BAB II LANDASAN TEORI. tempat judi. Benarkah demikian? Memang banyak investor yang bertransaksi saham

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. pendapat investor (P. 3).

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu. ekonomi dalam memandang manajemen keuangan.

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Dalam trading, istilah momentum

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 2 : Maret April 2016

Analisis teknikal adalah studi tentang perilaku pasar yang digambarkan melalui grafik, untuk memprediksi kecenderungan (trends) harga dimasa yang

II. ANALISA TENIKAL Pengertian Analisa teknikal Prinsip Analisa teknikal

Session 2: M2: Method - Analisa Teknikal

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan investasi pada saham, seorang investor atau trader

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Teknikal PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL. Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal, yaitu :

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 5 : September - Oktober 2016

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks.

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan penerapan indikator Bollinger Bands, RSI dan

BAB II LANDASAN TEORI. Valuta asing atau foreign exchange (forex) atau foreign currency diartikan

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

SEKOLAHFOREX.WEEBLY.com MODUL 3 SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

TEKNIK ANALISA FOREX - 1 CANDLESTICK CHART SUPPORT & RESISTANCE PIVOT POINT BREAKOUT STRATEGY POLA REVERSAL

SEKOLAH FOREX SEMESTER PENDEK

INDOTRADERPEDIA MENENTUKAN BREAK POINT PADA CHART PATTERN INSIDE THIS ISSUE : KOMBINASI DOJI & GAP. Hal. 7 TIGA TIPS TRADING MARKET YANG SIDEWAYS

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal

TEKNIK ANALISA FOREX - 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

MY-4X TRADING SYSTEM. Identifikasi trend, support dan resistance. Kenali peluang beli atau menjual dengan analisa teknikal

BAB II LANDASAN TEORI. instrument pasar uang adalah jangka pendek, mudah diperjual belikan serta likuid.

21 NAMA CANDLESTICK YANG HARUS DIKETAHUI OLEH TRADER

Chart Bagi Para Trader

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan menggunakan grafik Candlestick dan pola Elliott Wave yang

SIMPLE TRADE WITH POWER CANDLE AUTHOR: ANDRO BEDJO OZORA -=ZORK SOROSS=-

Strategi EMA-50 Williams. oleh Admiral Markets Trading Camp

1) Petakan Trend dan Ikuti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Technical Analisys Dan Bitcoin Traders

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2

MANUAL CANDLESTICK Versi 1.0 Oleh Fabianto Wangsamulya

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI

MATERI 11 ANALISIS TEKNIKAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

ANALISIS POLA GRAFIK CANDLESTICK PADA PERGERAKAN EUR/USD

MEMPREDIKSI TREND HARGA SAHAM DENGAN ANALISIS TEKNIKAL

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 4 : Juli Agustus 2016

Candle Pattern. Part Introduction 2. Doji 3. Piercing Dark Cloud Cover 4. Hanging Man dan Shooting Star 5. Bullish and Bearish Engulfing

Bab II LANDASAN TEORI

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 12.

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp

support (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan

Bagian 1 Keajaiban Lilin

KUMPULAN TRADING STRATEGY

BAB II LANDASAN TEORI. untuk diperhatikan para investor dan analis. Untuk mendapatkan keuntungan dari

Stochastic Trader. Stochastic Oscillator

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading

ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT ADARO ENERGY TBK DENGAN METODE CANDLESTICK DAN MOVING AVERAGE PERIODE 1 JUNI DESEMBER 2010

Bab 3 LANDASAN TEORI. modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal. Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

BAB II LANDASAN TEORI

Data yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah data pergerakan harga

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT

ANALISIS TEKNIKAL GRAFIS POLA GRAFIK LILIN (CANDLESTICK)

Analisis Teknikal Menggunakan Grafik Candlestick Untuk Menentukan Daerah Beli dan Jual Pada Treding Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk

Analisa Investasi. Analisa Fundamental. Analisa Fundamental. Objek Analisa. Laporan Keuangan 3/19/2015. Analisa Teknikal. Analisa Fundamental

