BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

dokumen-dokumen yang mirip
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

BAB II TINJAUAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU

2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

Koping individu tidak efektif

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Tindakan Keperawatan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang optimal. Salah satu teori orem ialah self care deficit, Inti dari teori ini

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

d. Sosial Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri

KARYA TULIS ILMIAH. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapai Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register


BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II PENGELOLAAN KASUS

NURSING CARE PLAN (NCP)

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

BAB II TINJAUAN TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan

perkembangan inisiatif terganggu.

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan

BAB II PENGELOLAAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat

BAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III TINJAUAN KASUS

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

Transkripsi:

BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang perawatan diri ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting (Buang Air Besar atau Buang Air Kecil) (Mukhripah, 2008). Higiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien disebut higiene perorangan (perry & poter, 2006). Personal hygiene berasal dari Bahasa Yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan dan Hygien berarti sehat kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis sesuai kondisi kesehatannya (Wartonah, 2006). Defisit Perawatan Diri gangguan kemampuan melakukan aktivitas yang terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau kebersihan diri secara mandiri (Nanda, 2006). Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima aktivitas perawatan 7

diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting, instrumental) (Carpenito, 2007). B. Etiologi Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah: 1. Faktor Predisposisi a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. c. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri. 2. Faktor presipitasi Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain: 8

a. Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktik sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. c. Status sosioekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya. Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri (Nanda, 2006). 9

3. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut Wartonah (2006) yaitu : a. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. C. Tanda Dan Gejala Menurut Mukhripah (2008) kurang perawatan diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut : a. gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor. b. ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut acakacakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan. c. ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya. 10

d. ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB atau BAK. D. Manifestasi Klinik Adapun jenis dan karakteristik kurang perawatan diri tanda dan gejala menurut Nanda (2006) meliputi : 1. Kurang perawatan diri mandi atau hygiene Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau kebersihan diri secara mandiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi. 2. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu. 3. Kurang perawatan diri makan Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas makan, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi 11

makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman. 4. Kurang perawatan diri toileting Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet atau menggunakan pispot, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. E. Mekanisme Koping Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor meliputi status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal, organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and Sundeen, 1998). F. Masalah Keperawatan Menurut Keliat (2006) masalah keperawatan yang muncul untuk kasus ini adalah : 1. Gangguan pemeliharaan kesehatan. 2. Defisit perawatan diri : mandi, berhias. 3. Menarik diri. 12

G. Pohon Masalah Gangguan pemeliharaan kesehatan Defisit perawatan diri : mandi, berhias core problem Isolasi sosial : menarik diri Skema 1 : pohon masalah defisit perawatan diri : mandi, berhias (Sumber : Keliat, 2006) H. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan dari skema pohon masalah defisit perawatan diri adalah sabagai berikut : 1. Gangguan pemeliharaan kesehatan 2. Defisit perawayan diri 3. Menarik diri 13

I. Intervensi Defisit perawatan diri merupakan core problem atau diagnosa utama dalam pohon masalah diatas, berikut ini adalah rencana asuhan keperawatan dari defisit perawatan diri (Keliat, 2006). No Dx Dx Keperawat an Tujuan Perencanaan Kriteria evaluasi Intervensi 1 Defisit perawatan diri TUM : Pasien dapat memelihara kebersihan diri secara mandiri TUK : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, klien bersedia berjabat tangan, klien bersedia menyebutkan nama, ada kontak mata, klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat, klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik 1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal 2. Perkenalkan diri dengan sopan 3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan 4. Jelaskan tujuan pertemuan 5. Jujur dan menempati janji 6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya 7. Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien 1. Mengidentifikasi kebersihan diri klien 2. Menjelaskan pentingya kebersihan diri Klien dapat menyebutkan kebersihan dirinya Klien dapat memahami pentingnya kebersihan diri 1. Kaji pengetahuan klien tentang kebersihan diri dan tandanya 2. Beri kesempatan klien untuk menjawab pertanyaan 3. Berikan pujian terhadap kemampuan klien menjawab pertanyaan 1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri 2. Meminta klien menjelaskan kembali pentingnya kebersihan diri8 3. Diskusikan dengan klien tentang kebersihan 14

3. Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan diri dan cara melakukan kebersihan diri 4. Menjelaskan cara makan yang benar 5. Menjelaskan cara mandi yang benar 6. Menjelaskan cara berdandan yang benar 7. Menjelaskan cara toileting yang benar 8. Mendiskusikan masalah yang dirasakan Klien dapat menyebutkan dan dapat mendemonstrasikan dengan alat kebersihan Klien dapat mengerti cara makan yang benar Klien dapat mengerti cara mandi yang benar Klien dapat mengerti cara berdandan yang benar Klien dapat mengerti cara toileting yang benar Keluarga dapat mengerti tentang merawat klien diri 4. Beri penguatan positif atas jawabannya 1. Menjelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri 2. Memperagakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk membersihkan diri 3. Meminta klien untuk memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri 4. Beri pujian positif terhadap klien 1. Menjelaskan cara makan yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan mendemonstrasikan cara yang benar 3. Memberi pujian positif terhadap klien 1. Menjelaskan cara mandi yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan mendemonstrasikan cara yang benar 3. Memberi pujian positif terhadap klien 1. Menjelaskan cara berdandan yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan mendemonstrasikan cara yang benar 3. Memberi pujian positif terhadap klien 1. Menjelaskan cara toileting yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan mendemonstrasikan cara yang benar 3. Memberi pujian positif terhadap klien 1. Menjelaskan kepada keluarga tentang pengertian tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit perawatan 15

