III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman perdu penghasil umbi yang

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

III. METODE PENELITIAN

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Rumah Alam Jaya (RAJ) Organik terletak

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG

LANDASAN TEORI. Dimana : TR = Total penerimaan, TC = Total biaya, NT = Biaya tetap, dan NTT = Biaya tidak tetap.

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting MT Production, Dua Saudara, Kadung Trisno, dan Mitra Lestari, Desa Gantimulyo, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur. 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode survei di lapangan. Hasil dari survei penelititan kemudian dianalisis secara deskriptif dengan memfokuskan pada pemecahan masalah yang ada secara aktual. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data yang informasinya didapatkan langsung dari pelaku usaha, baik dari hasil wawancara, observasi langsung maupun dari hasil pengisian kuesioner. Data primer berupa data produksi dan penjualan kelanting (biaya produksi, penerimaan, keuntungan, dan usaha) serta faktor-faktor internal (kekuatan - kelemahan) dan eksternal (peluang - ancaman) dari masing-masing agroindustri. Data sekunder merupakan data pendukung penelitian yang diperoleh melaui penelitian-penelitian sebelumnya, penelusuran pustaka, jurnal, artikel, maupun laporan dari instansi pemerintahan

25 terkait. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. 3.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara yaitu: 1. Wawancara. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara secara langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Adapun responden pada penelitian ini adalah pemilik agroindustri klanting MT Production, Dua Saudara, Kadung Trisno, dan Mitra Lestari. 2. Observasi. Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung obyek yang akan diteliti terutama terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan sehingga diperoleh gambaran yang jelas. 3. Pencatatan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari instansi atau lembaga yang mendukung dalam penelitian. 4. Studi literatur dan kepustakaan. Studi literatur dan kepustakaan dilakukan untuk menganalisa obyek secara teoritis terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan penulisan, yaitu melalui studi pustaka dari berbagai jurnal ilmiah dan skripsi, artikel-artikel yang relevan, serta sumber-sumber lain yang mendukung untuk memperoleh data sekunder.

26 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Analisis usaha Analisis usaha meliputi perhitungan biaya total produksi, penerimaan usaha, keuntungan dan R/C. a. Biaya produksi Biaya produksi/biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel yang harus dikeluarkan dari usaha pembuatan kelanting. Menurut Samuelson dan Nordhaus (2003), analisis biaya produksi secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : TC = TFC + TVC Keterangan : TC : Total Cost (Rupiah) TFC : Total Fixed Cost (Rupiah) TVC : Total Variable Cost (Rupiah) b. Penerimaan usaha Total penerimaan usaha merupakan nilai uang dari total produk atau hasil perkalian antara total produk (Q) dan harga produk kelanting (PQ). Secara matematis, penerimaan usaha dapat dirumuskan sebagai berikut :

27 TR = Q x PQ Keterangan : TR : Total Revenue (Rupiah) Q : Quantity (Kg) PQ : Price (Rupiah) c. Keuntungan usaha Keuntungan usaha merupakan hasil pengurangan penerimaan total dengan biaya total produksi dari usaha pembuatan kelanting. Secara matematis, keuntungan usaha dapat dirumuskan sebagai berikut : π = TR TC Keterangan : π : Keuntungan usaha dari usaha pembuatan kelanting (Rupiah) TR : Total penerimaan dari usaha pembuatan kelanting (Rupiah) TC : Total biaya dari usaha pembuatan kelanting (Rupiah) (Soekartawi, 2001). d. Analisis R/C Efisiensi usaha dapat dihitung dengan menggunakan analisis R/C, yaitu membandingkan antara besarnya penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan produksi. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : R/C = Total Penerimaan Total Biaya

