mg/l yang merupakan tingkat konsentrasi COD tertinggi yang dapat dihasilkan

dokumen-dokumen yang mirip
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Peningkatan jumlah industri ini diikuti oleh penambahan jumlah limbah, baik

VI. ESTIMASI MARGINAL ABATEMENT COST (MAC) Besar kecilnya tingkat pencemaran yang disebabkan oleh pembuangan

ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT. 7.1 Analisis Willingness To Accept dengan Pendekatan Metode Contingent Valuation Method

Lampiran 1. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Sungai

VII. ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT RUMAHTANGGA MENERIMA GANTI RUGI PEMUKIMAN Analisis Kesediaan Rumahtangga Menerima Ganti Rugi Pemukiman

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Eksternalitas Positif Potensi Wisata Air BKB

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

III. KERANGKA PEMIKIRAN Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept Responden. nilai WTA dari masing-masing responden adalah:

III. METODE PENELITIAN

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Kesediaan untuk Menerima (Willingness to Accept/WTA)

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berada di wilayah

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

BAB V ANALISIS DATA. pendapatan usaha kecil dan menengah (UKM) yang telah dilakukan dapat

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

IV. METODELOGI PENELITIAN

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada perusahaan farmasi yaitu PT. Prafa, yang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di

BAB IV HASIL PENELITIAN. Bulan Desember Subjek penelitian adalah pasien atau pengantar pasien

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

IV. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, DAYA TARIK IKLAN, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID SAMSUNG DI KOTA TANGERANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.2. Data dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai ERP Dilihat dari Willingness To Pay (WTP) Pengguna Jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar kimia SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif pemerintah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit kelas A, yaitu RSUD dr.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

ANALISIS PENETAPAN NILAI PAJAK LINGKUNGAN INDUSTRI KERTAS. (Studi Kasus: PT Aspex Kumbong, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor) Oleh: RETNO DAMAYANTI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

STUDI DAYA DUKUNG SUNGAI DI PERKEBUNAN KALIJOMPO KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling. menggunakan kartu Indosat Ooredoo.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penyebaran angket/kuisioner untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Kayu Jati yang berada di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur.

VI ANALISIS RISIKO HARGA

Transkripsi:

mg/l yang merupakan tingkat konsentrasi COD tertinggi yang dapat dihasilkan oleh perusahaan sebelum adanya upaya dalam proses pengolahan air limbah. Hal ini berarti tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Seiring pengurangan konsentrasi COD yang semakin besar maka MAC yang dikeluarkan juga akan semakin besar. Dengan demikian apabila perusahaan (PT. UNITEX) berupaya untuk mengurangi konsentrasi COD sampai mencapai 0 mg/l, maka biaya tambahan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 242.996.995,00 270000000 MAC COD 240000000 (0;242.996.995) 210000000 180000000 Rupiah Rupiah 150000000 120000000 90000000 60000000 30000000 (375;0) 0 0 0 Konsentrasi Parameter COD (mg/l) 375 Gambar 22. Kurva MAC untuk Parameter COD VII. ESTIMASI MARGINAL DAMAGE (MD)

7.1 Estimasi Nilai MD Dalam penelitian ini untuk mengetahui MD masyarakat menggunakan nilai total WTA masyarakat melalui pendekatan CVM. MD merupakan tambahan biaya kerusakan karena tambahan satu-satuan (mg/l) konsentrasi parameter limbah cair yang bersifat intangibel. Oleh karena itu, menggunakan pendekatan WTA yang digunakan untuk mengestimasi nilai kerusakan dari barang lingkungan yang dapat diukur secara ekonomi (tangibel). Dengan demikian nilai MD dapat dilihat dari total WTA masyarakat. Untuk memperoleh nilai WTA masyarakat menggunakan metode CVM yang merupakan teknik survei penilaian WTA secara langsung dengan survei dan wawancara dengan kuesioner. Hasil pelaksanaan enam langkah kerja dalam metode CVM sebagai berikut: 1. Pasar Hipotesis (Setting Up The Hypothetical Market) Untuk memberikan gambaran responden kepada masyarakat mengenai pentingnya nilai jasa lingkungan Sungai Cibudig bagi masyarakat, responden dihadapkan pada dua kondisi aktual, sebagai berikut: Kondisi I: Seluruh responden diberikan penjelasan mengenai keadaan air sungai di bagian hulu sebelum terjadinya pencemaran dan kondisi Sungai Cibudig sebelum terkontaminasi pembuangan air limbah PT. UNITEX. Selanjutnya responden diminta membandingkan kerugian yang dirasakan dari perubahan kondisi air tersebut. Kondisi II :