2 Menarik diri keluarga dalam merawat pasien TUM: Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain TUK: 1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien 1) Klien dapat mengungkapkan perasaannya 2) Klien dapat mengungkapkan penyebab isolasi sosial : menarik diri diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya 2. Menjelaskan kepada keluarga cara cara merawat pasien defisit perawatan diri 3. Beri kesempatan keluaraga untuk bertanya 4. Beri pujian positif terhadap keluarga a. Beri kesempatan untuk mengukapkan perasaan nya b. Bantu klien dapat mengukapkan penyebab isolasi sosial 2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain 1) Diharapkan klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri - Banyak teman - Tidak kesepian - Bisa berdiskusi - Saling menolong Kerugian menarik diri, misal: - Sendiri - Kesepian - Tidak bisa diskusi a. Klien mampu meyebutkan Keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. Tanyakan pada klien tentang : Manfaat hubungan sosial Kerugian menarik diri. 16

3. Melatih klien berkenalan dengan satu orang 4. Melatih klien berkenalan dengan 2 orang atau lebih 1) Klien dapat memperagakan cara berkenalan dengan 1 orang 1) Klien dapat mendemonstrasikan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih 2) Klien merasa senang a. Beri reinforcement positif atas keberhasilan dan usaha klien dalam berkenalan dengan 1 orang b. Motivasi klien untuk lebih banyak lagi berkenalan dengan orang a. Motivasi klien untuk berkenalan lebih banyak lagi dengan orang b. Anjurkan klien untuk mengikuti lalu mempraktekkan berkenalan dengan lebih banyak orang c. Beri reinforcement positif atas tindakan benar yang dilakukan klien 5. Melatih klien berinteraksi dengan kelompok 1) Klien mau mengikuti dan mempraktekan apa yang di ajar kan 2) Klien senang a. Mendiskusikan masalah yang 1) Keluarga dapat : dirasakan keluarga - Menjelaskan perasaan nya dalam merawat - Menjelaskan cara merawat klien b. Menjelas klien menarik diri - Mendemonstrasikan cara kan pengertian perawatan klien menarik diri menarik diri, tanda - Berpartisipasi dalam dan gejala serta perawatan klien menarik diri proses terjadinya 1) Keluarga mengerti dan a) Motivasi klien untuk mengikuti apa yang telah diajarkan b) Beri contoh cara berkenalan dengan kelompok selamat pagi temen 2 nama saya perawat fajar c) Beri reinforcement positif atas tindakan klien yang benar a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga - Saling berkenalan - Jelaskan tujuan - Buat kontrak - Ekplorasi perasaan keluarga klien b) Motivasi keluarga klien untuk menyetujui dan mengikuti kontrak c) Diskusikan dengan keluarga klien tentang : 17

c. Menjelas kan cara merawat klien isolasi sosial : menarik diri meyebutkan kembali pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial : menarik diri. - Isolasi sosial : menarik diri - Penyebab isolasi sosial - Akibat yang akan terjadi jika isolasi sosial : menarik diri tidak di tangani - Cara keluarga menghadapi isolasi sosial : menarik diri d) Dorong anggota keluarga untuk mengikuti cara merawat klien isolasi sosial : menarik diri e) Beri reinforcement positif pada keluarga 18

3 Gangguan pemeliharaan kesehatan TUM: Klien dapat menjaga kesehatannya TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, klien bersedia berjabat tangan, klien bersedia menyebutkan nama, ada kontak mata, klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat, klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik 1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal 2. Perkenalkan diri dengan sopan 3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan 4. Jelaskan tujuan pertemuan 5. Jujur dan menempati janji 6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya 7. Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien 2. mengidentifikasi masalah pemeliharaan kesehatan 1. Klien dapat memahami pengertian, penyebab, keuntungan dan kerugian masalah pemeliharaan kesehatan 1. Klien mampu meyebutkan penyebab, keuntungan dan kerugian gangguan pemeliharaan kesehatan. 2. Berikan pujian atas jawaban yang benar. 3. Jelaskan ulang bila ada materi yang belum dipahami. 19

a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien b. menjelaskan pengertian gangguan pemeliharaan kesehatan, dan penyebabnya c. Menjelaskan cara merawat klien gangguan pemeliharaan kesehatan Keluarga dapat : - Menjelaskan perasaan nya - Menjelaskan cara merawat klien mengenai gangguan pemeliharaan Keluarga mengerti dan meyebutkan kembali pengertian, dan penyebab terjadinya gangguan pemeliharaan kesehatan 1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga - Saling berkenalan - Jelaskan tujuan - Buat kontrak - Ekplorasi perasaan keluarga klien 2. Motivasi keluarga klien untuk menyetujui dan mengikuti kontrak 3. Diskusikan dengan keluarga klien tentang : - Gangguan pemeliharaan kesehatan - Penyebab gangguan pemeliharaan kesehatan - Akibat yang akan terjadi jika gangguan pemeliharaan kesehatan tidak ditanganicara 4. Dorong anggota keluarga untuk mengikuti cara merawat klien gangguan pemeliharaan kesehatan 5. Beri reinforcement positif pada keluarga 20