVE MAINTENANCE IMPLEMENTATION OF CANE CUTTER I COMPONENT USING

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut Gambar 3.1: Gambar 3.1 Diagram Alir 11 12 Gambar 3.2 Diagram Alir (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Lebih terperinci

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, proses produksi yang dilakukan pada berbagai industri menggunakan mesin-mesin. Namun, mesin-mesin tersebut tidak selamanya dapat beroperasi. Oleh karena

Lebih terperinci

Mustofa Muthi Said Susilo. *), Hery Suliantoro

Mustofa Muthi Said Susilo. *), Hery Suliantoro ANALISIS KEBIJAKAN CORRECTIVE DAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN RAPIER, SHUTLE, WATER JET PADA PROSES WEAVING di PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES Mustofa Muthi Said Susilo. *), Hery Suliantoro

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit 3.2 Rancangan penelitian Adapun

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK. ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN DASAR MAINTENANCE (PERAWATAN) Beberapa pengertian maintenance (perawatan) dapat di uraikan sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN DASAR MAINTENANCE (PERAWATAN) Beberapa pengertian maintenance (perawatan) dapat di uraikan sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN DASAR MAINTENANCE (PERAWATAN) Beberapa pengertian maintenance (perawatan) dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Menurut Drs.Sudjoko dalam bukunya yang berjudul Administrasi

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 1 (April 211) 49-57

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 1 (April 211) 49-57 APLIKASI OPTIMAL PREVENTIVE REPLACEMENT AGE MODEL UNTUK MENENTUKAN JADWAL PENGGANTIAN KOMPONEN DUMPING GRATE PADA MESIN KETEL UAP (Studi Kasus di PG Rejo Agung Baru Madiun) Application of Optimal Preventive

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Sulfindo Adi Usaha dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan DAFTAR ISTILAH Availability Consequence Assesment Corrective Maintenance Downtime Failure function Failure Rate Maintainability Maintenance : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, dunia industri di Indonesia terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global, terutama persaingan dalam hal menghadapi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir mengenai penerapan sistem Preventive Maintenance di departemen 440/441 men summer shoes pada

Lebih terperinci

Jenis. Urea Ammonia

Jenis. Urea Ammonia PENETUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN SUKU CADANG PADA PRODUK AMONIA DAN UREA DI PT. XYZ UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE INVENTORI TAK TENTU BERISIKO TERKENDALI 1 Anissa Wulandari,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang

Lebih terperinci

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING Sutandani Suriono, Bernardus Bandriyana, Tri Pudjadi Binus University, Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan / Palmerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para

BAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sistem manajemen perawatan merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan di sektor industri manufaktur karena proses perawatan sendiri merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN DENGAN OVER-ALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SINAR SOSRO KPB. CAKUNG. Much. Djunaidi 1*, Resti Natasya 2

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN DENGAN OVER-ALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SINAR SOSRO KPB. CAKUNG. Much. Djunaidi 1*, Resti Natasya 2 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN DENGAN OVER-ALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SINAR SOSRO KPB. CAKUNG Much. Djunaidi 1*, Resti Natasya 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mendorong peningkatan kebutuhan manusia agar dapat memenuhi keinginannya. Perawatan komponen pada mesin industri penting untuk mendukung kegiatan pengoperasian

Lebih terperinci

PENGUSULAN ALTERNATIF UNTUK ALAT TRANSPORTASI BUCKET ELEVATOR YANG DAPAT MENGURANGI DOWN TIME

PENGUSULAN ALTERNATIF UNTUK ALAT TRANSPORTASI BUCKET ELEVATOR YANG DAPAT MENGURANGI DOWN TIME PENGUSULAN ALTERNATIF UNTUK ALAT TRANSPORTASI BUCKET ELEVATOR YANG DAPAT MENGURANGI DOWN TIME Rahmat Azis,Andi Pawennari, Taufik Nur Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

Nama : Hendra Nim : Matakuliah : Manajemen Perawatan Dosen : Prof. Dr. Sukaria Sinulingga, M.Eng.