ANALISIS PERUBAHAN HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN GRAFIK CANDLESTICK. Ida Hendarsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan membuka kesempatan

Analisis teknis. Analisa Teknikal Analisa Tehnikal

The direction of market the way the market is moving

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal telah menyadari bahwa sebelum melakukan investasi

mengambil keputusan kapan beli atau kapan jual saham.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam jangka pendek biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari berbagai Negara. Mata uang memegang peranan yang sangat penting dalam

Panduan MetaTrader 4. oleh Admiral Markets Trading Camp

ANALISIS TEKNIKAL PERGERAKAN HARGA SAHAM PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA (TELKOM) DENGAN DERET FIBONACCI. Abstrak

CHAOS THEORY BY BILL WILLIAM

BAB II LANDASAN TEORI

2.6. Tipe Chart Line Charts Bar Charts

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP

BAB II LANDASAN TEORI

Perwakilan Resmi Broker FBS Konsultasi Trading Forex Gratis 1

Nur Resti Akuntansi Komputer PROSEDUR TRADING LOCO LONDON GOLD MENGGUNAKAN PLATFORM METATRADER 4 PADA PT ASKAP FUTURES

FOREX FOR NEWBIE DAN TEKNIK SIMPLE

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Pergerakan Harga Saham PTBA Periode 2007

How to Become a Swing Trader?

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEKNIK ANALISA FOREX - 3

MARKET OUTLOOK SEPTEMBER 2015: MENANTI LANGKAH THE FED

BAB I PENDAHULUAN. utama untuk memperoleh suatu keinginan, dengan uang tersebutlah suatu transaksi

MENDENGARKAN SUARA PASAR.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Fungsi Saham

STRATEGI TRADING DENGAN FIBONAICI 99,9 % PROFITABLE

ANALISIS MARKET TIMING DENGAN ELLIOTT WAVE PADA SAHAM BUMI PERIODE 1 DESEMBER 31 JANUARI TAHUN

BAB III PERUMUSAN MASALAH

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisa Saham Banyak orang menganggap perdagangan di pasar modal hampir sama dengan tempat judi. Benarkah demikian? Memang banyak investor yang bertransaksi saham tanpa informasi yang jelas. Sebagian dari mereka hanya menebak-nebak apakah suatu saham akan naik atau turun. Umumnya mereka mengharapkan hasil yang instant, dengan pengetahuan yang instant pula. Alangkah baiknya jika mereka menginvestasikan pengetahuan mereka untuk memahami strategi perdagangan saham dengan lebih baik. Kesimpulannya, persepsi masyarakat harus diperbaiki dengan cara banyak membantu mereka menganalisa investasi saham. Secara garis besar analisis dalam memprediksi pergerakan harga saham di masa mendatang dibagi menjadi dua cara, yakni analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis). II.1.1 Analisis Fundamental Menurut James L. Bickford (2008), Analisa fundamental adalah suatu penyelidikan ekonomi dan didasarkan pada asumsi bahwa penawaran dan permintaan mata uang adalah hasil dari proses ekonomi yang bisa dilihat dalam praktiknya dan yang bisa diprediksi. Sedangkan Dedhy Sulistiawan (2007), juga menjelaskan mengenai analisa fundamental sebagai analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha. 6