Seluruh responden diberikan penjelasan mengenai keadaan Sungai Cibudig yang sudah tercemar pembuangan air limbah PT. UNITEX dibandingkan dengan kondisi Sungai Cibudig sebelum terkontaminasi pembuangan air limbah PT. UNITEX. Jika ada pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat yang merasakan perubahan kondisi air tersebut, sehubungan dengan itu, responden akan ditanyakan besarnya dana kompensasi yang dikehendaki per bulan. Dengan demikian responden memperoleh gambaran situasi pasar hipotesis mengenai dana kompensasi sebagai ganti rugi karena adanya penurunan kualitas lingkungan (pencemaran air). 2. Nilai Penawaran WTA (Obtaining Bids) Berdasarkan nilai WTA yang didapatkan dari hasil wawancara (tatap muka) dengan responden, maka diperoleh beberapa nilai dana kompensasi yang bersedia diterima responden (WTA). Dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata nilai WTA responden sebesar Rp 86.097,56 per bulan per keluarga. 3. Rataan Nilai WTA (Estimating Mean WTA/EWTA) Dugaan rataan WTA (EWTA) responden dihitung berdasarkan data distribusi WTA responden dapat dilihat Tabel 15. Tabel 15. Distribusi WTA Responden No. Nilai WTA (Rp/bln) Frekuensi (Orang) Frekuensi Relatif Jumlah (Rp/bln) 1. 50.000 2 0,05 2.439,02 2. 60.000 3 0,07 4.390,24 3. 70.000 6 0,15 10.243,90 4. 75.000 2 0,05 3.658,54 5. 80.000 8 0,20 15.609,76 6. 85.000 2 0,05 4.146,34 7. 100.000 16 0,39 39.024,39 8. 120.000 1 0,02 2.926,83 9. 150.000 1 0,02 3.658,54 Jumlah 41 1 86.097,56

Dari perhitungan di atas diperoleh dugaan rataan WTA (EWTA) sebesar Rp 86.097,56 per bulan per kepala keluarga. 4. Kurva Penawaran WTA (Bid Curve) Kurva WTA merupakan kurva yang menghubungkan antara nilai WTA yang diinginkan oleh masyarakat (Rp/bulan) dengan tingkat pencemaran masingmasing konsentrasi parameter BOD dan COD (mg/l). Dalam penelitian ini kurva penawaran WTA dijadikan sebagai kurva MD masyarakat. Dengan demikian, kurva MD masyarakat merupakan kurva yang menghubungkan antara nilai kerusakan (rupiah) dengan masing-masing konsentrasi parameter BOD dan COD (mg/l). Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden, didapatkan kurva MD masyarakat untuk masing-masing parameter BOD dan COD dapat dilihat pada Gambar 23 dan 24. 5. WTA Total (Agregating Data) Tabel 16 menunjukkan hasil perhitungan total WTA dari masyarakat (TWTA). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTA dari responden sebesar Rp 3.530.000,00. Tabel 16. Total WTA (TWTA) Responden No. Nilai WTA (Rp/bulan) Frekuensi (orang) Jumlah (Rp/bulan) 1. 50.000 2 100.000 2. 60.000 3 180.000 3. 70.000 6 420.000 4. 75.000 2 150.000 5. 80.000 8 640.000 6. 85.000 2 170.000 7. 100.000 16 1.600.000 8. 120.000 1 120.000 9. 150.000 1 150.000 Total 41 3.530.000

Tabel 17 berikut ini menujukkan ringkasan rataan WTA responden, TWTA responden, dan TWTA masyarakat beserta tingkat konsentrasi parameter ketika kondisi sebelum ada pencemaran dan kondisi Sungai Cibudig setelah tercemar pembuangan air limbah PT. UNITEX. Tabel 17. Rataan WTA Responden, TWTA Responden, dan TWTA Masyarakat Beserta Tingkat Konsentrasi Masing-Masing Parameter Kondisi Rataan WTA TWTA TWTA Tingkat Konsentrasi Responden Responden Masyarakat Parameter (Rupiah) (Rupiah (Rupiah) Kondisi Sebelum Ada BOD = 2 mg/l Pencemaran COD = 10 mg/l 0 0 0 Kondisi Sungai Cibudig Setelah BOD = 12 mg/l Tercemar Pembuangan 86.097,56 3.530.000 6.026.829,20 Limbah PT. UNITEX COD = 192 mg/l Nilai rataan WTA responden dan TWTA masyarakat terhadap kondisi sebelum ada pencemaran, masing-masing sebesar Rp 0,00 dan sebagai acuan dalam menentukan tingkat konsentrasi terhadap kondisi sebelum adanya pencemaran tersebut adalah PP RI No.82/2001 untuk klasifikasi mutu air kelas satu. Sementara itu, nilai WTA rata-rata yang diinginkan oleh responden sebesar Rp 86.097,56/KK/bulan dan TWTA responden sebesar Rp 3.530.000,00. Setelah diperoleh nilai rataan WTA responden maka dapat diduga nilai total WTA masyarakat Total WTA (TWTA) dari masyarakat sebesar Rp 6.026.829,20/bulan.