Nama : Hendra Nim : Matakuliah : Manajemen Perawatan Dosen : Prof. Dr. Sukaria Sinulingga, M.Eng. Nama : Hendra Nim : 087025007 Matakuliah : Manajemen Perawatan Dosen : Prof. Dr. Sukaria Sinulingga, M.Eng. Tugas Soal 1 PT. Professional Maintenance adalah sebuah perusahaan jasa pemeliharaan fasilitas

Lebih terperinci

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Petunjuk Sitasi: Noviyanti, A. A., Atmaji, F. T., & Juliani, W. (2017). Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability-Centered Maintenance (RCM). Prosiding

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM Khawarita Siregar, Ukurta Tarigan, dan Syahrul Fauzi Siregar Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Maintenance

Sistem Manajemen Maintenance Sistem Manajemen Maintenance Pembukaan Yang dimaksud dengan manajemen maintenance modern bukan memperbaiki mesin rusak secara cepat. Manajemen maintenance modern bertujuan untuk menjaga mesin berjalan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Kerusakan Mesin dan Keputusan Pelaksanaan Retrofit Jika merujuk pada tabel 5.4 data pencapaian target tahun 2010 tertulis bahwa target kerusakan mesin yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses operasional kapal laut yang berlangsung dalam suatu industri pelayaran semuanya menggunakan mesin dan peralatan. Menurut Siringoringo dan Sudiyantoro (2004)

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan menjelaskan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

MINIMASI BIAYA PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE MAINTENANCE POLICY

MINIMASI BIAYA PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE MAINTENANCE POLICY MINIMASI BIAYA PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE MAINTENANCE POLICY Much Djunaidi 1, Eko Bakdiyono 2 Abstrak: PT. Primatexco Indonesia merupakan perusahaan tekstil dengan produk benang tenun,

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN VOLPACK MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN VOLPACK MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN VOLPACK MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT ( Studi Kasus di CV. COOL CLEAN) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk

Lebih terperinci

Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang

Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang Petunjuk Sitasi: Taufik, Fithri, P., & Arsita, R. (2017). Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C75-84). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Data Pada penelitian ini penulis mengambil data di PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Pangka di Jalan Raya Pangka Slawi, Kecamatan Pangkah, Kabupaten

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis Petunjuk Sitasi: Himawan, R., Choiri, M., & Saputra, B. (2017). Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL DAN TOTAL TIME ON TEST PLOTTING DI PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA *

JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL DAN TOTAL TIME ON TEST PLOTTING DI PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL

Lebih terperinci

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM) Petunjuk Sitasi: Noor, A. M., Musafak, & Suhartini, N. (2017). Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM). Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan aset dan manajemen yang baik diperlukan agar sebuah usaha dapat berjalan lancar dan dapat berkembang menjadi usaha yang besar. Tak terkecuali di bidang

Lebih terperinci

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA

Lebih terperinci

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press Petunjuk Sitasi: Yusrizal, & Mesra, T. (2017). Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C175-180). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Evaluasi Efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang (Assauri, 2004:1) Assauri (2004:95) Tampubolon (2004:251)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang (Assauri, 2004:1) Assauri (2004:95) Tampubolon (2004:251) BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Di dalam suatu organisasi perusahaan tentunya memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang sukses atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PERTEMUAN #1 TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY DAN AVAILABILITY PADA MESIN PRESS DI PT INTIRUB

Lebih terperinci

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT. Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut adanya suatu sistem

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya penulis membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Hasil yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN CONTINOUS SHIP UNLOADER 1 PT PETROKIMIA GRESIK

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN CONTINOUS SHIP UNLOADER 1 PT PETROKIMIA GRESIK ANALISIS KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN CONTINOUS SHIP UNLOADER 1 PT PETROKIMIA GRESIK Tiara Ima Khota*, Ratna Purwaningsih Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terhentinya suatu proses pada lantai produksi sering kali di sebabkan adanya masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN

I. BAB I PENDAHULUAN I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai macam barangbarang untuk memenuhi kebutuhannya. Pada saat ini, manusia menggunakan mobil sebagai alat transportasi

Lebih terperinci

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif Petunjuk Sitasi: Rahman, A. (2017). Evaluasi Deviasi Dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif Dan Preventif. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C181-186). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kebijakan manajemen produksi dalam usaha pengoptimalan jumlah mesin

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT. Dwi Indah adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi plastik dan berbagai olahan kertas. Perusahaan ini terletak di Gunung Putri, Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum mengambil keputusan. Baik keputusan untuk mengganti atau

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum mengambil keputusan. Baik keputusan untuk mengganti atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut adanya suatu analisa dan evaluasi yang baik, serta penggunaan waktu yang efisien sebelum mengambil

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah Tahun Jumlah

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah Tahun Jumlah Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan secara rinci mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan manfaat penelitian. I.1 Latar Belakang Masalah Seiring

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci: CNC Waldrich Siegen, preventif maintenance, repair policy

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci: CNC Waldrich Siegen, preventif maintenance, repair policy Usulan Penjadwalan Kebijakan Maintenance Mesin CNC Waldrich Siegen pada Departemen Permesinan Divisi Mijas PT.X (Persero) Fuzie Priatamphatie, Dyah Ika Rinawati* Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) II PADA MESIN BLOWING OM (Studi Kasus: PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang) PRODUCTION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era ini, industri menggunakan mesin-mesin untuk melakukan proses produksi. Namun, setiap mesin memiliki umur masing-masing. Mesin-mesin tersebut tidak selamanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Maintenance 2.1.1 Arti dan Peranan Maintenance Maintenance adalah adalah semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan barang atau peralatan untuk kembali pada kondisi tertentu

Lebih terperinci

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil, dan elektrikal

Lebih terperinci

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT.

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT. OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Widdhi Purwo Pudyastuti 2410 100 040 Pembimbing : Ir.

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PERAWATAN DAN PENENTUAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG ROLL KARET YANG OPTIMAL DI PT. MASSCOM GRAPHY SEMARANG

ANALISIS KEBIJAKAN PERAWATAN DAN PENENTUAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG ROLL KARET YANG OPTIMAL DI PT. MASSCOM GRAPHY SEMARANG ANALISIS KEBIJAKAN PERAWATAN DAN PENENTUAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG ROLL KARET YANG OPTIMAL DI PT. MASSCOM GRAPHY SEMARANG Buyung Widiatama 1), Rudi Tjahyono 2), Dwi Nurul Izzhati 3) Program Studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terduhulu Acuan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan beberapa penelitian tentang maitenance managament yang sudah ada. Penjelasan tentang penelitian

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 155 Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU

Lebih terperinci

RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI

RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI TUGAS AKHIR PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PEVENTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE RCM II DAN PENENTUAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN PENDEKATAN RCS DAN INVENTORY POLICIES (STUDI KASUS : PT. BARATA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pemecahan masalah untuk mencapai tujuan dan hasil penelitian yang diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh karena itu, dalam Bab

Lebih terperinci

ROI ADENAN H / FTI / TI

ROI ADENAN H / FTI / TI PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DI P.T VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO SKRIPSI Oleh: ROI ADENAN H 0632010175 / FTI / TI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi mendorong peningkatan kebutuhan manusia agar dapat memenuhi keinginannya. Perawatan komponen transportasi penting mendukung kegiatan pengoperasian

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA. sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat dalam top manajemen.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA. sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat dalam top manajemen. BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 Pengolahan Data dan Analisa Pada dasarnya semua kegiatan operasional haruslah ditunjukan untuk menjamin terdapatnya kontinuitas dan koordinasi dalam kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan manusia pada masa sekarang semakin meningkat dan hal ini merupakan peluang industri. Perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di Indonesia. PT. ABC merupakan kontraktor yang menyediakan

Lebih terperinci