Untuk mata uang, suatu strategi perdagangan fundamental terdiri dari strategi penilaian di mana suatu mata uang tertentu diperdagangkan berdasarkan bebagai kriteria, kecuali pergerakan harga. Kriteria ini memang termasuk bahan untuk dianalisis, akan tetapi tidak membatasi pada kondisi perekonomian suatu Negara yang diwakili dengan mata uangnya, kebijakan moneternya, dan unsur-unsur lainnya yang mendasar bagi perekonomian. Konsentrasi dari analisis fundamental meliputi kekuasaan ekonomi, sosial, dan politik, yang mengendalikan penawaran dan permintaan. Tidak ada satu pun tatanan kepercayaan yang mengendalikan analisis fundamental, kecuali kebanyakan analis fundamental yang melihat kepada berbagai indikator ekonomi makro seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, inflasi, dan pengangguran. II.1.2 Analisis Teknikal James L. Bickford menjelaskan motivasi untuk mempercayai semua analisis teknikal adalah bahwa data teknis pada masa lalu dan sekarang (harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan) memberikan informasi yang memadai untuk meprediksikan fluktuasi harga dalam waktu yang singkat selanjutnya. Dedhy Sulistiawan analisis teknikal adalah analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis. Analisa yang dimaksud adalah grafik pergerakan harga (atau volume) saham, obligasi, option, future, forex, dan instrumen keuangan lainnya. Menurut Murphy (1999) dan Luca (2000) terdapat tiga asumsi dasar dalam analisis teknis, yaitu: 7

1. Market Price Discounts Everything Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa berpengaruh terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga sahamnya. Hal ini terjadi karena harga pasar saham tersebut secara alami ditentukan oleh permintaan dan penawaran para pelaku pasar. Peristiwa yang dimaksud tersebut bukan hanya aspek fundamental, tetapi juga aspek politik, keamanan, psikologi pasar, dan aspek lain baik bersifat ekonomis maupun nonekonomis. Jika mayoritas investor memiliki persepsi yang buruk terhadap suatu saham dalam suatu waktu, maka saham akan turun. Begitu pula sebaliknya, harga saham akan naik jika mayoritas investor memiliki persepsi yang baik. Sebagai konsekuensinya analis tidak akan memperhatikan alasan mengapa harga naik atau turun tetapi hanya mempelajari perubahan harga pada market saja. Kondisi ini dinyatakan dengan ungkapan lama yang terkenal di Wall Street, yaitu sell on good news. Kondisi tersebut terjadi karena harga yang ada di market telah merefleksikan berita tersebut sehingga kenaikan harga yang terjadi akan terbatas. 2. Price moves in trend Harga saham akan bergerak dalam suatu tren. Prinsip dasar dalam penggunaan analisis teknikal adalah jangan pernah mengambil keputusan transaksi yang melawan tren harga. Pengguna analisis ini percaya bahwa semua informasi tercermin pada harga pasar saham, sehingga tren tersebut 8

menunjukan sikap para pelaku pasar/ investor atas suatu saham. Tren turun menunjukan mayoritas pelaku pasar mengharapkan sahan tersebut turun, dan sebaliknya. Semakin banyak pelaku pasar menginginkan saham tersebut (keinginan ini dipicu oleh berbagai informasi, baik informasi finansial maupun non-finansial), permintaan akan naik dan akan berakibat pada harga saham yang juga akan naik. Dalam kondisi tersebut jangan pernah mencoba mengambil keputusan yang melawan kehendak pasar. Pahami tren yang ada dan ikuti kemana tren tersebut akan bergerak agar kita bisa memanfaatkan pergerakan harga tersebut untuk meningkatkan hasil investasi. 3. History repeats itself Data historis dapat digunakan untuk meprediksikan data/harga saham di masa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis teknikal mengingat adanya faktor psikologis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah manusia cenderung bereaksi terhadap sesuatu dengan cara yang sama. Misalnya jika terjadi kecelakaan pesawat terbang maka akan ada kecendrungan para masyarakat takut untuk berpergian menggunakan pesawat terbang. Namun kecemasan tersebut hanya terjadi selama beberapa saat saja. Setelah beberapa waktu, mereka melupakannya dan lupa terhadap kecemasan tersebut. Dalam bursa saham, hal ini bisa dilihat ketika terjadi peledakan bom di suatu tempat yang strategis atau penting, misalnya gedung BEJ di Jakarta atau gedung World Trade Centre (WTC) di USA, maka harga saham akan turun secara drastis. 9