6. Evaluasi Pelaksanaan CVM berikut: Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh model WTA i sebagai WTA i = 85196.87 3387,158 X 1i + 55,00213X 2i + 1095,041X 3i 50,14336X 4i + 1334,641X 5i 0,007307X 6i + 28148,90X 7i +ε i dimana: X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 i ε = Tingkat pendidikan (tahun) = Lama tinggal (tahun) = Jumlah tanggungan (orang) = Jarak tempat tinggal dengan sungai (meter) = Jenis kelamin (bernilai 1 untuk laki-laki dan bernilai 0 untuk perempuan ) = Tingkat pendapatan (rupiah/bulan) = Pengetahuan mengenai dampak negatif limbah (bernilai satu jika tahu dan bernilai nol jika tidak tahu ) = Responden ke i yang bersedia menerima dana kompensasi (i=1,2,,41) = Galat Tabel 18 menunjukkan hasil analisis nilai WTA responden. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 18. Hasil Analisis Nilai WTA Responden Variabel Koefisien Prob. Keterangan C (konstanta) 85196.87 0.0000 - X 1 Tingkat pendidikan (tahun) -3387.158 0.0000* Berpengaruh nyata X 2 Lama tinggal (tahun) 55.00213 0.7251 Tidak Berpengaruh nyata X 3 Jumlah tanggungan (orang) 1095.041 0.6459 Tidak Berpengaruh nyata X 4 Jarak (meter) -50.14336 0.1718*** Berpengaruh nyata X 5 Dummy jenis kelamin 1334.641 0.7877 Tidak Berpengaruh nyata X 6 Pendapatan (rupiah/bulan) -0.007307 0.1992*** Berpengaruh nyata X 7 Dummy pengetahuan dampak negatif limbah 28148.90 0.0832** Berpengaruh nyata R-squared 0.540419 Adjusted R-squared 0.442933 F-statistic 5.543514 Prob(F-statistic) 0.000278 Keterangan: *, **, *** = tingkat kepercayaan berturut-turut adalah 99%, 90%, dan 80%

Dari hasil pengolahan data pada Tabel 18 di atas diperoleh bahwa model yang dihasilkan tergolong baik karena R 2 yang dihasilkan bernilai 54,04 persen artinya keragaman WTA responden sebesar 54,04 persen dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel penjelas dalam model, sedangkan sisanya sebesar 45,96 persen dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Nilai R 2 untuk data cross section dari survei WTA seringkali tidak tinggi sebagaimana yang diberikan model-model data cross section hasil penelitian dengan menggunakan metode selain CVM. Penelitian yang berkaitan dengan benda-benda lingkungan dapat mentolerir nilai R 2 sampai 15 persen (Mitchell dan Carson, 1989 dalam Harianja, 2006). Oleh karena itu hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian ini, masih dapat diyakini kebenarannya atau keandalannya (reliable). Secara bersama-sama, variabel-variabel bebas berpengaruh nyata terhadap model. Data yang digunakan dalam analisis ini telah diuji normalitasnya (menyebar normal) dengan uji Jarque Bera sehingga data tersebut valid untuk diolah dengan teknik regresi berganda. Model yang dihasilkan juga telah diuji multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Dari hasil uji keduanya, tidak diperoleh pelanggaran. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Variabel tingkat pendidikan secara nyata mempengaruhi model pada tingkat kepercayaan adalah 99 persen karena masing-masing memiliki nilai P- value sebesar 0.0000 artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf α = 1 persen. Nilai koefisien bertanda negatif berarti bahwa jika tingkat pendidikan responden rendah, maka responden tersebut akan memberikan nilai WTA yang lebih tinggi dan sebaliknya. Hubungan ini tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan

responden maka nilai WTA yang diinginkan semakin besar. Ketidaksesuaian tanda tersebut disebabkan sebagian responden berpendidikan rendah tidak menghitung perbandingan biaya untuk pengolahan air limbah dan dana kompensasi, responden langsung menyebut nilai dana kompensasi yang tinggi. Variabel pengetahuan responden mengenai dampak negatif limbah berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf α = 10 persen dikarenakan memiliki P-value sebesar 0.0832. Nilai koefisien menunjukkan tanda positif. Hal ini berarti jika responden mengetahui dampak negatif dari limbah maka mempengaruhi responden untuk memberikan nilai WTA yang lebih tinggi. Variabel jarak dan pendapatan secara nyata mempengaruhi model pada tingkat kepercayaan 80 persen. Variabel jarak memiliki nilai P-value sebesar 0.1718 artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf α = 20 persen. Variabel jarak memiliki nilai koefisien bertanda negatif (-) artinya semakin dekat jarak tempat tinggal dengan sungai maka responden semakin merasakan langsung dampak negatif akibat pembuangan limbah terutama bau yang tidak sedap sehingga nilai WTA yang dikehendaki juga semakin tinggi. Selain itu, semakin dekat jarak sungai dengan rumah dapat menunjukkan responden semakin memiliki ketergantungan dengan sungai sehingga nilai WTA yang diinginkan juga semakin tinggi. Sementara itu, variabel tingkat pendapatan memiliki P-value sebesar 0.1992 artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf α = 20 persen. Nilai koefisien menunjukkan tanda negatif, yang berarti semakin besar pendapatan responden maka semakin rendah nilai WTA. Semakin besar pendapatan maka responden semakin tidak membutuhkan dana kompensasi yang tinggi karena pendapatan yang diperoleh

dianggap dapat memenuhi biaya kebutuhan hidup. Sebaliknya, jika tingkat pendapatan responden lebih rendah diduga akan memberikan nilai WTA yang lebih tinggi. 7.2 Estimasi Persamaan dan Kurva Marginal Damage (MD) Estimasi persamaan MD untuk masing-masing parameter didapatkan dengan pendekatan persamaan garis linier dua titik. Perhitungan persamaan MD untuk parameter BOD dan COD masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 9. Untuk mengetahui nilai MD menggunakan nilai total WTA masyarakat. Persamaan dan kurva MD untuk masing-masing parameter sebagai berikut: 1. Persamaan dan Kurva MD untuk Parameter BOD Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persamaan MD masyarakat untuk parameter BOD sebagai berikut: MD = -1.228.335,718+ 614.167,859 BOD Pada persamaan di atas, nilai 614.168 menunjukkan apabila terjadi peningkatan konsentrasi parameter BOD dari 2 mg/l menjadi 3 mg/l maka tambahan biaya kerusakan yang diterima oleh masyarakat meningkat menjadi sebesar Rp 614.168,00. Sebagai contoh apabila terjadi kenaikan BOD dari 2 mg/l menjadi 3 mg/l maka biaya kerusakan yang diterima masyarakat yang awalnya sebesar Rp 0,00 menjadi Rp 614.168,00. Hal ini menunjukkan kenaikan konsentrasi BOD setiap 1 mg/l terjadi peningkatan biaya kerusakan sebesar Rp 614.168,00. Dengan demikian melalui persamaan tersebut dapat diketahui biaya tambahan kerusakan yang diterima masyarakat ketika terjadi peningkatan konsentrasi BOD setiap 1 mg/l adalah sebesar Rp 614.168,00. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi

lingkungan bahwa semakin tinggi konsentrasi BOD yang dilepaskan ke lingkungan maka semakin besar tambahan biaya kerusakannya. Persamaan di atas menunjukkan pencemaran baru terjadi ketika konsentrasi parameter BOD 3 mg/l sedangkan untuk konsentrasi BOD di bawah 3 mg/l dengan ambang batas 2 mg/l, belum terjadi pencemaran sehingga dianggap tambahan biaya kerusakan sampai mencapai ambang batas tersebut sebesar Rp 0,00. Selanjutnya dibuat kurva MD berdasarkan total WTA masyarakat. Kurva MD ini menggambarkan hubungan nilai kerusakan (Rp/bulan) dengan tingkat pencemaran. Pada gambar tersebut dimulai di sebelah kanan titik (0,0) yang berarti bahwa pencemaran baru mulai pada sejumlah konsentrasi tertentu (mg/l) kemudian kerusakan meningkat secara linier dengan bertambahnya konsentrasi. Penentuan tingkat konsentrasi ambang, berdasarkan klasifikasi mutu air kelas satu dalam PP RI No.82/2001 mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Pada kurva MD untuk parameter BOD dimulai dari konsentrasi sebesar 2 mg/l artinya kerusakan akibat pencemaran air baru terjadi setelah konsentrasi BOD sebesar 2 mg/l. Dengan demikian sampai mencapai ambang batas, tambahan kerusakan bernilai Rp 0,00 karena belum terjadi pencemaran. Seiring bertambahnya konsentrasi BOD maka tambahan kerusakan akan meningkat secara linier. Kerusakan total pada kurva tersebut ditunjukkan berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi Sungai Cibudig setelah tercemar pembuangan air limbah PT. UNITEX untuk parameter BOD adalah sebesar 12 mg/l dengan nilai kerusakan sebesar Rp 6.026.829,20. Gambar 23 menunjukkan kurva MD untuk parameter BOD.