28 Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi usaha yaitu : R/C > 1, berarti usaha agroindustri kelanting yang dijalankan menguntungkan; R/C = 1, berarti usaha agroindustri kelanting yang dijalankan belum menguntungkan; R/C < 1, berarti usaha agroindustri kelanting yang dijalankan tidak menguntungkan (Soekartawi, 2001). 3.4.2 Analisis Matriks IFE dan EFE Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam pengembangan agroindustri kelanting, seperti jumlah produksi, sumber daya manusia, manajemen, keuangan, dan pemasaran. Sedangkan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan agroindustri kelanting. Faktor eksternal yang dianalisis yaitu kondisi perekonomian, pemerintah, sosial budaya, teknologi, pemasok, dan konsumen serta pesaing. Penentuan faktor internal dan eksternal dilakukan seperti pada Tabel 5.

29 Tabel 5. Matriks IFE/EFE Faktor Internal/Eksternal Bobot Rating Skor Kekuatan 1... 2... Kelemahan 1... 2... Peluang 1... 2... Ancaman 1... 2... Sumber: Rangkuti, 2006 yang telah dimodifikasi Adapun tahapan dalam penyusunan matriks IFE dan EFE adalah sebagai berikut: 1. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan hasil identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada responden untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor strategis. Nilai bobot yang diberikan berdasarkan tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap faktor internal dan eksternal agroindustri kelanting. Pemberian bobot pada masing-masing faktor dengan nilai 1 (faktor strategis tidak penting), nilai 2 (faktor strategis agak penting), nilai 3 (faktor strategis penting), dan nilai 4 (faktor strategis sangat penting). Jumlah total bobot dari masing-masing faktor yang diperoleh harus samadengan satu, sehingga jumlah nilai setiap faktor strategis harus dibagi dengan jumlah total faktor strategis. 2. Pemberian rating pada masing-masing faktor dengan skala 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (sangat kurang) yang berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap upaya pengembangan agroindustri kelanting. Pemberian rating untuk

30 faktor yang bersifat positif (kekuatan/peluang) diberi nilai 1 (sangat kurang) sampai 4 (sangat baik), sedangkan faktor yang bersifat negatif (kelemahan/ancaman) diberi nilai 4 (sangat kecil) sampai 1 (sangat besar). 3. Perhitungan skor yaitu dengan mengalikan nilai bobot dan rating pada setiap faktor strategis. Kemudian dihitung selisih skor tertimbang pada masing-masing faktor internal dan eksternal untuk memperoleh total skor pembobotan. Jumlah selisih faktor internal yaitu hasil pengurangan dari jumlah skor faktor kekuatan dengan jumlah faktor kelemahan, sedangkan jumlah selisih faktor eksternal yaitu hasil pengurangan dari jumlah skor peluang dengan jumlah skor ancaman (Rangkuti, 2006). 3.4.3 Analisis SWOT Perumusan strategi pengembangan agroindustri kelanting dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT, melalui data hasil identifikasi faktor internal dan eksternal yang digambarkan pada matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O), strategi kelemahan-peluang (W- O), strategi kelemahan-ancaman (W-T), dan strategi kekuatan-ancaman (S-T) (Rangkuti, 2006). Penyusunan matriks SWOT disajikan pada Tabel 6.

31 Tabel 6. Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang (O) Daftar Peluang: 1.... 2.... Ancaman (T) Daftar Ancaman: 1.... 2.... Sumber : David, 2006 Kekuatan (S) Daftar Kekuatan: 1.... 2.... Strategi S-O Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi S-T Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Kelemahan (W) Daftar Kelemahan: 1.... 2.... Strategi W-O Memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan Strategi W-T Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Berdasarkan Tabel 6, penyusunan matriks SWOT dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal agroindustri kelanting; 2. Menentukan faktor-faktor ancaman agroindustri kelanting; 3. Menentukan faktor-faktor kekuatan agroindustri kelanting; 4. Menentukan faktor-faktor kelemahan agroindustri kelanting; 5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi S-O; 6. Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi W-O; 7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi S-T; 8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi W-T.