Penurunan ini sebenarnya terjadi karena adanya panic selling atau kepanikan investor yang berlebihan sehingga mereka menjual saham tanpa banyak pertimbangan. Namun setelah beberapa waktu, mereka sadar bahwa harga sudah turun terlalu jauh (sangat murah), maka mereka mulai membeli dan harga akan kembali ke dalam kondisi normal. II.2 Analisis Teknikal Modern Pengguna analisa teknikal ini biasa disebut sebagai chartist. Penggunanya percaya bahwa tren dan signyal transaksi suatu saham dapat diperoleh berdasarkan bentuk pola tertentu dari grafik harga saham. Beberapa istilah yang sering digunakan, antara lain : chart, trend, support, dan resistance. II.2.1 Chart, Trend, Support and Resistance Edianto Ong mendefenisikan chart adalah sebuah gambar atau grafik yang fungsi utamanya menunjukan riwayat pergerakan nilai harga saham pada suatu periode waktu tertentu, sehingga dibutuhkan sebagai alat utama untuk melakukan suatu analisa secara teknikal. Terdapat tiga jenis chart yang paling sering digunakan, yaitu : line chart, bar chart, point and figure chart, dan candlestick charts 1. Line Chart Line chart adalah sebuah charts yang terbentuk dengan cara menghubungkan setiap titik dari harga penutupan pada tiap sesi. Oleh karena itu line chart tidak memberikan gambaran atas informasi lain seperti: harga 10

pembukaan, harga tertinggi, maupun harga terendah. Contoh line chart dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Line Chart 2. Bar Chart Bar chart terbentuk dari empat jenis harga, yaitu : harga penutupan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan. Harga pembukaan selalu berada di sebelah kiri, dan harga penutupan selalu berada di sebelah kanan. Sedangkan harga tertinggi dan harga terendah dihubungkan dengan garis vertikal di tengah antara harga pembukaan dan harga penutupan. Bar chart juga sering disebut dengan OHLC charts, yang menerangkan - O artinya = Opening Price (harga pembukaan) - H artinya = Highest Price (harga tertinggi) - L artinya = Lowest Price (harga terendah) 11

- C artinya = Closing Price (harga penutupan) Gambar 2. Bar chart 3. Candlestick Chart Sama halnya seperti sebuah bar di dalam bar chart, pada setiap candle di dalam candlestick juga mencerminkan empat komponen harga, yaitu : - O artinya = Opening Price (harga pembukaan) - H artinya = Highest Price (harga tertinggi) - L artinya = Lowest Price (harga terendah) 12

- C artinya = Closing Price (harga penutupan) Hanya saja badan atau body dari candlestick dibedakan warnanya antara harga yang naik (menguat) dengan harga yang turun (melemah), sehingga lebih mudah untuk dilihat secara visual dibandingkan dengan bar chart. Disebut dengan candlestick karena bentuknya yang menyerupai batang lilin. Green candle (badan candle yang berwarna hijau) menandakan pergerakan harga yang naik pada sesi tersebut, atau harga penutupan berada di atas harga pembukaan. Red candle (badan candle yang berwarna merah) menandakan pergerakan harga yang turun pada sesi tersebut, atau harga penutupan yang lebih rendah daripada harga pembukaan. Ada beberapa macam tipe candlestick chart yaitu: Hammer,, morning star, doji, hanging man, dark cloud cover, evening star, shooting star, dragonfly, gravestone. 3.1 Hammer Hammer terjadi setelah trend menurun yang kuat. Jika terjadi setelah trend menguat yang tajam maka disebut hanging man. Bentuknya seperti bullish pattern dengan lowest price yang dalam serta tidak memiliki highest price. Contoh gambar Hammer : Gambar 3. Hammer Candlestick 13

3.2 Morning Star Pattern seperti ini menandakan harga telah mencapai titik bawah (support) yang potensial. Munculnya star (candle yang ditengah) mengindikasikan akan terjadi trend balik bila diikuti bullish pada candle berikutnya. Star dapat berupa bull candle atau bear candle. Gambar 4. Morning Star 3.3 Doji Candlestick yang harga pembukaannya (hammer) sama dengan harga penutupan, menunjukan kekuatan bulls (pembeli) dan bears (penjual) yang seimbang. Gambar 5. Doji 14