7000000 6000000 MD BOD (12;6.026.829,20) 5000000 Rupiah 4000000 3000000 2000000 1000000 0 (2;0) 2 12 Konsentrasi Parameter BOD (mg/l) Gambar 23. Kurva MD untuk Parameter BOD 2. Persamaan dan Kurva MD untuk Parameter COD Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persamaan MD untuk parameter COD sebagai berikut: MD = -332.056,7052 + 33.205,67052 COD Pada persamaan di atas, nilai 33.206 menunjukkan apabila terjadi peningkatan konsentrasi parameter COD dari 10 mg/l menjadi 11 mg/l maka tambahan biaya kerusakan yang diterima oleh masyarakat meningkat menjadi sebesar Rp 33.206,00. Sebagai contoh apabila terjadi kenaikan COD dari 10 mg/l menjadi 11 mg/l maka biaya kerusakan yang diterima masyarakat yang awalnya sebesar Rp 0,00 menjadi Rp 33.206,00. Hal ini menunjukkan kenaikan konsentrasi COD setiap 1 mg/l terjadi peningkatan biaya kerusakan sebesar Rp 33.206,00. Dengan demikian melalui persamaan tersebut dapat diketahui biaya tambahan kerusakan yang diterima masyarakat ketika terjadi peningkatan konsentrasi COD setiap 1 mg/l adalah sebesar Rp 33.206,00. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi

lingkungan bahwa semakin tinggi konsentrasi COD yang dilepaskan ke lingkungan maka semakin besar tambahan biaya kerusakannya. Persamaan di atas menunjukkan pencemaran baru terjadi ketika konsentrasi parameter COD 11 mg/l sedangkan untuk konsentrasi COD di bawah 11 mg/l dengan ambang batas 10 mg/l, belum terjadi pencemaran sehingga dianggap tambahan biaya kerusakan sampai mencapai ambang batas tersebut sebesar Rp 0,00. Selanjutnya dibuat kurva MD berdasarkan total WTA masyarakat. Kurva MD ini menggambarkan hubungan nilai kerusakan (Rp/bulan) dengan tingkat pencemaran. Pada gambar tersebut dimulai di sebelah kanan titik (0,0) yang berarti bahwa pencemaran baru mulai pada sejumlah konsentrasi tertentu (mg/l) kemudian kerusakan meningkat secara linier dengan bertambahnya konsentrasi. Penentuan tingkat konsentrasi ambang, berdasarkan klasifikasi mutu air kelas satu dalam PP RI No.82/2001 mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Pada kurva MD untuk parameter COD dimulai dari konsentrasi sebesar 10 mg/l artinya kerusakan akibat pencemaran air baru terjadi setelah konsentrasi BOD sebesar 10 mg/l. Dengan demikian sampai mencapai ambang batas, tambahan kerusakan bernilai Rp 0,00 karena belum terjadi pencemaran. Seiring bertambahnya konsentrasi COD maka tambahan kerusakan akan meningkat secara linier. Kerusakan total pada kurva tersebut ditunjukkan berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi Sungai Cibudig setelah tercemar pembuangan air limbah PT. UNITEX untuk parameter COD adalah sebesar 192 mg/l dengan nilai kerusakan sebesar Rp 6.026.829,20. Gambar 24 menunjukkan kurva MD untuk parameter COD.

7000000 6000000 MD COD (192;6.026.829,20) 5000000 Rupiah 4000000 3000000 2000000 1000000 0 (10;0) 10 192 Konsentrasi Parameter COD (mg/l) Gambar 24. Kurva MD untuk Parameter COD