3.4 Hanging Man Terjadi setelah uptrend yang signifikan. Terdiri dari dua candle dengan lowest price yang jauh kebawah tanpa highest price. Pattern seperti ini adalah kebalikan dari hammer pada bullish candlestick formation. Gambar 6. Hanging Man 3.5 Dark Cloud Cover Merupakan bearish pattern. Akan lebih kuat pengaruhnya apabila candle kedua muncul dibawah dari bullish candle pertama. Gambar 7. Dark Cloud Cover 3.6 Evening Star 15

Menunjukan bahwa harga sudah mencapai titik resistance point-nya. Star (candle yang ditengah) menunjukkan kemungkinan terjadi trend balik berupa bearish. Star dapat berupa bear candle atau pun bull candle. Gambar 8. Evening Star 3.7 Shooting Star Merupakan trend balik minor. Star harus memiliki highest price yang cukup panjang untuk dapat dikatakan shooting star. Gambar 9. Shooting star 3.8 Dragonfly 16

Juga merupakan titik balik. Hanya saja disini menunjukkan bahwa lowest price-nya jauh lebih besar dibanding highest price. Gambar 10. Dragonfly 3.9 Gravestone Open dan close serta lowest price adalah sama. Sementara highest price jauh meninggi. Gambar 11. Gravestone 4. Point and Figure Chart Point and figure berbeda dengan penggambarang grafik lainnya karena tidak digambarkan dalam waktu tapi dalam jumlah perdagangan dalam suatu kisaran harga tertentu. Grafik point and figure terdiri dari serangkaian O yang menggambarkan harga turun dan X yang menggambarkan harga naik. Gambar 12. Point and Figure 17

Masih mengarah kepada buku Ediando Ong yang menafsirkan Trend adalah kecendrungan arah pergerakan harga pada suatu pasar. Trend merupakan salah satu faktor kunci dalam studi teknikal analisis yang sering dikatakan dengan kalimat Trend is your friend atau Never fight the trend. Dalam Dow Theory dikatakan bahwa terdapat tiga jenis tren, antara lain: 1. Uptrend (kecendrungan harga naik), Gambar 13. Uptrend 2. Downtrend (kecendrungan harga turun), Gambar 14. Downtrend 18

3. Sideways or Trendless (kecendrungan harga ke samping/tetap). Gambar 15. Sideways or Trendless Masih mengacu pada bukunya, Edianto Ong menjelaskan Garis support adalah level di mana terdapat kecendrungan harga akan naik, karena pembeli yang lebih banyak daripada penjual, atau demand lebih besar dari pada supply. Sedangkan garis resistance adalah level di mana terdapat kecendrungan harga akan turun, karena penjual lebih banyak daripada pembeli, atau supply lebih besar daripada demand. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihatnya pada gambar di bawah ini. 19

Gambar 16. Support and Resistance II.2.2 Bollinger Band Indikator ini pertama kali ditemukan oleh seorang pakar teknikalis bernama John Bollinger pada tahun 1980-an. Teknik ini juga merupakan Moving Average yang dikembangkan menjadi dua garis, yaitu garis atas yang disebut Upper Band, dan garis bawah yang disebut Lower Band. Kedua garis pada indikator ini membungkus pergerakan harga saham yang 95% berada di dalamnya seperti pada MA Envelopes. Pergerakan harga saham yang berada di luar garis atas menandakan kondisi yang sedang overbought atau sinyal bearish. Sedangkan pergerakan harga saham yang berada di luar garis bawah menandakan kondisi sedang oversold atau sinyal bullish. Meskipun sangat mirip dengan MA (Moving average) Envelope namun Bollinger Band memiliki cara perhitungan yang berbeda karena melibatkan perhitungan volatility harga sebuah saham. Hal ini membuat tampilan garis Bollinger band yang bisa melebar dan menyempit berbeda dengan MA Envelope yang konstan. Setting standar yang 20

direkomendasikan oleh John Bollinger adalah 20-2. Artinya menggunakan MA-20 dengan 2 standar deviasi (2SD). Garis atas (Upper Band) adalah hasil MA-20 ditambahkan 2SD. Garis bawah (Lower Band) adalah hasil MA-20 dikurangi 2SD. Standar deviasi merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukan volatilitas sebuah saham, misalnya dengan mengukur perbedaan nilai harga penutupan dengan nilai rata-rata. Semakin tinggi standar deviasi maka menunjukan volatilitas yang semakin tinggi. Volatilitas yang tinggi ini pada garis Bollinger Band akan tercermin pada kedua garisnya yang membuka (melebar atau semakin berjauhan). Semakin dekat nilai harga penutupan dengan harga rata-rata maka standar deviasi akan semakin rendah, menandakan volatilitas sedang rendah. Hal ini akan tercermin pada kedua garis Bollinger Band yang merapat. Gambar 17. Bollinger Band Low Volatility 21

Gambar 18. Bollinger Band High Volatility Rumus Bollinger Band: Middle Bollinger Band berdasarkan n-day MA Upper Band = Middle Band + 2 * n period Standard Deviation Lower Band = Middle Band 2 * n period Standard Deviation Perhitungan standar deviasi : 22

Di mana: Xi :Harga saham X :Rata-rata harga saham/ MA n :Periode Contoh Perhitungan : 23

24

Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya bahwa terkadang suatu saham walaupun sedang dalam kondisi oversold (bullish) ataupun overbought (bearish) bisa saja tetap berada dalam sentiment tersebut selama beberapa waktu. Pada sebuah uptrend yang kuat harga akan berfluktuasi terus di sekitar garis atas atau upper band. Pada sebuah downtrend yang kuat harga akan terus menempel pada garis bawah atau lower band. Karena hal ini maka signal yang didapat dari indikator Bollinger Band lebih baik dikonfirmasikan lagi dengan teknik lain. Penulis sendiri lebih cenderung menggunakan Bollinger Band sebagai secondary tools atau alat konfirmasi saja. Contohnya niat untuk membeli saham tersebut akan ditunda jika seluruh body candlestick ternyata berada di luar Upper Band. Probabilitas harga saham untuk naik tentu lebih kecil. Sebaliknya bila kondisi seperti ini mengkonfirmasi sebuah rencana jual, maka saat itu trader akan berlangsung masuk full-positions sekaligus (biasanya trader melakukan averaging-up). Teknik yang sama juga digunakan untuk posisi taking-profit. Bila body candlestick sudah sepenuhnya berada di luar garis Bollinger Band maka posisi yang sudah ada akan ditutup sebagian (dikurangi) ataupun ditutup semuanya sekaligus (bila body candle meloncat jauh di atas / di bawah garis Bollinger). Cara alternatif lain untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan messenger stop-order agar lebih dekat. Gambar 19. Bollinger Band Over Bought and Sold 25

II.2.3 Fibonacci Fibonacci adalah nama lain dari seorang ahli matematika Italia di abad ke-12 yang juga dikenal dengan nama Leonardo Pisano. Pada teori ini mengggunakan basis perhitungan dari golden ratio pada perhitungan Fibonacci, yaitu : 0,1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144, dan seterusnya. Rasio ini sering disebut juga PHI. Ini adalah contoh deret perhitungannya : 233/144 = 1,618 610/377 = 1,618 377/233 =1,618 987/610 = 1,618 PHI memiliki peranan yang luas dalam kehidupan di alam raya ini. Fischer (1997) menyatakan phi merupakan The most important mathematical presentation of natural phenomena ever discovered. Deret Fibonacci diterapkan pada hampir seluruh hukum alam. Deret ini dapat kita temukan pada tubuh kita sendiri. Tubuh manusia ratarata adalah jika antara pusar dan telapak kaki dianggap berjarak 1 unit, maka tinggi seorang manusia setara dengan 1,618 unit. Lalu jarak antara ujung jari dan siku 26

dibandingkan dengan jarak antara pegelangan tangan dan siku, jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala dibandingkan panjang kepala, jarak antara pusar dan lutut dibandingkan dengan jarak telapak kaki, semua ini menghasilkan PHI. Selain itu PHI juga kita temukan pada lebah, dalam setiap sarang lebah, lebah betina jumlahnnya lebih banyak dari lebah jantan, perbandingan lebah betina dengan lebah jantan menghasilkan ratio yang sama yaitu PHI. Pada tumbuhan, PHI juga ditemukan pada bunga matahari. Biji bunga matahari tumbuh dengan melawan spiral, rasio dari setiap diameter rotasi ke rotasi berikutnya berjumlah sama yakni phi. Hampir semua ciptaan Tuhan di muka bumi ini dipengaruhi oleh PHI. Mengacu pada bukunya, Fischer juga menyatakan bahwa deret Fibonacci ditemukan pada pyramid, kerang laut spiral, sampi lukisan Leonardo Da Vinci yang terkenal Monalisa. Pada wajah Monalisa dan bahkan kita sendiri terdapat rasio emas ini. Panjang wajah dibandingkan dengan lebah wajah, jarak antara bibir dan titik dimana kedua alis mata bertemu dibandingkan panjang hidung, panjang wajah dibandingkan jarak antara ujung rahang dan titik di mana kedua alis mata bertemu, panjang mulut dibandingkan lebar hidung, dsb. Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa deret Fibonacci menjadi acuan hukum alam (nature s law). Berdasarkan penelitian, deret Fibonacci dapat digunakan sebagai salah satu cara analisa teknikal untuk memprediksi pergerakan harga saham di masa mendatang. Hal ini dikarenakan fluktuasi harga di pasar meurupakan refleksi yang kuat dengan fenomena alam, dan hukum alam dapat diukur dengan deret Fibonacci. Dalam analisis teknikal kita menggunakan kedua rasio tersebut, yakni PHI dan phi. Phi merupakan kebalikan dari PHI. Sedangkan phi merupakan direct ratio dari PHI, yaitu 1 /PHI sehingga hasil yang didapat adalah 0,618. Rasio-rasio inilah yang akan 27

kita pakai dalam analisis teknikal. Phi digunakan untuk menentukan besarnya koreksi dalam support dan resistance. II.2.4 Fibonacci Retracement Sejalan dengan perkembangan dunia pasar modal, indikator Fibonacci berkembang menjadi empat bagian besar, yakni Fibonacci Retracement, Fibonacci Expansion, Fibonacci Fan, Fibonacci Arc. Namun, untuk membatasi ruang lingkup, Penulis hanya akan membahas mengenai Fibonacci Retracement sebagaimana akan digunakan dalam penelitian. Retracement adalah istilah yang digunakan pada dunia saham untuk menggambarkan persentase penurunan suatu nilai harga saham dari puncak tertinggi ke dasar setelahnya. Pada setiap pergerakannya, baik uptrend maupun downtrend, suatu harga saham tentu tidak pernah bergerak searah secara terus menerus. Pergerakan arah yang berlawanan dengan tren aslinya ini disebut dengan koreksi atau secondary trend di dalam Dow Theory. Retracement mempunyai level-level tertentu yang paling banyak menarik minat para teknikalis. Dow Theory menggunakan percentage retracement 1/3 (atau 33%), ½ (atau 50%) dan 2/3 (atau 66%). Artinya: pergerakan harga diprediksi akan cenderung melanjutkan tren yang berlangsung setelah terkoreksi pada level-level ini. Di antara ketiga level tersebut di atas, level yang paling popular adalah retracement 50%. Sedangkan retracement 38.2% disebut sebagai level minimum, dan 61.8% di sebut sebagai level maksimum. Bila suatu tren utama tetap bertahan, seharusnnya koreksi akan terhenti di level maksimum 61.8%. Level 61.8% dikatakan menjadi area yang rendah resiko untuk membeli pada sebuah major uptrend ; atau menjual pada sebuah major downtrend. Bila level 28

maksimum ini tertembus, maka lebih besar kemungkinan terjadi reversal dan harga akan berlanjut atau menuju ke level retracement 100%. Gambar 20. Fibonacci Retracement Alternatif retracement lainnya yang hampir mirip dengan Dow Theory dikemukakan oleh William Delbert Gann (1878-1955) yang membagi sebuah tren menjadi 8 bagian, yaitu: 1/8, 2/8, 3/8, 4/8, 5/8, 6/8, 7/8, dan 8/8. Namun dia lebih menekankan level terpenting pada: 3/8 (38%), 4/8(50%) dan 5/8 (62%). Meskipun demikian, persentase retracement yang lebih standar digunakan saat ini adalah: 38,2% - 50% - 61,8%. Angka persentase 38,2%, 50% dan 61,8% ini didapat dari perhitungan Fibonacci, sehingga disebut sebagai Fibonacci Retracement. Berikut ini adalah contoh perhitungan Fibonacci Retracement. 0,00 merupakan angka pertama dari deret Fibonacci 0,236 merupakan pembagian fn dengan f n+3 29

0,382 merupakan hasil dari phi /PHI = 0,618 1,618 0,500 merupakan setengah dari 1 0,618 merupakan direct ratio 1/PHI = 1/1,618 1,618 merupakan PHI ratio Penggunaan Fibonacci Retracement ini cukup mudah, trader hanya perlu menguhubungkan antara Swing High dengan Swing Low dari harga. Swing high adalah candlestick yang terletak di antara candlestick-candlestick yang lebih tinggi disebelah kanan dan kirinya. Sedangkan Swing Low merupakan kebalikan dari Swing High yaitu bagian yang lebih rendah dibandingkan candle disebelah kanan dan kirinya. Untuk lebih jelasnya gambar di bawah ini menunjukan apa yang menjadi Swing High dan Swing Low. Gambar 21. Swing High and Swing Low 30

Dengan menghubungkan Swing High dan Swing Low pada Fibonacci Retracement maka secara otomatis harga support dan resistance akan muncul disana. Berikut ini adalah contoh gambar Retracement dengan menghubungkan Swing High dengan Swing Low. Gambar 22. Retracement Swing High and Low Seni dalam Fibonacci adalah bagaimana menentukan Swing High dan Swing Low yang tepat sehingga mendapatkan support dan resistance yang ideal. Trader memerlukan pengalaman dan trial error untuk menentukannya, semakin sering trader menggunakannya maka akan semakin mahir jadinya. 31

II.2.5 Risk Reward Ratio Menurut David Keller (2008), Risk Reward Ratio adalah sebuah rasio yang banyak digunakan oleh banyak investor untuk membantu membandingkan hasil yang diharapkan dari suatu investasi dengan jumlah resiko ini dilakukan untuk mendapatkan kembali reward. Rasio ini dihitung dengan membagi matematis jumlah keuntungan trader yang akan dibuat bila ada posisi tertutup (yakni reward) oleh jumlah ia berani kehilangan jika harga bergerak di arah yang tidak terduga (yakni risk). Sebagai contoh : katakanlah seorang trader membeli 100 lot saham dari perusahaan pada harga $20 dan meletakan order stop loss pada $15 dan memastikan kerugian yang berani ditanggung tidak melebihi $500. Mari kita asumsikan trader ini percaya harganya akan mencapai $30 dalam beberapa hari ke depan. Dalam kasus ini trader berani untuk menanggung resiko kerugian sebesar $5 per lot dan mendapatkan keuntungan $10 per lot setelah trader menutup transaksinya. Semenjak trader menetapkan untuk membuat keuntungannya dua kali lipat dari kerugian yang berani ditanggung, trader mengatakan perbandingan 1:2 risk/reward ratio. 32